• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[universal]Metteya Buddha or Ju Lai Fo

huangkelin

IndoForum Newbie E
No. Urut
18727
Sejak
12 Jul 2007
Pesan
36
Nilai reaksi
0
Poin
6
BUDDHA METTEYA

Metteya adalah Buddha masa depan yang sangat dinantikan dan belum dilahirkan. Selanjutnya Beliau akan dianggap sebagai Buddha ke 25 menurut tradisi Pali.
Lebih lanjut lagi, Beliau akan dihitung sebagai Buddha ke 5 dan yang terakhir di aeon sekarang yaitu Kappa Bhadda. Dipercayai bahwa Beliau akan dilahirkan saat kehidupan manusia diperpanjang sampai 84.000 tahun. Tempat kelahiranNya adalah Ketumati di masa pemerintahan Chakkavatti Samkha dimana dia sendiri akan menjadi pengikut Buddha dan melepaskan kehidupan duniawi.

Metteya akan dilahirkan di sebuah keluarga terpelajar yang terkenal dan namaNya adalah Ajita. Nama sukuNya juga Metteya. Nama ayahNya adalah Subrahma; dan ibuNya adalah Brahmawati. Beliau akan menikah dengan Chandamukhi dan akan mempunyai putra Brahmavaddhana. Beliau akan hidup di empat istana selama 8.000 tahun yaitu Sirivaddha, Vaddhamana, Siddhattha dan Chandaka. Selanjutnya Beliau akan melepaskan keduniawian setelah melihat 4 tanda.

Yang akan menjadi para pengikutnya yang luar biasa adalah dua saudaraNya Isidatta dan Purana; Jatimitta dan Vijaya diantara pengikut pria; dan Suddhana, Sanghaa dan Visakhaa diantara pengikut wanita. Yang akan menjadi murid-murid utamaNya diantara para bhikkhu adalah Asoka dan Brahmadeva; dan diantara para bhikkhuni adalah Paduma dan Sumana. Siha akan menjadi pembantu pribadiNya. Beliau akan mencapai pencerahan di bawah pohon Naga.

Telah menjadi tradisi bahwa Buddha akan datang berdiam di dunia Dewa Tusita dengan nama Nath. Beliau sering digambarkan atau diukir dalam mahkota-mahkota dan permata-permata karena Beliau belum melepaskan kehidupan duniawi.

Lihat juga pada:
1. Digha Nikaya iii.7;
2. Mahavamsa xxxxxxii. 73, 81 f;
3. Chullavamsa xxxviii. 68,;
4. Milinda Panha 159;
5. Atthasalini 415


Maitreya di Tiongkok

Pada zaman dinasti Liang (tahun 502 - 550) daratan Tiongkok berada dalam keadaan kacau, perang saudara dan perebutan kekuasaaan. Sehingga para penganut Buddha mengharapkan datangnya Maitreya sebagai penyelamat. Karena itulah lahir sekte Maitreya. Gambar Maitreya sebagai pangeran India yang gagah menjelma sebagai bhiksu gendut yang selalu senyum. Buddha Maitreya dipercayai lahir di provinsi Zhejiang sebagai bhiksu gendut yang disebut Pu Tai He Sang atau Bhiksu Berkantong Kain. Legenda mengatakan bahwa bhiksu ini sering berkelana membawa kantong kain pada permulaan abad ke-10. Dia juga dijuluki Buddha Ketawa, Buddha Mi Le, atau Ju Lai Fo (Buddha yang akan datang).
Beliau dipercayai sebagai reinkarnasi Maitreya karena saat meninggal beliau menulis syair:

Maitreya, Maitreya yang asli. Manusia selalu mengharapkan kedatangannya. Dia selalu menjelma dalam berbagai bentuk, namun saat dia datang menjelma sebagai manusia, tidak ada yang mengenalnya.


saya rasa masa sekarang ini adalah masih masa ajaran Buddha Sakyamuni (Siddharta Gautama),
karenanya untuk saat ini akan lebih baik menggunakan dasar pada Tripitaka yang ditulis ulang oleh Acarya Ashoka.
(yang mana jangan mencampurkan konsep-konsep pemikiran bukan Buddhist didalamnya)...

hal tersebut bukan Fanatik (karena siapapun (entah orang beragama apapun) yang mengajarkan/mengatakan/mempraktekkan sesuai dengan isi dan konsep TRIPITAKA/TIPITAKA, itu adalah Dhamma Semua Buddha. Disinilah UNIVERSAL dari BUDDHIST, bukan mencampur-adukkan konsep dan ajaran lain.)

sebab susahnya kehidupan moral saat ini, maka hanya kemurnian Ajaran Buddha-lah yang akan membantu Anda mencapai tingkat kesucian (bukan tingkat kesenangan dan tingkat keramaian pengikut Agama Buddha)...

thx
 
@singthung
Ju Lai Fo (bahasa mandarin) artinya Buddha yang akan datang...
Ju Lai = akan datang
Fo = Buddha

o y...ada yg punya story of zhong gui sama ksitigarbha bodhisatva??
 
Sejarah Kemunculan Maitreya

Ketika Sang Buddha Sakyamuni terlahir ke India sebagai Buddha, Maitreya juga datang mengikuti Sang Buddha dan dilahirkan di India Selatan. Sang Buddha mencapai kesempurnaan dibawah pohon Bodhi dan terkenal di seluruh India. Di waktu yang sama, Maitreya juga mencapai tingkat kesadaran akan alam semesta, rela melepas segala kenikmatan duniawi, sepenuh hati dibawah bimbingan Sang Buddha Sakyamuni terus meningkatkan diri.
Pada suatu kesempatan, ketika berada di Gunung Yen Fang, Sang Buddha bersabda tentang Kitab Maitreya Mencapai Kesempurnaan dan menjelaskan kepada Upali, “ Masa dua belas tahun kemudian, Maitreya akan terlahir di Surga Tusita. Saat itu para penghuni Surga Tusita akan mendapatkan siraman kebahagiaan dan kebajikan yang besar”.
Di salah satu bab dalam Kitab Maitreya Mencapai Kesempurnaan diceritakan dengan jelas tentang Maitreya dan Surga Tusita, bab ini juga sebagai bukti tentang kenyataan adanya Surga Tusita.
Selanjutnya Sariputra yang terkenal dengan kebijaksanaannya bertanya kepada Sang Buddha, “ Bagaimana dengan kemunculan kembali Maitreya sebagai seorang Buddha? Mohon Sang Junjungan Dunia memberi petunjuk agar kami semua lebih mengerti”.
Sang Buddha menjelaskan, “ Pada saat Maitreya turun ke dunia sebagai seorang Buddha, saat itu setiap pemimpin Negara sangat disiplin dan bijaksana, rakyat hidup tentram bahagia, sandang- pangan terpenuhi, hubungan antara manusia sangat harmonis, tidak ada pertikaian dan bencana, usia manusia mencapai 80 ribu tahun”.
Para Bhikku yang mendengarkan sangat berkeinginan untuk bisa terlahir di Surga Tusita dan bersama- sama dengan Maitreya turun ke dunia.
Setiap detil peristiwa tentang Maitreya tercatat dalam kitab Maitreya Turun ke Dunia Sebagai Seorang Buddha. Kitab ini merincikan tentang alam sahaloka dan alam bahagia yang terwujud ketika Maitreya datang dengan misi sebagai seorang Buddha. Maitreya dengan dharma agungnya datang untuk menyelamatkan tiga alam. Ini sedikit gambaran Sang Buddha kepada murid- murid-Nya.
Pernah pada suatu kelahiran, Sang Buddha Sakyamuni dan Maitreya bersama- sama membina diri. Keduanya bertekad mengembangkan cinta kasih. Tetapi saat itu Maitreya tidak segiat Sakyamuni dalam membina, sehingga Sakyamuni lebih dahulu mencapai kesempurnaan.
Dalam sejarah Tiongkok, Maitreya lebih dikenal dengan simbol pengasih. Selama berkalpa-kalpa kehidupan Maitreya terus menjadikan kasih sebagai landasan pembinaan. Maitreya pernah terlahir sebagai Ajita yang artinya “ Tak Terkalahkan”. Dalam Kitab tercatat, di zaman yang penuh kekacauan, Maitreya datang dengan kasih-Nya yang tiada tara mengalahkan semua bencana.
Simbol pengasih yang melekat pada diri maitreya mengandung arti yang mendalam. Bersumber dari sebab jodoh pada setiap kelahiran dengan umat manusia, mengutamakan kasih dalam pembinaan, dan mencapai kesempurnaan dengan kasih, maka tersebutlah “Maitreya Sang Pengasih”. Sang Pengasih yang berikrar untuk tidak memakan daging, Sang Pengasih yang menjalani pembinaan dengan metode kasih.
Maitreya sangat memahami sifat dasar manusia, menyerukan persamaan sesama makhluk, tidak membedakan tinggi- rendah, sehingga Beliau bersabda, “Dagingku adalah daging umat manusia, saya tidak akan memakan daging semua makhluk.” Ini sudah dilaksanakan ketika Maitreya mulai membina diri untuk yang pertama kalinya. Sejak saat itu kasih-Nya yang agung telah menjadi panutan bagi setiap Pembina dari zaman ke zaman.
Ditinjau dari sejarah Maitreya, maka aliran Mahayana berpantangan makan daging. Dari awal zamannya Sang Buddha telah disabdakan tidak boleh memakan daging segala makhluk. Setiap yang memakan daging berarti memutuskan tali cinta kasih, tidak memakan daging berarti menumbuhkan belas kasihan terhadap sesama makhluk . ini melahirkan keinsafan sejati, inilah dasar seorang Buddha. Bahkan ketika seekor nyamuk menggigit tubuh kita juga tidak boleh membunuhnya, sehingga muncul istilah “Beramal dengan Badan”. Ketika satu perbuatan kita yang sekecil apapun melukai atau menghilangkan nyawa makhluk lain patut dipertobatkan dan disesalkan, kemudian dibacakan parita untuk membantunya menuju alam bahagia. Ini adalah tingkat tertinggi dari pembinaan seorang Buddha.
Para Pembina di Daratan Tiongkok baik seorang Bhikku maupun orang yang berkebajikan sangat menjunjung tinggi sila pembunuhan dan adalah kewajiban menganjurkan orang lain menjalankan hal yang sama. Jadi bukan hanya tidak makan daging, tapi juga tidak boleh melukai makhluk hidup yang lain. Inilah teknik pembinaan Samadhi Maitri.
Sewaktu mencapai kesempurnaan, Maitreya lebih memilih berdiam di alam tingkat 4, Surga Tusita, yang berarti “Berkecukupan”. Di surga Tusita setiap penghuninya masih mempunyai nafsu keinginan namun mereka tidak terikat dan tidak serakah serta memahami benar hukum sebab-akibat. Di Surga Tusita segala keinginan bisa terpenuhi, sehingga dinamakan alam berkecukupan.
Maitreya berdiam di istana 49 lapisan yang terletak di taman dalam. Di sinilah Maitreya membabarkan dharma. Selain taman dalam, masih ada taman luar yang penghuninya masih mempunyai keinginan sehingga disebut “Taman Awam”. Ditaman dalam tempat Bodhisatwa Maitreya berdiam juga ada penghuni lain yang telah mencapai tingkat Bodhisatva. Dikarenakan Maitreya berdiam disana maka dinamakan juga Bumi Suci Maitreya.
Pembina yang berjuang mencapai Bumi Suci Maitreya lebih banyak ditemukan sebelum jaman Dinasti Tang. Sesudah itu, kebayakan Pembina lebih berkeinginan lahir di Bumi Suci Barat sehingga nama Surga Tusita jarang terdengar lagi. Walau demikian, Pembina yang berpengalaman tetap memilih Bumi Suci Maitreya karena dengan memilih Bumi suci Maitreya maka kelak akan berkesempatan bersama- sama maitreya turun ke dunia untuk menggelar misi akbar, dan itu adalah kesempatan terbaik untuk mencapai pencerahan.
Di Surga Tusita, Maitreya bukanlah menikmati kesenangan, tetapi demi menuntun Pembina yang masih belum bisa melepaskan sisi keduniawiannya agar mereka menemukan jalan terbaik untuk meningkatkan pembinaan diri.
Pada masa Dinasti Liang, Maitreya terlahir di She Jiang bernama Fu Weng, orang-orang menyebutnya Fu Da She, ia berteman baik dengan raja Liang Wu Di dan sering berkesempatan membabarkan dharma di istana. Raja Liang sangat percaya pada dharma dan manjadi pengikut setia sang Buddha. Namun sang permaisuri tidak percaya bahkan menghina Buddha Dharma, akhirnya meninggal dunia karena suatu penyakit. Sesudah meninggal ia mendatangi Raja Liang dalam mimpi dan menceritakan bahwa karena semasa hidup telah menghina Buddha Dharma, akibatnya ia sangat menderita di alam neraka dan sulit terbebaskan.
Raja menjumpai Fu Da She meminta petunjuk akan mimpi tersebut. Fu Da She menganjurkan mencari Pertapa Agung di gunung Jiang Jin. Sang pertapa menganjurkan sang raja mengadakan pertemuan dharma selama 49 hari. Setelah itu sang permaisuri kembali mendatanginya dalam mimpi dan mengatakan bahwa ia telah mendapatkan pahala dan sekarang berkesempatan lahir di alam ke-33.
Pada zaman Dinasti Nan berdiri 480 kuil, di setiap tingkat terpampang 2 baris kalimat berbunyi,”Kita bisa melihat keyakinan raja Liang terhadap Buddha dharma dan menyaksikan begaimana Buddha Dharma berkembang pesat pada masa itu. Semua ini tidak terlepas dari kemunculan Maitreya sebagai Fu Da She”.

Sumber : Majalah Cahaya Maitri
 
maitrya bukannya buddha ke 29........ kok bisa buddha ke 5 . da jadi buddha mana isa renkarnasi lagi...
 
@LomX
Buddha Maitreya adalah Samma Sambuddha ke-5 untuk Kappa Bhadda, yaitu masa sekarang ini...dimana jika digabung dengan masa2 sebelumnya/kalpa sebelumnya adalah Samma Sambuddha ke-29...

@GloryFrench
wah...lengkap mengenai cerita Maitreya pada Dinasti Liang di Zhong Guo...andai sekarang ada terlahir kembali Makhluk jelmaan Buddha Maitreya...pasti dunia aman tentram...hahaha...^^
so menurut sekte Maitreya sendiri...gimana cara pencapaian surga tusita?

menurut yg saya dengar...: Buddha Maitreya akan terakhir kali lahir kembali di Bumi dan melakukan hal yang sama dengan Sakyamuni Buddha, yaitu membabarkan Dhamma kembali, mendamaikan dunia dan akan mencapai Nibanna..

Pada saat itu kondisi moral manusia telah hancur, peperangan dimana-mana, ajaran Buddha tidak dikenal lagi...yang ada hanya keserakahan, kebodohan dan kebencian...sehingga manusia tidak memikirkan kebaikan/hati nurani..
apakah benar begitu yang akan terjadi?
tetapi yg membingungkan...pada saat itu dimana keberadaan sekte2 kita?bagaimana sekte theravada, mahayana, tantrayana dan maitreya sendiri?
Apakah ada kitab yang membabarkan keadaan ini?

thx
 
@singthung
Ju Lai Fo (bahasa mandarin) artinya Buddha yang akan datang...
Ju Lai = akan datang
Fo = Buddha


Ju Lai Fo itu artinya Sakyamuni Buddha (Buddha Gotama)

Ju Lai = Yang akan datang tapi menurut Mahayana Kata yang akan datang itu mengacu kepada kata Tathagata.

Fo = Buddha

Maaf kalo salah. Saya cuma baca buku. Dan saya punya referensinya.........
 
duh gw gak ngerti maitreya ajarannya bener bener beda
 
@kwetiaw
waaah...ya mungkin juga bener...coz kalo dilihat dari Mahayana kan masih condong ke Amitabha Buddha...
kemungkinan Buddha Gotama/Sakyamuni Buddha bisa dimaksudkan Ju Lai Fo di saat itu...
tapi kesimpulan yang diambil Ju Lai Fo artinya Buddha akan datang...
yang belum terjawab pertanyaan saya mengenai keberadaan itu...kalo ada yg tau sharing donk...

thx
 
Bodhisatva Maitreya lahir ke dunia sebagai Calon Buddha bukan langsung lahir jadi Buddha. Dengan usaha sendiri dan mencapai penerangan sempurna baru menjadi Buddha.Seorang Buddha tidak dilahirkan kembali

Kita harus bisa membedakan mana ajaran Sang Buddha dan mana yang tradisi/kebudayaan Cina.

Sang Buddha tidak melarang makan daging atau harus vegetarian.
Seorang umat Buddha dapat mengkonsumsi daging hewan apapun juga sejauh ia TIDAK melihat, mendengar maupun ragu-ragu mahluk itu dibunuh untuk dirinya.
Oleh karena itu, umat Buddha dapat membeli 'bangkai' di pasar untuk dimasak. Ketika umat Buddha pergi ke pasar, membeli bangkai ataupun tidak, bangkai itu sudah tersedia di sana. Dengan demikian, umat tidak termasuk berniat melakukan pembunuhan terhadap mahluk tersebut. Umat tidak melihat, mendengar maupun ragu bahwa mahluk itu dibunuh untuknya.
Berbeda halnya apabila ia pergi ke restoran yang menyediakan mahluk hidup. Ketika ia memilih mahluk tertentu, maka mahluk itu memang kemudian dibunuh untuk dimasak. Dalam pengertian kamma, mahluk itu mati karena telah ditunjuknya. Ia telah melihat, mendengar dan yakin bahwa mahluk itu dibunuh untuknya. Jenis bangkai inilah yang sebaiknya dihindari dan tidak dimakan oleh umat Buddha.
Semoga keterangan ini dapat memberikan manfaat dalam menentukan sikap umat Buddha terhadap makanan yang mengandung bangkai mahluk tertentu.



Sang Buddha menganjurkan untuk menghindari memakan sepuluh jenis daging. Kesepuluh jenis daging tersebut adalah daging manusia, daging gajah, daging kuda, daging anjing, daging ular, daging singa, daging harimau, daging macan tutul, daging beruang, dan daging serigala atau hyena.
__________________

Cuplikan...
Kisah Perpecahan Sangha


Pada suatu kesempatan, ketika Sang Buddha sedang memberikan khotbah di Vihara Veluvana, Devadatta datang kepadanya dan menyarankan bahwa Sang Buddha kini telah menjadi tua, seharusnya tugas-tugas kepemimpinan Sangha diserahkan kepada Devadatta. Tetapi Sang Buddha menolak permintaannya, menegurnya, dan menyebutnya "penjilat lidah" (khelasika). Sejak saat itu, Devadatta sangat membenci Sang Buddha. Ia bahkan berusaha membunuh Sang Buddha sebanyak tiga kali, tetapi selalu gagal. Kemudian Devadatta mencoba taktik lain. Kali ini ia datang kehadapan Sang Buddha dan mengajukan lima peraturan untuk para bhikkhu untuk dilakukan sepanjang hidupnya.

Ia mengajukan: 1) Para bhikkhu harus tinggal di hutan. 2) Para bhikkhu harus hidup dengan makanan yang hanya diterima pada saat pindapata. 3) Mereka harus mengenakan jubah yang hanya terbuat dari potongan kain yang diperoleh dari tumpukan sampah. 4) Mereka harus berdiam di bawah pohon dan 5) Mereka tidak boleh memakan ikan atau daging.

Sang Buddha tidak menolak terhadap peraturan tersebut dan tidak keberatan terhadap siapa pun yang sanggup melakukannya, tetapi dengan berbagai pertimbangan yang benar, Beliau tidak menetapkan peraturan itu untuk para bhikkhu secara keseluruhan.
 
Dua Puluh Sembilan Manussa Buddha Yang Bertugas Di Dunia


No Nama Buddha Sifat Utama

1 Tanhankara Maha Perwira
2 Medankara Maha Mulia
3 Saranankara Maha Welas-asih
4 Dipankara Cahaya Cemerlang
5 Kondanna Junjungan Manusia
6 Mangala Yang Maha Agung
7 Sumana Pemberani Yang Berbudi Lemah Lembut
8 Revata Penambah Kegembiraan, Kebahagiaan
9 Sobhita Yang Penuh Kebajikan
10 Anomadassi Manusia Utama
11 Paduma Obor Semesta Alam
12 Narada Pembimbing Yang Tiada Taranya
13 Padumuttara Makhluk Yang Tiada Taranya
14 Sumedha Yang Paling Mulia
15 Sujata Pimpinan Jagad Raya
16 Piyadassi Maha Junjungan Umat Manusia
17 Atthadassi Yang Penuh Kasih-sayang
18 Dhammadassi Penghalau Kegelapan
19 Siddhatta Yang Tiada bandingnya Didunia
20 Tissa Pemberi Karunia Yang Utama
21 Phussa Yang Sempurna Ke Tujuan Akhir
22 Vipassi Yang Tiada Saingannya
23 Sikhi Pahlawan Cinta-kasih Tanpa Batas
24 Vessabhu Penyebar Kebahagiaan Sejati
25 Kakusandha (Krakucchanda) Penunjuk Jalan Para Musafir
26 Konagamana (Kanakamuni) Yang Berusaha Tanpa Akhir
27 Kassapa (Kasyapa) Cahaya Sempurna
28 Gotama (Gautama) Kejayaan dalam Keluarga Gotama (Gautama)
29 Matteya (Maitreya) Yang Penuh Dengan Cinta-kasih ( Buddha yang akan datang)
 
Iyap...benar kata singthung bahwa Maitreya saat ini adalah belum menjadi Buddha...
Beliau baru akan lahir, melepas keduniawian, dan mencapai penerangan sempurna/menjadi Buddha pada kelahiran terakhirnya....

simak quote berikut...dicuplik dari samaggi-phala:

Metteya akan dilahirkan di sebuah keluarga terpelajar yang terkenal dan namaNya adalah Ajita. Nama sukuNya juga Metteya. Nama ayahNya adalah Subrahma; dan ibuNya adalah Brahmawati. Beliau akan menikah dengan Chandamukhi dan akan mempunyai putra Brahmavaddhana. Beliau akan hidup di empat istana selama 8.000 tahun yaitu Sirivaddha, Vaddhamana, Siddhattha dan Chandaka. Selanjutnya Beliau akan melepaskan keduniawian setelah melihat 4 tanda.

Yang akan menjadi para pengikutnya yang luar biasa adalah dua saudaraNya Isidatta dan Purana; Jatimitta dan Vijaya diantara pengikut pria; dan Suddhana, Sanghaa dan Visakhaa diantara pengikut wanita. Yang akan menjadi murid-murid utamaNya diantara para bhikkhu adalah Asoka dan Brahmadeva; dan diantara para bhikkhuni adalah Paduma dan Sumana. Siha akan menjadi pembantu pribadiNya. Beliau akan mencapai pencerahan di bawah pohon Naga.

Telah menjadi tradisi bahwa Buddha akan datang berdiam di dunia Dewa Tusita dengan nama Nath. Beliau sering digambarkan atau diukir dalam mahkota-mahkota dan permata-permata karena Beliau belum melepaskan kehidupan duniawi.

lengkap telah diceritakan mengenai sejarah vegetarian yang dipost oleh singthung, mengenai vegetarian pada Mahayana...
Sudah menjadi vinaya bhikkhu untuk tidak membunuh & menyakiti makhluk...
Di biara Mahayana (shaolin), karena tidak semua bhikkhu boleh untuk turun gunung...maka para bhikkhu hanya mendapat sumbangan sayuran (yang awet untuk disimpan) dari para umat. Dan terdapat dapur untuk mengolah sayuran tersebut menjadi makanan. Oleh sebab itu tidak mengkonsumsi daging.

thx
 
@huangkelin

saya mempunyai seorg tmn akrab Mahayana, katanya bhikku mahayana tdk mengkonsumsi daging bukan krn tidak semua bhikku boleh turun gunung maka para bhikku mendapat sumbangan sayuran agar awet di simpan, oleh sebab itu tdak mengkonsumsi daging, tapi karena Mahayana memiliki Sila Boddhisatva dimana bhikku mereka mengembangkan cinta kasih kepada semua makhluk maka bhikku mereka tdk di perkenankan makan daging.
 
wah.. lagi2 daging dan maitreya ya.. huehehe.. ^^'
menurut saya sih sebenarnya makan daging itu ngk papa bagi kita Buddhis.. seperti yang dijelaskan kk Shintung itu.. sebenarnya yang main pola pikir deh.. bukan berarti dengan makan daging kita ngk bisa ngembangin cinta kasih kan?? dan juga.. bukan berarti dengan tidak makan daging dapat mengembangkan cinta kasih.. ^^'
 
cinta kasih kepada alam ga dijalankan kan klo makan daging...hewan kan alam juga
 
@chineseculture
wah...apakah sila untuk mencapai bodhisatva beda dengan sila bhikkhu yah?hehehe...
sebenarnya ada sebuah buku yang menceritakan perkembangan agama buddha mulai dari awal hinayana-theravada, mahayana, tantrayana dan aliran-aliran yang terbentuk beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya....cm saya cari2 belum ketemu sampe sekarang...^^

bhikkhu mahayana di daerah gurun gobhi, dataran tinggi himalaya dan sekitar nepal mengkonsumsi daging yang dipersembahkan oleh umat...dimana memang di daerah sana hasil yang didapat adalah hasil ternak dan berburu masyarakat setempat, tumbuhan yang dapat dikonsumsi sangat langkah disana...
apakah para bhikkhu disana tidak dapat mencapai bodhisatva yaah?^^

benar kata sdr uniqueman mengenai mengembangkan cinta kasih dan konsumsi daging...
vegetarian adalah salah satu cara dari ribuan cara lainnya...

mengembangkan cinta kasih pada batin-pikiran dan perhatian untuk tidak mengkonsumsi jenis makanan daging memang bagus juga untuk dilakukan...
apabila seseorang memilih untuk bervegetarian hal tersebut adalah baik...
tapi tidak berarti bahwa seseorang yang mengkonsumsi daging adalah susah/tidak dapat mencapai tingkat kesucian menjadi bodhisatva...

karena karma adalah niat...
maka apabila seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung daging tanpa melihat, mendengar maupun ragu-ragu mahluk itu dibunuh untuk dirinya...hal tersebut adalah bukan karma buruk membunuh makhluk hidup, karena daging tersebut adalah telah menjadi benda mati yang mana dikonsumsi maupun tidak tetaplah telah menjadi bangkai.

mengenai pencapaian kesucian, menurut saya akan lebih sukses apabila seseorang mampu melaksanakan athasila pada kehidupan sehari-harinya....

apakah sdr pernah mendengar mengenai athasila?
apalagi bila dalam program vegetarian anda mencampur dengan atha sila-dasa sila, maka alangkah baiknya pelaksanaan sila dan samadhi anda sebagai umat buddha...
dijamin jadi bodhisatva...hahaha...^^

thx
 
@huangkelin

saya sich tak tahu soalnya saya bukan Mahayana, ini kata teman akrab saya. Katanya kalau kita membawa daging kedlm vihara Mahayana dan di persembahkan pada bhikkunya akan di tolak. Mgkn untuk membuktikan kebenaran kata teman saya, anda bisa mencoba mempersembahkan daging kepada bhikku Mahayana, anda akan buktikan kalau bhikku Mahayana akan menerima daging atau tidak. Hehehehe
 
@chineseculture

wah...sudah ada koq...Bhikkhu Mahayana dari nepal memang boleh makan daging...coz di vihara sini ada jg gt...hanya pengurus vihara memberi himbauan agar tidak memberi sumbangan makanan jenis-jenis hasil laut dan daging hewan tertentu yang tidak sewajarnya.

konsumsi para Bhikkhu tidak memilih2...Bhikkhu makan apa adanya yang disumbangkan oleh umat...selama jenis sumbangan makanan tidak ekstrim.

Apabila dari aliran Mahayana China dan Taiwan menerapkan vegetarian, maka itu memang mengikuti perkembangan tradisi Vihara setempat. Karena memang dalam tripitaka seperti yang diposting oleh sdr Sinthung :
"Sang Buddha tidak melarang makan daging atau harus vegetarian.
Seorang umat Buddha dapat mengkonsumsi daging hewan apapun juga sejauh ia TIDAK melihat, mendengar maupun ragu-ragu mahluk itu dibunuh untuk dirinya."

tapi vegetarian memang bagus koq bro...tidak ada yang melarang dan tidak ada yang menjelekkan...dan akan lebih baik apabila ditambah dengan athasila yang lebih aktual melatih kesadaran.

dalam aliran Maitreya ada Paceka Buddha, Chi Kung (semasa hidupnya menjadi Bhikkhu Mahayana) juga mengkonsumsi daging yaa...?

bro...mengenai kwan kong/guan yu...apa ada ceritanya?
 
@huangkelin

memang membahas dharma dgn anda, adalah kepuasan tersendiri karena walau kita berdua dari aliran yg berbeda, serta banyak terdpt perbedaan pandangan, tapi kita tetap bisa saling menghargai.

masalah bhikku Mahayana makan daging, wah itu saya tak tahu karena yang mengatakannya itu teman baik saya, kalau bhikku Mahayana akan menolak makanan bernyawa, mgkn teman-2 Mahayana di forum ini bisa meluruskan atau memberikan pencerahan.

Masalah Buddha Hidup Ci Kung makan daging, wah itu kayanya juga gak betul. Kalau minum arak, itu betul. Mgkn karena pas kita nonton film BUddha Ci Kung dan di dlm film tersebut Beliau mkn daging maka kita menjadi beranggapan Beliau makan daging semasa hidupNya padahal kan itu hanya film buatan manusia.

Begitu kira-2 Sdr. Huangkelin
 
@chineseculture
sangat berbahagia juga dapat berdiskusi Dharma di forum ini dengan Anda...memang dalam Dhamma perbedaan seharusnya memberi kita pengertian untuk melakukan ehipasiko, yaitu membuktikan yang mana yang terbukti benar dan tidak semu.

wah...yang seperti dilihat di'film2 menceritakan kebiasaan hidup Buddha Chi Kung yang sederhana dan mengkonsumsi daging serta arak..
lalu...bagaimana cerita sebenarnya mengenai riwayat kehidupan Buddha Chi Kung hingga dikenal di masyarakat setempat oleh keunikannya?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.