• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Renungkanlah alasan mereka memilih ajaran Buddha...

lauzart

IndoForum Newbie A
No. Urut
14768
Sejak
27 Apr 2007
Pesan
273
Nilai reaksi
5
Poin
18
Catatan2 dari teman2 yang beralih dari Agama "XXX" ke pandangan Buddhis (belum tentu Status di KTPnya berubah jadi Agama Buddha)

milih ajaran buddha karena lebih banyak pencarian kedalam daripada keluar... tapi sebenarnya dua sisi itu juga bagus semua...tergantung masalah kecocokan masing2 individu...

lebih baik membuat wawasan kita neutral dulu...dan membaca buku2x filsafat dan juga buku2 agama lain... setelah itu mungkin bisa di pilih paling cocok.... so far ajaran Buddhism masih bisa di apply di abad ini (currently)...and belom ketinggalan jaman... viva!

ps. ngak ikut2an orang tua... i pick my own path...

salam..
asunn

Bokap gue muslim, nyokap katholik, gue malah tertariknya sama Buddism (di keluarga gue sama sekali ga ada yg Buddhist).

Yg membuat gue tergugah sama Buddhism adalah karena ajaran ini mendukung kita buat berpikir dan observasi ke diri kita sendiri, belajar merefleksikan hidup, menimbang dan memutuskan sendiri apa yg terbaik dalam situasi kita sendiri, dibanding cuman ngasih daftar aturan yg ga jelas alesannya apa, dan ga pandang bulu latar belakang orang.

Papa & Mama konghucu. Tapi saudara semuanya nasrani, kebanyakan sepupu, paman & bibi tuh nasrani ( kristen/katholik). Jadi hetrogen de.

Dari TK udah masuk sekolah protestan. Tapi benar2 masuk ke gereja protestan sejak kelas 2 SD. ( gw lebih dulu ke gereja dibanding sepupu2 gw or sodara gw... tapi akhirnya sekarang mereka jadi nasrani yg taat dan gw malah ngak). Gua gak mau dibaptis krn merasa gak cocok. SMA masuk ke sekolah katholik yg termasuk prestige dan terusterang lebih terasa nyaman dengan ajaran katholik yg lebih toleran.

Mengenal Budha secara kebetulan, lagi itu kuliah, mo ambil kelas katholik dan kristen udah penuh. Kebetulan saat itu kepikir... ambil kelas budha aja... krn ktp kan masih tertulis budha. Tapi terusterang saat itu gw ketakutan juga krn gw gak ngerti sama sekali apa itu budhisme... juga bahasa2 nya yg asing banget. Ngak pernah sih di sekolah budhis. Tapi setelah belajar... ternyata OK juga. Bahkan banyak yg kena ke nalar gw. Cinta kasih budhis menurutku lebih universal... ngak cuma buat manusia aja tapi juga buat mahluk lain. Gw baru pertama kali denger guru agama mengajarkan utk tidak membunuh semut sekalipun, jangan memancing or berburu krn itu termasuk punya karma buruk. Sungguh...!!! Krn saat itu yg gw tau cinta kasih itu hanya disalurkan kpd sesama manusia dan binatang memang disediakan Tuhan utk dimanfaatkan manusia, shg boleh dibunuh, boleh dijadikan sasaran berburu, boleh dijadikan bahan percobaan laboratorium , etc dan itu tidak berdosa. Saat itu gw sungguh tergetar.... ajaran budhis begitu lembut... cinta kasih budhis begitu menyentuh nurani.
Cman gw ngak berani menjadi budhis ... krn gw ngak ngerti sutra2/ bacaan2 doa, dan kebiasaan ibadahnya. Gw cuma suka dengan konsep dan ajaran budhisme secara umum tapi gw ngak tau ibadahnya dan doa2nya.

Tapi akhirnya ikut sakramen baptis katolik. Krn saat itu gw rasa inilah yg terbaik dan yg gw sanggup jalani. Tapi jalan hidup orang tidak bisa ditebak....
Gw akhirnya melihat banyak kejadian2 (waktu itu thn 2002) yg membuat gw bertanya2 tentang hidup ini dan bagaimana agama menjawabnya ? Gw melihat peristiwa2 yg gw rasa ngak bisa dijawab dengan kata2 "... ini cobaan , jalani dan bersikap pasrah....". Saat itu gw mulai mempertanyakan kebenaran dari apa yg gw yakini. Harus ada sebab-akibat yg relevan dan bersifat universal yg mengatur semua kehidupan ini. Mulai gw banyak liat di internet... gw liat website kristen, yahudi, dan website spiritual spt spiritweb dan satu lagi lupa. Justru yg paling berkesan ialah ajaran2 spiritual india. Tumimbal lahir, hukum karma, sebab-akibat... itu yg menjawab semua pertanyaan gw. Akhirnya gw teringat lagi ajaran2 yg gw terima waktu kuliah dulu. Rasanya rindu dengan ajaran2 budhis... lembut tapi adil, ajaib tapi masuk akal, sederhana tapi mengagumkan.

Tapi terusterang aja gw belum berani ikut ibadah budhis.... krn gw udah pernah dibaptis secara katholik. Biarlah gw bukan umat budhis, tapi hanya menganut ajaran2 budhis. Mudah2an dikehidupan mendatang, terlahir sebagai seorang budhis... tapi bukan biksu/biksuni krn gw masih terikat dengan hal2 duniawi... hehehe... step by step lah.

Strong Point Buddhism adalah:
1. Kamu tidak perlu mati dulu untuk membuktikan kebenaran ajarannya.
2. Practical.
3. Consistent.

Strong pointnya adalah Buddhisme adalah JALAN.
JALAN yang mengarahkan kita menuju pembebasan sempurna (NIBBANA).
Penderitaan , berdana, sila, samadhi hanyalah sebatas media atau sarana serta menciptakan kondisi pencapaian, semuanya mengarah kepada keadaan diatas.


Di antara semua jalan, maka 'Jalan Mulia Berfaktor Delapan' adalah yang terbaik;
di antara semua kebenaran, maka 'Empat Kebenaran Mulia' adalah yang terbaik.
Di antara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik;
dan di antara semua makhluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik.

Inilah satu-satunya 'Jalan'.
Tidak ada jalan lain
yang dapat membawa pada kemurnian pandangan.
Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).

Dengan mengikuti 'Jalan' ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan.
Dan jalan ini pula yang Kutunjukkan setelah Aku mengetahui
bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin).

Engkau sendirilah yang harus berusaha,
para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'.
Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini
akan terbebas dari belenggu Mara.

semuanya berawal dari fakta bahwa;
penderitaan eksis, dikarenakan oleh keinginan, dan penderitaan bisa dihapuskan dengan mengurangi keinginan

strong point buddhism adalah 4 Kebenaran Arya. Di dalam 4 Kebenaran Arya semuanya lengkap. Dari langkah-langkah yang bersifat ilmiah dalam memecahkan suatu masalah, kebebasan berpikir, arti dari penderitaan, tujuan mempelajari Buddhisme. Setelah saya mempelajari agama lain, tidak ada yang selengkap dan sesempurna ini.

menurut saya, secara umum strong pointnya buddhism adalah adanya kebebasan berpikir untuk mempertanyakan sesuatu. buddhis adalah orang yg merdeka untuk berpikir dan bertanya apa saja. buddhis nggak dipaksa untuk menerima suatu ajaran karena itu ada di buku, diajarin pemuka agama, diajarin orang2 tua jaman dulu, atau sekadar kepercayaan yg harus ditelan bulat2.

dulu agama gua bukanlah agama Buddha tapi ada rasa ingin mempelajari agama ini. akhirnya gua membandingkan dengan agama gua yg dl, semakin membandingkan gua justru semakin bimbang mau ke buddha atau ttp mempertahan agama yg dl. dan akhirnya gua vakum dari soal agama selama hampir 3 tahun, tidak tahu mau milih yg mana , Buddha atau mempertahankan yg dl, setelah mempelajari agama Buddha banyak yg gua dapat: terutama cinta yg universal yg diajarkan, ttg penderitaan, tidak kekalnya semua makhluk yg blm pernah gua dapat dari agama lain, semakin gua merenungkan ajaran BUddha ini ternyata memang masuk logika.
dan sampai saat ini gua ttp berusaha mempertahankan walaupun banyak faktor X yg mengajak gua kembali ke agama semula.
semoga Bohicita ini semakin lama semakin berkembang untuk mencapai sesuatu yg lebih besar.

gw dr TK ampe SMA di sekolah kristen, tp banyak pertanyaan kehidupan yg gw gak bisa dapet dr agama tsb dan jg agama kristen sgt berbeda dgn prinsip hidup gw, mesti semua temen kelas gw yg dr TK ampe SMP ud dibaptis, gw masih aj coba nyari sesuatu yg paling tidak bisa menjawab pertanyaan di dalam diri gw (tlalu naif sih dengernya, tp begitulah)

akhirnya sehabis tamat SMA gw putusin memilih agama Budha, dikarenakan gak kaya agama lain yg tlalu memaksakan hub dirinya ama Tuhannya.
agama Budha lebih banyak mengajarkan hub sesama manusia dan alam di banding agama lain yg tlalu menjunjung tinggi Tuhannya sampe meprioritaskan hub antara Tuhan dan manusia dibanding manusia dan manusia.

agama Budha tidak melihat sesuatu dgn satu sisi, dibanding agama lain yg slalu memvonis bila kt tidak mengikuti aturan agama tsb, so agama budha sgt Universal

Buddhisme is my choice karena dalam penyebarannya tidak ada unsur paksaan dan juga tidak ada konsekuensi(ancaman) kalau meninggalkanNya.
Ini menurut saya bagaikan Permata yang INDAH. Orang yang matanya masih jelas akan melihat keindahan dari PERMATA ini dan dengan sendirinya akan merawat PERMATA ini.

Kl g milih Buddha,krn menurut g itu ajaran yg paling cocok,benar menurut g, bisa kasih jawaban tentang kehidupan.

G jadi bisa terima kenapa orng bisa sakit, miskin, lahir cacat,lahir sudah kaya dll..

Agama g dulu ga bisa kasih jawaban dengan detail.
Dan agama g dulu tertulis bumi itu datar.
kl Buddha kira2 2500 tahun yg lalu bisa kasih tau bumi itu bulat dan seperti sebutir pasir d tepi pantai...
dalam banyak hal g dalami ternyata ajaran berlogika dan bermanfaat..

dari gw SMU bukan beragama Buddha. dan banyak mencari kebenaran,tp g ga puas...
baru beberapa bulan lalu g baru kembali k agama Buddha, jadi sekeluarga g Buddha semua...

Gw suka ajaran Buddha karena ajaran ini menurutsaya
1 . bisa mengembangkan pikiran umatnya tidak mesti harus menuruti dogma2 yg tidak boleh dipertanyakan.
2 . Satu satunya agama yang kalo ada orang mau masuk malah disuruh buat mendalami lebih jauh dulu tentang Dhamma nggak kayak yg lain yg kalo ada orang mau masuk langsung di blosokin.
3 . hukum sebab akibat, yang mengikat semua makhluk dan menembus ruang dan waktu ( itulah sebabnya ada orang jahat yg bisa hidup dengan makmur dan serba berkecukupan dan ada orang yang baik tapi hidupnya selalu menderita hingga akhir hayatnya. (karena karma baik/karma buruk seseorang belum saatnya berbuah.).
4 . Gw makin ragu akan adanya Tuhan yang superior(katanya dan mengetahui dan menguasai segalanya,.(menguasai setan aja nggak bisa, kan??? terbukti )
sebab menurut gw Tuhan itu hanya salah satu sosok Brahma/Dewa yang hidup poada suatu masa tertentu saja makanya dunia ini bisa berjalan dengan segala kemajemukannya . coba kalo Tuhan itu satu pasti semuanya homogen dan membosankan
5 . Dalam agama Buddha tidak dianjurkan dalam tata cara peribadatannya menggunakan acara korban/pengorbanan makhluk hidup .Bahkan dulu Sang Buddha malah pernah menegur salah satu umatnya yang menyediakan beraneka masakan dari daging di depan altar kebaktian.

itu dulu deh yg bisa gw tulis .. pokoknya Buddhism is the best for me lah

Awalnya karena emang bonyok gue buddhis,tapi mnurut gue mereka itu konghucu karena mereka cuma tau sembahyang pake hio di patung2 gitu dan mereka sama skali ga tau apa itu buddhis dan ajaran nya

dari TK ampe SMA gua skul di skolah buddhis.dan gua merasa nyaman dengan itu karena bagi gue,ajaran nya itu ga menjudge sesuatu,ga berlebihan,bukan tipe ajaran yang optimis ataupun pesimis tapi realistis dengan logika kamma nya...
bagi gue,denger crita2 buddhis tuh rasanya damaiiii.....bukan khotbah yang menggebu2 dan tlalu optimis melainkan cerita yang masuk logika bagi gua... ^_^
 
keren banget!

bagus bagus, gue tergugah. buddhism itu ternyata agama luar biasa. gue jadi pengen belajar lebih jauh.
 
bagus bagus, gue tergugah. buddhism itu ternyata agama luar biasa. gue jadi pengen belajar lebih jauh.

”datang dan buktikan” ajaranNya, bukan ”datang dan percaya”. Ajaran mengenai ehipassiko ini adalah salah satu ajaran yang penting dan yang membedakan ajaran Buddha dengan ajaran lainnya.

Kalau anda ingin memepelajari agama Buddha sebaliknya pilih aliaran Theravada dulu karena ajaran Sang Buddha masih otentik(pengaruh tradisi sangat sedikit),setelah itu baru mau pilih aliran Mahayana atau Tantrayana( terserah anda ).^_^
 
Ok2 ...

Gw setuju banget ama pemikiran lu ... mmg di dunia ini bbrp kelompok agama sering menjelek-jelekkan agama buddha,taoisme,dam khonghucu. Gw adalah penganut agama khonghucu. sori klo gw nggak terlalu setuju klo penganut agama khonghucu itu cuma sembahyang pada hio2 di patung. Sepengetahuan gw, itu merupakan lambang ucapan syukur kepada Thian(Tuhan) dan kepada para leluhur. Nabi khongcu mendapat wahyu dari thien untuk mengajarkan kepada manusia bagaimana kembali ke jalan Tuhan, yg dimana Nabi Khongcu selalu mengajar qt sebagai umatnya berbuat kebajikan. Hanya kebajikan Thian(Tuhab) Berkenan, Milikilah yg satu itu.
Sekedar tambahan, gw juga saat masih duduk di bangku SMP sering diajak teman2 gw yg beragama k****** ikut ke g*****, trus waktu itu pernah guru agamanya bilang katanya ada yg harus dilakukan di g*****, padahal sebenarnya waktu itu dibuat konseling untuk "memaksa secara halus" gw mengakui adanya Y**** K****** sebagai juruselamat. Waktu itu gw ragu2 gitu. Gw mempertanyakan apakah selama ini ajaran nabi khongcu yg gw dengar tiap hari itu sia2 ??? Apakah nabi khongcu itu seorang nabi palsu ??? seiring waktu berjalan, gw mulai jarang ibadah ke litang, awalnya sih karna rasa malas. Pas SMA, gw mulai merasa prihatin dengan kondisi gw, merasa prihatin dengan kondisi teman2 gw yg dulu seorang umat buddhis dan konghucu yg dulunya aktif, sekarang lebih cenderung berdiam diri, jarang ke ibadah. Akhirnya, setelah menunggu waktu yg cukup lama, gw memutuskan untuk kembali sebagai seorang umat Khonghucu yg sepatutnya. Gw mulai mencoba pergi ke Litang (Tempat Ibadah Umat Khonghucu). Kadang2 teman2 gw yg beragama buddhis mengajak gw ke ibadah ke vihara, gw jg ikut.
Gw merasa agama K****** itu terlalu banyak omong kosongnya. Ajaran agamanya sebenarnya baik adanya, cuma banyak pendeta2nya yg terlalu banyak omong kosong, sok memberi mujizat, yg sering mengatasnamakan "dalam nama TUHAN Y****, engkau telah diselamatkan" ... pokoknya yg gitu2lah. Katanya diluar agama itu tidak ada keselamatan. Gw cuma berharap, buat penganut agama buddhis dan khonghucu yg membaca tulisan ini, kiranya mereka menyadari akan adanya pihak agama2 tertentu khususnya agama yg gw maksudkan di atas, yg sudah terlalu munafik. Memaksa dengan berbagai cara, kebanyakan cara halus sih, agar mau pindah ke agama mereka, ataupun nggak perlu pindah tapi mau percaya kepada Y**** K******. Yg gw sering liat, bwt mereka yg belakangan pindah ke agama itu, justru lebih mendengarkan kata2 pendetanya. apa yg dibilang, mereka udah 100% percaya gitu. Umat Buddha dan Khonghucu yg kurang aktif di komunitasnya, adalah sasaran empuk oleh mereka, untuk menambah anggota umat mereka. Klo ada salah paham yg menyinggung umat buddhis, gw mohon maaf. gw cuma mau qt bersatu padu memperkokoh diri qt agar qt tidak dapat dipengaruhi oleh mereka2 yg pada asalnya ingin menarik qt ke agama K****** dengan jaminan mendapat KESELAMATAN dari T**** Y****.

Gw juga ingin tahu lebih banyak ttg agama Buddha, spy bisa membantu teman2 buddhis gw yg sering digoyangkan imannya oleh mereka yg beragama lain ...... (K******)
 
”datang dan buktikan” ajaranNya, bukan ”datang dan percaya”. Ajaran mengenai ehipassiko ini adalah salah satu ajaran yang penting dan yang membedakan ajaran Buddha dengan ajaran lainnya.

Kalau anda ingin memepelajari agama Buddha sebaliknya pilih aliaran Theravada dulu karena ajaran Sang Buddha masih otentik(pengaruh tradisi sangat sedikit),setelah itu baru mau pilih aliran Mahayana atau Tantrayana( terserah anda ).^_^

walaupun bukn penganut buddhis saya setuju. tetapi saya garis bawahi kata"datang dan buktikan" kurang tepat tetapi percaya dan bukti menyusul.karena spiritual adalah menuntut keyakinan terlebih dahulu (berlaku dalam agama/keyakinan apapun. kenapa spiritual? karena agama adalah badan kasar/formal dari sepiritual.bukn begitu? hanya opini.:x
 
datang dan buktikan tetap datang dan buktikan.. ga bisa diubah memang itulah artinya.. hehe tapi g juga menghargai pendapat putu..
memang datang dan buktikan itu ga bisa diartikan harafiah seluruhnya..

maksudnya kita harus yakin bukannya percaya.. yaitu dengan pembuktian yang kita lakukan sendiri dengan pemahaman sendiri..namun yang pasti sesuai dengan dhamma.. karena dhamma adalah jalan yang akan menuntun kita menuju nibbana..

trus g maw mengira2 semoga aja saudara kuncu90 tidak "mendendam" dengan agama yang dimaksud.. biarkan aja yang terjadi.. terjadilah..
yang kita perlu adalah untuk mengkritisi diri sendiri aja.. nantinya tanpa diharuskan ato dipaksa.. orang2pun akan menyadarinya kok.. tenang aja..


okok??.. g hanya menakutkan karena pandangan yang mendendam akan membuat kita menjadi lebih buruk dari yang kita harapkan.. jadi buang jauh2 dendam deh.. sadari aja dengan sati.. semuanya akan berlalu :D

lebih dari itu.. semuanya kembali kepada pribadi masing2.. kitapun tidak berhak untuk menentukan religius teman kita untuk mengikuti kita maupun menjaga mereka dari "serangan" halus agama lain.. apalagi dalam konghucu ada tuhan(thian) khan?? ya sudahlah biarlah Tuhan yang mengatur.. tenang aja n_n
 
Datang dan buktikan
maksudnya datang utk belajar untuk mengetahui apa itu ajaran Sang Buddha
Buktikan maksudnya apa yang sudah dipelajari dilaksanakan, dan akan mendapat bukti nyata

Semoga bermanfaat
 
Datang Lihat dan buktikan itu, Buddha mengartikannya secara universal.

Setahu saya keyakinan dalam agama Buddha (Saddha) itu datang karena pembuktian. Jadi Buddha mengajarkan kita untuk tidak langsung mempercayai apapun itu termasuk ucapan Beliau. Jadi kita pelajari dulu Tipitaka, trus laksanakan kalau memang bermanfaat maka jadikanlah pegangan kalo tidak bermanfaat kata Buddha "BUANG KE TONG SAMPAH".....

Untuk lebih jelasnya baca KALAMA SUTTA.
 
ehhehee.. adanya Ehipasiko itu lah yang buat Buddhis makin beda dengan yang lain.. kita bisa datang dan buktikan sendiri kebenaran ajarannya..

^^' itulah napa saya cinta Buddhis..
 
ehhehee.. adanya Ehipasiko itu lah yang buat Buddhis makin beda dengan yang lain.. kita bisa datang dan buktikan sendiri kebenaran ajarannya..

^^' itulah napa saya cinta Buddhis..

sama juga,itulah kelebihan agama Buddha
 
Sejak kecil, saya bersekolah yang bersifat non-buddhis dan mengikuti pelajaran agama non-Buddhis. Seharusnya dengan mengikuti sekolah non-Buddhis, saya menjadi non-Buddhis, sebagaimana yang terjadi pada teman-teman sekolahku. Tetapi, selama dua belas tahun saya merasa tidak sreg dengan ajaran tersebut. Saya mulai berkenalan dengan agama Buddha sewaktu kuliah di Universitas Indonesia, saya mulai mendapatkan teman-teman se-Dhamma dan belajar mengikuti kebaktian dan membaca paritta untuk pertama kalinya. Banyak teman yang menanyakan, kok Anda bisa bertahan selama 12 tahun tanpa pindah agama, sedangkan teman-temanmu banyak yang pindah. Mungkin karma yang pernah saya perbuat pada kehidupan yang lampau membuat saya tetap memeluk agama Buddha.

Selama dua belas tahun, saya mempelajari bahwa manusia tersebut hanyalah objek. Dengan mempercayai "God" mereka akan diselamatkan dan masuk ke surga. Masa kecil saya susah. Sedangkan dalam masyarakat luar saya melihat banyak yang hidup mewah dan kaya, apalagi di SMA saya bersekolah. Apakah ini takdir yang harus diterima? Apakah manusia hanya dapat berpasrah pada rencana "God"?

Saya seringkali mempertanyakan ketidaksamaan (inequality) dalam kehidupan ini pada saat mengikuti kegiatan retreat sewaktu sekolah. Para pembimbing tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Itu semua merupakan rencana besar, katanya. Saya pun meragukannya, kenapa saya ditakdirkan menjadi seorang yang kalah (loser), sementara yang lain hidup enak dan berfoya-foya.

Ajaran Buddha adalah ajaran manusia, bagaimana manusia bertingkah laku dan melakoni hidup ini dengan benar; bagaimana memperlakukan pasangan hidup, orang tua, teman dan masyarakat. Inilah keindahan ajaran Buddha. Semua orang dapat mencapai kebahagiaan berdasarkan perilaku mereka sendiri. Tidak ada bantuan dari supranatural being. Setiap manusia dengan usahanya sendiri dapat mencapai ke-buddha-an dan Nibbana.

Sebagai mahasiswa yang mendalami sains, saya sangat memperhatikan hukum sebab akibat dalam alam semesta. Hal ini selaras dengan hukum karma dalam agama Buddha. Hukum alam yang pasti akan berlaku dan bersifat universal. Siapa berbuat, dialah yang akan menuai hasil perbuatannya. Tak seorang pun yang dapat menghapuskan karma buruk, kecuali karma baik yang dilakukannya. Inilah inti ajaran Buddha yang membuat saya tertarik mempelajari agama Buddha selanjutnya. Suatu penjelasan yang masuk akal dan dapat dinalar.

Selama bertahun-tahun saya mempelajari agama Buddha, ajarannya selalu berpusat pada manusia. Tidak pernah menceritakan peranan "makhluk adikodrati" yang akan menyelamatkan manusia dan menghapus semua karma buruk. Manusia harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Agama Buddha tidak pernah mengiming-imingi akan kehidupan yang bahagia. Inilah penyebab agama Buddha kurang diminati oleh umat yang menginginkan jalan pintas dan keluar dari permasalahan duniawi.

Ajaran Buddha bersifat ehipassiko, saya datang, saya lihat dan saya buktikan. Jika tidak berkenan di hati saya, saya dapat meninggalkannya. Konsep ini membuat ajaran Buddha ini terbuka dan dapat berdialog dengan doktrin-doktrin agama lainnya. Ajaran Buddha menjadi tidak dogmatis dan bisa diperdebatkan kebenaran dan kesahihannya. Diharapkan pandangan terang (samma-dithi) akan muncul setelah berdialog dengan ajaran Buddha.

Seringkali saya mendengar pernyataan skeptis, agama Buddha menyembah berhala. Inilah dogma yang bersifat peyoratif dan memojokkan umat Buddha. Umat non-Buddhis seringkali mencampuradukkan ajaran Buddha dan kepercayaan tradisional (kepercayaan Tionghoa dan kepercayaan Jawa), dimana pemujaan kepada dewa diwujudkan dalam bentuk patung. Umat Buddha menggunakan Buddharupam (patung Buddha) untuk membangun citra Buddha dan penghormatan dalam puja bakti. Sayangnya, umat Buddha sendiri kurang memiliki pengetahuan dalam menjawabnya. Inilah kelemahan yang membuat umat Buddha pindah agama. Untunglah di alam reformasi ini, membicarakan agama Buddha bisa lebih terbuka, persamaan dan perbedaan doktrin tidak perlu ditutup-tutupi. Saya mengimpikan, bahwa akan muncul cendekiawan Buddha yang kritis akan agamanya dan doktrinnya.

Komentar negatif lainnya: Umat Buddha tidak punya kitab suci. Jika ada, mana buktinya, kok tidak dibawa-bawa. Komentar ini agak sulit disanggah. Umat Buddha memiliki kitab suci Tipitaka (yang dilestarikan dengan lengkap dalam bahasa Pali), dan jauh lebih tebal daripada kitab suci lainnya. Fakta menunjukkan, belum ada kitab suci Tipitaka yang lengkap dalam bahasa Indonesia. Umat Buddha Indonesia kebanyakan memiliki Dhammapada dan potongan-potongan terjemahan Tipitaka. Di sini, mampu menunjukkan kitab suci merupakan bukti fisik pengalaman religi dan legitimasi sebagai umat beragama. Di negara Barat, negara tidak mencampuri kehidupan beragama warganegaranya.

Dalam agama Buddha, perwujudan religi dengan cara perayaan tidaklah terlalu digembar-gemborkan. Mempraktikkan ajaran Buddha adalah yang termulia. Mungkin inilah penyebab timbulnya istilah "agama Buddha KTP" karena umat Buddha jarang muncul di vihara atau cetiya. Di Indonesia, perwujudan religi dengan melakukan ritual dalam tempat ibadah adalah penting untuk menunjukkan eksistensi umatnya. Pertanyaan seperti, "Anda beribadah dimana?" merupakan pertanyaan umum dan seringkali diajukan. Padahal, masalah agama merupakan masalah pribadi dan keyakinan (saddha) seharusnya tidak dipertanyakan di depan publik.

Meskipun banyak serangan akan ajaran Buddha, saya tetap berpegang teguh pada ajaran Buddha. Ajaran Buddha akan semakin indah jika dipelajari dan dikaji terus menerus. Boleh juga diperdebatkan selama Dhamma tersebut memperkaya jiwa umatnya. Dhamma itu indah pada awalnya, pada pertengahan dan pada akhirnya. Saya akan berpegang teguh pada Dhamma. Sadhu, sadhu, sadhu.
 
Kalau saya sudah dari kecil beragama buddha dan merasa sudah cocok dengan agama buddha.
karena saya sudah dari kecil di agama buddha dan selalu blajar agama buddha
saya jadi mempunyai sifat yg tidak percaya dengan ajaran agama lain.karena itu, itu adalah kesalahan saya sendiri (bukan gara gara agama)

tetapi hanya 1 yg tidak bisa saya percayaai .. knp agama buddha bykyg percaya tuhan..
buddha sendiri pun tidak pernah menyebutkan kalau tuhan itu ada


itulah akhir penjelasanku.......
 
Wah.. Kalo tentang "TUHAN" yang dimaksud dalam Pandangan Buddhis jauh berbeda dengan keyakinan yang lain.
Kalo mau lebih jelas coba cari di forum Buddha ini yang judul Threadnya Jika Tuhan yang menentukan....
Mudah2an anda bisa memahaminya...

Semoga berbahagia
 
Mereka yang beralihkeyakinan mengatakan bahwa Buddhisme memberikan mereka kemerdekaan yang belum pernah mereka miliki sebelumnya.

Renate Ogilvie adalah seorang guru keturunan Jerman di institusi Buddhis di Sydney. Laporan mengutip perkataannya, ”Dalam Buddhisme anda diperkenankan untuk menanyakan pertanyaan dan sebenarnya anda secara aktif dianjurkan untuk meragukan dan mendiskusikan dan seterusnya,” kata Ogilvie. ”Sang Buddha mengatakan janganlah percaya begitu saja karena Saya (Buddha) sangat terkenal, janganlah percaya begitu saja karena banyak orang percaya apa yang Saya (Buddha) ajarkan. Jadilah seperti pandai emas, seperti yang anda ketahui, memberikan asam (acid) pada emas untuk mengujinya dan asam itu adalah pikiran anda, kecerdasan anda. Jadi dalam pengertian tersebut, ini merupakan manifestasi dari kebebasan intelektual yang merupakan hal yang sangat amat menarik.”

Fasilitas retret Diamond Way di Sydney adalah sesuatu yang khas bagi banyak Buddhis center kecil di seluruh negara tersebut dan telah memiliki 140 anggota, dan seperti grup-grup lainnya, di sini mengikuti tradisi Vajrayana dari tibet, yang merupakan salah satu dari tiga cabang utama Buddhisme selain Theravada dan Mahayana, demikian laporan mengatakan.

Berikut laporan Phil Mercer untuk Voice of America:

Phil Carlisle adalah pimpinan dari perkumpulan Diamond Way.
”Saya pikir Buddhisme benar-benar cocok dengan orang-orang yang memiliki pemikiran mandiri dan yang mungkin merasa ditakut-takuti atau sudah bosan pada agama yang mengajarkan apa yang harus dipercaya dibandingkan dengan memberikan kesempatan untuk melihat bagaimana sesuatu itu cocok untuk mereka. Masyarakat Australia terkenal dengan sikap menentang figur otoritas,” kata Carlisle.

Anthony Hickson adalah seseorang yang baru beralihkeyakinan. Ia dididik di dalam keluarga Katholik yang kuat. Editor yang berusia 27 tahun ini tengah menghadiri pertemuan di Diamond Way center sejak awal tahun ini dan ia mempercayai Buddhisme menunjukkan kepadanya jalan hidup yang baru.

”Saya menduga ketika datang ke sini saya tidak berpikir ada suatu kebenaran,” kata Hickson. ”Saya berpikir ada banyak kebenaran. Saudara lelaki saya sangat aktif di dalam Gereja Katholik dan itu sangat berpengaruh dengan baik bagi dirinya dan saya telah melihatnya tumbuh dan berubah banyak. Jadi saya berpikir, bagi saya Buddhisme hanyalah sebuah jalan yang berbeda dan banyak ajaran yang saya pertimbangkan sebelum saya datang ke sini dan datang ke sini berada di sekitar orang-orang. Ada energi yang baik, ada aura yang baik. Hal yang masuk akal.”

Jakarta, Bhagavant.com --
”Saya tertarik karena Ehipassiko,” demikian kata Dee dalam Buddha Subhasita (Kabar Baik dari Buddha) sebuah acara diskusi Dhamma yang disiarkan langsung dari salah satu stasiun radio swasta di Jakarta, Sabtu 16 September 2006. Pernyataan Dee ini bukan sekonyong-konyong keluar dari mulutnya, tetapi merupakan sebuah jawaban atas pertanyaan awal yang diajukan oleh presenter acara dalam perbincangan tersebut tentang ketertarikan Dee terhadap Buddhisme.

Dee yang mememiliki nama asli Dewi Lestari Simangunsong ini mengisahkan kembali beberapa pengalamannya yang membuat ia tertarik dengan Buddhisme. Salah satu ketertarikannya akan Buddhisme adalah ajaran Ehipassiko yang berarti datang dan buktikan sendiri. Sebuah ajaran yang memberikan kebebasan bagi setiap orang untuk membuktikan sendiri ajaran Buddha bukan sekedar mempercayainya secara membuta.

Selain itu Dee juga mengatakan ia dulunya seorang bhikkhuni yang tinggal di Jepang. Pengetahuannya akan kehidupan yang lampau ini tidak didapat dari dirinya sendiri tetapi dari beberapa orang yang mengatakan kepadanya.

Acara yang dipandu oleh Drs. Ponijan Liaw (Mr. Po) mulai pukul 20.00 sampai 21.00 WIB, kali ini memiliki tajuk: Kelahiran Kembali yang menampilkan dua tamu istimewa, yaitu Dee penulis buku best seller ”Supernova” sekaligus seorang celebrity dan Metta W seorang pemudi Buddhist yang memiliki kelebihan dalam melihat kelahiran masa lampau seseorang.

”Apakah saya dulunya seorang bhikkuni?” tanya Dee sedikit penasaran kepada Metta setelah ia diberi kesempatan untuk bertanya . Setelah beberapa saat (konsentrasi) Metta menjawab, ”Betul dulunya seorang bhikkhuni.”

”Oh betul kalau begitu,” ujar Dee mengiyakan setelah membandingkan dengan pendapat orang lain akan dirinya dan perasaan spesial yang timbul ketika ia melihat vihara maupun melihat seorang bhikkhu.

Di tengah acara yang disiarkan oleh Radio Cakrawala 98.3 FM, Mr. Po menjelaskan kepada para pendengar radio bahwa topik kali ini adalah kelahiran kembali (rebirth) yang merupakan konsep ajaran agama Buddha dan bukan mengenai sesuatu yang kelenik. Ajaran mengenai kelahiran kembali dewasa ini bukan lagi sebuah konsep atau suatu kepercayaan semata tetapi sudah menjadi fakta dengan adanya banyak kasus dimana seseorang dapat mengingat kehidupan masa lalunya.

”Lalu apakah saya juga suka menulis pada kehidupan lampau?” kembali Dee bertanya.

”Iya betul waktu jadi bhikkhuni juga suka menulis,” jawab Metta. Hal ini membuat Dee memahami adanya keterkaitan antara kehidupan lampau dengan kehidupan sekarang khususnya kegemarannya akan menulis.

Dee juga menanyakan apakah ia juga pernah lahir di Mesir dan apakah ia juga pernah dilahirkan di Indonesia pada masa lampau. Dan Metta membenarkan itu semua.

Isteri dari Marcell Siahaan (Artis) dan ibu dari Keenan Avalokita Kirana ini memulai kiprahnya sebagai penyanyi dengan bergabung dalam Trio RSD (Rida Sita Dewi). Kemudian pada 16 Februari 2001 ia meluncurkan novel Supernova Satu: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, yang menjadi buku Best Seller. Novel ini laku 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan terjual sampai kurang lebih 75.000 eksemplar.

Kemudian Dee meneruskan kiprahnya dengan Novel Supernova 2.1 yang berjudul ”Akar” pada tahun 2002. Dalam riset yang dilakukannya ketika menulis buku ini semakin membuka wawasan Dewi terhadap Buddhisme. Di sinilah saat-saat dimana Dee ”jatuh cinta” kepada Buddhisme.

Pada tahun 2003, Supernova 2.2 yang berjudul Pertir pun diluncurkan. Dee kemudian meluncurkan kembali bukunya yang bertajuk ”Filosofi Kopi” pada tahun 2006. Dan di awal tahun 2006 inilah Dee dan Marcell menjadi sorotan masyarakat umum khususnya umat Buddha Indonesia karena keputusan yang tepat dan beraninya untuk mempelajari Buddhisme, meskipun tidak ayal lagi ada suara-suara sumbang beberapa orang terhadap keputusan mereka untuk menjadikan agama Buddha sebagai way of life.
 
Buddhist yg asli ma ga percaya tuhan.. coba lo tanya buddhis yg asalnya bukan dari indo
pasti bilang ga ada biasa se ga semuana dari indo bilang ada

tapi... gw dolo hampir tidak percaya dgn apa yg di katakan dengan adanya tuhan di buddhist tetapi setelah saya plajarin dan dalami sebenarnya ini cuma krena di indonesia adalah negara demokratis dlama arti tidak bebas. kalo bilang tuhan ga ada bisa bisa agama buddhist di lenyapin dari indo .dan itu juga ga bakal terjadi

sebenernya juga gw ga mau buka yg gw bilang tadi tapi mau gimana lagi daripada salah paham dengan ajaran asli yg begitu de

klo lo tanya arahat tuhan ada ato kagak pasti mereka bilang ga ada. cba aja lo tanya sama arahat yg masih ada . byk juga kok bhiku yg jadi arahat yg gw perna temuin cuma 2
yg lain cuma denger doang ma liat dari photo

yg 1 da meninggal yg 1 lagi masih hidup itu ada di thailand
ya coba aja cari siapa dia.. hehe

bole da lo bilang kalo tuhan ada
tetapi dengan cara Ehipasiko

bukan asal ceplos(ga tau kata lembutnya apa)

ya gitu aja dhe hehe



maaf kalo ada kata yg kasar
 
Bung Lomx, menurut saya kita sbg umat Buddhis tidak perlu mempermasalahkan apalagi mengkonfirmasi kpd pemeluk keyakinan lain bahwa TUHAN ada/tidak karena hal itu tidak membuat diri kita menjadi lebih baik.
Yang lebih ditekankan oleholeh Guru Sang Buddha... apakah Kita pengikutnya melaksanakan 8 Jalan Tengah yang bila dijalankan dengan kesungguhan & tanpa henti akan membawa diri TERCERAHKAN akan kehidupan ini.
 
Bolehkah saya bertanya agama manakah yang bertuhan??? Mungkin tidak ada. Kenapa demikian? karena Tuhan itu berasal dari Bahasa kawi yang berarti penguasa. Agama manakah di Indonesia yang menggunakan bahasa Kawi??? Tentunya tidak ada. Begitu juga dengan Agama Buddha. Agama Buddha menggunakan bahasa Pali yang tentunya istilah Tuhan tidak ditemukan.

Sama seperti kata telunjuk yang akan dengan mudah kita temukan dalam kamus bahasa indonesia, Tapi orang inggris tidak akan pernah menemukan istilah telunjuk dalam kamus mereka. Bijaksanakah kita menarik kesimpulan bahwa orang Inggris tidak memiliki Telunjuk?

Tuhan dalam agama Buddha adalah Nibbana yang sering kali BUddha bahas selama 45 tahun penyebaran Dhamma beliau.

Jadi kita ini Agama yang memiliki Tuhan. Tapi perlu digaris bawahi bahwa agama Buddha menganut konsep ketuhanan sendiri yang berbeda dengan agama lainnya.

Jadi yang tidak Buddhis yakini adalah konsep ketuhanan agama lainnya. Agama Buddha adalah agama yang bertuhan...........

Semoga Bermanfaat....
 
Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia...
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata...
Sadhu... Sadhu... Sadhu...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.