• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Sai Baba bukan awatara!

  • Pembuat thread awal. Pembuat thread awal. JakaLoco
  • Tanggal Mulai Tanggal Mulai
Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
PENGLIHATAN RAJA REDDY


Pada saat Vaikunta Ekadasi, sebuah hari yang sangat suci. Kitab suci menjelaskan bahwa ini adalah hari yang suci pada saat Dewa Sri Maha Wishnu bersedia memberikan darshan kepada umat-Nya di sebelah utara gerbang surga tempat tinggal-Nya. Seorang penyembah yang bernama Raja Reddy sedang tidur di beranda di lantai pertama Prasanthi Nilayam. Pada waktu sekitar tengah malam dia terbangun dan melihat secercah cahaya terang keluar dari kamar Swami yang agak terbuka. Dia heran mengapa ada banyak cahaya seterang itu pada saat malam sudah demikian larut. Dia lalu mendekat ke pintu dan mengintip melalui celah pintu-pintu tersebut. Dia menjadi sangat terkejut saat menyaksikan beberapa insan surgawi sedang menunggu giliran untuk bersujud menyembah Kaki Teratai Bhagawan Sri Sathya Sai. Mereka memancarkan cahaya yang sangat luar biasa. Swami berbaring seperti Dewa Sri Maha Wishnu, di atas tempat tidur yang disediakan oleh Adisesha dan dengan ramah menerima sembah sujud para insa surgawi tersebut. Tujuh buah api menyala terang di sekitar tempat tidur Swami. Pemandangan tersebut mengejutkan Raja Reddy. Dia lalu menutup pintu dengan perlahan dan kembali ke tempat tidurnya di beranda dan tidak bisa tidur lagi. Hari berikutnya dia membicarakan pengalaman surgawinya dan bertanya “Swami, siapakah orang-orang tersebut?” Swami menjawab, “Mereka adalah para makhluk surga (Devathas). Mereka telah datang untuk darshan-Ku. Apa yang kamu lihat dalam bentuk api adalah Saptarishis, 7 Resi Agung. Karena aku melindungimu dengan berkat-Ku-lah maka kamu masih hidup. Bila tidak, saat kamu melihat kejadian itu, kamu pasti sudah lebur menjadi abu!” Sri Sathya Sai adalah wujud manusia dari Parabrahma. Sembah sujud kita kepada-Nya.

Dikutip dari:
Thapovanam
 
INKARNASI SWAMI


Akan segera tiba saatnya pengabulan permohonan yang ditujukan kepada Tuhan. Doa para orang suci, alim ulama serta pertapa yang tak terhitung banyaknya yang memohon Tuhan berinkarnasi di bumi akan segera terkabul. Perjuangan manusia yang keras tersebut akhirnya mampu menggerakkan hati Yang Maha Kuasa Yang Penuh Kasih. Easwaramma mengandung lagi untuk yang kedelapan kalinya. Yang kedelepan kalinya. Yang sangat istimewa, Dewa Krishna lahir sebagai anak ke delapan dari ibu-Nya, Devaki Devi. Dia Yang Tak Dapat Diduga, Yang Tak Dapt Dipahami, dan Yang Maha Mutlak di alam raya ini sekarang akan menunjukkan diri-Nya kepada manusia. Saat itu, di dalam rumah, peralatan musik seperti mridangam (alat musik perkusi) dan thanpura (alat musik berdawai) dibunyikan untuk mengalunkan musik dengan irama yang mereka tentukan sendiri (tanpa ada orang yang memainkannya). Pada peristiwa yang luar biasa ini, orang-orang merasa terkejut sekaligus gembira, namun saat itu juga mereka merasa bingung dan juga gelisah. Peda Venkamma Raju pergi ke kota yang berada di dekat Bukkapatnam untuk berkonsultasi dengan para ahli nujum. Setelah para ahli nujum itu menyimak naskah-naskah kuno, mereka bertanya apakah ada seorang wanita di rumahnya yang sedang mengandung. Ketika pertanyaan tersebut diiyakan, mereka mengatakan,”Untuk menyenangkan anak yang berada di dalam kandungan tersebut, alat musik membunyikan lagu-lagu rohani yang akan memberikan penghiburang baginya. Saat inkarnasi akan segera terjadi, peristiwa-peristiwa aneh akan terjadi!” Mereka menunjukkan beberapa bagian risalah nujum yang mendukung pendapat mereka kepada Peda Venkama Raju.

Saat itu tanggal 23 November 1926. Menurut kalender Hindu saat itu bertepatan dengan hari Somavar (Senin), Thadia (hari ketiga) setelah bulan purnama, bulan Karthika, tahun Akshaya, dan bintang ardra. Orang Hindu menganggap bahwa hari Senin selama bulan Karthika sebagai hari-hari kesukaan Dewa Siwa, Oleh karena itu mereka melakukan pemujaan secara khusus. Pada hari itu sejak jam 4 pagi, Lakshmamma benar-benar larus dalam puja (vratham) terhadap Dewa Sri Sathyanarayana Swami yang dilakukan di dekat rumah seorang purohit (pendekat yang berkasta Brahma). Dia dipanggil beberapa kali karena saat melahirkan menantu perempuannya sudah dekat. Namun dia mengabaikannya dan dia berniat untuk tidak pulan sebelum menyelesaikan persembahyangan dan menerima ‘pooja prasadam’. Dia duduk bersimpuh dan benar-benar membawa pulan prasadam.Sesampainya di rumah, dia memberikan prasadam tersebut kepada menantunya. Saat itu waktu menunjukkan 6.06 pagi. Angin semilir berhembus dan terasa menyejukkan. Lonceng-lonceng kecil yang berada di atas pilar kuil (dhwaja sthambham) berdentang lembut dan merdu. Sedangkan di dalam rumah tersebut alunan alat musik bergema dengan lembut. Dalam suasana yang begitu agung tersebut, lahirlah Sri Sathya Sai, ikarnasi Sang Dewat. Dia mempunyai tahi lalat kecil pada pipi kirinya. Selain itu, Dia juga mempunyai tahi lalat di dadanya, seperti ornamen Srivatsa yang menghiasi dada Dewa Maha Wisnu. Di telapak kakiknya terlihat tanda-tanda Sanka (siput/keong) dan chakra (piringan bulat) yang merupakan lencana kedewataan.

Lakshmamma, ibu mertua Easwaramma, dengan lembut meletakkan bayi yang baru lahir tersebut di atas daun-daun palm yang ditempatkan di sudut kamar tempat Dia dilahirkan. Hal itu dilakukan sebagaimana tradisi yang berlaku pada saat itu. Sesaat kemudian, dia melihat suatu gerakan perlahan di kain sprei bayinya. Yang membuat dia sangat terkejut adalah ketika dia mengangkat bayi mungilnya, dia melihat seekor ular kobra melingkar di bawah tempat tidur tersebut! Memang benar, di Puttaparthi dikenal banyak ular, namun sangat aneh kalau ada seekor ular kobra yang menyediakan dirinya sebagai tempat tidur bayi yang baru lahir tepat di kamar tempat Dia dilahirkan. Setelah kegemparan itu mereda, ular kobra tersebut dicari kemana-mana namun tidak ditemukan. Tidak diragukan lagi bahwa ular tersebut tidak lain adalah Adishesha, sang ular suci yang merupakan tempat tidur bagi Dewa Sri Maha Wisnu di Vaikuntha. Hal ini merupakan awal dari bukti nyata akan kedewataan Sri Sathya Sai.

Karena bayi ini lahir segera setelah ibunya mendapatkan prasadan Dewa Sri Sathya Narayana Swami, maka dia diberi nama Sathya Narayana. Kondama Raju, kakek bayi tersebut merasa sangat senang dengan nama ini karena dia teringat akan suatu peristiwa di dalam Sri Maha Bhagavath, ketika Dewa Sri Krishna lahir dalam wujud manusia sebagai inkarnasi Dewa Narayana. Dewa Brahma sendiri hadir di depan bayi tersebut dan memberikan penghormatan seperti berikut:

“Sathya Vratham, Sathya Param, Thri Sathyam,
Sathyasya Yonim, Nihitham Cha Sathye,
Sathyasya Sathyam, Ritha Sathya Nethram,
Sathya-Athmakam, Tvam Sharanam Prasannah.”

“(Oh Dewa, Engkaulah wujud dari kebenaran. Sebenarnya, Engkaulah kebenaran itu sendiri; hanya Engkaulah kebenaran yang abadi. Kebenaran adalah satu-satunya jalan untuk sampai kepada-Mu. Oh Perwujudan dari kebenaran, aku berserah diri kepada-Mu!)”


Sekalipun seseorang dikenal dengan nama seperti yang diberikan kepada bayi mungil itu, Sathyam, jelas bahwa dia benar-benar Dewa Sri Narayana yang merupakan wujud dari kebenaran (Sathyam).

Makna spiritual yang terkandung dalam kata “Sathya” telah benar-benar sesuai dalam kehidupan Swami. Ritham dan Sathyam adalah kedua ornamen yang dihiasi dengan permata di telinga Sruthi Matha (Veda Matha, Sang Ibu Dewi Weda). Apabila kita merenungkan secara mendalam akan arthi dan makna spiritualnya, akan tersingkap jugalah wujud-wujud keindahan yang baru kepada kita. Sathyam (kebenaran abadi) dan Nithyam (yang mengetahui awal dan akhir) sangat penting direnungkan.


Sumber
Thpovanam
 
NAMA SMARAN BERARTI MENELEPON TUHAN

Moorthy, putra Sri Kasturi, sedang melakukan peneltian di bidang geologi. Untuk tugas penelitiannya itu dia harus melakukan perjalanan ke hutan-hutan di Assam. Pada suatu hari, ketika dia sedang sendirian, ada seekor beruang liar melihatnya dan mulai mendekatinya. Moorthy lari untuk menyelamatkan diri tapi binatang itu terus mengejarnya. Ketika dia berlari ke atas bebatuan dalam usahanya untuk menyelamatkan diri, dia terpeleset dan terjatuh. Tetapi dia terus berteriak, “Baba, Baba!” Dalam sekejap ada sebuah truk muncul entah dari mana asalnya dan Moorthy terselamatkan karena dapat masuk ke truk itu. Satu bulan kemudian, ketika dai berkunjung ke Prashanti Nilayam, Swami berkata kepadanya, “Aku menerima panggilan teleponmu dan mengirim sebuah truk. Apakah truk itu sampai di tempatmu tepat waktu?”

Sumber:
Thapovanam
 
SIAPA YANG TELAH MELAKUKAN PEMBEDAHAN?

Ada seorang laki-laki yang menderita sejumlah penyakit dan mendapatkan pemeriksaan jantung di Super Speciality Hospital. Kondisinya benar-benar buruk. Para dokter berpendapat bahwa dengan kondisi pasien yang buruk itu tidak mungkin dapat dilakukan operasi dan mereka juga menolak untuk melakukan tindakan apa pun. Pasien tersebut mulai berdoa secara khusuk kepada Swami. Dia memohon kepada Bhagawan agar entah dengan cara bagaimana dia dapat dioperasi dan kesehatannya dapat dipulihkan kembali. Bhagawan mendengar doanya. Dia berbicara kepada para dokter dan menanyakan apa yang sedang terjadi. Mereka menjelaskan bahwa pasien tersebut menderita sejumlah komplikasi yang serius dan menurut mereka hal tersebut membuat mereka tidak bisa mengambil tindakan operasi. Swami berkata, “Lakukanlah operasi. Tidak ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Aku akan mengawasinya.” Operasi dilaksanakan, dan para dokter sama sekali tidak percaya, operasi berjalan dengan sukses. Beberapa hari kemudian Swami menanyakan kesehatan pasien itu. Dokter memberi tahu Beliau bahwa operasi berjalan sangat sukses dan pasien dalam kondisi yang sangat baik.

Ada sebuah kebiasaan di Super Speciality Hospital untuk merekam kegiatan operasi beberapa kasus yang rumit. Swami meminta para dokter menyaksikan salah satu rekaman video tersebut. Ketika mereka melakukannya, para dokter itu terkejut; mereka melihat Swami dalam beberapa wujud yang menyerupai salah satu dari mereka berada di sekitar meja operasi. Hilang sudah kesombongan dan ego mereka. Mereka menyadari bahwa itu adalah Swami, ya Swami sendiri yang melakukan operasi dan bahwa mereka hanyalah alat yang kadang-kadang dipakai oleh tangan suci Swami. Dan dengan segala kerendahan hati mereka bersujud di Kaki Teratai Bhagawan.

Super Speciality Hospital berkembang sangat pesat. Mereka memiliki Departemen Kardiologi, operasi bedah jantung, Uronephrology dan Ophthalmology. Di sana juga ada pusat Lithotripsy yang khusus untuk memecahkan batu ginjal dengan memakai gelombang energi yang tinggi. Semua bentuk perawatan dan operasi pembedahan, yang di tempat lain akan memakai biaya jutaan Rupee, di rumah sakit ini diberikan secara gratis. Hal inilah yang menyebabkan rumah sakit ini diakui sebagai salah satu keajaiban dunia!

Berbicara tentang rumah sakit ini, Swami menyatakan, “Di sini para pasien selalu merasakan gembira. Para sanak saudara mereka juga bahagia dan senang. Para dokter selalu tersenyum sewaktu melayani pasien. Para perawat dengan senang hati melakukan pekerjaannya. Seluruh tempat dipenuhi kebahagiaan. Para pekerja suka rela sibuk membersihkan dan memperindah ruangan dan kamar agar selalu rapi dan bersih. Tidak ada upah atau ongkos yang ditarik di rumah sakit ini. Para dokter di rumah sakit lain terheran-heran bagaimana mungkin bisa menyediakan peralatan medis yang mahal bila seluruhnya gratis? Tidak perlu diragukan lagi bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang tulus tidak akan kekurangan dana.”


Sumber:
Thapovanam
 
DR. ART-ONG JUMSAI

Saat itu sekitar tahun 1945 dan Perang Dunia Kedua belum berakhir. Bhagawan Sri Sathya Sai mewujudkan diri-Nya di depan sebuah rumah di kota Bangkok Beliau memanggil nyonya rumah, memberinya vibhuthi dan memintanya untuk menyebarkannya di sekeliling rumah lalu menghilang. Beliau berbicara menggunakan bahasa yang dipakai oleh wanita itu Wanita itu melihat bubuk yang diberikan kepadanya menyerupai pasir putih. Dia tidak mengabaikan pesan Beliau dan menebarkan bubuk itu di sekeliling rumah. Dalam waktu beberapa menit, terjadi serangan udara. Semua rumah di lingkungan itu, selain rumahnya, hancur diterjang oleh bom-bom yang terus menerus dijatuhkan.

Beberapa waktu kemudian lahirlah seorang bayi laki-laki di keluarga itu yang diberi nama Ar-ong Jumsai Na Ayudhya. Dalam perkembangannya , Art tumbuh dan menjadi murid kelas ilmiah. Dia melanjutkan pendidikannya ke Universitas Cambridge di Inggris dan berhasil meraih gelar Doktor. Dia bekerja sebagai seorang konsultan di beberapa kementrian di negaranya. Karirnya meningkat hingga pada akhirnya dia menjabat sebagai Direktur Pusat Penelitian Luar Angkasa Thailand.

Pada tahun 1983, Badan NASA Amerika Serikat membuka lowongan untuk posisi ilmuwan yang nantinya akan terlibat dalam proyek pengiriman pesawat tanpa awak untuk meneliti planet Mars. Art-ong mengajukan lamaran dan mendapatkan posisi itu. Proyek itu bertujuan untuk mendaratkan pesawat tanpa awak ke planet Mars dengan selamat, mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi, dan kembali membawa bahan dari permukaan planet yang nantinya akan diteliti di NASA. Art-ong diberi tanggung jawab untuk membuat perencanaan dan pendesainan semua peralatan yang dibutuhkan.

Perencanaan disusun untuk membuat sebuah model Mars dalam laboratorium lengkap dengan segala sifat alam yang sama, sebuah model roket dan motor yang akan mendarat di planet itu untuk mengumpulkan bahan penelitian. Semua dana yang diperlukan untuk proyek tersebut disediakan oleh NASA. Dalam beberapa bulan, Art-Ong berhasil membangun sebuah roket yang akan diuji di laboratorium. Tetapi, seperti yang dikhawatirkan sebelumnya, pesawat pendarat itu terbakar segera setelah memasuki atmosfir Mars. Setelah beberapa bulan kemudian, Art-ong membuat sebuah roket lain yang juga mengalami nasib yang sama. Satu per satu roket yang dia ciptakan gagal hingga total mencapai sepuluh roket. Seluruh proyek tampaknya gagal. Sejumlah dana yang sangat besar terbuang sia-sia.

Art-ong yang malang tak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia merasa sangat tertekan. Dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari puncak gunung. Dia mendaki sebuah gunung. Dari sana, dia mendapatkan kejutan yang sangat luar biasa, dia melihat pancaran cahaya yang sungguh hebat di angkasa yang di tengahnya dia bisa melihat rumus yang sangat penting yang merupakan kunci sukses pembuatan roketnya. Bersamaan dengan penampakan itu dia mendengar suara, “Camkan bahwa hanya Tuhan yang menciptakan ilmuwan itu lebih tinggi dari ilmuwan itu sendiri.”

Kali ini Art-ong membangun roketnya yang kesebelas dengan menggunakan rumusan yang secara dramatis terpampang baginya. Roket tersebut berhasil dalam semua ujian yang diadakan di dalam laboratorium tanpa kendala apa pun. Sebuah roket yang berukuran sebenarnya, yang diberi nama VIKING, dipersiapkan dan segera diluncurkan. Viking berhasil dalam misinya dan kembali membawa contoh material dari permukaan Mars. Pada tahun 1984, Amerika Serikat menganugerahi Art-ong gelar ilmuwan kehormatan dan memberinya penghargaan yang bergengsi.

Setelah itu, Art-ong meninggalkan pencariannya di bidang ilmu pengetahuan dan mulai menyibukkan dirinya dengan kegiatan untuk mencari Tuhan. Bersama ibunya, dia pergi ke India. Dengan dipandu oleh temannya dari New Delhi, dia tiba di Whitefield. Swami memberi interview kepada ibu dan anak tersebut. Beliau mengingatkan sang ibu bagaimana pada saat Perang Dunia Kedua Beliau telah datang ke rumahnya di Bangkok dan memberinya Vibhuthi. Beliau juga menyebutkan bagaimana sang ibu mengira vibhuthi itu tidak lain hanya pasir putih.

Pada Art-ong Beliau menjelaskan bagaimana Beliau berperan dengan proses kelahiran yang lancar, orang-orang yang ditakdirkan berperan dalam misi ‘Avatharik’-Nya. Akhirnya, Swami bertanya pada Art-ong, “Pada saat engkau ingin bunuh diri di puncak gunung di Amerika, siapa yang memberi rumus yang engkau butuhkan untuk membuat mesin roket?” Dari nada suara Swami, Art-ong dapat mengenali bahwa memang Swamilah yang telah memberinya rumus penting tersebut. Dia bersujud di kaki Swami dan berkata bahwa dia meyakini inkarnasi suci Swami, dan bahwa Swami dapat memakainya sebagai alat-Nya seperti apa yang Beliau kehendaki.

Bhagawan meminta Art-ong untuk bekerja pada Organisasi Sathya Sai di duabelas negara Barat untuk menyebarkan pendidikan spiritual yang berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan. “Kamu lakukan tugas-Ku; Aku akan menjaga perusahaanmu!” Beliau meyakinkannya.

Segera setelah itu, terjadi peristiwa yang sungguh dramatis. Art-ong telah secara penuh terlibat dengan kegiatan Swami. Dia sudah tidak punya waktu lagi untuk mengurus pabriknya sendiri di Bangkok. Suatu hari pabriknya dimasuki oleh beberapa pencuri. Petugas keamanan yang bertugas jaga tertidur di ruangannya di pintu masuk. Dia telah mengunci pintu dari dalam. Tetapi, meskipun demikian, Bhagawan Sri Sathya Sai masuk ke ruangan itu, membangunkan petugas jaga dan memintanya agar melakukan tugasnya dengan baik. Beliau berbicara dengan bahasa Thai. Penjaga yang cukup memahami apa yang diminta Bhagawan darinya tidak dapat membayangkan bagaimana bisa orang asing itu memasuki ruangan yang telah terkunci dari dalam. Pada hari berikutnya kembali terjadi peristiwa yang sama. Pada hari ketiga, pimpinan pabrik, Art-ong, tiba; dan petugas jaga menceritakan seluruh peristiwa yang telah terjadi padanya dan memohon maaf atas keteledorannya serta menambahkan kalau seluruh peristiwa tersebut benar-benar membingungkan dan sulit dimengerti. Petugas itu kemudian memperhatikan foto Bhagawan Sri Sathya Sai di ruangan Art-ong. Dia berkata pada tuannya bahwa itu adalah orang yang sama yang memasuki ruang jaganya di malam hari dan memperingatkannya.

Beberapa hari kemudian, Art-ong tiba di Prasanthi Nilayam. Sesaat kemudian, Bhagawan memberikan wejangan mengenai pentingnya sistem pendidikan yang dipadukan dengan nilai-nilai kemanusiaan. De tengah wejangan-Nya Beliau mengumumkan, “Di sana, Art-ong Jumsai yang baru saja tiba. Dia akan bercerita pada kita pengalamannya,” dan memanggilnya untuk maju ke mimbar. Dalam pembicaraannya, Art-ong menceritakan bagaimana para pencuri membobol masuk ke dalam parbriknya di Bangkok pada suatu malam; bagaimana swami memasuki ruangan petugas jaga yang terkunci dari dalam dan membangunkannya. Swami tersenyum dan mengatakan, “Bukankah Aku telah berkata kepadamu; Uruslah pekerjaan-Ku; Aku akan mengurus pekerjaanmu?”

Mulai saat itu, dengan pengabdian yang telah diperbaharui dan dengan keyakinan yang lebih kuat, Dr. Art-ong Jumsai, seorang ilmuwan terkemuka, telah mendapat pemenuhan dirinya melalui pelayanan dalam misi suci Bhagawan, menabur benih nektar spiritual yang manis ajaran Swami ke daerah Barat. Pada tahun 1998 Dr. Art-ong membuka Institut Pendidikan Sathya Sai di Bangkok untuk menyebarkan gagasan Pendidikan Sri Sathya Sai dalam Nilai-nilai kemanusiaan. Lembaga pendidikan ini telah mengadakan sebuah konferensi internasional pada September 2000 yang berbicara tentang “Memperkuat Nilai-Nilai Pendidikan” di Prasanthi Nilayam, di situ 650 pengajar dari 78 negara turut berpartisipasi. Swami memberkati beberapa peserta tidak hanya dengan cincin berlian yang berharga namun juga dengan beberapa pesan yang menimbulkan inspirasi.


Sumber:
Thapovanam
 
GOGOI DARI ASSAM
Terjemahan Bebas Dari Buku Berbahasa Inggris SATHYA SAI BABA GOD IN ACTION
Talks by Kasturi
Halaman 27-29


Seorang Menteri Perburuhan Inggris, ingin menjadikan India sebagai daerah industri. Saat itu India belum merdeka dan dianggap sebagai daerah koloni Inggris. Menteri Perburuhan tersebut memanggil beberapa anak muda India dan membawa mereka menyeberang ke Inggris dan menempatkan mereka di beberapa pabrik, guna mendapat pelatihan dan pengembangan pengetahuan permesinan, yang diharap akan melekat pada ingatan mereka. Lebih lanjut pada saatnya nanti mereka akan dikirim kembali ke India.

Seorang diantara mereka adalah Gogoi, pemuda yang berasal dari Assam, Semua pemuda-pemuda dari India ini diberikan pendidikan dan tinggal pada tempat pelatihan yang berbeda-beda. Kemudian perang dunia pun mulailah. Inggris harus menghadapi serangan Jerman setiap hari. Pada malam hari selalu saja sekumpulan pesawat tempur datang untuk meledakkan bom di kota London. Setiap malam pastilah sirine meraung, dan masyarakat harus bergegas masuk ke ruang perlindungan bawah tanah. Setelah serangan musuh berlalu, sirine melengking sekali lagi dan orang-orang pun keluar dari ruang perlindungan.

Gogoi dari Assam adalah pemuda miskin, dia tak dapat membayar sewa rumah yang mahal, dan oleh karena itu ia tinggal di sebuah kamar, pada suatu rumah susun. Gogoi memasak makanan sendiri karena ia adalah seorang vegetaris. Dia sangat bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran, dan bila ada tugas maka pekerjaan rumah selalu dia selesaikan pada malam hari. Sering kali, bahkan hampir setiap malam, ketika dia sedang mengerjakan pekerjaan rumah, maka sirine pun menjerit dan dia harus berlari, untuk masuk ke ruang perlindungan bawah tanah. Gogoi jadi berpikir pada dirinya, “Mengapa saya harus berlari dan masuk ruang perlindungan bawah tanah setiap sirine berbunyi? Pesawat tempur Jerman mungkin saja tidak datang sama sekali, dan bahkan bila pun mereka datang bisa saja mereka tidak menjatuhkan bom di atas wilayah ini, dan kalau wilayah ini dibom boleh jadi bom itu tidak menimpa rumah tempat tinggalnya, seandainya rumah itu terkena bom mungkin sekali saya tidak meninggal terkena bom!” Dan pikiran tentang peluang untuk mati, telah terusir pergi jauh. Di India kami percaya pada karma, pada takdir dan percaya bahwa bila telah merupakan karmamu, maka engkau tak akan dapat lari dari kematian.

Mungkin engkau tidak mati karena bom Jerman, tapi engkau bisa mati oleh sebab lain! Ada cerita tentang seorang pencuci pakaian, suatu saat ia terbangun di malam hari yang gelap gulita, karena sama sekali tidak dapat melihat, maka ketika ia berjalan beberapa langkah ia jatuh tersungkur. Tanpa disengaja tubuhnya terguling dan tepat menindih seekor kucing. Kucing yang merasa sakit dan terkejut, menanggapi dengan menggigit orang tersebut tepat di bagian lehernya. Luka gigitan yang kemudian bernanah akhirnya menyebabkan kematian tukang cuci tersebut. Inilah kamatian karena digigit kucing!

Lain lagi seorang yang berjalan dalam ruangan gelap, tidak dapat melihat kulit harimau yang digelar pada lantai. Kulit harimau itu masih lekat dengan bagian kepala selengkapnya. Di mulut harimau itu menyeringai taringnya yang tajam. Karena tidak terlihat orang tadi tanpa sengaja menabrak taring harimau, kakinya terluka. Dan dia adalah penderita diabetic. Luka yang dideritanya jadi bernanah, tidak kunjung membaik sebaliknya menyebabkan kematian. Orang itu meninggal oleh gigitan harimau mati!

Sebuah kapal laut berukuran besar dengan nama “Lusitanian” tenggelam di Lautan Atlantic. Semua penumpang dan awak kapal meninggal dunia, kecuali satu orang. Dan orang yang selamat dari kecelakaan kapal laut ini diceritakan sekarang sedang mencukur jenggot dan kumisnya. Disebelah tempatnya mencukur dia menyediakan sewaskom air hangat. Ketika ia sedang bercukur itu, tiba-tiba ia mendapat serangan stroke, orang itu tersungkur dengan wajahnya terendam dalam waskom penuh air. Ternyata dia tidak mati di Lautan Atlantic, tapi ia meninggal dunia pada sewaskom air!

Si Pemuda Gogoi terpaku pada teori karma, dan mengambil keputusan, “Jika hari ini sirine berbunyi lagi, maka saya tidak akan keluar kamar!” Bila pesawat Jerman datang, maka selain suara sirine, Petugas Peringatan Serangan Udara akan berkeliling memberi peringatan dan memeriksa apakah semua orang telah masuk ruang perlindungan bawah tanah, dan mengamati apakah semua lampu penerangan telah dipadamkan. Benar saja pada hari itu Gogoi telah berketetapan hati untuk tidak masuk ke ruang perlindungan bawah tanah, padahal sirine telah melengking. Di dalam kamarnya Gogoi segera memadamkan lampu, menutup dirinya dengan selimut dan berbaring tanpa tidak akan terdengar dari luar kamarnya! Tiba-tiba ia mendengar suara hentakkan sepatu seseorang datang mendekat dan kemudian menaiki tangga. Pastilah itu petugas peringatan serangan udara! Ia kemudian menggedor pintu kamar Gogoi sambil berteriak “Hai anak muda, engkau masih ada di dalam kamar, keluarlah! Aku tahu kamu ada di dalam. Aku adalah petugas peringatan serangan udara, aku polisi.” Gogoi jadi takut, petugas di luar melanjutkan, “Jangan buang waktu untuk berganti pakaian, keluarlah segera, ayo cepat!” Petugas peringatan serangan udara berteriak lantang. Gogoi merasa harus keluar dan masuk ke ruang perlindungan bawah tanah. Dia menjadi orang terakhir yang tiba di perlindungan. Petugas peringatan serangan udara mengikuti Gogoi dan kemudian berdiri di pintu masuk agar dengan demikian ia yakin bahwa tidak akan ada seorang pun yang keluar dari perlindungan hingga sirine memperdengarkan bunyi tanda aman untuk meninggalkan perlindungan. Ketika lengking sirine telah terdengar kembali Gogoi keluar dari raung perlindungan bawah tanah, dan bergegas menuju rumah susun tempat kamarnya berada. Dia sangat terkejut menyaksikan bahwa bangunan itu terkena bom dan seluruhnya telah menjadi abu. Gogoi teringat pada petugas peringatan serangan udara, ia berkeliling ke mana-mana berusaha menemukannya, namun tidak berhasil. “Mungkin saja orang itu juga telah hancur menjadi abu karena terkena bom.” Demikianlah yang diperkirakan Gogoi, ia menjadi bersedih mengingat petugas peringatan serangan udara itu telah berjasa menyelamatkan hidupnya.

Gogoi masih tinggal di Inggris hingga beberapa lama, barulah kemudian dia kembali ke India. Di tanah airnya (India) ia mendapat pekerjaan yang kurang memuaskan dirinya, oleh karena itu pekerjaan itu dia tinggalkan untuk kemudian aktif dalam pergerakan yang diilhami oleh Mahatma Gandhi. Lebih khusus dia mengabdi pada lembaga urusan kerjasama. Selanjutnya dia diangkat menjadi pegawai tinggi pada Departemen Kooperasi dan Urusan Pensiunan.

Suatu hari dia berada di Bombay, di sanalah dia mendengar berita tentang Sathya Sai Baba. Untuk mengetahui lebih jauh Gogoi pergi ke Dhamakshetra, tempat yang juga akan dikunjungi Sathya Sai Baba. Gogoi menjadi salah seorang dari lima puluh ribu orang yang berkumpul di Dhamakshetra. Karena dia datang sangat terlambat, maka Gogoi hanya bisa mendapatkan tempat sangat jauh di sisi paling belakang dari kumpulan puluhan ribu manusia itu. Namun seorang volunteer (sevadal) datang berlari-lari menghampirinya. Sri Bhagawan memerintahkan sevadal itu, untuk melihat di sana, di barisan paling belakang, di sana ada seorang berasal dari Assam dan dilanjutkan dengan menyebutkan ciri-ciri Gogoi dengan lengkap dan teliti. Sevadal itu berhasil menemukan Gogoi dan mengajaknya untuk berpindah ke barisan paling depan sesuai perintah Sri Bhagawan. Namun Gogoi yang sangat terkejut berkata kepada sevadal itu, “Saya hanya ingin berada di kejauhan dan memandang Baba sekilas saja, karena rasa ingin tahu saya atas orang suci ini, namun dia meminta saya untuk pindah duduk ke bagian paling depan!” Gogoi jadi bingung akan diapakan dirinya ini, namun akhirnya dia bersedia untuk pindah. Setelah Gogoi duduk di barisan terdepan, Swami datang dan berdiri tepat di depannya sambil berkata, “Kamu harus datang dan tinggal di Prashanti Nilayam. Oleh karena itulah mengapa Aku selamatkan nyawamu!” Gogoi berpikir “Apa gerangan ini? Rasanya yang dikatakan tadi adalah tuntutan yang amat berat! Apa yang dimaksud dengan menyelamatkan hidupku? Bukankah Dia baru pertama kalinya berjumpa dengan saya?” Swami lebih lanjut berkata, “Apakah engkau tahu bahwa petugas peringatan serangan udara itu?” Gogoi menjawab, “Ya, saya tahu, petugas peringatan serangan udara itu memaksa saya masuk ke ruang perlindungan bawah tanah. Bila tidak demikian saya sudah mati. Dia menyelamatkan nyawa saya. Namun sayang sekali orang itu meninggal terkena bom.” Kemudian Swami melanjutkan, “Tidak, dia tidak mati, Akulah petugas peringatan serangan udara itu!”

Swami saat itu berusia empat belas tahun, datang sebagai petugas peringatan serangan udara sebuah satuan tugas pada Kepolisian London, yang harus mengenakan seragam lengkap yang sangat berat dan tidak menyenangkan, kemudian menggedor pintu kamar bhaktanya tersayang, mengajaknya turun dari lantai atas, untuk selanjutnya menuntunnya hingga pasti berada di ruang perlindungan bawah tanah, dan yang terpenting dari semuanya adalah menyelamatkan nyawanya! Cobalah pikir, walau Sri Bhagawan saat itu baru berusia empat belas tahun, Beliau telah memberi tanda bahwa Gogoi adalah salah seorang yang cukup beruntung untuk bertempat tinggal tetap di dekat kehadiran Sri Bhagawan di Prasanthi Nilayam, tiga puluh dua tahun kemudian. Dan untuk itu Sri Bhagawan menyelamatkan hidupnya dari bom Jerman yang mematikan. Itulah Swami! Beliau datang untuk menyelamatkan, memimpin dan menuntun.
 
KESAKSIAN DARI RUANG INTERVIEW


Ketika Profesor S. Bashiruddin, seorang muslimin mengunjungi Sri Sathya Sai Baba, Bhagawan (Sai Baba) menciptakan dan menghadiahkan kepada sang profesor sebuah leontin yang berbentuk tulisan "Allah" dalam bhasa Arab, Sarva-antharyam dalam bahasa Sansekerta dan Omnipresent dalam bahasa Inggris, semuanya memiliki makna yang sama. Pada suatu waktu ada beberapa pengunjung dari Arab menemui Sri Sai Baba di Prasanthi Nilayam. Hari itu adalah hari suci Bakrid. Swami mengajak mereka ke ruang interview. Baba mengangkat telapak tangan-Nya yang terbuka. Para tamu dalam waktu sekejap melihat di dalamnya sebuah pemandangan pada saat ribuan muslimin yang taat bersujud di depan Kabah suci di Saudi Arabia.

Semua ini adalah beberapa bukti yang menyatakan bahwa Sri Sathya Sai tidak hanya merupakan perwujudan dari semua Dewa, Beliau adalah Sad Guru yang tak terpahami secara mudah oleh manusia. Banyak orang yang menganut keyakinan Yahudi memberikan kesaksian tentang hal ini seperti Dr. Samuel Sandweiss yang menyatakan, "Saya percaya bahwa Baba adalah penjelmaan Tuhan. Penjelasan apa pun tentang Tuhan dalam literatur dan pemahaman Hindu, Kristiani dan Yahudi bukanlah khyalan. Semua itu benar. Mereka semua menyatakan kebenaran bahwa Tuhan Sang Penguasa Tertinggi akan terlahir ketika diperlukan."

Sumber:
Thapovanam
 
YANG MELIMPAHKAN PENGETAHUAN

Kembali kepada kejadian-kejadian yang terjadi di Uravakonda, pada suatu hari Sathyam nampak benar-benar kehilangan kesadaran-Nya. Tiba-tiba Dia berkata, “Narayana Sastry yang tinggal di rumah sebelah sedang melantunkan bait Sri Maha Bhagavath namun dia membuat banyak kesalahan dalam penjelasannya. Panggillah dia!” Beberapa orang pergi ke orang pintar tersebut dan memintanya untuk datang menemui Sathyam. Dengan nada menghina Sastry berkata, Ah, dia kan cuma anak kecil. Apakah dia menemukan kesalahan dalam saya mempelajari kitab tersebut? Apa yang dia tahu? Dia menolak datang ke tempat Sathyam berada, namun Sathyam memaksa. Kali ini para perantara tersebut dapat membujuk orang tua itu untuk datang ke tempat Sathyam berada. Lalu anak itu menjelaskan kepadanya semua kesalahan yang telah dia lakukan. Dia juga mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya mengenai purana (naskah-naskah suci). Kemudian Sastry yang merupakan cendekiawan tersebut mengakui semua kesalahannya dan menerima pembetulan-pembetulan dari Sathyam. Takjub akan kecerdasan dan pengetahuan anak muda itu, Sastry tak berdaya di kaki Sathyam.

Bahkan saat ini, kadang-kadang Bhagawan mendapati para sarjana mencari pengetahuan tentang Kenyataan Yang Paling Tinggi hanya dengan mempelajari kitab-kitab suci, naskah-naskah suci dan juga mantra-mantra. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan penjelasan ilmiah dibandingkan dengan maknanya yang dalam. Tetapi dengan pengorbanan yang penuh untuk mempelajari hal itu, mereka gagal mengenali bahwa Yang Maha Agung yang ingin mereka jangkau melalui pendidikan yang merupakan tujuan yang sangat penting dalam studinya, sudah hadir di hadapan mereka dalam wujud manusia. Tingkat pembelajaran mereka yang sangat intensif menghalangi mata mereka untuk melihat Kenyataan Yang Paling Tinggi dalam wujud manusia yang begitu dekat dan dalam jangkauannya dalam bentuk daging dan darah. Melihat yang jauh, mereka melewatkan apa yang ada di dekatnya. Bhagawan memberikan pengetahuan yang sesuai kepada mereka yang membutuhkannya.

Dalam hubungan ini, sangatlah sesuai bila kita mengaitkan peristiwa penting yang menunjukkan pengetahuan Bhagawan yang sangat mendalam akan kitab-kitab suci. Dalam perayaan Dussehra beberapa tahun yang lalu, dilakukan pula upacara yajna. Persiapan-persiapan untuk acara tersebut pun dilakukan dengan seksama termasuk pula pembuatan podium secara khusus. Para ahli Weda dan juga ahli naskah suci yang terkemuka juga hadir. Beberapa orang di antara mereka yang hadir tidak percaya kepada kedewataan Baba. Mereka belum mempunyai cinta dan ketaatan yang tulus kepada-Nya. Mungkin karena sikap mereka yang semaunya sendiri dan cenderung kurang sopan itulah kesenjangan ini terjadi. Seorang di antara para cendekiawan itu yang sedang melantunkan mantra, membuat kesalahan dalam pengucapan. Namun, dia tidak segera membetulkan kesalahan itu, malahan dia terus membacanya, mungkin dia mengira bahwa tidak ada yang mengetahui kesalahan itu. Bhagawan menoleh ke arahnya dan berkata dengan keras, “Sastry! Ulangilah pembacaan itu dengan benar!” Cendekiawan itu merasa gemetar sekan-akan dia baru saja dicambuk. Setelah itu Swami mulai membaca mantra dengan intonasi yang sangat sempurna. Para cendekiawan yang hadir di situ merasa heran dan mengikuti Swami membacakan mantra tersebut dengan intonasi yang benar.

Sumber:
Thapovanam
 
Sayang sekali ini semua hanya kutipan....cuma di buku atau artikel doank...
gak anda alami sendiri...
kalo saya secara pribadi mengalami mukjizat2 yg ditunjukkan Sesuhunan...
mukjizat2 yg saya alami gak main2...
Sesuhunan menampilkan mukjizat2 utk menunjukkan keberadaanNya dan kekuasaanNya!
 
Begitu banyak sekali orang yang sudah mengenal dan dekat dengan Beliau merasakan pengalaman pribadi berupa keajaiban-keajaiban yang terjadi pada masing-masing pengikut Baba yang membuktikan ke-awataraan-an Beliau. Sekalipun kesemuanya itu dan termasuk pengalaman pribadi saya dimuat di buku atau pun di sini, apa Anda akan percaya?

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya:
Bagi yang tidak yakin tentunya sah-sah saja. Yang tidak boleh adalah saling mengganggu. Kalau yakin jangan memaksakan kepada yang tidak yakin. Tetapi demikian juga bagi yang tidak yakin jangan memaksakan kehendak agar yang yakin itu dianggap sesat dan harus disingkirkan.

Mari kita simak bersama salah satu wejangan Bhagawan berikut ini, yang semoga membawa kedamaian buat kita bersama.



WEJANGAN BHAGAWAN SRI SATHYA SAI BABA

Kasih Adalah Memberi dan Mengampuni
Bila engkau berhasil memperoleh cinta Tuhan maka belas kasih-Nya akan melimpah kepadamu. Kasih memberi dan mengampuni, ego menerima dan melupakan. Bila putramu mencuri uangmu, engkau tidak melaporkannya kepada polisi, tetapi bila pembantumu mencuri sebuah sendok, engkau tidak ragu-ragu melakukan hal itu, karena engkau tidak memiliki kasih terhadap pembantumu.

Kasih....Kasih...Kasih....

Utamakan kasih selama hayat masih di kandung badan. Mengenai diri-Ku sendiri, Aku dapat berkata, Aku melimpahkan berkat (lebih banyak) pada mereka yang mencela, memfitnah, dan mencemarkan nama-Ku daripada mereka yang memuja dan mencintai Aku! Karena mereka yang menyebarkan hal-hal yang tidak bernar mengenai diri-Ku memperoleh kegembiraan dari perbuatan itu. Aku bahagia karena Aku adalah penyebab kegembiraan dan rasa senang mereka. Engkau pun harus bersikap demikian dan merasa sangat senang bila ada orang yang memperoleh kegembiraan dengan memfitnah dan mencemarkan nama baikmu. Jangan membalas menjelek-jelekkan orang itu, karena bila demikian rantai kebencian akan membelenggu dan menarik serta menjatuhkan kalian berdua. Hidup akan menjadi suatu tragedi. Taklukkanlah rasa marah dengan ketabahan, atasilah kebencian dengan kasih. Jangan kau puaskan kemarahan pembalasan dendam, jangan kau puaskan kebencian dengan amarah.

Manusia adalah citra Tuhan; bila engkau melukai atau merugikan manusia lain yang merupakan replika Tuhan, bila engkau mencampakkannya, mempermalukannya atau bersikap tidak ramah kepadanya, bagaimana Tuhan dapat menganugerahkan rahmat-Nya kepadamu? Bila engkau mengatakan, “Milikku adalah milikku, milikmu adalah milikmu,” maka Tuhan pun akan menjauhkan engkau dari kasih-Nyalah. Annie Besant pernah mengatakan bahwa bukan manusia yang mencari Tuhan, tetapi lebih tepat bila dikatakan bahwa Tuhanlah yang selalu mencari manusia, (yaitu) manusia yang mengasihi dan menolong anak-anak-Nya serta memperlakukan mereka dengan penuh kasih sebagaimana dilakukan-Nya.

Usahakanlah agar seluruh hari dalam hidupmu merupakan suatu persembahan kasih yang tiada putus-putusnya, seperti minyak pelita yang menghabiskan dirinya sendiri untuk menerangi sekitarnya. Gunakanlah badanmu untuk bekerja keras, kendalikan inderamu, dan tenangkanlah pikiranmu, itulah proses untuk mencapai status putra-putri keabadian yang telah disediakan oleh Upanishad (pengetahuan tentang Tuhan) bagi umat manusia.

Ada orang yang menyukai berbagai cara dan metode seperti misalnya Hathya Yoga, Kriya Yoga atau Raja Yoga yang katanya dapat membantu mencapai kesadaran diri sejati. Tetapi harus Ku-katakan kepadamu bahwa tidak ada satu pun dari cara-cara tersebut dapat membuatmu mencapai kesadaran Tuhan. Hal ini Kutegaskan dengan sungguh-sungguh. Hanya Prema Yoga atau ‘disiplin kasih’ sajalah yang dapat membawamu menuju Tuhan. Aneka yoga tersebut mungkin dapat menenangkan keresahan mental untuk sementara waktu, memperbaiki kesehatan, dan memperpanjang hidup beberapa tahun lagi, tetapi hanya itulah yang dapat mereka hasilkan. Bila tak ada kasih, mereka akan menekanmu seperti beban yang berat; bila engkau mengembagkan kasih, maka engkau dapat menggunakan badanmu untuk menolong orang lain tanpa memperhatikan kepentingan tubuhmu sendiri.

Aku akan meninggalkan sebuah amanat untuk kalian renungkan, yaitu amanat prema ‘kasih Ilahi’. Kasih adalah Tuhan, Tuhan adalah kasih, demikian dikatakan, Di mana ada kasih, di situ pastilah Tuhan dapat dihayati dengan jelas. Kasihilah lebih banyak manusia, dengan lebih mendalam; ubahlah kasih itu menjadi pelayanan (seva) dan ubahlah pelayanan itu menjadi pemujaan, itulah wahana ‘latihan rohani’ yang tertinggi.

Tidak ada makhluk hidup yang tidak memiliki percikan kasih; bahkan orang gila pun sangat mencintai sesuatu atau seseorang. Tetapi engkau mengetahui bahwa cinta itu hanya pantulan prema swarupa, yaitu ‘perwujudan kasih’ yang merupakan kenyataanmu yang sejati; cinta tersebut hanyalah pantulan kasih Tuhan yang bersemayam di dalam hatimu. Tanpa sumber kasih yang bergelora di dalam hatimu itu, engkau sama sekali tidak akan terdorong untuk mencintai. Ketahuilah sumber itu dan makin lama engkau harus makin mengandalkannya. Kembangkanlah kemungkinan-kemungkinannya, berusahalah merangkum seluruh dunia dengan kasih itu tanpa mengharapkan apa-apa dari mereka yang kau kasihi.

Hal paling penting yang harus kau kembangkan adalah kasih. Bila engkau meningkatkan kasih, engkau tidak perlu meningkatkan apa pun juga lainnya.

Hiduplah dalam kasih; kasih adalah kehidupan. Tanpa mencintai atau dicintai, tak ada makhluk yang dapat hidup di dunia ini. Kasih itu memelihara dan menguatkan. Kasihilah yang merupakan pendorong di balik semua petualangan, pengorbanan dan keberhasilan. Aku telah datang untuk memulihkan kasih di antara umat manusia, untuk membersihkannya dari kepicikan dan sikap membatasi. Itulah tugas utama dalam usaha menghidupkan kembali dharma. Tidaklah cukup bila hanya berbicara, engkau harus memberi teladan dalam praktek yang sesungguhnya. Bila engkau mencintai atmamu dan bukannya badanmu, engkau akan sadar bahwa atma yang sama merupakan hakikat semua makhluk hidup, karena itu engkau akan mulai mengasihi setiap makhluk sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri. Itulah kesadaran diri sejati yang sesungguhnya. Itulah kesunyatan.

Kasih adalah jembatan yang menolong manusia untuk melintas dari kelahiran menuju keabadian, dari kematian menuju kebebasan. Kebebasan akan tercapai bila engkau amat mencintai setiap makhluk sehingga engkau hanya menyadari Yang Esa saja. Benamkan hatimu dalam kasih, benamkan perbuatanmu dalam kebajikan, benamkan perasaanmu dalam belas kasihan; maka engkau yang akan paling cepat mencapai Tuhan.

Inilah organisasi yang seluruh kegiatannya dibaktikan untuk mengembangkan kasih semesta. Mulailah melimpahkan kasih pada semua anggota di lingkunganmu, dan sedikit demi sedikit kembangkanlah kasih itu hingga merangkum seluruh umat manusia dan bahkan semua makhluk.

Ingatlah, bila kasih ditempatkan di dalam hati, maka iri hati, kebencian, dan dusta tak akan mendapat tempat di dalamnya. Hiduplah dalam kasih, hiduplah dengan kasih, bergeraklah dengan kasih, berbicaralah dengan kasih, berpikirlah dengan kasih, dan bertindaklah dengan kasih. Itulah latihan spiritual yang terbaik dan paling bermanfaat. Jangan kau inginkan kasih dari orang lain sementara engkau sendiri tidak mengasihi orang lain. Kasih bukanlah jalan searah. Kasih untuk semua makhluk harus melimpah dari dalam hatimu secara spontan, melembutkan perkataanmu dan memperindah tindakanmu.

Hanya kasihlah yang merupakan jalan untuk mencapai kesadaran non-dualisme. Kasih berarti pelayanan, dan ini berarti latihan rohani, yang artinya adalah perluasan, pengembangan diri, mencapai cakrawala masa kini dan masa akan datang melalui kasih, hingga semuanya dihayati sebagai diri sendiri!

Jalan kasih adalah satu-satunya jalan yang menuju Tuhan. Kasih adalah Tuhan, hiduplah dalam kasih, maka semuanya akan baik. Biarkanlah orang lain juga hidup dalam kasih. Kasih hidup dengan memberi dan mengampuni. Ego hidup dengan menerima dan melupakan. Kasih adalah sikap tanpa ego, dan ego adalah sifat tanpa kasih.

Untuk memupuk cinta manusia biasa pun engkau akan menghadapi banyak kesulitan dan kesusahan. Karena itu, tidak perlu heran bila untuk memperoleh kasih Tuhan engkau menjumpai banyak kesulitan dan hambatan. Bila engkau melepaskan cintamu pada hal-hal yang lain, akan mudah lah bagimu memperoleh kasih Tuhan, dan engkau tak akan mendapat kesulitan sama sekali.

Pelajaran (yang dapat disimpulkan) adalah, mereka yang menginginkan kasih Tuhan harus melepaskan sama sekali semua jenis cinta yang lain. Bila kita benar-benar ingin memperoleh kasih Tuhan, pikiran-pikiran buruk yang ada dalam diri kita harus disingkirkan.

Untuk mencapai kesadaran Ilahi, kasih adalah cara yang paling dapat diandalkan. Jangan menyakiti siapa pun juga dengan pikiran, perkataan, dan perbuatan. Kendalikanlah hawa nafsu, emosi, dan dorongan-dorongan dari dalam dirimu, terutama kemarahan dan ketamakan. Milikilah kepercayaan kepada Tuhan, dan bila imanmu mengalir penuh dengan tiada putus-putusnya, rahmat Tuhan pun akan dilimpahkan kepadamu dengan tiada putusnya.

Hormatilah Jnana 'kebijaksanaan' sebagai ayah, cintailah kasih sebagai ibu, darma sebagai saudara, daya ‘belas kasihan’ sebagai sahabat, kemudian shanti 'kedamaian' akan menjadi bagian dari hidupmu. Bergeraklah bersama mereka, hiduplah bersama mereka, janganlah mereka kau tinggalkan atau kau lalaikan.

Kasih adalah sumber rahasia semua simpati dan pengabdian tanpa pamrih. Kasih menimbulkan dorongan untuk hidup dalam dan bagi masyarakat. Hal itu adalah kasih semesta yang mengalir dari satu percikan Ilahi menuju ke semua percikan lainnya.

Hadapilah kebencian dengan kasih yang memang merupakan pembawaanmu; hadapilah kesedihan dengan keriangan dari dalam dirimu; hadapilah kemarahan dengan tameng kedamaian, yaitu kedamaian batin, pasti engkau akan menang.

Puaskanlah keserakahan dengan kasih, maka keserakahan itu akan menyusut. Bila engkau mengasihi orang lain, engkau tak akan berkeinginan untuk menguasainya, engkau tidak akan menginginkan hartanya. Engkau tak akan iri bila ia sukses atau makmur, dan tidak bersenang hati bila ia menderita. Kasih adalah obat penawar racun yang paling mujarab untuk menyembuhkan keserakahan.

Sai mencintai mereka yang tersesat, tidak berdaya, sedih, sebatang kara, dan kesepian. Di mana ada hasrat untuk memperoleh ketenangan batin, Aku bergegas menganugerahkan ketenangan; di mana ada kesedihan atau keputusasaan, Aku segera menegakkan hati yang murung terkulai; di mana tidak ada saling percaya, Aku segera memulihkan kepercayaan. Aku selalu sibuk memenuhi misi yang merupakan tujuan kedatangan-Ku. Aku mau menyalakan pelita kasih dalam setiap hati.
 
Sayang sekali ini semua hanya kutipan....cuma di buku atau artikel doank...
gak anda alami sendiri...
kalo saya secara pribadi mengalami mukjizat2 yg ditunjukkan Sesuhunan...
mukjizat2 yg saya alami gak main2...
Sesuhunan menampilkan mukjizat2 utk menunjukkan keberadaanNya dan kekuasaanNya!

tolong dong jangan bawa2 sesuhunan
klo gitu apa beda lo ma pengikut/ orang yang menganggap Sai Baba itu Awatara
ente sendiri begitu yakin amat ma Sabda sesuhunan lewat orang kerauhan ( trance )
jgn krn lo percaya ma sesuatu lo memandang rendah kepercayaan orang lain X(
 
tolong dong jangan bawa2 sesuhunan
klo gitu apa beda lo ma pengikut/ orang yang menganggap Sai Baba itu Awatara
ente sendiri begitu yakin amat ma Sabda sesuhunan lewat orang kerauhan ( trance )
jgn krn lo percaya ma sesuatu lo memandang rendah kepercayaan orang lain X(

Gw yakin ama Sesuhunan karena telah ditunjukkan mukjizat oleh Beliau...
Gak cuma kerauhan aja bung...banyak banget kalo diceritain dan gak ada gunanya diceritain karena gak akan ada yg percaya dan buang2 tenaga utk ngetik...
Sekarang gw tanya ama lo...lo percaya kagak ama Tuhan?kalo lo percaya kenapa lo percaya padahal lo gak ngeliat Beliau?
jawab yach...
dan gw percaya Sesuhunan gw...Beliau bersabda sai baba bukan awatara..
tetapi Beliau tidak mengajarkan kami untuk berbuat anarkis...Beliau mengajarkan kami utk menghormati..biarkan Beliau yg akan menghukum wong manusa pejah!
begitupun dengan penganut sai baba..mereka percaya kepada sai baba karena mengalami mukjizat2 bukankah begitu atopun ada alasan lain...
gw bergaul biasa2 aja ama penganut2 sai baba dan gw menghormati mereka...

Kenapa lo gak masuk aliran sai baba aja???
 
Gw yakin ama Sesuhunan karena telah ditunjukkan mukjizat oleh Beliau...
Gak cuma kerauhan aja bung...banyak banget kalo diceritain dan gak ada gunanya diceritain karena gak akan ada yg percaya dan buang2 tenaga utk ngetik...
Sekarang gw tanya ama lo...lo percaya kagak ama Tuhan?kalo lo percaya kenapa lo percaya padahal lo gak ngeliat Beliau?
jawab yach...

:)
tentu aja gw percaya ma Tuhan, tapi gw ga percaya begitu aja ama orang yang berbicara atas nama Tuhan (Bhatara Sesuhunan )
kenapa gw percaya ya karena konsep Tri Pramana


dan gw percaya Sesuhunan gw...Beliau bersabda sai baba bukan awatara..
tetapi Beliau tidak mengajarkan kami untuk berbuat anarkis...Beliau mengajarkan kami utk menghormati..biarkan Beliau yg akan menghukum wong manusa pejah!
begitupun dengan penganut sai baba..mereka percaya kepada sai baba karena mengalami mukjizat2 bukankah begitu atopun ada alasan lain...
gw bergaul biasa2 aja ama penganut2 sai baba dan gw menghormati mereka...

oooo..... klo bikin thread disini ngajakin orang untuk ga percaya ma Sai Baba adalah avatara itu adalah bukti lo menghormati mereka ya ? :-O :-O


Kenapa lo gak masuk aliran sai baba aja???

ngapain juga gw masuk aliran Sai Baba ???
sedangkan saat ini gw begitu menikmati penerapan Ajaran HIndu ala Bali meskipun disana sini masih perlu dibenahi :x
 
@sakradeva

baca judul thread gw baik2...
gw gak mengajak orang2 utk membenci sai baba...
tapi gw memberi pandangan di thread ini...
gw menghormati penganut sai baba karena itu gw gunakan sarana online untuk memberikan informasi yg menurut gw benar..tetapi drpd menghormati mereka gw lebih pengen nyelametin mereka...(gigitan singa kpd anaknya saat memindahkan mereka ke tempat yg aman berbeda dari gigitan singa saat memakan mangsanya).
lagipula menurut pandangan gw kalo ad penganut yg tobat itu artinya gw dah nyelametin roh dari siksaan neraka karena kasus menyembah manusia (menurut pandangan gw loh).
sekali lagi ini adl informasi..percaya ato gak terserah lo.
Alasan lo percaya ama Tuhan karena Tri Pramana sangat dangkal...
tolong dijelaskan lebih detail lagi!
 
@sakradeva

baca judul thread gw baik2...
gw gak mengajak orang2 utk membenci sai baba...
tapi gw memberi pandangan di thread ini...
gw menghormati penganut sai baba karena itu gw gunakan sarana online untuk memberikan informasi yg menurut gw benar..tetapi drpd menghormati mereka gw lebih pengen nyelametin mereka...(gigitan singa kpd anaknya saat memindahkan mereka ke tempat yg aman berbeda dari gigitan singa saat memakan mangsanya).
lagipula menurut pandangan gw kalo ad penganut yg tobat itu artinya gw dah nyelametin roh dari siksaan neraka karena kasus menyembah manusia (menurut pandangan gw loh).
sekali lagi ini adl informasi..percaya ato gak terserah lo.
Alasan lo percaya ama Tuhan karena Tri Pramana sangat dangkal...
tolong dijelaskan lebih detail lagi!

judul Thread emang ga tapi postingan lo menyudutkan Sai Baba Banget
apa lo ga sadar opini2 lo mengapreasikan Sai Baba negatif
apa mereka minta ma lo agar mereka diselamatkan ?
mereka menikmati dan percaya dengan aliran Sai Baba ngapain lo ' nyelametin ' segala :D
wah untuk Tri Pramana aja lo masih butuh penjelasan detail ????
ternyata dangkal juga pemahaman lo :D:D sama dangkalnya ma gw :"> :"> :">
 
Gw menyudutkan sai baba emang bener...tetapi gak ada tuch tulisan gw yg ngajak orang utk menentang aliran ini...
tolong dibedakan antara kalimat argumentasi deskriptif dengan kalimat persuasif karena jelas bgt perbedaannya...

Kalo lo gak mampu ngejelasin dari sudut pandang sastra agama coba lo jawab dari sudut pandang lo sebagai manusia mengapa lo percaya kpd Tuhan?
Gw gak taw apakah lo pernah ngalamin mukjizat ato gak...seandainya lo gak pernah gw pengen nulis sesuatu >> lo yg belum pernah ngalamin mukjizat aj percaya ama Tuhan apalagi gw yg menyaksikan dan mengalaminya sendiri!
Bukankah itu artinya kepercayaan lo yg membabi buta???
 
lho mana ya postingan gw yg bilang lo ngajakin orang menentang aliran ini ????
nih yang bener
oooo..... klo bikin thread disini ngajakin orang untuk ga percaya ma Sai Baba adalah avatara itu adalah bukti lo menghormati mereka ya ?

ha ha apa harus lihat mukjizat dulu ya baru percaya ma Tuhan
klo gitu dikit banget dong orang yang percaya ma Tuhan

oh ya gw punya pengalaman unik waktu kecil
lo boleh nganggap gw membual ato ga percaya
tapi bagi gw itu adalah suatu mukjizat... begini ceritanya ( ha ha kayak pembawa acr infotaiment aja )
waktu kecil dulu gw pernah main kejar2an ( kyk polisi-maling gitulah)
pas gw jadi Polisinya ngejar teman yg lari ampe nyebrang jalan
namanya juga anak kecil gw ga mo kalah langsung ngejar nyebrang tanpa liat kanan dan kiri mobil dan sepeda
( ha ha kayak lagu anak2 )
pas di tengah jalan ternyata da mobil lewat dengan kencang.....
gw ga ingat pa yg terjadi..... tiba2 gw dah duduk di pinggir jalan ( gw ga pingsan lo ato lecet2)
teman2 gw bilang katanya gw meloncat ke belakang.......
padahal gw ga merasa melakukannya, juga ga mungkin gw bisa lompat ke belakang sejauh 3 meteran dengan sangat cepat gitu ampe mobil ngebut pun kalah he he ( umur gw 6 tahun wkt itu )
wktu cerita ke ortu mereka bilang " Bhatara di Merajan Agung ane sueca " mereka juga nambahin kenapa Bhatara sueca karena gw rajin ngejot.
gw ga langsung percaya begitu saja...
tapi sampai sekarang klo gw pikir2 mustahil gw bisa lakukan loncatan seperti itu dalam umur 6 Tahun
klo itu adalah anugerah (suecan) Bhatara Merajan Agung sangat sesuai dengan isi Sastra yang memuat ajaran karmaphala ( bukannya maksd sombong waktu itu gw mang rajin banet mesaiban tentunya selamatnya gw dari tabrakan adalah pahalanya ). sehingga akhirnya gw mengambil kesimpulan itu adalah mukjizat Tuhan dalam bentuk suecan Bhatara Merajan Agung
tapi ada hal yang penting gw sampaikan
Bukan karena peristiwa itu gw percaya ma Tuhan yang benar adalah
Semenjak peristiwa itu gw semakin percaya ma Tuhan

eh kok kaya forum curhat ya ????
tapi buat @Jakaloco ga pa2 deh gw ampe curhat gini :D :D
oopssss sory becanda....
oke qta lanjut



Tri Pramana terdiri atas :

1. Agama Pramana adalah suatu ukuran atau cara yang dipakai untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan mempercayai ucapan- ucapan kitab suci, karena sering mendengar petuah- petuah dan ceritera para guru, Resi atau orang- orang suci lainnya.
jadi gw percaya ma Tuhan karena percaya kepada ajaran Weda, melalui penjelasan- penjelasan dari sulinggih, guru (khususnya guru agama)juga orang tua gw

2. Anumana Pramana

Anumana Pramana adalah cara atau ukuran untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan menggunakan perhitungan logis berdasarkan tanda- tanda atau gejala- gejala yang dapat diamati. Dari tanda- tanda atau gejala- gejala itu ditarik suatu kesimpulan tentang obyek yang diamati tadi.

Gw yakin Tuhan ada karena Alam semsta ini ada, bukankah Beliau adalah Sankanparaning dumadi. penyebab dan asal dari sgala yang ada. secanggih apapun teknologi dan ilmu pengetahuan masih belum bisa memberikan jawaban tentang keberadaan semesta ini, oleh karena itu gw percaya Tuhan adalah kekuatan yang membuat semsta ini ada.


3. Pratyaksa Pramana

Pratyaksa adalah cara untuk mengetahui dan meyakini sesuatu dengan cara mengamati langsung terhadap sesuatu obyek, sehingga tidak ada yang perlu diragukan tentang sesuatu itu selain hanya harus meyakini.
Misalnya menyaksikan atau melihat dengan mata kepala sendiri, kita jadi tahu dan yakin terhadap suatu benda atau kejadian yang kita amati. Untuk dapat mengetahui serta merasakan adanya Tuhan dengan pengamatan langsung haruslah didasarkan atas kesucian batin yang tinggi dan kepekaan intuisi yang mekar dengan pelaksanaan yoga samadhi yang sempurna.

untuk yg satu ini gw belum bisa melakukan karena belum punya kemampuan seperti itu, karena hanya para Maharsi yang mampu melakukannya, dan para Maharsi menerima wahyu Tuhan tidak dalam kondisi trance ( kerauhan ) tetapi hasil olah Batin lewat Yoga, dan dalam menyampaikan Wahyu itu kepada para murid2nya beliau lakukan dalam keadaan sadar bukan kerauhan dan dalam bingkai dialog bukan monolog.
 
WATCH your ( awasilah ):


Word Kata-katamu
Action Tindakanmu
Though Pikiranmu
Carakter Karakter Mu
Hearth hatimu

-BABA-
 
@sakradeva
Wahyu yg diturunkan Beliau gak selalu melalui kerauhan..
Nah kalo lo ngejelasin Tri Pramana kayak gini khan gw gak bingung...
Lo percaya ama Tuhan berdasarkan 2 poin dari Tri Pramana..kalo gw dari 3 poinnya...
para Maharsi penerima wahyu bisa berkomunikasi dengan Tuhan bukan karena kehebatan yoganya tetapi para Maharsi tsb adl orang2 yg dipilih Tuhan utk mentransfer ajaran2 Beliau kpd umat..tanpa yoga pun para Maharsi mampu berdialog dgn para dewa dan dewi...
gw seneng kalo lo masih inget ama Merajan lo..
gw kenal ama beberapa pengikut sai baba yg melupakan Merajan mereka..mereka sibuk melakukan pemujaan di altar sai baba..
padahal Hindu mengajarkan kita utk berbakti kpd Leluhur...
entah ini ajaran dari sai baba ato bukan...

Wow lo bisa ngelompat 3 meter umur 6 tahun?jgn2 lo spiderman hahaha...
gw di forum ama Peter Parker...kalo gitu gw Kotaro Minami (Ksatria Baja Hitam) hahahaha..

WATCH your ( awasilah ):


Word Kata-katamu
Action Tindakanmu
Though Pikiranmu
Carakter Karakter Mu
Hearth hatimu

-BABA-

semoga yg buat kalimat2 indah dan bijak ini juga menyadarinya...
karena ketika ajal tiba ia akan taw semua sudah terlambat...
hal2 yg terlihat sepele dan bagai angin lalu ternyata sangat besar akibat yg harus ditanggung sang roh...
 
Di suatu tempat, ketika Aku mau memberikan wejangan ada seseorang yang mematikan kipas. Aku bertanya kepadanya,”Mengapa anda mematikan kipas?” Kita sedang memerlukannya. Udaranya panas sekali.” Orang tersebut menjawab bahwa ia yang menyumbangkan kipas tersebut, namanya ada pada baling-baling kipas, dan namanya tidak kelihatan bila tidak dimatikan.:D

-Sai Baba-
 
Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.