• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Pandangan Agama Buddha tentang Pengemis

Phin An

IndoForum Newbie A
No. Urut
45017
Sejak
1 Jun 2008
Pesan
282
Nilai reaksi
1
Poin
18
Kalau tidak salah pemirintah memberikan sanksi kepada orang yang memberikan dana kepada pengemis kecuali orang cacat atau orang tua?
menurut agama buddha gimana menanggapi hal ini?
 
Kalau tidak salah pemirintah memberikan sanksi kepada orang yang memberikan dana kepada pengemis kecuali orang cacat atau orang tua?
menurut agama buddha gimana menanggapi hal ini?

memang benar ada beberapa negara yang demikian..termasuk indo dan didaerah saya.

ini dimaksudkan agar tidak menambah profesi pengemis..
banyak sekali segerombolan pengemis dimanfaatkan oleh "MAFIA"
mereka di suruh mengemis dan uang dari hasil seharian mengemis itu mereka ambil....
imbalannya pengemis itu diberi t4 tinggal dan makan apa adanya.

bahkan jangan sekali-sekali anda memberi orang "cacat" lebih dan pengemis "normal" sedikit
karena kasus dimana pengemis sengaja men-cacat-kan diri nya guna mendapat hasil lebih juga sudah ADA.

=============
buddhis mengajarkan cinta kasih universal....bisa saja menolong pengemis tapi bukan dalam bentuk "UANG" ( karena larangan pemerintah )
bisa dalam bentuk materi lain....baju,makanan,dll....atau bisa mencari Tempat tinggal nya..

larangan pemerintah biasanya bersifat "jangan memberi pengemis dijalan raya"


seorang buddhis perlu mengetahui beberapa hal sebelum menolong INDIVIDU.
ini guna mengetahui "apakah efek yang akan di timbulkan dari perbuatan-ku"

seorang buddhis harus bijaksana sehingga yang di tolong AKAN benar-benar TERTOLONG dan yang MENOLONG juga AMAN.

jangan mau menolong orang tenggelam,ji-kalau anda sendiri tidak tahu berenang.....

pakai cara,putar otak,,,,panggil bala bantuan atau gunakan pelampung. ^^

semoga bermanfaat
 
Jadi teringat pernah membahas masalah pengemis ini dengan seorang bhikkhu. Sewaktu berkenderaan dengan seorang bhikkhu kemudian mobil berhenti di persimpangan jalan dan datanglah beberapa pengemis anak2.

Kemudian bhikkhu itu mengatakan, dengan memberikan uang kepada mereka bukan berarti telah membantu mereka, karna mereka akan makin terjerumus menjadi pengemis.

Cara yang benar untuk menolong anak2 pengemis itu ialah, angkat pengemis itu menjadi anak asuh, berikan tempat tinggal, pakaian, makanan dan pendidikan. Itu baru cara berdana yang benar.

Jadi sekedar sharing aja. Berdana bukan sekedar memberikan, tapi harus menggunakan kebijaksanaan, seperti pendapat bro marce diatas.
 
seorang buddhis perlu mengetahui beberapa hal sebelum menolong INDIVIDU.
ini guna mengetahui "apakah efek yang akan di timbulkan dari perbuatan-ku"

Bro Marce,

Seperti penjelasan anda pada soal vege, bukankah yang penting niat dan pikiran-nya tulus untuk membantu pengemis tsb?

Seperti hal vegetarian, beberapa "mafia" juga memanfaatkan binatang ternak untuk dijadikan konsumsi manusia.
Penggunaan sumpit sekali buang juga menjadi sumbangan untuk penggundulan hutan.

Memang benar seharusnya kita tidak "melekat" pada perbuatan tapi kita juga harus bijak untuk mengukur efek perbuatan kita terhadap makhluk lain.

Salam Metta
 
@1Top1, berdana juga harus tepat.
Bila anda tahu bahwa pengemis ini sebenarnya orang yang mampu bekerja / di jalankan oleh mafia, tapi anda tetap berdana kepadanya, menurut saya anda kamma baik yang anda terima akan lebih kecil dibandingkan anda berdana kepada orang yang benar2 membutuhkannya, misalkan korban bencana alam, atau orang tua di panti jompo, dll. tentunya dengan niat yang tulus. itu sih pandangan saya, untuk pandangan @marcedes mungkin berbeda. dari pada berdana uang, mendingan berdana pekerjaan, hasil yang didapat oleh pengemis itu akan lebih besar dibandingkan uang. karena uang hanya cukup untuk makan 1 hari misalnya, tapi kalo kerja bisa makan setiap hari.
 
jika pengemis datang, jika terlintas dipikiran memberi maka memberi,< kalo duit kecil sih ok2 aja, jika duit besar tergantung kesanggupan diri, dan kerelaan... >. tidak memikirkan embel embel kamma.

Bagaimana jika tidak terlintas dipikiran untuk memberi ? maka akan mengatakan maaf lain kali saja.
 
@1Top1, berdana juga harus tepat.
Bila anda tahu bahwa pengemis ini sebenarnya orang yang mampu bekerja / di jalankan oleh mafia, tapi anda tetap berdana kepadanya, menurut saya anda kamma baik yang anda terima akan lebih kecil dibandingkan anda berdana kepada orang yang benar2 membutuhkannya, misalkan korban bencana alam, atau orang tua di panti jompo, dll. tentunya dengan niat yang tulus. itu sih pandangan saya, untuk pandangan @marcedes mungkin berbeda. dari pada berdana uang, mendingan berdana pekerjaan, hasil yang didapat oleh pengemis itu akan lebih besar dibandingkan uang. karena uang hanya cukup untuk makan 1 hari misalnya, tapi kalo kerja bisa makan setiap hari.

Bro Caro,

Dari postingan saya itu sebenarnya isinya saya setuju dengan pernyataan bro Marce soal pengemis, tapi saya mengkritik pandangan dia soal vegetarian.
Gampangnya begini jika kita tahu membantu pengemis itu mampu bekerja / dijalankan oleh mafia ataupun pengemis yang sengaja mencacatkan diri, berarti kita mendukung pengemis itu untuk tetap exist sehingga dengan bijak alangkah baiknya jika mereka dibina dan diberikan pekerjaan.

Balik lagi soal vegetarian, intinya dengan mendukung vegetarian berarti kita tidak mendukung penjagalan di dunia. Bisa aja pikiran kita suci dan tidak setuju dengan penjagalan, tapi kalau diri kita ikut memakan bangkai hasil penjagalan tentu itu menambah suburnya penjagalan di dunia karena ada unsur demand. Kalau setiap orang mengurangi demand makan daging maka kegiatan penjagalan tentu akan berkurang.

Jadi kembali ke soal pengemis jika kita semakin sering memberikan dana untuk pengemis daripada memberi pekerjaan maka melihat ada peluang ini maka industri "pengemis" juga makin subur.

Berdana ke Pengemis tentu baik juga tapi lebih baik jika kita bisa kembali ke akar permasalahan dan mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerajaan.
Mungkin bro Caro bisa memahami isi pikiran saya, karena ada bahwa saya sedang mengkritik posting bro Marcedes yang mengatakan bahwa Vegetarian itu melekat pada makanan.
Sekarang saya mengkritik balik bukankah berarti jika memilih2 berdana misalnya ke pengemis berarti itu melekat juga.

Nah seharusnya tidak begitu kita bisa bijak untuk memilih berdana kepada pihak yang efeknya membawa akibat yang paling baik, misalnya bisa ke Rumah Yatim Piatu dan Panti Jompo. Begitu juga kalau seorang Vegetarian memilih makanan-nya yang menurut dia membawa akibat terbaik untuk mengurangi pembunuhan di dunia. Begitu loh maksud saya

Salam Metta
 
Bro Caro,

Dari postingan saya itu sebenarnya isinya saya setuju dengan pernyataan bro Marce soal pengemis, tapi saya mengkritik pandangan dia soal vegetarian.
Gampangnya begini jika kita tahu membantu pengemis itu mampu bekerja / dijalankan oleh mafia ataupun pengemis yang sengaja mencacatkan diri, berarti kita mendukung pengemis itu untuk tetap exist sehingga dengan bijak alangkah baiknya jika mereka dibina dan diberikan pekerjaan.

Balik lagi soal vegetarian, intinya dengan mendukung vegetarian berarti kita tidak mendukung penjagalan di dunia. Bisa aja pikiran kita suci dan tidak setuju dengan penjagalan, tapi kalau diri kita ikut memakan bangkai hasil penjagalan tentu itu menambah suburnya penjagalan di dunia karena ada unsur demand. Kalau setiap orang mengurangi demand makan daging maka kegiatan penjagalan tentu akan berkurang.

Jadi kembali ke soal pengemis jika kita semakin sering memberikan dana untuk pengemis daripada memberi pekerjaan maka melihat ada peluang ini maka industri "pengemis" juga makin subur.

Berdana ke Pengemis tentu baik juga tapi lebih baik jika kita bisa kembali ke akar permasalahan dan mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerajaan.
Mungkin bro Caro bisa memahami isi pikiran saya, karena ada bahwa saya sedang mengkritik posting bro Marcedes yang mengatakan bahwa Vegetarian itu melekat pada makanan.
Sekarang saya mengkritik balik bukankah berarti jika memilih2 berdana misalnya ke pengemis berarti itu melekat juga.

Nah seharusnya tidak begitu kita bisa bijak untuk memilih berdana kepada pihak yang efeknya membawa akibat yang paling baik, misalnya bisa ke Rumah Yatim Piatu dan Panti Jompo. Begitu juga kalau seorang Vegetarian memilih makanan-nya yang menurut dia membawa akibat terbaik untuk mengurangi pembunuhan di dunia. Begitu loh maksud saya

Salam Metta
@1top1
anda menyatakan saya harus berpikir soal "mafia" yang memanfaatkan
keinginan saya untuk makan daging.
memang benar apa adanya....dimana beberapa oknum tidak baik MEMANFAATKAN keinginan saya.

saya di sini bukan SANGAT SENANG makan daging...saya makan apa saja. baik itu vege maupun non vege......yang tersedia.

cuma disini saya tidak termasuk dalam berbuat kamma buruk....dimana hanya saya "dimanfaatkan".....tentu saya juga harus berpikir positif

contoh "
saya ke pasar....nah ketika melihat daging di gantung....
ada 2 pikiran timbul
1.apakah daging ini didapatkan secara membunuh( di pelihara sampai besar terus disembelih)?
2.apakah daging ini didapatkan secara tanpa membunuh( binatang yang mati wajar seperti sakit,tua,diterkam binatang lain,dsb-nya)?

mana mungkin saya bertanya kepada pemilik daging tersebut "apakah ini didapat dengan 2 cara itu"....bisa-bisa orang tersinggung....bahkan marah.

mengapa saya katakan demikian

contoh "
ada orang miskin membawa HP mahal.....
timbul 2 pikiran"
1. didapatkannya kah dengan mencuri/merampok,dsb-nya?
orang miskin seperti dia mana mungkin memiliki HP mahal demikian?

2.apakah didapatkannya dengan memenangkan undian yang ia ikuti selama 5 tahun?

sekali lagi kita tidak mungkin bertanya kepada dirinya...apakah anda mencuri / memenangkan undian?
tentu orang itu bisa tersinggung dan marah bukan....

buddhis tidak diajarkan demikian.

bisakah mengerti kata "dimanfaatkan".....
jangan bertanya bahwa apakah saya "sengaja dimanfaatkan" demi menikmati daging.
jelaslah karena POSITIF yang saya pancarkan bukan negatif....

cobalah lihat efek dari pikiran kita ketika memikir terus yang nomor 1.
apakah positif / negatif?
berpikir boleh berpikir...tapi setiap dalam pikiran akan ada selalu sisi positif dan negatif.....
buddhis selalu diajarkan untuk melihat dan belajar negatif lalu berpikir positif inilah kebijaksanaan.....

belajar resiko maupun sisi buruk adalah baik...tapi jika terjerumus dalam sisi buruk itu maka anda menjadi bodoh.

karena ada bahwa saya sedang mengkritik posting bro Marcedes yang mengatakan bahwa Vegetarian itu melekat pada makanan.
Sekarang saya mengkritik balik bukankah berarti jika memilih2 berdana misalnya ke pengemis berarti itu melekat juga.

Nah seharusnya tidak begitu kita bisa bijak untuk memilih berdana kepada pihak yang efeknya membawa akibat yang paling baik, misalnya bisa ke Rumah Yatim Piatu dan Panti Jompo. Begitu juga kalau seorang Vegetarian memilih makanan-nya yang menurut dia membawa akibat terbaik untuk mengurangi pembunuhan di dunia. Begitu loh maksud saya
memilih berdana masa dikatakan melekat?...tidak lah bro...

hanya saja @TS nya kan menyinggung soal berdana pada pengemis di jalan.
jadi pandangan kita ke yang dijalanan itu.

kalau soal berdana pada panti jompo,yatim piatu ,dll....SANGAT SAYA ANJURKAN....

sekali lagi efek yang ditimbulkan perbuatan kita patut kita "PIKIRKAN"
tapi efek lainnya juga di pikirkan ^^


======

maksud saya berkata orang "melekat pada vegeterian"
itu jika dia berpandangan seperti anda....lalu menyatakan non-vege sama dengan kamma buruk...

itu adalah pandangan keliru...

vege dan non-vege tetap saja KAMMA NETRAL.....

====================

ada pepatah cina berkata " memberi 1 ikan hari ini...membantu mengatasi kelaparan 1 hari., mengajarkan cara memancing,mengatasi kelaparan se-umur hidup. ^^
 
@bro marcedes

Sebenarnya tentu saja pada saat orang menyumbang pengemis di pinggir jalan juga timbul dari pikiran yang positif. Banyak juga penyumbang gak mau repot2 menanyakan pada pengemis buat apa duit itu nantinya?
Tentu pengemis-nya akan merasa tersinggung juga.

Nah sebenarnya sama orang mau berdana namun dana tsb terkadang tentu bisa diselewengkan oleh yang mengelola dana misalnya.
Yah sang pemberi dana tentu tidak karma buruk.
Jadi saya setuju kalau vegetarian karma-nya netral namun kita harus tahu bahwa unsur demand dari kita menyumbang ke industri penjagalan.

Contohnya bangkai di pasar tsb kalau misalnya sehari dia pajang 10 ekor. Kalau demand berkurang besok mungkin yang dipajang tinggal 5 ekor. Jadi maksud saya bukan mengatakan bahwa pemakan daging mempunyai karma buruk tapi lebih ke akibatnya untuk mengurangi demand daging sehingga mengurangi penjagalan

Salam Metta
 
@@^^ dikatakan sutuju kamma netral VEGETARIAN, lalu tindakan yg non vege yg ada unsur menyumbang industri pejagalan hewan itu termasuk kamma netral atau bukan ?....hny numpang lewat....masih bingung atas pernyataan sepotong2 pendapat di ATAS. thx
 
saya makan daging, biarlah jika memang "ada" karma buruk, karma buruk itu "hanya milik saya sendiri".

saya memberi sedekah kepada pengemis, biarlah jika memang "ada" karma buruk, karma buruk itu "hanya milik saya sendiri."
 
@^^ apakah ada pendapat bagaimana seharusnya yg benar ?
 
@^^ apakah ada pendapat bagaimana seharusnya yg benar ?

1. Mengenai masalah pengemis... Pandangan "pribadi" saya sebagai berikut :
- Saya sering memberikan sedekah kepada pengemis di pinggir jalan atau dimanapun, tetapi saya tidak mau mempolemikkan / memunculkan pikiran bahwa ada pengorganisasian oknum tertentu terhadap kegiatan mengemis tersebut. Saya stop pada pemikiran bahwa pada saat itu juga saya mau memberikan sedekah kepada pengemis itu.

- Bahwa tugas tugas untuk memberdayakan para pengemis (anak anak terlantar maupun tunawisma) sebenarnya merupakan TANGGUNG JAWAB dari PEMERINTAH INDONESIA KHUSUSNYA (dalam hal ini kita bicarakan pemerintah indonesia sesuai dengan pasal 34 UUD 45 bahwa orang miskin dan anak anak terlantar dipelihara oleh negara) ... tetapi kita juga bisa mengambil porsi (jika kita mampu).

- JAdi untuk itu saya stop pada polemik apakah BENAR atau SALAH memberikan sedekah kepada pengemis. Tetapi saya memberikan sedekah atas dasar pikiran saat memberikan tersebut. Kadang kala malah saya tidak memberikan, tetapi biasanya ketika waktu itu saya tidak memiliki uang kecil.

2. Masalah VEGETARIAN.
- Kasus Vegetarian ini juga hampir sama dengan kasus pengemis. Saya sering vege, tetapi pemikiran saya STOP pada polemik apakah Vege itu suci dan non-vege itu tidak suci. Saya VEGE karena saya lagi mau VEGE, saya makan daging karena saya lagi mau makan daging.

- Masalah hukum supply demand (permintaan dan penawaran), tentu sangat saya pahami, dan itu konsekuensinya. TEtapi saya juga STOP memikirkan polemik tentang itu. MEngapa ?? Saya pernah berpikir apakah dengan VEGE dapat menghentikan usaha PENJAGALAN. JAwabannya 100 % bisa jika 100 % manusia VEGE, maka usaha PENJAGALAN akan hilang karena tidak ada DEMAND. Tetapi melihat kondisi saat ini, apakah mungkin ??? Pasti belum bisa... Semakin lama semakin berpikir, akhirnya saya menemukan jawaban, bahwa semua hal ini harus sejalan dengan REALITA. ADa baiknya kita menganjurkan bahwa VEGE itu dapat mengurangi jumlah pembunuhan (dari usaha PENJAGALAN tersebut). Tetapi satu sisi lain yang tidak kurang pentingnya adalah JANGAN KARENA KEINGINAN KUAT KITA MENGANJURKAN VEGETARIAN KEPADA ORANG LAIN, MEMBUAT KITA MENJADI ORANG YANG FANATIK KE DALAM (MEMBENARKAN DIRI SENDIRI DAN MENYALAHKAN ORANG LAIN).
Mungkin ada satu hal yang dapat saya sampaikan tentang VEGE tersebut adalah VEGETARIAN ITU ADALAH HAL YANG SANGAT BAIK, tetapi NON-VEGE juga bukan hal yang buruk. (NGERTI MAKSUDNYA)...

Kalau kurang ngerti mungkin kalimat selamat kepada orang yang mendapatkan anak sebagai berikut :
(SELAMAT SELAMAT ATAS KELAHIRAN PUTRA ANDA, atau DAPAT ANAK PEREMPUAN JUGA BAIK)... Ngerti kalimat ini... hehehehehehe:D

Saya salut kepada usaha usaha pihak tertentu yang terus mengajurkan VEGETARIAN (tetapi stop pada usaha menganjurkan dan bukan akhirnya pada pikiran pengucilan dan fanatisme), saya salut pada organisasi organisasi yang mendukung kepada usaha cinta kasih seperti organiasasi PETA, ANIMAL MASSACRE dsbnya...
 
Ya , Semua Tergantung Pada Kultivasi Seseorang. Karena Semua Tindakan Kebaikan Seharusnya Seperti Air Mengalir...begitu Alamih..sehingga Kadang Ia Malah Tidak Tahu Dia Sedang BERBUAT KEBAIKAN.
 
@bro marcedes

Sebenarnya tentu saja pada saat orang menyumbang pengemis di pinggir jalan juga timbul dari pikiran yang positif. Banyak juga penyumbang gak mau repot2 menanyakan pada pengemis buat apa duit itu nantinya?
Tentu pengemis-nya akan merasa tersinggung juga.

Nah sebenarnya sama orang mau berdana namun dana tsb terkadang tentu bisa diselewengkan oleh yang mengelola dana misalnya.
Yah sang pemberi dana tentu tidak karma buruk.
Jadi saya setuju kalau vegetarian karma-nya netral namun kita harus tahu bahwa unsur demand dari kita menyumbang ke industri penjagalan.

Contohnya bangkai di pasar tsb kalau misalnya sehari dia pajang 10 ekor. Kalau demand berkurang besok mungkin yang dipajang tinggal 5 ekor. Jadi maksud saya bukan mengatakan bahwa pemakan daging mempunyai karma buruk tapi lebih ke akibatnya untuk mengurangi demand daging sehingga mengurangi penjagalan

Salam Metta

masalah permintaan dan penawaran sudah pernah saya post..

dan hasil akhir dari penelitian adalah pikiran tamak adalah penyebab utama.

====

masalah "dana"...
uang di tangan saya adalah milik saya...uang ditangan dia adalah milik dia.

terkadang kita setelah memberi dana kepada fakir miskin....
malah ada gosip yang bilang kalau uang itu dipakai merokok,judi,dsb-nya.

sebagai umat buddhis...sebelum melihat kenyataan tentu jangan berprasangka buruk terlebih dahulu dengan batal memberi dana.

sebaiknya tetap memberi dana....jikalau memang anda melihat kenyataan bahwa dipakai duit itu untuk membeli rokok,judi,dsb-nya...
sebaiknya tidak diberi lagi.

(sama hal daging,,jika anda melihat sendiri kenyataan bahwa daging itu didapat dari pembunuhan...jangan membeli daging lagi disana.)
lanjut kebawah ^^

karena arah nya sudah salah....
sebaiknya diganti dengan memberi bahan seperti makanan,pakaian,dsb-nya.
atau tidak memberi...

sama halnya orang kecanduan narkoba...
ketika dia telah kesakitan,bukanlah cara baik membantu nya dengan narkoba.
tapi memberi pengertian benar.

dan janganlah putuskan seseoran itu kecanduan narkoba sebelum kau memastikannya.
================

masalah vegetarian

ketika anda sedang vegetarian dan ada gosip bahwa sayur yang anda beli dipasar adalah hasil curian....apakah anda batal membeli sayur itu?

tentu umat buddhis yang baik tetap membeli tanpa memberikan pancaran negatif dalam pikirannya.

demikian pula dengan daging...

mengapa selalu beranggapan jika daging yang di gantung dipasar adalah hasil pembunuhan?>>>>inilah anggapan dasar pokok permasalahan.
daging bisa di dapatkan secara baik menurut buddhis misalkan memelihara ternak dengan cinta kasih dan kebijaksanaan.

ketika anda tidak tahu situasi sebenarnya anda jangan berlagak tahu.

ketika ternak itu mati...tentu ada bangkai...nah bangkai itu bisa dijadikan bahan makanan. >>>apakah ada kamma buruk?...tentu tidak.

asalkan jangan berternak tetapi berharap bahwa cepat-cepat mati.
ini pikiran buruk.


ketika orang bodoh melihat situasi pasar seperti ini....mereka menjadi tamak dan rakus.....
membunuh dan menjadikan daging penjualan laris...

apakah anda ikutan menjadi bodoh?
mari lihat.
contoh dan TANYA PADA DIRI ANDA.

============

contoh
A.anda jalan kepasar melihat daging digantung...muncullah 2 pikiran.
1. daging ini didapat dengan membunuh?
2. daging ini didapatkan dengan cara benar.?

ketika anda melihat ini....pikiran apa yang anda pilih?

B.anda melihat seorang bocah miskin memegang HP mahal
timbul lah 2 pikiran.
1.didapatkannya dari MENCURI,MENIPU?
2. didapatkannya dari memenangkan undian / tabungan yang dikumpulkannya?

C.anda melihat penjual sayur...timbullah 2 pikiran
1.sayur ini didapat dari mencuri,membunuh?
2.sayur ini didapat dengan cara benar....

============================

ketika SEBELUM anda melihat seseorang melakukan tindakan buruk,sebaiknya jangan awali pikiran anda dengan keputusan buruk.

nah seperti contoh diatas...apa bisa menjual daging langsung dikaitkan dengan pembunuhan?
sebenarnya tidak....tetapi karena anda berpikir negatif awalnya...
maka anda masuk dalam lingkaran pikiran bahwa :

PENJUAL DAGING PASTI MENDAPATKAN DAGING DENGAN MEMBUNUH MAKHLUK HIDUP.

sekali lagi..
sebelum anda melihat dengan kepala anda..
mendengar dengan telinga anda....
jangan sekali-sekali berpikir negatif tentang HAL LAIN.

========

dan bagaimana jika seseorang

contoh
A.anda jalan kepasar melihat daging digantung...muncullah 2 pikiran.
1. daging ini didapat dengan membunuh?
2. daging ini didapatkan dengan cara benar.?

dia tidak melihat dengan mata kepala nya sendiri,,
dia tidak mendengar dengan telingannya sendiri,,
dan berpikir " daging ini didapatkan oleh penjual ini dengan CARA BENAR "
apakah termasuk positif apa negatif?

B.anda melihat seorang bocah miskin memegang HP mahal
timbul lah 2 pikiran.
1.didapatkannya dari MENCURI,MENIPU?
2. didapatkannya dari memenangkan undian / tabungan yang dikumpulkannya?

dia tidak melihat dengan mata kepala nya sendiri
dia tidak mendengar dari kata bocah itu dengan telinganya sendiri
dia berpikir " HP mahal ini adalah mungkin kemenangan undian dari bocah ini,saya bermudita(ikut berbahagia) "

apakah negatif atau positif pikirannya?

C.anda melihat penjual sayur...timbullah 2 pikiran
1.sayur ini didapat dari mencuri,membunuh?
2.sayur ini didapat dengan cara benar....
dia tidak melihat dengan mata nya sendiri
dia tidak mendengar dari penjual itu dengan telinganya sendiri.
dia berpikir " sayur ini didapatkannya dengan jerih payah menanam dan usaha benar"

bagaimana pikiran ini? positif / negatif.

=========================
DAN BAGAIMANA JIKA SESEORANG

contoh
A.anda jalan kepasar melihat daging digantung...muncullah 2 pikiran.
1. daging ini didapat dengan membunuh?
2. daging ini didapatkan dengan cara benar.?
dia tdk melihat dengan mata kepala-nya sendiri.....
dia tidak mendengar suara makhluk atau perkataan penjual dengan telinganya sendiri.
dia berpikir " DAGING INI PASTI DIDAPAT DARI HASIL MEMBUNUH"

bagaimana kah orang ini? positif atau negatif?

dan seterusnya...

===================

janganlah mengambil keputusan negatif
janganlah mengambik keputusan positif.
sebelum kau memastikannya dengan mata kepala sendiri
dengan telinga sendiri..
setelah memastikan-nya....singkirkan pikiran negatif
dan berpikirlah positif.

belajarlah dari pikiran negatif dan mulailah berpikir positif.
pikirkan efek dari pikiran yang di timbulkan negatif
dan bandingkan efek dari pikiran positif.

sekiranya telah jelas....
ANDA yang saya maksud adalah bentuk pikiran sekarang yang beranggapan bahwa makan daging kamma buruk.
bukan anda sebenarnya saudara 1top1. mohon maaf kalau saya menggunakan kata ANDA

@@^^ dikatakan sutuju kamma netral VEGETARIAN, lalu tindakan yg non vege yg ada unsur menyumbang industri pejagalan hewan itu termasuk kamma netral atau bukan ?....hny numpang lewat....masih bingung atas pernyataan sepotong2 pendapat di ATAS. thx
ini lah unsur pikiran negatif yang berpikir bahwa "PASTI-LAH daging yang di jual di pasar adalah hasil pembunuhan."

yang membunuh yang dapat kamma buruknya....

pokok permasalahan ini adalah " daging selalu dikaitkan dengan pembunuhan " daging tidak bisa didapatkan tanpa pembunuhan.
belajarlah dari bentuk pikiran anda...ke-arah negatif atau bentuk positif.
 
Tidak pernah dengar ada hewan yg mati karena tua, atau sakit ..baru dipotong , kemudian dagingnya dijual ....siapa yg mo beli ??? kecuali diam2 menjual dicampur daging segar. karena daging yg mati itu beda dengan daging seger. Yg benar aja argumen anda..@bro marce.
 
@akiong, mengapa anda tidak bisa menerima pendapat orang lain? mengapa anda selalu menganggap pendapat anda yang paling benar? Bila anda mengatakan bahwa apa yang dikatakan sang Buddha tentang diperbolehkannya manusia (bahkan Bhikkhu, tentunya dengan aturan tertentu yach) memakan daging adalah salah, maka saya boleh berkata seperti ini kan, MENGAPA ANDA MEMPERCAYAI KATA KATA ORANG YANG MASIH BELUM MENCAPAI ORIGINAL MIND (MENGGUNAKAN KATA2 ANDA), KARENA SANG BUDDHA SENDIRI PERNAH MENOLAK PERMINTAAN DEVADATTA AGAR SEORANG BHIKKHU VEGETARIAN. SALAH SATU CONTOH ANDA PERCAYA DENGAN "MANUSIA YANG MASIH BELUM MENCAPAI KESEMPURNAAN" (TENTUNYA BILA SAYA MENGARTIKAN PANDANGAN ANDA TENTANG VEGETARIAN) INI ADALAH MENGAPA ANDA PERCAYA MAITREYA ADALAH CALON BUDDHA YANG AKAN DATANG? BAGAIMANA ADA BISA PERCAYA? MENGAPA BISA PERCAYA? JANGAN BERKATA BAHWA ADA PATRIAH ANDA YANG MERUPAKAN TITISAN MAITREYA DARI MANA ANDA TAHU HAL INI, APAKAH ANDA YAKIN 100%, TAPI KATA2 MAITREYA INI AWALNYA DARI MANA? ITULAH YANG JADI PERMASALAHAN.
Saya akui bagus memang menjadi vegetarian, tapi kembali ke kalimat, mengapa harus vegetarian, kalo alasannya cuma karena kalo makan daging kita ikut berpartisipasi dalam penyediaan daging. mengapa anda tidak berpikir kalo hama yang dibunuh pada saat menyiapkan sayuran pun merupakan pembunuhan? jangan bilang petani tidak kreatif lagi, coba anda berkata seperti itu di depan para petani, berani kah anda? Kalo memang anda merasa vegetarian itu lebih baik, dan menginginkan semua orang jadi vegetarian, kenapa anda tidak coba ubah cara anda, coba rangkulah para penjagal, beri mereka pekerjaan baru, sehingga stock daging berkurang dan akhirnya mungkin semua orang akan vegetarian.
Atau pernahkah anda coba berkata seperti ini di forum agama lain, terutama agama I, mengapa anda hanya berani di "kandang", di forum Buddhist, kalo memang anda merasa ini yang terbaik, dan non vegetarian adalah tidak baik? Saya rasa saya dapat membayangkan betapa hebatnya respond yang akan anda terima.

Kembali menanyakan hal yang sama berkali2 karena berkali2 tidak mendapat jawaban, makan telur dan susu apakah termasuk vegetarian? karena telor ada 2 macam, ada yang akan menetas dan tidak, tapi gimana anda membedakan mana yang akan menetas dan tidak? berarti anda tidak yakin juga ikut dalam pembunuhan. Susu, walaupun tidak ada pembunuhan tapi susu berasal dari mahkluk hidup.

Apakah dompet, sepatu, tas yang anda gunakan dari kulit? kulit hewankah itu? bila iya, bukankah anda mendukung pembunuhan makhluk hidup untuk dijadikan produk lain. bagaimana dengan baju anda?
 
saya sebenarnya sudah tidak mau membahas masalah vegetarian...

hanya saja @1top1 yang meminta...dia special dimata saya...
karena pernah memberi saya sesuatu yang berharga...
jadi sekilas share mind saja. ^^
 
Menurut gw, mau ngemis atau mau ngamen terserah asal jangan nodong atau maksa.
 
well ada juga yang ngemis nya maksa lohh, di toko wa begitu dah di kasih gak cukup katanya buset dah
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.