magnum
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 1320
- Sejak
- 27 Mei 2006
- Pesan
- 14.143
- Nilai reaksi
- 417
- Poin
- 83
Bagaimana Pendapat anda ttg Korut(Korea Utara)yg melaksanakan Uji coba nuklir secara diam2 dan di bawah tanah,bahkan nuklir nya pun di jual ke negara2 di Timur tengah(yg di sebut sarang teroris)lalu sebelum nya nuklir itu sudah gagal karena ledakan nya kecil dan terus di coba..
lalu Korut pernah meluncurkan roket/satelit mata2 yg ingin di jatuhkan ke Los Angles,USA tp untung di tembak dan di gagalkan oleh Jepang....
dunia dan PBB menjadi kawathir,bagaimana Pendapat anda?????kalo Indo kena nuklir nya gimn,radiasi oleh radio aktif,bumi kena nuklir....(NOflame)
Korut Berhasil Tes Senjata Nuklir
Warga Korea Selatan di stasiun kereta api di Seoul, Senin (9/10), menyaksikan televisi yang menyiarkan berita yang memperlihatkan gambar misil Korea Utara dalam sebuah parade militer. /omg
Korea Utara (Korut) melaksanakan ancaman untuk melakukan ujicoba senjata nuklir, Senin (9/10). Ujicoba senjata nuklir itu langsung menimbulkan keguncangan, karena negara-negara sekutu AS menganggap Korut hanya menggertak Barat.
Kantor Berita Resmi Korea Utara (Korut) KCNA, kemarin, melaporkan, ujicoba nuklir bawah tanah itu berhasil baik dan tidak menimbulkan kebocoran radio aktif.
"Uji coba nuklir ini merupakan peristiwa bersejarah yang memberikan kegembiraan kepada rakyat dan militer kita," kata KCNA tanpa menyebutkan dimana dan kapan ujicoba dilakukan.
Berdasarkan pemantauan jajaran intelijen Korea Selatan (Korsel), peledakan senjata nuklir itu dilakukan pada pukul 10.35 waktu setempat, dan diperkirakan berlokasi di provinsi Hamgyeong di sebelah utara. Penelaahan lebih lanjut menunjuk ke lokasi dekat reaktor nuklir Yongbyon, sekitar 100 km sebelah utara Pyongyang.
Awalnya banyak pihak masih meragukan telah dilaksanakannya uji coba senjata nuklir itu, meski pemerintah Korut secara resmi mengumumkannya. Jepang maupun AS tidak bisa mengkonfirmasikan kebenaran uji coba itu karena tidak mendeteksinya. Akan tetapi Rusia kemudian mengkonfirmasikan kebenaran uji coba itu. Belakangan Badan Survey Geologi AS pun mengumumkan tercatatnya getaran seismik buatan manusia di wilayah Korea Utara berkekuatan 4,2 skala richter.
Ketua Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) ElBaradei, kemarin, mengungkapkan, ujicoba peledakan senjata nuklir Korut merupakan "ancaman keamanan serius" dan sebuah kemunduran dalam pencegahan penyebaran senjata nuklir.
"Uji coba nuklir sebagaimana yang dilaporkan itu mengancam aturan non-proliferasi nuklir dan menciptakan ancaman keamanan serius bukan hanya untuk wilayah Asia Timur tetapi juga bagi masyarakat internasional," ungkap pernyataan tertulis IAEA mengutip Elbaradei.
Ditambahkan, IAEA sangat menyesalkan dan memberi perhatian sangat serius terhadap uji coba senjata nuklir Korut itu.
Dewan Keamanan (DK) PBB pun langsung bergerak cepat untuk mengadakan pertemuan darurat menyikapi perkembangan terbaru dari Korut tersebut.
Presiden AS George W Bush dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam pembicaraan via telpon mereka, kemarin, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, setuju untuk mengambil "tindakan tegas" terhadap Korut di DK PBB.
Ditambahkan, Bush dan Abe menilai tindakan Korut itu "secara katagoris tidak bisa diterima", sebuah "ancaman besar terhadap perdamaian dan stabilitas di masyarakat internasional", dan "sebuah ancaman serius terhadap aturan non-proliferasi nuklir".
Lompatan besar kedepan
KCNA dalam laporannya menyampaikan, telah dikonfirmasikan bahwa tidak ada bahaya dari emisi radioaktif pasca tes nuklir itu, karena uji coba dilakukan di bawah pengetahuan keilmuan dan dikalkulasi dengan hati-hati.
"Tes nuklir dilaksanakan dengan kebijakan dari dalam dan 100 persen teknologi. Ini menandai sebuah peristiwa bersejarah, sebagai hal itu sangat besar mendorong dan memuaskan Tentara Rakyat Korea dan rakyat yang telah berharap memiliki kemampuan pertahanan yang kuat dan bersandar pada kemampuan sendiri," ungkap KCNA.
Ditambahkan, ujicoba itu akan memberikan sumbangan terhadap dipeliharanya perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan wilayah di sekitarnya.
Sejauh ini kekuatan senjata nuklir yang diledakkan Korut itu masih menjadi perdebatan. Jepang dan Perancis menduga kekuatan bom nuklir Korut itu setara 5.000 ton bahan peledak TNT, sedangkan Rusia mengatakan daya ledak yang lebih besar
Sebagai "hukuman" langsung atas uji coba nuklir itu, Korsel kemarin menunda pengapalan bantuan material bangunan ke Korut, yang semua dijadwalkan akan berangkat Selasa (10/10).
"Kaal dijadwalkan berangkat dari pelabuhan Donghae membawa 4.000 ton semen, tetapi kami memutuskan menunda pemberangkatannya karena situasi sekarang ini," ungkap seorang pejabat Departemen Unifikasi, seperti dikutip Yonhap.
Inggris Upayakan Sanksi PBB untuk Korut
LONDON, SENIN-Inggris mendorong pemberlakuan sanksi-sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara sebagai tanggapan atas pengujian nuklir negara tersebut, kata Menteri Luar Negeri Inggris Margaret Beckett, Senin (9/10).
Dalam pernyataan yang disampaikan pada saat Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan di New York untuk membahas pengujian nuklir itu, ia berjanji bahwa masyarakat dunia akan bersatu dalam menangani Pyongyang.
"Dewan Keamanan saat ini mengadakan pertemuan di New York. Kami akan bekerja secara erat dengan mitra-mitra kami di DK dalam mengajukan tanggapan masyarakat internasional. Inggris akan mendorong tanggapan keras sesuai dengan pasal tujuh Piagam (PBB). Kami akan mendorong sanksi-sanksi terhadap Korea Utara," katanya.
Ledakan bawah tanah yang dilakukan Korea Utara, yang dikecam berbagai pihak di dunia, mengabaikan tekanan internasional untuk mencegah negara komunis itu menjadi salah satu kekuatan nuklir dunia. Pengujian itu dilakukan hanya tiga hari setelah seruan bulat dari Dewan Keamanan PBB, termasuk China, agar Korea Utara membatalkan rencana menguji senjata nuklir.
Beckett mengingatkan bahwa Resolusi 1695 Dewan Keamanan PBB menetapkan sanksi-sanksi yang mengharuskan semua negara mencegah pengiriman barang-barang yang berkaitan dengan rudal ke atau dari Korea Utara. "Setiap sanksi baru secara jelas akan melampaui hal ini," katanya.
"Itu harus membuat jelas Korea Utara bahwa mereka harus kembali ke perundingan enam pihak dan berhenti mengabaikan kekhawatiran tetangga-tetangganya dan masayarakat internasional," kata menteri Inggris tersebut menunjuk pada perundingan multipartai mengenai krisis nuklir itu, yang diikuti oleh AS, Rusia, China, Jepang, Korea Utara dan Korea Selatan.
Pasca-Ujicoba Nuklir Korut: Korsel Tingkatkan Kesiagaan Militer
SEOUL, SELASA- Menteri Pertahanan Korea Selatan Yoon Kwang Ung memanggil sekitar 50 komandan senior militer untuk melakukan pertemuan mendadak berkaitan dengan uji coba senjata nuklir yang telah dilakukan Korea Utara. Pemerintah Korsel pun memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk tetap siaga.
Yoon memerintahkan militer negara itu yang berjumlah 650.000 personil untuk siaga tempur mengantisipasi kemungkinan kekliruan antisipasi dan perhitungan dari pihak Korut. "Ujicoba nuklir Korut adalah satu ancaman penting pada stablitas dan perdamaian di Asia Timurlaut. Dan adalah satu tindakan provokatif yang sama sekali tidak dapat dimaafkan. Tindakan ini juga menggagalkan harapan-harapan pemerintah dan rakyat kita," katanya seperti dikutip kantor berita Yonhap dalam pertemuan tertutup tersebut, Selasa (10/10).
Para panglima militer akan membahas masalah keamanan dan membicarakan tanggapan terhadap ujicoba nuklir yang telah diumumkan dan mengejutkan dunia. Militer pun meningkatkan jumlah pasukan dekat perbatasan darat dan laut, meskipun hanya mempertahankan tingkat siaga resmi yang normal.
PM Australia: Masalah Nuklir Korut, Ujian bagi PBB
CANBERRA, RABU- Perdana Menteri Australia John Howard mengingatkan, permasalahan uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara merupakan ujian bagi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengatasi persoalan besar dengan satu suara.
Sesungguhnya, dunia memiliki beberapa pilihan dalam membalas ujicoba nuklir tersebut. Namun, kemampuan PBB untuk bertindak dengan satu suara menjadi hal mutlak. Hal ini disampaikan Howard dalam konferensi pers bersama dengan tamunya, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, di Canberra, Rabu (11/10).
"Opsi bagi dunia ada beberapa, kami akan realistik mengenai itu. Jawaban terbaik dunia adalah melakukan aksi bersama," katanya.
Menurutnya saat ini telah terbukti bahwa negara yang bertindak di luar hukum seperti Korea Utara pada akhirnya akan menerima peringatan dari seluruh dunia, bahkan dari negara sahabatnya sendiri. Hal ini telah dilakukan China yang selama bertahun-tahun memiliki hubungan yang dekat dengan Korut. "Ini ujian berat bagi aksi kolektif internasional, ini adalah ujian berat bagi sistem internasional," kata Howard.
Jika sistem ini tidak diberlakukan terhadap Korut, maka hal itu dapat menimbulkan kecemasan terhadap kemampuan sistem internasional dalam mengatasi masalah-masalah serius.
Australia, yang merupakan salah satu dari sejumlah negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Pyongyang, Selasa juga mengatakan, pihaknya segera akan menghentikan pengeluaran visa ke Korut.
Militer Korsel Siapkan Satuan Perang Nuklir
SEOUL, RABU- Menyusul uji coba nuklir yang dilakukan pemerintah Korea Utara, militer Korea Selatan kini mempersiapkan satuan perang nuklir di Semenanjung Korea. Berita ini dilansir kantor berita Yonhap, Rabu (11/10).
Dalam berita tersebut disebutkan, Panglima gabungan militer telah melaporkan kepada menteri pertahanan untuk kedua kalinya dalam sepekan, mengenai persiapan militer negara tersebut dalam perang nuklir.
Sementara itu seorang pejabat Korea Utara yang ditempatkan di Beijing mengatakan bahwa rezim sanksi keras yang dikenakan terhadap Korea Utara akan sama dengan aksi perang. "Jika sanksi habis-habisan itu dilaksanakan, kami akan gunakan itu sebagai pernyataan perang," kata pejabat tersebut, saat ditanya kemungkinan dikeluarkannya sanksi Dewan Keamanan PBB dalam membalas aksi Korut itu. Namun tidak disebutkan jatidiri dari pejabat yang mengeluarkan pernyataan ini.
China dan Rusia, yang keduanya berbatasan dengan Korea Utara, Selasa bertemu dengan negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB pemegang veto, untuk membahas sanksi-sanksi yang diusulkan Amerika Serikat dan Jepang untuk menekan Pyongyang. "Mereka sangat menekan kami, memperkuat balasan yang akan kami lakukan," kata pejabat itu.
Penambahan ujicoba nuklir, menurutnya akan menimbulkan ketergantungan tentang keputusan politik dan diplomatik. Namun dia tidak punya informasi mengenai ujicoba nuklir yang kedua.
Korut Terus Tantang AS
TOKYO, RABU- Sikap Korea Utara bukannya semakin melemah menghadapi kecaman internasional yang sangat kuat. Negara itu bahkan semakin "menantang" AS dengan menegaskan bahwa uji coba peledakan bom nuklir kedua sangat tergantung pada sikap negara adidaya yang sangat memusuhi Korut itu.
Negara-negara tetangga Korut, Rabu (11/10), bahkan dibuat cemas atas beredarnya kabar bahwa Korut telah melakukan uji coba nuklir kedua. Akan tetapi, berbagai perlengkapan pemantauan canggih yang dimiliki Jepang, AS, Korea Selatan (Korsel), dan banyak lagi negara Barat lainnya tidak mendapatkan petunjuk adanya uji coba nuklir kedua itu.
Tantangan Korut terhadap AS itu disampaikan penguasa nomor dua negara itu, Kim Yong Nam, yang juga merupakan komentar resmi pertama yang disampaikan seorang pejabat tinggi Korut pascauji coba nuklir, Senin (9/10).
Seperti diberitakan kantor berita Kyodo, Yong Nam menegaskan, keputusan untuk uji coba nuklir selanjutnya tergantung pada bagaimana AS memperlakukan Korut.
"Jika AS terus menunjukkan sikap permusuhan dan menerapkan tekanan terhadap kami dalam berbagai bentuk, kami tidak mempunyai pilihan kecuali melakukan langkah-langkah fisik untuk menghadapi hal itu," kata pemimpin kedua Korut itu.
Sikap menentang Korut membuat pendapat negara-negara adidaya di Dewan Keamanan (DK) PBB terpecah. China, Rusia, dan Korsel yang cukup mengenal tabiat para pemimpin Korut menolak dimasukkannya opsi penggunaan kekuatan terhadap Korut. Sedangkan AS dan Jepang terus mendorong agar peluang untuk menggunakan kekuatan militer itu tetap dibuka.
Korsel yang bertetangga dengan Korut mengkhawatirkan penggunaan kekuatan militer akan mengakibatkan perang lebih luas di Semenanjung Korea.
Uji coba kedua
Kabar mengenai dugaan bahwa Korut sudah melakukan uji coba nuklir yang kedua disebarluaskan oleh televisi NHK Jepang, meski televisi itu tidak mempunyai konfirmasi atas informasi tersebut.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Aso kepada sebuah panel parlemen menyampaikan bahwa Jepang memiliki informasi yang belum dikonfirmasikan bahwa Pyongyang kemungkinan telah melakukan uji coba kedua pada Rabu. Meski demikian, Perdana Menteri Shinzo Abe kepada panel yang sama kemudian menyampaikan bahwa tidak ada informasi yang memastikan uji coba kedua telah dilakukan.
Gedung Putih maupun Pemerintah Korsel juga tidak menemukan petunjuk dilakukannya uji coba kedua itu.
Pihak Korut sejauh ini tidak mengumumkan telah dilakukannya uji coba kedua. Mereka hanya mengindikasikan kesiapan melanjutkan uji coba bom nuklirnya.
Jepang yang menjadi target utama serangan Korut jika pecah perang meminta tekanan internasional yang kuat untuk melawan pembangkangan Korut.
"Jika Korea Utara tidak merespons kekhawatiran kita dan jika mereka terus menjadi ancaman bagi perdamaian dan stabilitas di dunia, masyarakat internasional harus menunjukkan sikap dan tindakan di mana Korea Utara akan merasa dalam posisi lebih sulit," papar Shinzo Abe.
China pada dasarnya setuju tindakan penghukuman. Menurut Duta Besar China untuk PBB Wang Guangya, yang dibutuhkan adalah respons yang kokoh, konstruktif, memadai, tetapi sekaligus hati-hati
lalu Korut pernah meluncurkan roket/satelit mata2 yg ingin di jatuhkan ke Los Angles,USA tp untung di tembak dan di gagalkan oleh Jepang....
dunia dan PBB menjadi kawathir,bagaimana Pendapat anda?????kalo Indo kena nuklir nya gimn,radiasi oleh radio aktif,bumi kena nuklir....(NOflame)
Korut Berhasil Tes Senjata Nuklir
Warga Korea Selatan di stasiun kereta api di Seoul, Senin (9/10), menyaksikan televisi yang menyiarkan berita yang memperlihatkan gambar misil Korea Utara dalam sebuah parade militer. /omg
Korea Utara (Korut) melaksanakan ancaman untuk melakukan ujicoba senjata nuklir, Senin (9/10). Ujicoba senjata nuklir itu langsung menimbulkan keguncangan, karena negara-negara sekutu AS menganggap Korut hanya menggertak Barat.
Kantor Berita Resmi Korea Utara (Korut) KCNA, kemarin, melaporkan, ujicoba nuklir bawah tanah itu berhasil baik dan tidak menimbulkan kebocoran radio aktif.
"Uji coba nuklir ini merupakan peristiwa bersejarah yang memberikan kegembiraan kepada rakyat dan militer kita," kata KCNA tanpa menyebutkan dimana dan kapan ujicoba dilakukan.
Berdasarkan pemantauan jajaran intelijen Korea Selatan (Korsel), peledakan senjata nuklir itu dilakukan pada pukul 10.35 waktu setempat, dan diperkirakan berlokasi di provinsi Hamgyeong di sebelah utara. Penelaahan lebih lanjut menunjuk ke lokasi dekat reaktor nuklir Yongbyon, sekitar 100 km sebelah utara Pyongyang.
Awalnya banyak pihak masih meragukan telah dilaksanakannya uji coba senjata nuklir itu, meski pemerintah Korut secara resmi mengumumkannya. Jepang maupun AS tidak bisa mengkonfirmasikan kebenaran uji coba itu karena tidak mendeteksinya. Akan tetapi Rusia kemudian mengkonfirmasikan kebenaran uji coba itu. Belakangan Badan Survey Geologi AS pun mengumumkan tercatatnya getaran seismik buatan manusia di wilayah Korea Utara berkekuatan 4,2 skala richter.
Ketua Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) ElBaradei, kemarin, mengungkapkan, ujicoba peledakan senjata nuklir Korut merupakan "ancaman keamanan serius" dan sebuah kemunduran dalam pencegahan penyebaran senjata nuklir.
"Uji coba nuklir sebagaimana yang dilaporkan itu mengancam aturan non-proliferasi nuklir dan menciptakan ancaman keamanan serius bukan hanya untuk wilayah Asia Timur tetapi juga bagi masyarakat internasional," ungkap pernyataan tertulis IAEA mengutip Elbaradei.
Ditambahkan, IAEA sangat menyesalkan dan memberi perhatian sangat serius terhadap uji coba senjata nuklir Korut itu.
Dewan Keamanan (DK) PBB pun langsung bergerak cepat untuk mengadakan pertemuan darurat menyikapi perkembangan terbaru dari Korut tersebut.
Presiden AS George W Bush dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam pembicaraan via telpon mereka, kemarin, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, setuju untuk mengambil "tindakan tegas" terhadap Korut di DK PBB.
Ditambahkan, Bush dan Abe menilai tindakan Korut itu "secara katagoris tidak bisa diterima", sebuah "ancaman besar terhadap perdamaian dan stabilitas di masyarakat internasional", dan "sebuah ancaman serius terhadap aturan non-proliferasi nuklir".
Lompatan besar kedepan
KCNA dalam laporannya menyampaikan, telah dikonfirmasikan bahwa tidak ada bahaya dari emisi radioaktif pasca tes nuklir itu, karena uji coba dilakukan di bawah pengetahuan keilmuan dan dikalkulasi dengan hati-hati.
"Tes nuklir dilaksanakan dengan kebijakan dari dalam dan 100 persen teknologi. Ini menandai sebuah peristiwa bersejarah, sebagai hal itu sangat besar mendorong dan memuaskan Tentara Rakyat Korea dan rakyat yang telah berharap memiliki kemampuan pertahanan yang kuat dan bersandar pada kemampuan sendiri," ungkap KCNA.
Ditambahkan, ujicoba itu akan memberikan sumbangan terhadap dipeliharanya perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan wilayah di sekitarnya.
Sejauh ini kekuatan senjata nuklir yang diledakkan Korut itu masih menjadi perdebatan. Jepang dan Perancis menduga kekuatan bom nuklir Korut itu setara 5.000 ton bahan peledak TNT, sedangkan Rusia mengatakan daya ledak yang lebih besar
Sebagai "hukuman" langsung atas uji coba nuklir itu, Korsel kemarin menunda pengapalan bantuan material bangunan ke Korut, yang semua dijadwalkan akan berangkat Selasa (10/10).
"Kaal dijadwalkan berangkat dari pelabuhan Donghae membawa 4.000 ton semen, tetapi kami memutuskan menunda pemberangkatannya karena situasi sekarang ini," ungkap seorang pejabat Departemen Unifikasi, seperti dikutip Yonhap.
Inggris Upayakan Sanksi PBB untuk Korut
LONDON, SENIN-Inggris mendorong pemberlakuan sanksi-sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara sebagai tanggapan atas pengujian nuklir negara tersebut, kata Menteri Luar Negeri Inggris Margaret Beckett, Senin (9/10).
Dalam pernyataan yang disampaikan pada saat Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan di New York untuk membahas pengujian nuklir itu, ia berjanji bahwa masyarakat dunia akan bersatu dalam menangani Pyongyang.
"Dewan Keamanan saat ini mengadakan pertemuan di New York. Kami akan bekerja secara erat dengan mitra-mitra kami di DK dalam mengajukan tanggapan masyarakat internasional. Inggris akan mendorong tanggapan keras sesuai dengan pasal tujuh Piagam (PBB). Kami akan mendorong sanksi-sanksi terhadap Korea Utara," katanya.
Ledakan bawah tanah yang dilakukan Korea Utara, yang dikecam berbagai pihak di dunia, mengabaikan tekanan internasional untuk mencegah negara komunis itu menjadi salah satu kekuatan nuklir dunia. Pengujian itu dilakukan hanya tiga hari setelah seruan bulat dari Dewan Keamanan PBB, termasuk China, agar Korea Utara membatalkan rencana menguji senjata nuklir.
Beckett mengingatkan bahwa Resolusi 1695 Dewan Keamanan PBB menetapkan sanksi-sanksi yang mengharuskan semua negara mencegah pengiriman barang-barang yang berkaitan dengan rudal ke atau dari Korea Utara. "Setiap sanksi baru secara jelas akan melampaui hal ini," katanya.
"Itu harus membuat jelas Korea Utara bahwa mereka harus kembali ke perundingan enam pihak dan berhenti mengabaikan kekhawatiran tetangga-tetangganya dan masayarakat internasional," kata menteri Inggris tersebut menunjuk pada perundingan multipartai mengenai krisis nuklir itu, yang diikuti oleh AS, Rusia, China, Jepang, Korea Utara dan Korea Selatan.
Pasca-Ujicoba Nuklir Korut: Korsel Tingkatkan Kesiagaan Militer
SEOUL, SELASA- Menteri Pertahanan Korea Selatan Yoon Kwang Ung memanggil sekitar 50 komandan senior militer untuk melakukan pertemuan mendadak berkaitan dengan uji coba senjata nuklir yang telah dilakukan Korea Utara. Pemerintah Korsel pun memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk tetap siaga.
Yoon memerintahkan militer negara itu yang berjumlah 650.000 personil untuk siaga tempur mengantisipasi kemungkinan kekliruan antisipasi dan perhitungan dari pihak Korut. "Ujicoba nuklir Korut adalah satu ancaman penting pada stablitas dan perdamaian di Asia Timurlaut. Dan adalah satu tindakan provokatif yang sama sekali tidak dapat dimaafkan. Tindakan ini juga menggagalkan harapan-harapan pemerintah dan rakyat kita," katanya seperti dikutip kantor berita Yonhap dalam pertemuan tertutup tersebut, Selasa (10/10).
Para panglima militer akan membahas masalah keamanan dan membicarakan tanggapan terhadap ujicoba nuklir yang telah diumumkan dan mengejutkan dunia. Militer pun meningkatkan jumlah pasukan dekat perbatasan darat dan laut, meskipun hanya mempertahankan tingkat siaga resmi yang normal.
PM Australia: Masalah Nuklir Korut, Ujian bagi PBB
CANBERRA, RABU- Perdana Menteri Australia John Howard mengingatkan, permasalahan uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara merupakan ujian bagi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengatasi persoalan besar dengan satu suara.
Sesungguhnya, dunia memiliki beberapa pilihan dalam membalas ujicoba nuklir tersebut. Namun, kemampuan PBB untuk bertindak dengan satu suara menjadi hal mutlak. Hal ini disampaikan Howard dalam konferensi pers bersama dengan tamunya, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, di Canberra, Rabu (11/10).
"Opsi bagi dunia ada beberapa, kami akan realistik mengenai itu. Jawaban terbaik dunia adalah melakukan aksi bersama," katanya.
Menurutnya saat ini telah terbukti bahwa negara yang bertindak di luar hukum seperti Korea Utara pada akhirnya akan menerima peringatan dari seluruh dunia, bahkan dari negara sahabatnya sendiri. Hal ini telah dilakukan China yang selama bertahun-tahun memiliki hubungan yang dekat dengan Korut. "Ini ujian berat bagi aksi kolektif internasional, ini adalah ujian berat bagi sistem internasional," kata Howard.
Jika sistem ini tidak diberlakukan terhadap Korut, maka hal itu dapat menimbulkan kecemasan terhadap kemampuan sistem internasional dalam mengatasi masalah-masalah serius.
Australia, yang merupakan salah satu dari sejumlah negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Pyongyang, Selasa juga mengatakan, pihaknya segera akan menghentikan pengeluaran visa ke Korut.
Militer Korsel Siapkan Satuan Perang Nuklir
SEOUL, RABU- Menyusul uji coba nuklir yang dilakukan pemerintah Korea Utara, militer Korea Selatan kini mempersiapkan satuan perang nuklir di Semenanjung Korea. Berita ini dilansir kantor berita Yonhap, Rabu (11/10).
Dalam berita tersebut disebutkan, Panglima gabungan militer telah melaporkan kepada menteri pertahanan untuk kedua kalinya dalam sepekan, mengenai persiapan militer negara tersebut dalam perang nuklir.
Sementara itu seorang pejabat Korea Utara yang ditempatkan di Beijing mengatakan bahwa rezim sanksi keras yang dikenakan terhadap Korea Utara akan sama dengan aksi perang. "Jika sanksi habis-habisan itu dilaksanakan, kami akan gunakan itu sebagai pernyataan perang," kata pejabat tersebut, saat ditanya kemungkinan dikeluarkannya sanksi Dewan Keamanan PBB dalam membalas aksi Korut itu. Namun tidak disebutkan jatidiri dari pejabat yang mengeluarkan pernyataan ini.
China dan Rusia, yang keduanya berbatasan dengan Korea Utara, Selasa bertemu dengan negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB pemegang veto, untuk membahas sanksi-sanksi yang diusulkan Amerika Serikat dan Jepang untuk menekan Pyongyang. "Mereka sangat menekan kami, memperkuat balasan yang akan kami lakukan," kata pejabat itu.
Penambahan ujicoba nuklir, menurutnya akan menimbulkan ketergantungan tentang keputusan politik dan diplomatik. Namun dia tidak punya informasi mengenai ujicoba nuklir yang kedua.
Korut Terus Tantang AS
TOKYO, RABU- Sikap Korea Utara bukannya semakin melemah menghadapi kecaman internasional yang sangat kuat. Negara itu bahkan semakin "menantang" AS dengan menegaskan bahwa uji coba peledakan bom nuklir kedua sangat tergantung pada sikap negara adidaya yang sangat memusuhi Korut itu.
Negara-negara tetangga Korut, Rabu (11/10), bahkan dibuat cemas atas beredarnya kabar bahwa Korut telah melakukan uji coba nuklir kedua. Akan tetapi, berbagai perlengkapan pemantauan canggih yang dimiliki Jepang, AS, Korea Selatan (Korsel), dan banyak lagi negara Barat lainnya tidak mendapatkan petunjuk adanya uji coba nuklir kedua itu.
Tantangan Korut terhadap AS itu disampaikan penguasa nomor dua negara itu, Kim Yong Nam, yang juga merupakan komentar resmi pertama yang disampaikan seorang pejabat tinggi Korut pascauji coba nuklir, Senin (9/10).
Seperti diberitakan kantor berita Kyodo, Yong Nam menegaskan, keputusan untuk uji coba nuklir selanjutnya tergantung pada bagaimana AS memperlakukan Korut.
"Jika AS terus menunjukkan sikap permusuhan dan menerapkan tekanan terhadap kami dalam berbagai bentuk, kami tidak mempunyai pilihan kecuali melakukan langkah-langkah fisik untuk menghadapi hal itu," kata pemimpin kedua Korut itu.
Sikap menentang Korut membuat pendapat negara-negara adidaya di Dewan Keamanan (DK) PBB terpecah. China, Rusia, dan Korsel yang cukup mengenal tabiat para pemimpin Korut menolak dimasukkannya opsi penggunaan kekuatan terhadap Korut. Sedangkan AS dan Jepang terus mendorong agar peluang untuk menggunakan kekuatan militer itu tetap dibuka.
Korsel yang bertetangga dengan Korut mengkhawatirkan penggunaan kekuatan militer akan mengakibatkan perang lebih luas di Semenanjung Korea.
Uji coba kedua
Kabar mengenai dugaan bahwa Korut sudah melakukan uji coba nuklir yang kedua disebarluaskan oleh televisi NHK Jepang, meski televisi itu tidak mempunyai konfirmasi atas informasi tersebut.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Aso kepada sebuah panel parlemen menyampaikan bahwa Jepang memiliki informasi yang belum dikonfirmasikan bahwa Pyongyang kemungkinan telah melakukan uji coba kedua pada Rabu. Meski demikian, Perdana Menteri Shinzo Abe kepada panel yang sama kemudian menyampaikan bahwa tidak ada informasi yang memastikan uji coba kedua telah dilakukan.
Gedung Putih maupun Pemerintah Korsel juga tidak menemukan petunjuk dilakukannya uji coba kedua itu.
Pihak Korut sejauh ini tidak mengumumkan telah dilakukannya uji coba kedua. Mereka hanya mengindikasikan kesiapan melanjutkan uji coba bom nuklirnya.
Jepang yang menjadi target utama serangan Korut jika pecah perang meminta tekanan internasional yang kuat untuk melawan pembangkangan Korut.
"Jika Korea Utara tidak merespons kekhawatiran kita dan jika mereka terus menjadi ancaman bagi perdamaian dan stabilitas di dunia, masyarakat internasional harus menunjukkan sikap dan tindakan di mana Korea Utara akan merasa dalam posisi lebih sulit," papar Shinzo Abe.
China pada dasarnya setuju tindakan penghukuman. Menurut Duta Besar China untuk PBB Wang Guangya, yang dibutuhkan adalah respons yang kokoh, konstruktif, memadai, tetapi sekaligus hati-hati