• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Mahayana]SUTRA INTAN/ KIM KONG KENG

Untuk itulah dengan samadhi Prajnaparamita, Arhat atau Bodhisattva berjalan lebih jauh lagi dengan memahami sifat Shunya dari semua dharma (fenomena). Akibatnya, walaupun terjun lagi ke dalam samsara, Pikiran dari Bodhisattva tetap bebas tak terhalangi. Ia secara bebas dapat keluar masuk samsara tanpa harus mengalami dukkha. Ini lah makna yang lebih dalam dari "Teratai bersih murni tak terkotori oleh lumpur".
dalam hal ini sangatlah tidak mungkin dalam tradisi Theravada...
apa anda kurang jelas dengan istilah 5 khandha yang PADAM ?

jadi bagaimana mungkin Bodhisatva mendengar, mencerap, melihat, kemudian mengajar dengan citta?
ingat Abhidhamma juga mengajarkan selain CETASIKA,CITTA, ada RUPA.

Hahaha... entah kenapa, hati ini ngotot bagaimanapun juga prinsip theravada jelas sejalan dalam mahayana. bagi saya, hal ini amat jelas tanpa keraguan.
di mata saya, di luar sekilas tampak berbeda tapi tetap saja dalamnya sama...
maafkan kengototan saya yang tak berbudaya ini. hahahaha

salam metta karuna
sdr kano yang bijak, ada baiknya apabila kita menerima perbedaan sebagai perbedaan dan persamaan sebagai persamaan tanpa pergerakan pikiran.

ada baiknya pula anda belajar Abhidhamma lebih mendalam...karena dari situ akan kelihatan jelas perbedaan pandangan ini..

dalam sutta buddha hanya membahas secara unirversal ttg 5 khandha.
tetapi dalam Abhidhamma lebih dibahas secara rinci dan terperinci.

misalkan contoh umum..
dalam Sutta ibarat Buddha hanya menjelaskan bahwa Komputer terdiri dari Processor,Mainboard,dsb-nya...

dalam Abhidhamma 1 elemen saja seperti Processor pun di bedah lagi menjadi elemen emas, software, dan tenaga kerja ahli yang menggunakan sistem komputerisasi,kemudian listrik nya berapa WATT,dsb-nya..

jadi Abhidhamma ini sangat unik untuk dipelajari, walau membingungkan.

saya rasa diskusi mengenai topik perbedaan ini sudah selesai dan semua nya sudah jelas.

metta :)
 
dalam hal ini sangatlah tidak mungkin dalam tradisi Theravada...
apa anda kurang jelas dengan istilah 5 khandha yang PADAM ?

jadi bagaimana mungkin Bodhisatva mendengar, mencerap, melihat, kemudian mengajar dengan citta?
ingat Abhidhamma juga mengajarkan selain CETASIKA,CITTA, ada RUPA.


sdr kano yang bijak, ada baiknya apabila kita menerima perbedaan sebagai perbedaan dan persamaan sebagai persamaan tanpa pergerakan pikiran.

ada baiknya pula anda belajar Abhidhamma lebih mendalam...karena dari situ akan kelihatan jelas perbedaan pandangan ini..

dalam sutta buddha hanya membahas secara unirversal ttg 5 khandha.
tetapi dalam Abhidhamma lebih dibahas secara rinci dan terperinci.

misalkan contoh umum..
dalam Sutta ibarat Buddha hanya menjelaskan bahwa Komputer terdiri dari Processor,Mainboard,dsb-nya...

dalam Abhidhamma 1 elemen saja seperti Processor pun di bedah lagi menjadi elemen emas, software, dan tenaga kerja ahli yang menggunakan sistem komputerisasi,kemudian listrik nya berapa WATT,dsb-nya..

jadi Abhidhamma ini sangat unik untuk dipelajari, walau membingungkan.

saya rasa diskusi mengenai topik perbedaan ini sudah selesai dan semua nya sudah jelas.

metta :)

Hahaha, sdr. marcedes memang bijaksana. case 1: clear.

Apakah yang bro maksud adalah '5 khandha yang telah padam tidak mungkin muncul lagi?'
kalau hal ini tentu saja saya sangat setuju.
Namun, Bodhisattva yang telah melampaui bhumi ke-8 (yang telah bebas dari kelahiran kembali, Arhat) tidak muncul di samsara dengan cara yang sama dengan kita yang belum bebas.

Saya memang belum menguasai Abhidharma seperti bro, saya hanya belajar sedikit seperlunya saja, yang berhubungan dengan pembelajaran dan praktek saya. Tidak seperti bro yang berpengetahuan luas dan dalam akan Abhdharma. :)

Untuk menjelaskan hal ini, cara yang saya tahu adalah dengan teori 8 kesadaran dari Yogacara.
8 Kesadaran ini terdiri dari kesadaran 5 inderawi + kesadaran indera pikiran (sama dengan theravada), plus kesadaran ke-7 dan ke-8.
Dikatakan bahwa 6 kesadaran tenggelam saat kita tidur, tapi kesadaran ke-7 dan 8 terus bekerja tanpa henti, begitu juga ketika kita meninggal, kesadaran ini terus melaju terlahir dan terlahir kembali berulang-ulang.

Kesadaran ke-8 atau kesadaran Dasar (Alaya Vijnana) adalah Citta yang jernih cemerlang. Saat kita mempraktekkan samadhi, citta yang jernih itulah kesadaran alaya. Ia adalah yang 'mengetahui'.

Kesadaran ke-7 atau pikiran diskriminasi adalah sifat membeda-bedakan(diskriminasi) dari citta. Ia yang menjembatani 6 kesadaran indera dan kesadaran dasar.

Avidya berdiam di kesadaran dasar ini, menutupinya hingga ia tidak dapat melihat kebenaran, membuat kesadaran dasar ini secara keliru yakin akan adanya 'atta'.

Buddha berkata, "Pikiran adalah pelopor". Orang2 juga mulai mengetahui sifat dari citta yang bisa mewujudkan apapun. Abhinna pun muncul dengan pikiran (yang telah mencapai samadhi mendalam).
'Atta' ini pun secara khayal muncul dari kesadaran dasar.

Dari kesadaran ke-7, lalu muncul kesadaran ke-6 (indera pikiran) yang dalam interaksinya dengan 5 indera beserta objeknya memunculkan 5 kesadaran inderawi. Di mana 5 kesadaran inderawi ini selalu muncul bersama dengan kesadaran indera pikiran.

Inilah proses munculnya 6 landasan kesadaran indera sebagaimana dijelaskan Buddha dalam sistem Yogacara.

Maka 6 indera itu pada dasarnya satu, yang jika diusut maka berakhir pada kesadaran dasar.
Dalam theravada (setahu saya) Citta adalah sifat mengetahui yang sebagai mana adanya. Sama halnya, kesadaran dasar adalah fungsi mengetahui dari 'Citta' yang sebenarnya, Tathagatha-garbha, yang tak lahir dan tak mati, yang mutlak.
Hanya saja, Avidya menutupi kebenaran ini hingga lahir kesadaran dasar yang lalu tersesat dan lahir 7 kesadaran turunannya dan terus berputar dalam samsara tanpa henti.

Buddha mengatakan, "Pembebasan tidak dapat diketemukan di luar; pembebasan hanya dapat diketemukan di dalam."
Hal ini karena semua yang ada di luar (dunia yang dicerap 6 kesadaran) adalah ilusi ciptaan kesadaran itu sendiri. Apa ada hal nyata yang bisa dicengkram dari ilusi?
Ini sama seperti mimpi, ada banyak hal dalam mimpi di mana kita bisa merasakannya bagaikan nyata, bisa menangis sedih dan tertawa gembira; tapi tetap tak nyata, tak bisa dicengkram.

Pembebasan hanya dapat diraih dengan 'melihat ke dalam', membawa kesadaran 'kembali' ke sumber asalnya, mengenyahkan kabut Avidya dan merealisasi kebenaran Anatta.

Seperti yang sudah saya sebutkan, Tathagathagarbha memiliki fungsi 'mengetahui'. Jelaslah bahwa Ia bukan sesuatu seperti 'ruang hampa' yang kosong dan 'nihil'. Itulah sebabnya mengapa Nirvana bukanlah paham Nihilisme.
Nirvana bukan koson hampa, lawan dari materi. Nirvana juga bukan keadaan materi. Karena itu Nirvana disebut sebagai 'Keberadaan Menakjubkan' atau keberadaan sejati (Aku Sejati).

Bodhisattva yang telah bebas, yang telah menyadari kebenaran ini, sudah tidak terikat atau terjebak oleh kesadaran-kesadaran indera lagi.
Ditilik dari sudut Tathagathagarbha, semua mahkluk adalah sama, 'Citta' semuanya adalah satu. Itulah mengapa kita bisa bertelepati, sebab pada dasarnya kesadaran kita semua berhubungan.
Bodhisattva bisa mencerap dan mengajar dengan Citta karena Ia telah memahami dan menguasai Citta, bukan dikuasai oleh citta.
Bukankah aliran Chan/Zen punya pepatah, 'pewarisan ajaran langsung dari pikiran ke pikiran', dari citta ke citta.

Cettasika, citta dan rupa semuanya adalah turunan khayal dari Tathagathagarbha. Citta adalah turunan Tathagathagarbha, cettasika (fungsi2 citta) adalah turunan dari citta.

Dalam cara yang tak terbayangkan, Bodhisattva dapat mewujudkan diri sebanyak jumlah debu di semesta. Tidak masuk akal? Samsara ini sebenarnya yang lebih tidak masuk akal bukan? hahaha... semuanya hanyalah ilusi, yang nyata hanya Nirvana.

Maafkan bila penjabaran ini sama sekali tidak memuaskan. Kritik dan saran bro pasti akan membantu untuk menjadi lebih baik lagi... :D
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.