• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[universal]Metteya Buddha or Ju Lai Fo

@huangkelin

Mungkin kehidupan Buddha Hidup Ci Kung kurang lebih sama seperti yang sering kita baca di buku atau nonton di film. Beliau di kenal masyarakat setempat karena hati belas kasih kepada orang-2 yang tertimpa musibah, suka menolong walau punya sifat yang sangat urakan. Oleh karena itu Beliau di beri Julukan "Buddha Hidup" semasa hidupnya oleh masyarakat setempat karena prilaku, kata-2, tindak tanduk Beliau mirip dgn seorang Buddha Hidup atau di mayarakat China, Beliau di beri julukan "Ci Kung Huo Fuo"
 
@singthung
Ju Lai Fo (bahasa mandarin) artinya Buddha yang akan datang...
Ju Lai = akan datang
Fo = Buddha

o y...ada yg punya story of zhong gui sama ksitigarbha bodhisatva??

aku ada cerita tentang sitigarbha bodhisatva ceritanya begini

Raja Ksitigarbha (Ti Cang Wang Phu Sa)

Raja Ksitigarbha (Ti Cang Wang Phu Sa) adalah salah satu dari empat Bodhisatwa dalam aliran Buddha. Meskipun ia bisa mencapai pencerahan, ia bersumpah untuk menyelamatkan semua makhluk fana sebelum melakukannya. Ia terkenal karena menyatakan: “Selama Neraka belum kosong, aku takkan mendapatkan pencerahan.” Ia dikisahkan sebagai Maudgalyayana pada kehidupan sebelumnya.

Festival Maudgalyayana dan Hantu Lapar

Orang Tionghoa percaya bahwa selama bulan ketujuh kalender Lunar, gerbang Neraka terbuka lebar dan barisan hantu akan menyerbu ke dunia manusia. Karenanya, orang-orang akan mengadakan upacara untuk mengurangi dosa-dosa roh gentayangan ini. Periode ini dikenal sebagai Festival Hantu Lapar atau Pesta Yulan Basin.

Fetival ini dipercaya berasal dari usaha Maudgalyayana untuk menyelamatkan ibunya. Ibunya mati dan masuk Neraka. Di sana, ia harus bersaing dengan Hantu Lapar untuk makanan. Maudgalyayana memiliki kekuatan cenayang dan bisa melihat kesulitan ibunya. Ia mencoba mengiriminya makanan, tapi ketika sampai di tangan ibunya, makanan itu terbakar dan berubah menjadi abu.

Akhirnya, Buddha menyuruhnya membuat persembahan tahunan untuk para roh dari 10 bagian pada hari ke-15 bulan ketujuh penanggalan Lunar. Penderitaan ibunya berakhir. Karenanya, Festival Hantu Lapar merupakan kesempatan bagi anak-anak untuk membalas orang tua mereka dengan melepaskan mereka dari penderitaan. Kemudian hal ini menjadi takhayul dan makna aslinya pun perlahan-lahan mulai menghilang.
 
PHP:
Masalah Buddha Hidup Ci Kung makan daging, wah itu kayanya juga gak betul. Kalau minum arak, itu betul. Mgkn karena pas kita nonton film BUddha Ci Kung dan di dlm film tersebut Beliau mkn daging maka kita menjadi beranggapan Beliau makan daging semasa hidupNya padahal kan itu hanya film buatan manusia.

sori bukannya saya mau menghakimi atau pun menilai anda, akan tetapi kalo film itu buatan manusia, maka apakah anda mempunyai bukti otentik ttg chi kung dan apa yang ada di film itu hanya rekayasa atau apapun itu ?

bukannya saya sok atau berlebihan terkadang kita tanpa sadar selalu mencari pembenaran melalui buddha dharma. Seperti halnya merokok, kita sudah tahu hal ini kurang baik dan kalo merokok itu menyebabkan kita ketagihan maka itu melanggar sila 5 ( bagi saya pengertian sila ke 5 lebih cenderung ke " berusa menghindari segala sesuatu zat ynag dapat menghilangkankan kesadaran atau pun menyebabkan ketagihan "). nah bagi para perokok itu mereka akan menjawab lah kan tidak dilarang, lagian juga kita kan membantu teman2x yang kerja di pabrik rokok kalo ngak kan merekq ngak bisa gajian ntar, dan beribu alasan lainnya. nah kenapa bisa begitu ? tanyakan lah diri anda sendiri
 
Singthung:

Kita harus bisa membedakan mana ajaran Sang Buddha dan mana yang tradisi/kebudayaan Cina.

Sang Buddha tidak melarang makan daging atau harus vegetarian.
Seorang umat Buddha dapat mengkonsumsi daging hewan apapun juga sejauh ia TIDAK melihat, mendengar maupun ragu-ragu mahluk itu dibunuh untuk dirinya.
Oleh karena itu, umat Buddha dapat membeli 'bangkai' di pasar untuk dimasak. Ketika umat Buddha pergi ke pasar, membeli bangkai ataupun tidak, bangkai itu sudah tersedia di sana. Dengan demikian, umat tidak termasuk berniat melakukan pembunuhan terhadap mahluk tersebut. Umat tidak melihat, mendengar maupun ragu bahwa mahluk itu dibunuh untuknya.

@singthung....
dengan segala hormat,
perbolehkan saya untuk ikut memanggil Kk.

Kk adalah panutan bagi demikian banyak orang, apapun yang Kk tulis akan menjadi pendapat, paradigma dan pola hidup orang yang mengagumi luasnya pengetahuan literatur Kk.

penjelasan Kk di atas akan sangat menakutkan akibatnya,
kalo dipergunakan oleh banyak orang untuk menjadi jastifikasi untuk makan daging (walaupun hanya membunuh secara sangat-sangat tidak langsung).

Apalagi kalo sampai adik-adik menertawakan Mereka yang menjalani sila berpantang daging.

Dan bagaimana kita (budhisme) dapat berkontribusi untuk mennanggulangi permasalahan kelangkaan sumber daya (makanan, air maupun energi).

Mungkin kita perlu mengkaji ulang: "Mengapa sang Buddha menolak tuntutan devadata untuk mengharuskan semua bhiku vegetarian...". "Apakah kalau sang Buddha, yang kita semua sangat hormati dan jadikan pelindung/panutan, jika terlahir 2500 kemudian, pada hari ini, berhadapan dengan kondisi yang telah sama sekali berbeda tetap akan menyatakan hal yang sama, memilih keputusan yang sama????"

Kk, saya tidak tahu apakah kita aware bahwa banyak monk nepal dan tibet, setelah meninggalkan kampung halaman dan kulturnya, setelah kini tinggal di lingkungan yang baru kini secara besar-besaran convert menjadi vegetarian. Di hampir semua biara utama tibetan budhisme, terutama di India tengah mendengungkan untuk menjadi vegetarian. Dan Yang Mulia Dalai Lama adalah pendorong utamanya.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para bante yang tetap berpegang bahwa sang Buddha tidak menyatakan harus bervegetarian;
Bukankah walaupun sang Buddha menetapkan berpantang yang memabukkan dan mengakibatkan ketergantungan, Beliau tidak spesifik menyatakan tidak kepada marijuana, morfin, shabu, ekstasi;
Tetapi hari ini kesadaran kita menyatakan tidak kepada semua barang tersebut.

Maaf Kk, saya agak kacau dan emosional, karena hanya berharap kita dapat berkontribusi secara positif, tidak melakukan sesuatu yang kelak kita sesali,

Che Pei,
yang terakhir.
 
Singthung:

Kita harus bisa membedakan mana ajaran Sang Buddha dan mana yang tradisi/kebudayaan Cina.

Sang Buddha tidak melarang makan daging atau harus vegetarian.
Seorang umat Buddha dapat mengkonsumsi daging hewan apapun juga sejauh ia TIDAK melihat, mendengar maupun ragu-ragu mahluk itu dibunuh untuk dirinya.
Oleh karena itu, umat Buddha dapat membeli 'bangkai' di pasar untuk dimasak. Ketika umat Buddha pergi ke pasar, membeli bangkai ataupun tidak, bangkai itu sudah tersedia di sana. Dengan demikian, umat tidak termasuk berniat melakukan pembunuhan terhadap mahluk tersebut. Umat tidak melihat, mendengar maupun ragu bahwa mahluk itu dibunuh untuknya.

@singthung....
dengan segala hormat,
perbolehkan saya untuk ikut memanggil Kk.

Kk adalah panutan bagi demikian banyak orang, apapun yang Kk tulis akan menjadi pendapat, paradigma dan pola hidup orang yang mengagumi luasnya pengetahuan literatur Kk.

penjelasan Kk di atas akan sangat menakutkan akibatnya,
kalo dipergunakan oleh banyak orang untuk menjadi jastifikasi untuk makan daging (walaupun hanya membunuh secara sangat-sangat tidak langsung).

Apalagi kalo sampai adik-adik menertawakan Mereka yang menjalani sila berpantang daging.

Dan bagaimana kita (budhisme) dapat berkontribusi untuk mennanggulangi permasalahan kelangkaan sumber daya (makanan, air maupun energi).

Mungkin kita perlu mengkaji ulang: "Mengapa sang Buddha menolak tuntutan devadata untuk mengharuskan semua bhiku vegetarian...". "Apakah kalau sang Buddha, yang kita semua sangat hormati dan jadikan pelindung/panutan, jika terlahir 2500 kemudian, pada hari ini, berhadapan dengan kondisi yang telah sama sekali berbeda tetap akan menyatakan hal yang sama, memilih keputusan yang sama????"

Kk, saya tidak tahu apakah kita aware bahwa banyak monk nepal dan tibet, setelah meninggalkan kampung halaman dan kulturnya, setelah kini tinggal di lingkungan yang baru kini secara besar-besaran convert menjadi vegetarian. Di hampir semua biara utama tibetan budhisme, terutama di India tengah mendengungkan untuk menjadi vegetarian. Dan Yang Mulia Dalai Lama adalah pendorong utamanya.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para bante yang tetap berpegang bahwa sang Buddha tidak menyatakan harus bervegetarian;
Bukankah walaupun sang Buddha menetapkan berpantang yang memabukkan dan mengakibatkan ketergantungan, Beliau tidak spesifik menyatakan tidak kepada marijuana, morfin, shabu, ekstasi;
Tetapi hari ini kesadaran kita menyatakan tidak kepada semua barang tersebut.

Maaf Kk, saya agak kacau dan emosional, karena hanya berharap kita dapat berkontribusi secara positif, tidak melakukan sesuatu yang kelak kita sesali,

Che Pei,
yang terakhir.

Dalam peraturan kebhikkhuan tradisi Theravada, tidak pernah disebutkan adanya keharusan bagi seorang bhikkhu untuk tidak makan daging. Bahkan, pada jaman Sang Buddha ketika ada seorang bhikkhu yang mengusulkan kepada Sang Buddha agar para bhikkhu tidak makan daging, Beliau memberikan jawaban bahwa para bhikkhu diperkenankan untuk melatih diri tidak makan daging, namun latihan ini hendaknya tidak dijadikan suatu peraturan atau keharusan.
Sikap tidak menjadikan sayuranis sebagai peraturan untuk para bhikkhu Theravada ini karena para bhikkhu makan hanyalah untuk sekedar bertahan hidup, bukan menjadi tujuan hidup. Para bhikkhu yang selalu mendapatkan makanan dari para umat hendaknya mudah dirawat dan tidak mempersulit umat. Oleh karena itu, apabila ada umat yang menyediakan para bhikkhu makanan tanpa daging, para bhikkhu tidak akan menolak atau meminta makanan yang lain. Sebaliknya, apabila ada umat yang menyediakan para bhikkhu makanan yang berdaging, maka para bhikkhu juga tidak akan menolak serta meminta makanan yang lain pula. Dengan demikian, umat menjadi lebih mudah menyantuni makanan serta merawat kehidupan para bhikkhu.
Adanya pandangan bahwa jika para bhikkhu tidak makan daging akan mengurangi pembunuhan hewan sebenarnya adalah pandangan yang sangat sempit dan menganggap dunia ini hanya berisi para bhikkhu saja sebagai penduduknya. Dengan demikian, ketika para bhikkhu tidak makan daging, pembunuhan hewan akan berkurang atau bahkan berhenti sama sekali. Hal ini jelas tidak masuk akal. Buktinya, Indonesia dengan sebagian besar penduduknya tidak mengkonsumsi daging babi, di pasar tradisional daging babi tetap dengan mudah dapat diperoleh.

Terdapat tiga persyaratan daging yang tidak dapat dimakan oleh para bhikkhu yaitu :
1. Melihat,
2. Mendengar, atau
3. Meragukan binatang itu dibunuh untuk dipersembahkan sebagai makanan untuk para bhikkhu.
Dengan adanya tiga persyaratan daging ini maka umat yang membeli daging atau bangkai di pasar setelah dimasak dapat dipersembahkan kepada para bhikkhu tanpa mempunyai kesalahan maupun kamma buruk apapun juga. Di pasar, dibeli ataupun tidak, dimakan bhikkhu ataupun tidak, bangkai itu sudah ada di sana dan sudah terjadi pembunuhan mahluk hidup.
Oleh karena itu, bhikkhu Theravada makan daging ataupun tidak, sebenarnya hal ini sangat tergantung pada umat yang memberikan dana makanan, bukan tergantung pada para bhikkhu yang tidak dapat memesan maupun memasak makanannya sendiri.
Jadi, kalau memang ada umat walaupun dari agama lain mengharapkan bhikkhu Theravada tidak makan daging, sebaiknya mereka dipersilahkan untuk membantu dan mendukung kehidupan para bhikkhu dengan menyediakan SELAMANYA makanan tanpa daging untuk para bhikkhu Theravada di vihara terdekat. Dengan demikian, mereka bukan hanya sekedar memberikan usulan atau bahkan kritikan tentang jenis makanan para bhikkhu, melainkan mereka juga dapat memberikan jalan keluar yang bermanfaat untuk semua fihak.
 
Luar biasa. Kan En, terima kasih.

Di zaman sekarang ini, dimana makanan saya lebih sering berasal dari etalase restaurant dan rumah makan, jelas saya tidak akan melihat dan mendengar bagaimana makanan tersebut disiapkan, dan lebih lagi makanan tersebut tentu tidak hanya disiapkan untuk saya.

Kalau suatu syarat tidak akan pernah lagi terlanggar, apa hal tersebut masih laku untuk menjadi syarat bagi saya???

Seorang pemimpin adalah panutan, apa yang Ia putuskan, ucapkan dan lakukan akan sangat berpengaruh. Kalaupun tidak berpengaruh terhadap yang lain, jelas tetap akan berpengaruh terhadap masa depan dan kualitas kesadaran, kejernihan dan latihan diri sendiri.

"bangkai" yang banyak orang beli di pasar adalah "bangkai" yang berasal dari rumah jagal. itu bukan "bangkai" hewan yang mati secara natural, lebih bukan "bangkai" hewan yang ketabrak mobil. Jika menjual "bangkai" binatang yang meninggal karena penyakit, kita lebih takut lagi.

Maaf, saya bukan offence terhadap bhante theravada manapun juga, saya tidak berani.
Banyak diantara Mereka adalah guru saya, orang yang sangat membantu dan melindungi saya, yang keademan mereka telah mambantu latihan saya.

Che Pei.
 
@ yang terakhir : mungkin anda harus lebih menyimak setiap kalimat dalam post dr kk singthung, karna disana dikatakan bahwa sang buddha setuju saja bagi para bhikkhu yang mau melatih diri utnuk berpantang makan daging, tapi hal ini bukan menjadikan suatu keharusan dan ketergantungan dimana kalo kita menjadi veggie maka kita harus slalu mencari makanan yang tidak mengandung unsur nyawa/dagingnya nah kalo disaat suatu tempat si bhikkhu tinggal ternyata tidak ada sayurannya maka si bhikkhu ngak usa makan donk ?

tapi sang buddha lebih menekankan bahwa makan itu hanya untuk bertahan hidup bukan tujuan hidup, mau makan yang berdaging atau tidak, kalo kita melakukan itu dengan penuh kesadaran mka pikiran dan batin kita pasti akan lebih tenang dibandingkan dengan makan sayuran tapi menyerupai daging-daging serta dengan sedikait aromanya ( ini kan mempunyai arti ingin makan tapi takut melanggar sila akhirnya makan yang boongan deh. HEHHEHEHEHEHEH. maaf yah kalo ini terlalu kasar. ).

agama buddha lebih menekan pada praktek pengendali diri dan hawa nafsu dan pengendalian diri terhadap makanan hanya salah satui metode saja, karna tidak pernah ada jaminan bahwa dengan makan sayuran kita akan lebih mudah mencapai kesucian / atau menjadi suci ( kalo gitu mah banyak hewan yang suci donk ). yang saya tahu hanya kalo dengan makan sayuran maka hwa nafsu emosional lebih rendah dan kalo untuk kesehatan belom terlalu pasti efek positifnya karna lemak nabati dan hewani setau saya masi dibutuhkan oleh tubuh dalam ukuran tertentu. ( kalangan kedokteran pun ngak pernah mengharuskan )

marilah kita saling menghormati antar satu dengan yang lain, saya pribadi tidak pernah melarang teman-teman untuk berveggie, akaan tetapi hargai juga teman-teman yang non-veggie, karna kita hidup dan melatih diri bukan untuk jadi veggie atau non-veggie, tapi kita mau melatih diri mencapai kesempurnaan melalui berbagai metode yang telah hyang buddha ajarakan ( dan dengan ber veggie mungkin salah satu metodenya )
 
@ Padma, Maaf kalau Anda merasa saya kurang hormat kepada yang tidak veggie. Sama sekali bukan demikian maksud saya. maaf.

juga sama sekali bukan ingin menyatakan kualitas latihan dan pembinaan seorang yang bervegetarian pasti lebih unggul

Namun bukankah akan menjadi karma yang buruk bila kita mulai menertawakan Mereka yang bervegetarian kalau ternyata pilihan hidup vegetarian tersebut adalah merupakan bentuk latihan bagi Mereka.

Jadi jika ada yang merasa ada metode yang tokcer untuk melatih metta, karuna, mudita dan upekkha tanpa perlu menjadi vegetarian, silahkan, tapi saya pribadi ngak sanggup.

Jika ada yang merasa industri daging adalah bentuk kehidupan yang layak, apa boleh buat, tapi kesadaran saya tidak mampu menerimanya

Jika ada yang meyakini mengkonsumsi daging tidak identik dengan membunuh, saya tetap tidak berani menanam sebab seperti itu (Ada Rekan yang mengingatkan vegetarian aja telah membunuh tumbuhan, cacing, ulat dsbnya. saya setuju itu. Itu sebabnya saya lebih lagi tidak berani mengorbankan makhluk dengan tingkat kesadaran yang lebih tinggi)

Jika ada yang menyatakan pola konsumsi daging tidak berkaitan dengan peperangan, perebutan sumber daya alam, kelaparan, dllnya. berarti saya masih harus terus membaca. Namun semua yang saya pelajari selama ini mengindikasikan bahwa itu berkaitan.


Apakah mencuri, berzina, berbohong dengan penuh kesadaran adalah sesuai dengan dharma???
Saya tidak sanggup lagi untuk makan daging dengan penuh kesadaran sesudah suatu kali pernah menyaksikan cuplikan video ini:
http://youtube.com/watch?v=oXg_XNUBKY8&feature=related
Maaf, beribu maaf kalau ada yang tersinggung
jika dirasa saya tidak berkontribusi memberi opini yang menyeimbangkan lain kali saya pasti akan nonton dari luar saja.
Che Pei.
 
@ yang terakhir : saya bukannya mengatakan anda tidak menghormati yang non veggie, ataupun saya menertawakan ynag veggie, tapi saya lebih condong bagaimana kita harus menyikapi perbedaan ini bukannya malah saling berargumen dengan prisip atau dasar pedoman yang berbeda-beda yang akhirnya juga ngak akan ada titik temu kecuali kita sepakat untuk mengunakan 1 pedoman apakah itu doktin theravada, mahayana atau tantrayana ataupun maitreya. jadi kita sepakati dulu lah pedoman ini.

seperti pembahasan masalah veggie ini bahwa dalam sutta menurut konsep theravada telah sang buddha jelaskan ttg untuk kembali ke masing2x individu untuk berpantang daging atau tidak. dan ini tidak berpengaruh pada pencapai kesucian dan juga jika kita makan daging pun ada persyaratannya. Jadi boleh dikatakan sang buddha sudah melakukan dan menjelaskan ttg veggie ini.

nah kalo doktrin mahayana, karna mereka melaksanakan bodhisatva sila dimana kalo saya ngak salah salah satu sila nya adalah berpantang makan daging.

kalo doktrin tantrayana sama seperti theravada yaitu kembali ke individu masing2x dan kalo pun memakan daging maka sebelum makan kita harus mendoakan si makluk tsb dengan mantra peyebrangan roh ( ini yang biasa dikasi tau ama pembina saya di tantrayana )

kalo di maitreya kayanya sdr chinesekulture, sdr yang terakhir, bisa menjelaskan dan saya yakin itu ada dalam sila di alrian maitreya ( betuil ngak? )

nah dari 4 aliran ini saja sudah ada 4 pandangan ttg makan daging bagaiomana kita menyatukannya jika kita tidak memakai satu konsep yang menjadi dasar dulu ( kalo konsep dasar buddha dharma kan terlalu luas )

nah bagaimana teman2x? kita mau mengunakan konsep yang mana nih. baru kita mulai lagi diskusinya.

oh yah buat teman teman dari aliran maitreya saya mau nanya nih, sebenarnya kalo veggie itu harusnya makan sayuran saja atau boleh juga memakan daging-dagingan yang mempunyai aroma dan rasa seperti daging yang diserupainya ? kalo boleh memakan daging-dagingan yang ini bukan kah berarti dalam hati atau tanpa sadar kita punya niat atau cetana untuk makan daging ddan kalo begitu apakah hal ini dianggap melanggar sila ? mohon penjelasaan nya ( maaf kalo ini pertanyaan agak kasar atau memojokan tapi ini pertanyaan saya yang sangat saya ingin tanyakan pada mereka yang terkadang dengan bangga dan lantang di depan umum mengatakan mereka adalah veggie tapi giliran milih menu carinya yang daging2xan , sate, cumi-cumian dll, dan kalo sayuran cuma sekedarnya. nah inilah yang mendorong saya untuk bertanya ttg hal ini )
 
Sebelumnya, pendapat dan opini saya bukannya mewakili maitreya.

Namun apakah kita yang makan cumi betulan boleh teriak lebih kencang daripada yang makan cumi-cumian?

apakah yang maling 1000 boleh meneriaki yang maling 10?
dan apakah yang maling 10 boleh meneriaki yang maling 1000?

( ... dan mulailah diskusi baru siapa yang 10 , dan siapa yang 1000...... ha ha ha... )
saya sendiri juga malingi dunia, saya dihidupi oleh langit dan bumi dan orang tua dan semua yang lain..... dalam rasa syukur yang dalam)


mungkin yang terjadi, mengapa banyak yang demikian sewot terhadap maitreya adalah karena mereka merupakan salah satu eksponen yang sangat kencang mengpropagandakan go vegetarian.. dan dalam proses tersebut mereka menyatakan sesuatu yang kemudian memasuki "pekarangan orang lain" (baca: mempertanyakan kualitas latihan orang lain)
dalam hal ini saya bisa mengerti anda Bung Padma.
Namun ini jangan sampai membuat kita untuk ikut masuk "pekarangan mereka"

ttg vegetarian pada berbagai yana,
apakah benar veggie-non veggie ngak berpengaruh terhadap kualitas latihan...?
tentang cetana makan daging...
kita bahas dan diskusikan pada kesempatan yang terpisah ok...?
saya sudah ngotorin thread nya orang lain...maaf?
bagaiman kalau bung Padma mulai thread baru untuk hal khusus di atas? atau sudah ada hanya saya yang ngak tau? mohon petunjuk...

Che Pei.
 
apapun ajarannya sudah terlihat semuanya,
islam kacau karena ulama yang berpandangan salah dan mendirikan ajaran baru
kristen kacau karena uskup yang berpandangan salah dan mendirikan ajaran baru
buddha kacau karena muris buddha yang berpandangan salah dan mendirikan ajaran baru
 
Sebelumnya, pendapat dan opini saya bukannya mewakili maitreya.

saat anda menjawab pertanyaan ttg hal ini maka anda pasti akan diasumsi sebagai umat maitreya yang menjawab ( benar ngak ? ) sama seperti saya jika saya menjawab pertanyaan yang diajukan pada aliran theravada maka orang pun akan berpikiran saya mewakili umat theravada, tapi saya mengerti maksud anda bahwa ini semua murni adalah pandangan dan pola pikir anda. yah kan. sehingga tidak ada sangkut paut dengan aliran maitreya dan kalo kamu salah jawab atau apapun itu maka dengan mudah mengatakan inikan pendapat saya pribadi boleh donk? dan ini bukan ajaran dari aliran maitreya atau ini kutipan saya atau apapun itu. ( jangan marah yah ini juga pendapat saya )

Namun apakah kita yang makan cumi betulan boleh teriak lebih kencang daripada yang makan cumi-cumian?

saya tidak pernah mengatakan yang makan cumi benaran boleh membanggakan atau meneriakan kencang-kencang, tapi saya hanya mendukung argumentasi dari kk sinthung yang telah menjelasakan apa yang terdapat dalam sutta.
saya lebih cenderung masalah veggie kita kembalikan ke masing-masing individu, tapi ini tidak berpengaruh pada kualitas latihan kita karna toh sakyamuni buddha juga sudah memprakteknya dengan menerima segala jenis makanan kok. dan sakyamuni buddha juga mempersilahkan bagi orang orang yang mau berveggie.

mungkin yang terjadi, mengapa banyak yang demikian sewot terhadap maitreya adalah karena mereka merupakan salah satu eksponen yang sangat kencang mengpropagandakan go vegetarian.. dan dalam proses tersebut mereka menyatakan sesuatu yang kemudian memasuki "pekarangan orang lain" (baca: mempertanyakan kualitas latihan orang lain)
dalam hal ini saya bisa mengerti anda Bung Padma.
Namun ini jangan sampai membuat kita untuk ikut masuk "pekarangan mereka"

sorri bukan saya takut pada aliran maitreya yang dengan kencang mempropagandakan ttg veggie, saya malah menaggapi ini bagus tapi yang saya kurang setujui adalah cara penyampaiannya yang terkesan kalo yang non veggie adalah makluk kotor dan penuh nafsu membunuh. dan juga mengatasnamakan buddhisme tapi menjanjikan tempat di nibbana bila kita telah chiu tao ( bersarana ), ( saya berani mengatakan ini karna saya pernah mengikuti ceramah ttg ini di vihara pahala maitreya oleh salah satu pandita yang saya lupa namanya ) sedangkan di buddhisme sendiri tidak pernah menjanjikan surga apalagi nibbana jika seseorang itu bersarana pada BDS, nah berarti pandangan ini kan berbeda pada buddhisme umumnya malah lebih cenderung ke agama K.
selain itu juga saya menanyakan pada ttg ketiadaan bhikkhu dialrran tsb pada pandita penceramah itu dan beliau menjawab karna para bhikkhu yang ada sekarang bukan pengemban misi maitreya dan mereka juga tidak suci, yang menjadi pengemban misi maitreya adalah para pandita ( pandita pembimbing, pengajar dan pengajak ) dan umat yang telah di chiu tao.
sedangkan di aliran lain kita semua tau apa bhikkhu/bhiksu itu. mereka adalah orang yang masuk dalam "arus" untuk melatih diri dengan tekun dan tanpa diganggu oleh kebutuhan atau kehidupan duniawi ( kan aneh kalo mereka bisa lebih rendah derajat dibandingkan dengan pandita dan malah dianggap tidak suci karna tidak menerima jalan ketuhanan ). konsep dari mana hal seperti ?
saya rasa ini tidak ada dalam konsep aliran buddhis manapun sehingga saya anngap wajar jika banyak teman teman budhis yang kontra dengan aliran ini. ( buat kk shintung saya sendiri juga sudah di chiutao pada tahun 1996 di vihara pahala maitreya, tapi saya berbicara bukan untuk memojokan aliran maitreya tapi hanya menjelaskan pangkal permasalahan (mungkin) menurut pandangan saya selama saya mengikuti beberapa forum yang membahas ttg aliran maitreya ini.
 
pegel yah liat orang budha debatin maslah vegetarian apa nga,yang saya tau tuh kalo dikasi makanan yah makan aja,yang penting sebelum makan tuh berdoa sama siapa aja dah yang lu anggap suci atupun yang bisa menyucikan makanan itu ( maklum gw atheis),kalo lu pada ributin yang mana bisa mencapai kebudhan dan sebagainya dengan vegetarian atau nga tuh ada buktinya nga kalo misalnya aliran maitreya ada nga buktinya kalo vegetarian dari sekte anda yang menjadi budha itu dari aliran anda minimal menjadi arahat lah kita katakan???? ada nga buktinya??? kalo nga ada ini saya kasi bukti yang bikin anda tertawa deh....... misalnya kuda bisa nga dia jadi budha kan makannya rumput tuh??? kan diagama budha yang pernah saya pelajari nga ada tuh kata2 kalo yang jadi budha atau secara spritual mencapai gara2 dia vegetarian??? atau katakan lah di agama lainnya kalau yang menjadi nabi itu gara2 dia vegetarian??? ada nga???
jangan kalau ingin emang mau makan kenapa harus bikin makanan yang mirip daging berarti walaupun makanan bukan asli tetapi kalian kan tetap pikirin nya daging, karena yang gue tau tuh kalo di budha tuh utamanya pikirannya adalah segalanya tul nga??? hehueheuehueuehuheu (biar gue nga budha tapi gue tau lho)
wesh ngomong baeeeeeeeee..........

gue kadang bingung juga kalo dia agama2 tuh kan ada itu larangan tuhan atau di budha ada sila,emangnya ada yang harus vegetarian baru bisa jadi budha,mendingan lu belajar bareng ama (.......) yang m_k_n R_M_P_T biar bisa jadi budha..................... kan nga masuk akal, tul nga (maklum g atheis,apa aja g belajarin,sampe gue bilang ah agama tuh cuman propaganda aja)
loe pada liat lah kitab suci loe pada masing2 suru yang namanya ehipasiko tuh baru bener tuh,cuman g seneng ama budha ya karena ajaran nga monoton dan nyusahin orang banyak dan lagi nga ada istilahnya pantangan,semua sesuai akibatnya masing2,dan masalah jadi budha apa nga tuh nga ada aturan harus vegetarian (mungkin temen2 budha sependapat dengan gue,nga tau nih aliran maiterya sependapat mungkin nga sependapat ,udh dijelasin ngotot aje maunye), emang menurut gue pribadi yeh kalo ni aliran maitreya ini dari g pernah tanya2 ama beberapa orng yang kebetulan pendeta2 agama budha tuh katannya sih mereka agak bingung juga ama aliran maitreya ini bahkan ada yang ketus tuh ditanya : saya udah bilang maiterya itu bukan agama budha.........nah lo gue ampe bingung tuh,kan ada kwan im ama budha julai juga kan kata gue.....trus dia bilang mereka tuh biar bisa tetap ada pengikutnya mereka pinjam patung budha biar bisa diterima ama orang budha,dan biar bisa yakinin ama orang budha kalau yang mereka puja tuh sama , katanya.......... waduh g sampe bingung lagi,tadinya saya udh mau masuk agama budha,tetapi kok pendeta budha ama yang kristen sama aja yahhhhhhhhh.......) akhirnya saya memutuskan saya nga beragama dan aliran apapun,dan saya cuman nga mao berbuat jahat,banyak buat kebaikan,suci in g punya ucapan,pikiran,ama perbuatan gue,masalah jadi nabi atau budha mah itu masalah nanti lah mati aja nga ada orang yang mati tuh cerita surga kaya gimana neraka kaya gimana ,lagian jadi budha kan yang tau cuman sendiri aja,kaya yang gue baca di theard lain

semoga bermanfaat bagi teman2 agama budha dan ingat jangan terlalu ngotot mempertahankan sesuatu yang kita sendiri aja masi blon jelas juga,pelajari deh baek2 tuh ( terutama yang maiterya ama aliran lainnya)
 
dear PADMA.
saya bukan orangnya "maitreya", dan saya bukan juga bebicara mewakili mereka.....

kemarahan Anda kepada Mereka mbok jangan menutup nurani untuk menilai apa yang bener dan apa yang salah....

nurani dan kesadaran diri adalah sesuatu yang berharga... rasanya sangat perlu untuk diasah...
sehingga seperti kata orang dulu ..... kita semua perlu satu hari bisa makan apel yang tidak dikunyahin oleh orang lain buat kita.

... sekalian saya pamit mundur... sampai satu hari kelak pada suasana, cara bicara, kejernihan, dan ketemu Sahabat yang tepat disini. Makasih untuk semua masukan dan bimbingan untuk saya selama 3-4 hari ini. Juga di thread-thread yang lain. Salam

Che Pei.
 
tentang VEGE dan maitreya

Gw umat Mi Le Da Dao (Maitreya), tidak benar kalau seseorang yang bervegetarian ternyata mempunyai tingkat pembinaan yang lebih tinggi dari orang2 yang tidak bervegetarian. hal tersebut kembali lagi kepada proses 'pembelajaran' dari masing2 individu.

@Padma
di dalam aliran MLDD sendiri tidak pernah dipaksakan untuk bervegetarian tetapi hanya sebatas dianjurkan kepada umat2nya , ditilik dari Sutra Buddha sendiri, Sang Buddha memang tidak pernah mewajibkan umatnya untuk bervegetarian.
hanya saja pandangan masyarakat umum non-buddhis sudah terpaku pada ajaran Buddha yang dipengaruhi tradisi China, mereka menganggap bahwa biksu yang tidak bervegetarian ini sesat dll, hal ini hanya karena kesalahpahaman dan ketidaktahuan umat awam terhadap ajaran Sang Buddha.

Umat MLDD tidak pernah memandang orang yang tidak bervegetarian sebagai orang yang KOTOR. mohon anda jangan salah paham :)
seperti yang anda katakan bahwa perbuatan kita mewakili AJARAN ALIRAN kita walau mungkin TIDAK DEMIKIAN, hendaknya anda jangan memandang Maitreya menganggap HINA orang yang tidak bervegetarian hanya karena beberapa umat/mengaku umat MLDD berkata seperti itu.

Pandita sendiri masih manusia biasa, sama seperti Bhikku yang juga manusia pernah melakukan kesalahan dan masih bisa melakukan kesalahan hendaknya kita tidak memandang mereka sesuci Sang Buddha. jadi mungkin itu hanya kesalahan persepsi sang Pandita, even Pandita can make mistake(s) right?

tentang dijanjikan 'tempat' setelah nibbana
boleh saya tanya anda sendiri Qiu Dao krn keinginan sendiri atau dipaksa/ikut2an?ada sebagian umat MLDD yang salah persepsi tentang 'tempat' setelah nibbana ini memaksa orang lain untuk Qiu Dao dengan anggapan mengajak orang Qiu Dao berarti bisa melakukan kebajikan tertinggi seperti salah satu agama.INI SALAH!

TIDAK MUNGKIN begitu Qiu Dao kita langsung lahir di alam kebahagian, seseorang tidak akan bisa terlahir di alam kebahagian ('tempat' yang dijanjikan) jika tidak tekun MEMBINA HATI NURANI (termasuk menjalankan pancasila buddhis).

Saya sendiri terlahir dan dibesarkan di keluarga non-buddhis yang bisa dibilang agak fanatik. perjuangan saya mempelajari Dhamma Maitreya ini sulit sekali, EHI PASSIKO itu konsep yang saya pegang dan membuat saya memutuskan mempelajari MLDD lebih dalam daripada 3 aliran besar. BUKAN KARENA ALIRAN LAIN JELEK/SALAH, tapi karena saya lebih cocok di sini. anggap saja saya mempunyai JODOH dengan MLDD :)

Mengapa terdapat perbedaan konsep yang cukup mencolok antara MLDD dengan 3 Aliran besar lainnya? hal ini dikarenakan bahwa MLDD bukan MURNI agama Buddha lagi tetapi sudah berasimilasi dengan Dao dan Confuciusnism. itu menurut penyelidikan saya setelah membandingkan ajarannya dengan ajaran lainnya

tentang daging buatan, saya pribadi tidak setuju mengkonsumsi daging buatan tersebut karena banyak2 mengkonsumsi daging buatan juga tidak baik untuk kesehatan. tentang vegan yang mengkonsumsi daging buatan kembali kepada keputusan mereka masing2.
Oh ya, sekedar saran kepada yang bervegetarian, tolong jika bisa jangan konsumsi daging buatan, makanlah sayur hijau yang organik.


@digiman666 >>> saya rasa apa yang anda sebutkan itu sangat tidak mendasar.

Apakah MLDD agama Buddha? Bisa iya bisa tidak,
tergantung anda memandangnya. MLDD berada di nauangan WALUBI, apakah termasuk agama Buddha? iya menurut pandangan umum. Tapi tidak ada Sangha, apakah agama Buddha? Tidak jika ditilik lebih dalam lagi.
saya cuma bisa bilang menurut saya pribadi setelah ehi passiko yang cukup lama dan membandingkan dengan ajaran agama dan aliran Buddha lainnya, MLDD adalah penggabungan agama Buddha, Dao dan Confuciusnism. terserah anda memandangnya sebagai agama buddha atau bukan, saya tidak memusingkannya karna setau saya AJARAN MI LE DA DAO sendiri selama ini TIDAK menjelekkan nama agama Buddha.

Pemujaan terhadap Sakyamuni Buddha dan Guan Yin Pu Sa, hal ini sah2 saja menurut saya. Buddha dan Boddhisattva itu universal. apakah Guan Yin Pu Sa akan diam melihat seseorang yang bukan umat Buddha menderita? bukankah Guan Yin itu Welah Asih Universal? apakah lantas umat MLDD tidak boleh meneladani Sakyamuni Buddha dan menghormati/mengagumi Avalokittesvara hanya karena ada konsep yang berbeda di antaranya?

Tentang VEGETARIAN :
Tidak ada jaminan seseorang menjadi Buddha hanya dengan bervegetarian. Vegetarian di dalam aliran MLDD hanya merupakan SALAH SATU JALAN untuk kembali memupuk benih Kebuddhaan kita sama seperti aliran2 lain yang menekankan pada pelafalan nama Buddha, meditasi, pembacaan Sutra dll. INI HANYA SALAH SATU JALAN! anda mau ikuti atau tidak, itu terserah anda. TIDAK ADA PAKSAAN!

Umat MLDD yang berkoar-koar tentang manfaat Vegetarian pun TIDAK PERNAH MEMAKSA pendengarnya untuk bervegetarian, jika ada yang seperti itu seharusnya identitasnya sebagai MLDD dipertanyakan kembali. TUGAS kami sebagai kader MLDD hanya mencoba menyebarkan sila buddhis yang 1 juga manfaat dan alasan kita bervegetarian di tengah dunia yang mulai penuh dengan penyakit akibat mengkonsumsi daging, anda mau ikut : SILAKAN. tidak mau ikut: NGAK APA2 :)

mohon maaf apabila ada salah2 kata dan opini. perbedaan yang ada jangan dipakai untuk perang tetapi untuk saling melengkapi.>:D<

Semoga Semua Makhluk Berbahagia :x
 
aneh..di agama buddha banyak aliran yg makan vegetarian...tapi mengapa yg selalu jadi masalah selalu di aliran maitreya?? mungkin bukan karena vege atau ga..saya rasa ajaran nya yg berbeda dgn agama buddha..:)
jujur saja,saya pribadi juga tidak setuju banget dengan ajaran maitreya..dmana ada pembaktisan yg di anggap sbg tiket ke surga..(Sejak kapan ke surga mesti beli tiket) :-O:-O
 
Hehehe,Bodhisatva Metteya saja belum menjadi Buddha,sudah pada ributin yang bukan-bukan.

Mengapa Sang Buddha meletakan urutan pertama dalam Delapan Jalan Ariya /Ariya Atthangiko Magga adalah Pengertian Benar/Pandangan Benar(sammâ-ditthi) bukan yang lainNya. Karena kalau kita sudah berpandangan salah atau pengertian salah,bisa -bisa membunuh itu halal.Karena Umat Buddha pertama-tama harus dituntut untuk Pengertian Benar.Bisa saja seorang Bhikkhu atau umat Buddha lainnya yang berpandangan salah karena belum memahami Dhamma atau hal-hal yang lain terus beliau mendirikan sekte/aliran baru ,yah lama-lama tidak sesuai ajaran Sang Buddha dan yang menjadi muridnya juga terbawa-bawa pandangan yang salah, dan dstnya.
 
kemarahan Anda kepada Mereka mbok jangan menutup nurani untuk menilai apa yang bener dan apa yang salah....

kk yang terakhir : saya ngak pernah marah pada siapapun atau pun kepada aliran maitreya karna saya juga sudah bergabung dengan aliran ini karna saya sudah dapat kartu pass untuk ikut kebaktiannya (heehehehehehhehehe. becanda). aku malah kasi tau pokok permasalahan ( mungkin ) yang menjadi perdebatan ttg aliran maitreya ini loh.

@Padma
di dalam aliran MLDD sendiri tidak pernah dipaksakan untuk bervegetarian tetapi hanya sebatas dianjurkan kepada umat2nya , ditilik dari Sutra Buddha sendiri, Sang Buddha memang tidak pernah mewajibkan umatnya untuk bervegetarian.
hanya saja pandangan masyarakat umum non-buddhis sudah terpaku pada ajaran Buddha yang dipengaruhi tradisi China, mereka menganggap bahwa biksu yang tidak bervegetarian ini sesat dll, hal ini hanya karena kesalahpahaman dan ketidaktahuan umat awam terhadap ajaran Sang Buddha.

ini pandangan anda pribadi atau pandangan dari aliran maitreya ???

Pandita sendiri masih manusia biasa, sama seperti Bhikku yang juga manusia pernah melakukan kesalahan dan masih bisa melakukan kesalahan hendaknya kita tidak memandang mereka sesuci Sang Buddha. jadi mungkin itu hanya kesalahan persepsi sang Pandita, even Pandita can make mistake(s) right?

Akur.....................

entang dijanjikan 'tempat' setelah nibbana
boleh saya tanya anda sendiri Qiu Dao krn keinginan sendiri atau dipaksa/ikut2an?ada sebagian umat MLDD yang salah persepsi tentang 'tempat' setelah nibbana ini memaksa orang lain untuk Qiu Dao dengan anggapan mengajak orang Qiu Dao berarti bisa melakukan kebajikan tertinggi seperti salah satu agama.INI SALAH!

TIDAK MUNGKIN begitu Qiu Dao kita langsung lahir di alam kebahagian, seseorang tidak akan bisa terlahir di alam kebahagian ('tempat' yang dijanjikan) jika tidak tekun MEMBINA HATI NURANI (termasuk menjalankan pancasila buddhis).

aku di chiu tao atas kesadaran ku sendiri karna saat itu aku berpikiran bahwa aku sudah menyatakan diri berlindung pada buddha, dharma dan sangha lalu apa salahnya aku menyatakan diri berlindung pada buddha yang akan datang yaitu Maitreya. so ngak ada ruginya kan.
Aku tau masalah chiut tao terus lgsg daapt tempat di nibbana dariu pandita yang berceramah tsb. dikatakan oleh dia " kalo kita sudah chiu tao maka nama kita sudah tercatat dengan tinta emas di nibbana lalu kalo kita masi suka mabuk-mabukan,judi, dll di nibbana mana tempat tsb, akhirnya kita akan melihat lagi ke dunia dan akibatnya kita bisa terjatuh kembali, maka dari tiu kita harus menghilangkan segala kebiasaan buruk tsb " ( memang sih di belakangannya bagus utnuk kita menghilangkan kebiasaan buruk akan tetapi pada awalnya mengambarkan nibbana kok aneh, apakah ini bisa dikatakan mengajarkan pandangan salah)

penjelasan dari sdr/i yeyex dapat mendukung argumen saya bahwa saat ini kita semua dikaburkan oleh berbagai konsep ataupun pandangan yang masing-masing doktrin ada perbedaannya, oleh karna kitu kalo kita masih mau membahasnya maka kita harus sepakati dullu dasar konsep yang harus kita perdebatkan. setuju nagk ??????????
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.