Mendengkur, Pengganggu Diri dan Orang Lain
Kebiasaan yang sering kali dialami banyak orang ketika tidur adalah keluar suara dengkuran. Meski masih dianggap lumrah, ada sebagian lain yang merasa amat terganggu. Tidak hanya buat dirinya, tapi juga orang lain.
Dengkuran adalah suara yang keluar selama tidur akibat getaran pada jaringan lunak pada bagian belakang hidung dan tenggorokan. ”Mendengkur disebabkan penyempitan saluran udara bagian atas. Udara didorong dari bawah melewati saluran udara yang sempit di sekeliling jaringan yang bergetar yang menghasilkan suara,” kata General Health Specialist Mayo Clinic, Ralph Poore.
Secara umum, penyebab utama mendengkur adalah penyumbatan pada sirkulasi udara di kerongkongan akibat ketidakstabilan jaringan lunak pada langit-langit di rongga mulut.
Pada banyak kasus, mendengkur sering diabaikan dan jarang mendapatkan perawatan medis. Terutama selama hal itu dianggap tidak mengganggu orang lain selama tidur.
Suara yang dikeluarkan timbul karena ketidakstabilan aliran udara ketika seseorang bernapas. ”Pergolakan ini disebabkan ada bagian yang dihambat di antara hidung dan pita suara,” kata Staff Physician Departement of Emergency Medicine Sate, University of New York, Kathryn L Shanks MD.
Penghambatan dapat terjadi sepanjang waktu, tapi akan semakin buruk saat malam hari. Hal itu karena selama tidur fungsi otot di lidah, tenggorokan dan langit-langit mulut dan jalan udara berkurang.
Mendengkur dapat dialami semua orang tanpa memperhatikan jenis kelamin. Kebanyakan, mereka yang mendengkur saat tidur setelah menderita penyakit akibat virus, minum alkohol dan minum obat-obatan.
”Penelitian menunjukkan bahwa 45% pria dan 30% wanita mendengkur. Orang yang mendengkur dapat dilihat bentuk tubuhnya. Sebelumnya, kami berpikir bahwa laki-laki gemuk dengan leher yang tebal adalah pendengkur. Namun, wanita kurus dengan leher yang pendek bisa juga mendengkur bahkan lebih keras,” ujar general otolaryngology dari UCLA's School of Medicine, Andrew Verneuil MD.
Dia menambahkan, secara umum, orang yang mulai beranjak tua dan mengalami kegemukan akan mendengkur. Mendengkur cenderung terjadi pada orang lanjut usia karena kemungkinan otot-otot yang semakin melemah.
Adapun kegemukan bisa jadi berpengaruh, seperti variasi anatomi dari tenggorokan dan hidung seperti rendahnya jaringan rongga-rongga mulut dan membesarnya amandel. Tidur tengkurap juga akan semakin memperburuk keadaan.
Mendengkur tidak bisa dianggap enteng. Ini karena bila dibiarkan akan menjadi serius dan mengganggu kemampuan bernapas. Kondisi ini disebut obstructive sleep apnea (OSA). Episode OSA akan terjadi lebih dari 10 detik dan terjadi lebih dari tujuh kali tiap jam. Episode ini akan mengurangi jumlah oksigen dalam darah yang dapat menyebabkan jantung bekerja lebih berat.
Akibat kerja jantung makin berat, kualitas istirahat pun berkurang. Dengan begitu, sepanjang hari pendengkur kemungkinan akan merasakan mengantuk. Hal ini akan memengaruhi performa kinerja mereka. ”Dalam jangka panjang, mereka akan mengalami tekanan darah tinggi dan pembengkakan jantung,” kata Andrew Verneuil.
Mendengkur akan dapat dilihat dari segi sosial dan medis. Dari sisi sosial, orang yang mengalami mendengkur secara tidak langsung akan mengganggu orang-orang di sekitarnya. Dari segi medis, mendengkur akan mengganggu pola tidur dan mengurangi istirahat yang cukup.
Ketika mendengkur berlangsung lama akan menjadi masalah yang serius atau mengganggu masalah kesehatan. ”Dalam jangka panjang, mereka akan mengalami tekanan darah tinggi dan pembengkakan jantung,” kata Andrew Verneuil.
Kebiasaan yang sering kali dialami banyak orang ketika tidur adalah keluar suara dengkuran. Meski masih dianggap lumrah, ada sebagian lain yang merasa amat terganggu. Tidak hanya buat dirinya, tapi juga orang lain.
Dengkuran adalah suara yang keluar selama tidur akibat getaran pada jaringan lunak pada bagian belakang hidung dan tenggorokan. ”Mendengkur disebabkan penyempitan saluran udara bagian atas. Udara didorong dari bawah melewati saluran udara yang sempit di sekeliling jaringan yang bergetar yang menghasilkan suara,” kata General Health Specialist Mayo Clinic, Ralph Poore.
Secara umum, penyebab utama mendengkur adalah penyumbatan pada sirkulasi udara di kerongkongan akibat ketidakstabilan jaringan lunak pada langit-langit di rongga mulut.
Pada banyak kasus, mendengkur sering diabaikan dan jarang mendapatkan perawatan medis. Terutama selama hal itu dianggap tidak mengganggu orang lain selama tidur.
Suara yang dikeluarkan timbul karena ketidakstabilan aliran udara ketika seseorang bernapas. ”Pergolakan ini disebabkan ada bagian yang dihambat di antara hidung dan pita suara,” kata Staff Physician Departement of Emergency Medicine Sate, University of New York, Kathryn L Shanks MD.
Penghambatan dapat terjadi sepanjang waktu, tapi akan semakin buruk saat malam hari. Hal itu karena selama tidur fungsi otot di lidah, tenggorokan dan langit-langit mulut dan jalan udara berkurang.
Mendengkur dapat dialami semua orang tanpa memperhatikan jenis kelamin. Kebanyakan, mereka yang mendengkur saat tidur setelah menderita penyakit akibat virus, minum alkohol dan minum obat-obatan.
”Penelitian menunjukkan bahwa 45% pria dan 30% wanita mendengkur. Orang yang mendengkur dapat dilihat bentuk tubuhnya. Sebelumnya, kami berpikir bahwa laki-laki gemuk dengan leher yang tebal adalah pendengkur. Namun, wanita kurus dengan leher yang pendek bisa juga mendengkur bahkan lebih keras,” ujar general otolaryngology dari UCLA's School of Medicine, Andrew Verneuil MD.
Dia menambahkan, secara umum, orang yang mulai beranjak tua dan mengalami kegemukan akan mendengkur. Mendengkur cenderung terjadi pada orang lanjut usia karena kemungkinan otot-otot yang semakin melemah.
Adapun kegemukan bisa jadi berpengaruh, seperti variasi anatomi dari tenggorokan dan hidung seperti rendahnya jaringan rongga-rongga mulut dan membesarnya amandel. Tidur tengkurap juga akan semakin memperburuk keadaan.
Mendengkur tidak bisa dianggap enteng. Ini karena bila dibiarkan akan menjadi serius dan mengganggu kemampuan bernapas. Kondisi ini disebut obstructive sleep apnea (OSA). Episode OSA akan terjadi lebih dari 10 detik dan terjadi lebih dari tujuh kali tiap jam. Episode ini akan mengurangi jumlah oksigen dalam darah yang dapat menyebabkan jantung bekerja lebih berat.
Akibat kerja jantung makin berat, kualitas istirahat pun berkurang. Dengan begitu, sepanjang hari pendengkur kemungkinan akan merasakan mengantuk. Hal ini akan memengaruhi performa kinerja mereka. ”Dalam jangka panjang, mereka akan mengalami tekanan darah tinggi dan pembengkakan jantung,” kata Andrew Verneuil.
Mendengkur akan dapat dilihat dari segi sosial dan medis. Dari sisi sosial, orang yang mengalami mendengkur secara tidak langsung akan mengganggu orang-orang di sekitarnya. Dari segi medis, mendengkur akan mengganggu pola tidur dan mengurangi istirahat yang cukup.
Ketika mendengkur berlangsung lama akan menjadi masalah yang serius atau mengganggu masalah kesehatan. ”Dalam jangka panjang, mereka akan mengalami tekanan darah tinggi dan pembengkakan jantung,” kata Andrew Verneuil.