akiong
IndoForum Junior A
- No. Urut
- 41745
- Sejak
- 25 Apr 2008
- Pesan
- 2.971
- Nilai reaksi
- 47
- Poin
- 48
The Way Of Maitreya
Zaman akan berubah terus menerus, kemerosotan alhak/ watak manusia akan lebih pesat dibandingkan kebangkitan spiritual setiap agama. Ketika Maitreya lahir sebagai patriah ke 17 versi MLDD, misi membuka jalan ini dibebankan pada patriah ke 18.
Oleh karena itu, langkah pertama adalah mendidik manusia itu sendiri dulu, mendidik behaviour/ sifat2/karakter2. Cara2 ini sangat bagus jika mengadopsi ajaran Nabi Kong hu cu. Karena itulah kitab2 Kong hu cu dikupas habis, diterapkan dalam ajaran Maitreya sebagai langkah awal menegakkan kebenaran pada diri masing2 manusia.
Kemudian setelah beberapa orang yang lebih serius, yang telah berhasil mengkultivasi behaviour, ajaran sang Budha di ajarkan lebih mendalam, hingga mengamati setiap tindakan, merenung, bertobat, dan melepaskan keinginan dan keterikatan duniawi, dalam praktek2 aplikasi itu, beberapa nasehat nabi Lao Tze dipakai sebagai penghalusan untuk mencapai tahap WU WEI / tanpa pamrih sampai pada tahap WU CIK / tak berbentuk/ arupa.
Kasih Maitreya mengganjurkan orang2 bervegetarian, kesadaran dan konsentrasi itu maha penting, tapi Ahimsa adalah tujuan dari Maha Kasih dan menyelamatan semua mahluk ke pantai bahagia adalah Tujuan akhir.
Cara2 Sang Buddha tidak bisa dipraktekkan secara umum, hanya segelintir orang2 berbakat yang bisa melakukan. Karena misi Maitreya adalah menyelamatan umum / global maka praktek pembinaan yang menegasi kehidupan dihindarkan. Karena bagaimanapun kehidupan adalah penderitaan sprt yang dikemukakan oleh Sang Buddha, tetapi manusia terus melakoninya, terus tumimbal lahir di dalamnya, setiap hari harus menghadapi semua kenyataan yang ada.
Tak ada jalan lain selain menaiki setapak demi setapak jalan pembebasan ini secara bersamaan, pertama2 haruslah manusia dididik behaviour, cara2 manusia menjadi manusia yang benar dengan segala relationship nya. Karena manusia tidak hidup sendiri di hutan bermeditasi. Walaupun hidup di dalam vihara pun pastilah ada interaksi sesama manusia.
Karena manusia tidak mengerti cara2 yang benar sering berbuat berlebihan atau sering berbuat kekurang , sering berbuat tidak efektip walaupun telah benar apa yang dilakukan. Kerena kebodohan manusia lah ini menambah penderitaan yang sudah ada, memperparah samsara.
Zaman akan berubah terus menerus, kemerosotan alhak/ watak manusia akan lebih pesat dibandingkan kebangkitan spiritual setiap agama. Ketika Maitreya lahir sebagai patriah ke 17 versi MLDD, misi membuka jalan ini dibebankan pada patriah ke 18.
Oleh karena itu, langkah pertama adalah mendidik manusia itu sendiri dulu, mendidik behaviour/ sifat2/karakter2. Cara2 ini sangat bagus jika mengadopsi ajaran Nabi Kong hu cu. Karena itulah kitab2 Kong hu cu dikupas habis, diterapkan dalam ajaran Maitreya sebagai langkah awal menegakkan kebenaran pada diri masing2 manusia.
Kemudian setelah beberapa orang yang lebih serius, yang telah berhasil mengkultivasi behaviour, ajaran sang Budha di ajarkan lebih mendalam, hingga mengamati setiap tindakan, merenung, bertobat, dan melepaskan keinginan dan keterikatan duniawi, dalam praktek2 aplikasi itu, beberapa nasehat nabi Lao Tze dipakai sebagai penghalusan untuk mencapai tahap WU WEI / tanpa pamrih sampai pada tahap WU CIK / tak berbentuk/ arupa.
Kasih Maitreya mengganjurkan orang2 bervegetarian, kesadaran dan konsentrasi itu maha penting, tapi Ahimsa adalah tujuan dari Maha Kasih dan menyelamatan semua mahluk ke pantai bahagia adalah Tujuan akhir.
Cara2 Sang Buddha tidak bisa dipraktekkan secara umum, hanya segelintir orang2 berbakat yang bisa melakukan. Karena misi Maitreya adalah menyelamatan umum / global maka praktek pembinaan yang menegasi kehidupan dihindarkan. Karena bagaimanapun kehidupan adalah penderitaan sprt yang dikemukakan oleh Sang Buddha, tetapi manusia terus melakoninya, terus tumimbal lahir di dalamnya, setiap hari harus menghadapi semua kenyataan yang ada.
Tak ada jalan lain selain menaiki setapak demi setapak jalan pembebasan ini secara bersamaan, pertama2 haruslah manusia dididik behaviour, cara2 manusia menjadi manusia yang benar dengan segala relationship nya. Karena manusia tidak hidup sendiri di hutan bermeditasi. Walaupun hidup di dalam vihara pun pastilah ada interaksi sesama manusia.
Karena manusia tidak mengerti cara2 yang benar sering berbuat berlebihan atau sering berbuat kekurang , sering berbuat tidak efektip walaupun telah benar apa yang dilakukan. Kerena kebodohan manusia lah ini menambah penderitaan yang sudah ada, memperparah samsara.