• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Tauhid

TAUHID (HAKEKAT DAN KEDUDUKANNYA)


Firman Allah Subhanahu wata’ala :

]وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون[ِ (الذريات:56)

“Tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah([1]) kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat, 56).

]وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوت[(النحل: من الآية:36)

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan) “Beribadalah kepada Allah (saja) dan jauhilah thoghut”([2]).” (QS. An Nahl, 36).

]وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا[

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah : “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS. Al Isra’, 23-24).

]قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلاَ تَقْتُلُوا أَوْلاَدَكُمْ مِنْ إِمْلاَقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلاَ تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلاَ تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ وَلاَ تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلاَّ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لاَ نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ[

“Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami(nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun dia adalah kerabat(mu). Dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’am, 151-153).

Ibnu Mas’ud Radhiallahu’anhu berkata : “Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam yang tertera di atasnya cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allah Subhanahu wata’ala : “Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya, dan “Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain.([3])”

Mu’adz bin Jabal Radhiallahu’anhu berkata :

كنت رديف النبي على حمار، فقال لي :" يا معاذ، أتدري ما حق الله على العباد، وما حق العباد على الله ؟ قلت : الله ورسوله أعلم، قال : حق الله على العباد أن يعبدوه ولا يشركوا به شيئا، وحق العباد على الله أن لا يعذب من لا يشرك به شيئا، قلت : يا رسول الله، أفلا أبشر الناس ؟ قال : " لا تبشرهم فيتكل
وا ".

“Aku pernah diboncengkan Nabi Shallallahu’alaihi wasallam di atas keledai, kemudian beliau berkata kepadaku : “ wahai muadz, tahukah kamu apakah hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya, dan apa hak hamba-hambaNya yang pasti dipenuhi oleh Allah?, Aku menjawab : “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda : “Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya ialah hendaknya mereka beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang orang yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, lalu aku bertanya : ya Rasulullah, bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang?, beliau menjawab : “Jangan engkau lakukan itu, karena Khawatir mereka nanti bersikap pasrah” (HR. Bukhari, Muslim).
 
1. Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allah Ta'ala.

2. Ibadah adalah hakekat (tauhid), sebab pertentangan yang terjadi antara Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dengan kaumnya adalah dalam masalah tauhid ini.

3. Barang siapa yang belum merealisasikan tauhid ini dalam hidupnya, maka ia belum beribadah (menghamba) kepada Allah Tabaroka wata’ala inilah sebenarnya makna firman Allah :

]ولا أنتم عابدون ما أعب[

“Dan sekali-kali kamu sekalian bukanlah penyembah (Tuhan) yang aku sembah” (QS. Al Kafirun, 3)

Hikmah diutusnya para Rasul [adalah untuk menyeru kepada tauhid, dan melarang kemusyrikan].

Misi diutusnya para Rasul itu untuk seluruh umat.

Ajaran para Nabi adalah satu, yaitu tauhid [mengesakan Allah Subhanahu wata’ala saja].

Masalah yang sangat penting adalah : bahwa ibadah kepada Allah Subhanahu wata’ala tidak akan terealisasi dengan benar kecuali dengan adanya pengingkaran terhadap thoghut.

Dan inilah maksud dari firman Allah Subhanahu wata’ala :

]فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى[

“Barang siapa yang mengingkari thoghut dan beriman kepada Allah, maka ia benar benar telah berpegang teguh kepada tali yang paling kuat” (QS. Al Baqarah, 256).

Pengertian thoghut bersifat umum, mencakup semua yang diagungkan selain Allah.

Ketiga ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al An’am menurut para ulama salaf penting kedudukannya, didalamnya ada 10 pelajaran penting, yang pertama adalah larangan berbuat kemusyrikan.

Ayat-ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al Isra' mengandung 18 masalah, dimulai dengan firman Allah :

]لا تجعل مع الله إلها آخر فتقعد مذموما مخذولا[

“Janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, agar kamu tidak menjadi terhina lagi tercela” (QS. Al Isra’, 22).

Dan diakhiri dengan firmanNya :

]ولا تجعل مع الله إلها آخر فتلقى في جهنم ملوما مدحورا[

“Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, sehingga kamu (nantinya) dicampakkan kedalam neraka jahannam dalam keadaan tercela, dijauhkan (dari rahmat Allah)” (QS. Al Isra’, 39).



Dan Allah mengingatkan kita pula tentang pentingnya masalah ini, dengan firmanNya:

]ذلك مما أوحى إليك ربك من الحكمة[

“Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu” (QS. Al Isra’, 39).

Satu ayat yang terdapat dalam surat An Nisa’, disebutkan didalamnya 10 hak, yang pertama Allah memulainya dengan firmanNya:

] واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا [

“Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja), dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun.” (QS. An Nisa’, 36).

1. Perlu diingat wasiat Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam di saat akhir hayat beliau.

2. Mengetahui hak-hak Allah yang wajib kita laksanakan.

3. Mengetahui hak-hak hamba yang pasti akan dipenuhi oleh Allah apabila mereka melaksanakannya.

4. Masalah ini tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat([4]).

5. Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan untuk maslahah.

6. Dianjurkan untuk menyampaikan berita yang menggembirakan kepada sesama muslim.

7. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam merasa khawatir terhadap sikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah.

8. Jawaban orang yang ditanya, sedangkan dia tidak mengetahui adalah : “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.

9. Diperbolehkan memberikan ilmu kepada orang tertentu saja, tanpa yang lain.

10.Kerendahan hati Rasulullah, sehingga beliau hanya naik keledai, serta mau memboncengkan salah seorang dari sahabatnya.

11.Boleh memboncengkan seseorang diatas binatang, jika memang binatang itu kuat.

12.Keutamaan Muadz bin Jabal..
 
assalamu a'laikum
kaifa haluka ya akhuna...............
nambah dikit dalam pembahasan tauhid di antaranya kitab fathul majid karangan syaikh shalih al utsaimin yang menukib perkataan syaikhul islam ibnu taymiyah yang kalimat laa ilaha ilallah diatikan menjadi laa ilaha ilallah laa ma' budu illa bi haqqin...........tidak ada tuhan selain allah yang patut di sembah kecuali dengan haq...........dalam artian semua agama kelak akan menamakan tuhannya dengan nama Allah seperti para kristiani di Indonesia tapi bagaimana pun inilah bukti penegasan makna tauhid...........yang bener2 luar bisa.........mana nantinya kita akn masuk ke makna diatas jujur penjelasan tauhid diatas ya akhuna masih sekedar2 jauh dari inti tauhidbahkan hanya sekedar kulit arinya aja kurang
tapi apapun yang akhi perjuangkan ana dukung wa ana bantu sepenuhnya............
"Islam yu'la walaa yu'laa"
(catatan penambahn alaihi pada hadits tersebut oleh syaikhul hadits Al-albani Dhoif)
 
Assalamu 'alaikum wr. wb.

Ajib..................
Ajib..................

lanjutkan bro..........................
 
GRP buat anda, belum bisa kasi yang lain
terima kasih buat ilmunya
 
ada umat tauhid yang tahu teknik pernapasan tahan napas habis di bawah perut dan mengerakkan inti kundalini ? tolong sharing.
 
^ jangan disini dunk posnya, di FM aja.
@ AL Hudz
nice post bro
 
Tauhid, saya pernah bikin tulisan kontemplasi di sini

saya lama memikirkan ini. terkesima dengan kenyataan. "Tauhid" adalah kata yang dalam, tidak sekedar hanya satu dalam arti hitungan tapi hakekat. Tauhid bukan lawan dari jamak, dwi tunggal, tri tunggal, kwartet atau apalah. namun juga lawan dari ketiadaan. Para sufi menyebut Allah dengan Al-haq. Kebenaran. dan lawan kebenaran adalah ketiadaan.

"Kemanapun kau memalingkan mukamu, disitu wajah Allah jualah"

pernahkah kita berfikir bahwa segala sesuatu berawal dari keberadaan yang mengisi ketiadaan. Dunia seisinya, adalah sesuatu yang semu yang diisi oleh sebuah titah keberadaan. "Inna ma amruhi idaa aroda syaian, fiinnama yakullu lahu kun fayakun". Ketika Dia menghendaki segala sesuatu itu ada, maka adalah dia. Dalam segala sesuatu (syai'in) ada irodah. dalam nafas (dan kemudian disebut nafsu) pertemuan atas irodah Tuhan dengan ketiadaan, maka ada keabadian dan ada kehampaan. Dunia adalah tempat memproses, bergumul antara keadaan dan ketiadaan. Ketika keadaan lebih dominan maka dia kembali ke keadaan (idiomnya disebut surga), dan ketika ketiadaan mendominasi di dunia, maka dia kembali ke ketiadaan (idiomnya neraka).

ini suatu ilustrasi matematis, yang sangat diketahui dalam filsafat sufi:
0 = melambangkan Ketiadaan /tiada
1 = kebenaran (al haqq) /ada

lihatlah semua angka 2 dst (melambangkan sesuatu baru =mahluk) adalah kombinasi antara 1 dan nol. tak perduli anda menggunakan pendekatan desimal maupun biner sekalipun. 2 adalah 0+1, 3 adalah 0+1+1+1 dan seterusnya. 0 adalah ketiadaan dan satu yang mengisi angka 2 dst adalah irodah Tuhan. Maka Tuhan lebih dekat dengan urat leher kita (immanent). Tapi Tuhan juga suatu yang transenden (bersemayam di arsy/melambangkan ketinggian tempat baik dalam jangkaun maupun kemulyaan), karena yang ada dalam makhluk atau diri kita adalah Tuhan dalam irodah-Nya.

Gambaran dunia dan mahluk itu seperti anda melihat layar komputer: anda melihat obyek yang bergerak di monitor, bisa bermain atau apa saja. akan tetapi visualisasi itu tidaklah sesungguhnya (hakiki) itu hanya semu. Bukankah komputer hanya tau dua hal yaitu Nol dan satu. Bukankah semua yang ada dikomputer di assembling dalam angka mesin berformat biner, 0 dan 1. semua yang seperti ada ternyata tidak begitu adanya.

karena itu ada kata-kata di film matrix yang cukup baik menurut saya;
Inside the matrix there are noones and there are everyones.

CONCLUSION
Tauhid itu adalah mengakui Allah itu Satu, Esa dalam segala hal. Tauhid berasal dari kata Ahad atau Wahid atau 1.
Keyakinan akan tauhid berarti mengakui adanya irodah Tuhan dalam diri kita, dalam semua ciptaannya, dan mengimani keberadaanya.
Keyakinan akan selain pentauhidan Allah, berarti mengakui yang sementara, dan yang tiada sebagai sumber segala sumber, maka kesitu jua dia akan kembali. karena dalam bagiannya ketiadaan mempunyai porsi terbesar.
Bertauhid maka berarti memberi jalan kepada kita kemana nanti kita kembali, dari 0 ke 0 atau dari 1 ke 1. Segala sesuatu berasal dari Allah, dan kepaa-Nya lah segala sesuatu akan kembali.

Waallahu a'lamu bisshowab.


see my blog:
saikiae
 
Sori, menurut gw keberadaan kita sendiri adalah nyata, riil. Bukannya berada dalam kondisi ada dan tiada.
Allah memberikan kita suatu bentuk, ruh, dan akal.
Seharusnya jika kita mau menggunakan akal kita, kita akan tahu kalau keberadaan kita di dunia ini adalah riil, yaitu untuk mentauhidkan Allah.
Adapun yang fana hanya dunia ini, adapun kita (ruh) insya Allah kekal. Entah itu masuk Surga atau masuk neraka -Naudzubillah-. Kecuali Allah menentukan lain.
Allahu Akbar Allahu Akbar... Maha Suci Allah dari perbuatan sia-sia..

Wallahu 'Alam...
 
He3x... ikutan nimbrung ya. Ribet emang membicarakan masalah Tauhid, kesannya ini Ilmu yang hanya diketahui oleh orang2 Islam tertentu, padahal ini adalah basic dari Islam itu sendiri.

Coba kite sama2 renungkan kronoligis dibawah ini :

1. Tauhid adalah Keimanan atas adanya Allah Ta'ala.
2. Karna Iman Tauhid tersebut, Allah Ta'ala menyeru kepada mereka untuk masuk Islam (Al Baqarah 208).
3. Karena Keimanan sesorang yang diseru oleh Allah Ta'ala hanya punya satu jawaban yaitu : "Saya Dengar dan Saya Laksanakan"
4. Karena point 1-3 diatas seseorang akhirnya "Masuk Islam" (Otomatis sudah Baligh lah...)
5. Karena sudah masuk Islam, maka harus "Mengenal Allah" karena Awaluddin 'Marifatullah (Awal beragama adalah mengenal Allah)
6. Karena sudah masuk Islam, maka harus "Menuntut Ilmu" (Menuntut Ilmu Adalah WAJIB bagi muslimin dan muslimat)
7. Karena sudah masuk Islam, maka harus jalankan segala perintah dan jauhi segala larangan (segala kewajiban ubudiyah mulai dikerjakan)
8. Jika prosedur tersebut diatas dijalankan Insyaallah tercapai yang namanya "Mengenal" dan akhirnya "Jumpa" sehingga Tauhid bukan lagi sekedar teori2.
 
ajib gan
tp tauhid tdk cuma dipelajari doang yg penting tu praktek keseharian qta
dlm mempelajari tauhid hrs ada guru yg bertanggung jawab dunia akherat.
 
ajib gan
tp tauhid tdk cuma dipelajari doang yg penting tu praktek keseharian qta
dlm mempelajari tauhid hrs ada guru yg bertanggung jawab dunia akherat.

nach tu yang peling penting....
"al-ilmu bila amalin kasy-syajari bila tsamarin"
tp aku mau nanya di saudaraku, maksudnya bertanggung jawab yang gimana ?
 
mas aku ini orang hindu
tapi di agamaku terdapat tauhid
yaitu 1. tuhan memiliki segalanya
2. tuhan adalah yang terhalus dan dalam kehalusannya ia membentuk alam ini
3. ia maha ada ada di mana mana di setiap saat dan semua jaman
 
Sori, menurut gw keberadaan kita sendiri adalah nyata, riil. Bukannya berada dalam kondisi ada dan tiada.
Allah memberikan kita suatu bentuk, ruh, dan akal.
Seharusnya jika kita mau menggunakan akal kita, kita akan tahu kalau keberadaan kita di dunia ini adalah riil, yaitu untuk mentauhidkan Allah.
Adapun yang fana hanya dunia ini, adapun kita (ruh) insya Allah kekal. Entah itu masuk Surga atau masuk neraka -Naudzubillah-. Kecuali Allah menentukan lain.
Allahu Akbar Allahu Akbar... Maha Suci Allah dari perbuatan sia-sia..

Wallahu 'Alam...

bisa jadi juga antara ada dan tiada bro,..
coba renungkan:

1. Molekul membentuk kromosom kemudian membentuk sel, milyaran sel tadi mementuk tubuh manusia, jadi tubuh kita ini sebenarnya adalah kumpulan molekul2=Nol/Nothing!
2. berapa berat anda? 65 kg? itu di bumi, karena adanya gravitasi, bagaimana kalau di ruang angkasa? mengapung/ tidak ada berat = nol / nothing!
3. Anda dan saya tercipta dari air mani yang menjijikkan dan berakhir nanti sebagai bangkai yang berbau busuk, dan saat ini anda dan saya duduk di depan monitor, dalam perut kita penuh kotoran!= Nol/
Nothing!


Semuanya semu dan Ilusi,
Lalu apa yg bisa kita banggakan pada diri kita ini? Nothing !...

Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah,
Kita/ manusia?= Nothing!...
 
.


Keyakinan akan tauhid berarti mengakui adanya irodah Tuhan dalam diri kita, dalam semua ciptaannya, dan mengimani keberadaanya.


Waallahu a'lamu b


see my blog:
saikiae[/QUOTE]
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.