• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

The Purpose Driven Life - What On Earth Am I Here For ??

effie

IndoForum Staff Personnel
No. Urut
601
Sejak
17 Apr 2006
Pesan
8.576
Nilai reaksi
353
Poin
83
Bacaan ini akan terbagi menjadi 40 bab singkat, Saya sangat mendorong Anda untuk membaca satu bab saja sehari, sehingga Anda memiliki waktu untuk berpikir tentang penerapannya bagi kehidupan Anda.

Hari: 01
Semuanya Diawali dengan Allah


Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, ... segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Kolose 1:16

Sebelum Anda memikirkan Allah, pertanyaan tentang tujuan hidup tidaklah berarti.
Bertrans Russell, seorang ateis

Ini bukan mengenai Anda.

Tujuan hidup Anda jauh lebih besar daripada prestasi pribadi Anda, ketenangan pikiran Anda, atau bahkan kebahagiaan Anda. Ini jauh lebih besar daripada keluarga Anda, karier Anda, atau bahkan mimpi-mimpi terliar dan ambisi Anda. Jika Anda ingin tahu mengapa Anda ditempatkan di planet ini, Anda harus memulainya dengan Allah, Anda dilahirkan oleh tujuan-Nya dan untuk tujuan-Nya.

Pencarian tujuan hidup telah membingungkan banyak orang selama ribuan tahun. Ini karena kita pada umumnya memulai dengan titik awal yang keliru, yaitu diri kita sendiri. Kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berpusat pada diri sendiri seperti; Ingin jadi apakah aku kelak? Apa yang sebaiknya aku lakukan dengan hidupku? Apakah sasaran-sasaranku, ambisi-ambisiku, impian-impianku untuk masa depanku?
Memusatkan perhatian pada diri sendiri tidak akan pernah menyingkapkan tujuan hidup kita. Alkitab berkata, "Bahwa didalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia."

Memusatkan perhatian pada diri sendiri tidak akan pernah menyingkapkan tujuan hidup kita.

Bertentangan dengan apa yang banyak dikatakan oleh buku-buku, film-film dan seminar-seminar terkenal, Anda tidak akan menemukan makna hidup dengan mencarinya di dalam diri Anda sendiri. Anda mungkin telah mencobanya. Bukan Anda yang menciptakan diri Anda, jadi Anda sama sekali tidak mengetahui, untuk apa Anda diciptakan! Jika saya memberi Anda suatu barang yang belum pernah Anda lihat, Anda tidak akan mengetahui manfaatnya, dan barang tersebut juga tidak akan bisa memberi tahu Anda. Hanya pencipta atau buku panduan pemiliknya yang bisa mengungkapkan kegunaan barang itu.

Saya pernah tersesat di pegunungan. Ketika saya berhenti untuk menanyakan arah pada suatu area perkemahan, saya diberi tahu, "Anda tidak akan bisa kesana dari sini. Anda harus mulai dari sisi lain gunung tersebut!" Demikan juga, Anda tidak bisa sampai pada tujuan hidup Anda bila memulainya dengan berpusat pada diri sendiri. Anda harus mengawalinya dengan Allah, Pencipta Anda. Anda ada hanya karena Allah menghendaki Anda ada. Anda diciptakan oleh Allah dan untuk Allah - dan sebelum Anda memahaminya, kehidupan tidak akan pernah bisa dipahami. Hanya di dalam Allahlah kita menemukan asal-usul kita, identitas kita, makna kita, tujuan kita, pentingnya kita, dan masa depan kita. Setiap jalan lain membawa kepada jalan buntu.

Banyak orang berupaya memanfaatkan Allah untuk aktualitas diri mereka sendiri, ini merupakan memutarbalikkan alam dan akan pasti gagal. Anda dijadikan untuk Allah, bukan sebaliknya, dan menjalani hidup berarti membiarkan Allah memakai Anda bagi tujuan-Nya, bukan Anda yang menggunakan Allah bagi tujuan Anda sendiri. Alkitab berkata,"Karena memikirkan hal-hal yang dari daging merupakan jalan buntu; perhatian pada kepada Allah membawa kita ke tempat terbuka, yaitu kepada kehidupan yang bebas dan luas,"

Saya telah membaca banyak buku yang menunjukkan cara-cara untuk menemukan tujuan hidup. Semua buku tersebut dapat dikelompokkan sebagai buku-buku untuk "menolong diri sendiri" karena pokok bahasan buku-buku tersebut menggunakan pendekatan dari sudut pandang yang berpusat pada diri sendiri. Buku-buku untuk menolong diri sendiri, termasuk juga buku-buku Kristen, biasanya menawarkan beberapa langkah serupa yang diperkirakan bisa untuk menemukan tujuan hidup: Pertimbangkan impian-impian Anda. Perjelas nilai-nilai Anda. tetapkan beberapa sasaran. temukan kelebihan-kelebihan Anda. Miliki tujuan yang tinggi. Capailah! Disiplinkan diri! Yakinlah Anda bisa meraih sasaran-sasaran Anda. Libatka orang lain. Jangan pernah menyerah.

Tentu saja, rekomendasi tersebut sering kali menghasilkan sukses yang besar. Anda biasanya bisa berhasil dalam meraih suatu sasaran jika Anda berkonsentrasi pada sasaran tersebut. tetapi mencapai sukses dan memenuhi tujuan hidup, sama sekali bukan hal yang sama! Anda bisa mencpai semua sasaran-sasaran pribadi, menjadi luar biasa berhasil dalam standar dunia, dan tetap tidak mengetahui tujuan mengapa Allah menciptakan Anda. Anda membutuhkan lebih dari sekedar nasihat untuk menolong diri sendiri. Alkitab mengatakan, " Menolong diri sendiri sama sekali tidak menolong, mengorbankan dirilah caranya, untuk menemukan diri Anda, diri sejati Anda."

Ini bukanlah buku untuk menolong diri sendiri. Juga bukan pedoman untuk menemukan kareie yang tepat, meraih impian-impian Anda, atau merencanakan hidup Anda. Bukan berisi cara untuk menjejalkan lebih banyak kegiatan kedalam jadwal Anda yang sudah sangat padat. sebetulnya, buku ini akan mengajar Anda cara untuk mengurangi kegiatan Anda dalam kehidupan - dengan memusatkan perhatian pada apa yang paling penting. Buku ini berbicara tenta menjadi pribadi yang sesuai dengan tujuan Allah menciptakan Anda.

Lalu, bagaimana cara Anda dapat menemukan tujuan Allah menciptakan Anda ? Anda emiliki hanya dua pilihan. Pilihan pertama Anda adalah spekulasi. Inilah pilihan sebagian besar orang. Mereka menebak, mereka menduga, mereka berteori. Ketika orang berkata." saya selalu berpikir bahwa kehidupan adalah ......," yang mereka maksudkan, "Inilah perkiraan terbaik yang bisa saya hasilkan."Selama ribuan tahun, filsuf-filsuf hebat telah berdikusi dan berspekulasi tentag manfaat, tetapi apabila filsafat digunakan untuk menentukan tujuan hidup, bahkan filsuf-filsuf yang paling bijak sekalipun hanya dapat menebak-nebak.

Dr. Hugh Moorhead, seorang guru besar filsafat di Universitas Northeastern Illinois, pernah menulis kepada 250 filsuf. ilmuwan, penulis dan cendikiawan terkenal didunia, dan bertanya kepada mereka."Apakah makna hidup?" Lalu ia menerbitkan tanggapan mereka dalam sebuah buku. sebagian orang memberikan tebakan terbaik mereka, sebagian memengakui bahwa mereka baru membuat suatu tujuan untuk hidup, dan yang lainnya cukup jujur mengatakan bahwa mereka tidak memiliki petunjuk. Sebenarnya, sejumlah cendikiawan terkenal meeminta mereka apakah dia menemukan tujuan hidup! Untunglah, ada suatu pilihan lain mengenai makna dan tujuan hidup. Yaitu pernyataan. Kita bisa melihat pada apa yang telah Allah nyatakan tentang kehhidupan didalam Firman-Nya. Cara termudah untuk menemukan tujuan sebuah barang adalah bertanya pada penciptanya. Hal yang sama berlaku untuk menemukan tujuan hidup Anda: Tanyakan pada Allah.

Allah tidak meninggalkan kita di dalam kegelapan untuk bertanya-tanya dan menebak.Dengan jelas Dia telah menyatakan lima tujuan-Nya untuk kehidupankita di dalam Alkitab. Alkitab ialah buku Panduan kita,yang menjelaskan mengapa kita hidup, bagaimana kehidupan berjalan,apa yang harus dihindari, dan apa yang bisa terjadi pada masa depan. Alkitab menjelaskan apa yang tidak mungkin diketahui dari buku-buku untuk menolong diri sendiri ataupun buku-buku filsafat. Alkitab berkata, ''Hikmat Allah...tersembunyi jauh di dalam maksud-maksud-Nya...Apa yang Allah tentukan sebegai cara untuk memunculkan hak terbaik yang Ia ciptakan di dalam kita bukanlah berita terbaru, melainkan lebih merupakan berita tertua.''

Allah bukan sekadar titik awal dalam kehidupan Anda; Dialah sumber kehidupan. Untuk menemukan tujuan hidup Anda, Anda harus melihat firman Allah, bukan hikmat dunia. Anda harus membangun kehidupan Anda diatas kebenaran-kebenaran keka;, bukan psikologi umum, motivasi sukses, atau kisah-kisah yangmemberi inspirasi. Alkitab berkata, "Di dalam Kristuslah kita menemukan siapa kita dan untuk apa kita hidup. Jauh sebelum kita mendengar tentang Kristus untuk pertama kali, dan membangkitkan harapan-harapan kita, Dia telah melihat kita, bagian dari keseluruhan tujuan yang Dia kerjakan didalam segala sesuatu dan semua orang." Ayat ini memberikan tiga wawasan kedalam tujuan Anda.

1. Anda menemukan identitas dan tujuan Anda melalui hubungan dengan yesus Kristus. Jika Anda tidak memiliki hubungan dengan Yesus Kristus. Jika Anda tidak memiliki hubungan semacam itu, saya nanti akan menjelaskan bagaimana memulainya.

2. Allah memikirkan Anda jauh sebelum Anda pernah berpikir mengenai-Nya. Tujuan-Nya bagi kehidupan Anda telah ada sebelum keberadaan Anda. Dia merencanakannya sebelum Anda ada, tanpa masukan Ana! Anda booleh memilih karir Anda, pasangan Anda, hobby Anda, dan banyak bagian lain dari kehidupan Anda, tetapi Anda tidak bisa memilih tujuan Anda.

3. Tujuan hidup Anda sesuai dengan tujuan yang jauh lebih besar dan menyangkut alam semesta yang telah Allah rancang bagi kekekalan. Inilah isi buku ini.

Andrei Bitov, seorang penulis novel dari Rusia, tumbuh di bawah suatu rezim komunis yang atheis. Tetapi Allah mendapatkan perhatiannya pada suatu hari yang lembab. Dia mengingat,"Ketika berumur 27 thn, sementara duduk dikereta di Leningrad (sekarang St Peterburg) saya dikuasai oleh keputusan yang begitu besar sehingga hidup rasanya berhenti seketika, seluruh masa depan tidak tampak, apalagai suatu tujuan. Tiba-tiba, dengan sendirinya sebuah frasa muncul: Tanpa Allah hidup tidak bisa dipahami.Sambil mengulang-ngulang frasa itu dengan rasa takjub, saya meluncur kedalam terang Allah." Anda mungkin merasa berada didalam kegelapan mengenai tujuan hidup Anda. Selamat, Anda segera akan masuk kedalam terang.

Hari Pertama
Berpikir Tentang Tujuan Saya.


Pokok untuk direnungkan : Ini bukan mengenai saya.

Ayat untuk dihafal :"Segala sesutau diciptakan oleh Dia dan untuk Dia." Kolose 1:16b

Pertanyaan untuk dipikirkan : Kendati ada berbagai promosi disekitar saya, bagaimana saya bisa mengingatkan diri sendiri bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah mengenai hidup untuk Allah, bukan untuk diri sendiri.
 
Hari : 02

Anda Ada Bukan Karena Kebetulan.


Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan.
Yesaya 44:2a

Allah tidak bermain dadu.
Albert Einstein

Anda ada bukan karena kebetulan. Kelahiran Anda bukanlah suatu kesalahan atau kesialan, dan kehidupan Anda bukanlah yang tidak diharapkan alam. Orang tua Anda mungkin tidak merencanakan keberadaan Anda, tetapi Allah merencanakannya. Dia tidak terkejut sama sekali dengan kelahiran anda. Sesungguhnya, Dia mengharapkannya.

Jauh sebelum Anda ada dalam benak orang tua Anda, Anda sudah ada dalam pikiran Allah. Dia memikirkan Anda terlebih dulu. Bukan karena nasib, bukan karena kesempatan, bukan karena keberuntungan, juga bukan karena kebetulan, anda bernafas saat ini. Anda hidup karena Allah ingin menciptakan Anda! Alkitab berkata, "Tuhan akan menggenapi tujuan-Nya bagiku."

Allah merancang setiap bagian tubuh Anda. Dia dengan terencana memilih ras Anda, warna kulit Anda, rambut Anda, dan setiap karakteristik lainnya. Dia merancang dan membuat tubuh Anda seperti yang Dia inginkan. Dia juga menentukan talenta-talenta alami yang akan Anda miliki dan keunikan dari kepribadian Anda. Alkitab berkata, "Engkau mengenalku lahir dan batin, engkau mengenal setiap tulang dalam tubuhku; Engkau mengetahui persis bagaimana aku dipahat dari kehampaan menjadi sesuatu."

Karena Allah membuat anda untuk suatu alasan, Dia juga memutuskan kapan Anda akan dilahirkan dan berapa lama Anda akan hidup. Dia terlebih dulu sudah merencanakan hari-hari hidup Anda, memilih waktu yang tepat untuk kelahiran dan kematian Anda. Alkitab berfirman, "Sebelum aku lahir, Engkau telah melihat aku. Sebelum aku mulai bernafas, Engkau telah merencanakan setiap hari hidupku. Setiap hariku tercantum dalam kitab itu."

Allah juga merencanakan di mana Anda akan dilahirkan dan dimana Anda akan hidup untuk tujuan-Nya. Ras dan kebangsaan Anda bukan suatu kebetulan. Allah tidak membiarkan satu bagian pun terjadi secara untung-untungan. Dia merencanakan semuanya untuk tujuan-Nya. Alkitab berkata, "Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa...dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka." Tidak ada satu hal pun dalam hidup Anda yang terjadi dengan sendirinya. Semuanya untuk suatu tujuan. Yang paling mengagumkan, Allah menentukan bagaimana Anda akan dilahirkan. Tanpa memandang kondisi kelahiran Anda atau siapa orang tua Anda, Allah memiliki rencana ketika menciptakan Anda. Tidak peduli apakah orang tua Anda baik, buruk, atau acuh tak acuh. Allah mengetahui bahwa mereka berdua benar-benar memiliki sifat-sifat enetik yang tepat untuk menciptakan "Anda" yang sudah ada dalam pikiran-pikiran-Nya. Mereka memiliki DNA yang Allah inginkan untuk menjadikan Anda.

Walaupun ada orang tua yang tidak sah, tidak ada anak-anak yang tidak sah. Banyak anak tidak direncanakan oleh orang tua mereka, tetapi mereka bukanlah tidak direncanakan oleh Allah. Allah memperhitungkan juga kesalahan manusia, dan bahkan dosa. Allah tidak pernah melakukan apapun secara kebetulan, dan Dia tidak pernah membuat kesalahan. Dia memiliki alasan untuk segala sesuatu yang Dia ciptakan. Setiap tumbuhan dan binatang direncanakan oleh Allah, dan setiap orang dirancang dengan suatu tujuan di dalam pikiran. Moivasi Allah dalam menciptakan Anda adalah kasih-Nya. Alkitab mengatakan, "Jauh sebelum dunia dijadikan Allah telah merancang kita di dalam pikiran-Nya, menetapkan kita sebagai pusat kasih-Nya."

Allah memikirkan Anda bahkan sebelum Dia menjadikan dunia. Sebetulnya, inilah sebabnya Dia menciptakan dunia. Allah merancang lingkungan planet ini hanya agar kita bisa hidup di dalamnya. Kita adalah pusat kasih-Nya dan merupakan yang paling berharga dari semua ciptaan-Nya. Alkitab berkata, "Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya." Betapa Allah begitu mengasihi dan menghargai Anda!

Allah tidak serampangan; Dia merencanakan semuanya dengan ketetapan yang luar biasa. Semakin hebat ahli-ahli fisika, biologi, dan ilmuwan lainnya mempelajari alam semesta, semakin baik kita memahami betapa alam semesta secara unik cocok bagi keberadaan kita, dirancang dan dibuat dengan kekhususan-kekhususan yang tepat yang memungkinkan manusia hidup.

Dr. Michael Denton, rekan penelitian senior dalam bidang genetika molekuler manusia di Universitas Otago di New Zealand, menyimpulkan, "Segala bukti yang ada di dalam ilmu biologi mendukung gagasan inti...bahwa kosmos adalah suatu keutuhan yang dirancang secara khusus denga kehidupan dan umat manusia sebagai sasaran dan tujuan dasar, suatu keutuhan yang didalamnya semua segi realitas memiliki makna dan penjelasannya dalam fakta sentral ini." Alkitab mengatakan hal yang sama ribuan tahun sebelumnya: "Dialah Allah yang membentuk bumi...Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami."

Mengapa Allah melakukan semuanya ini? Mengapa Dia bersusah payah menciptakan alam semesta bagi kita? Karena Dia adalah Allah yang mengasihi. Jenis kasih ini sulit untuk dipahami, tetapi benar-benar dapat dipercayai. Anda diciptakan sebagai sasaran khusus dari kasih Allah! Allah menjadikan Anda supaya Dia dapat mengasihi Anda. Inilah sebuah kebenaran untuk dijadikan landasan kehidupan Anda.

Alkitab berkata, "Allah adalah kasih." Ayat ini tidak berkata Allah memiliki kasih. Dia adalah kasih! Kasih adalah hakikat karakter Allah. Ada kasih yang sempurna dalam persekutuan Trinitas, jadi Allah tidak perlu menciptakan Anda. Dia tidaklah kesepian. Tetapi Dia ingin menciptakan Anda untuk menyatakan kasih-Nya. Allah berfirman, "Dengarkanlah Aku...hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."

Seandainya tidak ada Allah, kita semua tentu ada karena "kebetulan," hasil dari kemungkinan acak astronomis di alam semesta. Anda bisa berhenti membaca buku ini, karena kehidupan tentu tidak akan memiliki tujuan atau makna atau arti penting. Tidak akan ada benar atau salah, dan tidak ada harapan di balik tahun-tahun singkat Anda di muka bumi.

Tetapi ada Allah yang menjadikan Anda untuk suatu alasan, dan kehidupan Anda memiliki makna yang luar biasa! Bahwa kita dapat menemukan makna dan tujuan tersebut hanya apabila kita menjadikan Allah pokok acuan kehidupan kita. Alkitab versi Message memfarafrasekan Roma 12:3 dengan, "Satu-satunya cara yang tepat untuk memahami diri kita adalah melalui keberadaan Allah dan apa yang Dia kerjakan bagi kita."

Puisi yang ditulis oleh Russell Kelfer merangkumkannya:

Anda adalah Anda karena suatu alasan.
Anda adalah bagian dari suatu rencana yang kompleks.
Anda adalah suatu rancangan unik yang berharga dan sempurna,
disebut lelaki atau perempuan khusus milik Allah.

Anda bertampang seperti Anda karena suatu alasan.
Allah kita tidak membuat kesalahan.
Dia merajut Anda menjadi satu di dalam kandungan,
Anda benar-benar sesuai dengan gambaran yang ingin Dia ciptakan.

Orang tua yang Anda miliki adalah orang tua yang Dia pilih,
Dan tidak peduli bagaimana perasaan Anda,
Mereka dirancang dengan pertimbangan rencana Allah
Dan mereka memiliki materai Tuhan.

Tidak, trauma yang Anda hadapi tidaklah mudah.
Dan Allah menangis karena trauma itu begitu menyakiti Anda;
Tetapi itu diizinkan-Nya untuk membentuk hati Anda
Supaya Anda bertumbuh menjadi serupa dengan-Nya.

Anda adalah Anda karena suatu alasan,
Anda telah dibentuk dengan tongkat Tuhan.
Anda adalah Anda, kekasih
Karena ada Allah!


HARI KEDUA
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA


Pokok untuk direnungkan: Saya ada bukan karena kebetulan.

Ayat untuk dihafal: "Akulah TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau." Yesaya 44:2 (BIS)

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Mengetahui bahwa Allah menciptakan saya secara unik, hal-hal apa saja mengenai kepribadian, latar belakang, dan penampilan fisik saya yang sedang saya perjuangkan dengan keras untuk dapat saya terima?
 
Hari ke : 03

Apa yang Mendorong Kehidupan Anda ?


Aku melihat bahwa pada dasarnya segala jerih payah dan keberhasilan orang didorong oleh perasaan iri hatinya.

Pengkotbah 4 :4 (FAYH)

Manusia tanpa suatu tujuan adalah ibarat sebuah kapal tanpa kemudi - anak terlantar, hal sia-sia, bukan siapa-siapa.

Thomas Carlyle

Kehidupan setiap orang didoraong oleh sesuatu. Banyak kamus mendefinisikan kata kerja mendorong sebagai "membimbing" mengndalikan, atau mengarahkan. "Entah Anda mendorong sebuah mobil, sebuah paku, atau bola golf, Anda sedang membimbing, mengendalikan, dan mengarahkannya pada saat itu. Apakah yang menjadi daya pendorong didalam kehidupan Anda ?

Sekarang Anda mungkin didorong oleh suatu masalah, suatu tekanan, atau suatu batas waktu. Anda mungkin didorong oleh ingatan yang menyedihkan, ketakutan yang menghantui atau suatu keyakinan yang tidak disadari. Anda mungkin didorong oleh ingatan yang menyedihkan, ketajutan ang menghantui, atau dan emosi yang bisa mendorong kehidupan Anda. Berikut ini ada lima pendorong yang paling umum. Banyak orang didorong oleh rasa bersalah. Mereka menghabiskan seluruh hidup mereka dengan berlari dari rasa penyesalan dan menyembunyikan rasa malu mereka. Orang-orang yang didorong oleh rasa bersalah dimanipulasi oleh ingatan-inngatan. Mereka membiarkan masa lalu mereka mengendalikan masa depan mereka. Mereka sering kali secara tidak sadar menghukum diri sendiri dengan merusakkan keberhasilan mereka sendiri. Ketika Kain berdosa, rasa bersalahnya memisahkan diri dari hadirat Allah, dan Allah berfirman, "Engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara dibumi" Hal tersebut menggambarkan kehidupan sebagian besar orang saat ini, yang menjalani kehiduan tanpa suatu tujuan.

Kita adalah produk dari masa lalu kita, tetapi kita tidak perlu menjadi tawanan masa lalu. Tujuan Allah tidak dibatasi oleh masa lalu Anda. Dia mengubah seorang pembunuh bernama Musa menjadi sorang pemimpin dan seorang pengecut bernama Gideon menjadi seorang pahlawan yang gagah berani, dan Dia juga mampu melakukan hal-hal ajaib dalam sisa hidup Anda. Allah ahli dalam memberi suatu awal yang baru. Alkitab berkata! ... Alangkah bahagianya orang-orang yang kesalahannya telah diampunkan!... Alangkah leganya hati orang yang telah mengakui dosa-dosanya dan Allah telah menghapus semua dosa itu"

Banyak orang didorong oleh kebencian dan kemarahan.
Mereka mempertahankan kepahitan dan tidak pernah sembuh darinya. Mereka bukannya melepaskan penderitaan melalui pengampunan, sebaliknya mengulanginya berkali-kali dalam pikiran mereka. Sebagian orang yang didorong oleh kebencian bersikap "bungkam" dan menyimpan sendiri kemarahan mereka, sementara sebagian lain bersikap "amat marah" dan mencetuskannya kepada orang lain. Kedua tanggapan tersebut tidak sehat dan tidak berguna.

Kebencian selalu lebih melukai Anda ketimbang orang yang Anda benci. Sementara orang yang menyakiti Anda mungkin telah melupakan perbuatan mereka tersebut dan melanjutkan hidup, Anda terus dipenuhi penderitaan Anda, dengan mengabadikan masa lalu.

Perhatikan: Orang-orang yang melukai Anda pada masa lalu tidak mungkin terus melukai Anda sekrang kecuali jika Anda mempertahankan rasa sakit itu melalui kebencian. Masa lalu Anda adalah masa lalu! Tidak ada yang bisa mengubahnya. Anda hanya melukai diri sendiri dengan menyimpan kepahitan Anda. Demi diri Anda sendiri, belajarlah dari masa lalu tersebut, lalu jangan mengingatnya lagi. Alkitab berkata, "Hanyalah orang yang bodoh saja yang mati sebab sakit hatinya"

Banyak orang didorong oleh rasa takut. Ketakutan-ketakutan mereka mungkin merupakan akibat dari adanya pengalaman traumatis, harapan-harapan yang tidak masuk akal, bertumbuh dalam keluarga dengan pengawasan keras, atau bahkan kecenderungan genetik. Tanpa memandang penyebabnya, orang- orang yang didorong oleh ketakutan sering kali kehilangan kesempatan-kesempatan besar karena mereka takut untuk menanggung resiko. Sebaliknya, mereka mencari aman, menghindari resiko- resiko dan berupaya untuk memelihara status quo.

Ketakutan adalah penjara yang dibangun oleh diri sendiri yang akan menghalangi Anda untuk menjadi seperti yang Allah inginkan. Anda harus bergerak melawannya dengan senjata iman dan kasih. Alkitab mengatakan, "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutana; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barang siapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih."

Banyak orang didorong oleh materialisme. Keinginan mereka untuk memiliki menjadi sasaran utama kehidupan mereka. Dorongan untuk selalu ingin lebih ini didasarkan pada kesalahpahaman bahwa memiliki lebih banyak akan membuat orang lebih bahagia, lebih penting, dan lebih aman, tetapi ketiga gagasan ini tidak benar. Hal-hal yang dimiliki hanya memberikan kebahagiaan sementara. Karena hal-hal tidak berubah, kita akhirnya menjadi bosan dengannya, dan selanjutnya mengingini jenis-jenis yang lebih baru, yang lebih besar, dan lebih baik. Juga hanya mitos yang mengatakan bahwa jika saya mendapat lebih banyak, saya akan menjadi lebih penting. Nilai diri Anda tidaklah sama dengan nilai dari apa yang Anda miliki. Nilai Anda tidak ditentukan oleh barang-barang berharga Anda. Dan Allah berfirman bahwa hal-hal yang paling berharga dalam kehidupan bukanlah barang-barang!

Mitos yang paling umum mengenai uang adalah bahwa memiliki lebih banyak uang akan membuat saya lebih amam. Kenyataannya tidak akan demikian. Kekayaan bisa hilang dalam sekejap melalui berbagai faktor yang bisa dikendalikan. Rasa aman sesungguhnya hanya bisa ditemukan di dalam apa yang tidak pernah bisa diambil dari Anda, yaitu hubungan Anda dengan Allah.

Banyak orang didorong oleh kebutuhan akan pengakuan. Mereka membiarkan harapan harapan orang tua atau pasangan atau anak atau guru atau temen mengendalikan kehidupan mereka. Banyak orang dewasa tetap berusaha untuk mendapatkan pengakuan orang tua yang tidak bisa disenangkan. Orang lain didorong oleh tekanan teman sebaya, selalu khawatir oleh apa yang mungkin dipikirkan oleh orang lain. Sayangnya, orang-orang yang mengikuti orang banyak biasanya terpengaruh oleh pantangan orang banyak itu.

Saya tidak mengetahui semua kunci menuju keberhasilan, tetapi salah satu kunci menuju kegagalan yaitu berusaha menyenangkan semua orang. Dikendalikan oleh pendapat orang lain adalah cara yang pasti untuk kehilangan tujuan-tujuan Allah bagi kehidupan Anda. Yesus berkata, "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan."

Ada kekuatan lain yang bisa mendorong kehidupan Anda, tetapi semuanya akan membawa kepada jalan buntu yang sama: potesi yang tidak digunakan, rasa tertekan yang tidak perlu, dan kehidupan yang tidak memuaskan.

Perjalanan empat puluh hari akan menunjukkan kepada Anda bagaimana menjalani suatu kehidupan yang memiliki tujuan suatu kehidupan yang dituntun, dikendalikan, dan dipimpin oleh tujuan-tujuan Allah. Tidak ada hal yang lebih penting daripada mengetahui tujuan-tujuan Allah bagi kehidupan Anda, dan tidak ada yang bisa mengganti kerugiannya jika Anda tidak mengetahui tujuan-tujuan tersebut, entah itu keberhasilan, kekayaan, kepopuleran, atau pun kesenangan tidak akan bisa mengganti kerugiannya. Tanpa suatu tujuan, kehidupan bagaikan gerakan tanpa makna, kegiatan tanpa arah, dan peristiwa tanpa alasan. Tanpa suatu tujuan, kehidupan tidak berarti.


BERBAGAI MANFAAT KEHIDUPAN YANG MEMILIKI TUJUAN

Ada lima manfaat besar dari kehidupan yang memiliki tujuan: Mengenali tujuan memberi makna bagi kehidupan Anda. Kita diciptakan untuk memiliki makna. Itulah sebabnya manusia mencoba metode-metode yang meragukan, seperti astrologi atau fisika, untuk menemukan makna tersebut. Apabila kehidupan memiliki makna, Anda bisa menanggung hampir segala hal; tanpa makna, tidak ada sesuatupun yang bisa ditanggung.

Seorang anak muda yang berusia dua puluhan menulis, "Saya merasa gagal karena saya berjuang untuk menjadi sesuatu, dan saya bahkan tidak mengetahui apa sesuatu itu. Satu-satunya cara bertindak yang saya ketahui adalah bertahan. Suatu hari, jika saya menemukan tujuan saya, saya akan merasa mulai hidup."

Tanpa Allah, kehidupan tidak memiliki tujuan, dan tanpa tujuan,kehidupan tidak memiliki makna. Tanpa makna, kehidupan tidak memiliki arti atau harapan. Dalam Alkitab, bermacam-macam orang mengekpresikan keputusan ini. Yesaya mengeluh, "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tidak berguna." Ayub berkata, "Hari-hari hidupku meluncur dengan cepatnya, habis tanpa harapan." dan "Aku jemu, aku tidak mau hidup untuk selama-lamanya. Biarkanlah aku, karena hari-hariku hanya seperti hembusan nafas saja." Tragedi terbesar bukanlah kematian, melainkan kehidupan tanpa tujuan.

Harapan sama pentingnya seperti udara dan air bagi kehidupan Anda. Anda membutuhkan harapan untuk bertahan hidup. Dr. Barbie Siegel merasa dia bisa memperkirakan pasien kanker yang mana yang akan mengalami pengurangan penyakit dengan bertanya,

"Apakah Anda ingin hidup sampai umur seratus ?| Pasien yang memiliki tujuan hidup akan menjawab ya dan merupakan orang-orang yang paling mungkin bertahan hidup. Harapan muncul karena ada tujuan. Jika Anda merasa putus asa, bertahanlah!. Perubahan-perubahan yang mengagumkan akan terjadi dalam kehidupan Anda ketika Anda mulai menjalaninya dengan suatu tujuan. Allah berfirman,"Sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu ...yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." Anda mungkin sedang menghadapi suatu situasi yyang mustahil, tetapi Alkitab berkata, "Allah ... dapat melakukan jauh lebih banyak hal daripada yang berani kita bayangkan - sama sekali melebihi segala doa, keinginan, pikiran dan pengharapan kita.

Mengenai tujuan memudahkan kehidupan Anda.
Tujuan hidup akan menentukan apa yang harus Anda kerjakan dan apa yang Tidak perlu Anda kerjakan. Tujuan Anda menjadi patokan yang dapat Anda gunakan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan mana yang penting dan mana yang tidak. Anda hanya bertanya, Apakah kegiatan ini membantu saya memenuhi salah satu dari tujuan Allah bagi kehidupan saya?"

Tanpa suatu tujuan yang jelas Anda tidak memiliki dasar untuk pengambilan keputusan-keputusan, membagi waktu, dan menggunakan potensi Anda. Anda akan cenderung membuat suasa hati anda saat itu. Orang-orang yang tidak mengenali tujuan mereka berusaha untuk melakukan terlalu banyak hal - dan hal itulah yang menyebabkan rasa tertekan, kelelahan, dan konflik.

Mustahil untuk berlaku sesuai dengan keinginan semua orang. Anda hanya memiliki cukup waktu untuk melakukan kehendak Allah. Jika anda tidak bisa menyelesaikan semuanya, itu berarti Anda sedang mencoba melakukan lebih dari Allah maksudkan (atau mungkin, Anda terlalu banyak menonton televisi). Kehidupan yang memiliki tujuan membawa pada gaya hidup yang lebih sederhana dan jadwal yang lebih terkendali. Alkitab berkata, "Kehidupan yang mewah dan suka pamer adalah kehidupan yang kosong, kehidupan yang biasa dan sederhana adalah kehidupan yang penuh". Kehidupan yang memiliki tujuan juga membawa kepada ketenangan pikiran: "Engkau, Tuhan memberikan damai sejahtera yang sempurna kepada orang-orang yang mengikuti dengan teguh tujuan mereka dan menaruh kepercayaan mereka kepada-Mu."

Mengenali tujuan membuat kehidupan Anda memiliki fokus. Tujuan itu akan memusatkan usaha dan energi Anda pada hal yang penting. Anda menjadi efektif karena bersikap selektif.

Sudah merupakan sifat manusia untuk bingung karena soal -soal kecil. Kita bermain Trivial Persuit (mengejar hal-hal sepele) dengan hidup kita. Henry David Thoreau mengamati bahwa, banyak orang mengalami kehidupan "putus asa secara diam" tetapi sekarang gambaran yang lebih baik adalah bingung tanpa tujuan. Banyak orang seperti giroskop, yang berputar dengan kecepatan luar biasa, tetapi tidak pernah beranjak kemanapun.

Tanpa tujuan yang jelas, Anda akan terus mengubah arah, pekerjaan, hubunagn, gereja atau lingkungan - dengan berharap bahwa setiap perubahan akan menghentikan kebingungan atau mengisi kekosongan didalam hati Anda. Anda berpikir, Mungkin sekarang akan berbeda, tetapi itu tidak memecahkan masalah yang sesungguhnya, yaitu kurangnya fokus dan tujuan.

Alkitab berkata, "Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan."

Ibarat cahaya, fokus memiliki kekuatan atau pengaruh, tetapi Anda bisa memusatkan energinya dengan memfokuskannya. Dengan kaca pembesar, sinar matahari bisa difokuskan untuk membakar rumput atau kertas. Ketika cahaya lebih difokuskan lagi seperti sinar laser, ia bisa memotong baja.

Kekuatan dari suatu kehdiupan yang terfokus hampir tidak ada duanya, yaitu kehidupan yang dijalani berdasarkan tujuan. Laki-laki dan peremouan yang berpengaruh paling besar dalam sejarah adalah orang-orang yang sangat terfokus. Misalnya, rasul kekaisaran Romawi. Rahasianya adalah kehidupan yang terfokus. Paulus berkata, "Aku memfokuskan seluruh tenagaku pada satu hal ini. Melupakan apa yang telah dibelakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku.

Jika Anda ingin hidup Anda memiliki pengaruh, fokuskanlah! Berhentilah bermain-main. Berhentilah mencoba melakukan segala hal. Kurangi hal-hal yang anda lakukan. Bahkan kurangi kegiatan-kegiatan yang baik dan hanya melakukan hal-hal yang paling penting. Jangan pernah mengacaukan antara aktivitas dengan produktivitas. Anda bisa sibuk tanpa memiliki tujuan, tetapi apa gunanya / paulus berkata,"Marilah kita tetap fokus pada sasaran itu, dengan mencapai segala sesuatu yang Allah sediakan bagi kita.

Mengenali tujuan akan memotifasi kehidupan Anda. Tujuan selalu menghasilkan keingian yang kuat. Tidak ada yang bisa membangkitkan energi seperti tujuan yang jelas. sebaliknya, keingia yang kuat memudar bila Anda tidak mempunyai tujuan. Bangun dari tempat tidur saja menjadi suatu tugas besar. Biasanya pekerjaan yang tidak berartilah yang meletihkan kita, menguras tenaga, dan merampas sukacita kita, dan bukan kelebihan kerja.

George Bernard Shaw menulis, "Inilah sukacita sejati dalam hidup dipakai untuk mencapai tujuan yang disadari sebagai tujuan bukannya sakit penyakit dan keluhan yang bersifat mementingkan diri, keluhan bahwa dunia tidak mau memberikan segalanya untuk membuat Anda bahagia."

Mengenali tujuan Anda akan mempersiapkan Anda untuk menghadapi kekekalan. Banyak orang menghabiskan hidupnya dengan berupaya menciptakan warisan yang berkelimpahan dibumi. Mereka ingin dikenang ketika mereka meninggal. Namun, apa yang akhirnya paling penting bukanlah apa yang orang lain katakan tentang kehidupan Anda tetapi apa yang Allah katakan. Apa yang gagal disadari oleh orang-orang adalah bahwa segala percapaian pada akhirnya usang, catatan-catatan rusak, reputasi-reputasi memudar, dan pujian dilupakan. Dikampus sasaran James Dobson adalah menjadi juara tenis sekolah. Dia merasa bangga ketika pialanya ditempatkan secara menonjol dilemari piala sekolah. Bertahun-tahun kemudian, seseorang mengiriminya piala tersebut. Mereka menemukannya di sebuah tempat sampah ketika sekolah tersebut diperbaiki. Jim berkata, "Sesudah waktu yang cukup lama, semua piala Anda akan dianggap sampah oleh orang lain!"

Hidup untuk menghasilkan warisan dunia adlah sasaran yang dangkal. Adalah lebih bijaksana kalau orang menggunakan waktunya untuk membangun suatu warisan kekal. Anda tidak ditempatkan dibumi untuk diingat. Anda ditempatkan disini untuk bersiap-siap menghadapi kekekalan.

Suatu hari Anda akan berdiri dihadapan Allah, dan Dia akan memeriksa kehidupan Anda, suatu ujian akhir, sebelum Anda memasuki kekekalan. Alkitab mengatakan," Sebab kita semua harus menghadap tahta pengadilan Allah... Demikianlah setiap orang diantara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah" Untunglah, Allah ingin kita lulus ujian tersebut, karena itu Dia telah memberi kita pertanyaan-pertanyaannya sebelumnya. Dari Alkitab kita bisa menyimpulkan bahwa Allah akan menanyai kita denga dua pertanyaan penting:

Pertama, "Apa yang telah kamu lakukan terhadap Anak-Ku Yesus Kristus ? Allah tidak akan bertanya tentang latar belakang agama atau pandangan doktrin Anda. Satu-satunya hal yang penting adalah apakah Anda menerima apa yang Yesus kerjakan bagi Anda dan apakah Anda belajar untuk mengasihi dan mempercayai-Nya ? yesus berkata, " Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Kedua," Apa yang telah kamu lakukan terhadap apa yang telah Aku berikan kepadamu ?" Apa yang telah Anda lakukan dengan hubunganmu, yakni semua karunia, talenta, kesempatan, energi. Apakah Anda menggunakannya bagi diri sendiri, ataukah Anda menggunakannya sesuai dengan tujuan Allah menciptakan, Anda ?

Sasaran buku ini adalah mempersiapkan Anda untuk menjawab dua pertanyaan ini. Pertanyaan pertama akan menentukan dimana Anda menghabiskan kekekalan. Pertanyaan kedua akan menentukan apa yang Anda lakukan didalam kekekalan. Pada akhir buku ini Anda akan siap untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut.

Hari KeTiga

Berpikir Tentang Tujuan Saya

Pokok untuk direnungkan : Hidup berdasarkan tujuan adalah jalan menuju damai sejahtera.

Ayat untuk dihafal : " Engkau. Tuhan, memberikan damai sejahtera yang sempurna kepada orang-orang yang dengan teguh memelihara mereka dan percaya kepada-Mu." Yesaya 26:3(TEV)

Pertanyaan untuk dipikirkan : Apakah yang menurut keluarga dan teman-teman saya merupakan daya penggerak kehidupan saya ? Apa yang saya inginkan untuk penggerak kehidupan saya ?
 
4

Diciptakan untuk Kekekalan.

Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka

Pengkotbah 3 :11

Ia menentukan waktu yang tepat untuk segala sesuatu. Ia memberi kita keinginan untuk mengetahui hari depan, tetapi kita tak sanggup mengerti perbuatan Allah dari awal sampai akhir.

Tentu Allah tidak akan menciptakan mahluk seperti manusia hanya untuk hidup sehari! Tidak, tidak manusia diciptakan untuk kekekalan.

Abraham Lincoln


Kehidupan ini bukan hanya yang ada sekarang. Kehidupan di bumi hanyalah gladi bersih dari kehidupan yang sesungguhnya. Ketimbang yang anda habiskan disini, Anda akan menghabiskan jauh lebih banyak waktu sesudah kematian, yaitu didalam kekekalan. Bumi adalah daerah persiapan, prasekolah, uji coba bagi kehidupan Anda di kekekalan. Inilah masa latihan sebelum pertandingan yang sesungguhnya; putaran pemanasan sebelum pertandingan dimulai. Kehidupan ini adalah persiapan untuk menghadapi kehidupan berikutnya.

Anda bisa hidup paling lama seratus tahun dibumi, tetapi Anda akan hidup selamanya di kekekalan. Waktu anda dibumi seperti yang dikatakan oleh Sir Thomas Browne, "hanyalah tanda kurang kecil didalam kekekkalan." Anda diciptakan untuk hidup selama-lamanya.

Alkitab berkata," Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka." Anda memiliki suatu naluri bawaan yang merindukan kekekalan. Ini jarena Allah merancang Anda, menurut gambarNya, untuk hidup kekal. Sekalipun kita tahu bahwa semua orang akhirnya meninggal, kematian selalu terasa wajar dan tidak adil. Alasannya mengapa kita merasa bahwa seharusnya kita hidup selamanya adalah karena Allah melengkapi otak kita dengan keinginan tersebut!

Suatu hari jantung Anda akan berhenti berdetak. Ini akan merupakan akhir bagi tubuh dan waktu Anda dibumi, tetapi bukanlah akhir dari diri Anda. Tubuh manusiawi Anda hanyalah kediaman sementara bagi roh Anda. Alkitab menyebut tubuh duniawi sebagai "kemah" tetap menunjuk pada tubuh masa depan sebagai sebuah "rumah" Alkitab berkata,"jika kemah tempat kediaman kita dibumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia."

Sementara kehidupan dibumi menawarkan banyak pilihan, kekekalan menawarkan hanya dua pilihan : surga atau neraka. Hubungan Anda dengan Allah dibumi akan menentukan hubungan Anda dengan-Nya didalam kekekalan. Jika Anda belajar untuk mengasihi dan mempercayai Anak Allah, Yesus, Anda akan diundang untuk menghabiskan kekekalan bersama Dia. Sebaliknya jika Anda menolak kasih, pengampunan, dan keselamatan-Nya. Anda akan menghabiskan kekekalan terpisah dari Allah selamanya.

C.S Lewis berkata, " Ada dua macam orang:yaitu orang orang yang berkata kepada Allah 'Jadilah kehendak-Mu' dan orang-orang yang kepada mereka Allah berkata,' Baiklah kalau begitu, pilihlah sesuai dengan keinginanmu."
Tragisnya, banyak orang harus menjalani kekekalan tanpa Allah karena mereka memilih untuk hidup tanpa Dia dimuka bumi ini.

Apabila Anda sepenuhnya memahami bahwa kehidupan ini bukan hanya untuk sekarang, dan Anda memahami bahwa kehidupan sekarang, hanyalah persiapan untuk menghadapi kekekalan, Anda akan untuk mulai hidup dalam terang kekekalan, dan itu akan mewarnai cara Anda menangani semua hubungan, tugas, dan keadaan. Tiba-tiba banyak kegiatan, sasaran dan bahkan masalah yang tampak begitu penting akan kelihatan tidak penting, kecil, dan tidak layak untuk Anda perhatikan. Semakin Anda hidup dengan Allah, semakin kecil hal lainnya dalam pandangan Anda.

Ketika Anda hidup dengan mempertimbangkan kekekalan, nilai-nilai Anda berubah. Anda mengunakan waktu dan uang Anda secara lebih bijak. Anda akan lebih menghargai hubungan dan karakter dari pada kepoluperan atau kekayaan atau prestasi atau bahkan kesenangan. Prioritas-prioritas anda akan tertata ulang. Soal mengikuti trend, model pakaian ,dan nilai-nilai populer tidaklah penting lagi. Paulus berkata,"Aku pernah menganggap semua hal itu sangat penting, tetapi sekrang aku menganggap semua itu tidak berharga karena apa yang telah Kristus lakukan."

Jika waktu didunia saja yang merupakan kehidupan Anda, saya akan menganjurkan agar Anda segera menikmati hidup ini sepuas-puasnya. Anda bisa mengabaikan sikap baik dan etika, dan tidak perlu kawatir tentang segala akibat dari tindakan anda. Anda bisa menuruti keinginan hati untuk hidup dengan mementingkan diri secara mutlak karena tindakan-tindakan itu tidak akan memiliki akibat jangka panjang . Tetapi inilah yang menentukan, kematian bukanlah akhir dari diri Anda!.Kematian bukanlah akhir dari kehidupan Anda, tetapi merupakan perpindahan menuju kekekalan, karena itu ada akibat-akibat kekal untuk segala sesuatu yang Anda lakukan didunia. Setiap tindakan dalam hiduo kita memberi pengaruh untuk kehidupan kita dalam kekekalan.

Aspek yang paling merusak dari kehidupan kita jaman sekarang. adalah pola pikir jangka pendek. Untuk dapat menjalani hidup yang maksimal anda harus terus menerus memeihara visi kekekalan didalam pikiran dan nilai kekekalan didalam hati. Kehidupan bukan hanya untuk dijalani sekarang! Sekarang ini adalah puncak yang kelihatan dari gunung es. Kekekalan adalah semua sisa gunung es yang tidak terlihat dibawah permukaan. Seperti apakah keadaan dialam kekekalan bersama Allah ? Terus terang, kemampuan otak kita tidak bisa menghadapi keajaiban dan kehebatan surga. Itu sama seperti mencoba menggambarkan internet pada seekor semut. Tidak ada gunanya. Belum ditemukan kata-kata yang mungkin bisa menyampaikan pengalaman kekekalan. Alkitab berkata, "Tidak seorang manusiapun pernah melihat, mendengar ataupun membayangkan hal-hal indah yang disediakan Allah bagi orang yang mengasihi Dia."

Namun, Allah telah memberikan kepada kita penglihatan sekilas tentang kecelakaan didalam Firman-Nya. Kita mengetahui bahwa Allah sedang mempersiapkan sebuah rumah kekal bagi kita. DiSurga kita akan dipersatukan kembali dengan saudara kita orang-orang percaya, dibebaskan dari segala penderitaan dan kesusahan, diberi upah atas kesetiaan kita di bumi, dan ditugaskan kembali untuk melakukan pekerjaan yang akan senang kita lakukan. Kita tidak akan berbaring diawan-awan dengan mahkota sambil emmainkan harpa!. Kita akan menikmati hubungan yang tak pernah putus dengan Allah, dan Dia akan memiliki kita untuk selama-lamanya. Suatu hari Yesus akan berkata, "Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan,"

CW. Lewis menangkap konsep kekekalan pada halaman terakhir catatan-catatan Narnia, ketujuh seri buku fiksi anaknya: Bagi kita inilah akhir dari segala kisah...Tetapi bagi mereka itu hanyalah awal dari kisah yang sesungguhnya. Seluruh kehidupan mereka didunia ini... hanya merupakan sampul dan halaman judul: sekarang akhirnya mereka memulai Pasal Satu dari kisah Besar, yang tidak seorangpun dibumi ini pernah membacanya, yang berlangsung untuk selamanya, yang setiap babnya lebih baik dari pada bab sebelumnya."

Allah memiliki suautu tujuan bagi kehidupan Anda didunia, tetapi itu tidak terakhir disini. Rencana-Nya mencakup jauh lebih banyak dari pada beberapa dekade yang akan Anda habsikan di planet ini. Ini bukan sekedar "kesempatan seumur hiduo"; Allah memberi Anda suatu kesempatan yang melebihi umur hidup Anda. Alkitab berkata,"Rencana Tuhan tetap selama-lamanya, tujuan-tujuan Nya kekal."

Satu-satunya saat dimana sebagian besar orang berpikir tentang kekekalan adalah pada saat pemakaman, dan saat itu pemikiran tersebut sering hanya bersifat dangkal, dan sentimental, yang didasarkan pada ketidaktahuan. Anda mungkin merasa tidak wajar kalau orang memikirkan kematian, tetapi sebenarnya tidak sehat kalau orang hidup dengan menolak kematian dan tidak memikirkan hal yang tidak mungkin dielakkan. Hanya orang bodoh yang akan menjalani kehdipan tanpa bersiap-siap mengakhiri akhir yang sama-sama kita ketahui. Anda perlu berpikir lebih banyak tentang kekekalan, jangan lebih sedikit.

Sama seperti sembilan bulan yang Anda habiskan didalam rahim Ibu bukanlah suatu akhir tetapi persiapan untuk menghadapi kehidupan, demikian juga kehidupan ini merupakan persiapanuntuk menghadapi kehidupan berikutnya. JIka Anda memiliki suatu hubungan dengan Allah melalui Yesus, Anda tidak perlu takut akan kematian. Itulah pintu menuju kekekalan. Kematian akan menjadi jam terakhir dari waktu Anda dibumi, tetapi bukan akhir dari diri Anda. Bukannya merupakan akhir dari kehidupan Anda, kematian justru merupakan hari kelahiran Anda kedalam kehidupan kekal. Alkitab berkata, "Sebab dunia ini bukanlah tempat tinggal kita; dengan penuh pengharapan kita menanti tempat tinggal kita yang kekal disurga."

Dibandingkan dengan kekekalan, waktu kita dibumi hanyalah sekejap mata, tetapi akibatnya akan kekal. Perbuatan-perbuatan dalam kehidupan ini menentukan nasib dalam kehidupan selanjutnya."Sadar bahwa selama kita masih hidup didunia ini selama itu pula kami jauh dari surga, tempat Yesus berada." Bertahun-tahun lalu sebuah slogan populer mendorong orang-orang setiap hari untuk menjalani hidup setiap hari seolah-olah hari ini adalah hari terakhir kehidupan Anda. Matthew Henry berkata,"Seharusnya setiap hari kita bersiap-siap untuk menghadapi hari terakhir kita."

Hari Ke Empat

BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA

Pokok untuk direnungkan : Kehidupan bukanlah hanya untuk sekarang.

Ayat untuk dihafal :"Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." 1 Yohanes 2:17

Pertanyaan untuk dipikirkan : Karena saya diciptakan untuk hidup kekal, hal-hal apakah yang seharusnya tidak saya lakukan dan hal-hal apakah yang seharusnya mulai saya lakukan hari ini ?
 
5

Memandang Kehidupan Dari Sudut Pandang Allah
Apakah arti hidupmu ?

Yakobus 4:14b

Kita akan melihat segala sesuatu sebagaimana adanya,kita melihat segala sesuatu sebagaimana keadaan kita.

Anais Nin

Cara anda memandang kehidupan anda membentuk kehidupan anda. Bagaimana anda mendefinisikan kehidupan menentukan masa depan anda. Perspektif anda akan mempengaruhi cara anda mendapatkan waktu, membelanjakan uang menggunakan talenta, dan menilai hubungan anda. Salah sau cara terbaik untuk memahami orang lain adalah dengan menanyakan, "Bagaimana Anda memandang kehidupan anda?" Anda akan menemukan bahwa ada banyak jawaban berbeda untuk pertanyakan tersebut sebanyak jumlah orang yang ditanyai. Saya pernah di beri tahu bahwa kehidupan itu bagaikan sirkus, daerah ranjau, roller coaster, teka-teki, sebuah simfoni, perjalanan, dan tarian. Orang-orang berkata, "Kehidupan bagaikan roda: kadang kadang anda diatas, kadang anda di bawah, dan kadang anda hanya berputar putar "atau" kehidupan bagaikan sepeda dengan kecepatan 10 dengan persneling yang kita tidak pernah pakai "atau" kehidupan bagaikan permainan kartu anda harus memainkan kartu yang dibagikan kepada anda.

Jika saya bertanya bagaimana anda menggambarkan kehidupan, gambar apa yang muncul di benak anda ? Gambar tersebut adalah metafora kehidupan anda. Itulah pandangan tentang kehidupan yang anda pegang secara sadar dan tidak sadar didalam pikiran. Itulah gambaran anda tentang bagaimana seharusnya kehidupan berjalan dan apa yang anda harapkan dari kehidupan itu. Orang-orang sering kali menunjukan metafora kehidupan mereka melalui pakaian, perhisan, mobil, potongan rambut, tempel sticker di bemper, bahkan tato metafora kehidupan anda yang tidak diucapkan mempengaruhi kehidupan anda lebih dari yang anda sadari. Ini menentukan harapan-harapaan, nilai-nilai, hubungan-hubungan, sasaran-sasaran dan prioritas-prioritas anda. Contohnya, jika anda menganggap kehidupan adalah sebuah pesta, maka nilai utama didalam kehidupan ini adalah bersenang-senang. Jika anda melihat sesuatu kehidupan adalah suatu balapan. Anda akan menghargai kecepantan dan mugkin akan sering kali berada dalam tergesa-gesaan. Jika anda memandang suatu kehidupan adalah suatau pertandingan lari maraton, anda akan menghargai ketekunanan. Jika anda memandang kehidupan sebagai sebuah pertempuran atau permainan, menang akan menjadi sangat penting bagi anda.


Bagaimana pandangan anda tentang kehidupan ? Anda mungkin mendasarkan kehidupan ini pada suatu metafora kehidupan yang keliru. Untuk memenuhi tujuan-nya Allah menciptakan anda, anda harus menantang pandangan umum dan menggantikannya dengan metafora Alkitab tentang kehidupan. Alkitab berkata "janganlah engkau menjadi serupa dengan dunia ini tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:apa yang baik ,yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.


Allkitab memberikan tiga metafora yang mengajarkan kepada kita pandangan Allahtentang kehidupan : kehidupan adalah sebuah ujian, kehidupan adalah sebuah kepercayaan, dan kehidupan adalah suatu penugasan sementara. Pemikiran-pemikiran ini merupakan dasar dari kehidupan yang memiliki tujuan. Kita akan melihat kedua pemikiran pertama dalam bab ini dan yang ketiga di bab berikutnya.


Kehidupan di bumi adalah sebuah Ujian. Metafora kehidupan yang ini terlihat dalam kisah kisah di seluruh Alkitab. Allah terus menerus menguji karakter, iman, ketaatan, kasih, integritas, dan kesetiaan manusia. Kata-kata seperti pencobaan, pemurnian, dan ujian. Muncul lebih dari 200 kali dalam Allkitab. Allah menguji Abraham dengan menyuruhnya mempersembahkan anaknya Ishak. Allah munguji yakub ketika dia harus bekerja beberapa tahun tambahan untuk mendapatkan Rahel sebagai istrinya.


Adam dan hawa gagal dalam ujian mereka di Taman Eden, dan Daud gagal dalam ujiannya yang diberi Allah pada beberapa peristiwa. Tetapi Alkitab juga memberi kita banyak teladan dari orang orang yang lulus dalam ujian besar, seperti Yusuf, Rut, Ester,Dan Daniel. Karakter dikembangkan dan ditunjukan melalui ujian-ujian, dan seluruh kehidupan adalah ujian. Anda selalu diuji. Allah terus menerus mengamati tangapan anda pada orang orang, pada masalah, pada keberhasilan, pada konflik, pada penyakit, pada kekecewaan, dan bahkan pada cuaca! Allah bahkan mengamati tindakan-tindakan yang paling sederhana seperti ketika anda membuka pintuuntuk orang lain, ketika anda mengangkat sepotong sampah, atau anda bersikap sopan terhadap seorang juru tulis atau pelayan.


Kita tidak tahu semua ujian yang akan Allah berikan kepada Anda, tetapi kita bisa perkirakan sebagian , berdasarkan Alkitab. Anda akan diuji melalui perubahaan-perubahan besar, janji-janji yang tertunda, masalah-masalah yang sulit, doa-doa yang tak terjawab, kritikan-kritikan yang tidak layak diterima, dan bahkan tragedi yang masuk akal. Dalam kehidupan saya sendiri saya melihat bahwa Allah menguji iman saya melalui masalah-masalah, menguji pengharapan saya melalui cara saya menagani harta, dan menguji kasih saya melalui orang-orang.


Ujian yang sangat penting adalah bagaimana sepatutnya bertindak ketika Anda tidak bisa merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan Anda. Kadang-kadang Allah dengan sengaja mundur, dan kita tidak merasakan kedekatan-Nya. Seorang raja bernama Hizkia mengalami ujian ini. Alkitab berkata, "Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya. "Hizkia telah menikmati suatu persekutuan yang dekat dengan Allah, tetapi pada titik penting dalam kehidupannya Allah meninggalkan nya sendiri untuk menguji karakternya,untuk menunjukan kelemahannya, dan untuk mempersiapkan dia guna menghadapi tanggung jawab yang lebih besar.

Ketika Anda memahami bahwa kehidupan adalah ujian, Anda menyadari bahwa tidak ada hal yang tidak penting di dalam kehidupan Anda. Tiap hari merupakan hari yang penting, dan setiap detik adalah kesempatan bertumbuh untuk memperdalam karakter Anda, untuk menunjukan kasih, atau untuk bergantung pada Allah. beberapa ujian terasa sangat berat, sementara ujian yang lainnya bahkan tidak Anda perhatikan.Tetapi semuanya memiliki makna yang kekal.


Kabar baiknya adalah bahwa Allah ingin agar Anda lulus dalam ujian-ujian kehidupan itu, sehingga Dia tidak pernah membiarkan ujian-ujian yang Anda hadapi itu melampaui kasih karunia yang Dia berika. Alkitab berkata, "Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu, pada waktu kamu dicobai Ia kan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."


Setiap kali anda lulus dalam sebuah ujian, Allah melihat dan membuat rencana untuk memberi Anda upah didalam kekekalan. Yakobus berkata, "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia."


Kehidupan di bumi adalah sebuah Kepercayaan. Inilah metafora jenis kedua dalam Alkitab tentang kehidupan. Waktu yang kita miliki di bumi demikian juga dengan tenaga , kepandaian, kesempatan, hubungan, dan kekayaan kita, semuanya adalah pemberian dari Allah yang telah Dia percayakan untuk kita pelihara dan kelola. Kitalah penatalayan dari segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita. Konsep penatalayaan ini di mulai dengan pengakuan bahwa Allah adalah pemilik segala sesuatu dan semua orang di muka bumi. "Alkitab berkata, "Tuhanlah yang empunnya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. "


Kita tidak pernah benar-benar memiliki apapun selama kediaman singkat kita di bumi. Allah hanya meminjamkan bumi kepada kita pada waktu kita ada di sini. Bumi adalah milik Allah sebelum kita datang. dan Allah akan meminjamkan kepada orang lain setelah anda meninggal. Anda hanya bisa menikmatinya sesaat. Ketika Allah menciptakan Adam dan HAwa, Dia mempercayakan pemeliharaan atas cipta-Nya kepada mereka dan menunjuk mereka sebagai pengelola atas milik-Nya. Alkitab berkata, "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan tahlukkanlah itu, Aku memberi engkau kuasa."

Pekerjaan pertama yang Allah berikan kepada manusia adalah mengelola dan memelihara "barang-barang" Allah dibumi. Peran ini tidak pernah dibatalkan. Ini merupakan sebagian dari tujuan kita sekarang. Segala sesuatu yang kita nikmati harus diperlakukan sebagai sebuah kepercayaan yang Allah tempatkan didalam tangan kita. Alkitab berkata, :"Bukankah segala sesuatu engkau terima dari Allah ? Jadi, mengapa mau menyombongkan diri, seolah-olah apa yang ada padamu itu bukan sesuatu yang diberi ?" Bertahun-tahun yang lalu , sepasang suami istri mengizinkan saya dan istri saya menggunakan rumah mereka yang indah didepan pantai Hawai untuk berlibur. Inilah suatu pengalaman yang tidak pernah mampu kami beli, dan kami sangat menikmatinya. Kami diberi tahu, "Gunakan rumah itu seperti rumahmu sendiri," jadi kami melakukannya! Kami berenang dikolam, memakan makanan di kulkas, memakai handuk-handuk kamar mandi dan peralatan makan, dan bahkan melompat-lompat ditempat tidur dengan kegirangan! Tetapi kami tahu sejak semula bahwa itu bukan benar-benar milik kami, sehingga kami memberikan perawatan khusus terhadap segala sesuatu. Kami menikmati keuntungan menggunakan rumah tersebut tanpa memilikinya.

Budaya kita berkata, "Jika engkau tidak memilikinya, engkau tidak akan mempedulikannya." Tetapi orang-orang Kristen hidup dengan standar yang lebih tinggi: "Karena Allah memilikinya, saya harus memeliharanya sebaik mungkin." Alkitab mengatakannya, "Orang-orang yang kepada mereka dipercayakan sesuatu yang berharga harus menunjukkan bahwa mereka ternyata dapat dipercaya." Yesus seringkali menunjuk kehidupan sebagai sebuah kepercayaan dan menceritakan banayk kisah untuk menggambarkan tanggung jawab kita kepada Allah. Dalam kisah tentang talenta, seorang pengusaha mempercayakan kekayaannya kedalam pemeliharaan hamba-hambanya sementara dia pergi. Ketika dia kembali, dia mengevaluasi tanggung jawab setiap hambanya dan memberikan mereka ulah atas itu. Sang pemilik berkata, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu"

Ada akhir kehidupan Anda didunia, Anda akan dievaluasi dan diberi upah sesuai dengan seberapa baik Anda telah mengurus apa yang Allah percayakan kepada Anda. Ini berarti segala sedesuatu yang Anda kerjakan, bahkan tugas-tugas harian yang sederhana, emiliki implikasi kekal. Jika Anda memperlakukan segala sesuatu yang Anda kerjakan, bahkan tugas-tugas harian yang sederhana, memiliki implikasi kekal. Jika Anda memperlakukan segala sesuatu sebagai suatu kepercayaan, Allah menjanjikan tiga imbalan dalam kekekalan. Pertama, anda akan diberi peneguhan Allah: Dia akan berkata, "Baik sekali perbuatanmu!| Berikutnya, anda akan menerima promosi dan diberi tanggung jawab yang lebih besar di dalam kekekalan: "Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar." Kemudian anda akan dihormati dengan suatu perayaan: "Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Banyak orang gagal menyadari bahwa uang merupakan sebuah ujian sekaligus sebuah kepercayaan dari Allah. Allah menggunakan keuangan untuk mengajar kita mempercayai-Nya, dan bagi banyak orang, uang adalah ujian terbesar. Allah melihat bagaimana kita menggunakan uang untuk menguji bagaimana kita layak dipercayai. Alkitab berkata, "Jadi, kalau mengenai kekayaan dunia ini kalian sudah tidak dapat dipercayai, siapa mau mempercayakan kepadamu kekayaan rohani?"

Inilah kebenaran yang sangat penting. Allah berfirman bahwa ada hubungan langsung antara cara saya menggunakan uang saya dengan kualitas kehidupan rohani saya. Bagaimana saya mengelola uang saya ("kekayaan dunia") menentukan seberapa banyak Allah bisa mempercayai saya dengan berkat-berkat rohani ("kekayaan rohani"). Izinkan saya bertanya kepada anda: Apakah cara anda mengelola uang telah menghalangi Allah untuk melakukan lebih banyak perkara di dalam kehidupan anda? Bisakah anda dipercaya dengan berbagai kekayaan rohani?

Yesus berkata, "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."
Kehidupan merupakan ujian dan kepercayaan, dan semakin banyak Allah memberi kepada anda, semakin banyak tanggung jawab yang dia harapkan dari anda.

Hari ke 5

Berpikir tentang Tujuan Saya


Pokok untuk direnungkan : Kehidupan merupakan ujian dan kepercayaan.


Ayat untuk dihafal : "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar."
Lukas 16:10a

Pertanyaan untuk Dipikirkan : Apa saja pengalaman saya akhir-akhir ini yang sekarang saya sadari merupakan suatu ujian dari Allah ? Apakah hal-hal terbesar yang Allah percayakan kepada saya ?
 
6
Kehidupan Adalah Suatu Penugasan Sementara


Ya TUHAN, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!
Mazmur 39:5


Hanya untuk sementara aku tinggal di dunia
Mazmur 119:19 (BIS)

Kehidupan di bumi adalah suatu penugasan sementara. Alkitab penuh dengan metafora yang mengajarkan tentang sifat kehidupan di muka bumi, yaitu bersifat singkat, sementara, dan fana, Kehidupan digambarkan seperti kabut, pelari cepat, nafas, dan segupal asap, Alkitab berkat, "Sebab kita, anak-anak kemarin...hari-hari kita seperti bayang-bayang di bumi"


Untuk memanfaatkan kehidupan Anda secara maksimal, Anda tidak boleh melupakan dua kebenaran: Pertama, dibandingkan dengan kekekalan, kehidupan amatlah singkat. Kedua: bumi adalah tempat kediaman semaentara. Anda tidak akan lama berada di sini, jadi jangan terlalu terikat pada bumi. Mintalah agar ALLAH menbantu Anda melihat kehidupan di bumi sebagai mana Dia melihatnya. Daud berkata, "TUHAN, tolong aku untuk menyadari betapa singkatnya hidupku di dunia ini! Tolong aku untuk mengetahui bahwa waktuku di sini hampir habis!"


Berulang-ulang Alkitab membandingkan kehidupan di bumi dengan kehidupan sementara di sebah negeri asing. Bumi bukanlah rumah tetap atau kehidupan akhir. Anda hanya lewat, hanya berkunjung ke bumi. Alkitab menggunakan istilah-istilah seperti orang asing, peziarah, pendatang, pengunjung, dan musafir untuk menggambarkan kediaman kita yang singkat di bumi. Daud berkata, "Aku ini orang asing di dunia" dan Petrus menjelaskan, "DAn jika kamu menyebut-Nya Bapa,...maka hendaknya kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini"


Di Kalifornia, dimana saya tinggal, banyak orang pindah dari berbagai belahan dunia untuk bekerja di sini, tetapi mereka mempertahankan kewarganegaraan mereka. mereka diwajibkan membuka kartu pendaftaran pengunjung (disebut "green card"), yang memungkinkan mereka bekerja di sini seharusnya membawa green card rohani mengingatkan kita bahwa kewarganegaraan kita adalah di surga. Allah berkata bahwa anak-anak-Nya harus berfikir tentang kehidupan secara berbeda dengan orang-orang yang tidak percaya. "Yang mereka pikirkan hanyalah kehidupan di dunia ini. Padahal tanah air kita adalah di surga. Allah berkata bahwa anak-anak-Nya harus berfikir tentang kehidupan secara berbeda dengan orang-orang yang tidak parcaya "Yang mereka pikirkan hanyalah kehidupan di dunia ini. Padahal tanah air kita adalah Surga, yaitu bersama dengan Juruselamat kita Tuhan Yesus Kristus". Orang-orang percaya sejati memahami bahwa kehidupan memiliki nilai jauh lebih besar dari sekedar dari beberapa tahun hidup di planet ini.


Identitas Anda ada di dalam kekekalan, dan tanah air Anda adalah Surga. Bila anda memahami kebenaran ini, Anda akan berhenti mencemaskan soal "memiliki semuanya" di bumi. Allah berbicara dengan sangat jelas tentang bahayanya jika kita hidup demi waktu sekarang dan jika kita memakai nilai-nilai, prioritas-prioritas, dan gaya hidup dunia sekeliling kita. Bila kita bermain-main dengan pencobaan-pencobaan dunia ini, Allah menyebutnya perzinahan rohani. Alkitab berkata, "Kamu ridak setia kepada Allah. Jika kamu hanya mau mengikuti kehendakmu sendiri, bermain-main dengan dunia setiap ada kesempatan, maka kamu akhirnya menjadi musuh Allah dan orang yang melawan kehendak-Nya.

Bayangkan jika Anda dimintai oleh negara Anda untuk menjadi duta besar disebuah negara musuh. Anda mungkin harus belajar bahasa yang baru dan menyesuaikan diri dengan beberapa kebiasaan dan perbedaan budaya agar bisa berlaku sopan dan bisa menyelesaikan misi anda. Sebagai seorang duta besar, Anda tidak akan mampu mengisolasi diri dari musuh. Untuk menyelesaikan ,isi anda. Anda tentu harus memiliki kontak dan berhubungan dengan mereka.

Tetapi seandainya anda menjadi begitu nyaman dengan negara asing ini sehingga anda jatuh cinta padanya dan lebih menyukainya ketimbang tanah air anda. Kesetiaan dan komitmen anda akan berubah. Peran anda sebagai seorang duta besar akan membahayakan. Bukannya mewakili negara asal anda, anda akan menjadi pengkianat.

Alkitab berkata, "Jadi kami ini adalah utusam-utusan Kristus" Yang menyedihkan banyak orang Kristen telah mengkianati Raja mereka dan kerajaan-Nya. Mereka dengan bodohnya menyimpulkan bahwa karena mereka hidup dibumi, maka bumilah rumah mereka. Padahal bukan. Alkitab dengan jelas berkata: "Saudara-saudaraku, dunia ini bukan rumahmu, karena itu jangan membuat dirimu betah didalamnya. Jangan menurutkan keinginanmu sendiri dengan mengorbankan nyawamu" Allah memperingatkan kita untuk tidak terlalu terikat pada apa yang ada disekeliling kita karena semua itu bersifat sementara. Kita diberi tahu, "Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu."

Dibandingkan dengan abad-abad sebelumnya, kehidupan sekarang paling enak bagi sebagian besar dunia barat. Kita terus menerus dihibur, disenangkan kan dipuaskan. Dengan segala pertunjukan yang menawan, media yang menarik perhatian, dan pengalaman-pengalaman yang nikmat yang tersedia sekarang. mudah bagi kita untuk mlupakan bahwa mengejar kebahagiaan bukanlah tujuan kehidupan. Hanya dengan menyadari bahwa kehidupan adalah suatu ujian, suatu kepercayaan, dan suatu penugasan sementara, barulah pesona dari hal-hal tersebut kehilangan kekuasaannya atas kehidupan kita. Kita sedang bersiap-siap untuk menghadapi sesuatu yang lebih baik. " Hal-hal yang kita lihat sekarang, hari ini ada, esok sudah lenyap. Tetapi hal-hal yang tidak dapat kita lihat sekarang akan ada selamanya."

Fakta bahwa bumi bukanlah rumah terakhir kita memperjelas mengapa, sebagai pengikut-pengikut Yesus, kita mengalami kesulitan, penderitaan dan penolakan didalam dunia ini. Hal tersebut juga menjelaskan mengapa beberapa janji Allah tampaknya tidak digenapi, beberapa doa tampak nya tiak dijawab, dan beberapa keadaan tampaknya tidak adil. Ini bukanlah akhir kisah. Untuk menjaga ahar kita menjadi terlalu terikat pada dunia, Allah membiarkan kita merasakan cukup banyak kesedihan dan ketidakpuasan didalam kehidupan, yakni keinginan-keinginan yang tidak pernah akan terpenuhi dikehidupan ini. Kita tidak benar-benar bahagia disini karena seharusnya memang tidak! Bumi bukanlah rumah terakhir kita; kita diciptakan untuk sesuatu yang jauh lebih baik.

Seekor ikan tidak pernah bahagia hidup didaratan, karena ikan dijadikana untuk air. Seekor elang tidak pernah bisa merasa puas jika hewan itu tidak dibolehkan terbang, anda tidak akan pernah merasa benar-benar puas dibumi, karena anda dijadikan untuk sesuatu yang lebih dari itu. Anda akan memiliki saat-saat bahagia disini, tetapi tidak ada yang sebanding dengan apa yang Allah telah rencanakan bagi anda.

Menyadari bahwa kehidupan dibumi hanyalah suatu penugasan sementara seharusnya mengubah nilai-nilai anda secara radikal. Nilai-nilai kekal, dan bukan nilai-nilai sementara , yang seharusnya menjadi faktor-faktor penentu bagi keputusan-keputusan anda. Seperti pandangan C.S. Lewis, "Segala hal yang tidak kekal tudak berguna secara kekal." Alkitab berkata, "Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan adalah kekal."

Mengira bahwa tujuan Allah bagi kehidupan anda adalah kekayaan materi atau keberhasilan populer sebagaimana yang didefinisikan oleh dunia adalah salah besar. Kehidupan yang kelimpahan tidak ada kaitannya dengan kelimpahan materi, dan kesetiaan kepada Allah tidak menjamin keberhasilan dalam karir atau bahkan pelayanan. Jangan pernah memusatkan perhatian pada mahkota-mahkota yang sementara.

Paulus setia, tetapi dia berakhir dipenjara, Yohanes Pembabtis setia, tetapi dia dipenggal. Jutaan orang yang setia mati sebagai martir, kehilangan segalanya, atau mencapai ajal tanpa ada hasil apapun, Tetapi akhir kehidupan bukanlah akhirnya!.

Bagi Allah, pahlawan-pahlawan iman yang paling besar bukanlah orang-orang yang mencapai kemakmuran, keberhasilan, dan kuasa didalam kehidupan ini, melainkan oang-orang yang memperlakukan kehidupan ini sebagai suatu penugasan sementara dan melayani dengan setia, sambil mengharapkan upah yang dijanjikan kepada mereka dikekekalan. Alkitab menyatakan tentang ruang Kemasyuran Allah :" Semua orang itu tetap beriman sampai mati. Mereka tidak menerima hal-ha; yang dijanjikan oleh Allah tetapi hanya melihat dan menyambutnya dari jauh. Dan dengan itu mereka menyatakan bahwa mereka hanyalah orang asing dan perantau dibumi ini ... mereka merindukan sebuah negeri yang lebih baik, yaitu negeri yang disurga. Itulah sebabnya Allah tidak malu kalau mereka menyebut Dia Allah mereka." Masa hidup anda dibumi bukanlah kisah lengkapkehidupan anda. Anda harus menanti sampai disurga baru bisa melihat sisa bab-bab itu. Dibutuhkan iamn untuk hidup dibumi sebagai orang asing.

Sebuah kisah lama sering diceritakan ulang mengenai seorang misionaris yang pensiun dan pulang ke Amerika sekapal dengan presiden Amerika Serikat. Kerumunan orang yang bersorak, band militer, karpet merah, bendera-bendera dan media pergi diam-diam dari kapal tersebut tanpa diperhatikan. Dengan perasaan kasihan pada diri sendiri dan marah, dia mulai mengeluh kepada Allah. Kemudian Allah dengan lembut mengingatkannya, "Tetapi anak-Ku, kau belum pulang."

Sebelum 2 detik berada di surga Anda sudah akan berseru, " Mengapa saya begitu mementingkan hal-hal yang bersifat begitu sementara? Apa yang sedang saya pikirkan? Mengapa saya menyianyiakan begitu banyak waktu, tenaga, dan perhatian pada apa yang tidak akan bertahan untuk selamanya ?"

Hari ke 6

Berpikir Tentang Tujuan Saya


Pokok untuk direnungkan : Dunia ini bukan rumah saya.

Ayat untuk dihafal : "Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." 2 Korintus 4 :18

Pertanyaan untuk Dipikirkan : Bangaimana kenyataan bahwa kehidupan dibumi hanyalah suatu penugasan sementara bisa mengubah cara hidup saya sekarang ?
 
7
Alasan untuk segala sesuatu


Sebab segala sesuatu berasal dari Allah, segala
sesuatu hidup oleh kuasa-Nya dan segala esuatu
untuk kemuliaan-Nya

Roma 11:36 (FAYH)

Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya
masing-masing

Amsal 16:4.​

Segala sesuatu adalah bagi Dia.
Tujuan utama keberadaan alam semesta menunjukkan kemuliaan Allah. Itulah alasan bagi segala sesuatu yang ada, termasuk anda. Allah menjadikan segala sesuatu bagi kemulian-Nya. Tanpa kemuliaan Allah, tidak akan ada apapun.

Apa itu kemuliaan Allah ? Kemuliaan Allah adalah keberadaan Allah, yaitu hakikat dari sifat-Nya, lingkup pengaruh-Nya kemegahan-Nya, peragaan kuasa-Nya, dan suasana kehadiran-Nya. Kemuliaan Allah adalah ekspresi dari kebaikan-Nya dan dari semua hakekat kekekalan sifat-Nya yang lain.

Dimanakah kemuliaan Allah ? Lihat saja sekeliling. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah mencerminkan kemuliaanNya dalam beberapa hal. Kita melihatnya dimana-mana, dari bentuk kehidupan mikroskopik yang terkecil sampai Bima Sakti yang luas, dari matahari terbenam dan bintang-bintang sampai badai dan musim-musim.

Ciptaan menyatakan kemuliaan Pencipta kita. Melalui alam kita mengetahui bahwa Allah berkuasa, bahwa Dia menyukai keanekaragaman, menyukai keindahan, bahwa Allah teratur dan bijak serta kreatif. Alkitab berkata,"Langit menceritakan kemuliaan Allah"

Sepanjang sejarah, Allah menyatakan kemuliaan-Nya kepada orang-orang dengan latar belakang yang berbeda. Dia menyatakan pertama kali di Taman Eden, kemudian kepada Musa, lalu dikemah suci dan Bait Suci, lalu melalui Yesus dan sekarang melalui gereja. Kemuliaan Allah digambarkan seperti api yang menghanguskan, awan, gemuruh, asap dan cahaya terang. Disurga, kemuliaan Allah memberikan terang yang dibutuhkan. Alkitab memberikan terang yang dibutuhkan. Alkitab berkata, :"Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya".

Kemuliaan Allah terlihat paling baik di dalam Yesus Kristus.Dia ,Terang Dunia, itu menjelaskan sifat Allah. Karena Yesus, kita tidak lagi buta mengenai ruoa sebenarnya dari Allah. Alkitab berkata, Ia adalah cahaya kemuliaan Allah.. Yesus turun ke bumi agar kita bisa espenuhnya memahami kemuliaan Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan alam oi antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya...penuh kasih karunia dan kebenaran.

Kemuliaan yang bersifat melekat pada Allah ialah apa yang Dia miliki karena Dia Allah. Itulah sifat-Nya. Kita tidak bisa menambah apapun pada kemuluaan-Nya ini, sama seperti mustahil bagi kita untuk membuat matahari bersinar lebih terang. Tetapi kita diperintahkan untuk mengenali kemuliaan-Nya, menghormati kemuliaan-Nya, menyatakan kemuliaan-Nya, memuji kemuliaan-Nya, mencerminkan kemuliaan-Nya, dan hidup bagi KEMULIAAN-nYA. Mengapa? Karena Allah layak menerimanya! Kita sepatutnya memberikan kepada-Nya setiap penghormatan yang bisa kita berikan. Karena Allah menjadikan segala sesuatu, Dia layak menerima semua kemuliaan. Alkitab berkata, Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa, sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu.

Di seluruh alam semesta, hanya dua ciptaan Allah yang gagal menciptakan kemuliaan bagi-Nya: malaikat-malaikat yang berdosa (setan-setan) dan kita (manusia). Segala dosa, pada dasarnya merupakan kegagalan untuk memberikan kemuliaan kepada Allah. Dosa mencintai hal lain lebih daripada Allah.
Menolak mendatangkan kemuliaan bagi Allah berarti memberontak dengan sombong, dan kesombongan adalah dosa yang menyebabakan kepatuhan Iblis dan kejatuhan kita juga. Dengan berbagai cara kita telah hidup bagi kemuliaan diri kita sendiri, bukan kemuliaan Allah. Alkitab berkata, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah".

Tidak seorangpun dari kita pernah memberikan kepada Allah kemuliaan penuh yang layak Dia terima dari kehidupan kita.
Inilah dosa terburuk dankesalahan terbesar yang bisa kita buat. sebaliknya, hidup bagi kemuliaan Allah adalah prestasi terbesar yang bisa kita capai melalui kehidupan kita. Allah berkata,"Mereka adalah umat-Ku sendiri, yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku". sehingga kemuliaan Allah seharusnya menjadi tujuan tertimggi kehidupan kita.

BAGAIMANA SAYA BISA MENDATANGKAN KEMULIAAN BAGI ALLAH?

Yesus berkata kepada Bapa,"Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi denhgan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Yesus menghormati Allah dengan cara memenuhi tujuan-Nya di bumi. Kita menghormati Allah dengan cara yang sama. Bila ciptaan memenuhi tujuannya, hal tersebut mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan terbang,berkicau,membuat sarang,dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya yang diingankan pleh Allah. Bahkan semut yang kecil mendatangkan kemuliaan bagi Allah bila ia memenuhi tujuan Allah baginya. Allah menciptakan semut untuk menjadi semut, dan Dia menciptakan Anda untuk menjadi Anda, St. Irenaeus berkata,"Kemuliaan Allah adalah seorang manusia yang hidup seutuhnya."!

Ada banyak cara untuk mendatangkan kemuliaan bagi Allah, tetapi cara-cara tersebut bisa diringkas dalam lima tujuan Allah bagi kehidupan Anda. Kita akan menggunakan sisa buku ini dengan melihat kelima tujuan tersebut secara rinci, tetapi inilah garis besarnya.

Kita mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan menyembah-Nya. Penyembahan adalah tanggung jawab pertama kita kepada Allah. Kita menyembah Allah dengan menikmati-Nya.`CS. Levis berkata,`Ketika memerintahkan kita untuk memuliakan Dia, Allah mengajak kita untuk menikmati-Nya. "Allah ingin agar penyembahan kita dimotivasi oleh kasih, ucapan syyukur, dan sukacita, bukan oleh kewajiban.

John Piper mencatat, " Allah paling dimuliakan di dalam kita ketika kita merasa puas di dalam Dia." Penyembahan jauh melebihi dari sekedar memuji, bernyanyi, dan berdoa kepada Allah. Penyembahan adalah gaya hidup yang menikmati Allah, mengasihi-Nya, dan memberikan diri kita untuk dipaklai bagi tujuan-tujuan-Nya. Ketika Anda menggunakan kehidupan Anda bagi kemuliaan Allah, segala sesuatu yang Anda kerjakan bisa menjadi suatu tindakan penyembahan. Alkitab berkata, "Gunakanlah seluruh anggota tubuhmu sebagai alat untuk melakukan kebenaran bagi kemuliaan Allah."

Kita mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan mengasihi orang-orang percaya lainnya. Ketika Anda dilahirkan kembali, Anda menjadi bagian dari keluarga Allah, mengikut Kristus bukan sekedar menjadi percaya, tetapi juga termasuk menjadi anggota dan belajar untuk nengasihi keluarga Allah.
Yohanes menulis, "Kasih kita satu sama lain membuktikan bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup.` Paulus berkata,` Terimalah satu akan yang lain, sama srperti Kristus juga telah menerima kamu, dengan demikian, Allah akan dimuliakan."

Tanggung jawab kitalah untuk belajar bagaimana seharusnya mengasihi sebagaimana Allah telah mengasihi, karena Allah adalah kasih, dan hal tersebut berarti menghormati Dia.
Yesus berkata, "Sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi.Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Kita mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan menjadi seperti Kristus. Begitu kita dilahirkan ke dalam keluarga Allah,Dia ingin agar kita gertumbuh menuju kedewasaan rohani.
Seperti apakah kedewasaan itu? Kedewasaan rohani adalah menjadi serupa dengan Kristus dalam cara kita berpikir,bercitarasa, dan bertindak. Semakin berkembang karakter Anda untuk menjadi serupa dengan Kristus, semakin besar kehidupan Anda mendatangkan kemuliaan bagi Allah. Alkitab berkata, "Karena Roh Tuhan bekerja di dalam kita, maka kita makin lama makin menjadi serupa dengan Dia dan makin mencerminkan kemuliaan-Nya."

Allah memberi Anda kehidupan yang baru dan sifat yang baru ketika Anda menerima Kristus. Sekarang selama sisa hidup Anda di dunia, Allah ingin meneruskan proses perubahan karakter Anda. Alkitab berkata,` "Kiranya kamu senantiasa penuh dengan buah keselamatan - yakin hal-hal baik yang dihasilkan dalam hidupmu oleh Yesus Kristus - karena ini akan mendatangkan banyak kemuliaan dan pujian bagi Allah"

Kita mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan cara melayani orang lain dengan karunia-karunia kita. Masing-masing kita dirancang secara unik oleh Allah dengan talenta, karunia, keahlian, dan kemampuan. Cara anda `dihubungkan` bukanlah kebetulan. Allah tidak memberi Anda kemampuan-kemampuan untuk tujuan-tujuan yang mementingkan diri sendiri. Kemamuan-kemampuan tersebut diberikan untuk kebaikan orang lain, sebagaimana orang lain diberi kemampuan-kemampuan untuk kebaikan anda. Alkitab berkata, "Allah telah memberikan karunia kepada tiap-tiap orang dari aneka ragam karunia rohani yang ia miliki. Gunakanlah karunia-karunia itu dengan baik agar kemurahan Allah dapat mengalir melalui kamu... Apakah kamu terpanggil untuk menolong oranglain ? Lakukanlah hal itu dengan segenap tenaga dan kekuatan yang Allah sediakan. Maka Allah akan dimuliakan"

Kita mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan memberitakan kepada orang lain tentang Dia. Allah tidak ingin kasih dan tujuanNya disimpan sebagai rahasia. Begitu kita mengenal kebenaran, kepada orang lain, ini merupakan hak istimewa yang luar biasa, yaitu membawa orang lain kepada Yesus, membantu mereka menemukan tujuan mereka, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi kehidupan kekal mereka. Alkitab berkata, "dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah."

Untuk Apakah Anda Hidup ?

Untuk menjalani sisa hidup anda bagi kemuliaan Allah, anda perlu mengubah prioritas-prioritas anda, jadwal anda, hubungan-hubungan anda, dan segala hal lainnya. Kadang-kadang ini berarti emmilih jalan yg sukar dan bukannya yang mudah. Bahkan Yesus bergumul dengan ini. Sadar bahwa Dia akan disalibkan, Yesus berseru :"Sekarang jiwaKu terharu dan apakah yang akan kukatakan ? Bapa, Selamatkanlah Aku dari saat ini ? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang kedalam saat ini. Bapa, Muliakanlah namaMu."

Yesus berdiri dipersimpangan jalan. Apakah Dia akan memenuhi tujuanNya dan mendatangkan kemuliaaan bagi Allah ? ataukah Dia akan mundur dan menjalani kehidupan yang nyaman yang mementingkan diri sendiri ? Anda menghadapi pilihan yang sama. Akankah anda hidup demi sasaran, kenyamanan dan kesenangan anda sendiri ataukah anda akan menjalani sisa kehidupan anda bagi kemuliaan Allah, karena mengetahui bahwa Dia menjanjikan upah yang kekal ? Alkitab menyatakan, "Barang siapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya didunia ini ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal."

Sudah tiba saatnya untuk memutuskan masalah ini, bagi siapakah anda hidup, diri sendiri ataukah Allah ? Ada mungkin ragu-ragu , bimbang apakah anda akan memiliki kekeuatan untuk hidup bagi Allah ? Jangan kuatir. Allah akan memberi anda apa yang anda butuhkan jika anda membuat pilihan untuk hidup bagi Dia. Alkitab berkata, "Karena kuasa Illahi nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh untuk pengenalan kita akan Dia yang telah memanggil kita oleh kuasanya yan mulia dan ajaib."

Sekarang, Allah mengundang and auntuk hidup bagi kemuliaanNya dengan memenuhi tujuan Ia menciptakan anda. Inilah sebenarnya satu-satunya jalan untuk hidup. Segala yang lainnya hanya sekedar ada. Kehidupan yang sesungguhnya dimulai dengan menyerahkan diri and asepenuhNya kepada Yesus Kristus. Jika and atidak yakin bahwa anda telah melakukan hal ini, maka satu-satunya hal yang anda perlu lakukan adalah menerima dan percaya. Alkitab berjanji, "Tetapi semua orang yang menerimaNya diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya". Maukah anda menerima tawaran Allah ?
Pertama, percaya. Percaya bahwa Allah mengasihi anda dan bahwa Ia menciptakan anda untuk tujuan-tujuanNya. Percaya bahwa anda diciptakan untuk kehidupan kekal. Percaya bahwa Allah telah memilih anda untuk memiliki hubungan dengan Yesus, yang mati dikayu salib bagi anda. Percaya bahwa Allah ingin mengampuni apapun yang telah anda perbuat. Kedua, menerim. menerima yesus dalam kehidupan anda sebagai Tuhan dan Juru Selamat Anda. Menerima pengampunannya atas dosa-dosa anda. menerima roh Nya yang akan memberi kekuatan untuk memenuhi tujuan hidup anda. Alkitab berkata, "Barang siapa menerima dan percaya kepada Anak, Ia beroleh segala sesuatu, yaitu kehidupan yang lengkap dan kekal." Dimanapun anda membaca buku ini saya mengajak and auntuk menundukkan kepala dan dengan lembut membisikkan doa yang akan mengubah kekekalan anda : " Yesus, saya percaya kepadaMu dan saya menerima engkau.! lanjutkanlah.....

JIka anda dengan tulus mengucapkan doa tersebut, selamat ! selamat datang dalam keluarga Allah ! Anda sekarang siap untuk menemukan hidup sesuai dengan tujuan Allah bagi kehidupan anda.

Hari ke Tujuh
Berpikir Tentang Tujuan Saya

Pokok untuk direnungkan : SemuaNya bagi Dia.

Ayat untuk dihafal : " Sebab segala sesuatu berasal dari Allah. Segala sesuatu hidup oleh kuasaNya.
dan segala sesuatu itu untuk kemuliaanNya"
Roma 11:36 (FAYH)

Pertanyaan untuk dipikirkan : Dalam aktifitas
sehari-hari, adakah hal-hal yang lebih menyadarkan saya akan kemuliaan Allah ?​
 
TUJUAN 1
ANDA DIRANCANG UNTUK MENJADI
KESUKAN ALLAH ALLAH

Sesungguhnya mereka akan disebut "pohon tarbantin kebenaran'", Yang kuat dan indah yang telah ditanam Tuhan untuk kemuliaaan-Nya sendiri.
Yesaya 61;3 (FAYH)

8

Dirancang Untuk Menjadi
Kesukan Allah


Engkau telah menciptakan segala sesuatu dan bagi kesenangan-Mu
semuanya itu ada dan diciptakan

Wahyu 4;11 (NLT)

Tuhan mendapat kesenangan di dsalam umat-Nya
Mazmur 149;4a (TEV)

Anda direncanakan bagi kesenangan Allah.

Pada saat Anda dilahirkan ke dunia Allah hadir disana sebagai saksi yang tak kelihatan, tersenyum atas kelahiran Anda.
Dia ingin Anda hidup, dan kelahiran Anda memberi-Nya kesenangan besar. Allah tidak perlu menciptakan Anda, tetapi Dia memilih untuk menciptakan Anda demi kesenangan-Nya sendiri. Anda ada untuk kepentingan-Nys, untuk kemuliaan-Nya, untuk tujuan-Nya dan untuk kesenangan-Nya.

Mendatangkan kegembiraan bagi Allah, hidup bagi kesenangan-Nya, adalah tujuan pertama hidup Anda. Apabila Anda memahami kebenaran ini sepenuhnya, Anda tidak akan pernah lagi memiliki masalah dengan perasaan tidak berarti. Kebenaran itu membuktikan betapa Anda berharga di mata-Nya. Kalau Anda sedemikian penting bagi Allah dan Dia menganggap Anda cukup brharga untuk bersama dengan-Nya dalam kekekalan, adakah hal lainnya yang lebih penting dari itu? Anda adalah Anak Allah, dan Anda mendatangkan kesenangan bagi Allah lebih dari apapun yang pernah Dia ciptakan. Alkitab berkata "Karena Kasih-Nya Allah telah memutuskan bahwa melalui Yesus Kristus Dia akan menjadikan kita anak-anak-Nya, inilah kesenagan dan tujuan-Nya."

Salah satu pemberian terbesar Allah kepada Anda adalah kemampuan untuk menikmati kesenangan. Dia memperlengkapi Anda dengan panca indera dan emosi sehangga Anda bisa mengalaminya. Dia ingin agar Anda menikmati kehidupan, bukan hanya menjalaninya. Alasan mengapa Anda bisa menikmati kesenangan adalah karena Allah menjadikan Anda menurut gambar-Nya.

Kita sering lupa bahwa Allah memiliki emosi juga. Dia merasakan berbagai hal dengan sangat mendalam. Alkitab memberitahu kita bahwa Allah menyesal, cemburu, dan marah, serta merasa sayang, sedih, dan kasih serta juga sukacita, kegembiraan dan kepuasan. Allah mengasihi, bersuka, senang, bersorak, menikmati dan bahkan tertawa.

Mendatangkan kesenangan bagi Allahv disebut "penyembahan". Alkitab berkata,"TUHAN senang hanya kepada orang-orang yang menyembah Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya."

Segala perbuatan Anda yang mendatangkan kesenangan bagi Allah merupakan tindakan penyembahan. Seperti berlian, penyembahan memiliki banyak segi. Akan diperlukan banyak buku untuk menulis semua aspek nyang ada untuj memahami penyembahan, tetapi kita akan melihat pada aspek-aspek utama dari penyembahan dalam bab ini. Ahli-ahli antropologi melihat bahwa penyembahan merupakan suatu kebutuhan universal, ditempatkan Allah dalam elemen utama keberadaan kita, yakni suatu kebutuhan batin untuk berhubungan dengan Allah. Penyembahan sama alaminya seperti makan atau bernafas. Jika kita gagal menyembah Allah, kita selalu menemukan sebuah pengganti, meskipun akhirnya pengganti itu adalah diri kita sendiri. Alasan mengapa Allah menciptakan kita dengan keinginan ini adalah karena Dia mendambakan penyembah-penyembah! Yesus berkata, "Bapa menghendaki penyembah-penyembah."

Tergantung pada latar belakang agama Anda, Anda mungkin perlu memperluas pemahaman Anda tentang `penyembahan`. Anda mungkin berpikir tentang ibadah manggu dengan menyanyi, berdoa dan mendengarkan khotbah. Atau Anda mungkin berpikir upacara-upacara, lilin-lilin, dan perejamuan. Atau Anda mungkin berpikir tentang kesembuhan, mukjizat, dan pengalaman-pengalaman ekstatis. Penyembahan bisa meliputi unsur-unsur ini, tetapi penyembahan jauh lebih dari sekedar ekspresi-ekspreasi ini. Penyembahan adalah gaya hidup.

Penyembahan jauh lebih dari sekadar musik. Bagi ganyak orang, penyembahan sama dengan musik. Mereka berkata,` Di gereja kami, kami terlebih dulu melakukan penyembahan, kemudian pengajaran.`

Ini merupakan kesalahpahaman besar. Sertiap bagian dari ibadah gereja adalah tindakan penyembahan: berdoa, membaca Alkitab, menyanyi, mengaku dosa, diam, saat teduh, mendengarkan khotbah, mencatat, memberi persembahan, baptisan, perjamuian kudus, menandatangani kartu komitmen, dan bahkan menyambut penyembah-penyembah yang lain.

Sebenarnya penyembahan ada lebih dulu dari musik. Adam menyembah di Taman Eden, tetapi musik tidak disebutkan sampai Kejadian 4:21 bersama kelahiran Yubal. Jika penyembahan hanya berarti musik, maka semua orang yang tidak memiliki bakat musikn tidak pernah bisa menyembah. Penyembahan jauh lebih dari sekadar musik.

Lebih buruk lagi,`penyembahan` sering kali secara salah digunakan untuk menunjuk pada gaya musik tertentu: Mula-mula kami menyanyuikan sebuah lagu, kemudian sebuah pujian dan penyembahan,` Atau,`Saya menyukai lagu-lagu pujian yang cepat tetapi paling menikmati lagu-lagu penyembahan yang lambat.`
Dalam pemakaian ini, jika sebuah lagu itu cepat atau keraas atau menggunakan alat musik yang terbuat dari kuningan, lagu tersebut dianggap` pujian`. Tetapi jika lagu itu lambat, syahdu, dan intim, mungkin diiringi gitar, itulah penyembahan. Inilah kesalahan penggunaan yang umum dari istilah `penyembahan.`

Penyembahan tidak ada kaitannya dengan gaya atau volume atau kecepatan lagu. Allsh menyuksi semua jenis musik karena Dia menciptakan semuanya, cepat dan lambat, keras dan lembut, lama dan baru. Anda mungkin tidak menyukai semuanya, tetapi Allah menyukainya! Jika lagu itu dipersembahkan kepada Allah dalam roh dan kebenaran, itu merupakan tindakan penyembahan.

Orang-orang Kristen sering kali tidak sepakat tentang gaya musik yang digunakan dalam ibadah, dengan gigih mempertahankan gaya yang mereka suka sebagai paling Alkitabiah atau paling menghormati Allah. Tetapi tidak ada gaya musik yang Alkitabiah! Tidak ada catatan-catatn musik di dalam Alkitab: kita bahkan tidak memiliki alat-alat musik yang mereka gunakan pada zaman Alkitab.

Sebetulnya, gaya musik yang paling Anda sukai berbicara lebih banyak tentang Anda, yakni latar belakang dan kepribadian Anda, ketimbang tentang Allah. Musik suatu kelompokn etnik bisa kedengaran seperti sebuah keributan bagi kelompok lainnya. Tetapi Allah menyukai keragaman dan menikmati semuanya.

Tidak ada yang disebut musik `Kristen`; yang ada hanyalah larik-lirik Kristen. Kata-katalah yang membuat sebuah lagu sakral, bukan nadanya. Tidak ada nada yang rohani.
Jika saya memainkan sebuah lagu bagi Anda tanpa kata-kata, Anda sama sekali tidak akan tahu apakah lagu tersebut merupakan sebuah lagu `Kristen`

Penyembahan bukanlah untuk kepentingan Anda .
Sebagai seorang gembala sidang, saya menerima catatan yang mengatakan,`Saya suka penyembahan hari ini. Saya mendapatkan banyak hal dari situ.` Inilah pandangan salah lainnya mengenai penyembahan. Penyembahan bukanlah bagi kepentingan kita! Kita menyembah demi kepentingan Allah. Ketika kita menyembah, tujuan kita adalah untuk mendatangkan kesenangan bagi Allah, bukan dari diri kita sendiri.

Jika Anda pernah berkata,`Saya tidak mendapatkan apapun dari penyembahan hari ini,` Anda menyembah untuk alasan yang keliru. Penyembahan bukanlah bagi Anda, melainkan itu bagi Allah. Tentu saja, sebagian besar kebaktian `penyembahan` juga meliputi unsur-unsur persekutuan, pembinaan, dan penginjilan, serta ada berbagai manfaat dalam penyembahan, tetapi kita tidak menyembah untuk menyenangkan diri kita sendiri. Tujuan kita adalah mendatangkan kemuliaan dan kesenangan bagi Pencipta kita.

Dalam Yesaya 29, Allah mengeluh tentang penyembahan yang setengah hati dan munafik. Bangsa itu mempersembahkan doa-doa panjang, pujian yang tidak tulus, kata-kata kosong, dan upacara-upacara buatan manusia tanpa berpikir tentang maknanya.
Hati Allah tidak tersentuh oleh tradisi dalam penyembahan, tetapi oleh kasih dan komitmen. Alkitab berkata,`Dan Tuhan telah berfirman,`Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauhb dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan`.

Penyembahan bukanlah bagian dari kehidupan Anda; penyembahan adalah kehidupan Anda. Penyembahan bukan hanya untuk kebaktian gereja. Kita disuruh `sembahlah Dia senantiasa` dan `Pujilah Dia dari saat matahari terbit sampai matahari terbenam.` Dalam Alkitab oramg-orang memuji Allah saat di tempat kerja, di rumah, di dalam pertempuran, di penjara, dan bahkan di tempat tidur! Pujisn seharusnya merupakan aktivitas pertama ketika Anda membuka mata Anda pada pagi hari dan aktivitas terakhir ketika Anda menutup mata pada malam hari. Daud berkata,`Aku hendak memuji TUHAN dalam segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap ndi dalam mulutku.`

Setiap aktivitas bisa diubah menjadi tindakan penyembahan bila Anda melakukannya demi pujian, kemuliaaan, dan kesenangan Allah. Al;kitab berkata," Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." Martin Luther berkata,`Seorang pemerah susu sapi bisa memerah susu sapi bagi kemuliaan Allah.`

Bagaimana mungkin melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah?

Dengan melakukan segala sesuatu seolah-olah Anda sedang melakukannya bagi Yesus dan dengan melakukan percakapan terus-menerus dengan-Nya sementara Anda melakukannnya. Alkitab berkata, "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia"

Inilah rahasia untuk gaya hidup menyembah, yaitu melakukan segala sesuatu seolah-olah Anda melakukannya bagi Yesus
Parafrase Alkitab versi The Message berkata, "Bawalah kehidupan sehari-harimu, yakni tidur, makan, pergi bekerja, dan berjalan-jalan, dan letakkan itu di hadapan Allah sebagai sebuah persembahan." Pekerjaan menjadi penyembahan apabila Anda mempersembahkan-nya kepada Allah dan mengerjakannya dengan suatub kesadaran akan kehadiran-Nya.

Ketika saya pertama kali jatuh cinta pada istri saya, saya memikirkannya terus-menerus, sementara sarapan, dalam kendaraan ke sekolah, menghadiri kuliah, menunggu antrian di pasar, mengisi bensin, saya tidak bisa berhenti memikirkan wanita ini! Saya sering kali berbicara kepada diri sendiri mengenai dia dan berpikir tentang segala sesuatuv yang saya suka dari dia. Inilah yang menolong saya merasa dekakt dengan Kay sekalipun kami hidup beberapa ratus mil terpisah dan mengikuti sekolah tinggi yang berbeda. Dengan terus-menerus memikirkannya, saya tinggal dalam cintanya. Inilah arti penyembahan yang sejati, yakni jatuh cinta pada Yesus.


HARI KEDELAPAN
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA


Pokok untuk Direnungkan : Saya direncanakan bagi kesenangan Allah.

Ayat untuk dihafal: ` Tuhan mendapatkan kesenangan di dalam umat-NyaMazmur 149:4a (TEV)

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Tugas rutin apakah yang akan saya mulai kerjakan dengan sikap bahwa saya sedang bekerja langsung pada Yesus?
 
9

Apa yang Membuat Allah
Tersenyum?



Tuhan kiranya tersenyum kepadamu. . .
Bilangan 6:25(NLI)

Tersenyumlah padaku, hamba-Mu;
ajarilah aku cara yang benar untuk hidup.

Mazmur 119:135 (Meg)


Senyuman Allah adalah tujuan hidup Anda.

Karena menyenangkan Allah adalah tujuan pertama hidupAnda, maka, tugas terpenting Anda ialah menemukan bagaimana melakukannya. Alkitab berkata, "Berusahalah mengenal apa yang menyenangkan hati Kristus, lalu lakukanlah itu." Untunglah, Alkitab memberi kita satu teladan yang jelas tentang suatu kehidupan yang memberikan kesenangan bagi Allah. Nama orang itu daalh Nuh.

Pada zaman Nuh, seluruh dunia telah rusak secara moral.
Semua orang hidup untuk menyenangkan diri kita sendiri, bukan berusaha untuk menyenangkan Allah. Allah tidak dapat menemukan seorangpun di bumi yang tertarik untuk menyenangkan Dia, sehingga Allah berdukacita dan menyesal telah menciptakan manusia. Allah begitu jijik terhadap umat manusia sehingga Dia berencana untuk memusnahkan manusia. Tetapin ada seseorang yang membuat Allah tersenyum. Alkitab berkata, "Tetapin Nuh sangat menyenangkan hati Tuhan".

Allah berkata, "Orang ini mendatangkan kesenangan bagi-Ku. Dia membuat-Ku tersenyum. Aku akan memulai lagi dengan keluarganya." Karena Nuh mendatangkan kesenangan bagi Allah, Anda dan saya dapat hidup saat ini. Dari kehidupannya kita mengetahui lima tindakan penyembahan yang membuat Allah tersenyum.

Alkitab berkata, "Karena iman, Nuh membangun bahtera di tengah-tengah tanah kering. Ia diperingatkan tentang sesuatu yang tidak kelihatan, lalu ia bertindak sesuai dengan apa yang disuruhkan kepadanya . . . sebagai hasilnya, Nuh menjadi akrab dengan Alah."

Bayangkan situasi ini: Suatu hari Allah mendatangi Nuh dan berkata, "Aku kecewa dengan umat manusia. Di seluruh dunia, tidak seorangpun kecuali engkau seorang yang memikirkan-Ku. Tetapi ketika Aku melihatmu, Aku mulai tersenyum. Aku senang dengan hidupmu, jadi Aku akan meliputi dunis dengan air bah dan memulai kembali dengan keluargamu. Aku ingin engkau membangun sebuah perahu raksasa yang akan menyelamatkanmu beserta binatang-binatang."

Ada tiga masalah yang bisa menyebabkan Nuh bimbang. Pertama Nuh tidak pernah melihat hujan, karena sebelum air bah, Allah mengairi bumi dari dasar bumi. Kedua Nuh hidup ratusan mil dari samudera terdekat. Meskipun dia bisa belajar membangun bahtera, bagaimana dia bisa membawanya ke air? Ketiga ada masalah dalam mengumpulkan seluruh binatang dan kemudian memeliharanya. Tetapin Nuh tidak mengeluh atau membuat alasan. Dia mempercayai Allah sepenuhnya, dan hal tersebut membuat Allah tersenyum. Mempercayai Allah sepenuhnya berarti memiliki iman bahwa Dia tahu apa yang terbaik bagi kehidupan Anda. Ia berharap agar dapat memelihara janji-janji-Nya, membantu Anda dengan masalah, dan melakukan hal yang mustahil bils perlu. Alkitab berkata, "Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya."

Nuh memerlukan 120 tahun untuk membangun bahtera tersebut. Saya membayangkan bahwa dia menghadapi banyak hari yang melelahkan. Tanpa adanya tanda hujan tahun demi tahun, dengan kasra dia dikritik sebagai "seorang yang gila yang berpikir bahwa Allah berbicara kepadanya." Saya membayangkan anak-anak Nuh sering kali malu dengan perahu raksasa yang sedang dibangun di halaman depan. Namun, Nuh tetap mempercayai Allah. Dalam bidang kehidupan Anda, bidang apakah yang memerlukan kepercayaan kepada Allah sepenuhnya? Percaya adalah tindakan penyembahan. Sama seperti orsng tus disenangkan ketika anak-anak mempercayai kasih dan hikmat mereka, iman Anda membuat Allah senang. Alkitab berkata, "Tanpa beriman, tidak seorangpun dapat menyenangkan hati Allah."


Allah tersenyum ketika kita menaati Dia dengan sepenuh hati. Menyelamatkan populasi binatang dari air bah yang melanda seluruh dunia membutuhkan perhatian besar dan terperinci terhadap logistik. Segala sesuatu harus dikerjakan sama seperti yang Allah tentukan. Allah tidak berkata,"Bangunlah sebuah perahu tua yang kau inginkan, Nuh." Dia memberi petunjuk yang sangat rinci dalam hal ukuran, bentuk, dan bahan bahtera itu serta jumlah yang berbeda dari binatang-binatang yang akan dibawa dalam bahtera. Alklitab memberitahu kita tentang tanggapan Nuh. "Lalu Nuh melakukan semuanya itu: tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya."

Perhatikan bahwa Nuh taat sepenuhnya (tidak ada petunjuk yang diabaikan), dan dia menaati dengan tepat (dalam waktu dan cara yang Allah inginkan dalam penyelesaian bahtera itu). Inilah artinya sepenuh hati. Tidak diragukan lagi Allah tersenyum kepada Nuh.

Andai kata Allah meminta Anda untuk membangun sebuah perahu besar. tidakkah Anda berpikar bahwa Anda mungkin memiliki beberapa pertanyaan, keberatan, dan keengganan ? Nuh tidak. Dia menaaati Allah dengan segenap hati. Itu berarti mengerjakan apapun yang Allah minta tanpa keengganan atau keraguan, tidak menunda dan berkata," Saya akan mendoakannya." Melainkan melakukannya tanp[a penundaan. Setiapn orang tua tahu bahwa ketaatan yang ditunda sebetulnya merupakan ketidaktaatan.

Allah tidak memerlukan penjelasan atau alasan untuk segala sesuatu yang Dia minta untuk Anda lakukan. Pemahaman bisa menanti, tetapi ketaatan tidak bisa. Ketaatan yang segera akan mengajar Anda kebih banyak tentang Allah daripada diskusi Alkitab seumur hidup. Sebetulnya, Anda tidak akan pernah memahami beberapa perintah sebelum Anda menaatinya leih dulu. Ketaatan membuka pemahaman. Sering kali kita berupaya untuk memberi Allah ketaatan sebagian. Kita ingin memilih perintah-perintah yang kita taati. Kita memiliki daftar peruntah yang kita sukai dan menaatai perintah-perintah tersebut sementara mengabaikan perintah-perintah yang kita anggap tidak masuk akal, sulit, mahal, atau tidak umum. Saya akan menghadiri gereja, tetapi saya tidak akan pernah memahami beberapa perintah sebelum anda menaatinya terlebih dahulu.

Pernah memahami beberapa perintah sebelum Anda menaatinya lebih dulu. Ketaatan mmebuka pemahaman. Sering kali kita berupaya untuk memberi Allah ketaatan sebagian. Kita ingin memilh perintah-perintah yang kita anggap tidak masuk akal, sulit, mahal dan tidak umum. Saya akan menghadiri gereja, tetapi saya tidak akn memberi persepuluhan. Saya akan membaca Alkitab, tetapi tidak akan memaafkan orang yang menyakiti saya. Tetapi ketaatan sebagian berarti ketidaktaatan. Ketaatan sepenuh hati dilakukan dengan penuh sukacita, dengan antusias. Alkitab berkata, "Taatilah Dia dengan senang hati." Inilah sikap Daud;" Tuhan katakan sajalah apa yang harus kulakukan dan aku akan melakukannya sepanjang hidup aku akan menaati ketetapan-Mu dengan sepenuh hatiku."
Yakobus, yang berbicara kepada orang-orang Kristen, berkata," Jelaslah sekarang, bahwa orang diterima baik oleh Allah karena apa yang dilakukan oleh orang itu, dan bukan hanya karena imannya saja." (BIS)
Firman Allah menjelaskan bahwa Anda tidak dapat mengusahakn keselamatan Anda. Keselamatan datang hanya oleh kasih karunia, bukan usaha Anda. Tetapi sebagai anak Allah Anda bisa mendatangkan kesenangan pada Bapa Surgawi melalui ketaatan. Setiapn ketaatan merupakan juga tindakan penyembahan.
Mengapa ketaatan begitu menyenangkan Allah? Karena itu membuktikan bahwa Anda benar-benar mengasihi Dia. Yesus berkata," Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."

Allah tersenyum bila kita terus-menerus memuji dan bersyukur kepada-Nya. Hampir tidak ada hal yang rasanya lebih baik daripada menerima pujian yang tulus dan penghargaan dari orang lain. Allah juga menyukai pujian. Dia tersenyum ketika kita mengekspresikan kekaguman dan ucapan syukur kita kepada-Nya.

Kehidupan Nuh membawa kesenangan bagi Allah karena Dia hidup dengan hati yang penuh pujian dan ucapan syukur.
Tindakan pertama Nuh setelah selamat dari air bah adalah menyatakan syukurnya kepada Allah dengan mempersembahkan kurban. Alkitab berkata," Lalu Allah mendirikan mezbah bagi TUHAN. . lalu ia mempersembahkan kurban bakaran di atas mezbah itu."

Karena pengorbanan Yesus, kita tidak memberikan kurban binatang seperti yang dilakukan Nuh. Sebaliknya, kita diperintahkan untuk memberikan pada Allah "kurban puji-pujian" (FAYH) "kurban syukur" Kita memuji Allah karena keberadaan-Nya, dan kita mengucap syukur atas apa yang telah Dia lakukan. Daud berkata,"Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan nyamyian syukur; pada pemandangan Allah itu lebih baik."

Suatu hal yang mengagumkan terjadi ketika kita memberikan pujian dam ucapan syukur kepada Allah. Ketika kita memberi Allah kesukaan, hati kita sendiri dipenuhi dengan sukacita. Ibu saya senang memasak untuk saya. Bahkan setelah saya menikahi Kay, ketika kami mengunjungi orang tua kami, Ibu mempersiapkan hidangan buatan sendiri yang luar biasa . Salah satu kesenangan terbesar dalam hidupnya ialah melihat kami anak-anaknya makan dan menikmati apa yang telah ibu sediakan. Semakin kami senang memakannya, semakin senang hati Ibu.

Tetapi kami juga suka menyenangkan Ibu dengan menyatakan kesukaa kami akan masakannya. Hal tersebut bermanfaat dalm dua segi. Ketika saya menyantap hidangan yang luar biasa tersebut saya akan menyanjung dan memujinya. Saya bukan hanya bermaksud menikmati makanan tersebut tetapi juga menyenangkan Ibu saya. Semua orang bahagia.

Penyembahan juga bermanfaat dalam dua segi. Kita menikmati apa yang telah Allah lakukan bagi kita, dan ketika kita mengekspresikan kenikmatan tersebut kepada Allah, hal ini mendatangkan sukacita bagi-Nya, tetapin juga meningkatkan sukacita kita. Kitab Mazmur berkata, "Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita."

Allah tersenyum bila kkta menggunakan kemampuan kita. Setelah air bah, Allah memberi Nuh tiga petunjuk sedeerhana: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. . . Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhaan hijau." Allah berkata," Tiba saatnya untuk melanjutkan hidupmu! Kerjakan hal-hal yang telah kurancang untuk umat manusia. Bercintalah dengan pasanganmu. Milikilah anak-anak. Bentuklah keluarga-keluarga. Tanamlah bahan pangan dan makanlah. Jadilah manusia! Untuk inilah Aku menjadikanmu!" Anda mungkin merasa bahwa satu-satunya saat menyenangkan Allah adalah ketika Anda sedand melakukan aktivitas-aktivitas "rohani" seperti membaca Alkitab, menghadiri ibadah, gbrdoa, atau membagikan pengalamn iman. Dan Anda mungkin berpikir bahwa Allah tidak peduli dengan bagian-bagian lain dalam hidup Anda. Sebetulnya Allah senang mengamati setiap rincian kehidupan Anda, entah Anda sedang bekerja, bermain, beristirahat, atau makan. Dia tidak melewatkan setiap gerakan yang Anda buat. Alkitab memberitahu kita,"Langkah-langkah orang benar dipimpin oleh Tuhan. Dia senang atas setiap rincian hidup kita."

Setiap kegiatan manusia, kecuali dosa, bisa diskusikan bagi kesenagan Allah jika Anda melakukannya dengan sikap memuji. Anda bisa mencuci piring, memperbaiki mesin, menjual barang, membuat prigran komputer, menanam bahan pangan, dan membangun keluarga bagi kemuliaan Allah. Layaknya orang tua yang bangga, Allah terutama senang mengamati Anda menggunakan talenta dan kemampuan-kemampuan yang telah Dia berikan kepada Anda. Allah memberi kita dengan sengaja karunia yang berbeda-beda demi kesenangan-Nya. Dia telah menjadikan beberapa orang yang bersifat atletis dan yang lain bersifat analitis.
Anda mungkin diberi karunia dalam mekanik atau matematika atau musik atau ribuan keterampilan lainnya.

Semua kemampuan ini bisa mendatangkan senyuman pada wajah Allah. Alkitab berkata, "Dia yang membentuk hati mereka sekalian, sekarang dia memperhatikan segala pekerjaan mereka."

Anda tidak mendatangkan kemuliaan atau kesenangan bagi Allah dengan menyembunyikan kemampuan-kemampuan Anda atau dengan berusaha menjadi orang lain. Anda hanya mendatangkan kegembiraan bagi-Nya dengan cara menjadi diri sendiri. Setiap kali Anda menolak bagian manapun dari diri Anda,Anda sedang menolak hikmat dan kedaulatan Allah ketika menciptakan Anda.
Allah berfirman, "Kamu tidak berhak berbantah dengan Penciptamu.
Kamu tidak lain dari tanah liat periuk saja! Adakah tanah liat berkata kepada pembentuknya: Mengapa kau buat aku seperti ini?"


Dalam film Chariots of Fire, pelari Olimpiade Eric Liddell berkata,"Aku yakin Allah menciptakan aku untuk suatu tujuan, tetapi Dia juga membuatku cepat, dan ketika aku berkari, aku merasakan kesenangan Allah." Kemudian dia berkata," Berhenti berlari akan berarti menganggap rendah Allah." Tidak ada kemampuan yang tidak rohani, yang ada hanyalah kemampuan-kemampuan yang disalahgunakan. Mulailah gunakan kemampuan-kemampuan bagi kesenangan Allah. Allah juga mendapatkan kesenangan waktu mellihat bahwa And amenikmati ciptaan-Nya. Dia memberi Anda mata untuk menikmati keindahan, telinga untuk menikmati bunyi, hidung dan lidah untuk menikmati bau dan rasa, dan syaraf-syaraf di bawah kulit Anda untuk menikmati sentuhan.
Setiap tindakan kenikmatan menjadi suatu tindakan penyembahn ketika Anda bersyukur kepada Allah untuk itu. Sebenarnya Alktab berkata, "Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu yang dinikmati."

Allah bahkan senang melihat Anda terlelap! Ketika anak-anak saya masih kecil, saya ingat ada kepuasan yang dalam ketika mengamati mereka tidur. Kadang-kadang hari itu sudah dipenuhi dengan masalah dan ketidaktaatan, tetapi ketika tidur mereka terlihat puas, aman, dan damai, dan saya diingatkan betapa saya mengasihi mereka.

Anak-anak saya tidak perlu melakukan apapun agar saya bisa senang karena mereka. Saya bahagia dengan hanya memandang mereka bernafas, karena saya begitu mengasihi mereka.
Ketika dada kecil mereka naik dan turun, saya tersenyum dan kadang-kadang air mata sukacita memenuhi mata saya. Ketika Anda terlelap, Allah menatap Anda dengan kasih, karena Anda merupakan ide-Nya. Dia mengasihi Anda seolah-olah Anda adalah satu-satunya orang di buma.

Orang-tua tidak mewajibkan anak-anak mereka sempurna, atau bahkan dewasa, untuk dapat menikmati rasa senang karena mereka. Orang-tua merasa senang melihat anak-anak mereka dalam setiap tahap perkembangan. Demikian juga, Alah tidak menanti Anda mencapai kedewasaan untuk mulai menyukai Anda. Dia mengasihi dan senang melihat Anda pada tahap perkembangan rohani Anda. Anda mungkin memiliki guru atau orang tua yang tidak bisa disenangkan ketika Anda sedang bertumbuh. Janganlah mengira Allah berperasaan seperti itu. Dia tahu bahwa Anda tidak mampu menjadi sempurna atau tanpa dosa.
Alkitab berkata," Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat bahwa kita ini debu."

Apa yang Allah lihat adalah sikap hati Anda. Apakah menyenangkan Dia merupakan kerinduan terdalam Anda? Inilah yang menjadi tujuan hidup Paulus,'Karena itu kami berusaha sungguh-sungguh untuk menyenangkan hati-Nya, baik sewaktu kami masih berada di rumah kami di sini, ataupun di sana" Ketika Anda hidup dalam terang kekekalan, fokus Anda berubah dari " Berapa banyak kesenangan yang saya dapatkan dari kehidupan saya?" menjadi " Berapa banyak keenangan yag Allah dapat dari hidup saya?"

Allah senang mencari orang-orang seperti Nuh dalam abad ke-21, yakni orang-orang yang bersedia untuk hihdup untuk menyenangkan Allah. Alkitab berkata," TUHAN memandang dari surga kepada segenap umat manusia untuk melihat, apakah ada yang bijaksana, yang ingin menyenangkan hati Allah."

Maukah Anda menjadikan kesenangan Allah sebagai tujuan hidup Anda? Allah akan melakukan apapun juga untuk orang yang mempunyai tujuan hidup seperti ini.


HARI KESEMBILAN
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA


Pokok untuk Direnungkan: Allah tersenyum ketika saya mempercayai-Nya.

Ayat untuk dihafal: " TUHAN senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setia-Nya." Mazmur 147:11

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Karena Allah mengetahui apa yang terbaik, dalam bidang kehidupan yang manakah saya perlu mampercayai-Nya.
 
10

Inti Penyembahan

Serahkanlah dirimu kepada Alah. . . dan serahkanlah anggota-anggota
tubuhmu kepada Allah untuk
menjadi senjata-senjata kebenaran

Roma 6:13


Inti penyembahan adalah berserah diri. Berserah diri adalah kata yang tidak populer, yang tidak disukai hampir seperti kata tunduk. Kata tersebut menyiratkan makna kalah, dan tidak seorangpun ingin menjadi pecundang. Berserah diir menimbulkan gambaran tidak enak, yaitu mengaku kalah dalam pertempuran, kalah dalam suatu permainan, atau menyerah pada musuh yang lebih kuat. Kata tersebut hampir selalu digunakan dalam konteks yang negatif. Pra penjahat yang tertangkap menyerahkan diri kepada penguasa.

Dalam budaya persaingan zaman ini kita diajar untuk tidak pernah menyerah dan tidak pernah tunduk, jadi kita tidak banyak mendengar tentang menyerah. Jika menang adalah hal yang amat penting, maka menyerah tidaklah terpikirkan. Kita lebih suka berbicara tentang soal menang, berhasil, mengalahkan, menaklukan ketimbang tentang mengalah, tunduk, taat, dan menyerah. Tetapi menyerahkan diri kepada Allah adalah inti penyembahan. Itu merupakan tanggapan wajar terhadap kasih dan belaskasihan Allah yang mengherankan. Kita memberi diri kita kepada Dia, bukan karena takut atau wajib, melainkan di dalam kasih, "karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."

Setelah menggunakan 11 pasal dari Kitab Roma untuk menjelaskan tentang kasih karunia Allah yang ajaib kepada kita, Paulus mendorong kita untuk sepenuhnya menyerahkan hidup kita kepada Allah di dalam penyembahan: "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Alah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."
Ibadah yang sejati yaitu, mendatangkan kesenangan bagi Allah, terjadi bila Anda memberi diri Anda sepenuhnya kepada Allah. Perhatikan kata mempersembahkan dan persembahan dari ayat tersebut.

Mempersembahkan diri kepada Allah itulah yang dimaksud dengan penyembahan. Tindakan berserah diri ini disebut dengan banyak hal penyucian, menjadikan Yesus Tuhan Anda, memikul salib Anda,mati bagi diri sendiri, berserah diri kepada Roh Kudus.
Yang penting adalah bahwa Anda mengerjakannya, bukan sebutan apa yang Anda gunakan untuknya. Allah menginginkan kehidupan Anda seluruhnya. Sembilan puluh lima persen tidaklah cukup.

Ada tuga penghalang yang merintangi penyerahan diri total kita kepada Allah: ketakutan, keangkuhan, dan kebimbangan. Kita tidak menyadari betapa Allah sangat mengasihi kita, kita ingin mengendalikan hidup kita sendiri, dan kita salah memahami makna dari berserah diri.

Bisakah aku mempercayai Allah? Percaya adalah unsur yang sangat diperlukan untuk berserah diri. Anda tidak akan berserah diri kepada Allah kecuali jika Anda mempercayai-Nya, tetapin Anda tidak bisa mempercayai-Nya sebelum Anda mengenal Dia dengan lebih baik. Ketakutan menghalangi kita untuk berserah diri, tetapi kasih membuang segala ketakutan. Semakin Anda menyadari betapa besarnya Allah mengasihi Anda, semakin mudah penyerahan diri jadinya.

Bagaimana Anda tahu bahwa Allah mengasihi Anda? Dia memberi Anda banyak bukti: Allah berkata Dia mengasihi Anda; Anda tidak pernah lepas dari pandangan-Nya. Dia peduli terhadap hidup Anda sampai hal yang terkecil; Dia memberi Anda kemampuan untuk menikmati segala macam kesenangan; Dia memiliki rencana-rencana yang baik untuk hidup Anda; Dia mengamouni Anda; dan Dia penuh dengan kasih setia terhadap Anda. Allah mengasihi Anda juah lebih besar dari apa yang Anda bayangkan. Pernyataan yang paling hebat tentang kasih Allah kepada Anda ini ialah pengorbanan Anak Allah bagi Anda. "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." Jika Anda ingin mengetahui betapa berartinya Anda bagi Allah, pandanglah Kristus dengan tangan-Nya yang terentang di kayu salib, yang berkata,: Aku mengasihimu sebesar ini! Aku lebih memilih mati ketimbang hidup tanpamu."

Allah bukanlah tukang perintah yang keras atau serang penggertak yang menggunakan kkekuatan denngan kasar untuk menekan kita agar tunduk. Dia tidak berusaha untuk menghancurkan kehendak kita, tetapin membujuk kita kepada Diri-Nya agar kita bisa mempersembahkan diri kita dengan bebas kepada Dia. Allah adalah Pengasih dan Pembebas, dan berserah diri kepada-Nya menghasilkan kebebasan, bukan belenggu. Bila kita sepenuhnya menyerahkan diri kepada Yesus, kita menemukan bahwa Dia bukanlah seorang tiran, melainkan seorang Penyelamat; bukan seorang bos, melainkan seorang saudara; bukan seorang diktator, melainkan seorang Sahabat.

Mengakui keterbatasan-keterbatasan kita. Penghalang kedua terhadap penyerahan diri total adalah keangkuhan kita. Kita tidak ingin mengakui bahwa kita hanyalah makhluk ciptaan dan tidak berkuasa atas segala sesuatu. Inilah percobaan tertua: "Kamu akan menjadi seperti Allah." Keinginan ini, yakni berkuasa penuh, merupakan penyebab dari begitu banyak tekanan dalam hidup kita.
Kehidupan merupakan pergumulan, tetapi apa yang tidak disadari oleh banyak orang adalah bahwa pergumulan kita, seperti Yakub, sebenarnya meripakan pergumulan dengan Allah! Kita ingin menjaid Allah, dan sama sekali tidak mungkin kita akan memenangkan pergumulan itu.

A. W. Tozer berkata," Alasan mengapa banyak orang tetap bermasalah, tetap mencari, tetap kurang mengalami kaemajuan adalah karena mereka belum sampai pada akhir dari diri mereka sendiri. Kita tetap berusaha memberi perintah-perintah, dan mencampuri pekerjaan Tuhan di dalam diri kita."
Kita bukanlah Allah dan tidak pernah akan menjadi Allah . Kita adalah nanusia. Ketika kita berusaha menjadi Allah maka kita akhirnya menjadi sperti Iblis, yang menginginkan hal yang sama. Kita menerima kemanusiaan kita dengan akal, tetapin bukan secara emosional. Ketik adiperhadapkan pada keterbatasan-keterbatasan kita, kita bereaksi dengan jengkel, marah, dan sakit hati. Kita ingin menjadi lebih tinggi (atau lebih pendek), lebih cerdas, lebih kuat, lebih berbakat, lebih cantik, dan lebi kaya. KKita ingin memiliki semuanya dan melakukan semuanya, dan kita menjadi kecewa ketika hal tersebut tidak terjadi. Lalu ketika kita melihat bahwa Allah memberi orang lain ciri-ciri khusus yang tidak kita miliki, kita menanggapi dengan iri hati, cemburu, dan mengasihani diri sendiri.

Apa arti berserah diri. Menyerahkan diri kepada Allah bukan berarti rasrah secara pasif, fatalisme, atau dalih untuk bermalas-malasan. Berserah diri bukanlah menerima status quo. Berserah diri bisa berarti benar-banar kebalikannya: mengorbankan kehidupan Anda atau menderita demi mengubah apa yang perlu diubah. Allah sering kali memanggil orang-orang yang menyerahkan diri untuk melakukan pertempuran bagi Dia. Berserah diri bukanlah tiindakan bagi pengecut atau orang yang dengan mudah menyerah. Selain itu berserah diri tidak berarti meninggalkan cara berpikir rasional. Allah tidak akan menyia-nyiakan pikiran yang Dia berikan kepada Anda! Allah tidak ingin merobot-robot yang melayani-Nya. Berserah diri bukan berarti menekan kepribadian Anda. Allah ingin memakai kepribadian Anda yang unik. Dan bukannya menekannya, berserah diri justru mengembangkan kepribadian Anda. C. S. Lewis mengamati," Semakin kita membiarkan Allah menguasai kita, semakin kita menjadi benar-benar diri kita, karena Dia yang menjadikan kita.Dia menciptakan segala perbedaan antara Anda dan saya seperti yang direncanakan ... Ketika saya berpaling kepada Kristus, ketika saya menyerahkan diri kepada kepribadian-Nyalah, untuk pertama kalinya saya mulai memiliki kepribadian saya yang sesungguhnya."

Berserah diri paling baik ditunjukkan di dalam ketaatan. Anda berkata "ya, Tuhan" untuk apapun yang Dia minta dari Anda. Berkata," tidak, Tuhan" berarti berbicara menentang. Anda tidak dapat menyebut Yesus sebagai Tuhan bila Anda menolak menaati-Nya. Setelah semalaman gagal memperoleh ikan, Simon memberi contoh penyerahan diri ketika Yesus menyuruhnya untuk mencoba kembali: "Guru, telah se[anjang malam kami bekerja keras dan kamin tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Orang -orang yang berserah diri menaati Firman Allah, meskipin firman itu tidak masuk akal.

Aspek lain dari kehidupan yang penuh berserah diri adalah percaya. Abraham mengikuti pimpinan Allah tanpa tahu kemana Ia akan membawanya. Hana menanti waktu penggenapan Allah tanpa tahu kapan. Maria menantikan mukjizat tanpa tahu bagaimana.Yusuf mempercayai tujuan Allah tanpa mengetahui mengapa situasi terjadi seperti itu. Mssing-masing orang ini sepenuhnya berserah diri kepada Allah.

Ketahuilah bahwa Anda berserah diri kepada Allah untuk mencapai keberhasilan dan bukannya berusaha memanipulasi orang lain, memaksakan agenda Anda, dan mengendalikan situasi. Anda melepaskannya dan membiarkan Allah bekerja. Anda tidak harus selalu yang "berkuasa." Alkitab berkata, "Serahkanlah dirimu kepada Tuhan dan nantikanlah Dia dengan sabar." Sebaliknya daripada lebih keras berusaha, Anda seharusnya lebih percaya. Ketahuilah juga bahwa Anda berserah diri bila Anda tidak bereaksi terhadap kritikan dan buru-buru membela diri. Hati yang berserah terlihat denngan sangat baik di dalam hubungan. Anda tidak mengendalikan orang lain, dan Anda tidak melayani diri sendiri bila Anda berserah.

Bidang yang paling sulit untuk diserahkan bagi banyak orang adalh uang mereka. Banyak orang berpikir," Aku ingin hidup bagi Allah tetapi aku juga ingin memperoleh cukup uang untuk hidup dengan nyamen dan pensiun suatu saat." Pensiun bukanlah tujuan dari kehidupan yang berserah, karena pensiun akan bersaing dengna Allah untuk memperleh perhatian utama kehidupan kita. Yesus berkata, "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." dan " Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."

Teladan terbesar dari penyerahan diri adalah Yesus. Malam sebelum Dia disalibkan, Yesus menyerahkan diri-Nya kepada kehendak Allah. Dia berdoa, "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."

Yesus tidak berdoa," Allah jika Engkau mampu menyingkirkan penderitaan ini, lakukanlah." Dia yakin bahwa Allah bisa melakukan apapun. Sebaliknya Dia berdoa," Allah, jika ada dalam kehendak-Mu untuk menyingkirkan penderitaan ini, lakukanlah. Tetapi jika penderitaan ini menggenapi tujuan-Mu, itula yang aku inginkan juga."

Penyerahan diri yang tulus berkata," Bapa, jika masalah, penderitaan, sakit penyakit atau situasi ini diperlikan untuk memenuhi tujuan dan kemuliaan-Mu di dalam kehidupanku atau orang lain, janganllah singkirkan itu." Tingkat kesewasaan ini tidak datang dengan mudah. Dalam kasus Yesus, Dia begitu banyak menderita atas rencana Allah sehingga Dia berkeringat seperti tetesan darah. Berserah diri adalah pekerjaan yang berat. Dalam kasus kita, berserah diri merupakan peperangan sengit melawan sifat kita yang mementingkan diri sendiri.

Berkat dan berserah diri. Alkitab berbicara sangat jelas tentang bagaimana Anda memperoleh keuntungan bila Anda sepenuhnya menyerahkan kehidupan Anda kepada Allah. Pertama, Anda mengalami ketentraman. "Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram, dengan demikian egkau memperoleh keuntungan." Selanjutnya Anda mengalami kemerdekaan: "Serahkan dirimu kepada jalan-jalan Allah, maka kemerdekaan tidak akan pernah berhenti... perintah-perintah-Nya." Ketiga Anda mengalami kuasa Allah di dalam kehidupan Anda. Percobaan-percobaan yang susah hilang dan masalah-masalah yang menguasai bisa dikalahkan oleh Kristus bila diserahkan kepada-Nya.

Ketika Yosua mendekati pertempuran terbesar di dalam kehidupannya, dia mnemui Allah, bersujud menyembah-Nya, dia menyerahkan rencana-rencananya. Penyerahan diri itu membawa kemenangan yang luar biasa di Yerikho. Inilah paradoksnya: Kemenangan datand melalui penyerahan diri. Penyerahan diri tidaklah memperlemah Anda: berserah diri memperkuat Anda. Setelah berserah diri kepada Allah, Anda tidak perlu takut atau berserah diri kepada hal lainnya. William Booth, pendiri Bala Keselamatan, berkata," Kehebatan kuasa manusia ada dalma kadar penyerahan dirinya."

Orang-orang yang berserah diri adalah orang-orang yang Allah pakai. Allah memiih Maria untuk menjadi ibu Yesus, bukan karena dia berbakat, atau kaya atau cantik, tetapi karena dia sepenuhnya berserah diri kepada-Nya. Ketika malaikat menjelaskan rencana Allah yang mustahil, Maria dengan tenang menanggapi, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan: dan aku bersedia menerima apapun yang Dia kehendaki." Tidak ada apapun yang lebih berkuasa daripada kehidupan yang diserahkan ke dalam tangan Allah. "Karena itu serahkanlah dirimu sepenuhnya kepada Allah."

Cara terbaik untuk hidup. Semua orang akhirnya berserah diri pada sesuatu atau seseorang. Jika bukan kepada Akkah, Anda akan berserah diri pada pendapat atau harapan orang lain, kepada uang, kepada sakit hati, kepada ketakutan, atau kepada keangkuhan, hawa nafsu atau ego Anda sendiri. Anda dirancang untuk menyembah Allah, dan jika Anda gagal menyembah Dia, Anda akan membuat hal-hal lain (berhala-berhala) yang kepadanya Anda akan memberikan hidup Anda. Anda bebas memilih kepada apa Anda berserah diri, tetapi Anda tidak bebas dari akibat pilihan Anda. E. Stanley Jones berkata," Jika Anda tidak berserah diri kepada Kristus, anda berserah diri kepada kekacauan, berserah diri ialah satu-satunya cara untuk hidup. Semua pendekatan lainnya menghasilkan keputusasaan, kekecewaan, dan perusakan diri sendiri.
Alkitab versi King James menyebut berserah diri "ibadahmu yang sejati" Versi lainnya menerjemahkannya "cara yang paling masuk akal untuk melayani Allah. "Menyerahkan hidup Anda bukanlah dorongan emosional yang konyol tetapi suatu tindakan yang masuk akal dan cerdas, hal yan paling bertanggung jawab dan bijaksana yang bisa Anda lakukan dengan kehidupan Anda. Itulah sebabnya Paulus berkata, "Karena itu kami berusaha sungguh-sungguh untuk menyenangkan hati-Nya." Saat-saat Anda paling bijaksana adalah ketika Anda berkata ya kepada Allah.

Kadang-kadang butuh waktu bertahun-tahun, tetapi akhirnya Anda menyadari bahhwa penghalang terbesar untuk berkat Allah dalam kehidupan Anda bukanlah orang lain, tetapi diri Anda sendiri, yaitu kehendak diri, kesombongan yang sukar dihilangkan, dan ambisi pribadi Anda. Anda tidak bisa memenuhi tujuan Allah bagi hidup Anda sementara Anda mementingkan rencana-rencana Anda sendiri.

Jika Allah hendak melakukan karya-Nya yang terbesar di dalam Anda, itu akan dimulai-Nya dengan hal tersebut. Jadi serahkan semuanya kepada Allah: penyesalan masa lalu Anda, masalah-masalah Anda sekarang, ambisi masa depan Anda, ketakutan, impian, kelemahan, kebiasaan, kepahitan, dan kecemasan Anda. Tempatkan Yesus Kristus di kursi pengemudi dari kehidupan Anda dan lepaskan tangan Anda dari kemudi. Janganlah takut; ntidak ada apapun di bawah kendali-Nya yang bisa lepas kendali. Dengan dipimpin oleh Kristus, Anda bisa menanggulangi apapun. Anda akan menjadi seperti Paulus: "Aku siap menghadapi apapun dan sanggup menghadapi segala perkara melalui Dia yang memberiku kekuatan batin, yaitu, aku sanggup mencukupi keperluanku sendiri dengan kecukupan Kristus".

Titik penyerahan diri Paulus terjadi di jalan ke Damsyik setelah dia rebah karena cahaya yang membutakan. Bagi orang lain, Allah mendapatkan perhatian kita dengnan metode-metode yang tidak begitu drastis. Bagaimanapun juga, berserah diri tidak pernah merupakan peristiwa satu kali. Paulus berkata, "Tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut." Ada saat penyerahan diri, dan ada praktik penyerahan diri, yang berlangsung saat demi saat dan sepanjang hidup. Yang menjadi persoalan dengan kurban yang hidup adalah behwa kurban itu bisa bergerak keluar dari mezbah, karena itu Anda mungkin harus menyerahkan kembali kehidupan Anda 50 kali sehari. Anda harus menjadikannya kebiasaan harian.
Yesus berkata, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus meninggalkan hal-hal yang ia inginkan. Ia harus bersedia menyerahkan hidupnya setiap hari untuk mengikuti Aku."

Baiklah saya memperingatkan Anda: Bila Anda memutuskan untuk menjalani kehidupan yang sepenuhnya diserahkan, keputusan tersebut akan diuji. Kadang itu berarti melakukan tugas-tugas yang tidak enak, tidak umum,mahal, atau tampaknya mustahil. Itu akan sering berarti melakukan hal yang berlawanan dengan apa yang Anda kerjakan.

Salah satu pemimpin terbesar Kristen abad ke-20 adalah Bill Bright, pendiri Campus Crusade for Christ. Melalui pekerja Crusade di seluruh dunia, traktat Empat Hukum Rohani, dan film Yesus (ditonton oleh lebih dari 4 miliar orang), lebih dari 150 juta orang telah datang kepada Kristus dan akan mneghabiskan kekekalan di surga.

Suatu kali saya bertanya kepada Bill," Mengapa Allah begitu hebat memakai dan memberkati kehidupan Anda?" Dia berkata," Ketika masih muda, saya membuat perjanjian dengan Allah. Saya menuliskannya dengan persis dan menandatangani nama saya di bawahnnya. Perjanjian tersebut berkata," Mulai hari ini, saya adalah budak Yesus Kristus."

Pernahkah Anda menandatangani perjanjian seperti itu dengan Allah? Ataukah Anda masih berdebat dan ebrgumul dengan Allah mengenai hak-Nya untuk memperlakukan kehidupan Anda seperti yang Dia inginkan? Sekarang adalah waktu Anda untuk berserah diri, kepada kasih karunia, kasih, dan hikmat Allah.



HARI KESEPULUH
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA

Pokok untuk Direnungkan: Inti penyembahan adalah berserah diri.

Ayat untuk di hafal: Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenara.
Roma 6:13b

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Bidang apa dalam kehidupan saya yang tidak saya serahkan kepada Allah?​
 
11


Menjadi Sahabat Allah yang Baik


Karena kita dipulihkan ke dalam persahabatan dengan Allah melalui
kematian Anak-Nya sementara kita masih mnejadi nusuh-nusuh-Nya, kita
pasti akan dibebaskan dari hukuman kekal melalui kehidupan-Nya.


Roma 5:10 (NLT)



Allah ingin menjadi Sahabat yang baik bagi Anda. Hubungan Anda dengan Allah memiliki banyak aspek berbeda: Allah adlah Pencipta dan Pembuat Anda, Tuhan dan Pemimpin, Hakim, Penebus, Bapa, Juruselamat dan banyak lagi. Tetapi kebenaran yang paling mengejutkan adalah: Allah yang Mahakuasa ingin menjadi Sahabat Anda!

Di taman Eden kita melihat hubungan ideal antara Allah dengan kita: Adam dan Hawa menikmati persahabatan yang mesra dengan Allah. Tidak ada ritual, upacara, atau agama, hanya hubungan kasih yang sederhana antara Allah dan umat yang Dia ciptakan. Tanpa dihalangi oleh rasa bersalah, atau takut, Adam dan Hawa bersuka didalam Allah, dan Dia bersuka di dalam mereka. Kita dikadikan untuk hidup di dalam hadirat Allah terus menerus, tetapi setela kejatuhan manusia dalam dosa, mak ahubungan yang idealn tersebut lenyap. Hanya beberapa orang dalam zaman Perjanjian Lama yang mendapatkan hak istimewa untuk bersahabat dengan Allah. Musa dan Allah disebut "sahabat-sahabat Allah," Daud disebut " seorang yang berkenan di hati=Ku" dan Ayub, Henokh , serta Nuh memiliki persahabatan yang mesra dengan Allah. Tetapi takut akan Allah, bukan persahabatan, yang lebih umum terdapat dalam Perjanjian Lama. Lalu Yesus mengubah situasi tersebut. Ketika Dia membayar dos-dosa kita di atas kayu salib, tabir di bait suci yang melambangkan pemisahan dari Alah robek dari atas ke bawah, menunjukkan bahwa jalan masuk langsung kepada Allah sekali lagi tersedia.

Tidak seperti iman-iman Perjanjian Lama yang harus menghabiskan waktu berjam-jam dalam persiapan untuk menemui-Nya, kita sekarang bisa mendekati Allah kapanpun. Alkitab berkata, "Sekarang kita bisa bersuka di dalam hubungan kita yang baru dan indah dengan Allah, semuanya dikarenakan apa yang telah dilakukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus dalam menjadikan kita sahabat-sahanat Allah."

Persahabatan dengan Allah dimungkinkan hanya karena kasih karunia Allah dan pengorbanan Yesus. "Semuanya ini dilakukan oleh Allah, yang melalui Kristus mengubah kita dari musuh menjadi sahabat-sahabat-Nya." Himne lama mengatakan," Yesus ada Sobat kita," tetapi sebenarnya, Allah mengajak kita untuk menikmati persahabatan dan persekutuan dengan tiga Oknum Tritunggal: Bap kita, Anak, Roh Kudus.

Yesus berkata, "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kemu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." Kata untuk sahabat dalam ayat ini bukan berarti hubungan yang biasa, melainkan hubungan yang dekat dan dipercayai dari kalangan khusus raja. Di istana raja, para hamba harus menjaga jarak dari raja, tetapi kalangan khusus yaitu teman-teman yang dipercayai menikmati hubungan yang dekat, jalan masuk langsung, dan informasi rahasia.

Sulit dipahami bahwa Allah menginginkan saya sebagai seorang sahabat, tetapi Alkitab berkata, "Dialah Allah yang sangat merindukan hubungan denganmu."

Allah sangat ingin agar kita mengenal-Nya secara akrab.
Sesungguhnya, Dia merencanakan alam semesta dan mengatur sejarah, termasuk rincian kehidupan kita, supaya kita bisa menjadi sahabat-sahabat-Nya. Alkitab berkata, "Dia menjadikan semua bangsa dan membuat bumi bersifat ramah, dengan banyak waktu dan ruang untuk hidup supaya kita bisa mencari Allah, dan tidak hanya meraba-raba dalam gelap, tetapi benar-benar menemukan Dia."

Mengenal dan mengasihi Allah merupakan hak istimewa terbesar kita, dan dikenal serta dikasihi oleh Allah merupakan kesenangan terbesar Allah. Allah berfirman, "Tetapi siapa yang mau bermagah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku...; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."

Sulit membayangkan bagaimana suatu persahabatan yang mesra bisa terjadi antara Allah yang mahakuasa, tak terlihat dan sempurna, dengan manusia yang terbatas dan berdosa. Lebih mudah memahami hubungan Tuan-hamba atau hubungan Pencipta-ciptaan atau bahkan Bapa-anak. Tetapi apa artinya bila Allah menginginkan saya sebagai seorang sahabat? Dengan melihat kehidupan sahabatsahabat Allah dalam Alkitab, kita belajar enam rahasia persahabatan dengan Allah. Kita akan melihat dua rahasia dalam bab ini dan empat lainnya pada bab berikutnya.


MENJADI SAHABAT ALLAH YANG BAIK

Melalui percakapan yang terus-menerus. Anda tidak akan pernah menumbuhkan hubungan yang dekat dengan Allah hanya dengan menghadiri gereja sekali seminggu atau bahkan memiliki saat teduh harian. Persahabatan dengan Allah dibangun dengan berbagi semua pengalaman hidup Anda dengan-Nya.

Tentu penting untuk membangun kebiasaan bersaat teduh setiap hari dengan Allah, tetapi Allah menginginkan lebih dari sebuah janji bertemu di dalam jadwal Anda. Dia ingin terlihat di dalam setiap kegiatan, setiap percakapan, setiap masalah, dan bahkan setiap pemikiran. Anda bisa melakukan percakapan yang berkesinambungan, terbuka dengan-Nya sepanjang hari Anda, berbicara dengan-Nya tentang apapun yang sedang Anda lakukan atau pikiran pada saat itu. "Tetaplah berdoa" berarti bercakap-cakap dengan Allah sementara Anda berbelanja, berkendara, bekerja, atau melakukan tugas-tugas rutin lainnya.

Salah pengertian yang biasa timbul adalah bahwa "menggunakan waktu bersama Allah" berarti berada sendirian dengan Allah. Tentu, sebagaimana yang diteladankan Yesus, Anda membutuhkan waktu untuk sendirian bersama Allah, tetapi itu hanyalah sebagian dari jam-jam bangun Anda. Segala sesuatu yang Anda lakukan bisa merupakan tindakan "menggunakan waktu bersama Allah" jika Allah diajak untuk mengambil bagian di dalamnya dan Anda tetap sadar akan kehadiran-Nya.

Sebuah buku klasik tentang belajar bagaimana mengembangkan percakapan yang terus-menerus dengan Allah adalah Practicing the Presence of God. Buku tersebut ditulis pada abad ke-17 oleh Brother Lawrence, seorang juru masak sederhana dari sebuah biara Perancis. Brother Lawrence mampu mengubah tugas-tugas yang paling umum dan kasar sekalipun, seperti menyediakan makanan dan mencuci piring, menjadi tindakan pujian dan persekutuan dengan Allah. Kunci menuju persahabatan dengan Allah menurut dia, adalah tidak mengubah apa yang Anda kerjakan, tetapi mengubah asikap Anda terhadap apa yang Anda lakukan. Apa yang biasanya Anda kerjakan bagi diri Anda sendiri, mulailah melakukannya bagi Allah, entah itu makan, mandi, bekerja, atau membuang sampah.

Saat ini sering kali kita merasa kita harus "menghindar" dari rutinitas harian kita untuk menyembah Allah, tetapi itu hanya karena kita belum belajar mempraktikan kehadiran-Nya sepanjang waktu. Brother Lawrence merasa mudah untuk menyembah Allah melalui tugas-tugas kehidupan yang biasa; dia tidak harus pergi mengikuti retret rohani yang khusus.

Inilah idaman Allah. Di Eden, penyembahan bukanlah suatu acara untuk dihadiri, tetapi suatu sikap yang berkesinambungan; Adam dan Hawa ada dalam persekutuan yang terus-menerus dengan Allah. Karena Allah bersama Anda sepanjang waktu, tidak ada tempat yang lebih dekat kepada Allah daripada dimana Anda berada sekarang. Alkitab berkata, "Allah menguasai semua dan berada dimana-mana dan di dalam semua."

Gagasan Brother Lawrence lainnya yang bermanfaat adalah menaikkan doa-doa berbentuk percakapan yang lebih singkat secara terus-menerus sepanjang hari dan bukannya berupaya menaikkan doa-doa yang memakan waktu lama dan kompleks.
Untuk memelihara fokus dan melawan pikiran-pikiran yang menyimpang, dia berkata,' Saya tidak menasehati Anda untuk menggunakan banyak kata dalam doa, karena percakapan yang panjang sering kali merupakan kesempatan untuk berpikir melantur." Dalam zaman dimana perhatian kurang, nasihat yang berusia 40 tahun untuk membuat doa tetap sederhana ini, tampaknya sangat relevan.

Allah menyuruh kita untuk "berdoa sepanjang waktu."
Bagaimana mungkin melakukan hal ini? Salah satu caranya adalah menggunakan "doa nafas" sepanjang hari, sebagaimana banyak orang Kristen telah melakukannya selama berabad-abad. Anda memilih satu kalimat pendek atau frasa sederhana yang bisa diulangi kepada Yesus dalam satu nafas. " Engkau Menyertaiku."
"Aku menerima anugerah-Mu." "Aku bergantung kepada-Mu." "Aku ingin mengenal-Mu." "Aku milik-Mu." "Tolong aku percaya pada-Mu."

Anda juga bisa menggunakan frasa singkat dari Alkitab: "Bagiku hidup adalah Kristus." "Engkau tidak akan pernah meninggalkanku." "Kaulah Allahku." Panjatkan doa itu sesering mungkin sehingga doa tersebut berakar dalam di hati Anda. Pastikan bahwa tujuan Anda adalah untuk menghormati Allah, bukan mengendalikan Dia.

Mempraktikkan kehadiran Allah merupakan suatu keterampilan, sebuah kebiasaan yang bisa Anda kembangkan. Sama seperti musisi berlatih alat musik setiap hari agar dapat memainkan alunan yang indah dengan mudah. Anda harus memaksa diri Anda untuk berpikir tentang Allah setiap saat dalam hari Anda. Anda harus melatih pikiran Anda untuk mengingat Allah.

Awalnya Anda perlu membuat pengingat, untuk Membawa pikiran Anda terus-menerus kembali kepada kesadaran bahwa Allah ada bersama Anda pada saat itu. Mulailah dengan menempatkan pengingat-pengingat yang bisa dilihat di sekeliling Anda. Anda dapat memasang catatan-catatan kecil yang berkata, "Allah bersamaku dan memihakku sekarang!" Biarawanbiarawan Benediktin menggunakan jam yang berdentang setiap jamnya untuk mengingatkan mereka agar berhenti sebentar dan memanjatkan "doa jam itu." Jika Anda memiliki jam atau telepon seluler dengan sebuah alarm, Anda bisa melakukan hal yang sama. Kadang Anda akan merasakan hadirat Allah, kadang tidak.

Jika Anda sedang mencari suatu pengalaman tentang kehadiran-Nya melalui semua ini, Anda salah mengerti. Kita tidak memuji Allah untuk merasa enak, tetapi untuk melakukan yang baik. Yang menjadi sasaran Anda bukanlah perasaan, melainkan suatu kesadaran yang terus-menerus akan kenyataanbahwa Allah selalu ada. Inilah gaya hidup penyembahan.

Melalui meditasi yang terus-menerus.
Cara kedua untuk membangun persahabatan dengan Allah adalah dengan merenungkan Firman-Nya sepanjang hari Anda. Ini disebut meditasi, dan Alkitab berulang-ulang mendorong kita untuk bermeditasi tentang siapa Allah, apa yang telah Dia kerjakan, dan apa yang Dia firmankan. Mustahil menjadi sahabat Allah tanpa mengetahui apa yang Dia firmankan. Anda tidak bisa mengasihi Allah sebelum Anda mengenal-Nya, dan Anda tidak bisa mengenal-Nya tanpa mengenal firman-Nya. Alkitab berkata Allah "menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya." Allah masih menggunakan metode tersebut saat ini.

Meskipun Anda tidak dapat menghabiskan sepanjang hari mempelajari Alkitab, Anda bisa merenungkannya sepanjang hari, mengingat ayat-ayat yang telah Anda baca atau hafal dan mempertimbangkannya di dalam pikiran Anda.

Meditasi sering kali disalah mengerti sebagai ritual yang sulit dan misterius yang dilakukan oleh biarawan-biarawan dan kaum mistis yang mengasingkan diri. Padahal meditasi hanyalah berpikirsecara terfokus, suatu keterampilan yang bisa dipelajari dan digunakan oleh semua orang di manapun.

Bila Anda memikirkan suatu masalah berulang-ulang di dalam pikiran Anda, itu namanya khawatir. Bila Anda berpikir tentang firman Allah berulang-ulang di dalam pikiran Anda, itu adalah meditasi . Jika Anda tahu bagaimana untuk khawatir, Anda sudah tahu bagaimana cara bermeditasi! Anda hanya perlu mengubah perhatian Anda dari masalah-masalah Anda kepada ayat-ayat Alkitab. Semakin banyak Anda merenungkan Firman Allah, semakin berkurang kekhawatiran Anda.


Alasan Allah menganggap Ayub dan Daud sahabat-sahabat-Nya adalah karena mereka menghargai Firman-Nya lebih dari segala sesuatu, dan mereka merenungkannya terus-menerus sepanjang hari. Ayub mengaku, "Aku menghargai kata-kata dari mulut-Nya lebih daripada makananku sehari-hari." Daud berkata, "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. "Perbuatan-perbuatan-Mu terus-menerus ada dalam pikiranku. Aku tidak dapat berhenti merenungkannya."

Sahabat saling berbagi rahasia, dan Allah akan berbagi rahasiarahasia-Nya dengan Anda jika Anda mengembangkan kebiasaan merenungkan Firman-Nya sepanjang hari. Allah memberitahu Abraham rahasia-rahasia-Nya, dan Dia melakukan hal yang sama terhadap Daniel, Paulus, para murid, dan sahabat-sahabat lainnya.

Ketika Anda membaca Alkitab Anda atau mendengar khotbah atau tape, jangan hanya melupakannya dan pergi.
Kembangkan latihan meninjau ulang kebenarannya di dalam pikiran Anda, merenungkannya berulang-ulang. Semakin banyak waktu yang Anda pakai untuk meninjau ulang apa yang telah Allah firmankan, semakin Anda memahami "rahasia-rahasia" kehidupan ini yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Alkitab berkata, "Persahabatan dengan Allah disediakan bagi orang-orang yang menghormati Dia. Hanya kepada mereka Ia memeberitahukan rahasia janjijanji-Nya."

Dalam bab berikutnya kita akan melihat empat rahasia lagi tentang mengembangkan persahabatan dengan Allah, tetapi jangan menanti sampai besok. Mulailah sekarang dengan melakukan percakapan yang terus-menerus dengan Allah dan meditasi yang terus-menerus mengenai Firman-Nya. Doa membuat Anda berbicara kepada Allah; meditasi membiarkan Allah berbicara kepada Anda. Keduanya penting untuk menjadi sahabat Allah.

HARI KESEBELAS
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA


Pokok untuk Direnungkan: Allah ingin menjadi Sahabat saya yang baik.

Ayat untuk Diingat: "Persahabatan dengan Allah disediakan bagi orang-orang yang menghormati Dia." Mazmur 25:14a (FAYH)

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Apa yang bisa saya lakukan untuk mengingatkan diri saya agar berpikir tentang Allah dan berbicara kepada-Nya lebih sering sepanjang hari?
 
12

Mengembangkan Persahabatan
Anda dengan Allah


Dia menawarkan persahabatan-Nya kepada orang yang saleh.
Amsal 3:32 (NLT)

Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.
Yakobus 4:8

Kedekatan Anda dengan Allah bergantung pada pilihan Anda.


Seperti semua persahabatan, Anda harus berusaha mengembangkan persahabatan Anda dengan Allah. Persahabatan tersebut tidak akan terjadi secara kebetulan. Dibutuhkan kerinduan, waktu, dan tenaga. Jika Anda menginginkan hubungan yang lebih dalam dan lebih akrab dengan Allah, Anda harus belajar untuk dengan jujur menyampaikan perasaan-perasaan Anda kepada-Nya, mempercayai Dia ketika Dia meminta Anda melakukan sesuatu, belajar untuk peduli pada apa yang Dia peduli, dan merindukan persahabatannya lebih dari apapun.

Saya harus memilih untuk jujur terhadap Allah.
Landasan utama bagi persahabatan yang lebih dalam dengan Allah adalah kejujuran sepenuhnya, baik mengenai kesalahan-kesalahan Anda maupun mengenai perasaan-perasaan Anda. Allah tidak mengharapkan Anda untuk sempurna, tetapi Dia sungguh-sungguh menekankan kejujuran sepenuhnya. Tidak ada satupun dari sahabat-sahabat Allah di dalam Alktab yang sempurna. Jika kesempurnaan adalah persyaratan untuk bisa bersahabat dengan Allah, maka kita tidak akan pernah mampu menjadi sahabat-Nya.
Untunglah karena kasih karunia Allah, Yesus tetap "sahabat"... orang berdosa."

Di dalam Alkitab, sahabat-sahabat Allah jujur mengenai perasaan nereka, dengan sering kali mengeluh, mengkritik, menuduh, dan beragumentasi dengan Pencipta mereka. Meskipun demikian, Allah tampaknya tidak terganggu oleh keterbukan mereka, sebetulnya Allah mendorong hal itu.

Allah membiarkan Abraham mempertanyakan serta menantang-Nya perihal kehancuran kota Sodom. Abraham mendesak Allah perihal apa yang diperlukan untuk menyelamatkan kota itu, dengan berunding dengan Allah mulai dari lima puluh orang benar sampai hanya sepuluh orang benar.

Allah juga mendengar dengan sabar banyak tuduhan Daud tentang ketidakadilan, pengkhiatan, serta hal ditinggalkan. Allah tidak membantai Yeremia ketika Yeremia menyatakan bahwa Allah telah memperdayanya. Ayub dibiarkan menyatakan kepahitannya selama penderitaannya, dan pada akhirnya, Allah membela Ayub karena bersikap jujur, dan Allah menegur teman-teman Ayub karena memberi pernyataan yang salah. Allah memberitahu mereka, "Kamu tidak jujur baik terhadap-Ku maupun tentang Aku, tidak seperti sahabat-Ku Ayub.. Sahabat-Ku Ayub akan berdoa untuk kamu dan Aku akan menerima doanya."

Dalam sebuah contoh yang mengherankan mengenai persahabatan yang tulus, Allah secara jujur menyatakan benar-benar muak kepada ketidaktaatan Israel. Dia memberitahu Musa bahwa Dia akan memelihara janji-Nya untuk memberi bangsa Israel Tanah Perjanjian, tetapi Dia tidak akan melangkah satu langkahpun lagi bersama mereka di padang gurun!
Allah kecewa dan Dia membiarkan Musa mengetahui persis bagaimana perasaan-Nya.

Musa yang berbicara sebagai seorang "sahabat" Allah, menanggapi dengan kejujuran yang sama: "Memang Engkau berfirman kepadaku: Suruhlah bangsa ini berangkat, tetapi Engkau tidak memberitahukan kepadaku, siapa yang akan Kauutus bersama-sama dengan aku...,jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku... Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu...Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami?... Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah Kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau."

Bisakah Allah menghadapi jenis kejujjuran yang terbuka dan hebat dari Anda? Tentu saja! Persahabatan sejati dibangun atas dasar keterbukaan. Apa yang mungkin tampak seperti keberanian, dipandang Allah sebagai kebenaran. Allah mendengarkan kata-kata yang sungguh-sungguh dari sahabat-sahabat-Nya. Di abosan dengan kata-kata klise yang religius dan bisa diramalkan. Untuk menjadi sahabat Allah, Anda harus jujur kepada Allah, dengan menyampaikan perasaan Anda yang sebenarnya, bukan apa yang Anda pikir seharusnya Anda rasakan atau katakan.

Mungkin Anda perlu mengakui kemarahan dan kepahitan yang tersembunyi terhadap Allah untuk beberapa hal dalam kehidupan Anda di mana Anda merasa diperdaya atau dikecewakan. Sebelum kita cukup dewasa untuk memahami bahwa Allah memakai segala sesuatu bagi kebaikan dalam hidup kita, kita memendam kemarahan terhadap Allah sehubungan dengan penampilan, latar belakang, doa-doa yang tak terjawab, luka-luka masa lalu, dan hal-hal lainnya yang akan kita ubah seandainya kita adalah Allah.

Orang sering kali menyalahkan Allah karena luka-luka perasaan yang disebabkan oleh orang lain. Ini menimbulkan apa yang disebut William Backus, 'keretakan Anda dengan Allah yang tersembunyi." Kepahitan merupakan penghalang terbesar terhadap persahabatan dengan Allah: Untuk apa menjadi sahabat Allah jika Dia mengizinkan hal ini terjadi?
Tentu saja, jawabannya adalah menyadari bahwa Allah selalu bertindak demi kepentingan Anda, sekalipun tindakan tersebut menyakitkan dan tidak Anda pahami. Tetapi melepaskan kemarahan dan menyatakan perasaan Anda merupakan langkah pertama untuk penyembuhan. Seperti yang dilakukan oleh begitu banyak orang di dalam Alkitab, beri tahu Allah secara persis bagaimana perasaan Anda. Untuk mengajari kita tentang kejujuran yang tulus, Allah memberi kita Kitab Mazmur, yaitu buku panduan penyembahan, penuh dengan jeritan, kemarahan, kebimbangan, ketakutan, kepahitan, dan penderitaan yang dalam digabungkan dengan ucapan syukur, pujian, dan pernyatan-pernyataan iman.
Semua emosi yang ada dibukukan dalam Kitab Mazmur. Ketika Anda membaca pengakuan yang emosional dari Daud dan orang lainnya, sadari bagaimana Allah ingin Anda menyembah Dia dengan cara ini, tidak menahan apapun yang Anda rasakan. Anda bisa serdoa seperti Daud: "Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya. Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriiku..."

Mengetahui bahwa semua sahabat dekat Allah, yaitu Musa, Daud, Abraham, Ayub, dan lainnya, pernah menderita kebimbangan, membuat kita tidak kecil hati. Tetapi bukan menutup-nutupi kebimbangan mereka dengan perkataan-perkataan bernada rohani. Mereka dengan terus terang menyuarakannya secara terbuka, dan di depan umum. Menyatakan kebimbangan kadang merupakan langkah pertama menuju tingkat keakraban berikutnya dengan Allah.

Saya harus memilih untuk menaati Allah dengan iman.
Setiap kali Anda mempercayai hikmat Allah dan melakukan apapun yang Dia firmankan, meskipun Anda tidak memahaminya, Anda memperdalam persahabatan Anda dengan Allah. Kita biasanya tidak menganggap ketaatan sebagai suatu ciri khas persahabatan; ketaatan dijaga untuk hubungan dengan orang tua atau majikan atau atasan, bukan dengan seorang sahabat. Namun, Yesus menjelaskan bahwa ketaatan adalah syarat untuk akrab dengan Allah. Yesus berkata, "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."

Dalam bab sebelumnya saya menunjjukkan bahwa kata yang Yesus gunakan ketika Dia menyebut kita "sahabat" bisa menunjuk pada "sahabat-sahabat raja" dalam suatu istana kerajaan. Sekalipun sahabat-sahabat dekat ini memiliki hak-hak istimewa, mereka tetap tunduk pada raja dan harus menaati perintah-perintahnya. Kita adalah sahabat-sahabat Allah, tetapi kita tidaklah sederajat dengan-Nya.
Dia adalah pemimpin kita yang penuh kasih, dan kita mengikuti Dia.

Kita menaati Allah, bukan karena kewajiban atau ketakutan atau paksaan, tetapi karena kita mengasihi Dia dan percaya bahwa Dia mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Kita ingin mengikuti Kristus karena rasa syukur atas apa yang telah Dia kerjakan bagi kita, dan semakin dekat kita mengikut Dia, semakin dalam persahabatan kita jadinya.

Orang-orang yang belum percaya sering kali mengira bahwa orang-orang Kristen taat karena keharusan atau karena rasa bersalah atau karena takut dihukum, tetapi yang benar justru sebaliknya. Karena kita telah diampuni dan dibebaskan, kita taat karena kasih, dan ketatan kita mendatangkan sukacita besar!
Yesus berkata, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggalah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh."

Perhatikan bahwa Yesus mengharapkan agar kita melakukan hanya apa yang Dia kerjakan dengan Bapa. Hubungan-Nya dengan Bapa-Nya adalah teladan bagi persahabatan kita dengan-Nya. Yesus melakukan apapun yang Bapa minta Dia lakukan, jadi karena kasih.

Persahabatan sejati tidak pasif; persahabatan sejati bertindak. Ketika Yesus meminta kita untuk mengasihi sesama kita, menolong orang-orang yang membutuhkan, membagi kekayaan kita, menjaga hidup kita tetap suci, memberikan pengampunan, dan membawa orang lain kepada-Nya, kasih memotivasi kita untuk menaati Dia dengan segera.

Kita sering ditantang untuk mengerjakan "hal-hal besar" bagi Allah. Sebenarnya, Allah lebih senang bila kita melakukan hal-hal kecil bagi Dia karena ketaatan yang didasari oleh kasih. Hal-hal kecil itu mungkin tidak terlihat oleh orang lain, tetapi Allah memperhatikannya dan menganggapnya sebagai tindakan penyembahan.

Kesempatan-kesempatan besar mungkin datang sekali seumur hidup, tetapi kesempatan-kesempatan kecil mengelilingi kkita setiap hari. Bahkan dengan tindakan-tindakan sederhana seperti berkata yang benar, berbuat kebaikan, dan membesarkan hati orang lain, kita mendatangkan senyuman pada wajah Allah. Allah menghargai tindakan-tindakan ketaatan yang sederhana lebih daripada doa-doa, pujian, atau persembahan kita. Alkitab memberitahu kita, "Apakah TUHAN itu berkenan kepada kurban bakaran dan kurban sembelihan sama Seperti mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya mendengarkan lebih baik daripada kurban sembelihan, memperhatikan lebih baik daripada lemak domba-domba jantan."

Yesus mengawali pelayanan umum-Nya pada umur tiga puluh tahun dengan dibaptis oleh Yohanes.Pada peristiwa tersebut, Allah berbicara dari surga: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dan Aku benar-benar senang dengan-Nya." Apa yang telah Yesus lakukan selama tiga puluh tahun yang memberikan begitu banyak kesenangan kepada Allah? Alkitab tidak mengatakan apapun mengenai tahun-tahun yang tersmbunyi ini kecuali satu frasa di dalam Lukas 2:51: "Dia kembali ke Nazaret bersama mereka, dan hidup dengan taat bersama mereka" Tiga puluh tahun menyenangkan Allah diringkas dalam tiga kata: "hidup dengan taat"!

Saya harus memilih untuk menghargai apa yang Allah hargai.
Inilah yang dikerjakan oleh sahabat, mereka peduli pada apa yang penting bagi sahabatnya itu. Semakin Anda akrab sebagai sahabat Allah, akan semakin Anda bisa peduli terhadap hal-hal yang Allah peduli, bersedih atas hal-hal yang mendatangkan kesenangan bagi Dia.

Paulus merupakan teladan terbaik dalam hal ini. Program Allah merupakan programnya, dan keinginan Allah merupakan keinginannya: "Hal yang membuatku begitu terganggu adalah karena aku begitu memperhatikan kamu, inilah kerinduan Allah yang membakar hatiku." Daud merasakan hal yang sama: "Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku."

Apa yang paling Allah pedulikan? Penebusan umat-Nya.
Dia ingin agar semua anak-Nya yang terhilang ditemukan! Itulah satu-satunya alasan mengapa Yesus datang ke dunia. Hal yang paling berharga bagi Allah adalah kematian anak-Nya. Hal kedua yang paling berharga adalah ketika anak-anak-Nya memberitakan kabar tersebut kepada orang lain. Untuk menjadi sahabat Allah, Anda harus mempedulikan semua orang di sekeliling Anda yang Allah pedulikan. Sahabat-sahabat Allah memberi tahu teman-teman mereka mengenai Allah.

Saya harus merindukan persahabatan dengan Allah lebih dari segala yang lain.[/B]
Kitab Mazmur dipenuhi dengan contoh-contoh tentang kerinduan ini. Daud sungguh-sungguh ingin mengenal Allah lebih dari segala yang lain; dia menggunakan kata-kata seperti rindu, ingin, haus, lapar. Daud mendambakan Allah.
Daud berkata, "Satu hal yang kuinginkan dari Allah, yang sungguh-sungguh menjadi kerinduanku, telah terbukti di dalam rumah-Nya, hidup di hadirat-Nya sepanjang umurku dan bersukacita atas kesempurnaan dan kemuliaan-Nya yang tidak ada taranya." Dalam Mazmur yang lain Dia berkata, "Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup."

Kerinduan Yakub untuk memperoleh berkat Allah atas kehidupannya begitu besar sehingga dia bergumul dengan Allah sepanjang malam, dan berkata, "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku." Bagian yang paling mengagumkan dari cerita tersebut adalah bahwa Allah, yang mahakuasa, membiarkan Yakub menang! Allah tidak tersinggung bila ikita "bergumul" dengan-Nya, karena bergumul memerlukan hubungan pribadi dan membawa kita dekat kepada-Nya! Bergumul juga merupakan kegiatan yang sungguh-sungguh, dan Allah senang bila kita bersungguh-sungguh dengan-Nya.

Paulus adalah contoh lain dari orang yang sangat menginginkan persahabatan dengan Allah. Tidak ada hal yang lebih penting; persahabatan dengan Allah merupakan prioritas utama, fokus mutlak, dan tujuan akhir hidupnya. Inilah sebabnya Allah memakai Paulus secara demikian hebat.Alkitab versi Amplified menunjukkan kekuatan penuh dari kerinduan Paulus: "Tujuan utamaku ialah agar aku dapat mengenal Dia, agar aku secara bertahap bisa bergaul semakin dalam dan akrab dengan Dia, merasakan dan mengenali serta memahami keajaiban Pribadi-Nya dengan lebih kuat dan lebih jelas."

Kebenarannya adalah, kedekatan Anda dengan Allah bergantung pada pilihan Anda. Persahabatan yang akrab dengan Allah adalah suatu pilihan, bukan kebetulan. Anda harus dengan sadar mengupayakannya. Apakah Anda benar-benar menginginkannya, lebih dari apapun? Seberapa berharganya persahabatan dengan Allah itu bagi Anda? Apakah untuk persahabatan itu Anda bersedia melepaskan hal-hal lain? Apakah untuk itu Anda mau berusaha mengembangkan kebiasaan dan ketrampilan yang disyaratkan?


Anda bisa saja memiliki kerinduan akan Allah pada masa lalu, tetapi Anda telah kehilangan kerinduan tersebut. Inilah masalah orang-orang Kristen di Efesus, yakni mereka telah kehilangan kasih yang mula-mula.

Mereka malakukan semua hal yang benar,tetapi karena kewajiban, bukan karena kasih. Jika Anda baru merasakan kegerakan rohani, jangan terkejut bila Allah mengizinkan penderitaan di dalam kehidupan Anda.

Penderitaan merupakan bahan bakar kerinduan, penderitaan mendorong kita dengan kuat untuk berubah. C.S. Levis berkata, "Penderitaan adalah megafon Allah." Penderitaan merupakan cara Allah membangunkan kita dari kebekuan rohani. Masalah-masalah Anda bukanlah hukuman; masalah-masalah tersebut merupakan panggilan dari Allah yang penuh kasih untuk membangunkan Anda. Allah tidak marah pada Anda; Dia sangat cinta pada Anda, dan Dia akan melakukan apapun yang perlu untuk mambawa Anda kembali pada persekutuan dengan-Nya.Tetapi ada satu cara yang lebih mudah untuk mengobarkan kembali kerinduan Anda pada Allah: Mulai dengan meminta agar Allah memberikan kerinduan itu kepada Anda, dan tetaplah meminta sampai Anda memperolehnya. Panjatkan doa ini sepanjang hari Anda: "Yesus yang kekasih, lebih dari apapun, aku ingin mengenal Engkau lebih dalam ." Allah memberi tahu para tawanan di Babel, "Apabila kamu sungguh-sungguh ingin menemukan-Ku dan merindukannya lebih dari apapun, Aku menjamin bahwa kamu tidak akan kecewa."

HUBUNGAN TERPENTING ANDA

Tidak ada apapun, benar-benar tidak ada, yang lebih penting daripada mengembangkan suatu persahabatan dengan Allah. Inilah hubungan yang akan berlangsung selamanya. Paulus mengatakan kepada Timotius, "Beberapa di antara orang-orang ini telah kehilangan yang terpenting dalam hidup mereka - mereka tidak mengenal Allah." Apakah Anda telah kehilangan hal yang terpenting di dalam kehidupan? Anda bisa melakukan sesuatu mengenai hal itu mulai sekarang. Ingat, hal tersebut adalah pilihan Anda. Kedekatan Anda dengan Allah bergantung pada pilihan Anda.

HARI KEDUA BELAS
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA

Pokok untuk Direnungkan: Kedekatan saya dengan Allah bergantung pada pilihan saya.

Ayat untuk dihafal: "Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu." Yakobus 4:8a

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Pilihan-pilihan praktis apa yang akan saya buat hari ini supaya menjadi makin dekat dengan Allah?
 
13

Penyembahan yang
Menyenangkan Allah


Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Markus 12:30

Allah menginginkan segenap diri Anda.

Allah tidak menginginkan sebagian dari hidup Anda. Dia meminta segenap hati Anda, segenap jiwa Anda, segenap akal budi Anda, dan segenap kekuatan Anda. Allah tidak tertarik pada komitmen setengah hati, ketaatan setengah setengah, dan sisa-sisa waktu, dan uang Anda. Dia menginginkan pengabdian yang penuh, bukan sebagian kecil dari kehidupan Anda.

Seorang wanita Samaria pernah mencoba untuk berdebat dengan Yesus tentang waktu, tempat dan gaya penyembahan yang terbaik. Yesus menjawab bahwa masalah-masalah lahiriah ini tidaklah penting. Di mana Anda menyembah tidaklah sepenting mengapa Anda menyembah dan seberapa banyak dari diri Anda yang Anda persembahkan kepada Allah ketika Anda menyembah. Ada cara yang benar dan salah dalam menyembah. Alkitab berkata, "Marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya." Jenis penyembahan yang menyenangkan Allah memiliki empat karakteristik:

Allah senang bila penyembahan kita tepat. Orang sering kali berkata, "Saya suka berpikir tentang Allah sebagai...," lalu mereka menyampaikan gagasan mereka tentang jenis Allah yang ingin mereka sembah. Tetapi kita tidak bisa sekadar menciptakan sendiri gambar yang menyenangkan atau benar secara politis tentang Allah dan menyembahnya. Itu merupakan penyembahan berhala.

Penyembahan harus didasarkan pada penyembahan Alkitab, bukan pendapat kita mengenai Allah. Yesus berkata kepada wanita Samaria itu, "Penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah yang demikian." "Menyembah dalam kebenaran" berarti menyembah Allah sebagaimana Dia benar-benar dinyatakan di dalam Alkitab.
Allah senang bila penyembahan kita bersifat otentik. Ketika Yesus berkata Anda harus "menyembah dalam roh," Dia bukan menunjuk pada Roh Kudus, tetapi pada roh Anda. Diciptakan menurut gambar Allah, Anda adalah roh yang berdiam di dalam satu tubuh, dan Allah merancang roh Anda untuk berkomunikasi dengan Dia. Penyembahan adalah tanggapan roh Anda terhadap Roh Allah.

Ketika Yesus berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu" yang Dia maksudkan adalah penyembahan haruslah sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Penyembahan bukanlah sekadar mengucapkan kata-kata yang tepat, Anda harus bersungguh-sungguh dengan apa yang Anda katakan. Pujian yang tidak sungguh-sungguh bukanlah pujian sama sekali! Pujian tersebut tidak bernilai, sebuah hinaan kepada Allah. Ketika kita menyembah, Allah menilik malalui kata-kata ke sikap hati kita. Alkitab berkata, "Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Karena penyembahan meliputi keadaan senang akan Allah, penyembahan melibatkan emosi Anda. Allah memberi Anda emosi sehingga Anda bisa menyembah-Nya dengan perasaan yang dalam, tetapi emosi-emosi tersebut haruslah sungguh-sungguh, bukanlah pura-pura. Allah membenci kemunafikan. Dia tidak menginginkan kemampuan memainkan peran atau kepura-puraan atau kepalsuan di dalam penyembahan. Dia menginginkan kejujuran Anda, kasih yang ssesungguhnya. Kita bisa menyembah Allah secara tidak sempurna, tetapi kita tidak bisa menyembah Dia secara tidak tulus.

Memang, ketulusan saja tidaklah cukup; Anda bisa saja secara tulus melakukan kesalahan. Itu sebabnya baik roh maupun kebenaran diperlukan. Penyembahan harus tepat dan otentik. Penyembahan yang menyenangkan Allah sangat berkaitan dengan emosi dan doktrin. Kita menggunakan hati kita dan kepala kita.

Sekarang ini banyak orang yang menyamakan rasa tergerak oleh musik dengan rasa tergerak oleh Roh, padahal ini tidaklah sama. Penyembahan sejati terjadi ketika roh Anda menanggapi Allah, bukan menanggapi bunyi musik tertentu. Sebetulnya, beberapa lagu yang sentimentil dan introspektif menghalangi penyembahan karena lagu-lagu tersebut memindahkan focus kita dari Allah ke perasaan kita. Gangguan terbesar Anda di dalam penyembahan adalah diri Anda sendiri, yaitu berbagai kepentingan Anda dan kekhawatiran Anda atas pandangan orang lain tentang Anda. Orang-orang Kristen sering kali berbeda tentang cara yang paling tepat atau otentik untuk mengekspresikan pujian kepada Allah, tetapi pendapat-pendapat ini biasanya hanya menunjukkan perbedaan kepribadian dan latar belakang.Banyak jenis pujian disebutkan di dalam Alkitab, di antaranya membuat pengakuan, menyanyi, bersorak, berdiri sebagai penghormatan, berlutut, menari, membuat sorak sukacita, bersaksi, memainkan alat-alat musik, dan mengangkat tangan. Gaya penyembahan terbaik adalah penyembahan yang dilakukan dengan cara yang paling cocok untuk Anda, menunjukkan kasih Anda kepada Allah, berdasarkan latar belakang dan kepribadian yang Allah berikan kepada Anda.

Teman saya Gary Thomas memperhatikan bahwa banyak orang Kristen tampaknya terjebak dalam suatu situasi penyembahan, yaitu rutinitas yang tidak memuaskan, dan bukan memiliki persahabatan yang menyenangkan dengan Allah, karena mereka memaksa diri untuk menggunakan metode-metode atau gaya penyembahan yang tidak sesuai dengan cara di mana Allah secara unik membentuk mereka.

Gary bertanya-tanya, Jika Allah dengan sengaja menjadikan kita semua berbeda, mengapa setiap orang diharapkan untuk mengasihi Allah dengan cara yang sama? Ketika Gary membaca buku-buku klasik Kristen dan mewawancarai orang-orang Kristen dewasa, Gary menemukan bahwa orang-orang Kristen telah menggunakan banyak cara yang berbeda selama 2.000 tahun untuk menikmati keakraban dengan Allah: kegiatan di luar gedung, belajar, menyanyi, membaca, menari, menciptakan seni, melayani orang lain, menjalani kesunyian, menikmati persekutuan, dan ikut serta dalam banyak kegiatan lainnya.

Dalam bukunya Sacred Pathways, Gary menyebut sembilan cara orang-orang mendekat kepada Allah: Kaum Naturalis sangat terinspirasi untuk mengasihi Allah di luar gedung, dengan latar belakang yang alami. Kaum Sensate mengasihi Allah dengan indera (senses) mereka dan menghargai ibadah penyembahan yan indah yang melibatkan pandangan, pengecap, penciuman, dan sentuhan mereka, bukan hanya telinga mereka. Kaum tradisionalis semakin dekat dengan Allah melalui upacara-upacara, liturgi-liturgi, simol-simbol, dan struktur-struktur yang tidak berubah. Kaum Askese lebih suka mengasihi Allah dalam kesunyian dan kesederhanaan. Kaum Aktivis mengasihi Allah lewat tindakan melawan kejahatan, memerangi ketidak-adilan, dan bekerja untuk manjadikan dunia in tempat yan lebih baik. Kaum Pemerhati mengasihi Allah dengan mengasihi sesama dan memenuhi kebutuhan mereka. Kaum Antusias mengasihi Allah melalui perayaan. Kaum Kontemplatif (Meditatif) mengasihi Allah lewat pemujaan. Kaum Intelektual mengasihi Allah dengan belajar melalui pikiran-pikiran mereka.

Tidak ada satu pendekatan "yang cocok untuk semua ukuran orang" dalam menyembah dan bersahabat dengan Allah. Satu hal yang pasti: Anda tidak mendatangkan kemuliaan bagi Allah dengan mencoba menjadi orang lain yang tidak sesuai dengan maksud Allah menciptakan saudara. Allah ingin agar Anda menjadi diri Anda sendiri: "Itulah orang-orang yang Bapa cari: yakni orang-orang yang menjadi diri sendiri secara apa adanya dan jujur di hadapan Dia dalam penyembahan mereka."

Allah senang bila penyembahan kita melibatkan akal budi. Perintah Yesus untuk "kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap akal budimu" diulangi empat kali dalam Perjanjian Baru. Allah tidak senang jika orang menyanyikan lagu-lagu tanpa pikiran, memanjatkan doa-doa klise yang rutin, atau mengucapkan "Puji Tuhan," secara sembarangan karena kita tidak bisa memikirkan hal lain untuk dikatakan pada saat itu. Jika penyembahan tidak melibatkan akal budi, penyembahan itu tidak bermakna. Anda harus melibatkan akal budi Anda. Yesus menyebut penyembahan yang tanpa akal sebagai "pengulangan yang sia-sia." Bahkan istilah-istilah alkitabiah bisa menjadi klise-klise yang membosankan karena digunakan berulang-ulang, dan kita berhenti berpikir tentang maknanya. Jadi lebih mudah memberikan klilse-klise dalam penyembahan daripada berusaha menghormati Allah dengan kata-kata dan cara-cara yang segar. Itu sebabnya saya mendorong Anda untuk membaca Alkitab di dalam berbagai terjemahan dan parafrase. Hal ini akan memperluas ekspresi Anda dalam penyembahan. Cobalah memuji Allah tanpa menggunakan kata-kata puji, haleluyah, syukur, atau amin. Bukannya mengatakan, "Kami hanya ingin memuji-Mu," buatlah daftar kata yang memiliki makna sama dan gunakan kata-kata baru seperti mengagumi, menghargai, meninggikan, dan menghormati. Juga, jadilah spesifik. Jika seseorang mendekati Anda dan mengucapkan, "Aku memujimu!" sepuluh kali, Anda mungkin akan bepikir, Untuk apa? Anda lebih suka menerima dua pujian yang spesifik daripada dua puluh pernyataan umum yang tidak jelas. Begitu juga dengan Allah.

Gagasan lainnya adalah membuat daftar nama-nama Allah yang berbeda dan pusatkan perhatian pada nama-nama tersebut. Nama-nama Allah bukannya tanpa makna: nama-nama tersebut memberitahu kita tentang aspek-aspek berbeda dari karakter-Nya. Dalam Perjanjian Lama, Allah sedikit demi sedikit menyatakan Diri-Nya kepada bangsa Israel dengan memperkenalkan nama-nama baru untuk Diri-Nya sendiri, dan Dia memerintahkan kita untuk memuji nama-Nya.

Allah juga ingin agar pertemuan-pertemuan ibadah bersama kita menggunakan akal budi. Paulus memberikan satu pasal seluruhnya untuk hal ini dalam 1 Korintus 14 dan menyimpulkan, "Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur."

Sehubungan dengan hal ini, Allah menekankan agar ibadah penyembahan kita bisa dipahami oleh orang-orang yang belum percaya ketika mereka hadir dalam pertemuan-pertemuan ibadah kita. Paulus mengatakan, "Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan syukurmu? "Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya." Peka terhadap orang-orang belum percaya yang menghadiri pertemuan-pertemuan ibadah Anda adalah perintah yang alkitabiah. Mengabaikan perintah ini merupakan ketidaktaatan dan ketiadaan kasih. Untuk penjelasan yang lengkap dari hal ini, lihat bab tentang "Ibadah dapat menjadi sebuah kesaksian" dalam Pertumbuhan Masa Kini.

Allah senang bila penyembahan kita bersifat praktis.
Alkitab berkata, "Demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." Mengapa Allah menginginkan tubuh Anda? Mengapa Dia tidak berkata, "Persembahkan rohmu"? Karena tanpa tubuh, Anda tidak bisa melakukan apapun di dunia ini. Dalam kekekalan, Anda akan menerima tubuh baru yang sudah disempurnakan dan lebih baik, tetapi sementara Anda di dunia, Allah berkata, "Beikan kepada-Ku apa yang kamu miliki!" Dia hanyalah bersikap praktis dalam soal penyembahan.

Anda pernah mendengar orang berkata, "Saya tidak bisa datang ke pertemuan nanti malam, tetapi saya akan bersamamu di dalam roh." Tahukah Anda apa artinya? Tidak ada arti. Kalimat tersebut tidak memiliki makna! Selama Anda di bumi, roh Anda hanya bisa berada di tempat tubuh Anda berada. Jika tubuh Anda tidak ada. Dalam penyembahan kita harus "mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup." Nah, kita biasanya mengaitkan konsep "persembahan" dengan sesuatu yang mati, tetapi Allah ingin agar Anda menjadi persembahan yang hidup. Dia ingin agar Anda hidup bagi Dia! Namun, masalah dengan persembahan yang hidup adalah bahwa persembahan itu bisa merangkak keluar dari mezbah, dan kita sering kali melakukannya. Kita bernyanyi, "Lasykar Kristen Maju" pada hari Minggu, kemudian pergi keluar tanpa izin pada hari Senin."

Dalam Perjanjian Lama, Allah senang pada banyak kurban persembahan karena kurban-kurban itu memberikan gambaran awal tentang kurban Yesus bagi kita di kayu salib. Sekarang Allah senang dengan berbagai kurban persembahan yang berbeda: ucapan syukur, pujian, kerendahan hati, pertobatan, persembahan uang, doa, melayani orang lain, dan berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan. Penyembahan yang sejati membutuhkan pengorbanan. Daud menyadari hal ini dan berkata: "Aku tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku, kurban bakaran dengan tidak membayar apa-apa." Salah satu pengorbanan yang dituntut dari kita dalam penyembahan adalah mengorbankan sikap mementingkan diri. Anda tidak mugkin meninggikan Allah dan diri Anda sendiri pada saat yang bersamaan. Anda tidak menyembah untuk dilihat oleh orang lain atau untuk menyenangkan diri Anda sendiri. Anda dengan sadar memindahkan fokus dari diri sendiri kepada Allah. Ketika Yesus berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap kekuatanmu." Dia menunjukkan bahwa penyembahan membutuhkan usaha dan tenaga. Penyembahan tidak selalu menyenangkan atau enak, dan kadang-kadang penyembahan benar-benar merupakan tindakan berdasarkan kehendak, kurban dengan suka rela.
Penyembahan pasif merupakan sesuatu yang bertentangan.

Ketika Anda memuji Allah meskipun Anda tidak merasa ingin melakukannya, ketika Anda bangun untuk beribadah saat Anda letih, atau ketika Anda menolong orang lain saat Anda lelah, Anda mempersembahkan kurban penyembahan kepada Allah. Ini menyenangkan Allah.

Matt Redman, seorang pemimpin penyembahan di Inggris, bercerita bagaimana gembala sidangnya mengajar gerejanya tentang makna sesungguhnya dari penyembahan. Untuk menunjukkan bahwa penyembahan lebih dari sekadar musik, sang gembala sidang melarang semua nyanyian di dalam ibadah mereka untuk beberapa waktu sementara mereka belajar menyembah dengan cara lain. Menjelang akhir dari waktu tersebut, Matt menulis lagu klasik "Heart of Worship":

Aku akan membawa bagi-Mu lebih dari sekadar lagu, karena lagu itu bukanlah apa yang Engkau tuntut.
Engkau mencari jauh lebih dalam
daripada hal-hal yang tampak.
Engkau melihat ke dalam lubuk hatiku.

Ini masalahnya adalah masalah hati.


HARI KETIGA BELAS
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA

Pokok untuk Direnungkan: Allah mengginginkan segenap diriku.

Ayat untuk dihafal: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu." Markus 12:30

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Manakah yang lebih menyenangkan Allah sekarang, penyembahanku dimuka umum atau penyembahan pribadiku? Apa yang akan aku lakukan berkenaan dengan hal tersebut?
 
14

Ketika Allah Terasa Jauh


TUHAN telah menyembunyikan diri dari keturunan Yakub, umat-Nya,
tetapi saya percaya dan berharap kepada-Nya.

Yesaya 8:17 (BIS)​


Allah itu nyata, tidak peduli apa yang Anda rasakan.
Mudah untuk menyembah Allah pada saat segala sesuatu berjalan baik dalam kehidupan Anda, yakni pada saat Dia menyediakan makanan, teman, keluarga, kesehatan, dan situasisituasi yang bahagia. Tetapi keadaan tidak selalu menyenangkan. Bagaimana Anda menyembah Allah waktu keadaan tidak menyenangkan? Apa yang Anda lakukan ketika Allah terasa jutaan mil jauhnya?

Tingkat penyembahan yang terdalam adalah memuji Allah meski menderita, mengucap syukur kepada-Nya pada saat pencobaan, berharap kepada-Nya ketika dicobai, berserah diri sementara menderita, dan mengasihi Dia ketika Dia terasa jauh.

Persahabatan sering kali diuji melalui perpisahan dan diam: Anda dipisahkan oleh jarak fisik atau Anda tidak bisa berbicara. Dalam persahabatan dengan Allah, Anda tidak akan selalu merasa dekat dengan-Nya. Philip Yancey dengan bijak mencatat, "Setiap hubungan meliputi saat-saat dekat dan saat-saat jauh, dan dalam hubungan dengan Allah, betapapun akrabnya, keadaan itu juga berlaku." Saat jauhnya adalah ketika penyembahan menjadi sulit.

Untuk mendewasakan persahabatan Anda, Allah akan mengujinya dengan masa-masa yang rasanya seperti perpisahan, yakni masa-masa ketika rasanya seolah-olah Allah telah meninggalkan atau melupakan Anda. Allah terasa sejuta mil jauhnya. St. John dari the Cross menyebut hari-hari kekeringan rohani, keraguan dan jauh dari Allah ini sebagai "malam gelap bagi jiwa." Henri Nouwen menyebutnya "pelayanan ketidakhadiran." A.W Tozer menyebutnya "pelayanan malam." Orang lain menyebutnya "musim dingin bagi hati."

Selain Yesus, mungkin Daud memiliki persahabatan yang paling dekat dengan Allah dibandingkan siapapun. Allah berkenan memanggilnya "seorang yang berkenan di hati-Nya" Namun Daud sering mengeluh tentang ketidakhadiran Allah yang nyata: "Tuhan, mengapa Engkau berdiri jauh-jauh? Mengapa Engkau bersembunyi pada waktu aku sangat memerlukan pertolongan-Mu?"
"Mengapa Engkau meninggalkan aku? Mengapa Engkau tetap begitu jauh? Mengapa Engkau mengabaikan jeritanku minta tolong?.."
"Mengapa Engkau membuang aku?"


Tentu, Allah tidak benar-benar meninggalkan Daud, dan Dia tidak meninggalkan Anda. Dia telah berjanji berkali-kali, "Aku sekalikali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Tetapi Allah tidak berjanji "kau akan selalu merasakan hadirat-Ku." Sebetulnya Allah mengakui bahwa kadang-kadang Dia menyembunyikan wajah-Nya dari kita. Ada saat-saat ketika Dia sepertinya menghilang dari kehidupan Anda.

Floyd McClung menggambarkannya: "Anda bangun suatu pagi dan semua perasaan rohani Anda lenyap. Anda berdoa, tetapi tidak ada yang terjadi. Anda mengusir roh jahat, tetapi hal tersebut tidak mengubah apapun. Anda melakukan latihan-latihan rohani... Anda meminta teman-teman berdoa bagi Anda... Anda mengakui setiap dosa yang bisa Anda beyangkan, lalu pergi berkeliling meminta maaf pada setiap orang yang Anda kenal. Anda berpuasa... tetap tidak ada apa-apa. Anda mulai bertanya-tanya dalam hati, berapa lama kesuraman rohani ini akan berlangsung? Berhari-hari? Berminggu-minggu? Berbulan-bulan? Akankah ini berakhir?... rasanya seolah-olah doa Anda hanya membentur langit-langit. Dalam keadaan sama sekali putus asa, Anda berseru, "Ada apa denganku?"

Kenyataannya, tidak ada yang salah dengan Anda! Inilah bagian normal dari pengujian dan pendewasaan persahabatam Anda dengan Allah. Setiap orang Kristen mengalaminya setidaknya sekali, dan biasanya beberapa kali. Hal tersebut menyakitkan dan tidak enak rasanya, tetapi sangat penting bagi perkembangan iman Anda. Mengetahui hal ini memberi Ayub harapan ketika dia tidak bisa merasakan kehadiran Allah dalam kehidupannya. Dia berkata, "Kucari Allah ke timur, barat, selatan, utara, tetapin di mana-mana Allah tak ada, dan aku tidak dapat menemukan Dia. Namun Dia tahu segala jalanku juga setiap langkahku. Kalau seperti emas aku diuji, akan terbukti bahwa hatiku murni."

Ketika Anda terasa jauh, Anda mungkin berpikir bahwa Dia marah terhadap Anda atau sedang menghukum Anda karena suatu dosa. Sesungguhnya, dosa memang memisahkan kita dari persekutuan yang akrab dengan Allah. Kita mendukakan Roh Allah dan memadamkan persekutuan kita dengan Dia melalui ketidaktaatan, konflik dengan orang lain, kesibukan, persahabatan dengan dunia, dan dosa-dosa lain.

Tetapi sering kali perasaan ditinggalkan atau dijauhkan oleh Allah ini tidak berkaitan dengan dosa. Itu merupakan ujian iman, salah satu ujian yang kita semua harus hadapi: Akankah Anda terus mengasihi, mempercayai, menaati dan menyembah Allah, bahkan ketika Anda tidak merasakan kehadiran-Nya atau tidak memiliki bukti yang bisa dilihat dari karya-Nya di dalam kehiidupan Anda?

Kesalahan paling umum yang dibuat oleh orang-orang Kristen dalam penyembahan sekarang ini adalah mencari suatu pengalaman dan bukannya mencari Allah. Mereka mencari suatu perasaan, dan jika hal tersebut terjadi, mereka menyimpulkan bahwa mereka telah menyembah. Salah! Sebetulnya, Allah sering kali menyingkirkan perasaan-perasaan kita supaya kita tidak akan bergantung pada perasaan-perasaan tersebut. Mencari suatu perasaan, bahkan perasaan dekat dengan Kristus sekalipun, bukanlah penyembahan.

Ketika Anda seorang Kristen bayi, Allah memberi Anda banyak emosi yang menguatkan dan sering kali Ia menjawab banyak doa yang paling tidak dewasa dan mementingkan diri, dengan demikian Anda bisa mengetahui bahwa Dia ada. Tetapi ketika Anda bertumbuh dalam iman, Dia akan melepaskan Anda dari kebergantungan-kebergantungan ini.

Kemahahadiran Allah dan perwujudan kehadiran-Nya adalah dua hal yang berbeda. Yang pertama adalah fakta, yang lainnya sering kali merupakan perasaan. Allah selalu ada, bahkan ketika Anda tidak menyadari-Nya, dan kehadiran-Nya terlalu dahsyat untuk dapat diukur dengan emosi belaka. Benar, Dia ingin agar Anda merasakan kehadiran-Nya, tetapi Dia lebih suka Anda mempercayai-Nya ketimbang Anda merasakan-Nya. Iman, bukan perasaan, menyenangkan Allah. Situasi-situasi yang paling memperbesar iman Anda adalah saat-saat ketika kehidupan berantakan dan Allah tidak bisa ditemukan di mana-mana. Ini terjadi pada Ayub. Dalam satu hari, dia kehilangan segalanya, keluarganya, usahanya, kesehatannya, dan segala sesuatu yang dia miliki, sangat mengecilkan hati, karena sepanjang 37 pasal, Allah tidak mengatakan apapun!

Bagaimana Anda memuji Allah bila Anda tidak memahami apa yang terjadi dalam kehidupan Anda dan Allah diam? Bagaimana Anda tetap berhubungan dalam krisis tanpa komunikasi? Bagaimana Anda tetap bisa memandang Yesus bila mata Anda penuh dengan air mata? Anda melakukan apa yang Ayub lakukan: "Kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberii, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Katakan kepada Allah secara persis apa yang Anda rasakan. Curahkan isi hati Anda kepada Allah. Keluarkan semua emosi yang Anda rasakan. Ayub melakukannya ketika dia berkata, "Sebab itu aku tak dapat tinggal diam! Rasa pedih dan pahitku tak dapat kupendam. Aku harus membuka mulutku, dan mencurahkan isi hatiku."
Dia berseru ketika Allah terasa jauh: "Itulah hari-hari kejayaanku, ketika persahabatan yang akrab dengan Allah menaungi rumahku." Allah bisa menangani kebimbangan, kemarahan, ketakutan, kesedihan, kebingungan, dan keraguan Anda.

Tahukah Anda bahwa mengakui keputusasaan Anda kepada Allah bisa merupakan pernyataan iman? Mempercayai Allah tetapi sekaligus merasa putus asa membuat, Daud menulis, "Aku percaya, maka aku berkata, "Aku sangat tertindas!" Ini kedengarannya seperti suatu kontradiksi; aku percaya Allah, tetapi aku hancur!
Keterbukaan Daud sebenarnya menunjukkan iman yang dalam. Pertama, dia percaya kepada Allah. Kedua, dia percaya bahwa Allah akan mendengar doanya. Ketiga, dia percaya bahwa Allah akan membiarkannya mengatakan apa yang dia rasakan dan tetap mengasihinya.

Pusatkan perhatian pada keberadaan Allah; sifat-Nya yang tidak berubah. Tanpa menghiraukan keadaan dan perasaan Anda, berpeganglah erat-erat padan karakter Allah yang tidak berubah. Ingatkan diri Anda tentang apa yang Anda tahu benar tidak pernah berubah di dalam diri Allah: Dia baik, Dia mengasihi saya, Dia menyertai saya, Dia mengetahui apa yang saya alami, Dia peduli, dan Dia memiliki rencana yang baik bagi kehidupan saya. V. Raymond Edman berkata, "Jangan pernah meragukan di dalam gelap apa yang Allah katakan kepada Anda di dalam terang."

Ketika kehidupan Ayub berantakan, dan Allah diam, Ayub tetap menemukan hal-hal yang membuat dia bisa memuji Allah:
Bahwa Allah baik dan penuh kasih.
Bahwa Allah mahakuasa.
Bahwa Allah melihat sampai hal terkecil dari kehidupan saya.
Bahwa Allah memegang kendali.
Bahwa Allah memiliki rencana untuk kehidupan saya.
Bahwa Allah akan menyelamatkan saya.

Percaya bahwa Allah menepati janji-janji-Nya. Selama masa-masa kekeringan rohani , Anda harus dengan sabar bersandar pada janji-janji Allah, bukan pada emosi Anda, dan menyadari bahwa Dia sedang membawa Anda pada tingkat kedewasaan yang lebih dalam. Suatu persahabatan yang didasarkan pada emosi pastilah dangkal.

Jadi jangan terganggu oleh kesulitan. Keadaan tidak dapat mengubah karakter Allah. Kasih karunia Allah tetap dalam kekuatan penuh; Allah tetap memihak Anda, meskipun Anda tidak merasakannya. Ketika tidak ada keadaan yang menguatkan, Ayub berpegang pada Firman Allah. Dia berkata, "Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya."

Keyakinan pada Firman Allah ini membuat Ayub tetap setia sekalipun tidak ada hal yang masuk akal. Imannya kuat di tengah-tengah penderitaan: "Allah boleh membunuhku, tetapi aku tetap akan mempercayai-Nya."

Ketika Anda merasa ditinggalkan oleh Allah tetapi Anda tetap mempercayai-Nya tanpa peduli pada perasaan-perasaan Anda, Anda sedang menyembah Dia dengan cara yang terdalam.

Ingatlah apa yang telah Allah kerjakan bagi Anda.

Seandainya Allah tidak pernah melakukan hal lain apapun bagi Anda, Dia tetap layak menerima pujian Anda selama sisa hidup Anda karena apa yang telah Yesus lakukan bagi Anda di atas kayu salib. Anak Allah mati bagimu! Inilah alasan terbesar umtuk menyembah. Sayangnya, kita melupakan rincian kekejaman dari pengorbanan menyakitkan yang telah Allah lakukan bagi kita. Keakraban menimbulkan kepuasan. Bahkan sebelum penyaliban-Nya, Anak Allah ditelanjangi, dipukul hingga nyaris tidak bisa dikenali, dicambuk, dihina, dan diejek, dimahkotai duri, dan diludahi dengan kebencian. Disiksa dan dihina oleh manusia yang kejam, Dia diperlakukan lebih buruk daripada seekor binatang.

Selanjutnya, hampir tidak sadar karena kehilangan darah, Dia dipaksa untuk memikul salib yang berat mendaki sebuah bukit, dipakukan pada salib itu, lalu ditinggalkan untuk menjalani siksaan kematian yang mengerikan dan lambat karena penyaliban. Sementara darah-Nya mengalir, para pengejek berdiri dan meneriakkan kata-kata makian, meperolok-olok penderitaan-Nya dan menantang pernyataan-Nya bahwa Dia adalah Allah.

Lalu, ketika Yesus menanggung sendiri semua dosa dan kesalahan manusia, Allah memalingkan wajah dari pandangan buruk tersebut, dan Yesus berseru pada keputusasaan penuh, "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Yesus bisa saja menyelamatkan diri-Nya, tetapi dengan demikian Dia tentu tidak bisa menyelamatkan Anda.Kata-kata tidak bisa menggambarkan kegelapan pada saat tersebut. Mengapa Allah mengizinkan dan menanggung penganiayaan yang demikian mengerikan dan kejam? Mengapa? Supaya Anda bisa dibebaskan dari kekekalan di dalam neraka, dan agar Anda bisa ambil bagian dalam kenuliaan-Nya selamanya! ASlkitab berkata, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."

Yesus memberikan segalanya agar Anda bisa memiliki segalanya. Dia mati supaya Anda bisa hidup selamanya. Itu saja sudah patut.


HARI KEEMPAT BELAS
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA

Pokok untuk Direnungkan: Allah itu nyata, tidak peduli apa yang saya rasakan.

Ayat untuk dihafal: "Karena Allah telah berfirman, 'Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.' " Ibrani 13:5

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Bagaimana saya bisa tetap fokus pada kehadiran Allah, terutama ketika Dia terasa jauh? Jangan pernah lagi bingung tentang hal yang untuknya Anda harus bersyukur.
 
TUJUAN #2


ANDA DIBENTUK UNTUK
MENJADI KELUARGA
ALLAH



Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Yohanes 15:5

Kristus menjadikan kita satu tubuh... berhubungan
satu dengan yang lain.

Roma 12:5 (GWT)



15

Dibentuk untuk menjadi
Keluarga Allah


Allahlah yang menjadikan segala sesuatu, dan
segala sesuatu adalah bagi kemuliaan-Nya. Dia
ingin agar banyak anak-anak-Nya berbagi
kemuliaan-Nya.

Ibrani 2:10a

Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan
Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak
Allah dan memang kita adalah anak-anak Allah.

1 Yohanes 3:1​

Anda dibentuk untuk keluarga Allah. Allah menginginkan sebuah keluarga dan Dia menciptakan Anda untuk menjadi bagian di dalamnya. Inilah tujuan kedua Allah bagi kehidupan Anda, yang Dia rencanakan sebelum Anda dilahirkan. Keseluruhan Alkitab merupakan kasih mengenai Allah membangun sebuah keluarga yang akan mengasihi-Nya, menghormati-Nya, dan memerintah besama-Nya selama-lamanya. Alkitab berkata, "Rencana-Nya yang tidak pernah berubah sejak semula ialah mengangkat kita menjadi keluarga-Nya sendiri dengan membawa kita kepada-Nya melallui Yesus Kristus. Dan ini sangat menyenangkan bagi-Nya."

Karena Allah itu kasih, Dia menghargai hubungan. Sifat-Nya sendiri berkaitan dengan hubungan, dan Dia memperkenalkan Diri-Nya dengan istilah-istilah keluarga: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Trinitas adalah hubungan Allah dengan Diri-Nya sendiri. Trinitas merupakan pola sempurna bagi keselarasan hubungan, dan kita seharusnya mempelajari implikasi-implikasinya.

Allah selalu ada dalam hubungan penuh kasih dengan Diri-Nya sendiri, sehingga Dia tidak pernah kesepian. Allah tidak membutuhkan keluarga, Dia menginginkan suatu keluarga, karena itu Allah membuat rencana untuk menciptakan kita, membawa kita ke dalam keluarga-Nya, dan berbagi dengan kita segala yang Dia miliki. Hal in sangat menyenangkan Allah. Alkitab mengatakan, "Atas kehendak-Nya sendiri Ia memberikan kepada kita kehidupan yang baru dengan perantaraan kebenaran firman-Nya, sehingga kita boleh dikatakan menjadi anak sulung di dalam keluarga-Nya yang baru."
Bila kita menempatkan iman kita di dalam Kristus, Allah menjadi Bapa kita, kita menjadi anak-anak-Nya, orang-orang percaya lainnya menjadi saudara-saudara kita, dan gereja menjadi keluarga rohani kita. Keluarga Allah meliputi semua orang percaya pada masa lampau, masa sekarang, dan masa akan datang. Semua manusia diciptakan oleh Allah, tetapi tidak semua orang merupakan anak Allah, Satu-satunya cara untuk menjadi keluarga Allah adalah dengan dilahirkan kembali ke dalamnya. Anda menjadi bagian dari keluarga manusia melalui kelahiran pertama Anda, tetapi Anda menjadi anggota keluarga Allah melalui kelahiran Anda yang kedua. Allah "telah memberi kita kesempatan untuk dilahirkan kembali, sehingga sekarang kita menjadi anggota keluarga Allah"

Undangan untuk menjadi bagian dari keluarga Allah bersifat universal, tetapi ada satu syarat: iman di dalam Yesus. Alkitab mengatakan, "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus." Keluarga Anda secara rohani bahkan lebih penting ketimbang keluarga Anda secara jasmani karena keluarga rohani tersebut akan berlangsung selamanya. Keluarga-keluarga kita di bumi merupakan pemberian Allah yang mengagumkan, tetapi mereka bersifat sementara dan gampang pecah, sering kali pecah karena perceraian, jarak, menjadi tua, dan yang pasti, kematian. Sebaliknya, keluarga kita secara rohani, yaitu hubungan kita dengan orang-orang percaya lainnya, akan berlanjut sampai kepada kekekalan. Keluarga rohani merupakan kesatuan yang jauh lebih kuat, ikatan yang lebih tetap, ketimbang hubungan darah. Ketika Paulus mengingat tujuan kekal Allah bagi kita semua, dia akan mulai memuji: "Bilamana saya merenungkan kebijaksanaan dan kebesaran rencana-Nya, saya bersujud dan berdoa kepada Bapa, yang mengepalai keluarga Allah yang besar itu - sebagian anggotanya sudah berada di surga dan sebagian lain masih di dunia ini."

MANFAAT-MANFAAT MENJADI BAGIAN KELUARGA ALLAH

Saat Anda dilahirkan secara rohani ke dalam keluarga Allah. Anda diberi beberapa kado hari kelahiran yang mengagumkan: nama keluarga, keserupaan dengan keluarga, hak-hak istimewa keluarga, hubungan akrab keluarga, dan warisan keluarga. Alkitab berkata, "Karena kita adalah anak-Nya, segala milik-Nya adalah milik kita."

Perjanjian Baru sangat menekankan "warisan" keluarga kita. Alkitab menyatakan, "Allahku akan memenuhi segala keperluanku menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya di dalam Kristus Yesus." Sebagai anak-anak Allah kita mulai mendapat bagian dari harta keluarga. Di sini di bumi kita diberi "kekayaan kasih karunia-Nya...kemurahan-Nya...kesabarannya...kemuliaan...hikmat...kuasa...dan rahmat." Tetapi di dalam kekekalan kita akan mewarisi lebih banyak lagi.

Paulus berkata, "Aku ingin kamu mengetahui betapa kaya dan mulia warisan yang Ia berikan kepada umat-Nya." Meliputi apa sajakah warisan tersebut? Pertama, kita akan bersama Allah selamanya. Kedua, kita akan diubah sepenuhnya menjadi seperti Kristus. Ketiga, kita akan dimerdekakan dari segala kesakitan, kematian, dan penderitaan. Keempat, kita akan diberi upah dan ditugaskan kembali dalam pelayanan. Kelima, kita akan mendapat bagian dalam kemuliaan Allah. Warisan yang luar biasa! Anda jauh lebih kaya daripada yang Anda sadari.

Alkitab berkata, "Allah telah menyimpan warisan yang tak bernilai bagi anak-anak-Nya. Warisan tersebut disimpan di surga bagimu, murni, dan tidak tercemar, tidak mungkin diubah, dan tidak mungkin busuk." Ini berarti warisan kekal Anda tidak ternilai, murni, tetap, dan dilindungi. Tidak seorangpun bisa mengambilnya dari Anda:tidak bisa dihancurkan oleh perang oleh krisis ekonomi, atau oleh bencana alam. Warisan kekal ini, bukan pensiun, adalah sesuatu yang seharusnya Anda nenti-nentikan dan yang untuk itu seharusnya Paulus berkata, "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah." Pensiun adalah sasaran yang dangkal. Anda seharusnya hidup dengan mengingat kekekalan.

BAPTISAN: BERHUBUNGAN DENGAN KELUARGA ALLAH

Keluarga-keluarga yang sehat memiliki kebanggaan keluarga; anggota keluarga tidak malu dikenal sebagai bagian dari keluarga tersebut. Sedihnya, saya menjumpai banyak orang percaya yang tidak penah mengaku di depan umum sebagai bagian dari keluarga rohani seperti yang Yesus perintahkan, yaitu dibaptis.

Baptisan bukanlah suatu upacara pilihan yang bisa ditunda. Baptisan mempunyai makna masuknya Anda dalam keluarga Allah. Baptisan mengumumkan secara terbuka kepada dunia, "Saya tidak malu menjadi bagian dari keluarga Allah." Sudahkah Anda dibaptis? Yesus memerintahkan tindakan yan indah in bagi semua orang di dalam keluarga-Nya. Dia memerintahkan kita untuk "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus."

Selama bertahun-tahun saya ingin tahu mengapa dalam Amanat Agung Yesus baptisan sama pentingnya dengan tugas besar penginjilan dan pemuridan. Mengapa baptisan begitu penting? Kemudian saya menyadari bahwa baptisan melambangkan tujuan Allah yang kedua bagi kehidupan Anda: yaitu mengambil bagian dalam persekutuan kekal keluarga Allah. Baptisan penuh dengan makna. Baptisan Anda menyatakan iman Anda pada penguburan dan kebangkitan Kristus, sebagai lambang kematian Anda terhadap kehidupan lama, dan mengumumkan kehidupan baru di dalam Kristus. Baptisan juga merupakan suatu perayaan atas masuknya Anda dalam keluarga Allah. Baptisan Anda merupakan suatu gambaran fisik dari sebuah kebenaran rohani. Baptisan menunjukkan apa yang terjadi saat Allah membawa Anda masuk ke dalam keluarga-Nya: "Sebagian kita dalah orang Yahudi, sebagian orang bukan Yahudi, sebagian adalah budak, dan sebagian orang merdeka. Namun kita semua telah dibaptis dalam tubuh Kristus oleh satu roh dan kita semua telah menerima Roh yang sama." Baptisan tidak menjadikan Anda anggota keluarga Allah, hanya iman di dalam Kristus yang mengerjakan hal itu. Baptisan menunjukkan bahwa Anda adalah bagian dari keluarga Allah. Seperti sebuah cincin kawin, baptisan merupakan tanda yang terlihat dari komitmen batin yang dibuat di dalam hati Anda.Inilah tindakan awal, bukan sesuatu yang dapat ditunda sampai Anda dewasa secara rohani. Salah satu syarat yang Alkitabiah adalah bahwa Anda percaya.

Dalam Perjanjian Baru, orang-orang dibaptis ketika mereka percaya. Pada hari Pentakosta, 3.000 orang dibaptis pada hari yang sama ketika mereka menerima Kristus. Di tempat lain, seorang pembesar Etiopia, dibaptis di tempat di mana dia bertobat, dan Paulus serta Silas membaptis penjaga penjara dan keluarganya pada tengah malam. Tidak ada baptisan yang ditunda dalam Perjanjian Baru. Jika Anda belum dibaptis sebagai sebuah ekspresi iman Anda di daalm Kristus, lakukanlah sesegera mungkin, seperti yang Yesus perintahkan.

HAK ISTIMEWA TERBESAR BAGI KEHIDUPAN

Alkitab mengatakan, "Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; inilah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara." Biarkan kebenaran yang luar biasa in sepenuhnya dipahami. Anda adalah bagian dari keluarga Allah dan karena Yesus manjadikan Anda kudus, Allah bangga akan Anda! Kata-kata Yesus tidak mungkin keliru: "Lalu katanya sambil nenunjuk ke arah murid-murid-Nya: 'Ini ibu-Ku dan saudarasaudara-Ku! Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." Masuk dalam keluarga Allah merupakan kehormatan tertinggi dan hak istimewa terbesar yang bisa Anda terima. Tidak ada hal lain yang dapat menandingi. Kapanpun Anda merasa tidak berarti, tidak dikasihi, atau tidak aman, ingatlah milik siapakah Anda. Masuk dalam keluarga Allah merupakan kehormatan tertinggi dan hak istimewa terbesar yang bisa Anda terima.

HARI KELIMA BELAS
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA

Pokok untuk Direnungkan: Saya dibentuk untuk keluarga Allah.

Ayat untuk dihafal: "Rencana-Nya yang tidak pernah berubah sejak semula ialah mengangkat kita menjadi keluarga-Nya sendiri dengan membawa kita kepada Diri-Nya melalui Yesus Kristus." Efesus 1:5a (NLT)

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Bagaimana saya bisa mulai memperlakukan orang-orang percaya lainnya seperti anggota-anggota keluarga saya sendiri?
 
16

Hal yang Paling Penting

Tidak peduli apa yang aku katakan, apa yang aku yakini, dan apa yang aku
lakukan , tanpa kasih aku gagal.

1 Korintus 13:3b (Msg)

Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya.
Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih,
sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.

2 Yohanes 1:6​

Kasih sangat penting dalam kehidupan.

Karena Allah adalah kasih, pelajaran terpenting yang Dia ingin Anda pelajari di dunia adalah bagaimana mengasihi. Di dalam mengasihilah kita dapat menyerupai Dia, sebab kasih merupakan dasar dari semua perintah yang Dia berikan kepada kita: "Sebab seluruh hukum Taurat dapat disimpulkan dalam satu perintah, 'kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri' "

Belajar mengasihi tanpa memikirkan diri sendiri bukan pelajaran yang mudah. Hal ini bertentangan dengan sifat kita yang mementingkan diri sendiri. Itulah sebabnya kita diberi waktu seumur hidup untuk mempelajarinya. Tentu saja Allah ingin agar kita mengasihi semua orang, tetapi yang terutama adalah agar kita belajar mengasihi sesama anggota keluarga-Nya. Seperti yang telah Anda lihat; inilah tujuan kedua bagi kehidupan Anda. Petrus menasihatkan, "Kasihilah saudara-saudaramu sesama Kristen." Paulus mengulangi sikap ini: "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman."

Mengapa Allah mendesak kita untuk memberikan kasih dan perhatian yang khusus kepada sesama orang percaya? Mengapa mereka mendapatkan prioritas dalam kasih? Karena Allah ingin keluarga-Nya dikenal melalui kasihnya lebih dari melalui hal lainnya. Yesus berkata kasih kita kepada sesama, bukan keyakinan doktrinal kita, merupakan kesaksian terbesar kita bagi dunia. Dia berkata, "Kasih kalian yang teguh seorang kepada yang lain akan membuktikan kepada dunia ini, bahwa kalian adalah muridmurid-Ku."

Di surga kita akan menikmati keluarga Allah selamanya, tetapi terlebih dahulu kita memiliki suatu pekerjaan berat yang harus dilakukan di bumi ini untuk mempersiapkan diri kita menghadapi keadaan di mana tindakan mengasihi akan bersifat kekal. Allah melatih kita dengan memberi kita "tanggung jawab keluarga," dan yang terpenting dari semua ini adalah mempraktekkan tindakan saling mengasihi. Allah ingin agar Anda berada dalam persekutuan yang akrab dan terus menerus dengan sesama orang percaya sehingga Anda bisa mengembangkan keterampilan mengasihi. Kasih tidak bisa dipelajari dalam keterasingan. Anda harus berada di sekitar orang-orang yang menjengkelkan, yang tidak sempurna, dan yang mengecewakan. Melalui persekutuan kita belajar tiga kebenaran penting.

KEHIDUPAN PALING BAIK DIJALANI DENGAN KASIH

Kasih seharusnya menjadi prioritas utama, tujuan utama, dan ambisi terbesar Anda. Kasih bukanlah bagian yang baik saja dari kehidupan Anda; kasih merupakan bagian terpenting. Alkitab mengatakan, "Kejarlah kasih itu" Tidaklah cukup mengatakan, "Salah satu hal yang aku inginkan di dalam kehidupan adalah mengasihi," seolah-olah hal tersebut ada dalam daftar sepuluh hal terpenting Anda. Dalam kehidupan Anda, hubungan harus mendapatkan prioritas di atas segalanya. Mengapa?

Kehidupan tanpa kasih benar-benar tidak berharga. Paulus memberikan pendapat ini: "Tidak peduli apa yang aku katakan, apa yang aku yakini, dan apa yang aku lakukan, tanpa kasih aku gagal."
Sering kali kita bertindak seolah-olah hubungan adalah sesuatu yang harus diselipkan dalam jadwal kita. Kita berbicara tentang mencari waktu untuk anak-anak kita atau meluangkan waktu bagi orang-orang dalam kehidupan kita. Ini memberi kesan bahwa hubungan hanyalah bagian dari kehidupan kita bersama dengan banyak tugas lainnya. Tetapi Allah berkata hubungan ialah kehidupan itu sendiri.

Empat dari sepuluh peritah Allah berkaitan dengan hubungan kita dengan Allah, sementara enam lainnya berkaitan dengan hubungan kita dengan sesama. Tetapi seluruh perintah Allah tersebut adalah mengenai hubungan! Belakangan Yesus meringkas hal yang paling penting bagi Allah dalam dua pernyataan: kasihilah Allah dan kasihilah sesama. Dia berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu.. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Setelah belajar mengasihi Allah (penyembahan), belajar mengasihi sesama adalah tujuan kedua dalam kehidupan Anda.

Hubungan, bukan prestasi atau harta benda, tetapi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Jadi mengapa kita membiarkan hubungan kita hanya mendapatkan sedikit perhatian? Ketika jadwal kita menjadi terlalu padat, kita mulai menyaring hubungan, mengurangi pemberian waktu, tenaga, dan perhatian yang diperlukan dalam membangun hubungan yang penuh kasih. Apa yang terpenting bagi Allah digantikan oleh apa yang mendesak.

Kesibukan adalah musuh besar bagi hubungan. Kita dikuasai oleh pekerjaan mencari nafkah, melakukan tugas-tugas kita, membayar rekening-rekening, dan menyelesaikan berbagai hal seolah-olah tugas-tugas ini merupakan tujuan hidup. Bukan! Tujuan hidup adalah belajar mengasihi, yaitu mengasihi Allah dan sesama.Kehidupan tanpa kasih sama dengan nihil.

Kasih akan berlangsung selamanya. Alasan lain Allah menyuruh kita untuk menjadikan kasih sebagai prioritas utama kita karena kasih itu kekal: "Tiga hal ini akan terus ada selamanya: iman, pengharapan, dan kasih. Dan yang terbesar di antara ketiganya adalah kasih" Kasih meninggalkan suatu warisan. Bagaimana Anda memperlakukan orang lain, bukannya kekayaan atau keberhasilan Anda, merupakan pengaruh yang dapat bertahan lama, yang bisa Anda tinggalkan sebagai warisan. Seperti yang Bunda Teresa katakan, "Bukan apa yang Anda kerjakan, melainkan seberapa besar kasih yang Anda curahkan pada pekerjaan itulah yang penting." Kasih adalah rahasia warisan kekal.

Saya telah mendampingi banyak orang pada saat-saat terakhir mereka, ketika mereka berdiri di pinggir kekekalan, dan saya tidak pernah mendengar seorang pun berkata, "Bawa kemari ijazah-ijazahmu! Aku ingin melihatnya sekali lagi. Tunjukkan padaku penghargaan-penghargaanku, medali-medali, arloji emas yang diberikan kepadaku." Ketika kehidupan di dunia akan berakhir, manusia tidak minta dikelilingi oleh benda-benda. Yang kita ingin ada di sekeliling kita adalah orang-orang, yakni orang-orang yang kita kasihi dan yang memiliki hubungan dengan kita.

Pada saat-saat terakhir kita, semua kita menyadari bahwa hubungan sangat penting dalam kehidupan. Bijaksanalah orang yang mempelajari kebenaran tersebut lebih awal dan tidak terlambat. Jangan menunda sampai mendekati ajal baru Anda memahami bahwa tidak ada yang lebih penting dari hubungan.

Kita akan dievaluasi berdasarkan kasih kita. Alasan ketiga untuk menjadikan belajar mengasihi sebagai tujuan hidup kita adalah karena kita akan dinilai berdasarkan kasih di dalam kekekalan. Salah satu cara Allah mengukur kedewasaan rohani adalah dengan kualitas hubungan kita. Di surga Allah tidak akan berkata, "Ceritakan pada-Ku tentang kariermu, tabunganmu, dan hobimu." Sebaliknya Allah akan meninjau bagaimana Anda memperlakukan oramg lain, khususnya orang-orang yang membuthkan pertolongan. Yesus berkata bahwa cara mengasihi Dia adalah dengan mengasihi keluarga-Nya dan memperhatikan kebutuhan sehari-hari mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."

Ketika Anda masuk dalam kekekalan, Anda akan meninggalkan segala sesuatu. Satu-satunya yang Anda bawa hanyalah karakter Anda. Itulah sebabnya Alkitab berkata, "Yang penting hanyalah percaya kepada Kristus, dan itu nyata dalam kasih kita kepada orang lain." Karena itu saya menyarankan agar ketika Anda bangun setiap pagi, Anda berlutut di sisi tempat tidur Anda, atau duduk di tepinya, dan berdoa begini: "Allah apapun yang aku kerjakan hari ini, aku ingin memastikan bahwa aku menggunakan waktu untuk mengasihi-Mu dan mengasihi orang lain, karena inilah inti kehidupan. Aku tidak ingin menyia-nyiakan hari ini." Untuk apa Allah memberi Anda hari lain jika Anda akan menyia-nyiakannya.

KASIH PALING BAIK DIEKSPRESIKAN DENGAN WAKTU

Pentingnya sesuatu bisa diukur dari berapa banyak waktu yang kita rela investasikan di dalamnya. Semakin banyak waktu yang Anda berikan untuk sesuatu, semakin besar Anda menunjukkan pentungnya dan nilainya bagi Anda. Jika Anda ingin mengetahui prioritas-prioritas seseorang, lihat saja pada bagaiman mereka menggunakan waktu mereka.

Waktu merupakan pemberian Anda yang paling berharga, karena Anda hanya memiliki waktu yang terbatas. Anda bisa membuat lebih banyak uang, tetapi Anda tidak bisa membuat lebih banyak waktu. Ketika Anda memberi sesorang waktu Anda, Anda sedang memberi mereka satu bagian dari kehidupan Anda yang tidak akan pernah Anda dapatkan kembali. Waktu Anda adalah kehidupan Anda. Itulah sebabnya mengapa pemberian terbesar yang bisa Anda berikan seseorang ialah waktu Anda.

Tidaklah cukup mengatakan bahwa hubungan itu penting: kita harus membuktikannya dengan menginvestasikan waktu di dalam hubungan. Kata-kata saja tidak ada artinya. "Anak-anak-Ku kasih kita hendaknya bukan hanya berupa kata-kata dan omongan, melainkan harus kasih sejati yang ditunjukkan dengan tindakan." Hubungan membutuhkan waktu dan usaha.

Inti dari kasih bukanlah apa yang kita pikirkan atau kerjakan atau berikan kepada orang lain, melainkan seberapa banyak kita memberikan diri kita sendiri. Kaum pria, khususnya sering kali tidak memahami hal ini. Banyak pria berkata kepada saya, "Saya tidak memahami istri dan anak-anak saya. Saya memberikan segala yang mereka butuhkan. Apalagi yang mereka inginkan?" Mereka menginginkan Anda! Mata Anda, telinga Anda, waktu Anda, perhatian Anda, kehadiran Anda, fokus Anda - waktu Anda. Tidak ada yang bisa menggantikannya. Pemberian karena kasih yang paling diinginkan bukanlah permata atau bunga mawar atau coklat melainkan Perhatian yang terfokus. Kasih begitu terpusat kepada oran lain sehingga Anda melupakan diri Anda pada saat tersebut. Perhatian berkata: "Saya menghargaimu dengan memberimu harta saya yang paling berharga yaitu waktu saya." Kapanpun Anda memberikan waktu Anda, Anda sedang membuat suatu pengorbanan, dan pengorbanan ialah inti dari kasih. Yesus memberikan teladan ini: "Kasihilah orang lain dengan mengikuti teladan Kristus yang mengasihi saudara, dan yang memberikan diri-Nya kepad Allah sebagai suatu kurban yang menghilangkan dosa saudara."

Anda bisa memberi tanpa mengasihi, tetapi Anda tidak mungkin mengasihi tanpa memberi. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Dia telah mengaruniakan..." Kasih berarti memberi, yaitu menyerahkan kesenangan, kenyamanan, sasaran, rasa aman, uang, tenaga, atau waktu saya demi kebaikan orang lain.

WAKTU TERBAIK UNTUK MENGASIHI ADALAH SEKARANG

Kadang-kadang penangguhan merupakan jawaban yang bisa dibenarkan untuk suatu tugas sepele. Tetapi karena kasih adalah hal terpenting, kasih mendapat prioritas utamma. Alkitab menekankan hal ini berulang kali. Alkitab berkata, "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah berbuat baik kepada semua orang." "Gunakan setiap kesempatan yang kamu miliki untuk berbuat baik." "Jika kau mempunyai kemampuan untuk berbuat baik kepada orang yang memerlukan kebaikanmu, janganlah menolak untuk melakukan hal itu. Janganlah menyuruh sesamamu sampai besok, kalau pada saat ini juga engkau dapat menolongnya." Mengapa sekarang merupakan waktu yang terbaik untuk mengekspresikan kasih? Karena Anda tidak akan tahu berapa lama Anda memiliki kesempatan itu. Keadaan dapat berubah. Orang-orang meninggal. Anak-anak bertumbuh. Anda tidak memiliki jaminan tentang hari esok. Jika Anda ingin mengekspresikan kasih, sebaiknya Anda lakukan sekarang. Menyadari bahwa suatu hari Anda akan berdiri di hadapan Allah, di sini ada beberapa perrtanyaan yang perlu Anda pertimbangkan. Bagaimana Anda akan menjelaskan tentang waktu-waktu di mana proyek atau hal-hal lain lebih penting bagi Anda ketimbang orang lain? Dengan siapakah Anda perlu mulai menggunakan lebih banyak waktu bersama? Apa yang perlu Anda buang dari jadwal Anda untuk memungkinkan hal ersebut? Pengorbanan apa yang perlu Anda lakukan?

Kehidupan paling baik dijalani dengan kasih. Kasih paling baik diekspresikan dengan waktu. Waktu terbaik untuk mengasihi adalah sekarang.


HARI KEENAM BELAS
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA

Pokok untuk Direnungkan: Kasih sangat penting dalam kehidupan.

Ayat untuk dihafal: "Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam seluruh firman ini, yaitu: 'Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!' " Galatia 5:14

Petanyaan untuk Dipikirkan
: Secara jujur, apakah hubungan menjadi prioritas utama saya? Bagaimana saya bisa memastikan bahwa hubungan memang prioritas utama saya?
 
17

Tempat Untuk Menjadi
Anggota


Saudara bukan lagi orang asing..., melainkan
anggota keluarga Allah serta warga kerajaan Allah
bersama-sama dengan orang Kristen yang lain

Efesus 2:19b (FAYH)

Keluarga Allah adalah jemaat Allah yang hidup,
penopang dan dasar kebenaran.

I Timotius 3:15b (GWT)​


Anda dipanggil untuk menjadi anggota keluarga Allah, bukan hanya percaya. Bahkan di dalam lingkungan yang sempurna dan tanpa dosa di Eden, Allah berkata, "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja." Kita diciptakan untuk bermasyarakat, dibuat untuk bersekutu, dan dibentuk untuk berkeluarga, dan tidak seorang pun yang bisa memenuhi tujuan-tujuan secara sendirian. Alkitab tidak mengenal adanya orang-orang kudus atau pertapa rohani yang hidup terpisah dari orang-orang percaya lainnya dan menghilang dari persekutuan. Alkitab mengatakan kita merupakan satu tubuh, rapih tersusun, turut dibangunkan, turut menjadi anggota-anggota tubuh, ahli-ahli waris, diikat menjadi satu, ditunjang menjadi satu, dan akan diangkat bersama-sama. Anda tidak lagi berdiri sendiri.

Meskipun hubungan Anda dengan Kristus bersifat pribadi, Allah tidak pernah bermaksud menjadikannya terpisah. Dalam keluarga Allah, Anda dihubungkan dengans emua orang percaya lainnya, dan kita akan saling memiliki untuk selamanya. Alkitab berkata, "Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah sattu tubuh di dalam Kristus;tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain."

Mengikut Kristus berarti menjadi anggota, bukan sekadar percaya. Kita adalah anggota-anggota Tubuh-Nya, yaitu Gereja. C.S Levis menyebutkan bahwa kata keanggotaan berasal dari Gereja, tetapi dunia telah menghilangkan makna asalnya. Toko-toko menawarkan potongan harga pada "para anggota," dan iklan-iklan menggunakan nama anggota untuk membuat daftar surat-menyurat. Di dalam gereja keanggotaan sering kali dikurangi maknanya menjadi sekadar menambahkan nama Anda pada suatu daftar, tanpa persyaratan atau harapan-harapan.

Bagi Paulus, menjadi "anggota" gereja berarti manjadi organ penting dari suatu tubuh yang hidup, suatu bagian yang sangat diperlukan dan saling terkait dari Tubuh Kristus. Kita perlu menemukan kembali dan menerapkan arti keanggotaan menurut Alkitab. Gereja adalah suatu tubuh, bukan bangunan; suatu organisme, bukan organisasi.

Agar organ-organ tubuh Anda memenuhi tujuannya, organ-organ tersebut harus dihubungkan dengan tubuh Anda. Hal yang sama berlaku bagi Anda sebagai bagian dari Tubuh Kristus. Anda diciptakan untuk satu peran khusus, tetapi Anda akan kehilangan tujuan kedua dari kehidupan Anda ini jika Anda tidak melekat pada sebuah gereja lokal. Anda akan menemukan peran Anda di dalam kehidupan melalui hubungan-hubungan Anda dengan orang lain. Alkitab mengajarkan, "Setiap bagian mendapatkan maknanya dari tubuh secara keseluruhan, bukan sebaliknya. Tubuh yang sedang kita bicarakan adalah Tubuh Kristus yang terdiri dari umat pilihan. Masing-masing kita menemukan makna dan kegunaan kita sebagai bagian dari Tubuh-Nya. Tetapi sebagai jari tangan ataui jari kaki yang terpotong, kita tidak akan bisa berbuat banyak, bukan?"

Jika sebuah organ dipisahkan dari tubuhnya, organ tersebut akan melemah dan mati. Organ tersebut tidak bisa hidup dari dirinya sendiri, demikian juga dengan Anda. Terpisah dan terpotong dari sumber hidup berupa gereja lokal, kehidupan rohani Anda akan melemah dan akhirnya mati. Karena itu, gejala pertama dari kemunduran rohani biasanya adalah tidak teratur menghadiri kebaktian ibadah dan pertemuan umat percaya lainnya. Bilamana Anda meremehkan persekutuan, segala sesuatu lainnya menjadi mundur.

Keanggotaan di dalam keluarga Allah itu penting dan bukan sesuatu yang kadang-kadang bisa diabaikan. Gereja merupakan rencana Allah bagi dunia. Yesus berkata, "Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." Gereja tidak dapat dihancurkan dan akan terus ada selamanya. Gereja akn terus ada di alam semesta, begitu juga peranan Anda di dalamnya. Orang yang berkata, "Saya tidak membutuhkan Gereja," adalah orang yang sombong atau bodoh. Gereja begitu penting sehingga Yesus mati di kayu salib baginya. "Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya."

Alkitab menyebut Gereja "Pengantin Kristus" dan "tubuh Kristus." Saya tidak bisa membayangkan suatu perkataan kepada Yesus, "Aku mengasihi-Mu, teetapi aku tidak menyukai mempelai-Mu." Atau "Aku menerima-Mu, tetapi aku menolak tubuh-Mu." Tetapi hal ini kita lakukan ketika kita menolak ataui merendahkan atau mengeluh tentang Gereja. Sebaliknya Allah memerintahkan kita untuk mengasihi Gereja seperti Yesus mengasihinya. Alkitab mengatakan, "Kasihilah saudarasaudaramu sesama Kristen." Sayangnya, banyak orang Kristen memanfaatkan Gereja tetapi tidak mengasihinya.

PERSEKUTUAN LOKAL ANDA

Kecuali untuk beberapa contoh penting yang mengacu pada seluruh orang percaya di sepanjang sejarah, hampir setiap kali kata gereja digunakan di dalam Alkitab, kata tersebut menunjuk pada sebuah jemaat lokal tertentu. Perjanjian Baru mengungkapkan keanggotaan di dalam sebuah jemaat lokal. Orang-orang Kristen yang bukan anggota persekutuan lokal hanyalah orang-orang terkena disiplin gereja, yakni orang-orang yang dikeluarkan dari persekutuan karena dosa besar yang diketahui umum.

Alkitab mengatakan bahwa seorang Kristen tanpa sebuah gereja adalah seperti satu organ tanpa tubuh, seekor domba tanpa kawanan, atau seorang anak tanpa keluarga. Hal tersebut merupakan keadaan yang tidak wajar. Alkitab berkata, "Sekarang saudara...anggota keluarga Allah...bersama-sama dengan orang Kristen yang lain."

Budaya individualisme yang bebas pada zaman ini telah menghasilkan banyak yatim piatu rohani, "orang-orang percaya kelinci" yang melompat-lompat dari satu gereja ke gereja lainnya tanpa identitas, tanggung jawab, atau komitmen. Banyak orang yakin bahwa seseorang bisa menjadi seorang "Kristen yang baik" tanpa bergabung (atau bahkan menghadiri) sebuah gereja lokal, tetapi Allah akan sangat menolak hal itu. Alkitab memberikan banyak alasan yang kuat agar orang mengikatkan diri dan aktif di dalam sebuah persekutuan lokal.

MENGAPA ANDA MEMBUTUHKAN SEBUAH KELUARGA
GEREJA


Sebuah keluarga gereja menunjukkan bahwa Anda adalah sungguh-sungguh orang percaya. Saya tidak bisa menyatakan diri sebagai pengikut Kristus jika saya tidak terikat pada satu kelompok pemuridan tertentu. Yesus berfirman, "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Bila kita bersatu di dalam kasih sebagai sebuah keluarga gereja dari latar belakang, ras, dan status sosial yang berbeda, hal tersebut merupakan kesaksian yang sangat kuat bagi dunia. Anda bukanlah tubuh Kristus yang dapat berdiri sendiri. Anda membutuhkan orang lain untuk mewujudkannya. Bersama-sama, bukan terpisah, kita merupakan Tubuh-Nya.

Sebuah keluarga gereja membebaskan Anda dari keterasingan karena mementingkan diri sendiri. Gereja lokal merupakan ruang kelas untuk belajar bagaimana bergaul dengan baik di dalam keluarga Allah. Gereja merupakan laboratorium untuk menerapkan kasih yang penuh perhatian dan tidak mementingkan diri sendiri. Sebagai anggota yang aktif Anda belajar untuk memperhatikan orang lain dan ikut merasakan pengalaman orang lain: "Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita, jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita." Hanya di dalam hubungan yang terus-menerus dengan orang percaya yang biasa dan yang tidak sempurna, kita bisa mengenal persekutuan yang sesungguhnya dan mengalami kebenaran Perjanjian Baru tentang saling berhubungan dan saling bergantung.

Persekutuan yang alkitabiah berarti terikat satu dengan yang lain seperti kita terikat dengan Yesus Kristus. Allah mengharapkan agar kita memberikan hidup kita satu kepada yang lain. Banyak orang Kristen yang mengetahui Yohanes 3:16 tidak menyadari akan I Yohanes 3:16: "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus,yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita: jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." Inilah jenis kasih yang berkorban yang Allah ingin Anda tunjukkan kepada orang-orang percaya lainnya, yaitu suatu kesediaan untuk mengasihi mereka dengan cara yang sama seperti Yesus mengasihi Anda.

Sebuah keluarga gereja membantu Anda mengembangkan otot-otot rohani. Anda tidak akan pernah bertumbuh menuju kedewasaan hanya dengan menghadiri ibadah dan menjadi jemaat yang pasti. Hanya keikutsertaan dalam kehidupan penuh dari gereja lokallah yang akan membangun otot rohani. Alkitab berkata, "Ketika masing-masing bagian melakukan pekerjaan khususnya, ia akan menolong bagian lainnya untuk bertumbuh, sehingga seluruh tubuh sehat dan bertumbuh dan penuh dengan kasih."

Lebih dari lima puluh kali di dalam Perjanjian Baru frase :saling" atau "seorang akan yang lain" digunakan. Kita saling diperintahkan untuk mengasihi seorang akan yang lain, saling mendoakan, saling menguatkan, saling menasihati, memberi salam seorang kepada yang lain, layanilah seorang akan yang lain, mengajar seorang akan yang lain, saling menerima, saling hormat, bertolong-tolongan menanggung beban, saling mengampuni, rendahkan diri seorang kepada yang lain, dan banyak tugas bersama lainnya. Inilah keanggotaan menurut Alkitab! Inilah "tanggung jawab keluarga" Anda yang Allah harapkan agar Anda penuhi melalui persekutuan lokal. Bersama siapa Anda melakukan hal-hal ini? Mungkin terasa lebih mudah untuk menjadi suci ketika tidak ada orang lain di sekeliling yang akan menganggu Kesenangan-kesenangan Anda, tetapi itu adalah kesucian yang palsu dan tidak teruji. Keterasigan menghasilkan kebohongan: mudah untuk membodohi diri kita sendiri dengan mengira bahwa kita menjadi dewasa jika tidak ada seorang pun yang menantang kita. Kedewasaan yang sejati muncul dalam menjalin hubungan. Kita tidak hanya membutuhkan Alkitab untuk bertumbuh, kita memerlukan orang-orang percaya lainnya. Kita bertumbuh lebih cepat dan kuat dengan saling belajar dan bertanggung jawab. Ketika orang lain membagikan apa yang Allah ajarkan pada mereka: saya juga belajar dan bertumbuh.

Tubuh Kristus membutuhkan Anda. Allah memberikan peran yang unik untuk Anda mainkan di dalam keluarga-Nya. Inilah yang disebut "pelayanan"', dan Allah telah memberi Anda karunia-karunia untuk tugas ini: "Karunia rohani diberikan kepada setiap kita sebagai alat untuk menolong seluruh gereja" Persekutuan lokal Anda adalah tempat yang Allah rancang bagi Anda untuk menemukan, mengembangkan, dan memakai karuniakarunia Anda. Anda juga mungkin memiliki pelayanan yang lebih luas, tetapi hal tersebut merupakan tambahan untuk pelayanan Anda dalam tubuh lokal. Yesus tidak berjanji untuk membangun pelayanan Anda; Dia berjanji untuk membangun gereja-Nya.

Anda menjadi bagian dalam misi Kristus di dunia. Pada saat Yesus hidup di bumi, Allah bekerja melalui tubuh jasmani Kristus; sekarang Dia menggunakan tubuh rohani-Nya. Gereja adalah alat Allah di bumi. Kita bukan hanya meneladanin kasih Allah dengan saling mengasihi; kita harus membawa kasih Allah bersama-sama kepada seluruh dunia ini. Ini merupakan hak istimewa yang luar biasa yang telah diberikan kepada kita semua. Sebagai anggota Tubuh Kristus, kita merupakan tangan-Nya, kaki-Nya, mata-Nya, dan hati-Nya. Dia bekerja melalui kita di dunia. Kita masing-masing memiliki peran untuk dilakukan. Paulus memberitahu kita, "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."

Sebuah keluarga gereja akan membantu menjaga Anda dari kemunduran. Tidak seorangpun dari kita kebal terhadap pencobaan. Dalam situasi yang tepat, saya dan Anda bisa berbuat dosa apa saja. Allah mengetahui hal ini, sehingga Dia memberi kita sebagai individu tanggung jawab untuk saling menjaga agar tetap berada di jalur. Alkitab berkata, "Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari...supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa." "Uruslah urusanmu sendiri" bukanlah kata-kata kristiani.

Kita dipanggil dan diperintahkan untuk terlibat dalam kehidupan orang-orang percaya lainnya. Ketika Anda mengetahui seseorang sedang menyimpang secara rohani sekarang, menjadi tanggung jawab Anda untuk pergi kepada mereka dan membawa mereka kembali di dalam persekutuan. Yakobus memberitahu kita, "Jika kamu mengetahui orang-orang yang telah menyimpang dari kebenaran Allah, janganlah menolak mereka. Pergilah kepada mereka. Bawalah mereka kembali."

Manfaat lain dari gereja lokal adalah bahwa gereja lokal tersebut juga menyediakan perlindungan rohani dari pemimpin-pemimpin yang saleh. Allah memberi para gembala tanggung jawab untuk menjaga, melindungi, mempertahankan, dan memperhatikan kesejahteraan rohani dari kawanan domba-Nya. Kita diberi tahu, "Sebab mereka selalu memperhatikan jiwamu, dan mereka harus bertanggung jawab kepada Allah."

Iblis menyukai orang-orang percaya yang mundur, yang memisahkan diri dari Tubuh, terpisah dari keluarga Allah, dan tidak lagi menjadi tanggung jawab pemimpin-pemimpin rohani, karena Iblis tahu mereka tidak memiliki pertahanan dan tidak berdaya melawan taktiknya.

SEMUANYA ADA DI DALAM GEREJA

Dalam buku saya Pertumbuhan Gereja Masa Kini, saya menjelaskan bagaimana menjadi bagian dari sebuah gereja yang sehat itu penting, untuk menjalani kehidupan yang sehat. Saya harap Anda membaca buku tersebut juga, karena buku tersebut akan membantu Anda memahami bagaimana Allah merancang Gereja-Nya secara khusus untuk membantu Anda memenuhi kelima tujuan yang Dia miliki bagi kehidupan Anda. Allah membuat Gereja untuk memenuhi kelima kebutuhan terdalam Anda: yakni suatu tujuan untuk hidup bersama, prinsip-prinsip untuk dijalani, profesi untuk dikerjakan, dan kuasa untuk bertahan hidup. Tidak ada tempat lain di dunia ini di mana Anda bisa menemukan kelima hal ini dalam satu tempat.

Tujuan-tujuan Allah bagi Gereja-Nya identik dengan kelima tujuan-Nya bagi Anda. Penyembahan membantu Anda memusatkan perhatian kepada Allah; persekutuan membantu Anda untuk menghadapi masalah-masalah kehidupan; pemuridan membantu menguatkan iman Anda; pelayanan membantu Anda menemukan talenta-talenta Anda; penginjilan membantu memenuhi misi Anda. Tidak ada apapun di bumi seperti Gereja!

PILIHAN ANDA

Ketika seorang anak dilahirkan, dia secara otomatis menjadi bagian dari keluarga umat manusia universal. Tetapi anak tersebut juga perlu menjadi anggota dari sebuah anggota keluarga tertentu untuk menerima perawatan dan perhatian serta bertumbuh sehat dan kuat. Hal yang sama berlaku secara rohani. Pada saat Anda dilahirkan kembali, secara otomatis Anda menjadi bagian dari keluarga Allah universal, tetapi Anda juga perlu menjadi anggota dari perwujudan keluarga Allah secara lokal.

Perbedaan antara menjadi seorang yang menghadiri sebuah gereja dan seorang anggota gereja ialah komitmen. Orang-orang yang hadir adalah penonton-penonton dari garis pembatas; anggota-anggota terlibat dalam pelayanan. Orang-orang yang hadir adalah konsumen; anggota adalah kontributor. Orang-orang yang hadir menginginkan manfaat-manfaat dari sebuah gereja tanpa bertanggung jawb. Mereka seperti pasangan yang ingin hidup bersama tanpa terikat dalam suatu pernikahan. Mengapa bergabung dengan sebuah keluarga gereja lokal itu penting? Karena hal tersebut membuktikan bahwa Anda terikat dengan saudar-saudar rohani Anda secara nyata, bukan hanya dalam teori. Allah ingin agar Anda mengasihi orang-orang yang sesungguhnya, bukan orang-orang yang ideal. Anda bisa menghabiskan seumur hidup mencari gereja yang sempurna, tetapi Anda tidak akan pernah menemukannya. Anda dipanggil untuk mengasihi orang-orang berdosa yang tidak sempurna, sama seperti Allah mengasihi mereka.

Dalam Kisah Para Rasul, orang-orang Kristen di Yerusalem sangat spesifik dalam komitmen mereka satu sama lain. Mereka setia pada persekutuan. Alkitab berkaat, "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa." Allah mengharapkan agar Anda hal-hal yang sama sekarang. Kehidupan Kristen bukan sekadar komitmen kepada Kristus saja; kehidupan Kristen juga meliputi komitmen kepada orang-orang Kristen lainnya. Orang-orang Kristen di Makedonia memahami hal ini. Paulus berkata, "Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami." Menjadi anggota sebuah gereja lokal merupakan langkah wajar berikutnya begitu Anda menjadi anak Allah. Anda menjadi seorang Kristen dengan menyerahkan diir Anda kepada kristus, tetapi Anda menjadi anggota gereja dengan menyerahkan diri Anda kepada sebuah kelompok orang percaya tertentu. Keputusan yang pertama membawa keselamatan; keputusan yang kedua membawa persekutuan.

HARI KETUJUH BELAS
BERPIKIR TENTANG TUJHUAN SAYA


Pokok untuk Direnungkan: Saya dipanggil untuk menjadi anggota gereja bukan hanya menjadi orang percaya.

Ayat untuk dihafal: "Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita mesing-masing adalah anggota yang seorang tehadap yang lain." Roma 12:5

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Apakah tingkat keterlibatan saya dalam gereja lokal menunjukkan bahwa saya mengasihi dan terikat pada keluarga Allah?
 
18

Menjalani Kehidupan
Bersama-sama

Kamu masing-masing adalah bagian dari tubuh
Kristus, dan kamu dipilih untuk hidup bersama di
dalam damai sejahtera.

Kolose 3:15 (CEV)​

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila
saudara-saudara berdiam dengan rukun!

Mazmur 133:1

Kehidupan dimaksudkan untuk dijalani bersama. Allah menghendaki agar kita menjalani kehidupan bersama-sama. Alkitab mnyebut pengalaman bersama ini sebagai persekutuan. Namun, sekarang kata ini telah kehilangan sebagian besar makna alkitabiahnya. "Persekutuan" sekarang biasanya berarti obrolan biasa, sosialisasi, makanan, dan kegembiraan. Pertanyaan "Dimana Anda bersekutu?" berarti "Dimana Anda masuk gereja?" "Tinggalah dulu sesudah selesai untukn persekutuan" biasanya berarti "Tunggulah untuk menikmati makanan ringan."

Persekutuan yang sesungguhnya jauh lebih dari sekadar muncul pada kebaktian. Persekutuan yang sesungguhnya adalah menjalani kehidupan bersama-sama. Persekutuan termasuk mengasihi dengan jujur, melayani secara praktis, memberi dengan berkorban, menghibur dengan penuh simpati, dan semua perintah "salng" lainnya yang terdapat di dalam Perjanjian Baru. Kalau tentang persekutuan, ukuran berpengaruh: Lebih kecil lebih baik. Anda bisa menyembah bersama suatu kerumunan prang , tetapi Anda tidak bisa bersekutu dengan sekerumunan orang. Ketika sebuah kelompok menjadi lebih besar dari 10 orang, seseorang akan berhenti ambil bagian, biasanya orang yang paling diam, dan beberapa orang akan mendominasi kelompok tersebut. Yesus melayani dalam konteks sebuah kelompok kecil para murid. Dia bisa memilih lebih banyak, tetapi Dia tahu bahwa dua belas merupakan ukuran maksimum yang bisa kita miliki dalam sebuah kelompok kecil bila kita ingin setiap orang bisa ambil bagian.

Tubuh Kristus seperti tubuh Anda sendiri, benar-benar merupakan kumpulan dari banyak sel kecil. Kehidupan Tubuh Kristus, seperti tubuh Anda, terkandung dalam sel-sel itu. Karena alasan ini, semua orang Kristen perlu terlibat di dalam sebuah kelompok kecil di dalam gereja mereka, entah itu kelompok persekutuan rumah, sebuah kelas Sekolah Minggu, atau sebuah pendalaman Alkitab. Di sinilah suatu persekutuan yang sesungguhnya berlangsung, bukan di dalam perkumpulan besar. Jika Anda menganggap gereja Anda seperti sebuah kapal, kelompok-kelompok kecil adalah sekoci-sekoci penyelamat yang melekat di kapal tersebut.

Allah telah membuat janji yang luar biasa berkaitan dengan kelompok-kelompok kecil orang percaya: "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Sayangnya, berada di dalam sebuah kelompok kecil sekalipun tidak menjamin bahwa Anda akan mengalami persekutuan yang sesungguhnya. Banyak kelas sekolah minggu dan kelompok kecil terjebak dalam kedangkalan dan tidak memiliki petunjuk tentang bagaimana rasanya mengalami persekutuan yang sejati. Apa perbedaan antara persekutuan yang sejati dan yang palsu?

Dalam persekutuan yang sejati, orang mengalami otentisitas. Persekutuan yang otentik bukan obrolan basa-basi yang dangkal. Persekutuan tersebut merupakan tindakan berbagi pengalaman secara sungguh-sungguh dari hati ke hati, kadang-kadang sampai tingkat yang paling dalam. Persekutuan yang otentik terjadi ketika orang-orang bersikap jujur mengenai siapa mereka dan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan mereka. Mereka menceritakan luka-luka hati mereka, menyatakan perasaan-perasaan mereka, mengakui kegagalan mereka, mengungkapkan kebimbagan mereka, mengakui ketakutan mereka, mengakui kelemahan mereka, dan meminta bantuan serta doa.

Otentisitas merupakan kebalikan dari apa yang Anda temukan dalam beberapa gereja. Bukannya suatu suasana penuh kejujuran dan kerendahan hati, yang ada adalah kepura-puraan, sandiwara, permainan politik, dan kesopana palsu serta percakapan yang dangkal. Orang-orang memakai kedok, menggunakan tameng, dan bertindak seolah-olah segala sesuatu menyenangkan dalam kehidupan mereka. Sikap-sikap sepeti ini merupakan tanda-tanda kematian dari persekutuan sejati.

Hanya bila kita terbuka tentang kehidupan kita barulah kita mengalami persekutuan yang sejati. Alkitab mengatakan, "Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain...Jika kita berkata bahwa, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita." Dunia mengira keakraban terjadi di dalam gelap, tetapi Allah mengatakan bahwa keakraban terjadi di dalam terang. Kegelapan digunakan untuk menyembunyikan sakit hati, kesalahan, ketakutan, kegagalan, dan kelemahan kita. Tetapi di dalam terang kita embuka semuanya dan mengakui siapan diri kita sebenarnya.

Tentu saja, bersifat otentik membutuhkan baik keberanian maupun kerendahan hati. Ini berarti menghadapi ketakutan kita terhadap keterbukaan, penolakan, dan sakit hati. Mengapa orang perlu mengambil resiko semacam itu? Karena itulah satu-satunya cara untuk bertumbuh secara rohani dan sehat secara emosiional. Alkitab mengatakan, "Lakukan ini sebagai sesuatu yang biasa: Hendaklah kamu saling mengaku dosa dan saling mendoakan sehingga kamu bisa hidup bersama dengan sehat dan sembuh." Kita hanya bertumbuh dengan cara mengambil risiko, dan risiko yang paling sulit dari semuanya adalah bersikap jujur terhadap diri kita sendiri dan orang lain. Persekutuan yang otentik terjadi ketika orang-orang bersikap jujur mengenai siapa mereka dan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan mereka.

Dalam persekutuan yang sejati orang-orang mengalami kebersamaan. Kebersamaan adalah seni memberi dan menerima. Ini berarti saling bergantung. Alkitab berkata, "Cara Allah merancang tubuh kita adalah sebuah contoh untuk memahami kehidupan kita bersama sebagai sebuah gereja: setiap bagian bergantung pada bagian lainnya." Kebersamaan adalah inti persekutuan: membangun hubungan timbal balik, berbagi tanggung jawab, dan saling membantu. Paulus berkata, "Aku ingin agar kita saling menolong dengan iman yang kita miliki. Imanmu akan menolongku, dan imankun akan menolongmu."


Kita semua dapat lebih konsisten di dalam iman kita bila orang lain berjalan bersama kita dan memberi dorongan kepada kita. Alkitab memerintahkan untuk saling bertanggung jawab, saling memberi dorongan, saling melayani, saling menghormati. Lebih dari lima puluh kali di dalam Perjanjian Baru kita diperintahkan untuk "saling" melakukan tugas yang berbeda dan melakukannya "satu kepada yang lain." Alkitab mengatakan, "Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun."

Anda tidak bertanggung jawab atas semua orang di dalam Tubuh Kristus, tetapi Anda bertanggung jawab kepada mereka. Allah ingin Anda melakukan apapun semampu Anda untuk membantu mereka. Dalam persekutuan yang sejati orang-orang mengalami simpati. Simpati bukanlah memberikan nasihat atau menawarkan bantuan cepat yang hanya basa-basi; simpati adalah masuk dan turut merasakan penderitaan orang lain. Simpati berkata, "Saya memahami apa yang sedang Anda alami, dan apa yang Anda rasakan tidaklah aneh atau gila." Sekarang orang menyebutnya "empati," tetapi kata yang alkitabiah adalah "simpati." Alkitab berkata, "Sebagai orang-orang kudus... tunjukkan simpati, kebaikan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran." Simpati memenuhi dua kebutuhan dasar manusia: kebutuhan untuk dipahami dan kebutuhan agar perasaan-perasaan Anda terima. Setiap kali Anda memahami dan menerima perasaan-perasaan seseorang, Anda membangun persekutuan. Masalahnya adalah bahwa sering kali kita begitu tergesa-gesa membereskan berbagai hal sehingga kita tidak memiliki waktu untuk bersimpati terhadap orang lain. Atau kita dipenuhi oleh luka-luka batin kita sendiri. Rasa mengasihi diir sendiri mengeringkan simpati kita bagi orang lain.

Ada tingkat-tingkat yang berbeda dari persekutuan, dan masing-masing tingkat cocok untuk segala waktu. Tingkat paling sederhana dari persekutuan adalah persekutuan untuk berbagi pengalaman dan persekutuan untuk mempelajari Firman Allah bersama-sama. Tingkat yang lebih dalam adalah persekutuan untuk melayani, seperti ketika kita melayani bersama-sama dalam perjalanan misi atau proyek kasih. Tingkat yang paling dalam dan kuat adalah persekutuan dalam penderitaan, di mana kita masuk ke dalam setiap penderitaan dan dukacita orang lain dan saling menanggung beban. Orang-orang Kristen yang memahami tingkat ini dengan sangat baik adalah mereka-mereka yang dianiaya, dianggap hina, dan sering kali dibunuh sebagai martir karena iman mereka.

Alkitab memerintahkan: "Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu. Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Pada masa-masa krisis, dukacita, dan kebimbangan yang dalamlah kita paling membutuhkan satu sama lain. Ketika keadaan menghantam kita ke titik di mana iman kita melemah, itulah saatnya kita sangat membutuhkan teman-teman seiman. Kita membutuhkan sekelompok kecil teman untuk beriman kepada Allah dan untuk membawa kita melewati keadaan itu. Dalam sebuah kelompok kecil, Tubuh Kristus nyata dan bisa dilihat meskipun Allah terasa jauh. Inilah yang sangat dibutuhkan oleh Ayub selama penderitaannya. Dia berseru, "Dalam derita seperti ini, kudambakan sahabat sejati. Entah aku masih tetap setia atau sudah melalaikan Yang Mahakuasa."

Dalam persekutuan yang sejati orang-orang memperoleh belas kasihan. Persekutuan adalah tempat kasih karunia, di mana kesalahan tidak diungkit-ungkit tetapi dihapuskan. Persekutuan terjadi ketika belas kasihan beras di atas keadilan. Kita semua membutuhkan belas kasihan, karena kita semua tersandung dan jatuh serta membutuhkan pertolongan untuk kembali ke jalur. Kita perlu saling memberikan belas kasihan dan bersedia menerimanya dari orang lain. Allah berfirman, "Ketika orang berbuat dosa, kamu hendaknya mengampuni dan menguatkannya, sehingga dia tidak menyerah di dalam keputusasaan." Anda tidak bisa memiliki persekutuan tanpa pengampunan. Allah memperingatkan, "Jangannlah menaruh dendam," karena kebencian dan dendam selalu menghancurkan persekutuan. Karena kita adaalh orang-orang berdosa yang tidak sempurna, kita pasti saling melukai bila kita bersama-sama untuk waktu yang cukup lama. Kadang-kadang kita saling melukai dengan sengaja dan kadang-kadang tidak sengaja, tetapi sengaja atau tidak, dibutuhkan banyak belas kasihan dan kasih karunia untuk menciptakan dan memelihara persekutuan. Alkitab berkata, "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seseorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yag lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian."


Belas kasihan kepada kita adalah motivasi untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang lain. Ingat, Anda tidak akan pernah diminta untuk mengampuni orang lain lebih dari pengampunan Allah kepada Anda. Ketika hati Anda dilukai oleh seseorang, Anda memiliki pilihan untuk diambil: akankah saya menggunakan tenaga dan emosi saya untuk membalas dendam ataukah untuk memecahkan masalah? Anda tidak melakukan dua-duanya.

Banyak orang enggan menunjukkan belas kasihan karena mereka tidak paham perbedaan antara kepercayaan dan pengampunan. Pengampunan adalah melepaskan masa lalu. Kepercayaan berkaitan dengan perilaku masa depan. Pengampunan haruslah segera, entah seseorang memintanya atau tidak. Kepercayaan harus dibangun kembali bersama waktu. Kepercayaan membutuhkan catatan kinerja. Jika seseorang melukai Anda berulang-ulang; Anda diperintahkan oleh Allah untuk mengampuninya segera, tetapi Anda tidak bisa diharapkan untukl mempercayai mereka segera, dan Anda tidak diharapkan untuk terus membiarkan mereka melukai hati Anda. Mereka harus membuktikan bahwa mereka telah berubah bersama waktu. Tempat terbaik untuk memulihkan kepercayaan adalah dalam konteks yang mendukung dari sebuah kelompok kecil yang memberikan baik dorongan maupun pertanggungjawaban.

Ada banyak manfaat lain yang akan Anda alami ketika menjadi bagian dari sebuah kelompok kecil yang melakukan persekutuan yang sejati. Hal itu merupakan bagian penting dari kehidupan Kristen Anda yang tidak bisa Anda abaikan. Selama lebih dari 2.000 tahun orang-orang Kristen telah berkumpul secara tetap di dalam kelompok-kelompok kecil untuk berekutu. Jika Anda belum pernah menjadi bagian dari suatu kelompok atau kelas seperti ini, Anda benar-benar belum mengetahui apa yang terlewatkan oleh Anda. Dalam bab berikut, kita akan melihat pada apa yang diperlukan untuk menciptakan jenis persekutuan ini, tetapi saya harap bab ini telah membuat Anda rindu untuk mengalami otentisitas, kebersamaan, simpati, dan belas kasihan dalam persekutuan sejati. Anda diciptakan untuk bersekutu.

HARI KEDELAPAN BELAS
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA


Pokok untuk Direnungkan: Saya membutuhkan orang lain dalam kehidupan saya.

Ayat untuk dihafal: "Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." Galatia 6:2

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Satu langkah apa yang bisa saya ambil hari ini untuk menjalin hubungan dengan orang percaya lainnya dalam tingkat yang lebih tulus, dari hati ke hati?
 
19

Mengembangkan Komunitas


Kamu dapat mengembangkan komunitas yang sehat
dan kuat yang hidup benar dengan Allah serta
menikmati hasil-hasilnya hanya jika kamu
berusaha keras bergaul dengan baik satu sama lain,
dengan saling bersikap luhur dan hormat.

Yakobus 3:18 (Msg)

Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan
dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul
untuk memecahkan roti dan berdoa.

Kisah 2:42​

Komunitas membutuhkan komitmen. Hanya Roh Kudus yang bisa menciptakan persekutuan yang sesungguhnya di antara orang-orang percaya, namun Dia mengembangkannya dengan pilihan dan komitmen yang kita buat. Paulus menunjukkan tanggung jawab ganda ini ketika dia berkata, "Kamu dipersatukan dengan damai sejahtera melalui Roh, karena itu lakukanlah segala upaya untuk tetap bersama seperti ini." Dibutuhkan baik kuasa Allah maupun usaha kita untuk menghasilkan komunitas Kristen yang penuh kasih.

Sayangnya, banyak orang bertumbuh di dalam keluarga-keluarga dengan hubungan yang tidak sehat, sehingga mereka kurang terampil untuk menjalin hubungan yang dibutuhkan yaitu persekutuan yang sejati. Mereka harus diajar cara bergaul yang baik dan cara berhubungan dengan orang lain di dalam keluarga Allah. Syukurlah, Perjanjian Baru dipenuhi dengan petunjuk tentang bagaimana menjalani kehidupan bersama-sama. Paulus menulis, "Semuanya itu kutuliskan kepadamu...(sehingga) sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup."

Jika Anda letih dengan persekutuan yang palsu dan Anda ingin mengembangkan persekutuan yang sejati dan komunitas yang penuh kasih dalam kelompok kecil, kelas Sekolah Minggu, dan gereja Anda, Anda perlu membuat beberapa pilihan sulit dan mengambil beberapa resiko.

Mengembangkan komunitas membutuhkan kejujuran. Anda harus cukup peduli untuk membicarakan kebenaran dengan penuh kasih, meskipun Anda lebih suka mengangkat suatu masalah atau mengabaikan suatu persoalan. Walaupun jauh lebih mudah bagi kita untuk tetap diam ketika orang lain di sekeliling kita mencelakakan diri sendiri atau tetap melakukan kebiasaan berdosa, sikap kita ini bukan perbuatan yang penuh kasih. Sebagian besar orang tidak memiliki siapa-siapa yang mengasihi mereka yang mau memberi tahukan kebenaran kepada mereka (meskipun hal tersebut menyakitkan), karena itu mereka hidup dengan cara-cara yang merusak diri sendiri. Sering kali kita tahu apa yang perlu dikatakan kepada seseorang, tetapi rasa takut kita menghalangi kita untuk mengatakan apapun.

Banyak persekutuan disabotase oleh rasa takut: tidak seorang pun bisa berbicara terus terang di dalam kelompok pada waktu kehidupan seorang anggota berantakan. Alkitab memerintahkan kita untuk "menyatakan hal-hal yang benar dengan hati penuh kasih" karena kita tidak bisa memiliki komunitas tanpa sikap terus terang. Salomo berkata, "Jawaban yang jujur adalah tanda persahabatan yang sejati." Kadang ini berarti cukup peduli untuk menegur dengan penuh kasih seseorang yang sedang berbuat dosa atau sedang dicobai untuk berbuat dosa. Paulus mengatakan, "Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut."

Banyak persekutuan gereja dan kelompok kecil tetap dangkal karena mereka takut akan konflik.Apabila muncul masalah yang bisa menyebabkan ketegangan atau ketidaknyamanan, dengna segera masalah tersebut disembunyikan untuk memlihara rasa damai sejahtera yang palsu. Saudara "jangan menganggu keadaan," menerobos masuk dan mencoba menghilangkan rasa terganggu semua orang, masalahnya tidak pernah diselesaikan, dan semua orang hidup dengan rasa frustasi yang tersembunyi. Semua orang mengetahui tentang masalah tersebut, tetapi tidak seorang pun membicarakannya secara terbuka. Ini menimbulkan lingkungan penuh rahasia yang tidak sehat di mana gosip berkembang dengan cepat. Jalan keluar Paulus jelas: "Jangan ada lagi dusta, jangan ada lagi kepura-puraan. Katakan yang sebenarnya kepada sesamamu. Bagaimanapun, di dalam tubuh Kristus kita semua berkaitan satu dengan yang lain. Bila kamu berdusta kepada orang lain, itu berarti kamu juga berdusta kepada dirimu sendiri."

Persekutuan yang sejati, entah dalam sebuah pernikahan, persahabatan, atau dalam gereja Anda, bergantung pada keterusterangan. Sesungguhnya, saluran konflik adalah jalan menuju keakraban dalam hubungan apapun. Sebelum Anda cukup peduli untuk menghadapi dan menghalau penghalang-penghalang yang tersembunyi, Anda tidak akan pernah menjadi akrab satu dengan lainnya. Ketika konflik ditangani dengan benar, kita makin akrab satu sama lain. Alkitab mengatakan, "Pada akhirnya, orang lebih menghargai keterusterangan daripada sanjungan."

Keterusterangan bukan berarti Anda bebas mengatakan apapun yang Anda inginkan, di mana saja dan kapan saja Anda mau. Keterusterangan bukan kekasaran . Alkitab mengajar kita bahwa ada waktu yang tepat dan cara yang tepat untuk melakukan segala sesuatu. Kata-kata yang tidak dipikirkan meninggalkan luka yang abadi. Allah menyuruh kita untuk berbicara satu dengan yang lain di dalam gereja sebagai anggota keluarga yang penuh kasih: "Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian."

Sayangnya, ribuan persekutuan telah hancur karena kurangnya kejujuran. Paulus harus menegur jemaat Korintus karena sikap mereka yang pasif waktu membiarkan kedursilaan di dalam persekutuan mereka. Karena tidak ada yang berani menentang hal itu, Paulus berkata, "Kamu jangan hanya pura-pura tidak melihat dan berharap bahwa hal itu akan hilang sendiri. Tunjukkan hal itu secara terbuka dan selesaikan...Kehancuran dan rasa malu lebih baik daripada kutukan...Kamu menngabaikannya sebagai masalah kecil, teetapi itu sama sekali bukan masalah kecil...bertindak seolah-olah segala sesuatu baik-baik saja ketika salah seorang sesama Kristen hidup tidak teratur atau tidak jujur, memberontak terhadap Allah atau bersikap kasar kepada saudara-saudara lainnya, mabuk atau menjadi tamak dan ganas. Kamu tidak bisa begitu saja menyetujui hal ini, memperlakukannya sebagai perilaku yang bisa diterima. Saya tidak bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan oleh orang-orang non-Kristen, tetapi bukankah kita memiliki tanggung jawab terhadap orang-orang di dalam komunitas kita yang terdiri dari orang-orang percaya.?"

Mengembangkan komunitas membutuhkan kerendahan hati. Mementingkan diri sendiri, membenarkan diri sendiri, dan keangkuhan yang keras kepala menghancurkan persekutuan lebih cepat dari hal lainnya. Keangkuhan membangun tembok di antara orang-orang: kerendahan hati membangun jembatan. Kerendahan hati adalah oli yang melancarkan dan melembutkan hubungan. Itulah sebabnya Alkitab berkata, "Dan kamu semua rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain." Sikap yang tepat dalam persekutuan ialah sikap rendah hati. Sisa ayat tersebut berkata, "Sebab: 'Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Inilah alasan mengapa kita perlu rendah hati: Keangkuhan menghalangi kasih karunia Allah, yang harus miliki di dalam hidup kita untuk dapat bertumbuh, berubah, sembuh, dan menolong orang lain. Kita menerima kasih karunia Allah dengan mengakui secara rendah hati bahwa kita membutuhkannya. Alkitab berkata bahwa setiap kali kita sombong, berarti kita hidup melawan Allah! Itu merupakan cara hidup yang bodoh dan berbahaya.

Anda bisa mengembangkan kerendahan hati dengan cara yang sangat praktis: dengan mengakui kelemahan-kelemahan Anda, dengan bersabar terhadap kelemahan-kelemahan orang lain, dengan terbuka terhadap koreksi, dan dengan menunjukkan perhatian kepada orang lain. Paulus menasihati, "Hiduplah rukun satu sama lain. Janganlah bersikap tinggi hati, tetapi sesuaikanlah dirimu dengan orang yang rendah kedudukannya. Jangan menganggap diri lebih pandai daripada yang sebenarnya." Kepada orang-orang Kristen di Filipi dia menulis, "Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri; tetapi kepentingan orang lain juga."

Kerendahan hati bukan berarti menganggap diri rendah; kerendahan hati berarti sedikit saja memikirkan diri sendiri. Orang-orang yang rendah hati sangat memusatkan perhatian pada melayani orang lain, mereka tidak memikirkan diri mereka sendiri.

Mengembangkan komunitas membutuhkan sikap hormat.
Sikap hormat adalah menghargai perbedaan-perbedaan, saling memperhatikan perasaan sesama, dan bersabar terhadap orang-orang yang menjengkelkan kita. Alkitab mengatakan, "Kita harus mempertimbangkan kebimbangan dan ketakutan orang lain." Paulus memberitahu Titus, "Umat Allah hendaklah bersikap lemah lembut dan sopan santun."

Dalam setiap gereja dan kelompok kecil, selalu ada setidaknya satu atau lebih orang yang "sulit." Orang-orang ini mungkin memiliki kebutuhan emosional khusus, rasa tidak aman yang dalam, perangai yang menjengkelkan, atau keterampilan sosial yang kurang. Anda mungkin menyebut mereka orang-orang yang MAE-"Membutuhkan Anugerah Ekstra."

Allah menempatkan orang-orang ini di tengah-tengah kita baik untuk kebaikan mereka maupun kita. Keberadaan mereka merupakan sebuah kesempatan untuk bertumbuh dan suatu ujian persekutuan. Akankah kita mengasihi mereka sebagai saudara dan memperlakukan mereka dengan penuh hormat?

Dalam sebuah keluarga, penerimaan tidak didasarkan pada seberapa pintar atau cantik atau berbakatnya Anda. Penerimaan didasarkan pada kenyataan bahwa kita saling memiliki. Kita membela dan melindungi keluaraga. Seorang anggota keluarga mungkin sedikit bodoh, tetapi dia adalah bagian dari kita. Demikian juga, Alkitab berkata, "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat."

Sebenarnya, kita semua memiliki sifat-sifat yang khusus dan yang menjengkelkan. Tetapi komunitas tidak ada hubungannya dengan kecocokan. Dasar dari persekutuan kita adalah hubungan kita dengan Allah: Kita adalah keluarga. Satu kunci untuk dapat menunjukkan sikap hormat adalah memahami darimana mereka berasal. Temukan sejarah mereka. Bila Anda mengetahui apa yang telah mereka alami, Anda aana lebih paham. Daripada berpikir tentang seberapa jauh yang masih harus mereka jalani, pikirkanlah tentang seberapa jauh mereka telah datang sekalipun mereka terluka. Bagian lain dari sikap hormat adalah tidak meremehkan kecemasan orang lain. Hanya karena Anda tidak takut akan sesuatu, bukan berarti ketakutan merupakan perasaan yang tidak dapat diterima. Komunitas yang sejati terjadi ketika orang-orang mengetahui bahwa cukup aman untuk menyampaikan kecemasan dan ketakutan mereka tanpa dihakimi.

Mengembangkan komunitas membutuhkan sikap bisa memegang rahasia. Hanya dalam lingkungan yang aman dimana ada penerimaan yang hangat dan sikap yang dapat dipercaya memegang rahasia, orang-orang akan berterus terang serta menyampaikan berbagai luka hati, kebutuhan, dan kesalahan terdalam mereka. Sikap kita memegang rahasia bukan berarti tetap diam ketika saudara Anda berbuat dosa. Sikap bisa memegang rahasia berarti bahwa apa yang disampaikan di dalam kelompok Anda, dan kelompok tersebut harus menaggulanginya, bukan menggosipkannya dengan orang lain.

Allah membenci gosip, terutama bila gosip itu agak tersamar sebagai sebuah "permohonan doa" bagi oramg lain. Allah berfirman, "Gosip disebarkan oleh orang-orang yang jahat; mereka menimbulkan kesulitan dan menceraikan sahabat yang karib." Gosip selalu menyebabkan sakit hati dan perpecahan, serta mengahancurkan persekutuan, dan Allah dengan sangat jelas menyuruh kita menentang orang-orang yang menyebabkan perpecahan di antara orang-orang Kristen. Mereka mungkin menjadi marah dan meninggalkan kelompok atau gereja Anda jika Anda menentang mereka atas tindakan-tindakan mereka yang bersifat memecah belah, tetapi persekutuan gereja lebih penting daripada individu manapun.

Mengembangkan komunitas membutuhkan frekuensi atau kekerapan. Anda harus memiliki kontak yang sering dan tetap dengan kelompok Anda untuk membangun persekutuan yang murni. Hubungan memerlukan waktu. Alkitab memberitahu kita, "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati." Kita harus mengembangkan kebiasaan mengikuti pertemuan ibadah. Kebiasaan adalah sesuatu yang Anda lakukan dengan sering, bukan kadang-kadang. Anda harus menggunakan waktu bersama orang-orang, banyak waktu untuk mengembangkan hubungan yang dalam. Persekutuan bersifat begitu dangkal dalam banyak gereja disebabkan karena; kita tidak menggunakan cukup waktu bersama-sama, dan waktu yang kita gunakan bersama biasanya adalah untuk mendengarkan satu orang berbicara. Komunitas dibangun bukan atas dasar kesenangan ("saya akan berkumpul bila saya merasa ingin berkumpul") tetapi atas dasar keyakinan bahwa saya membutuhkannya untuk kesehatan rohani. Jika Anda ingin mengembangkan persekutuan yang sejati, itu berarti mengikuti pertemuan ibadah meskipun Anda merasa tidak ingin mengikutinya, karena Anda percaya itu penting. Jemaat Kristen mula-mula berkumpul setiap hari!. "Setiap hari mereka bersama-sama berbakti di dalam Bait Allah. Mereka bersekutu di dalam kelompok-kelompok kecil di rumah-rumah mereka serta mengadakan Perjamuan Tuhan dan makan bersama-sama dengan penuh sukacita serta rasa syukur." Persekutuan memerlukan investasi waktu.

Jika Anda adalah seorang anggota kelompok kecil atau kelas, saya mendorong Anda untuk membuat perjanjian kelompok yang meliputi sembilan karakteristik dari persekutuan yang alkitabiah. Kita akan berbagi perasaan-perasaan kita yang sebenarnya (otentisitas), saling memberi dorongan (kebersamaan), saling mendukung (simpati), saling mengampuni (belas kasihan), mengatakan kebenaran di dalam kasih (kejujuran), mengakui kelemahan-kelemahan kita (kerendahan hati), menghargai perbedaan-perbedaan kita (sikap hormat), tidak bergosip (bisa memegang rahasia), dan memprioritaskan kelompok (frekuensi).

Ketika Anda melihat daftar karakteristik itu, tampak jelas mengapa persekutuan yang sejati begitu jarang. Persekutuan sejati berarti kita membuang sikap mementingkan diri sendiri dan sikap bebas kita untuk menjadi saling bergantung. Tetapi keuntungan dari berbagi kehidupan bersama jauh lebih banyak daripada apa yang harus kita korbankan dan hal itu mempersiapkan kita untuk kehidupan di surga.

HARI KESEMBILAN BELAS
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA


Pokok untuk Direnungkan: Komunitas membutuhkan komitmen.

Ayat untuk dihafal: "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." I Yohanes 3:16

Pertanyan untuk Dipikirkan: Bagaimana saya bisa membantu mengembangkan berbagai karakteristik dari komunitas yang sejati dalam kelompok kecil dan gereja saya sekarang ini?
 
20

Memulihkan
Persekutuan yang Retak


(Allah) telah memulihkan hubungan kita dengan-
Nya melalui Kristus, dan telah memberikan kepada
kita pelayanan untuk memulihkan hubungan.
2 Korintus 5:18 (GWT)​

Hubungan selalu layak dipulihkan.
Karena inti kehidupan ialah belajar bagaimana mengasihi, Allah ingin agar kita mneghargai hubungan dan berupaya untuk memeliharanya dan bukan menolaknya ketika ada keretakan, sakit hati, atau konflik. Sebetulnya, Alkitab mengajar kita bahwa Allah telah memberikan kepada kita pelayanan untuk memulihkan hubungan. Karena alasan inilah sebagian Perjanjian Baru ditulis untuk mengajar kita cara bergaul dengan baik satu sama lain. Paulus menulis, "Jika ada sesuatu yang kamu peroleh karena mengikut Kristus, jika kasih-Nya telah membuat kehidupanmu berbeda, jika berada dalam persekutuan Roh mempunyai suatu arti bagimu,...Hendaklah kamu sehati sepikir, saling mengasihi, jadilah sahabat-sahabat sejati." Paulus mengajarkan bahwa kemampuan kita untuk bergaul dengan baik dengan orang lain merupakan tanda kedewasaan rohani.Karena kristus ingin agar keluarga-Nya dikenal melalui kasih kita satu sama lain, persekutuan yang pecah merupakan kesaksian yang memalukan terhadap orang-orang yang belum percaya. Karena itu Paulus begitu malu karena anggota jemaat Korintus terpecah menjadi golongan-golongan yang saling memrangi dan bahkan saling memperkarakan ke pengadilan. Dia menulis, "Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya?" Paulus terkejut bahwa tidak seorang pun di dalam gereja tersebut yang cukup dewasa untuk meemcahkan perselisihan itu secara damai. Dalam surat yang sama, Paulus berkata, "Aku menasihatkan dengan sangat: Kamu harus hidup rukun satu sama lain." Jika Anda menginginkan berkat Allah atas Anda ingin dikenal sebagai anak Allah, Anda harus belajar untuk menjadi pembawa damai. Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."

Perhatikan bahwa Yesus tidak berkata, "Berbahagialah orang-orang yang cinta damai, karena semua orang cinta damai. Yesus juga tidak berkata, "Berbahagialah orang yang tenang," yang tidak pernah terganggu oleh apapun. Yesus berkata, "Berbahagialah orang yang membawa damai," yaitu orang-orang yang secara aktif berupaya menyelesaikan konflik. Pembawa damai tidak banyak karena membawa damai adalah kerja keras.

Karena Anda dibentuk untuk menjadi bagian dari keluarga Allah dan tujuan kedua dari kehidupan Anda di bumi adalah belajar bagaimana mengasihi dan berhubungan dengan orang lain, maka membawa damai adalah salah satu keterampilan terpenting yang bisa Anda kembangkan.Sayangnya sebagian besar dari kita tidak pernah diajar bagaimana menyelesaikan konflik.

Membawa damai bukanlah menghindari konflik. Lari dari masalah, berpura-pura masalah tersebut tidak ada, atau takut membicarakannya sebenarnya adalah sikap pengecut. Yesus, Sang Raja Damai, tidak pernah takut akan konflik. Kadang-kadang kita perlu memancing konflik demi kebaikan semua orang. Kadang kita perlu menghindari konflik, kadang kita perlu menciptakannya, dan kadang kita perlu menyelesaikannya. Karena itu kita harus berdoa meminta tuntunan Roh Kudus setiap saat. Membawa damai juga bukan memenuhi keinginan musuh. Selalu menyerah, bertindak seperti keset, dan membiarkan orang lain menginjak-injak Anda bukanlah apa yang Yesus pikirkan. Dalam banyak hal Yesus tidak mau menyerah, tetap bertahan menghadapi musuh yang jahat.

BAGAIMANA MEMULIHKAN SUATU HUBUNGAN

Sebagai orang-orang percaya, Allah telah "memanggil kita untuk membereskan hubungan kita satu sama lain." Berikut ini terdapat tujuh langkah alkitabiah untuk memulihkan persekutuan:

Berbicara kepada Allah sebelum berbicara kepada orang tersebut. Bicarakanlah masalah tersebut dengan Allah. Jika Anda mau mendoakaan konflik terlebih dahulu, dan bukan menggosipkannya dengan seorang teman, Anda akan menemukan bahwa Allah mengubah hati Anda atau orang lain yang bermasalah tanpa bantuan Anda. Semua hubungan Anda akan berjalan lebih lancar kalau saja Anda mau lebih banyak berdoa mengenai hubungan-hubungan tersebut.

Sebagaimana dilakukan Daud dengan mazmur-mazmurnya, gunakanlah doa untuk melontarkan perasaan ke atas. Beri tahu Allah keputusasaan Anda. Berserulah kepada-Nya. Dia tidak pernah terkejut atau terganggu oleh kemarahan, luka hati, rasa tidak aman, atau emosi Anda lainnya. Jadi beritahu dia secara persis apa yang Anda rasakan.

Sebagian besar konflik bersumber dari kebutuhan yang tak terpenuhi. Beberapa kebutuhan ini hanya bisa dipenuhi oleh Allah. Bila Anda mengharapkan seseorang, seperti teman, pasangan, majikan, atau amggota keluarga, untuk memenuhi kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi oleh Allah, berarti Anda sedang membuka diri Anda untuk rasa kecewa dan sedih. Tidak seorang pun bisa memenuhi semua kebutuhan Anda kecuali Allah.

Rasul Yakobus menulis bahwa banyak konflik kita yang disebabkan karena tidak adanya doa: "Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? ...Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya...Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa." Bukannya berharap kepada Allah, kita berharap pada orang lain untuk membahagiakan lalu kita menjadi marah ketika mereka gagal. Allah berfirman, "Mengapa kamu tidak datang kepada-Ku terlebih dahulu?"

Selalu mengambil inisiatif. Tidak peduli apakah Anda yang melukai atau yang dilukai: Allah ingin agar Anda mengambil langkah pertama. Jangan menunggu puhak lainnya. Hampirilah mereka terlebih dulu. Memulihkan persekutuan yang retak begitu penting, sehingga Yesus memerintahkan bahwa hal tersebut perlu mendapatkan prioritas melebihi ibadah bersama. Yesus berkata, "Jika kamu memasuki ruang ibadahmu, hendak memberikan persembahan dan tiba-tiba teringat akan sakit hati seorang sahabat terhadapmu, tinggalkan persembahanmu dengan segera, pergillah kepada sahabatmu itu dan bereskan segala masalah. Setelah itu, dan hanya setelah itu, kembalilah dan kerjakan urusanmu dengan Allah."

Ketika persekutuan menjadi tegang atau retak, rencanakan suatu pertemuan damai dengan segera. Jangan menunda, membuat dalih, atau berjanji, "Aku akan mengurusnya suatu saat nanti." Jadwalkan sebuah pertemuan tatap muka sesegera mungkin. Penundaan hanya memperdalam rasa dendam dan membuat segalanya lebih buruk. Dalam konflik, waktu tidak menyembuhkan apapun, waktu menyebabkan luka makin bernanah.

Bertindak dengan cepat akan mengurangi kerusakan rohani Anda. Alkitab mengatakan dosa, termasuk konflik yang tidak terselesaikan, menghalangi persekutuan kita dengan Allah dan membuat doa-doa kita tidak dijawab, di samping membuat kit atidak bahagia. Sahabat-sahabat Ayub mengingatkan dia, "Sakit hati sampai mati merupakan hal bodoh yang tidak berguna untuk dilakukan." (TEV) dan "Kemarahanmu hanya menyakiti dirimu."

Keberhasilan dari suatu pertemuan damai sering kali bergantung pada pilihan waktu dan tempat yang tepat untuk bertemu. Jangan bertemu ketika Anda lelah atau teergesa-gesa atau akan diganggu. Waktu yang terbaik adalah ketika Anda berdua ada dalam keadaan yang terbaik.

Bersimpati terhadap perasaan-perasaan mereka. Gunakan telinga Anda lebih banyak dari mulut Anda. Sebelum mencoba memecahkan suatu perselisihan Anda harus mendengarkan perasaan-perasaan orang terlebih dulu. Paulus menasehati, "Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." Kata "memperhatikan" adalah kata Yunani skopos, yang darinya kita membentuk kata teleskop dan mikroskop. Itu berarti memperhatikan dengan teliti. Pusatkan perhatian pada perasaan-perasaan mereka bukan fakta. Mulai dengan simpati bukan solusi.

Jangan lebih dahulu mencoba membujuk orang untuk menceritakan apa yang mereka rasakan. Dengarkan saja dan biarkan mereka mengeluarkan isi hati secara emosional tanpa bersikap membela. Mengangguklah bahwa Anda paham meskipun Anda tidak setuju. Perasan tidaklah selalu benar atau masuk akal. Sebetulnya, sakit hati membuat kita bertindak dan berpikir dengan cara-cara yang bodoh. Daud mengaku, "Ketika aku merasa kesal dan hatiku seperti tertusuk, aku bodoh dan tidak mengerti, aku seperti binatang di hadapan-Mu." Kita semua bertindak seperti binatang terluka.

Sebaliknya, Alkitab berkata, "Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran." Kesabaran datang dari kebijaksanaan,dan kebijaksanaan datang dari mendengarkan pandangan orang lain. Mendengarkan sama dengan berkata, "Saya menghargai pendapat Anda, saya peduli dengan hubungan kita, dan Anda berarti bagi saya." Kata klisenya benar: Orang tidak p[eduli dengan apa yang kita ketahui sampai mereka tahu kita peduli.

Untuk memulihkan persekutuan "kita harus mempertimbangkan kebimbangan dan ketakutan orang lain...Marilah kita menyenangkan hati orang lain, bukan hati kita sendiri, dan melakukan apa yang baik baginya." Dengan sabar menampung kemarahan orang lain, khususnya jika tidak didukung bukti, merupakanm suatu pengorbanan. Tetapi ingatlah, inilah yang Yesus lakukan bagi Anda. Dia menanggung kemarahan yang tanpa bukti dan menyakitkan demi menyelamatkan Anda: "Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: 'Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku."

Akui peranan Anda dalam konflik. Jika Anda bersungguh-sungguh dalam memulihkan suatu hubungan, Anda sebaiknya mengawali dengan mengakui kesalahan atau dosa-dosa Anda sendiri. Yesus berkata itulah cara untuk melihat berbagai hal dengan lebih jelas: "Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."


Karena kita semua memiliki kelemahan, Anda mungkin perlu meminta pihak ketiga untk membantu Anda mengevaluasi tindakan-tindakan Anda sebelum bertemu dengan orang yang dengannya Anda memiliki konflik. Juga mintalah kepada Allah untuk menunjukkan kepada Anda seberapa banyak masalah yang menjadi kesalahan Anda. Bertanyalah, "Akukah pembawa masalahnya? Apakah aku tidak realistis, tidak peka, atau terlalu peka?" Alkitab mengatakan, "Jika kita berkaat, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri."


Pengakuan merupakan alat yang penuh kuasa untuk rekonsiliasi. Seringkali kita menangani sebuah konflik malah menimbulkan luka yang lebih besar daripada masalah awalnya itu sendiri. Bila Anda mulai dengan cara rendah hati mengakui kesalahan-kesalahan Anda, hal tersebut meredakan kemarahan pihak lain itu dan membatalkan serangan-serangan mereka karena mereka tadinya mengira Anda akan membela diri. Jangan membuat dalih atau mengalihkan tanggung jawab; dengan jujur akui saja setiap peran yang Anda mainkan dalam konflik tersebut. Terima tanggung jawab atas kesalahan-kesalahan Anda dan mintalah pengampunan.

Seranglah masalahnya, bukan orangnya. Anda tidak mungkin membereskan masalah jika Anda sibuk mencari siapa yang bertanggung jawab. Anda harus memilih salah satu. Alkitab berkata, "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah." Anda tidak kan pernah bisa menjelaskan pikiran Anda dengan marah, karena itu pilihlah kata-kata Anda dengan bijak. Jawaban yang lembut selalu lebih baik ketimbang jawaban yang kasar.

Ketika memecahkan konflik, cara Anda berbicara sama pentingnya dengan apa yang Anda katakan. Jika Anda mengatakannya dengan cara menyerang, apa yang Anda katakan akan diterima dengan cara membela diri. Allah memberitahu kita, "Orang yang bijak hati disebut berpengertian, dan berbicara manis lebih dapat meyakinkan." Omelan tidak pernah berhasil. Anda tidak pernah meyakinkan bila Anda kasar.

Selama Perang Dingin, kedua pihak sepakat bahwa beberapa senjata sangat merusak sehingga senjata-senjata tersebut sebaiknya tidak digunakan. Saat ini senjata-senjata kimia dan biologi dilarang, dan persediaan senjata nuklir dikurangi dan dihancurkan. Demi persekutuan, Anda harus menghancurkan gudang senjata nuklir hubungan, termasuk mengutuk, meremehkan, membandingkan, mencap, mengejek, angkuh, dan kasar. Paulus merangkumnya seperti ini: "Kalau kalian berbicara, janganlah memakai kata-kata yang kotor. Pakai sajalah kata-kata yang membina dan memberi pertolongan kepada orang lain. Kata-kata seperti itu mendatangkan kebaikan kepada orang-orang yang mendengarnya."


Bekerja sama sebanyak mungkin. Paulus berkata, "Sedapat-dapatnya kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!" Damai selalu memiliki label harga. Kadang damai harganya adalah sebesar kesombongan kita; seringkali harganya adalah sebesar keegoisan kita. Demi persekutuan, berusahalah sekuat mungkin untuk berkompromi, menyesuaikan diri dengan orang lain, dan menunjukkan perhatian pada apa yang mereka butuhkan. Sebuah parafrase dari ucapan bahagia Yesus yang ketujuh, "Kamu berbahagia bila kamu bisa menunjukkan pada orangorang bagaimana bekerjasama dan bukannya bersaing atau berkelahi. Yaitu bila kamu menemukan siapa dirimu sebenarnya, dan tempatmu dalam keluarga Allah."

Utamakan rekonsiliasi, bukan resolusi. Adalah tidak realistis kalau mengharapkan semua orang setuju dengan segala sesuatu. Rekonsiliasi mengutamakan hubungan, sementara resolusi mengutamakan masalah. Bila kita mengutamakan rekonsiliasi, masalah akan kehilangan maknanya dan seringkali menjadi tidak relevan.

Kita dapat membangun kembali hubungan meskipumn kita tidak mampu menyelesaikan perbedaan kita. Orang-orang Kristen seringkali memiliki perbedaan pendapat yang wajar dan bisa diterima, tetapi kita bisa berbeda pendapat tanpa marahmarah. Berlian yang sama tampak berbeda dari sudut yang berbeda. Allah menginginkan kesatuan, dan bukan keseragaman, dan kita bisa hidup bergandengan tangan tanpa sepakat atas semua masalah. Ini tidak berarti Anda berhenti mencari pemecahan masalah. Anda mungkin perlu tetap berdiskusi dan bahkan berdebat, tapi Anda melakukannya dalam semangat keharmonisan. Rekonsiliasi berarti Anda melupakan perbedaan pendapat itu, bukan masalahnya. Siapa yang perlu Anda hubungi sebaagi hasil dari bab ini? Dengan siapa Anda perlu memulihkan persekutuan? Jangan menunda sedikitpun. Berhentilah sekarang dan berbicaralah kepada Allah tentang orang tersebut. Kemudian angkatlah telepon dan mulailah proses itu. Ketujuh langkah ini sederhana, tetapi tidak mudah. Dibutuhkan banyak usaha untuk memulihkan sebuah hubungan. Itu sebabnya Petrus menasihatkan agar "berjuang sungguh-sungguh untuk mendapatkan perdamaian." Tetapi ketika Anda mengusahakan damai, Anda melakukan apa yang ingin Anda lakukan. Itulah sebabnya Allah menyebut anak-anak-Nya pembawa damai.

HARI KEDUA PULUH
BERPIKIR TENTANG TUJUAN SAYA


Pokok untuk Direnungkan: Hubungan selalu layak untuk dipulihkan.

Ayat untuk dihafal: "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!" Roma 12:18

Pertanyaan untuk Dipikirkan: Dengan siapakah saya perlu memulihkan hubungan yang retak saat ini?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.