1
Bumi, Rumah Kita Bersama
Bumi, Rumah Kita Bersama
Dalam suatu cerita tentang kleinci, Paul Knitter mengutip tentang kehidupan dinosaurus. Suatu dunia (bumi) yang dihuni oelh bangsa dinosaurus dan seorang manusia serba bisa. Saat dunia sedang indah alami, dinosaurus tidur dengan nyenyak sekali karena sejuknya cuaca. Tetapi, dengan sikapnya yang serba bisa dan rakus sang manusia tidak puas dengan dunia yang didiaminya. Dia ingin mencari planet lain. Demi tujuan itu, ditebanginyalah pohon-pohon sampai gundul, dibunuhnya binatang-binatang untuk diambil tulangnya, digalinya perut bumi untuk disedot minyaknya. Dari semua bahan itu dibuatnya sebuah pesawat ruang angkasa. Kemudian di terbang dengan pesawatnya untuk menjelajahu angkasa mencari dunia yang lain. Setelah terbang begitu jauh, dia melihat ada planet dan dia ppun turut dari pesawatnya, tetapi planet itu tak lebih indah bahkan lebih buruk dibanding yang ditinggalkannya. Penjelasan diteruskan untuk mengunjungi planet-planet yang lain, tetapi tidak ditemukannya planet yang lebih baik daripada dunia yang telah jauh ditinggalkannya. Hingga suatu saat dia melihat sebuah planet yang indah.
"Ah...ini dia dunia impian yang kucari," pikirnya. "Di sana ada hamparan rumput menghijau, sungai yang mengalir jernih, burung-burung berkicau dan anak-anak kelinci yang sangat senang bermain, sungai yang mengalir jernih, burung-burung berkicau dan anak-anak kelinci yang dengan sangat senang bermain. Aku harus memiliki planet ini," pikirnya. Kemudian dia membuka pintu pesawat dan turun. Tetapi belum menginjak tanah, seekor mahkluk menghadangnya. Ternyata dia adalah dinosaurus dan dunia itu adalah buni yang dulu dirusak dan ditinggalkannya. Setelah ditinggalkannya, dinosaurus memperbaiki dunia tersebut. Kemudian terjadilah dialog berikut: Dinosaurus, beri aku tempat tinggal." "Tidak! Ini bukan kepunyaanku," dinosaurus menjawab dengan tegas. Manusia: "Hanya sedikit saja tanah atau hutan, sungai, danau atau sebatang pohon." "Tidak ini bukan kepunyaanku," dinosaurus kembali mengulangi pernyataannya tang pertama dengan wajah serius.
Manusia: "Maafkanlah aku, Saudaraku. Memang aku sangat bersalah merusak alam kita, tetapi aku berjanji untuk tidak merusaknya lagi."
Dinosaurus: "Kalau begitu kau memang berhak untuk turunm sebab ini bukan punyaku dan juga punyamu. Tetapi ini adalah milik kita bersama hingga kepada anak cucu kita."
Penggambaran cerita di atas membawa makna khusus bagi kita, bahwa sesungguhnya bumi yang kita huni ini adalah rumah kita bersama dengan seluruh manusia termasuk seluruh makhluk. Tetapi sangat sering manusia menlupakannya. Bahkan manusia sering kali menganggap dirinyalah penguasa tunggal. Padahal sebenarnya adalah penguasa yang culas, buas, dan keji. Bumi ini memang dipercayakan kepada manusia untuk dikelola dan dipelihata sebagaimana taman eden (bumi) menjadi tempat manusia (Kejadian 2:15)
Mengusahakan dan memelihata dalam bahasa Ibrani memakai kata abad dan shamar. Kedua kata ini dipakai sebagai bahasa ibadah yang menunjukkan tanggung jawab rasional manusia, terutama dalam konteks pelayanan dan pengabdian. Manusia diberi tanggung jawab untuk menjadi pengusaha dan pemelihara bumi (Matius 25:14-30). Memelihara dan menjaga menjadi ibadah kepada Tuhan yang empunya bumi.
Dalam kejadian 1:29 dikatakan, manusia diberi hak mengambil makanannya dari tumbuhan yang banyak tumbuh di bumi. Jadi, dari sana dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia berhak, tetapi hanya hak pakai atas sumber di bumi. Manusia tidak mempunyai hak milik, sebab yang mempunyai hak milik adalah Tuhan (Mazmur 24:1-2; Imamat 25:3). Jadi, sebagai konsekuensi hak pakai, manusia wajib memelihara alam supaya sumber-sumber di bumi tidak habis percuma. Oleh karena itu, manusia wajib mengalih generasikan alam ini sampai ke anak cucu dengan keadaan yang tetap terpelihara dengan baik.
Seluruh ciptaan mempunyai hak yang sama untuk mendiami bumi dan mendapatkan kehidupan untuk memanfaatkan dan dikelola secara khusus. Tidak pernah dikatakana bahwa bumi ini diciptakan hanya untuk orang kaya atau orang miskin saja. Juga tidak pernah dikatakan hanya untuk orang kulit putih atau yang berkulit hitam saja. Bumi ini adalah bumi kita bersama dan untuk generasi kita yang berikutnya.