• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Keselamatan hanya di dalam Gereja Katolik

jebling

IndoForum Beginner C
No. Urut
42685
Sejak
5 Mei 2008
Pesan
730
Nilai reaksi
5
Poin
18
Salam Damai

Dalam topik ini , saya sudah mencoba memohon izin menghadirkan thread lama, yg sudah di move oleh moderator.
Saya mencoba menghadirkan kembali, dan berusaha tanpa flame dan lebih dingin, karena bagaimanapun juga ini sangat penting. Kita mulai.


Gereja Yesus

Sebelum membahas tentang Gereja Katolik, baiklah kita membahas tentang Gereja yg didirikan oleh Yesus sendiri diatas Petrus:

Mat 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Mat 16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."


Petrus berarti "Batu Karang,". Dalam bahasa Aram (bukan Yunani) "batu karang" sama disebut "Kefas." Petrus sendiri juga dipanggil Kefas oleh Yesus (bdk Yoh 1:42).
Sehingga ayat itu berbunyi: Engkau adalah Kefas dan di atas Kefas ini.... dst

Masih banyak ayat dan kisah2 yg lain yg menggambarkan Petrus (Kefas) sebagai seorang Pemimpin Jemaat.
Kita lihat juga pengakuan Bapa Gereja, beberapa diantaranya:

Tatian the Syrian

"Simon Cephas answered and said, ‘You are the Messiah, the Son of the living God.’ Jesus answered and said unto him, ‘Blessed are you, Simon, son of Jonah: flesh and blood has not revealed it unto thee, but my Father which is in heaven. And I say unto thee also, that you are Cephas, and on this rock will I build my Church; and the gates of hades shall not prevail against it" (The Diatesseron 23 [A.D. 170]).

Tertullian

"Was anything withheld from the knowledge of Peter, who is called ‘the rock on which the Church would be built’ [Matt. 16:18] with the power of ‘loosing and binding in heaven and on earth’ [Matt. 16:19]?" (Demurrer Against the Heretics 22 [A.D. 200]).


Bapa Gereja, sama sekali tidak meraukan bahwa Yesus mendirikan GerejaNya di atas Petrus. Bahkan hal ini tidak dibantah oleh theologian protestan, beberapa diantaranya:

William Hendriksen
member of the Reformed Christian Church
Professor of New Testament Literature at Calvin Seminary

The meaning is, “You are Peter, that is Rock, and upon this rock, that is, on you, Peter I will build my church.” Our Lord, speaking Aramaic, probably said, “And I say to you, you are Kepha, and on this kepha I will build my church.” Jesus, then, is promising Peter that he is going to build his church on him! I accept this view.

New Testament Commentary: Exposition of the Gospel According to Matthew
(Grand Rapids, MI: Baker, 1973), page 647
JPK page 14

-------------------------

Gerhard Maier
leading conservative evangelical Lutheran theologian

Nowadays a broad consensus has emerged which — in accordance with the words of the text — applies the promise to Peter as a person. On this point liberal (H. J. Holtzmann, E. Schweiger) and conservative (Cullmann, Flew) theologians agree, as well as representatives of Roman Catholic exegesis.

“The Church in the Gospel of Matthew: Hermeneutical Analysis of the Current Debate”
Biblical Interpretation and Church Text and Context
(Flemington Markets, NSW: Paternoster Press, 1984), page 58
JPK pages 16-17




Suksesi Apostolik

Yesus juga berjanji akan menyertai GerejaNya sampai akhir zaman (Mat 28:20). Untuk itu diperlukan sebuah susesi yg dinamakan suksesi Apostolik untuk menjaga GerejaNya tetap berdiri sampai akhir zaman.
Sesuai dengan ayat berikut:

Kis 1:20 : "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.

Oleh karena itu agar GerejaNya yg satu tersebut tetap berdiri, diperlukan adanya suksesi Apostolik yg sah!



Gereja Katolik

Inilah Gereja yg Apostolik itu.
Katolik digunakan pertama kali oleh murid dari St. Yohanes Rasul dan Penginjil:

"Di mana Yesus Kristus ada, di situ ada Gereja Katolik" (Ignasius dari Antiokia, Smym. 8,2, 110 AD).

Gereja Katolik ini menunjuk kepada:

Gereja katolik dalam arti kata yang sebenarnya oleh persekutuan dengan Gereja Roma "yang mengetuai dalam cinta" (Ignasius dari Antiokia, Rom 1, 1)

"Setiap Gereja, artinya umat beriman dari mana-mana, harus sependapat dengan Gereja ini (Gereja Roma) karena kedudukannya yang istimewa" (Ireneus, haer. 3,3,2; dikutip oleh Konsili Vatikan I: DS 3057)


Jadi Gereja Katolik adalah Gereja dalam persekutuan dengan Tahta Suci, Tahta St. Petrus di Roma dan para penggantinya sebagai bagian dari suksesi Apostolik yg sah!



Keselamatan dalam Gereja Katolik

Karena Yesus hanya mendirikan satu Gereja, maka tentu saja, karena jalan satu-satunya untuk mendapatkan keselamatan adalah Yesus, maka GerejaNya tidak bisa dilepaskan dalam sarana keselamatan ini.

Apalagi hal itu ditegaskan oleh Yesus sendiri:

Mat 16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Berdasarkan itulah, maka seperti yg sudah berulang kali dikatakan oleh Bapa Gereja tentang Keselamatan yg hanya di dalam Gereja Katolik, maka Konsil Vatikan II menegaskan sekali lagi:

"Berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi, konsili mengajarkan, bahwa Gereja yang sedang mengembara ini perlu untuk keselamatan. Sebab hanya satulah Pengantara dan jalan keselamatan, yakni Kristus. Ia hadir bagi kita dalam Tubuh-Nya, yakni Gereja. Dengan jelas-jelas menegaskan perlunya iman dan baptis, Kristus sekaligus menegaskan perlunya Gereja, yang dimasuki orang melalui baptis bagaikan pintunya. Maka dari itu andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan" (LG 14).

JAdi jelas sekali,
bahwa Konsili Vatikan II tidak menolak justru menegaskan kembali Extra Ecclesia Nulla Salus (Di luar Gereja Katolik tidak ada keselamatan)
Namun Gereja juga memahami bahwa ada orang yg tidak tersentuh oleh pewartaan Injil, oleh karena itu Gereja juga mengatakan demikian:

"Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal" (LG 16)

Berdasrkan LG 16 di atas maka keselamatan kekal juga dapat diperoleh oleh orang yg :

1. Sebab mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya (Invincible Ignorance)

2. dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata.

Dan akhirnya bagaimanakah keselamatan itu akan didapat?

3. Dengan cara yg tidak kita ketahui, Allah berkenan menyatukan mereka dalam persekutuan dengan Gereja Katolik (bandingkan dg LG 14)



Invincible Ignorance

Keterbatasan akan pewartaan Gereja Katolik tentang Kabar Gembira, menimbulkan banyak orang tidak mengerti dan masuk dalam Sarana Keselamatan tersebut (GK).
Ada dua macam orang yg Ignorance seperti disebutkan di Konsili:

1. Maka dari itu andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya. (LG 14)

2. Mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya.

Gereja memberikan peringatan bahwa Golongan nomor 1 diatas, jelas2 tidak akan selamat! Tetapi untuk yg nomor 2 (Invincible Ignorance) Gereja mengajarkan bahwa masih dimungkinkan untuk mendapatkan keselamatan bukan pasti mendapat keselamatan.

Untuk orang2 Invincible Ignorance ini haruslah dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata.
Hal ini juga mengatakan bahwa perbuatan manusia dapat menjadi pembenaran akan sebuah keselamatan.
Dan untuk itu Rahmat Allah sangat dibutuhkan, agar dengan cara yg tidak ketahui, Allah berkenan menyakunnya dengan GerejaNya.



Hubungan dengan agama lain

Dari Katekismus:

843 Gereja mengakui bahwa agama-agama lain pun mencari Allah, walaupun baru "dalam bayang-bayang dan gambaran". Ia memang belum dikenal oleh mereka, namun toh sudah dekat, karena Ia memberi kepada semua orang kehidupan, napas, dan segala sesuatu, dan Ia menghendaki agar semua manusia diselamatkan. Dengan demikian Gereja memandang segala sesuatu yang baik dan benar yang terdapat pada mereka sebagai "persiapan Injil dan sebagai karunia Dia, yang menerangi setiap orang, supaya akhirnya memperoleh kehidupan" (LG 16)

Jadi dalam Agama lain, bahkan agama yg bukan kristen, GK mengakui ada kebenaran. Tetapi kebenaran yg belum penuh/lengkap/sempurna.
Maka segala unsur yg baik dan benar tersebut dipandang oleh GK sebagai: "persiapan Injil dan sebagai karunia Dia, yang menerangi setiap orang, supaya akhirnya memperoleh kehidupan" (LG 16).
Sehingga diharapkan bahwa mereka akan kembali dan dipersatukan dengan Gereja yg satu, kudus, katolik dan apostolik!


Silakan kalau ada member lain yg akan menambahkan.

Salam
Jebling
 
sebagai orang non-katolik, saya hanya dapat melayangkan sanggahan sbb:
1. Tidak ada keselamatan jika tidak melalui Juruselamat kita, yaitu Yesus Kristus, Anak Domba Allah, korban yang hidup. Jika begitu keadaannya (yang tidak mengetahui kabar baik masih ditoleransi), untuk apa kita menjangkau penduduk di pedalaman? Jika kita tidak melakukannya juga meskipun kita tahu misalnya ada satu orang yang tidak mengenal Kristus sama sekali, dan kita tidak membawanya masuk ke dalam Keluarga Allah, sesungguhnya kita telah hutang darah pada Kristus! Kecuali jika kita sudah mengajaknya tetapi ia tidak terima, maka sesuai dengan LG 14 di atas. Tetapi tetap saja tidak ada keselamatan jika tidak melalui Jalan Kebenaran dan Hidup, yaitu Yesus sendiri!

2. Saya dengar bahwa penafsiran Kitab Suci dalam Gereja Katolik hanya boleh dilakukan oleh magisterium gereja? Saya pernah bertanya jika seseorang diberikan karunia penafsiran Firman bagaimanal. Tapi itu saya kesampingkan dahulu.
bagaimana kalau ayat tersebut (Matius 16:18-19) saya simpulkan seperti ini:
Simon Petrus memang secara literal ditunjuk oleh Tuhan Yesus sebagai penggembala domba-domba Allah yang pertama, dan sebagai batu karang (tentunya bukan sebagai Paus). Tetapi itu tidak menjadikan dia kepala jemaat. Kepala jemaat (bisa diganti dengan gereja, atau perkumpulan atau kesatuan atau eklesian, atau assembly) kita adalah Yesus Kristus dan tidak akan pernah berubah (Ef 1:22 - Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.) Bedakan kepala jemaat dengan gembala. Ini adalah ibarat gembala-gembala dengan tuannya. Jadi, seperti seorang konglomerat meng-hire orang-orang biasa untuk jadi gembala bagi domba-dombanya. Seperti itulah sistem gereja. Allah menempatkan satu gembala bagi satu tempat. dan banyak di tempat-tempat lain.
(btw "pengakuan" Tatian the Syrian merupakan terjemahan dari Mat. 16:16-18)

3. untuk LG 16, mengapa ya kedengarannya seperti Kristus/Tuhan Universal, salah satu ajaran faham New Age? Jadi bukan Gereja Katolik/Am (katholiken ekklesian - Gereja/Persekutuan yang universal) lagi, tetapi Kristus Universal. Semua tuhan dalam semua agama pokoknya sama, mengacu pada satu Tuhan. Apalagi jika anda "perjelas" lagi seperti ini:
Jadi dalam Agama lain, bahkan agama yg bukan kristen, GK mengakui ada kebenaran. Tetapi kebenaran yg belum penuh/lengkap/sempurna.

4. Bagi saya pengertian Gereja Katolik adalah berdasarkan bahasa aslinya, yang berarti Persekutuan (assembly) yang universal. Kata ini terkandung dalam Pengakuan Imam Rasuli (Apostolic Creed), kalimat ke 9: Gereja yang Kudus dan Am / Gereja Katolik yang kudus / Sanctam Ecclesiam Catholicam / Agian Katholiken Ekklesian. Berarti bukan Gereja Katolik Roma saja, tetapi semua yang tergabung dalam Tubuh Kristus, baik Gereja Katolik, Protestan, Kharismatik, Pantekosta, Lutheran, dan macam-macam. Jadi secara kasar, mungkin salah, tetapi jika saya mendalaminya sampai arti sebenarnya, kalimat ini tidak salah. Bahwa tidak ada keselamatan di luar Gereja/Persekutuan Allah, yaitu Sanctam Ecclesiam Catholicam (lebih baik ditulis seperti ini agaknya).
Ada lagunya kan? Seperti yang diajarkan dalam sekolah minggu. Gereja adalah orangnya, bukan bangunannya.

Maaf saya bukan mau mengacau di forum Katholik, tetapi saya hanya ingin bertanya saja. Untuk menambah pengetahuan. Mohon maaf jika saya ada salah karena saya juga masih belajar, dan tidak akan pernah henti-hentinya belajar Alkitab karena meskipun isi Alkitab itu-itu aja tetapi pengertiannya dapat selalu banyak. GBU&JLU.

btw, saya seorang jemaat Gereja Pantekosta di Indonesia, penganut aliran Pentecostal (mirip Kharismatik, tapi bukan).
 
@r3ck0rd

btw, saya seorang Pantekosta (sejenis dengan Kharismatik), Unitarian. Meskipun itu, saya termasuk jemaat GPdI.

Sorry untuk postingan saya saya kira anda seorang Katolik >:D<

Silahkan di lanjut, saya sangat respek dengan pengakuan anda, dengan begitu kita jadi enak berdiskusi, silahkan di lanjut Bro, jangan merasa mengacau atau nge flame, ketika kita sama sama berniat untuk belajar bersama sama.

Kalau ada salah salah kate (kata orang betawi) mohon di maapin yeee

>:D<
 
sebagai orang non-katolik, saya hanya dapat melayangkan sanggahan sbb: !
Hi r3ck0rd,
Tanpa menghilangkan penghormatan saya atas iman kamu, saya akan menjawab sesuai Ajaran Katolik.

1. Tidak ada keselamatan jika tidak melalui Juruselamat kita, yaitu Yesus Kristus, Anak Domba Allah, korban yang hidup. Jika begitu keadaannya (yang tidak mengetahui kabar baik masih ditoleransi), untuk apa kita menjangkau penduduk di pedalaman? Jika kita tidak melakukannya juga meskipun kita tahu misalnya ada satu orang yang tidak mengenal Kristus sama sekali, dan kita tidak membawanya masuk ke dalam Keluarga Allah, sesungguhnya kita telah hutang darah pada Kristus! Kecuali jika kita sudah mengajaknya tetapi ia tidak terima, maka sesuai dengan LG 14 di atas. Tetapi tetap saja tidak ada keselamatan jika tidak melalui Jalan Kebenaran dan Hidup, yaitu Yesus sendiri!
GK memang harus berusaha mewartakan Injil sampai ke pedalaman.

848 "Meskipun Allah melalui jalan yang diketahui-Nya dapat menghantar manusia, yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil, kepada iman yang merupakan syarat mutlak untuk berkenan kepada-Nya, namun Gereja mempunyai keharusan sekaligus juga hak yang suci, untuk mewartakan Injil" (AG 7) kepada semua manusia.

Namun begitu, kita juga sangat terbatas.
Belum dapat menjangkau seluruh pelosok pedalaman.
Bagi orang2 yg belum tersentuh pewartaan Injil, berlakukalah LG 16. Dan inilah yg dinamakan invincible ignorance.
Dan tentu saja, atas kesadaran sendiri menolak Injil dan GerejaNya, pastilah akan berlaku LG 14, seperti katamu itu.

2. Saya dengar bahwa penafsiran Kitab Suci dalam Gereja Katolik hanya boleh dilakukan oleh magisterium gereja? Saya pernah bertanya jika seseorang diberikan karunia penafsiran Firman bagaimanal. Tapi itu saya kesampingkan dahulu.
Harus dilihat apakah benar itu berasal dari Roh Kudus, sebab tidak akan yg berasal dari Roh Kudus bertentangan dengan Yesus dan GerejaNya!
Saya kutip lagi jawaban di topik lain yg juga menyanggah perkataan kamu!

Yoh 14:22 Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?"

Yoh 14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.

Yoh 14:24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Yoh 14:25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;

Yoh 14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Dalam pewartaannya Magisterium (Yoh 14:22) dilindungi oleh Roh Kudus. Tentunya kamu mengerti dalam Katolik ada suksesi Apostolik justru karena Yesus berjanji akan menyertai sampai akhir zaman.


bagaimana kalau ayat tersebut (Matius 16:18-19) saya simpulkan seperti ini:
Simon Petrus memang secara literal ditunjuk oleh Tuhan Yesus sebagai penggembala domba-domba Allah yang pertama, dan sebagai batu karang (tentunya bukan sebagai Paus). Tetapi itu tidak menjadikan dia kepala jemaat. Kepala jemaat (bisa diganti dengan gereja, atau perkumpulan atau kesatuan atau eklesian, atau assembly) kita adalah Yesus Kristus dan tidak akan pernah berubah (Ef 1:22 - Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.) Bedakan kepala jemaat dengan gembala. Ini adalah ibarat gembala-gembala dengan tuannya. Jadi, seperti seorang konglomerat meng-hire orang-orang biasa untuk jadi gembala bagi domba-dombanya. Seperti itulah sistem gereja. Allah menempatkan satu gembala bagi satu tempat. dan banyak di tempat-tempat lain.
(btw "pengakuan" Tatian the Syrian merupakan terjemahan dari Mat. 16:16-18)

Kalau itu pemikiran kamu, seharusnya Yesuspun akan memberi perintah serupa kepada 11 murid yang lain!
Tetapi mengapa hanya Petrus?
Karena Petrus selain sebagai Gembala juga sebagai "pemimpin" jemaat.

1. Petrus ditetapkan menjadi gembala atas kawanan Domba Yesus (yoh 21:15-19)

2. Petrus harus meneguhkan iman saudara2nya (Luk 22:32)

3. Dalam 12 Bab pertama dari Kisah Para Rasul, Petrus tampil sebagai pemimpin jemaat

4. bahkan Dalam Kis 15, ketika ada masalah antara Paulus dengan kaum ebionit (yang, berbeda dengan Paulus, masih menjaga hukum Taurat) Petruslah yang menyelesaikan pertikaian antara mereka (Konsili Gereja Katolik yang pertama). perkataan Petrus mampu membuat jemaat contra Paulus terdiam.

Bapa Gerejapun menunjukkan kedudukan istimewa Petrus dan Penggantinya:

Cyprian of Carthage


"The Lord says to Peter: ‘I say to you,’ he says, ‘that you are Peter, and upon this rock I will build my Church, and the gates of hell will not overcome it. And to you I will give the keys of the kingdom of heaven . . . ’ [Matt. 16:18–19]. On him [Peter] he builds the Church, and to him he gives the command to feed the sheep [John 21:17], and although he assigns a like power to all the apostles, yet he founded a single chair [cathedra], and he established by his own authority a source and an intrinsic reason for that unity. Indeed, the others were that also which Peter was [i.e., apostles], but a primacy is given to Peter, whereby it is made clear that there is but one Church and one chair. . . . If someone does not hold fast to this unity of Peter, can he imagine that he still holds the faith? If he [should] desert the chair of Peter upon whom the Church was built, can he still be confident that he is in the Church?" (The Unity of the Catholic Church 4; 1st edition [A.D. 251]).

"There is one God and one Christ, and one Church, and one chair founded on Peter by the word of the Lord. It is not possible to set up another altar or for there to be another priesthood besides that one altar and that one priesthood. Whoever has gathered elsewhere is scattering" (Letters 43[40]:5 [A.D. 253]).


Semoga jelas, bahwa Petrus bukan hanya sebagai "gembala" tetapi juga "pemimpin jemaat" Gereja yg satu!


3. untuk LG 16, mengapa ya kedengarannya seperti Kristus/Tuhan Universal, salah satu ajaran faham New Age? Jadi bukan Gereja Katolik/Am (katholiken ekklesian - Gereja/Persekutuan yang universal) lagi, tetapi Kristus Universal. Semua tuhan dalam semua agama pokoknya sama, mengacu pada satu Tuhan. Apalagi jika anda "perjelas" lagi seperti ini:
Jadi dalam Agama lain, bahkan agama yg bukan kristen, GK mengakui ada kebenaran. Tetapi kebenaran yg belum penuh/lengkap/sempurna.
Pengertian kamu terbalik
Kristus Yesus adalah Tuhan bagi semua manusia!
Bukan hanya bagi katolik, protestan, ortodox saja. Melainkan Tuhan Allah untuk semua manusia!
Dan Tuhan Allah yg sama itu, menghendaki semua orang selamat!
Bukan hanya orang Israel atau hanya orang Kristen saja!

Tetapi sedikit manusia yg menyadari/mengetahui hal itu!
Tetapi juga, bukan berarti bahwa di dalam yg tidak mengetahui itu (agama lain) tidak ada kebaikan! tetap ada!
Yahudi, Protestan, Islam, Hindu, Budha bahkan kejawen dsb, mempunyai kebaikan-kebaikan.
Tetapi kebaikan itu tidak mampu menyelamatkan.
Kepenuhan keselamatan hanya dalam Yesus Kristus dan dalam Gereja Katolik yg telah didirikaNya sendiri!
Itu syarat mutlak!

4. Bagi saya pengertian Gereja Katolik adalah berdasarkan bahasa aslinya, yang berarti Persekutuan (assembly) yang universal. Kata ini terkandung dalam Pengakuan Imam Rasuli (Apostolic Creed), kalimat ke 9: Gereja yang Kudus dan Am / Gereja Katolik yang kudus / Sanctam Ecclesiam Catholicam / Agian Katholiken Ekklesian. Berarti bukan Gereja Katolik Roma saja, tetapi semua yang tergabung dalam Tubuh Kristus, baik Gereja Katolik, Protestan, Kharismatik, Pantekosta, Lutheran, dan macam-macam. Jadi secara kasar, mungkin salah, tetapi jika saya mendalaminya sampai arti sebenarnya, kalimat ini tidak salah. Bahwa tidak ada keselamatan di luar Gereja/Persekutuan Allah, yaitu Sanctam Ecclesiam Catholicam (lebih baik ditulis seperti ini agaknya).
Ada lagunya kan? Seperti yang diajarkan dalam sekolah minggu. Gereja adalah orangnya, bukan bangunannya.

Gereja memang orangnya, persekutuan umat beriman!
Dan Gereja Katolik adalah (juga) Gereja-Gereja lokal (yang pada umumnya disebut keuskupan).
Tetapi tetap ada syrat dimana Gereja Katolik (lokal) tersebut mampu menyelamatkan:

Saya kutip lagi:
Gereja katolik dalam arti kata yang sebenarnya oleh persekutuan dengan Gereja Roma "yang mengetuai dalam cinta" (Ignasius dari Antiokia, Rom 1, 1)

"Setiap Gereja, artinya umat beriman dari mana-mana, harus sependapat dengan Gereja ini (Gereja Roma) karena kedudukannya yang istimewa" (Ireneus, haer. 3,3,2; dikutip oleh Konsili Vatikan I: DS 3057)


Nah Bapa Gereja yg hidup abad I (jauh sebelum terjadi perpecahan) mengakui bahwa Gereja lokal tersebut harus tetap dalam persekutuan dengan Gereja Roma yg sering disebut dengan Keuskupan Roma dan Uskup Roma adalah Paus sendiri, sebagai pengganti Petrus.

Lebih jauh tentang keterikatan itu, sudah diajarkan dalam katekismus:

815 Manakah ikatan-ikatan kesatuan? Terutama cinta, "ikatan kesempurnaan" (Kol 3:14). Tetapi kesatuan Gereja penziarah juga diamankan oleh ikatan persekutuan yang tampak berikut ini:
- pengakuan iman yang satu dan sama, yang diwariskan oleh para Rasul;
- perayaan ibadat bersama, terutama Sakramen-sakramen;
- suksesi apostolik, yang oleh Sakramen Tahbisan menegakkan kesepakatan sebagai saudara-saudari dalam keluarga Allah


Nah, barusan yg kita bahas adalah ttg suksesi apostolik tersebut.
Apakah Gerejamu mempunyai suksesi apostolik?


Maaf saya bukan mau mengacau di forum Katholik, tetapi saya hanya ingin bertanya saja. Untuk menambah pengetahuan. Mohon maaf jika saya ada salah karena saya juga masih belajar, dan tidak akan pernah henti-hentinya belajar Alkitab karena meskipun isi Alkitab itu-itu aja tetapi pengertiannya dapat selalu banyak. GBU&JLU.

btw, saya seorang Pantekosta (sejenis dengan Kharismatik), Unitarian. Meskipun itu, saya termasuk jemaat GPdI.
Tidak apa2.
Kami senang dengan gaya dan pertanyaan kamu.
dan kita sama2 belajar disini.
Bedanya mungkin karena saya sudah mendapat bimbingan dalam Gereja Katolik yg diakui punya suksesi apostolik yg sah.



Salam
Jebling
 
1. Jika begitu, kontradiktif dong? Karena kitab suci kita menyatakan selain dari Jalan Kebenaran dan Hidup yaitu Tuhan Yesus Kristus tidak ada lagi jalan untuk ke sorga. Karena dari manusia tertua, Adam dan Hawa, seharusnya menurunkan itu kepada anak-cucunya. Kedengarannya memang mustahil. Tetapi bukankah seharusnya begitu? Setidaknya minimal sebelum terserak ke seluruh bumi mereka masih tahu siapakah Tuhan Allah mereka.
Saya juga kadang mikir, gmn mereka bener2 belum tahu Tuhan Yesus? nanti kita tanya ma Tuhan ya... :D
2. Karena Petrus terlebih dahulu. Lalu setelah itu Roh Kudus menyebarkan mereka keluar dari Yerusalem, dan menempatkan mereka sebagai gembala di kota2 tempat mereka mengajar. Misalnya, Filipus di Kaisarea, Paulus di berbagai kota, lalu dititipkan ke orang-orang kepercayaannya di kota tsb.
kalau menurut anda, penggantinya adalah para Paus bukan? jika demikian, bagaimana dengan kasus seperti dalam http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_sexually_active_popes , Paus Benedictus IX, Paus Silvester III, Paus Gregorius VI, dan Paus Clemens II (mereka berempat rebutan takhta Paus). Sahkah mereka dan apakah bisa menjadi teladan bagi masyarakat?

Dan saya kurang setuju kita tidak bisa membangun altar kita sendiri. Seperti bani Ruben, bani Gad, dan setengah suku Manasye, mereka tidak menyebrangi sungai Yordan dan membangun altar mereka sendiri. Yesus berkata bahwa akan tiba saatnya engkau menyembah Allah tidak lagi di Yerusalem, tetapi di seluruh dunia (CMIIW). Kita harus bisa membuat altar kita sendiri jika pemimpin rohani kita jatuh. Tentu saja semuanya harus tetap dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

3. Mungkin anda salah mengerti konteks. Betul bahwa Yesus adalah keselamatan dan Tuhan bagi semua orang. Tapi bukan itu yang saya maksud.
Masalahnya yang saya tangkap adalah ketika memang faham new age adalah seperti ini: ketika Tuhan Yesus Kristus trinitasnya disamakan dengan syiwa, wishnu, dan brahma, atau dengan Allah SWT (mungkin anda kaget ketika saya menyatakan hal ini. Panjang ceritanya, apalagi pertama jika membandingkan Sura 4:157-159 dengan Matius 16:21-23. Sekali lagi maaf, bukan mau memicu ketegangan dengan agama lainnya). mungkin saya atau anda yang salah tangkap. kalau mau abaikan saja.

4. Maksud saya, tidak terbatas pada Gereja Katolik Roma saja, tetapi gereja-gereja/persekutuan-persekutuan lain yang mempunyai titel Gereja dalam nama Tuhan Yesus Kristus, tetap bagian dalam Gereja yang Universal, Gereja yang milik Kristus, bahagian dari Tubuh Kristus.

Apostolic Succession, apakah dalam gereja saya (pemilihan ketua sidang, dalam hal ini ketua GPdI, dalam musyawarah besar) termasuk?

btw, pernah membaca http://www.sarapanpagi.org/diluar-gereja-katolik-sesat-vt582.html dan topik lain yang serupa di sarapanpagi.org?
 
saya cuman percaya kata bible:keselamatan hanya ada dalam Yesus, bukan dlm nama gereja.
 
saya cuman percaya kata bible:keselamatan hanya ada dalam Yesus, bukan dlm nama gereja.
Kalimat di judul tidak sepenuhnya salah:
"Keselamatan hanya ada dalam Gereja yang Kudus dan Am dan melalui Kristus saja."
 
saya cuman percaya kata bible:keselamatan hanya ada dalam Yesus, bukan dlm nama gereja.

Kalau mampu nya cuma seperti itu mau bilang apa lagi...... tidak perlu pembicaraan lebih lanjut....ha ha ha

Ini editan nih

Bro Katolik saya mau tanya nih,..... apa sih bible itu ? anda percaya bible atau percaya Allah ?
 
Bro Katolik saya mau tanya nih,..... apa sih bible itu ? anda percaya bible atau percaya Allah ?

bible..yah menurut pengertian simple saya: GOd's word.
percaya bible/Allah? ow..God's Word is Jesus, Jesus is God.
 
bible..yah menurut pengertian simple saya: GOd's word.
percaya bible/Allah? ow..God's Word is Jesus, Jesus is God.

Darimana kamu tau kalau Bible itu God's word ?

Bukankah kamu bilang bahwa God's word adalah Jesus ?

Dan Jesus tidak pernah menulis Bible ?
 
Tidak ada keselamatan jika tidak melalui Juruselamat kita, yaitu Yesus Kristus, Anak Domba Allah, korban yang hidup. Jika begitu keadaannya (yang tidak mengetahui kabar baik masih ditoleransi), untuk apa kita menjangkau penduduk di pedalaman?

Mari kita renungkan apa yang sudah di tulis oleh Sdr. Jebling...

2. dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata.

Dan akhirnya bagaimanakah keselamatan itu akan didapat?

3. Dengan cara yg tidak kita ketahui, Allah berkenan menyatukan mereka dalam persekutuan dengan Gereja Katolik (bandingkan dg LG 14)


Bagi orang2 yang tergolong invincible ignorance, namun mereka tulus mencari Allah Benar dalam hidupnya, menjawab dan menjalankan suara hatinya yang murni untuk mencari Allah, maka Allah mampu untuk menyelamatkan dombanya tersebut. Karena Allah adalah Allah yang Maha Tau dan Maha Kuasa....dengan Kuasa-Nya maka dengan cara yang mustahil sekalipun orang-orang tersebut bisa masuk dalam persekutuan dan keselamatan dari Gereja Kudus......

Permasalahannya adalah perdebatan dan sejauh mana definisi TULUS-lah yang membuat kita sulit untuk memahami masalah ignorance ini :D Untuk memahami lebih lanjut anda bisa membaca di link di bawah ini:

Ignorance --> http://www.newadvent.org/cathen/07648a.htm

Permasalahan ini perlu didiskusikan secara mendalam karena memang jawabannya tidak mudah. artikel dari Jimmy Akin yang merupakan Chief Apologist dari Catholic Answer (catholic.com) mungkin bisa memberikan kemudahan bagi kita untuk memahami masalah invincible ignorance ini:

Moral theology divides ignorance into a number of categories. The two I will consider here are invincible and vincible. Ignorance is invincible if a person could not remove it by applying reasonable diligence in determining the answer. Ignorance is vincible if a person could remove it by applying reasonable diligence. Reasonable diligence, in turn, is that diligence that a conscientious person would display in seeking the correct answer to a question given (a) the gravity of the question and (b) his particular resources.

The gravity of a question is determined by how great a need the person has to know the answer. The answers to fundamental questions (how to save one's soul, how to preserve one's life) have grave weight. The answers to minor questions (the solution to a crossword puzzle) have light weight.

The particular resources a person has include (a) the ease with which he can obtain the information necessary to determine the answer and (b) the ease with which he can make an accurate evaluation of the evidence once it is in his possession. The graver the question and the greater the resources available, the more diligence is needed to qualify as reasonable. The lighter the question and the fewer the resources available, the less diligence is needed to qualify as reasonable


Berikut ini adalah ulasan Sdr. DV dari Forum Ekaristi untuk memberikan pemahaman lebih bagi kita untuk memahami tulisan Jimmy Akin di atas:

kita tidak bisa menentukan siapa yang masuk surga dan siapa yang masuk neraka (Gereja bisa), kita tidak dapat menentukan secara pasti siapa yang invincible ignorance dan siapa yang vincible ignorance. Tapi baiklah kita coba memakai batasan2 yang dikemukakan Jimmy Akin untuk menebak secara inteligen.

Bila ada seorang Muslim di Jakarta, apakah dia invincible ignorance? Well, pertama kita harus lihat apakah si Muslim ini bisa menghilangkan ignorancenya dengan reasonable diligence (kalau dia tidak bisa berarti dia Invincible Ignorance tapi kalau dia bisa berarti Vincible Ignorance).

Seberapa keras upaya orang untuk melakukan reasonable diligence? Diatas tertulis bahwa ini tergantung dari dua hal, keseriusan pertanyaan (gravity of the question) dan sumber daya yang dia punya. Nah, masalah keselamatan jelas merupakan pertanyaan yang sangat serius. Jadi kita bisa mengatakan bahwa keseriusan dari pertanyaannya adalah paling serius dan tidak ada yang lebih serius. Hal ini menyebabkan naiknya upaya yang harus dilakukan si Muslim untuk melakukan reasonable diligence. Sekarang kita lihat mengenai masalah sumber daya yang dia punya. Di Jakarta tentu saja banyak sekali Gereja Katolik. Banyak sekali Romo yang bisa dia kunjungi. Di Jakarta juga ada beberapa Rumah Sakit Katolik dan Panti Katolik. Dan yang juga banyak sekali adalah Sekolah Katolik. Dari semua institusi Katolik tersebut sebenarnya si Muslim bisa tahu akan keberadaan Katolik dan dia bisa tanya atau pinjam buku di perpustakaan Gereja, sekolah etc. Bahkan, kalau dia ada akses internet dan dia bisa baca BHS Inggris, maka banyak sekali sumber pengetahuan akan Gereja Katolik. Dan perlu diingat bahwa Allah telah memberi rahmat yang cukup bagi SEMUA orang untuk bergabung dengan GerejaNya supaya selamat.

Dari sini kita bisa menebak bahwa kemungkinan seorang Muslim di Jakarta untuk berada dalam kondisi Invincible Ignorance, kecil sekali. Dan bila dia vincibly ignorant, maka kalau dia tidak bergabung dengan Gereja Katolik pada detik akhir kematiannya, dia tidak akan selamat.

Bagi Protestant maka kemungkinan Invincible Ignorant sangat kecil sekali. Kenapa? Karena mereka menerima dan diajari Kitab Suci. Dan iman yang diwahyukan di kitab Suci adalah Iman yang Katolik. Di Kitab suci dikatakan tentang Primacy Petrus (Mat 16:18). Di Kitab Suci dikatakan tentang Kehadiran Nyata Yesus dalam ekaristi (Yoh 6:28-69; 1Kor 10:16-17; 1Kor 11:23-34). Di Kitab Suci disebutkan bahwa Sola Fide adalah salah (Yak 2:24). Di Kitab Suci disebutkan pentingnya Tradisi (2Tes 2:15, 2Tes 3:6; 1Kor 11:2). Di Kitab Suci disebutkan akan adanya korban tahir yang dirayakan bangsa-bangsa dari pagi samapai malam terus menerus, ini merupakan nubuat untuk Misa Gereja Katolik (Mal 1:10-11) dan lain-lain

Bagi Orthodox kemungkinan Invincible Ignorant lebih kecil dari Protestant. Ini karena Orthodox seperti Gereja Katolik juga percaya akan Tradisi+Kitab Suci. Dari Tradisi itu mereka seharusnya bisa mengetahui bagaimana Gereja berfungsi di masa-masa awal Gereja. Dan dari kesaksian Bapa Gereja Awal dari Timur sendiri banyak sekali dari mereka yang menyatakan keutamaan Uskup Roma. Namun mereka tidak mendengarkan perkataan dari Bapa Gereja mereka sendiri.

Yang paling mungkin berada dalam keadaan Invincible Ignorance adalah orang Muslim di negeri seperti Afghanistan dimana pemerintahnya yang bertangan besi mencegah segala informasi non-muslim. Jadi mungkin sekali banyak orang di Afghanistan sebelum perang, berada dalam keadaan invincible Ignorance. Apakah mereka selamat? Tentu saja tidak, untuk selamat mereka harus mencari Tuhan dengan tulus dan mati dalam keadaan tidak berdosa besar.

Nah, kalau tiga syarat terpenuhi (Invincible Ignorance, mencari Allah dengan tulus, tidak mati dalam keadaan berdosa besar) apakah ini merupakan jaminan bahwa mereka akan disatukan dengan Gereja secara ajaib dan memperoleh keselamatan? TIDAK JUGA! Kenapa tidak? Sekali lagi kita ingat akan Katekismus No: 1261. Disini disebutkan bahwa bayi yang tidak berdosa dan tentu saja invincible ignorance pun oleh Gereja tidak dikatakan pasti masuk surga. Jadi meskipun tiga syarat itu terpenuhi BISA SAJA dengan ke Maha AdilanNya, Allah punya pikiran lain dan tidak menyatukan orang tersebut dalam GerejaNya (sehingga dia tidak selamat).

Maka dari itu sangat penting sekali bagi umat manusia yang ingin selamat untuk segera bergabing dengan Gereja secara normal di dunia. Janganlah kita berangan-angan untuk disatukan secara ajaib di detik terakhis saat kita mati. Bukannya itu tidak bsia terjadi, tapi kemungkinan terjadinya keajaiban tersebut tidak bisa diketahui. Lagipula untuk memenuhi 3 syarat tersebut sangat sulit, terutama tidak mati dalam keadaan berdosa besar.

Dan sekali lagi patut ditekankan bahwa kita tidak bisa tahu apakah seseorang itu Invincible Ignorance atau tidak. Dan penilaian diatas tidaklah infallible, namun hanya dugaan menggunakan perhitungan yang cukup logis berdasarkan apa yang sudah kita tahu dan yang sudah diwahyukan Gereja.

Jadi perlu ditekankan bahwa yang namanya invincible ignorance bukan berarti dia pasti akan selamat, karena menganggap ketidaktahuannya akan Allah Sejati (Kebenaran Sejati=GK) adalah suatu hal yang pasti bisa ditoleransi Allah adalah suatu hal yang menyesatkan dan salah! Karena dalam invincible ignorance mempunyai karakter hukuman, invincible ignorance bukannya membantu keselamatan tapi merintangi keselamatan. Santo Thomas Aquinas Pujangga Malaikat Gereja mengatakan sebagai berikut untuk menguatkan pernyataan di atas:

Berikut ini adalah pertanyaan yang diajukan kepada St. Thomas Aquinas:

Objection 1. It would seem that unbelief is not a sin. For every sin is contrary to nature, as Damascene proves (De Fide Orth. ii, 4). Now unbelief seems not to be contrary to nature; for Augustine says (De Praedest. Sanct. v) that "to be capable to having faith, just as to be capable of having charity, is natural to all men; whereas to have faith, even as to have charity, belongs to the grace of the faithful." Therefore not to have faith, which is to be an unbeliever, is not a sin.


St. Thomas Aquinas:
I answer that, Unbelief may be taken in two ways: first, by way of pure negation, so that a man be called an unbeliever, merely because he has not the faith. Secondly, unbelief may be taken by way of opposition to the faith; in which sense a man refuses to hear the faith, or despises it, according to Isaiah 53:1: "Who hath believed our report?" It is this that completes the notion of unbelief, and it is in this sense that unbelief is a sin.

If, however, we take it by way of pure negation, as we find it in those who have heard nothing about the faith, it bears the character, not of sin, but of punishment, because such like ignorance of Divine things is a result of the sin of our first parent. If such like unbelievers are damned, it is on account of other sins, which cannot be taken away without faith, but not on account of their sin of unbelief. Hence Our Lord said (John 15:22) "If I had not come, and spoken to them, they would not have sin"; which Augustine expounds (Tract. lxxxix in Joan.) as "referring to the sin whereby they believed not in Christ."


Bagi saya pengertian Gereja Katolik adalah berdasarkan bahasa aslinya, yang berarti Persekutuan (assembly) yang universal. Kata ini terkandung dalam Pengakuan Imam Rasuli (Apostolic Creed), kalimat ke 9: Gereja yang Kudus dan Am / Gereja Katolik yang kudus / Sanctam Ecclesiam Catholicam / Agian Katholiken Ekklesian. Berarti bukan Gereja Katolik Roma saja, tetapi semua yang tergabung dalam Tubuh Kristus, baik Gereja Katolik, Protestan, Kharismatik, Pantekosta, Lutheran, dan macam-macam. Jadi secara kasar, mungkin salah, tetapi jika saya mendalaminya sampai arti sebenarnya, kalimat ini tidak salah. Bahwa tidak ada keselamatan di luar Gereja/Persekutuan Allah, yaitu Sanctam Ecclesiam Catholicam (lebih baik ditulis seperti ini agaknya).
Ada lagunya kan? Seperti yang diajarkan dalam sekolah minggu. Gereja adalah orangnya, bukan bangunannya.

Pope John Paul II (A.D. 1978 - 2005)
"We are the guardians of something given, and given to the Church universal; something which is not the result of reflection, however competent, on cultural and social questions of the day, and is not merely the best path among many, but the one and only path to salvation." (John Paul II, "I Confirm You to Truth," Address to Joint Assembly of the U. S. Archbishops and the Department Heads of the Roman Curia, March 11, 1989, The Pope Speaks, 34 (September/October, 1989)

"Kita adalah penjaga dari sesuatu yang diserahkan, dan diserahkan ke Gereja universal; sesuatu yang bukan dihasilkan dari refleksi, bagaimana kompletennya, atas pertanyaan kultural dan sosial akhir-akhir ini, dan bukan hanya jalan terbaik diantara banyak jalan, tapi satu-satunya jalan keselamatan."



Jika kita tidak melakukannya juga meskipun kita tahu misalnya ada satu orang yang tidak mengenal Kristus sama sekali, dan kita tidak membawanya masuk ke dalam Keluarga Allah, sesungguhnya kita telah hutang darah pada Kristus! Kecuali jika kita sudah mengajaknya tetapi ia tidak terima, maka sesuai dengan LG 14 di atas. Tetapi tetap saja tidak ada keselamatan jika tidak melalui Jalan Kebenaran dan Hidup, yaitu Yesus sendiri!

Pertama-tama usaha untuk membuat orang lain melawan hati nurani-nya sendiri adalah salah, namun usaha untuk membawa orang lain masuk dalam kebenaran sejati adalah tidak salah jika dilakukan dengan cara yang benar (ketulusan, sikap, komunikasi, dan teladan)..Selama usaha tsb tidak dengan paksaan dan membuat orang lain melawan hati nuraninya sendiri, maka hal tsb tidak salah. Semua cara yang memaksan orang lain melawan hati nuraninya adalah DOSA tertutama jika dilakukan dengan cara menipu, misalnya menggunakan nickname yang seakan2 Katolik, namun memiliki tujuan jahat untuk membuat orang lain masuk dalam jalan kesesatan :D ....karena ada tertulis:

Katekismus Gereja Katolik

153 (Iman adalah rahmat)
Ketika Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Putera Allah yang hidup, berkatalah Yesus kepadanya: "Bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang ada di surga" (Mat 16:17). Iman adalah satu anugrah Allah. Satu kebajikan adikodrati yang dicurahkan olehNya. "Supaya orang dapat percaya seperti itu, diperlukan rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin Roh Kudus, yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah, membuka mata budi, dan menimbulkan pada semua orang rasa manis dalam menyetujui dan mempercayai kebenaran" (Dei Verbum 5).

160 (Kebebasan iman)
Supaya iman itu manusiawi, "manusia wajib secara sukarela menjawab Allah dengan beriman; maka dari itu tak seorang pun boleh dipaksa melawan kemauannya sendiri untuk memeluk iman. Sebab pada hakikatnya kita menyatakan iman kita dengan kehendak yang bebas" (DH 10). "Allah memanggil manusia untuk mengabdi diriNya dalam roh dan kebenaran. Maka ia juga terikat dalam suara hati, tetapi tidak dipaksa ... Adapun itu nampak paling unggul dalam Kristus Yesus" (DH 11). Kristus memang mengundang untuk beriman dan bertobat, tetapi sama sekali tidak memaksa, "Sebab Ia memberi kesaksian akan kebenaran, tetapi tidak mau memaksakan kepada mereka yang membantahnya. KerajaanNya tidak dibela dengan menghantam dengan kekerasan, tetapi dikukuhkan dengan memberikan kesaksian akan kebenaran serta mendengarkannya. Kerajaan itu berkembang karena cinta kasih, cara Kristus yang ditinggikan di salib menarik manusia kepada diriNya"(DH 11).


Salam,
Rafa02
 
Darimana kamu tau kalau Bible itu God's word ?
Bukankah kamu bilang bahwa God's word adalah Jesus ?
Dan Jesus tidak pernah menulis Bible ?

Bible itu God's Word....dah jelas lah. itulah keyakinan iman orng percaya atas kitab sucinya...dan bible itu ditulis oleh melalui inspirasi Roh Allah.
Jesus tidak pernah menulis bible? Di yohanes Firman itu menjadi manusia. itulah Jesus
 
Mari kita renungkan apa yang sudah di tulis oleh Sdr. Jebling...

2. dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata.

Dan akhirnya bagaimanakah keselamatan itu akan didapat?

3. Dengan cara yg tidak kita ketahui, Allah berkenan menyatukan mereka dalam persekutuan dengan Gereja Katolik (bandingkan dg LG 14)


Bagi orang2 yang tergolong invincible ignorance, namun mereka tulus mencari Allah Benar dalam hidupnya, menjawab dan menjalankan suara hatinya yang murni untuk mencari Allah, maka Allah mampu untuk menyelamatkan dombanya tersebut. Karena Allah adalah Allah yang Maha Tau dan Maha Kuasa....dengan Kuasa-Nya maka dengan cara yang mustahil sekalipun orang-orang tersebut bisa masuk dalam persekutuan dan keselamatan dari Gereja Kudus......

Permasalahannya adalah perdebatan dan sejauh mana definisi TULUS-lah yang membuat kita sulit untuk memahami masalah ignorance ini :D Untuk memahami lebih lanjut anda bisa membaca di link di bawah ini:

Ignorance --> http://www.newadvent.org/cathen/07648a.htm

Permasalahan ini perlu didiskusikan secara mendalam karena memang jawabannya tidak mudah. artikel dari Jimmy Akin yang merupakan Chief Apologist dari Catholic Answer (catholic.com) mungkin bisa memberikan kemudahan bagi kita untuk memahami masalah invincible ignorance ini:

Moral theology divides ignorance into a number of categories. The two I will consider here are invincible and vincible. Ignorance is invincible if a person could not remove it by applying reasonable diligence in determining the answer. Ignorance is vincible if a person could remove it by applying reasonable diligence. Reasonable diligence, in turn, is that diligence that a conscientious person would display in seeking the correct answer to a question given (a) the gravity of the question and (b) his particular resources.

The gravity of a question is determined by how great a need the person has to know the answer. The answers to fundamental questions (how to save one's soul, how to preserve one's life) have grave weight. The answers to minor questions (the solution to a crossword puzzle) have light weight.

The particular resources a person has include (a) the ease with which he can obtain the information necessary to determine the answer and (b) the ease with which he can make an accurate evaluation of the evidence once it is in his possession. The graver the question and the greater the resources available, the more diligence is needed to qualify as reasonable. The lighter the question and the fewer the resources available, the less diligence is needed to qualify as reasonable


Berikut ini adalah ulasan Sdr. DV dari Forum Ekaristi untuk memberikan pemahaman lebih bagi kita untuk memahami tulisan Jimmy Akin di atas:



Jadi perlu ditekankan bahwa yang namanya invincible ignorance bukan berarti dia pasti akan selamat, karena menganggap ketidaktahuannya akan Allah Sejati (Kebenaran Sejati=GK) adalah suatu hal yang pasti bisa ditoleransi Allah adalah suatu hal yang menyesatkan dan salah! Karena dalam invincible ignorance mempunyai karakter hukuman, invincible ignorance bukannya membantu keselamatan tapi merintangi keselamatan. Santo Thomas Aquinas Pujangga Malaikat Gereja mengatakan sebagai berikut untuk menguatkan pernyataan di atas:

Berikut ini adalah pertanyaan yang diajukan kepada St. Thomas Aquinas:

Objection 1. It would seem that unbelief is not a sin. For every sin is contrary to nature, as Damascene proves (De Fide Orth. ii, 4). Now unbelief seems not to be contrary to nature; for Augustine says (De Praedest. Sanct. v) that "to be capable to having faith, just as to be capable of having charity, is natural to all men; whereas to have faith, even as to have charity, belongs to the grace of the faithful." Therefore not to have faith, which is to be an unbeliever, is not a sin.


St. Thomas Aquinas:
I answer that, Unbelief may be taken in two ways: first, by way of pure negation, so that a man be called an unbeliever, merely because he has not the faith. Secondly, unbelief may be taken by way of opposition to the faith; in which sense a man refuses to hear the faith, or despises it, according to Isaiah 53:1: "Who hath believed our report?" It is this that completes the notion of unbelief, and it is in this sense that unbelief is a sin.

If, however, we take it by way of pure negation, as we find it in those who have heard nothing about the faith, it bears the character, not of sin, but of punishment, because such like ignorance of Divine things is a result of the sin of our first parent. If such like unbelievers are damned, it is on account of other sins, which cannot be taken away without faith, but not on account of their sin of unbelief. Hence Our Lord said (John 15:22) "If I had not come, and spoken to them, they would not have sin"; which Augustine expounds (Tract. lxxxix in Joan.) as "referring to the sin whereby they believed not in Christ."




Pope John Paul II (A.D. 1978 - 2005)
"We are the guardians of something given, and given to the Church universal; something which is not the result of reflection, however competent, on cultural and social questions of the day, and is not merely the best path among many, but the one and only path to salvation." (John Paul II, "I Confirm You to Truth," Address to Joint Assembly of the U. S. Archbishops and the Department Heads of the Roman Curia, March 11, 1989, The Pope Speaks, 34 (September/October, 1989)

"Kita adalah penjaga dari sesuatu yang diserahkan, dan diserahkan ke Gereja universal; sesuatu yang bukan dihasilkan dari refleksi, bagaimana kompletennya, atas pertanyaan kultural dan sosial akhir-akhir ini, dan bukan hanya jalan terbaik diantara banyak jalan, tapi satu-satunya jalan keselamatan."





Pertama-tama usaha untuk membuat orang lain melawan hati nurani-nya sendiri adalah salah, namun usaha untuk membawa orang lain masuk dalam kebenaran sejati adalah tidak salah jika dilakukan dengan cara yang benar (ketulusan, sikap, komunikasi, dan teladan)..Selama usaha tsb tidak dengan paksaan dan membuat orang lain melawan hati nuraninya sendiri, maka hal tsb tidak salah. Semua cara yang memaksan orang lain melawan hati nuraninya adalah DOSA tertutama jika dilakukan dengan cara menipu, misalnya menggunakan nickname yang seakan2 Katolik, namun memiliki tujuan jahat untuk membuat orang lain masuk dalam jalan kesesatan :D ....karena ada tertulis:

Katekismus Gereja Katolik

153 (Iman adalah rahmat)
Ketika Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Putera Allah yang hidup, berkatalah Yesus kepadanya: "Bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang ada di surga" (Mat 16:17). Iman adalah satu anugrah Allah. Satu kebajikan adikodrati yang dicurahkan olehNya. "Supaya orang dapat percaya seperti itu, diperlukan rahmat Allah yang mendahului serta menolong, pun juga bantuan batin Roh Kudus, yang menggerakkan hati dan membalikkannya kepada Allah, membuka mata budi, dan menimbulkan pada semua orang rasa manis dalam menyetujui dan mempercayai kebenaran" (Dei Verbum 5).

160 (Kebebasan iman)
Supaya iman itu manusiawi, "manusia wajib secara sukarela menjawab Allah dengan beriman; maka dari itu tak seorang pun boleh dipaksa melawan kemauannya sendiri untuk memeluk iman. Sebab pada hakikatnya kita menyatakan iman kita dengan kehendak yang bebas" (DH 10). "Allah memanggil manusia untuk mengabdi diriNya dalam roh dan kebenaran. Maka ia juga terikat dalam suara hati, tetapi tidak dipaksa ... Adapun itu nampak paling unggul dalam Kristus Yesus" (DH 11). Kristus memang mengundang untuk beriman dan bertobat, tetapi sama sekali tidak memaksa, "Sebab Ia memberi kesaksian akan kebenaran, tetapi tidak mau memaksakan kepada mereka yang membantahnya. KerajaanNya tidak dibela dengan menghantam dengan kekerasan, tetapi dikukuhkan dengan memberikan kesaksian akan kebenaran serta mendengarkannya. Kerajaan itu berkembang karena cinta kasih, cara Kristus yang ditinggikan di salib menarik manusia kepada diriNya"(DH 11).


Salam,
Rafa02
ok ok sip mengerti.
(Kis 17:16-34)

Bible itu God's Word....dah jelas lah. itulah keyakinan iman orng percaya atas kitab sucinya...dan bible itu ditulis oleh melalui inspirasi Roh Allah.
Jesus tidak pernah menulis bible? Di yohanes Firman itu menjadi manusia. itulah Jesus
yang dia tanya apa kok jawabanya begitu.
kan ditanya kenapa :)
 
Bible itu God's Word....dah jelas lah. itulah keyakinan iman orng percaya atas kitab sucinya...dan bible itu ditulis oleh melalui inspirasi Roh Allah.

Tau dari mana bahwa bible LAI itu adalah God's Word ? bukankah banyak bible bible lain ? ada bible Thomas, ada Barnabas dll, dll, kenapa cuma bible yg kamu pegang saja yg God's Word dan yg ditulis melalui inspirasi Roh Allah ?
Bukankah yg lain itu juga mengaku sama God's Word dan di inspirasikan oleh Roh Kudus ?

Apakah di dalam bible ada tulisan bahwa Injil Markus, Injil Matius dll dll itu adalah God's Word ? sementara yg lain bukan ? apakah ada ?, kalau ngga ada dari mana dasar kamu percaya bahwa itu semua God's Word ?

Kalau jawaban kamu ....... yah dasarnya adalah bible LAI (ha ha ha.....) siapa LAI itu sampai bisa menentukan bahwa yg dia tulis itu adalah God's Word dan di inspirasikan oleh Roh Kudus ?

Jesus tidak pernah menulis bible?

Ya tidak pernah, mana ada Injil Yesus

Di yohanes Firman itu menjadi manusia. itulah Jesus

Iya tapi Yesuskan bukan sebuah buku, Yesus itu hidup, perayaan Natal adalah untuk merayakan kelahiran bayi Yesus, bukan merayakan kelahiran bible ?

Kecuali kalau kamu berpikir bahwa Yesus = Bible

Sekali lagi darimana kamu tau bahwa Bible itu Gods' Word dan di inspirasikan penulisannya oleh Roh Kudus ?







............. yah dasarnya dari bible LAI.... wakakak kak kak......... :P
 
Keselamatan Hanya Melalui Yesus

Tidak ada ayat di Alkitab yang mengatakan bahwa kita bisa memperoleh keselamatan melalui Gereja.

Keselamatan hanya bisa kita peroleh melalui Yesus;

Yohanes 11
11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,

Yohanes 14
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Hak prerogatif untuk menyelematkan adalah milik Tuhan Yesus Kristus, dan hak ini tidak pernah diserahkan ke organisasi gereja Katolik maupun organisasi gereja lainnya.

Mengenai ayat Matius 16:18, Perlu ingat bahwa batu karang yang sebenarnya adalah Yesus (1 Kor 10:4), dimana alam maut/kematian tidak menguasainya, jadi kata-kata "Batu Karang ini" di ayat Mat 16:18 adalah merujuk ke Yesus, bukan Petrus.

Matius 16
16:18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

I Korintus 10
10:4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

Demikianlah pendapat saya. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.
 
Adakah hubungan antara Yesus dan Gereja menurut kamu ?

Sorry pertanyaan singkat bukan berarti nge junk ya, tapi memang pertanyaan itu ngga bisa di panjang2in.
 
Keselamatan

Saya mencoba menangkap arah/tujuan dari pertanyaan anda mengenai hubungan Yesus dengan Gereja.

Sebelumnya kita samakan dulu persepsi kita mengenai Gereja, mudah-mudahan pengertian gereja saya dan anda sama;

Gereja adalah kumpulan/persekutuan orang-orang yang keluar dari kegelapan menuju terang (lihat ayat-ayat dibawah).

Terang itu adalah Yesus
Yohanes 8
8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Jadi Gereja dan Yesus punya hubungan selama definisi gereja tersebut adalah seperti diatas dan ayat berikut ini bukan gereja sebagai bangunan maupun organisasi.

1 Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Efesus 1:22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.

Efesus 1:23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

Jadi kami tetap melihat bahwa keselamatan itu diperoleh hanya melalui Yesus karena dialah Kepala jemaat, bukan pimpinan organisasi gereja.
 
Aaaaaaahhh kamu kasih persoalan yg musti mikir, saya kan mau cuti :(

kalau aku jawabnya nanti ngga keberatan ya ?

Sekarang aku jawab dikit dikit aja

Kita lanjut sedikit

Terang itu adalah Yesus
Yohanes 8
8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."

Jadi Gereja dan Yesus punya hubungan selama definisi gereja tersebut adalah seperti diatas dan ayat berikut ini bukan gereja sebagai bangunan maupun organisasi.

1 Petrus 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Setuju, tapi di ayat itu belum begitu jelas hubungannya dengan Gereja.

Selanjutnya adalah:

Efesus 1:22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.

Efesus 1:23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.


Ayat ini bagus sekali, anda pintar memilih ayat ^;)^

Kita lihat yg versi bahasa Inggrisnya

Douay Rheims Inggris Katolik
Eph 1:22 And he hath subjected all things under his feet, and hath made him head over all the church,
Eph 1:23 Which is his body, and the fulness of him who is filled all in all.


King James Version
King Eph 1:22 And hath put all things under his feet, and gave him to be the head over all things to the church,
Eph 1:23 Which is his body, the fulness of him that filleth all in all.


Church kalau di kamus itu adalah Gereja, jadi dalam bahasa Inggris ayat itu jadi lebih jelas.

Bahwa Yesus adalah Kepala dan Gereja adalah tubuhnya.

Jadi kalau dikatakan "bahwa kita bisa memperoleh keselamatan melalui Gereja. ada benarnya juga, dan ada dalam Alkitab.

Have a nice holiday Bro
 
[QUOTESekali lagi darimana kamu tau bahwa Bible itu Gods' Word dan di inspirasikan penulisannya oleh Roh Kudus ?
[/QUOTE]

wah kalo mau detail panjang bos....karna pake analisa2 segala..
begini aja deh.pokoknya kalo grj secara global dan general akui bible canonisasi itu Gods word,terima aja.
karna kalo mau dijawab pake analisa2...puanjang..ok.
 
[QUOTESekali lagi darimana kamu tau bahwa Bible itu Gods' Word dan di inspirasikan penulisannya oleh Roh Kudus ?

wah kalo mau detail panjang bos....karna pake analisa2 segala..
begini aja deh.pokoknya kalo grj secara global dan general akui bible canonisasi itu Gods word,terima aja.
karna kalo mau dijawab pake analisa2...puanjang..ok.[/QUOTE]

Kamu sama sekali tidak menjawab pertanyaan.

Dan mengenai kalimat "gereja secara global dan general akui bible canonisasi itu God's word" itu gereja yang mana ?

Gereja Katolik mengakui bahwa kitab2 deuterokanonika merupakan bagian kitab suci, sedangkan Protestan tidak dan menganggap kitab2 tsb sebagai kitab apokrif.

Nah, sekarang bible yg kamu pegang itu berdasarkan gereja yg mana? Dan dari mana kamu yakin bhw itu adalah God's word?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.