napster
IndoForum Newbie A
- No. Urut
- 153823
- Sejak
- 10 Okt 2011
- Pesan
- 394
- Nilai reaksi
- 7
- Poin
- 18
Keputusan pemerintah untuk mempertahankan harga BBM bersubsidi tak lepas dari harga minyak dunia di pasar dunia yang cenderung menurun akibat krisis global. Untuk tahun depan, pemerintah sepakat menyediakan anggaran subsidi BBM sebesar Rp123,6 triliun atau setara dengan 40 juta kiloliter (kl) BBM.
Masalahnya, subsidi ini didasarkan pada patokan harga minyak Indonesia (ICP) sebesar US$90 per barel. Padahal, pada September lalu saja ICP masih berada di level US$111 per barel alias di atas patokan harga pemerintah. Bukan tidak mungkin, ICP akan naik lagikarena pekan ini harga minyak kembali menguat seiring membaiknya perekonomian Amerika.
Mungkin karena itu, fraksi Golkar dan PDI Perjuangan di Banggar mengusulkan kepada pemerintah untuk mengurangi konsumsi BBM sebesar 2 hingga 4 juta kl. Pemerintah sendiri hanya menyanggupi pengurangan subsidi BBM premium sebesar 2,2 juta kl.
Dengan demikian, tahun depan konsumsi premium akan ditekan dari rencana 24,4 juta kl menjadi 22,2 juta kl. “Kami hanya bisa menekan konsumsi BBM 2,2 juta kl. Itu pun dengan margin error 10%,” kata Agus Martowardojo, Menteri keuangan.
Untuk menekan konsumsi premium, Banggar mengusulkan kepada pemerintah untuk melarang mobil pribadi penggunakan premium. Pemerintah sepakat dengan usul tersebut, walaupun sampai saat ini belum diputuskan kebijakan seperti apa yang akan diambil.
Hanya saja, seperti dikatakan Evita Herawati Legowo, Dirjen Migas, pemerintah tengah membahas opsi untuk mengurangi konsumsi BBM. Pertama penggunaan radio frequency identification (RFID) pada kendaraan umum. Opsi lainnya adalah cash back dan penggunaan barcode. “Mudah-mudahan Keppres-nya sudah turun sebelum Desember ini,” kata Evita.
Belum jelas, opsi mana yang akan dipilih pemerintah. Tetapi, yang jelas, tahun depan mobil pribadi dilarang memakai premium. [mdr]
Sumber