• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Pendapat anda ttg Korut (No Flame)

magnum

IndoForum Activist C
No. Urut
1320
Sejak
27 Mei 2006
Pesan
14.143
Nilai reaksi
417
Poin
83
Bagaimana Pendapat anda ttg Korut(Korea Utara)yg melaksanakan Uji coba nuklir secara diam2 dan di bawah tanah,bahkan nuklir nya pun di jual ke negara2 di Timur tengah(yg di sebut sarang teroris)lalu sebelum nya nuklir itu sudah gagal karena ledakan nya kecil dan terus di coba..

lalu Korut pernah meluncurkan roket/satelit mata2 yg ingin di jatuhkan ke Los Angles,USA tp untung di tembak dan di gagalkan oleh Jepang....

dunia dan PBB menjadi kawathir,bagaimana Pendapat anda?????kalo Indo kena nuklir nya gimn,radiasi oleh radio aktif,bumi kena nuklir....(NOflame)



Korut Berhasil Tes Senjata Nuklir
rudal_korea.jpg

Warga Korea Selatan di stasiun kereta api di Seoul, Senin (9/10), menyaksikan televisi yang menyiarkan berita yang memperlihatkan gambar misil Korea Utara dalam sebuah parade militer. /omg
Korea Utara (Korut) melaksanakan ancaman untuk melakukan ujicoba senjata nuklir, Senin (9/10). Ujicoba senjata nuklir itu langsung menimbulkan keguncangan, karena negara-negara sekutu AS menganggap Korut hanya menggertak Barat.

Kantor Berita Resmi Korea Utara (Korut) KCNA, kemarin, melaporkan, ujicoba nuklir bawah tanah itu berhasil baik dan tidak menimbulkan kebocoran radio aktif.

"Uji coba nuklir ini merupakan peristiwa bersejarah yang memberikan kegembiraan kepada rakyat dan militer kita," kata KCNA tanpa menyebutkan dimana dan kapan ujicoba dilakukan.

Berdasarkan pemantauan jajaran intelijen Korea Selatan (Korsel), peledakan senjata nuklir itu dilakukan pada pukul 10.35 waktu setempat, dan diperkirakan berlokasi di provinsi Hamgyeong di sebelah utara. Penelaahan lebih lanjut menunjuk ke lokasi dekat reaktor nuklir Yongbyon, sekitar 100 km sebelah utara Pyongyang.

Awalnya banyak pihak masih meragukan telah dilaksanakannya uji coba senjata nuklir itu, meski pemerintah Korut secara resmi mengumumkannya. Jepang maupun AS tidak bisa mengkonfirmasikan kebenaran uji coba itu karena tidak mendeteksinya. Akan tetapi Rusia kemudian mengkonfirmasikan kebenaran uji coba itu. Belakangan Badan Survey Geologi AS pun mengumumkan tercatatnya getaran seismik buatan manusia di wilayah Korea Utara berkekuatan 4,2 skala richter.

Ketua Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) ElBaradei, kemarin, mengungkapkan, ujicoba peledakan senjata nuklir Korut merupakan "ancaman keamanan serius" dan sebuah kemunduran dalam pencegahan penyebaran senjata nuklir.

"Uji coba nuklir sebagaimana yang dilaporkan itu mengancam aturan non-proliferasi nuklir dan menciptakan ancaman keamanan serius bukan hanya untuk wilayah Asia Timur tetapi juga bagi masyarakat internasional," ungkap pernyataan tertulis IAEA mengutip Elbaradei.

Ditambahkan, IAEA sangat menyesalkan dan memberi perhatian sangat serius terhadap uji coba senjata nuklir Korut itu.

Dewan Keamanan (DK) PBB pun langsung bergerak cepat untuk mengadakan pertemuan darurat menyikapi perkembangan terbaru dari Korut tersebut.

Presiden AS George W Bush dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam pembicaraan via telpon mereka, kemarin, menurut Kementerian Luar Negeri Jepang, setuju untuk mengambil "tindakan tegas" terhadap Korut di DK PBB.

Ditambahkan, Bush dan Abe menilai tindakan Korut itu "secara katagoris tidak bisa diterima", sebuah "ancaman besar terhadap perdamaian dan stabilitas di masyarakat internasional", dan "sebuah ancaman serius terhadap aturan non-proliferasi nuklir".

Lompatan besar kedepan

KCNA dalam laporannya menyampaikan, telah dikonfirmasikan bahwa tidak ada bahaya dari emisi radioaktif pasca tes nuklir itu, karena uji coba dilakukan di bawah pengetahuan keilmuan dan dikalkulasi dengan hati-hati.

"Tes nuklir dilaksanakan dengan kebijakan dari dalam dan 100 persen teknologi. Ini menandai sebuah peristiwa bersejarah, sebagai hal itu sangat besar mendorong dan memuaskan Tentara Rakyat Korea dan rakyat yang telah berharap memiliki kemampuan pertahanan yang kuat dan bersandar pada kemampuan sendiri," ungkap KCNA.

Ditambahkan, ujicoba itu akan memberikan sumbangan terhadap dipeliharanya perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan wilayah di sekitarnya.

Sejauh ini kekuatan senjata nuklir yang diledakkan Korut itu masih menjadi perdebatan. Jepang dan Perancis menduga kekuatan bom nuklir Korut itu setara 5.000 ton bahan peledak TNT, sedangkan Rusia mengatakan daya ledak yang lebih besar

Sebagai "hukuman" langsung atas uji coba nuklir itu, Korsel kemarin menunda pengapalan bantuan material bangunan ke Korut, yang semua dijadwalkan akan berangkat Selasa (10/10).

"Kaal dijadwalkan berangkat dari pelabuhan Donghae membawa 4.000 ton semen, tetapi kami memutuskan menunda pemberangkatannya karena situasi sekarang ini," ungkap seorang pejabat Departemen Unifikasi, seperti dikutip Yonhap.



Inggris Upayakan Sanksi PBB untuk Korut



LONDON, SENIN-Inggris mendorong pemberlakuan sanksi-sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara sebagai tanggapan atas pengujian nuklir negara tersebut, kata Menteri Luar Negeri Inggris Margaret Beckett, Senin (9/10).

Dalam pernyataan yang disampaikan pada saat Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan di New York untuk membahas pengujian nuklir itu, ia berjanji bahwa masyarakat dunia akan bersatu dalam menangani Pyongyang.

"Dewan Keamanan saat ini mengadakan pertemuan di New York. Kami akan bekerja secara erat dengan mitra-mitra kami di DK dalam mengajukan tanggapan masyarakat internasional. Inggris akan mendorong tanggapan keras sesuai dengan pasal tujuh Piagam (PBB). Kami akan mendorong sanksi-sanksi terhadap Korea Utara," katanya.

Ledakan bawah tanah yang dilakukan Korea Utara, yang dikecam berbagai pihak di dunia, mengabaikan tekanan internasional untuk mencegah negara komunis itu menjadi salah satu kekuatan nuklir dunia. Pengujian itu dilakukan hanya tiga hari setelah seruan bulat dari Dewan Keamanan PBB, termasuk China, agar Korea Utara membatalkan rencana menguji senjata nuklir.

Beckett mengingatkan bahwa Resolusi 1695 Dewan Keamanan PBB menetapkan sanksi-sanksi yang mengharuskan semua negara mencegah pengiriman barang-barang yang berkaitan dengan rudal ke atau dari Korea Utara. "Setiap sanksi baru secara jelas akan melampaui hal ini," katanya.

"Itu harus membuat jelas Korea Utara bahwa mereka harus kembali ke perundingan enam pihak dan berhenti mengabaikan kekhawatiran tetangga-tetangganya dan masayarakat internasional," kata menteri Inggris tersebut menunjuk pada perundingan multipartai mengenai krisis nuklir itu, yang diikuti oleh AS, Rusia, China, Jepang, Korea Utara dan Korea Selatan.




Pasca-Ujicoba Nuklir Korut: Korsel Tingkatkan Kesiagaan Militer


SEOUL, SELASA- Menteri Pertahanan Korea Selatan Yoon Kwang Ung memanggil sekitar 50 komandan senior militer untuk melakukan pertemuan mendadak berkaitan dengan uji coba senjata nuklir yang telah dilakukan Korea Utara. Pemerintah Korsel pun memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk tetap siaga.

Yoon memerintahkan militer negara itu yang berjumlah 650.000 personil untuk siaga tempur mengantisipasi kemungkinan kekliruan antisipasi dan perhitungan dari pihak Korut. "Ujicoba nuklir Korut adalah satu ancaman penting pada stablitas dan perdamaian di Asia Timurlaut. Dan adalah satu tindakan provokatif yang sama sekali tidak dapat dimaafkan. Tindakan ini juga menggagalkan harapan-harapan pemerintah dan rakyat kita," katanya seperti dikutip kantor berita Yonhap dalam pertemuan tertutup tersebut, Selasa (10/10).

Para panglima militer akan membahas masalah keamanan dan membicarakan tanggapan terhadap ujicoba nuklir yang telah diumumkan dan mengejutkan dunia. Militer pun meningkatkan jumlah pasukan dekat perbatasan darat dan laut, meskipun hanya mempertahankan tingkat siaga resmi yang normal.


PM Australia: Masalah Nuklir Korut, Ujian bagi PBB



CANBERRA, RABU- Perdana Menteri Australia John Howard mengingatkan, permasalahan uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara merupakan ujian bagi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengatasi persoalan besar dengan satu suara.

Sesungguhnya, dunia memiliki beberapa pilihan dalam membalas ujicoba nuklir tersebut. Namun, kemampuan PBB untuk bertindak dengan satu suara menjadi hal mutlak. Hal ini disampaikan Howard dalam konferensi pers bersama dengan tamunya, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, di Canberra, Rabu (11/10).

"Opsi bagi dunia ada beberapa, kami akan realistik mengenai itu. Jawaban terbaik dunia adalah melakukan aksi bersama," katanya.

Menurutnya saat ini telah terbukti bahwa negara yang bertindak di luar hukum seperti Korea Utara pada akhirnya akan menerima peringatan dari seluruh dunia, bahkan dari negara sahabatnya sendiri. Hal ini telah dilakukan China yang selama bertahun-tahun memiliki hubungan yang dekat dengan Korut. "Ini ujian berat bagi aksi kolektif internasional, ini adalah ujian berat bagi sistem internasional," kata Howard.

Jika sistem ini tidak diberlakukan terhadap Korut, maka hal itu dapat menimbulkan kecemasan terhadap kemampuan sistem internasional dalam mengatasi masalah-masalah serius.

Australia, yang merupakan salah satu dari sejumlah negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Pyongyang, Selasa juga mengatakan, pihaknya segera akan menghentikan pengeluaran visa ke Korut.



Militer Korsel Siapkan Satuan Perang Nuklir



SEOUL, RABU- Menyusul uji coba nuklir yang dilakukan pemerintah Korea Utara, militer Korea Selatan kini mempersiapkan satuan perang nuklir di Semenanjung Korea. Berita ini dilansir kantor berita Yonhap, Rabu (11/10).

Dalam berita tersebut disebutkan, Panglima gabungan militer telah melaporkan kepada menteri pertahanan untuk kedua kalinya dalam sepekan, mengenai persiapan militer negara tersebut dalam perang nuklir.

Sementara itu seorang pejabat Korea Utara yang ditempatkan di Beijing mengatakan bahwa rezim sanksi keras yang dikenakan terhadap Korea Utara akan sama dengan aksi perang. "Jika sanksi habis-habisan itu dilaksanakan, kami akan gunakan itu sebagai pernyataan perang," kata pejabat tersebut, saat ditanya kemungkinan dikeluarkannya sanksi Dewan Keamanan PBB dalam membalas aksi Korut itu. Namun tidak disebutkan jatidiri dari pejabat yang mengeluarkan pernyataan ini.

China dan Rusia, yang keduanya berbatasan dengan Korea Utara, Selasa bertemu dengan negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB pemegang veto, untuk membahas sanksi-sanksi yang diusulkan Amerika Serikat dan Jepang untuk menekan Pyongyang. "Mereka sangat menekan kami, memperkuat balasan yang akan kami lakukan," kata pejabat itu.

Penambahan ujicoba nuklir, menurutnya akan menimbulkan ketergantungan tentang keputusan politik dan diplomatik. Namun dia tidak punya informasi mengenai ujicoba nuklir yang kedua.


Korut Terus Tantang AS



TOKYO, RABU- Sikap Korea Utara bukannya semakin melemah menghadapi kecaman internasional yang sangat kuat. Negara itu bahkan semakin "menantang" AS dengan menegaskan bahwa uji coba peledakan bom nuklir kedua sangat tergantung pada sikap negara adidaya yang sangat memusuhi Korut itu.

Negara-negara tetangga Korut, Rabu (11/10), bahkan dibuat cemas atas beredarnya kabar bahwa Korut telah melakukan uji coba nuklir kedua. Akan tetapi, berbagai perlengkapan pemantauan canggih yang dimiliki Jepang, AS, Korea Selatan (Korsel), dan banyak lagi negara Barat lainnya tidak mendapatkan petunjuk adanya uji coba nuklir kedua itu.

Tantangan Korut terhadap AS itu disampaikan penguasa nomor dua negara itu, Kim Yong Nam, yang juga merupakan komentar resmi pertama yang disampaikan seorang pejabat tinggi Korut pascauji coba nuklir, Senin (9/10).

Seperti diberitakan kantor berita Kyodo, Yong Nam menegaskan, keputusan untuk uji coba nuklir selanjutnya tergantung pada bagaimana AS memperlakukan Korut.

"Jika AS terus menunjukkan sikap permusuhan dan menerapkan tekanan terhadap kami dalam berbagai bentuk, kami tidak mempunyai pilihan kecuali melakukan langkah-langkah fisik untuk menghadapi hal itu," kata pemimpin kedua Korut itu.

Sikap menentang Korut membuat pendapat negara-negara adidaya di Dewan Keamanan (DK) PBB terpecah. China, Rusia, dan Korsel yang cukup mengenal tabiat para pemimpin Korut menolak dimasukkannya opsi penggunaan kekuatan terhadap Korut. Sedangkan AS dan Jepang terus mendorong agar peluang untuk menggunakan kekuatan militer itu tetap dibuka.

Korsel yang bertetangga dengan Korut mengkhawatirkan penggunaan kekuatan militer akan mengakibatkan perang lebih luas di Semenanjung Korea.

Uji coba kedua

Kabar mengenai dugaan bahwa Korut sudah melakukan uji coba nuklir yang kedua disebarluaskan oleh televisi NHK Jepang, meski televisi itu tidak mempunyai konfirmasi atas informasi tersebut.

Menteri Luar Negeri Jepang Taro Aso kepada sebuah panel parlemen menyampaikan bahwa Jepang memiliki informasi yang belum dikonfirmasikan bahwa Pyongyang kemungkinan telah melakukan uji coba kedua pada Rabu. Meski demikian, Perdana Menteri Shinzo Abe kepada panel yang sama kemudian menyampaikan bahwa tidak ada informasi yang memastikan uji coba kedua telah dilakukan.

Gedung Putih maupun Pemerintah Korsel juga tidak menemukan petunjuk dilakukannya uji coba kedua itu.

Pihak Korut sejauh ini tidak mengumumkan telah dilakukannya uji coba kedua. Mereka hanya mengindikasikan kesiapan melanjutkan uji coba bom nuklirnya.

Jepang yang menjadi target utama serangan Korut jika pecah perang meminta tekanan internasional yang kuat untuk melawan pembangkangan Korut.

"Jika Korea Utara tidak merespons kekhawatiran kita dan jika mereka terus menjadi ancaman bagi perdamaian dan stabilitas di dunia, masyarakat internasional harus menunjukkan sikap dan tindakan di mana Korea Utara akan merasa dalam posisi lebih sulit," papar Shinzo Abe.

China pada dasarnya setuju tindakan penghukuman. Menurut Duta Besar China untuk PBB Wang Guangya, yang dibutuhkan adalah respons yang kokoh, konstruktif, memadai, tetapi sekaligus hati-hati
 
korsel-nuklir.jpg

Warga Korea Selatan di Seoul, Kamis ( 12/ 10), membakar bendera Korea Utara saat melakukan lanjutan protes atas uji coba senjata nuklir Korut.

Jepang Khawatir Balasan Korut



TOKYO, KAMIS - Jajaran kepolisian Jepang semakin meningkatkan kesiagaannya, Kamis (12/10), karena khawatir atas ancaman tindakan balasan dari Korea Utara jika negara itu dijatuhi sanksi baru.

Di saat negara-negara adidaya dunia masih membahas bagaimana merespons tindakan uji coba nuklir Korea Utara, yang tidak mengindahkan peringatan dari Dewan Keamanan (DK) PBB dan negara-negara adidaya, Pemerintah Jepang, Rabu (11/10) malam, mengumumkan sanksi yang mereka tetapkan untuk lebih menekan rezim komunis Korut.

Sanksi yang dijatuhkan Jepang itu antara lain pelarangan terhadap semua impor Jepang dari Korut. Padahal, ekspor kerang, kepiting, dan jamur matsutake ke Jepang selama ini menjadi andalan pemasukan bagi Korut.

Kepala Kepolisian Jepang memperingatkan penjatuhan sanksi oleh Jepang itu bisa dibalas dengan operasi-operasi memasukkan agen-agen Korut ke Jepang. "Sangat mungkin Korea Utara akan meningkatkan kegiatan membahayakan Jepang selama berlakunya sanksi-sanksi tersebut," kata Iwao Umara, Kepala Kepolisian Nasional Jepang.

Diplomat senior Korut, Song Il Ho, dalam wawancara dengan kantor berita Kyodo yang dirilis Kamis, memang mengancam tindakan pembalasan terhadap respons Jepang yang menjatuhkan sanksi-sanksi baru itu. "Apa tindakan spesifiknya akan menjadi jelas jika Anda terus mencermatinya. Kami tidak pernah mengatakan kata-kata kosong," tegasnya di Pyongyang.

Menurut Song, sanksi-sanksi oleh Jepang "merupakan bentuk yang paling serius" ketimbang sanksi-sanksi yang ditetapkan masyarakat internasional. Apalagi jika mengingat sejarah kolonial Jepang di Semenanjung Korea pada masa lalu. "Kami akan melakukan tindakan balasan dengan menghitung faktor sejarah itu juga," ungkapnya.

Sikap keras Korut itu memang menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara tetangganya. China dan Korea Selatan (Korsel) yang khawatir penjatuhan sanksi baru justru akan jadi bumerang bagi perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Timur itu sepakat melakukan pertemuan tingkat tinggi di Beijing, Jumat.

Pertemuan antara Presiden Hu Jintao dan Presiden Roh Moo-hyun—menurut juru bicara Presiden Korsel, Yoon Tae-young—akan mendiskusikan tindakan balasan yang paling rasional terhadap Korut, dengan mempertimbangkan efek yang akan dilakukan Pemerintah Korut dari tindakan balasan tersebut.

"Mereka berdua sangat frustrasi dengan Korut sekarang ini, tetapi mereka juga khawatir untuk menekan terlalu keras dan membuat segalanya menjadi lebih buruk, terlebih lagi dengan AS dan Jepang yang memukul genderang sanksi keras-keras," jelas Peter Beck, Direktur Asia Timur Laut International Crisis Group.

China mengendur

Pada pembahasan di DK PBB, China semakin memperlihatkan sikapnya yang mundur dari posisinya semula yang mendukung upaya AS. Kemarin China mengatakan, negara tetangganya itu hendaknya tidak dihukum karena melakukan uji coba nuklir.

Sikap ambivalen Beijing itu semakin membingungkan AS yang kemarin membagi-bagikan rancangan resolusi baru yang menggunakan bahasa lebih halus demi mendapatkan dukungan dari Rusia dan China.

"Hukuman janganlah jadi tujuannya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Liu Jianchao. Meski begitu, dia menambahkan, Pemerintah Korut harus diberi tahu bahwa tindakannya meledakkan bom atom itu adalah sebuah kesalahan.

Sejak uji coba peledakan bom nuklir pertama, Senin lalu, di sejumlah media massa Korsel dan Jepang muncul laporan-laporan bahwa Korut menyiapkan peledakan bom nuklir lainnya. Kemarin, surat kabar Korsel, Munhwa Ilbo, mengutip sumber yang mengetahui banyak urusan di Korut, mengatakan bahwa uji coba kedua akan dilakukan dalam dua atau tiga hari mendatang.

Sejauh ini, badan intelijen Korsel tidak bisa dimintai komentarnya atas laporan itu.

Ledakan bom nuklir yang dilakukan Korut memunculkan kekhawatiran bahwa debu radio aktifnya akan terbawa ke Korsel. "Sejauh ini kami belum mendeteksi tingkat radio aktif yang tidak normal," jelas Han Seung-jae, pejabat Institut Keamanan Nuklir Korea.

"Kecil sekali kemungkinan debu radio aktif terbawa ke selatan karena angin terus bertiup ke utara atau timur dalam beberapa hari terakhir ini," ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Yoon Kwang-ung mengatakan, Korsel akan berusaha mendapatkan jaminan dari pertahanan nuklir AS terhadap potensi serangan Korut ke Korsel. "Mempertimbangkan kepanikan publik, saya menekankan perlunya payung nuklir dari AS," ungkapnya sambil menambahkan Korsel pun telah meningkatkan kemampuan dan jumlah persenjataan konvensionalnya.


Indonesia-Jepang Siap Kerjasama soal Korut


TOKYO, JUMAT- Pemerintah Jepang dan Indonesia akan terus bekerjasama dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan Korea Utara. Selain itu kedua pemerintah sepakat untuk mempercepat perundingan bilateral agar kerangka perjanjian perdagangan bebas dapat dicapai November tahun ini.

Kesepakatan tersebut menjadi isi pembicaraan pemimpin kedua negara, Perdana Menteri Jepang Shizo Abe dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, melalui telepon Kamis (12/10) malam.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden mengadakan kontak telepon dengan PM Jepang sekitar pukul 17.00 Wib kemarin. Dalam pembicaraan selama 20 menit itu, mereka juga setuju untuk mengembangkan kerjasama di berbagai bidang, termasuk pertambangan, infrastruktur, keamanan regional, serta penanganan dan pembajakan. HAl ini dikatakan jurubicara untuk Abe, Hiroshige Seko, di Tokyo, Jumat (13/10)

Seperti dikutip Seko, Abe menunggu penyelesaian dari kerangka kerjasama perdagangan bebas saat Presiden berkunjung ke Jepang November mendatang. Sementara, Presiden yang pertama menelpon, mengucapkan selamat kepada Abe yang telah dilantik sebagai PM Jepang dan berharap Abe akan aktif berperan di Asia Timur.


Jepang Larang Semua Impor dari Korut



TOKYO, JUMAT- Pemerintah Jepang melarang semua impor dari Korea Utara (Korut). Bentuk sanksi akibat uji coba nuklir yang dilakukan Korut ini diharapkan dapat mempersulit kondisi ekonomi negara komunis tersebut. Sebagai awal, Jepang akan melarang impor dan kunjungan kapal-kapal Korut mulai Jumat tengah malam (22:00 WIB Jumat). Hal ini dikatakan Kepala Sekretariat Kabinet Yasuhisa Shiozaki, di Tokyo.

Sanksi ini akan menghentikan satu sumber keuangan Korut seperti remis besar dan kepiting serta jamur matsutake. Komuditas ini memiliki harga yang tinggi di Jepang karena rasanya yang lezat untuk selera masyarakat Jepang.

Menteri Perdagangan Akira Amari setelah sidang kabinet yang menyetujui tindakan itu. Ekspor produk laut dan jamur matsutake menjadi sumber keuangan bagi militer mereka. Saya kira akan ada dampak besar," kata Amari.

Sejauh ini Jepang telah mengenakan banyak sanksi terhadap Korut, yang sebagian besar perdagangannya terbatas hanya dengan Cina dan Korsel. Menanggapi ini Lee Yong Hwa, seorang ahli Korut di Universitas Kansai Jepang berpandangan lain. Menurutnya sanksi ini tak akan berdampak signifikan. "Saya kira bahwa kerugian akibat sanksi sepihak Jepang tidak signifikan. Jumlah perdagangan dengan Jepang terbatas."," kata Lee Yong Hwa, seorang ahli Korut di Universitas Kansai Jepang.

Rincian sanksi sudah diumumkan sejak Rabu lalu, namun kebijakan ini masih membutuhkan persetujuan dari PM Shinzo Abe. Abe, yang mulai memegang kekuasaan bulan lalu berikrar akan membuat negara kounis itu membayar mahal atas ujicoba nuklirnya.

Jepang mengimpor 17,6 miliar yen (148 juta dolar AS) barang dari Korut tahun 2004 terutama makanan hasil laut dan produk tekstil. Korut mengimpor 9,6 miliar yen (80 juta dolar AS) dari Jeang , sebagian besar peralatan transport.




wah2 menurut gw ini bs menjadi perang besar,
karena negara2 semua menutub hubungan dgn korut,PBB terus mendesak korsel,Jepang,USA,Aussie,Indonesia,UK(Inggris),China,dll bersiaga dan menuntut korut

wah gimn nih kalu Nuklir nya di jual ke teroris abis deh,perang nuklir tak terhindarkan....

untung negara gw NUCLEAR FREE ZONE,tp tetep ada dampak nya....
 
waks

gw jg sempet baca beritanya di metro tv

bener nich perang nuklir udah deket /wah /wah
 
ah.. tapi sebenernya membuat nuklir itu buat apa sih? mau perang??
manusia koq g pikir2 ga bisa berpikir damai yah? :(
 
PBB tuh udah dikendaliin ama Amrik

yaaa sebenernya Amrik gak mau punya saingan soal nuklir /ho /ho
 
klo amrik yg buat ga ribut knp klo negara lain yg buat amrik ributnya kayak bush kebakaran jenggot aja /swt
 
ya soalnya amerika merupakan negara adikuasa...
 
Setubuh....eh setuju dengan liong_son.
Amerika merasa menjadi polisi dunia, jadi berhak mengontrol semua negara2 di dunia. Dulu aja pernah RRC uji coba nuklirnya, langsung diprotes sama amerika. Padahal soal bikin nuklir, gw rasa RRC udah lebih dulu daripada amerika. Amerika lupa kali kalau petasan yang nemuin itu RRC dan petasan adalah cikal bakal bom2 yang ada sekarang.
 
weks jgn ke Amrik coy

ke Korea Utara....
semua negara spt Indonesia,Inggris,Australia,China,India,Jepang,USA,Korsel udha panik dan PBB udah memperingati tp hasilnya nihil.....


bkn ngak mau pny saingan tp sudan banyak negara yg pny nuklir dan masalah korut adalah mencoba nuklir secara diam2 dan bertujuan untuk menjual ke negara teroris dan keperluan perang /omg

gimn kalo dia senagaja meledakan nuklir nya apa ngak kena tuh indonesia...


Sebenernya gw gak bela USA,tp yg bikin ribut tuh bkn USA,melainkan Korut,pada pertamanya Rudal Taedopong yg ingin di jatuhkan ke Los Angles di tembak Jepang dan mulai lah ada mata2 yg melaporkan KOrut melakukan ujicoba nuklir dan di publikasikan oleh korut lalu negara2 mulai panik terutama negara Jepang yg pada saat itu sedang melalukan hubungan baik yg terputus dgn RRC(CHina)


nah lhoo di berita di atas aja Inggris udah panik,australia panik,Jepang takut korea utara membalas dan bs perang nih...


Dulu China yg bersekutu dgn Korut berperang dgn korsel yg di bantu USA,untuk kemerdekaan Korsel lalu korsel menang
skrg China bergabung dgn USA,Jepang,Korsel,dll menuntut Korut

(A)
16koreat.gif

(B)
1610sank.gif

sanksi yg di berikan beberapa negara


Seorang warga China(Gambar A) menjelaskan jembatan kayu yang menghubungi Korea Utara dengan Kota Dandong, China, Minggu (15/10). Jembatan itu hancur pada Perang Korea, padahal jembatan itu adalah jalur transportasi utama untuk memasokkan berbagai bahan kebutuhan pokok ke negara komunis tersebut.

Amerika Serikat (AS) mendesak China melaksanakan sanksi ke Korea Utara (Korut), menyusul sikap keras negara itu menentang sanksi PBB yang dijatuhkan akibat uji coba nuklirnya, Senin (9/10).

AS juga mendesak China untuk menggunakan pengaruh ekonominya, membujuk sekutu komunis Beijing itu agar mau menghentikan program persenjataan nuklirnya dan bergabung kembali dalam perundingan perlucutan internasional.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Condoleezza Rice, yang siap menggelar perundingan di Asia pekan ini, sadar akan kekhawatiran bahwa resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB dapat menyulut ketegangan antar negara di kawasan.

China mendukung sanksi terhadap Korut tapi sangat keberatan dengan ancaman sanksi berupa pemeriksaan kargo guna mencegah pengiriman teknologi dan persenjataan yang dilarang.

"Saya cukup yakin China akan berbuat sesuai dengan tanggung jawabnya," kata Rice sebelum bertolak ke Asia, Minggu (15/10). Rice mengatakan, ia ingin mengadakan sejumlah pembicaraan dalam kunjungannya ke Asia tentang bagaimana cara terbaik tentang pelaksanaan resolusi DK PBB terhadap Korut.

Dubes AS untuk PBB, John Bolton, menyebutkan, uji coba nuklir Korut pekan lalu adalah penghinaan publik terhadap China yang berbatasan secara langsung dengan Korut, sekaligus sekutu utama Pyongyang yang merupakan pemasok bantuan energi dan bahan pangan yang sangat penting bagi warga Korut.

"Apabila China menghentikan bantuannya, maka hal itu akan sangat persuasif terhadap Pyongyang. Saya pikir, China punya tanggung jawab besar di situ," kata Bolton.

Resolusi DK-PBB yang disponsori AS mendesak Korut menghentikan persenjataan nuklirnya. Resolusi menampik penggunaan cara-cara militer terhadap negara itu. Setelah resolusi disetujui, Dubes Korut untuk PBB, Pak Gil Yong, menuding negara-negara anggota DK PBB bertindak "mirip gangster" yang mengabaikan ancaman nuklir AS. Dubes Pak Gil Yong mengatakan, apabila AS terus menekan, Korut akan "melakukan tindakan balasan secara fisik" yang lebih keras terhadap AS.

Menanggapi ancaman ini, Menlu Rice mengatakan, Pyongyang berusaha membikin kasus uji coba nuklir sebagai masalah antara AS dan Korut semata. "Persoalan yang paling penting adalah mereka kini tengah berupaya untuk membikin masalah ini menjadi isu antara AS dan Korut. Padahal sudah jelas, ini bukan hanya masalah antara AS dan Korut," kata Rice.

Dubes China untuk PBB, Wang Guangya, mengatakan negaranya mendesak keras agar negara-negara melakukan langkah yang tepat dan bertanggung jawab dalam menyikapi isu nuklir Korut, dan tidak melakukan langkah-langkah provokatif yang dapat menyulut ketegangan.

Seorang anggota Senat AS dari Partai Republik mendesak Pemerintah Bush menggelar perundingan langsung dengan Korut sebagaimana diminta Pyongyang sejak lama. Tetapi Rice menolak usulan itu, dan tetap bersikukuh pada komitmen AS untuk mengupayakan penyelesaian nuklir Korut di meja perundingan enam negara (six party talks) yang kini mengalami kemandegkan.

"Penting sekali bagi kita untuk tidak membiarkan masalah ini menjadi sebuah negoisasi bilateral, karena tidak ada yang lebih diinginkan Korut selain kesepakatan secara sederhana dengan AS, sehingga hanya AS yang mengisolasi Korut," ungkap Rice.

Sebaliknya, Chuck Hagel, tokoh Partai Republik nomor dua di Komite Hubungan Luar Negeri Senate AS, mengatakan, AS seharusnya tidak mengabaikan ide negoisasi satu-lawan-satu dengan Korut. "Kita perlu berhubungan langsung dengan Korut, karena resolusi PBB lemah dan terbatas," kata Hagel.
 
tp katanya korut siap berperang secara fisik tuh /swt
 
Isu nuklir Iran dan Korea Utara tak kunjung selesai bahkan memanas. Bush menganggap kedua negara sebagai negara anggota poros kejahatan. Pemerintah Iran enggan melakukan penghentian pengayaan uranium. Akhirnya Pyongyang mengumumkan telah melakukan percobaan nuklirnya di hari Minggu.

Banyak negara menyesalkan dan memberikan peringatan kepada Korea Utara atas tindakan tersebut. Bahkan Tiongkok donor keuangan Korea Utara pun tak ketinggalan memberikan peringatan keras. Dalam soal senjata nuklir terdapat banyak paradoks dan standar ganda yang dilakukan oleh Amerika.

Amerika dan Barat tidak banyak pilihan dengan permainan politik nuklir Korea Utara (maupun Iran) yang meminta kesetaraan dan perlakuan adil oleh negara anggota nuklir club. Kasus Iran sangat berbeda dengan Korea Utara, dibutuhkan beberapa tahun bagi Iran untuk memiliki senjata nuklirnya.

Dan Iran berulangkali menegaskan bahwa program nuklir yang sedang dikembangkannya adalah untuk tujuan damai. Sebaliknya Korea Utara dengan lantang melakukan uji coba senjata nuklir sebagai bentuk protes. Dalam soal nuklir Iran dan Korea tidak bisa dilihat sebagai upaya pemerasan dan pembangkangan oleh kedua negeri itu terhadap Amerika dan Eropa yang menguasai teknologi dan senjata nuklir di dunia.

Sifat pembangkangan Iran dan Korea Utara, harus dilihat sebagai pembelaan martabat bangsa dan keamanan nasional negeri itu. Ketidakpuasan atas monopoli nuklir Barat yang selalu curiga pada negara lain yang berbeda peradabannya untuk menguasai teknologi nuklir.

Negara penanda tangan NPT (Non Proliferation Treaty) tidak pernah dijamin keamanannya oleh klub nuklir kalau mereka menandatangani NPT. Iran dan Korea Utara merasa bahwa hanya kalau mereka memiliki senjata nuklir yang mampu didaratkan di tanah Amerika, maka nasib mereka tidak akan seperti Saddam Hussein di Irak.

Ini terbukti dalam perang Dingin, Amerika lebih memilih berdialog dengan Tiongkok maupun Rusia yang telah memiliki nuklir dari pada sekedar melakukan invasi dan penggulingan rezim. Amerika pernah berniat untuk membom Tiongkok dengan nuclear selama perang Korea tapi maksud itu diurungkan.

Sebab itu Mao Zedung bergegas menjadikan Tiongkok sebagai kekuatan nuclear sebagai bagian dari senjata penangkal menghadapi Amerika.

Perubahan Politik

Shen Dingli, The Executive Deputy Director of the Institute of International Issues di Fudan University, The Director of the US Study Center of the Fudan University mengatakan walaupun Tiongkok punya pengaruh ekonomi dan politik atas Korea Utara, tapi demi martabat bangsa dan keamanan negara, Korea Utara tidak akan mengorbankan kepentingan nasionalnya demi persahabatannya dengan Tiongkok dan desakan masyarakat internasional.

Dan itu sudah terbukti dengan ledakan nuklir pada tanggal 8 Oktober 2006. Yang bisa mencegah Korea Utara untuk membatalkan ambisi nuklirnya bukanlah Tiongkok, tapi perubahan politik Amerika atas Korea Utara.

Perubahan itu termasuk kesediaan untuk mengakui kedaulatan nasionalnya dan melepaskan sikap permusuhannya atas Korea Utara. Amerika menghadapi dilema dalam soal pembangkangan Korea Utara. Baik penggulingan rezim maupun serangan dini tidak akan didukung oleh Tiongkok karena akan mengancam keamanan dan stabilitas di Asia Pasifik.

Apa lagi kejatuhan pemerintah Korea Uta-ra akan menyebabkan Tiongkok terkena getahnya dengan membanjirnya para pengungsi Korea Utara ke Tiongkok. Selain itu Tiongkok berkepentingan untuk menjadikan Korea Utara sebagai daerah penyangga dalam menghadapi tentara Amerika di Korea Selatan pada saat terjadi konflik dengan Amerika di Selat Taiwan.

Sebaliknya, bila Amerika membiarkan Korea Utara memiliki bom nuklir akan memacu perlombaan senjata nuklir tidak saja di kawasan Asia tapi di seluruh dunia. Korea Selatan dan Jepang tidak akan mau lagi menggantungkan keamanannya dalam payung nuklir Amerika. Kedua negara ini dengan mudah membangun diri sebagai kekuatan nuklir dan bisa lepas kendali dari pengaruh Amerika.

Tiongkok tidak akan mendukung sanksi yang mematikan atas Korea Utara karena akan berakibat pada kepentingan Tiongkok di kawasan itu. Untuk menghormati persahabatannya baik dengan Amerika maupun Korea Utara, Tiongkok akan mendukung sanksi simbolis kepada Korea Utara di Dewan Keamanan.

Walaupun Amerika sudah menjadi satu satunya super power dunia, dalam soal nuklir Iran dan Korea Utara, Amerika membutuhkan kerja sama, baik dengan Rusia maupun Tiongkok. Dengan demikian Tiongkok maupun Rusia memiliki keuntungan dalam percaturan global untuk membangun dunia multi polar.

Bersifat Agresif

Isu sebenarnya bukanlah isu ambisi Iran dan Korea Utara untuk mengembangkan senjata nuklir. Isu terpokok adalah negara non-nuklir hidup dalam sandera oleh negara club nuklir yang menganggap bangsa dari peradaban lain tidak layak dan tidak bisa dipercaya kalau memiliki teknologi dan senjata nuklir.

Amerika yang menjatuhkan bom nuklirnya di Jepang, melakukan petualangan militer dan teror di Indo China, Timur Tengah, dan Amerika Latin dianggap layak dan beradab untuk memiliki senjata nuklir. Israel yang bersifat agresif dianggap berhak memiliki senjata nuklir.

Sebaliknya, Iran yang menjadi korban Saddam Hussein dianggap tak layak memiliki program nuklir. Isu nuklir bukanlah soal penyebaran, tapi penghapusan dan pemilikan yang bersifat rasis. Isu nuklir merupakan bagian benturan peradaban dalam Perang teror yang jauh lebih komplek dari benturan ideologi dalam Perang Dingin.

Dalam Perang Dingin, Amerika melindungi teroris Posada yang meledakkan pesawat Cuba dan menyebabkan kematian 76 orang. Dalam perang teror, Amerika menghukum Taliban yang menyebabkan korban 911 dengan menubrukkan pesawat ke menara WTC. Sebab itu dialog peradaban yang bertujuan untuk membangun kesetaraan martabat dari semua peradaban sangat mendesak untuk dilakukan segera oleh semua pihak.

Josef Purnama Widyatmadja -- Penulis adalah pengamat masalah sosial dan internasional

xixixixi langkah korea utara itu untuk melindungi diri, mereka ga mau mengulang kesalahan saddam hussein, ga punya nuklir, bertentangan dengan amerika = rezim digulingkan dan jd negara boneka di bawah amrik
 
astaga belum perang aja kaya gini...

dah perang gimana??... serem gw,....
 
Politik tingkat tinggi
Terlalu susah untuk diketahui apa makna dari semuanya . . . .
Hanya kaum intelek dan politikus yang bisa menjawabnya ^^
 
gila semua negara udah pada panik lhoo,
apalagi jepang,korsel,amrik....


Program Nuklir Berhenti Hanya Jika Kim Jatuh



SEOUL, SELASA - Program senjata nuklir Korea Utara hanya bisa dihentikan jika pemimpin negara komunis itu, Kim Jong Il, dijatuhkan dari kekuasaan. Demikian pendapat Hwang Jang Yop (83) yang pernah menjadi mentor Kim Jong Il, dan kini membelot ke Korea Selatan.

Hwang meragukan keampuhan sanksi PBB yang dikenakan terhadap Korut. Uji coba nuklir justru telah membuat Kim makin terasa kuat. "Saya kira cengkeramannya terhadap kekuasaan militer tak akan melemah secara signifikan," ujar Hwang.

Dia menambahkan, Korsel akan tetap memberikan bantuan kepada Korut. Perundingan nuklir yang melibatkan enam negara juga tidak akan efektif mengatasi krisis.

Dia menyarankan agar Korea Selatan, China, Rusia, dan Jepang seharusnya tidak melibatkan diri dalam proses tawar-menawar dengan Korut. "Mereka harus mengisolasi rezim Kim," kata Hwang, yang ia sebut sebagai organisasi kriminal internasional dan musuh demokrasi.

Hwang jarang memberikan wawancara kepada media. Ia adalah mantan anggota elite politik Korut dan pernah menjabat sebagai sekretaris Partai Buruh yang berkuasa.

Dia dikenal dekat dengan pendiri Korut, Kim Il Sung (ayah Kim Jong Il). Hwang juga dikenal luas sebagai tokoh intelektual di balik filosofi yang mendambakan Korut berdikari.

Pada 1997, Hwang menggemparkan dunia. Di sela-sela kunjungannya ke Beijing, dia dan seorang pembantunya tiba-tiba mencari perlindungan di Kedutaan Besar Korsel di Beijing.

Setelah negosiasi alot antara China dan Korsel, Hwang akhirnya dapat keluar dari Beijing untuk terbang menuju Filipina. Di Filipina, Hwang hanya tinggal sebentar sebelum terbang ke ibu kota Korsel, Seoul.

Saat ini, Hwang mendapat perlindungan 24 jam dari otoritas keamanan Korsel. Perlindungan diberikan untuk mencegah upaya pembunuhan terhadap Hwang yang mungkin dilakukan oleh Korut.

Bergelimang kemewahan

Harian Inggris Daily Telegraph edisi Selasa (17/10) menyebutkan bahwa Kim Jong Il adalah pemimpin dengan gaya hidup yang kontras dengan keadaan rakyatnya.

Kim Dae-jung, mantan Presiden Korsel, mengatakan, pemerintahan Korut sudah kebal dan terbiasa dengan kemiskinan rakyat.

Harian Inggris itu menyebutkan Kim doyan lobster impor. Ia juga demen cognac merek Hennessy’s Paradis dan koleksi mobil Mercedes-Benz, yang juga ia hadiahkan kepada beberapa petinggi militer yang setia.

Akhir-akhir ini Kim mengurangi konsumsi cognac dengan alasan kesehatan dan beralih ke minuman anggur merah buatan Perancis. Kim adalah pribadi dengan selera tinggi.

Konstantin Pulikovskiy, seorang pejabat Rusia, pernah mendampingi Kim dalam sebuah perjalanan kereta api dari Pyongyang ke Moskwa pada 2001. Dalam perjalanan itu, Kim punya ahli masak asal Jepang, Kenji Fujimoto. Ahli masak ini juga mengatakan Kim adalah penggemar sup ikan hiu, setidaknya dikonsumsi tiga kali dalam sepekan.

Jung Sung San, seorang musisi Korut yang telah membelot ke Korsel, mengatakan, ayahnya bekerja di sebuah perusahaan negara yang bertanggung jawab atas impor mobil Mercedes-Benz.

Korut memiliki berbagai jenis usaha di banyak negara dan dikendalikan lewat Kedutaan Besar Korut. Hasil usaha di seberang itu menjadi sumber pendanaan untuk mendatangkan barang impor mewah ke pemimpin agung itu, Kim, julukan rakyat untuknya.
 
Beuh...... asyik ada PD ke 3 /gg /pif .. tp klo ini terjadi
 
Kim ga mungkin jatuh karena dia make kekuasaan otoriter tuh /swt
 
perang ya perang ... kerusakan tanggung sendiri = P !! gw paling cuma menyaksikan betapa serunya perang itu terjadi hiaiahahah
 
perang ya perang ... kerusakan tanggung sendiri = P !! gw paling cuma menyaksikan betapa serunya perang itu terjadi hiaiahahah

hehehhe Korut nge bom asia pake nuklir kemana mana kena,dan populasi manusia bisa mushan,dan tdk ada cahaya matahari untuk saat yg lama,mungkin ber tahun2 dan tumbuhan akan mati,
 
asia benar benar akan menjadi kehidupan yg suram tuh /swt
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.