• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Universal] (Hal hal Yang menarik): Tentang Ajaran Buddha

meilynor

IndoForum Newbie E
No. Urut
13405
Sejak
29 Mar 2007
Pesan
42
Nilai reaksi
0
Poin
6
PENGERTIAN DASAR BUDDHA DHARMA
1. Tri Ratna

Seorang telah menjadi umat Buddha bila ia menerima dan mengucapkan
Tri Ratna (Skt) atau Tiga Mustika (Ind) yang berarti Buddha, Dharma,
Sangha. Pada Saat sembahyang atau kebaktian di depan altar Hyang
Buddha. Tri Ratna secara lengkap diucapkan dengan tenang dan khusuk
sampai tiga kali atau disebut Trisarana. Trisarana adalah sebagai
berikut:

Bahasa Sansekerta :

Buddhang Saranang Gacchami
Dharmang Saranang Gacchami
Sanghang Saranang Gacchami

Dwipanang Buddhang Saranang Gacchami
Dwipanang Dharmang Saranang Gacchami
Dwipanang Sanghang Saranang Gacchami

Tripanang Buddhang Saranang Gacchami
Tripanang Dharmang Saranang Gacchami
Tripanang Sanghang Saranang Gacchami

Bahasa Indonesia :

Aku Berlindung kepada Buddha
Aku Berlindung kepada Dharma
Aku Berlindung kepada sangha

Kedua kali Aku Berlindung kepada Buddha
Kedua kali Aku Berlindung kepada Dharma
Kedua kali Aku Berlindung kepada sangha

Ketiga kali Aku Berlindung kepada Buddha
Ketiga kali Aku Berlindung kepada Dharma
Ketiga kali Aku Berlindung kepada sangha

1.1. Buddha

Berasal dari bahasa Sansekerta budh berarti menjadi sadar,
kesadaraan sepenuhnya; bijaksana, dikenal, diketahui, mengamati,
mematuhi. (Arthur Antony Macdonell, Practical Sanskrit Dictionary,
Oxford University Press, London, 1965).

Tegasnya, Buddha berarti seorang yang telah mencapai Penerangan atau
Pencerahan Sempurna dan Sadar akan Kebenaran Kosmos serta Alam
Semesta. "Hyang Buddha" adalah seorang yang telah mencapai Penerangan
Luhur, cakap dan bijak menuaikan karya-karya kebijakan dan memperoleh
Kebijaksanaan Kebenaraan mengenai Nirvana serta mengumumkan doktrin
sejati tentang kebebasan atau keselamatan kepada dunia semesta
sebelum parinirvana.

Hyang Buddha yang berdasarkan Sejarah bernama Shakyamuni pendiri
Agama buddha. Hyang Buddha yang berdasarkan waktu kosmik 1) ada
banyak sekali dimulai dari Dipankara Buddha.

1.2. Dharma

Hukum Kebenaran, Agama, hal, hal-hal apa saja yang berhubungan dengan
ajaran agama Buddha sebagai agama yang sempurna.

Dharma mengandung 4 (empat) makna utama :
1. Doktrin
2. Hak, keadilan, kebenaran
3. Kondisi
4. Barang yang kelihatan atau phenomena.

Buddha Dharma adalah suatu ajaran yang menguraikan hakekat kehidupan
berdasarkan Pandangan Terang yang dapat membebaskan manusia dari
kesesatan atau kegelapan batin dan penderitaan disebabkan
ketidakpuasan. Buddha Dharma meliputi unsur-unsur agama, kebaktian,
filosofi, psikologi, falsafah, kebatinan, metafisika, tata susila,
etika, dan sebagainya.


1.3. Sangha

Persaudaraan para bhiksu, bhiksuni (pada waktu permulaan terbentuk).
Kemudian, ketika agama Buddha Mahayana berkembang para anggotanya
selain para bhiksu, bhiksuni, dan juga para umat awam yang telah
upasaka dan upasika dengan bertekad pada kenyataan tidak-tanduknya
untuk menjadi seorang Bodhisattva, menerima dan mempraktekkan
Pancasila Buddhis ataukah Bodhisattva Sila.

Bhiksu (sebutan untuk lelaki) dan bhiksuni (sebutan untuk perempuan)
adalah seseorang yang kehidupanya sudah tidak lagi mencampuri urusan
duniawi, telah menjalankan kehidupan suci, dan patuh serta setia
menghayati dan mengamalkan Buddha Dharma.
 
Kitab Suci Agama Buddha

TRIPITAKA/TIPITAKA

Kitab suci yang dewasa ini dipakai dalam agama Buddha ditemukan dalam bahasa Pali dan bahasa Sanskerta. Nama umum yang diberikan untuk kumpulan kitab suci agama Buddha adalah Tripitaka. "Tri " berarti "tiga " dan "pitaka " berarti "keranjang " atau biasa diartikan sebagai "kumpulan ". Tripitaka dengan demikian adalah " Tiga Keranjang " atau "Tiga Kumpulan", terdiri dari:
1. Vinaya Pitaka atau Kumpulan Disiplin Vihara.
2. Sutta/Sutra Pitaka atau Kumpulan Ceramah/Dialog.
3. Abhidhamma/Abhidharma Pitaka atau Kumpulan Doktrin Yang Lebih Tinggi, hasil susunan sistematis dan analisis skolastik dari bahan-bahan yang ditemukan dalam Sutta/Sutra Pitaka.

Vinaya Pitaka:
1. Parajika
2. Pacittiya
3. Mahavagga
4. Culavagga
5. Parivara

Sutta Pitaka:
1. Digha Nikaya
2. Majjhima Nikaya
3. Samyutta Nikaya
4. Anguttara Nikaya
5. Khuddaka Nikaya

Abhidhamma Pitaka:
1. Dhammasangani
2. Vibhanga
3. Dhatukatha
4. Puggalapannatti
5. Kathavatthu
6. Yamaka
7. Patthana

Vinaya Pitaka
Vinaya Pitaka merupakan suatu kumpulan Tata Tertib dan Peraturan Cara Hidup yang ditetapkan untuk mengatur murid-murid Sang Buddha yang telah diangkat sebagai bhikkhu atau bhikkhuni ke dalam Sangha. Peraturan-peraturan ini berupa himbauan dari Sang Buddha dengan tujuan agar mereka menguasai dan mengendalikan perbuatan jasmani dan ucapan mereka. Kitab ini juga menyangkut hal-hal mengenai pelanggaran peraturan; terdapat berbagai jenis peringatan dan usaha pengendalian sesuai dengan sifat pelanggaran yang dilakukan.

Secara umum Vinaya Pitaka dapat dibagi atas :
(1) Sutta Vibhanga
Bagian yang berhubungan dengan Pratimoksa/Patimokha yaitu peraturan-peraturan untuk para bhikkhu/bhikshu (227 peraturan) dan bhikkhuni/bhikshuni (311 peraturan).

(2) Khandaka-khandaka , terdiri dari Mahavagga dan Cullavagga.
Mahavagga merupakan serangkaian peraturan mengenai upacara penahbisan bhikkhu, upacara Uposatha, peraturan tentang tempat tinggal selama musim hujan [vassa], upacara pada akhir vassa [pavarana], peraturan mengenai jubah, peralatan, obat-obatan dan makanan, pemberian jubah Khatina setiap tahun, peraturan bagi bhikhu yang sakit, peraturan tentang tidur, tentang bahan jubah, tata cara melaksanakan sanghakamma (upacara sangha), dan tata cara dalam hal terjadi perpecahan.

Cullavagga, terdiri dari peraturan untuk menangani pelanggaran-pelanggaran, tata cara penerimaan kembali seorang bhikkhu ke dalam sangha setelah melakukan pembersihan atas pelanggarannya, tata cara untuk menangani masalah-masalah yang timbul, berbagai peraturan yang mengatur cara mandi, mengenakan jubah, menggunakan tempat tinggal, peralatan, tempat bermalam dan sebagainya, mengenai perpecahan kelompok-kelompok bhikkhu, kewajiban guru [acariya] dan calon bhikkhu [samanera], upacara pembacaan Patimokkha, penahbisan dan bimbingan bagi bhikkhuni, kisah mengenai Pasamu Agung Pertama di Rajagraha, dan kisah mengenai Pesamuan Agung Kedua di Vesali.

(3) Parivara,
Merupakan suatu ringkasan dan pengelompokan peraturan-peraturan Vinaya yang tersusun dalam bentuk tanyajawab untuk dipergunakan dalam pengajaran dan ujian.

Sutra Pitaka [Sutta Pitaka]
Merupakan kumpulan pembicaraan antara Sang Buddha dengan berbagai kalangan, semasa Beliau mengembangkan ajaranNya. Sutra Pitaka dapat dikelompokkan dalam lima kelompok utama, yaitu :
- Digha Nikaya (kumpulan sutra yang isinya panjang),
- Majjhima Nikaya (kumpulan sutra yang isinya tidak terlalu panjang),
- Samyutta Nikaya (kumpulan sutra yang isinya secara kelompok),
- Anguttara Nikaya (kumpulan sutra atas beberapa topik utama),
- Khuddaka Nikaya (kumpulan sutra dari berbagai bahan).

Abhidhamma Pitaka
sesuai uraian dari kaum Sthaviravada (Pali canon) dapat diuraikan menjadi tujuh jilid buku [pakarana], yaitu :
a. Dhammasangani, menguraikan mengenai etika dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa

b. Vibhanga, menguraikan apa yang terdapat dalam buku Dhammasangani dengan metode yang berbeda. Buku ini dapat dibagi lagi dalam delapan bab [vibhanga], dan masing-masing bab memiliki tiga bagian yaitu Suttantabhajaniya, Abhidhammabhajaniya dan Pannapucchaka atau daftar pertanyaan-pertanyaan.

c. Dhatukatha, menguraikan mengenai unsur-unsur batin yang terbagi atas empat belas bagian.

d. Puggalapannatti, menguraikan berbagai watak manusia [puggala] yang terkelompok dalam sepuluh urutan kelompok.

e. Kathavatthu, terdiri dari dua puluh tiga bab yang merupakan kumpulan percakapan [katha] dan sanggahan terhadap pandangan salah yang dikemukan oleh berbagai sekte tentang hal-hal yang berhubungan dengan theologi dan metafisika.

f. Yamaka, terdiri dari sepuluh bab [yamaka], yaitu Mula, Khanda, Ayatana, Dhatu, Sacca, Sankhara, Anusaya, Citta, Dhamma dan Indriya.

g. Patthana, menerangkan mengenai sebab-sebab yang berkenaan dengan dua puluh empat hubungan antara batin dan jasmani [Paccaya].
 
32 tanda keagungan Buddha

32 tanda-tanda keagungan (Dvatrimsam Maha Purusa Laksanani / Dvattimsa Maha Purisa Lakkhanani)



1) Kaki yang datar

2) Kaki yang bercirikan suatu roda dengan seribu jeruju (Utsanga-pada)

3) Jari tangan yang ramping

4) Kaki dan tangan yang lemah gemulai

5) Jari kaki dan tangan terselaput secara indah (Jal-anguli-hasta-pada)

6) Tumit yang berukuran sempurna

7) Permukaan bagian atas di antara jari kaki dan pergelangan kaki melengkung

8) Paha yang seperti raja rusa jantan

9) Tangan yang mencapai ke bawah lutut

10) Alat tubuh rahasia lelaki yang tersembunyi

11) Tinggi dan lebar tubuh yang seimbang

12) Rambut yang berwarna biru tua

13) Bulu badan yang ikal dan halus gemulai

14) Tubuh yang berwarna keemasan

15) Kaki yang memancarkan cahaya

16) Kulit yang lembut nan halus

17) Tujuh bagian tubuh (2 telapak kaki, 2 muka tangan, 2 bahu dan kepala gigi) padat ideal (Sapt-Otsada, Sapt Occhada)

18) Dibawah ketiak berisi padat (Cit-antaramsa)

19) Tubuh berbentuk singa

20) Tubuh yang lurus (Nyagrodha)

21) Bahu yang padat (Susamvrita)

22) Jumlah gigi empat puluh

23) Gigi yang putih, rata, rapat (Avirala-danta)

24) Empat gigi taring putih murni

25) Rahang yang seperti rahang singa

26) Air liur yang dapat melezatkan makanan (rasa-rasagrata)

27) Lidah yang panjang dan lebar (Prabhuta-tanu-jihva)

28) Suara yang ulam dan merdu (Brahma-svara)

29) Mata yang biru tua (Abhinila)

30) Bulu mata seperti bulu mata raja sapi jantan

31) Suatu lingkaran putih di antara bulu matanya memancarkan cahaya (urna)

32) Kepala gigi yang penuh daging
 
Alias gitu Loh

Gelar atau sebutan lain Hyang Buddha

Menurut waktu sejarah, Buddha yang kita kenal ialah Buddha Gautama
sedangkan menurut waktu kosmik dalam agama Buddha Mahayana terdapat banyak sekali Buddha sebagaimana dinyatakan di dalam sutra-sutra Mahayana.
Gelar atau sebutan lain Hyang Buddha ada sepuluh, yakni :

1. Tathagata : ‘Dia’ yang telah datang dan telah melaksanakan semua tugas Buddha, yang mengambil jalan absolut mengenai sebab dan akibat, dan telah mencapai kebijaksanaan maha sempurna.

2. Arahat : Buddha sempurna, yang berarti ‘patut dipuja’. Juga berarti seorang suci tingkat tertinggi dalam aliran Hinayana, sedangkan Mahayana adalah Bodhisattva.

3. Samyak-Sambuddha : ‘Dia’ yang telah mencapai Penerangan Sempurna dan Maha mengetahui.

4. Vidyâ-Carana-Sampanna : Yang berbakat Pengertian Kesucian Leluhur, Yang mencapai Bodhi Teragung ( Pengetahuan-perbuatan-sempurna).

5. Sugata : Yang Maha Mulia; Yang telah mencapai Jalan yang benar.

6. Lokavid : Yang telah mengetahui atau memahami Kebenaran sejagad.

7. Anuttara : Yang tak dapat dibandingkan; yang telah memperoleh segala-galanya dan mencapai setinggi-tingginya ( Anuttara-Samyak-Sambuddha)

8. Purusa-Damya-Sârathi : Penunjuk, Pendidik serta pemimpin seluruh makhluk yang memerlukan Pembinaan-Nya. Penjinak hawa nafsu.

9. Sâstâ-Deva-Manusyânâm : Guru junjungan para Dewa-Dewi serta manusia.

10. Buddha-Lokanatha atau Bhagavân : Sang Maha Suci yang sempurna Kebijaksanaan-Nya. Yang dihormati dunia, Buddha sempurna.
 
10 Karma Baik

10 (sepuluh) Jenis Karma Baik

1. Gemar beramal dan bermurah hati, akibatnya adalah
diperolehnya kekayaan dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan
datang.

2. Hidup bersusila, akibatnya adalah penitisan dalam keluarga
luhur yang keadaannya bahagia.

3. Sering melakukan meditasi, akibatnya adalah penitisan di alam
bahagia.

4. Berendah hati dan hormat, akibatnya adalah penitisan dalam
keluarga luhur

5. Berbakti, akibatnya akan diperoleh penghargaan dari masyarakat

6. Cenderung untuk membagi kebahagiaan kepada orang lain.

7. Bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain, akibatnya adalah
menyebabkan terlahir dalam lingkungan yang menggembirakan.

8. Sering mendengarkan Dharma, akibatnya adalah berbuah dengan
bertambahnya kebahagian.

9. Gemar menyebarkan Dharma, akibatnya adalah berbuah dengan
bertambahnya kebijaksanaan

10. Meluruskan pandangan orang lain yang keliru, akibatnya
berbuah dengan diperkuatnya keyakinan.
 
10 Karma Buruk

10 (Sepuluh) Jenis Karma Buruk.

1. Pembunuhan, akibatnya pendek umur, berpenyakitan, senantiasa
dalam kesedihan karena terpisah dari keadaan atau orang yang dicintai,
dalam hidupnya senantiasa berada dalam ketakutan.

2. Pencurian, akibatnya kemiskinan, dinista dan dihina,
dirangsang oleh keinginan yang senantiasa tidak tercapai,
penghidupannya senantiasa tergantung kepada orang lain.

3. Perbuatan asusila, akibatnya mempunyai banyak musuh, beristri
atau suami yang tidak disenangi, terlahir sebagai pria atau wanita
yang tidak normal perasaan seks-nya.

4. Berdusta, akibatnya menjadi sasaran penghinaan, tidak
dipercaya khalayak ramai.

5. Bergunjing, akibatnya kehilangan teman-teman tanpa sebab yang
berarti.

6. Kata-kata atau ucapan kasar dan kotor, akibatnya sering
didakwa yang bukan-bukan oleh orang lain.

7. Omong kosong, akibatnya bertubuh cacat, berbicara tidak
tegas, tidak dipercaya oleh khalayak ramai.

8. Keserakahan, akibatnya tidak tercapai keinginan yang sangat
diharap-harapkan.

9. Dendam, kemauan jahat/niat untuk mencelakakan makhluk lain,
akibatnya rupa buruk, macam-macam penyakit, watak tercela.

10. Pandangan salah, akibatnya tidak melihat keadaan yang
sewajarnya, kurang bijaksana, kurang cerdas, penyakit yang lama
sembuhnya, pendapat yang tercela.
 
5 Bentuk Karma Celaka

5 (Lima) Bentuk Karma Celaka:

Lima perbuatan durhaka berikut ini mempunyai akibat yang sangat berat ialah penitisan di alam neraka.

1. membunuh ibu,
2. membunuh ayah,
3. membunuh orang suci, Arahat, Bodhisattva,
4. melukai seorang Buddha,
5. menyebabkan perpecahan dalam Sangha (hanya berlaku untuk para bhiksu yang mematuhi vinaya secara taat).
 
Pancasila

PANCASILA


Sila Pertama : (Membunuh makhluk hidup)
Semua makhluk hidup takut dihukum atau mati. Kehidupan diinginkan oleh semua makhluk. Dengan menempatkan diri kita pada posisi mereka, kita dapat menyadari bahwa kita secara pribadi tidak perlu membunuh atau dibunuh (bunuh diri).
Dengan prinsip Dharma ini, Hyang Buddha bermaksud supaya kita dapat
mengerti dan merasakan perasaan orang lain, bahwa semua makhluk hidup
mencintai kehidupannya seperti kita sendiri dan takut akan kematian.

Catatan :
Untuk memutuskan apakah kuman-kuman adalah makhluk hidup
atau tidak (makhluk yang dimaksud dalam sila pertama), kita harus
melihat sejarah kehidupan Hyang Buddha sendiri.
Bilamana Hyang Buddha sakit, Beliau mengijinkan dokternya yang
bernama Jivakakomarabhaca untuk menggunakan obat luar atau obat
dalam.
Dengan demikian maka kita dapat menyimpulkan bahwa sila pertama tidak meliputi kuman-kuman.
Bila tidak demikian, maka tidak dapat makan atau minum sesuatu, ataupun
bernafas yang bebas dari adanya kuman-kuman, maka tidak mungkin
seorang pun dapat melaksanakan Sila-pertama.

Sila Kedua : (Tidak mencuri)
Digariskan untuk mengembangkan saling hormat-menghormati hak masing-masing pada milik kita masing-masing.

Sila Ketiga : (Tidak berzinah).
Digariskan untuk mengembangkan rasa hormat pada keluarga masing-masing.

Sila Keempat : (Tidak berbohong).
Bertujuan untuk melindungi kepentingan kita masing-masing dengan selalu benar.

Sila Kelima : (Tidak bermabukan).
Membantu kita untuk terhindar dari ketidak-waspadaan atau sifat alpa.
 
mengenai Cia-cai

1. Semi Vegetarian, ialah orang yang hanya memakan daging pada waktu menghadiri suatu pesta atau pertemuan.

2. Partial Vegetarian, yaitu orang yang tidak memakan daging merah yang berasal dari hewan mamalia seperti lembu, kambing, dan babi, tetapi memakan ikan, ayam, telur dan susu, disamping sayur-mayur, kacang kacangan, dan makanan nabati lainnya.

3. Lacto Ovo Vegetarian (Latin: Lacto=susu, Ovo = telur), ialah orang yang tidak memakan daging dari semua jenis hewan apapun termasuk tidak memakan daging ikan, tetapi memakan telur, mengkonsumsi susu, dan hasil produksi susu disamping sayur-mayur, kacang-kacangan, dan makanan nabati lainnya.
Jenis ini disebut Lactovarian.

4. Lacto Vegetarian, ialah orang yang tidak memakan segala jenis daging hewan, ikan dan telur, tetapi mengkonsumsi susu dan hasil produksi susu, sayur-mayur, kacang-kacangan, dan makanan nabati lainnya.
Jenis ini disebut Lactarian.

5. Total Vegetarian , ialah orang yang sama sekali tidak memakan segala jenis daging hewan, ikan, telur, susu dan hasil produk susu,bahkan tidak memakai produk yang diolah dari tubuh hewan, misalnya apa saja yang terbuat dari kulit hewan.
Mereka hanya memakan sayur-mayur, kacang-kacangan, dan makanan nabati lainnya.
Jenis ini disebut Fruitarian.
 
Makna Persembahan waktu sembahyang

Umat Buddha biasanya melakukan sembahyang disertai dengan pemberian
persembahan di altar, berupa :
1. Dupa
2. Lilin
3. Air Minum
4. Bunga
5. Buah

Persembahan barang dalam sembahyang secara lengkap seperti diatas,
biasanya dilakukan pada hari Uposatha/Upavasatha atau hari-hari raya
lainnya dan biasanya pada hari itu umat Buddha makan makanan nabati
(vegetarian), yaitu :

1. Dupa
Dupa dengan wangi khasnya selain berguna untuk membersihkan udara dan
lingkungan (Dharmadatu), juga membuat suasana menjadi religius,
membuat hati menjadi khusuk. Harumnya dupa yang menyebar ke segenap
penjuru sama halnya dengan harumnya perbuatan mulia dan nama baik
seseorang, yang bahkan menyebar ke segala penjuru sekalipun
berlawanan arah angin.
Memasang Dupa juga mengandung makna mengundang langsung secara bathin
atau hati nurani ke hadapan Hyang Tathagata, para Buddha, para
Boddhisattva Mahasattva, dan para deva-devi (makhluk suci).

2. Lilin
Biasanya lilin warna merah yang dipergunakan untuk persembahan.
Sebelum menyalakan dupa, terlebih dahulu kita menyalakan lilin. Cara
menyalakan lilin, yang pertama lilin di sebelah kanan, baru kemudian
lilin yang berada di sebelah kiri.
Lilin yang telah dinyalakan bermakna memberikan penerangan atau
cahaya yang menerangi jalan kehidupan dan penghidupan di waktu
sekarang. Cahaya Buddha Dharma menerangi hati dan pikiran kita,
dengan selalu membimbing kita ke jalan yang benar, dan membawa kita
ke jalan penerangan/pencerahan agung. Dan juga melambangkan jiwa
seorang Bodhisattva yang bermakna ia mencerahi setiap makhluk yang
mengalami kegelapan bathin tanpa pamrih.

3. Air
Persembahan air mempunyai makna agar pikiran, ucapan dan perbuatan
anda selalu bersih. Air dapat membersihkan segala kotoran bathin
(klesa) yang berasal dari keserakahan (lobha), kebencian (dvesa), dan
kebodohan/kegelapan bathin (moha) dan ia memancarkan kasih sayang
(maitri), Welas asih (karuna), memiliki rasa simpati (mudita) dan
keseimbangan bathin (upeksha).

4. Bunga
Bunga mempunyai makna ketidakkekalan, semua yang berkondisi adalah
tidak kekal atau tidak abadi. Demikian juga dengan badan jasmani anda
adalah tidak kekal; lahir, tumbuh, tua/lapuk, kemudian
meninggal/hancur. Yang tertinggal hanyalah keburukan atau keharuman
perbuatan selama hidupnya saja, yang kelak dikenang oleh sanak
saudara dan handai taulan.

5. Buah
Persembahan buah mempunyai makna hasil dari proses kehidupan, bahwa
benih perbuatan buruk/kejahatan akan tumbuh dan berbuah
kepurukan/kejahatan pula, begitu juga perbuatan baik akan berbuah
kebaikan.
 
Persyaratan nikah dgn cara Buddhis

he.he.he. yang ini sih cuma sempilan aja yah.. siapa tahu, ada yg berjodoh diforum ini terus mau nikah...

Sesuai dengan Undang Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan
Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang
Undang No. 1 Tahun 1974, dimana Persyaratan Surat Perkawinan Catatan
Sipil harus dilengkapi dengan Surat Perkawinan Agama Buddha, dan...

untuk memperoleh Surat Perkawinan Agama Buddha khusus warganegara
Indonesia adalah sebagai berikut : (dokumen suami dan istri)
1. Fotocopy KTP dan KK
2. Fotocopy Akta Kelahiran
3. Fotocopy Surat Warganegara Indonesia
4. Fotocopy Ganti Nama, bilamana ada ganti nama
5. Pasphoto berdampingan 4 x 6 sebanyak 4 lembar

Dan untuk pengurusan Akta Perkawinan di Catatan Sipil khusus
warganegara Indonesia, harus dilengkapi surat-surat sebagai berikut :
(dokumen suami dan istri)
1. Fotocopy KTP dan KK (dilegalisir di kantor kelurahan setempat)
2. Fotocopy Akta Lahir dan Asli
3. Surat Pelengkap dari Kantor Kelurahan setempat, yaitu :
a. PM 1 : Surat Keterangan untuk mengurus perkawinan di
Kantor Catatan Sipil DKI Jakarta
b N 1 : Surat Keterangan untuk menikah
c N 2 : Surat Keterangan Asal Usul
d N 3 : Surat Keterangan tentang Orang Tua
4. Fotocopy Surat Warganegara Indonesia
5. Fotocopy Ganti Nama, bilamana ada ganti nama
6. Pasphoto berdampingan 4 x 6 sebanyak 6 lembar
 
Kok pake sanskrit gak pake pali?
 
Apa perbedaan bahasa sansekerta dan bahasa pali? sebenarnya banyak orang yang sering menanyakan ini. kita lihat waktu dulu bahasa indonesia sebelum di sempurnakan tjang dan yang apa perbedaannya? jadi bahasa sansekerta adalah pembaruan dari bahasa pali.sama seperti dhamma dan dharma
 
Inilah salah satu kebijaksanaan buddha, tidak pernah mengatakan ajaran lain jelek, beliau hanya mengajarkan kita tentang kebenaran.

beda dengan ajaran lain, dimana jika percaya dengan ajaran lain, maka akan dimasukkan ke neraka.

ini yang menambah keyakinan saya terhadap ajarannya
 
Halo, semua !
Salam kenal, ya ........
Saya juga yakin bahwa ajaran Budha la yang dpat menjawab apa yang telah terjadi dan yang mungkin akan terjadi.....
Ajaran agama Budha sungguh luar biasa, dia mengajarkan kita semua berbuat baik tanpa memandang harkat dan martabat.

Selain tu, ajaran agama Budha yang sebenarnya tidak pernah mengajar umatnya bahwa agama lain tu tidak benar ato apa gtu .......
Yang jelas, Ajaran Budha sangat objektif dan relevan....
Itu yang membuat saya semakin ingin memperdalam ajaran agama Budha.
 
Yeah,,ni lah yg membuat gw menjadi seorang buddhis ,,

Tidak ad paksaan untuk masuk jadi seorang buddhis,,dan jg ajarannya yg memang benar2 mengikuti perkembangan jaman /no1/no1

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta...

Smoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia ...

Sadhu...Sadhu...Sadhu...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.