• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Riwayat riwayat Bodhisattva

Penjelasan mengenai negeri Budha Amithaba ada di dalam Amitabha Sutra..

Di dlm sutra disebutkan bahwa yang arya ananda menuliskan spt ini (intinya aja yah ^_^) "Demikianlah yg telah kudengar, Hyang budha bersabda kepada sariputra bahwa menuju ke arah barat, melewati ribuan negeri budha yang tak terjumlah banyaknya, di sana terdapat suatu negeri sukhawati, negeri kebahagiaan sejati. Wahai sariputra, Kenapa negeri itu disebut tanah kebahagian? Karena di sana tidak ada alam penderitaan dan makhluk2 yg terlahir di sana pasti akan mencapai pembebasan samsara. Di negeri itu terdapat seorang budha, tathagata yang sekarang sedang mengajarkan dharma kepada makhluk di sana. Sang Tathagatha itu dikenal sebagai amithaba, sang tathagata cahaya tak terbatas dan usia tak terbatas. Sang tathagata pada saat akan mencapai penerangan sempurnanya pernah mengikrarkan 48 tekad nan agung dan mulia, dimana salah satunya beliau berikrar, bahwa beliau akan menciptakan negeri yg begitu indah yg tak tertandingi keindahannya dan beliau bertekad semua makhluk yg dilahirkan di negerinya itu tidak akan lagi mengalami kemunduran batin dan pasti akan mencapai penerangan sempurna. Hyang budha juga bersabda, putra putri yg budiman, barangsiapa yg dengan sungguh2 hati dan berkeyakinan penuh untuk dapat dilahirkan di negeri amitha dan selalu menyebut kebesaran nama budha tersebut, maka pada saat ajal menjelang, Sang Tathagata beserta bodhisatva avalokitesvara dan ratusan bodhisatva lainnya akan datang menjemput orang tersebut dan setelah ia pergi meninggalkan dunia ini dia akan terlahir di salah satu dari 9 tingkat bunga teratai berdasarkan tingkat kesucian batin yg dimilikinya untuk membina diri di bawah bimbingan tathagata amitabha. Demikianlah betapa besar tekad agung yg dimiliki tathagatha tersebut sehingga Hyang Budha mengajarkan kepada para manusia untuk memiliki keyakinan penuh terhadap budha amithaba tersebut."

KIra2 intinya begitulah yg disabdakan oleh hyang budha di dalam sutra tersebut... ^_^

Great2

Btw nyari Sutra2 ato Tipitaka Buddhism di mana seh?
Di Toko Buku kyk Gramed am GN Agung gak komplit kayaknya...
 
kalo namanya tipitaka semuanya bahasa pali
kalo hanyu gak ada
kan aslinya pali
kalo ada yg hanyu yah cari nya di tempat mahayana
 
Ada yang punya riwayatnya Guan Gong gak???
Bodhisattva Manjusri juga donk.
 
Iya, Sakyamuni ini ke 28.
Dan Maitreya adlh calon ke29.



Klo bkn di tata surya kita koq bisa ampe dikenal disini???

Dua Puluh Sembilan Manussa Buddha Yang Bertugas Di Dunia

No Nama Buddha Sifat Utama

1 Tanhankara Maha Perwira
2 Medankara Maha Mulia
3 Saranankara Maha Welas-asih
4 Dipankara Cahaya Cemerlang
5 Kondanna Junjungan Manusia
6 Mangala Yang Maha Agung
7 Sumana Pemberani Yang Berbudi Lemah Lembut
8 Revata Penambah Kegembiraan, Kebahagiaan
9 Sobhita Yang Penuh Kebajikan
10 Anomadassi Manusia Utama
11 Paduma Obor Semesta Alam
12 Narada Pembimbing Yang Tiada Taranya
13 Padumuttara Makhluk Yang Tiada Taranya
14 Sumedha Yang Paling Mulia
15 Sujata Pimpinan Jagad Raya
16 Piyadassi Maha Junjungan Umat Manusia
17 Atthadassi Yang Penuh Kasih-sayang
18 Dhammadassi Penghalau Kegelapan
19 Siddhatta Yang Tiada bandingnya Didunia
20 Tissa Pemberi Karunia Yang Utama
21 Phussa Yang Sempurna Ke Tujuan Akhir
22 Vipassi Yang Tiada Saingannya
23 Sikhi Pahlawan Cinta-kasih Tanpa Batas
24 Vessabhu Penyebar Kebahagiaan Sejati
25 Kakusandha (Krakucchanda) Penunjuk Jalan Para Musafir
26 Konagamana (Kanakamuni) Yang Berusaha Tanpa Akhir
27 Kassapa (Kasyapa) Cahaya Sempurna
28 Gotama (Gautama) Kejayaan dalam Keluarga Gotama (Gautama)
29 Matteya (Maitreya) Yang Penuh Dengan Cinta-kasih
 
Iya, Sakyamuni ini ke 28.
Dan Maitreya adlh calon ke29.



Klo bkn di tata surya kita koq bisa ampe dikenal disini???

Sutra Tentang Bodhisattva Maitreya Menjadi Buddha.


Di dalam suatu persamuan di Vihara Kebun Jetavana terdapat seorang Bodhisattva bernama Maitreya. Saat ia mendengar pengucapan Sang Buddha, Beliau langsung meperoleh ribuan Koti manta yang sangat praktis dari Buddha Sakyamuni. Kemudian Beliau bangkit dari tempat duduknya, merapikan jubahnya, merangkapkan kedua tangannya dengan sikap anjali berdiri disamping Sang Buddha.

Arya Upali menyembah Sang Buddha dengan dahi memyentuh lantai seraya berkata: "Oh. Lokanatha yang termulia, di dalam ingatan saya dahulu, Sang Buddha pernah berkotbah tentang Sang Ajita yang akan menjadi Buddha pada masa yang akan datang. Apakah hal ini benar? Seperti diketahui bahwa Sang Ajita masih beridentitas seorang manusia biasa, dimana masih banyak ikatan-ikatan duniawi yang dimilikinya yang belum bersih total, apakah Dia dapat dilahirkan di alam Buddha? Di alam manakah Dia akan lahir pada kehidupannya yang terakhir? Oh, Lokanatha yang termulia".

"Baik sekali pertanyaan anda, Oh, Arya Upali," sabda Sang Buddha Sakyamuni kepada Arya Upali: "Oh, Arya Upali ketahuilah bahwa kira-kira 12 tahun lagi mulai dari sekarang, Sang Arya Ajita akan dilahirkan di Surga Tusita setelah kehidupannya yang terakhir".

Sang Budha Sakyamuni bersabda, "Tempat terbahagia di Surga Tusita khusus dianugerahkan kepada para umat yang pernah melaksanakan ‘Dasa Kusala Kamma', yakni 10 perbuatan baik (1. Tidak membunuh; 2. Tidak mencuri; 3. Tidak berbuat asusila; 4. Tidak berdusta; 5. Tidak memfitnah; 6. Tidak berbicara kasar; 7. Tidak bicara kotor; 8. Tidak serakah; 9. Tidak membenci; 10. Tidak berpandangan keliru.)".

Pada saat itu, Arya Upali bangkit dari tempat duduknya. Beliau merapikan jubahnya sambil memberi hormat kepada Sang Buddha Sakyamuni dengan dahi menyentuh lantai seraya berkata, "Oh, Lokanatha Yang Termulia, kapankah Sang Mahasattva Maitreya akan meninggalkan dunia Jambudvipa dan kemudian dilahirkan di Surga Tusita? Sudi kiranya diterangkan kepada kami sekalian."

Sang Buddha bersabda kepada Sang Arya Upali, "Oh Arya Upali, tentang hari yang tepat adalah mulai dari sekarang menjelang 12 tahun lagi, pada tanggal 15 bulan 2. Tatkala suatu peristiwa yang sangat hebat akan terjadi di rumah Maha Brahmana Pravari yang terletak di desa Kapali, di negeri Varanasi (Benares), tanah tumpah darah Sang Ajita. Pada saat itulah seorang Mahasattva bernama Maitreya (Ajita) akan duduk bersila dan tengah melakukan Samadhi di ruangan rumah tersebut. Saat itu seluruh badannya berwarna keemasan. Sinarnya amat terang seperti ratusan ribu sinar matahari. Terus memancar hingga ke Surga Tusita, pada saat inilah Sang Ajita meninggalkan Jambudvipa. Saat itu jenazahnya masih duduk bersila, tetap teguh, persis seperti Buddha rupang yang terbuat dari emas dan memiliki sinar berbentuk lingkaran di kepala-Nya. Di dalam lingkaran terdapat aksara Sansekerta yaitu: ‘Surangama Samadhi Nirdisa Prajna Paramita' yang amat nyata dan terang. Sejak itu, desa Kapali sering dikunjungi umat manusia aupun Dwata. Mereka dengan khidmat mendirikan stupa Mestika untuk memelihara dan memuja Sarira-Nya.

"Oh, Arya Upali, pada saat yang sama di dalam istana Surga Tusita, seorang suci lahir di dalam sekuntum bunga teratai besar. Ketika Ia lahir, Ia telah duduk bersila ditengah mahkota bunganyadan seluruh badannya berwarna keemasan seperti emas Jambunada. Tingginya 16 Yojana. Badan-Nya telah memiliki "Dvantrimsa Maha Purusa Laksana', yakni 32 tanda fisik agung, juga dilengkapi 80 jenis tanda bagus. Kemudian segumpal Unisha juga menonjol di puncak kepala-Nya. Warna rambut-Nyapun seperti Lazurdi, kebiru-biruan, Sebuah mahkota Surga penuh permata ‘Sakrabhilagna-Mani-Ratna' serta ratusan ribu koti permata "Kimsuka' terpasang di kepala-Nya."

Sang Buddha melanjutkan Sabdanya, "Oh Arya Upali, ketahuilah bahwa sejak itu Bodhisattva-Mahasattva Maitreya 3 kali di siang hari dan 3 kali di malam hari bersama-sama dengan para putra-putri Dewata yang duduk di atas tahta bunga masing-masing, menguraikan atau menganalisa tentang pelaksanaan "Avinivartaniya Dharma Cakra' kepada para pengikutnya. Setelah pelajaran Dharma yang diajarkan Beliau itu genap satu periode, terdapat 500 koti siswa dari putra-putri Dewata itu yang tamat dari Dharma Avinivartaniya berasal dari Anuttara Samyak Sambodhi. Maka dari itu, sejak Beliau dilahirkan di Surga Tusita, tidak ada hari tanpa mengajar dengan maksud agar dapa menyebar Buddha Dharma ke berbagai Surga guna menyelamatkan para putra-putri Dewata bebas dari belenggu Surgawi, kemudian semua dilahirkan di negeri Buddha.

Sang Buddha melanjutkan SabdaNya, "Oh Arya Upali, tahukah anda bahwa setelah usia Sang Maitreya genap berusia 56 koti laksa tahun menurut penanggalan Jambudvipa, Beliau akan meninggalkan Surga Tusita dan kemudian di lahirkan di dunia Sahaloka yang dihuni oleh manusia dan makhluk-makhluk lain ini."

Setelah Sang Buddha Sakyamuni mengkhotbahkan sutra ini, terdapat 100 ribu Bodhisattva yang datang dari berbagai dunia. Semua memperoleh ‘Surangama Samadhi', 80 ribu koti para Dewata yang datang dari berbagai Surga dan semua dapat membangkitkan Bodhicittanya dan bertekad dilahirkan didunia Jambudvipa menjadi pengikut Sang Maitreya pada masa mendatang.

Pada saat itu, para siswa siswi Buddha Sakyamuni yang berasal dari keempat kelompok, para Dewa, Naga dan sebagainya bergembira mendengarkannya. Kemudian mereka bersikap anjali menghormati Sang Bhagava, lalu pergi.
 
Amitabha Buddha Sutra

Amitabha Buddha Sutra


Demikianlah telah kudengar : Pada suatu saat Hyang Buddha berdiam di Sravasti pertapaan Jeta Taman Anthapindika bersama serombongan Bhiksu yang berjumlah seribu dua ratus lima puluh yang semuanya Arahat yang di kenal oleh semua orang seperti Sesepuh Sariputra : Mahamaudgalyayana, Mahakasyapa, Mahakatyayana, Mahakausthila, Revata, Suddhipanthaka, Nanda, Ananda, Rahula, Gavampati, Pindolabharadvaja, Kalodayin, Mahakaphina, Vakkula, Aniruddha, dan beserta Siswa-siswa terkemuka lainnya ; dan para Bodhisattva Mahasattva, Manjusri Pangeran Dharma, Ajita Bodhisattva, Gandhastin Bodhisattva, Nityodyukta Bodhisattva, dengan para Bodhisattva Mahasattva lainnya ; dan dengan Sakra, Indra atau Raja para dewata yang tak terhingga jumlahnya.

Pada saat itu Hyang Buddha bersabda kepada sesepuh Sariputra : Sebelah Barat dari sini melewati ratusan ribu Koti negeri Buddha, terdapat sebuah alam yang bernama Sukhavati. Ada seseorang Tathagata yang bernama Amitabha. Kini beliau tengah mengajarkan Dharma.

Sariputra, apakah sebabnya alam itu disebut Sukhavati ?

Karena di alam Sukhavati tiada lagi penderitaan bagi makhluk-makhluk yang hidup di sana ! Sumber kebahagiaan tak terhingga banyaknya, oleh sebab itu disebut Sorga Sukhavati. Dan lagi, oh, Sariputra ! Di Sorga Sukhavati terdapat tujuh tingkat Veranda dengan tujuh tirai rajutan, tujuh baris jajaran pohon, semua terbentuk dari empat macam mustika. Karenanya negeri itu disebut kebahagiaan sempurna. Lagi pula Sariputra, di alam Sukhavati terdapat tujuh kolam permata berisi air yang memiliki delapan sifat kebaikan. Dasar kolam penuh dengan hamparan pasir emas, keempat sisinya terdapat tangga yang terbuat dari : emas, perak, batu lazuardi dan batu kristal, di atas terdapat pagoda-pagoda yang terhias emas, perak, beryl, kristal, Musaragarbha batu-batu akik, indung mutiara. Di kolam-kolam terdapat bunga teratai sebesar roda pedati, berwarna hijau dengan kemilau hijaunya, berwarna kuning dengan kemilau kuningnya, berwarna merah dengan kemilau merahnya dan berwarna putih dengan kemilau putihnya, lembut, menakjubkan, indah dan murni. O Sariputra, demikianlah negeri Buddha itu dihiasi dengan pahala dan kebajikan yang indah, megah dan agung, lagipula Sariputra, di negeri Buddha ini senantiasa terdengar musik surgawi dan tanahnya kuning emas. Dalam enam periode sehari semalam, turun hujan bunga-bunga Mandrawa. Tiap makhluk di negeri ini, sepanjang pagi yang cerah dengan jubahnya mengumpulkan bunga dan mempersembahkannya kepada beratus ribu koti Buddha dari penjuru lain. Pada waktu makan mereka kembali ke negeri mereka masing-masing, dan usai makan mereka istirahat. O Sariputra, di negeri kebahagiaan sempurna. Dengan pahala dan kebajikan terhias indah, megah dan agung. Lagipula Sariputra, di negeri ini selalu ada burung-burung beraneka warna nan indah dan langka, burung seriap putih, merak, kakaktua, bangau putih kecil, kalavinka dan burung berkepala dua. Kumpulan burung ini bernyanyi dalam enam periode sehari semalam dengan suara merdu dan harmonis. Suara mereka yang jernih dan riang membabarkan lima akar kebajikan. , tujuh bagian bodhi, delapan jalan suci dan Dharma-dharma lain. Bila makhluk di negeri itu, mendengar suara-suara ini mereka bersama-sama ingat akan Buddha, ingat akan Dharma dan ingat akan Sangha.

O, Sariputra , janganlah mengira bahwa burung-burung ini lahir akibar pelanggaran karma mereka karena alasan apakah? Di negeri ini tidak ada tiga jenis kelahiran sesat. O, Sariputra di negeri Buddha ini bahkan nama-nama tiga jenis kelahiran sesat tidak ada.

Bagaimana sebenarnya ?

Kumpulan burung ini semuanya diciptakan melalui penjelmaan oleh Amitabha Buddha agar suara Dharma tersiar luas. O, Sariputra , di negeri Buddha itu, ketika semilir angin berhembus, barisan pohon-pohon permata dan tirai-tirai permata menimbulkan suara-suara lembut dan indah. Laksana seratus ribu jenis musik dialunkan pada saat yang sama. Mereka yang mendengar suara ini dengan sendirinya ingat akan Buddha, ingat akan Dharma, ingat akan Sangha. O, Sariputra, negeri Buddha itu dihiasi dengan pahala dan kebajikan terhias indah, megah dan agung.

O, Sariputra apa yang kau pikirkan? Mengapa Buddha ini disebut Amitabha?

O Sariputra, kemilau cahaya Buddha ini tak terhingga menerangi sepuluh penjuru dunia tanpa halangan. Oleh karenanya disebut Amitabha lagipula O Sariputra, kehidupan Buddha ini dan rakyatnya mencapai kalpa Asankhyeya, tiada terbatas tiada terhingga. Oleh karenanya disebut Amitabha. O Sariputra sejak Amitabha mencapai tingkat kebuddhaan sepuluh kalpa telah berlalu. Lagipula Sariputra, Buddha ini mempunyai siswa-siswa pendengar suara tak terhingga, tak terbatas. Semua arahat, jumlah mereka tak dapat dihitung demikian pula kumpulan Bodhisattva. O Sariputra, demikinlah adanya negeri kebahagiaan sempurna dengan pahala dan kebajikan terhias, megah dan agung. Lagipula Sariputra, di negeri kebahagiaan sempurna makhluk hidup yang lahir semuanya Avaivartika. Di antara mereka banyak yang dalam kehidupan ini mencapai tingkat kebuddhaan, jumlah mereka sangatlah banyak tidak dapat dihitung dan hanya dapat disebut Kalpa Asankhyeya. Yang tiada terbatas, tiada terhingga.

bersambung...
 
O, Sariputra mahluk hidup yang mendengar ini seyogyanya berikrar agar dilahirkan dinegeri itu, mengapa demikian ?

Agar mereka yang berhasil adalah orang yang suci dan saleh semua berkumpul bersama-sama di satu tempat. O, Sariputra seorang tidak boleh kurang dalam perbuatan-perbuatan baik, berkah, kebajikan dan hubungan penyebab untuk mencapai kelahiran dinegeri itu. Sariputra, kalau ada seorang lelaki berbudi dan wanita berbudi, mendengar nama Amita Buddha danmemanjatkan nama itu baik selama satu hari, dua hari, tiga hari, empat hari, lima hari, enam hari, tujuh hari, dengan sepenuh hati dan tanpa gangguan, bila orang itu mendekati akhir hayatnya, Amita Buddha berserta para orang suci akan muncul dihadapannya. Ketika akhir hayatnya tiba hatinya tidak goyah, ia akan terlahir di negeri kebahagiaan sempurna Amitabha Buddha Sariputra, karena aku melihat manfaatnya maka ku-ucapkan kata-kata itu. Jika mahluk hidup mendengar ucapan ini, mereka seharusnya berikrar untuk lahir di negeri itu. O Sariputra, sebagaimana aku sekarang memuji manfaat yang tak terkira dari jasa dan kebajikan Amitabha Buddha, demikian juga ditimur ada Aksobhya Buddha, Merudhvaja Buddha, Mahameru Buddha, Meruprabhasa Buddha, Sughosa Buddha dan Buddha-Buddha lainnya yang tak terhingga seperti butiran pasir di sungai Gangga. Di negerinya masing-masing mengemukakan penampilan lidah maha luas dan panjang menutupi Trisuhhasra Mahasahasra loka datu dengan kata-kata tulus dan nyata. Semua mahluk hidup patut percaya, memuji dan mengingat dengan teguh akan jasa dan kebajikan yang tak terkira dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini. O Sariputra, di dunia sebelah selatan ada Chandrasuryapradipa Buddha, Yasahprabha Buddha, Maharciskamdha Buddha, Merupradipa Buddha, Arantavirya Buddha dan Buddha-Buddha lainnya yang tak terhingga seperti butiran pasir di sungai Gangga di negeri-Nya masing-masing mengemukakan penampilan lidah maha luas dan panjang menutupi trisuhasra mahasahasra loka datu dengan kata tulus dan nyata semua mahluk hidup, patut percaya, memuji dan mengingat dengan teguh khidmat akan jasa kebajikan yang tak terkira dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini. O Sariputra di dunia sebelah Barat, ada Amitayus Buddha, Amitaskhamdha Buddha, Amitadhavaja Buddha, Mahaprabha Buddha, Maharasmiprabha Buddha, Maharatnaketu Buddha, Suddharasmi Buddha dan Buddha-Buddha lainnya, yang tak terhingga seperti pasir-pasir di sungai Gangga dinegerinya masing-masing, mengemukakan penampilan lidah maha luas dan panjang. Menutupi trisuhasra mahasahasra loka datu, dengan kata tulus dan nyata semua makhluk hidup patut percaya memuji dan mengingat dengan teguh, khidmat akan jasa kebajikan tak terkirakan dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini.


O Sariputra didunia sebelah utara ada Maharciskamdha Buddha, Dumdubhisvaranirghosa Buddha, Duspradharsa Buddha, Adityasambhava Buddha, Jalemiprabha Buddha dan Buddha-Buddha lainnya yang tidak terhingga seperti butiran pasir di sungai Gangga di negerinya masing-masing mengemukakan penampilan lidah maha luas dan panjang menutupi Trisuhasra mahasahasra loka datu dengan kata-kata tulus dan nyata. Semua mahluk hidup patut percaya memuji dan mengingat dengan teguh akan jasa kebajikan tak terkira dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini, Sariputra di dunia sebelah bawah (nadir ) ada Simha Buddha, Yasas Buddha , Yasahprabha Buddha, Dharma Nuddha , Dharmadhvaja Buddha, Dharmadhara Buddha dan Buddha-Buddha liannya yang tidak terhingga seperti butiran pasir di sungai Gangga di negerinya masing-masing mengemukakan penampilan lidah yang maha luas dan panjang menutupi trisuhasra mahasahasra loka datu dengan kata kata tulus dan nyata semua makhluk hidup patut percaya memuji dan mengingat dengan teguh, akan jasa kebajikan tak terkirakan dari sutra yang di karuniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini di dunia sebelah atas (zenit) ada Brahmaghosa Buddha, Naksatraraja Buddha, Gamdhottama Buddha, Gamdhaprabhasa Buddha, Maharciskamdha Buddha, Ratnakusumasampuspitagatra Buddha, Sa lendraraja Buddha, Ratnotpalasri Buddha, Sarvarthadarsa Buddha, Sumerukalpa Buddha dan Buddha-Buddha lainnya yang tak terbilang seperti butiran pasir. Di sungai Gangga, di negerinya masing-masing mengemukakan penampilan lidah maha luas dan panjang menutupi trisuhasra Mahasahasra loka datu. Dengan kata-kata tulus dan nyata, semua makhluk hidup patut percaya, memuji dan mengingat dengan teguh akan jasa kebaikan tak terkirakan dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini.



O Sariputra, Apa yang kau pikirkan ? Mengapa sutra ini disebut sutra yang dikaruniai dan dilindungi semua Buddha ?

O Sariputra, kalau seorang lelaki berbudi atau wanita berbudi mendengar sutra ini dan mengucapkannya serta mendengar nama-nama semua Buddha ini. Lelaki berbudi atau wanita berbudi ini akan menjadi orang yang ingat akan Buddha dan dilindungi oleh semua Buddha dan tidak akan gagal mencapai Annuttara Samyak Sambodhi. Sebab itu Sariputra, kalian semua patut percaya dan menerima kata-kataku dan ucapan semua Buddha. Sariputra, kalau ada orang yang telah berikrar yang sedang berikrar atau yang akan berikrar: "Aku berhasrat lahir si negeri Amitabha". Orang-orang ini semua tidak akan gagalmencapai Annutara Samyak Sambodhi. Apakah dia lahir pada masa lampau, sekarang atau pada masa yang akan datang. Sebab itu Sariputra semua laki-laki berbudi dan wanita berbudi. Jika mereka orang-orang yang memilik keyakinan, seyogyanya berikrar untuk lahir di negeri ini. O Sariputra sebagaimana Aku memuji jasa dan kebaikan semua Buddha, semua Buddha juga memuji jasa dan kebajikanKu yang tak terkirakan, dengan mengucapkan kata-kata : "Sakyamuni Buddha dapat melasanakan secara luar biasa perbuatan-perbuatan sulit di dunia saha, dikurun kejahatan dari lima kekeruhan diantara kekeruhan kalpa, kekeruhan pandangan, kekeruhan penderitaan, kekeruhan makhluk hidup dan kekeruhan kehidupan. Ia dapat mencapai Annuttara Samyak Sambodhi. Demi makhluk hidup, membabarkan Dharma. Ini yang diseluruh dunia sulit dipercaya, Sariputra. Kamu seharusnya mengerti bahwa Aku, dikurun kejahatan dari lima kekeruhan mempraktekkan perbuatan yang sulit ini, mencapai Annuttara Samyak Sambodhi. Demi semua dunia kuucapkan Dharma yang sulit dipercaya ini, benar-benar sulit untuk dipercaya."

Setelah Hyang Buddha mengucapkan sutra ini, Sariputra dan semua Bhiksu, semua dewa manusia dan para Asura dan yang lain-lain dari dunia, mendengar apa yang telah Hyang Buddha sabdakan menyambut dengan sukacita, menyembah dengan sujud dan mohon diri.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.