• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Kata-kata Kebahagiaan Sang Buddha

yanto teguh

IndoForum Beginner B
No. Urut
68266
Sejak
9 Apr 2009
Pesan
1.026
Nilai reaksi
21
Poin
38
Kisah "Kata-kata Kebahagiaan Sang Buddha"


Dua syair ini, syair 153 dan 154 Kitab Suci Dhammapada, adalah ungkapan tulus dan mendalam dari kebahagiaan yang dirasakan Sang Buddha pada saat Beliau mencapai Penerangan Sempurna. Syair-syair ini diulang di Vihara Jetavana atas permintaan dari Yang Ariya Ananda.

Pangeran Siddhattha, dari keluarga Gotama, anak dari Raja Suddhodana dan Ratu Maya dari kerajaan suku Sakya, meninggalkan keduniawian pada usia 29 tahun dan menjadi pertapa untuk mencari Kebenaran (Dhamma).

Selama 6 tahun Beliau mengembara di Lembah Gangga, menemui pemimpin-pemimpin agama yang terkenal, belajar ajaran dan metodenya. Beliau hidup dengan keras dan menyerahkan dirinya pada peraturan pertapaan yang keras. Tetapi ia merasa semua latihan itu tidak berguna.

Akhirnya, Beliau memutuskan untuk menemukan kebenaran dengan jalannya sendiri, dan menghindari dua jalan ekstrim dari pemuasan kenikmatan yang berlebihan dan penyiksaan diri sendiri. Beliau menemukan "Jalan Tengah"',yang menuju kebebasan mutlak, nibbana. Jalan Tengah ini adalah jalan mulia berfaktor delapan, yaitu: Pengertian Benar, Pikiran Benar, Perkataan Benar, Perbuatan Benar, Mata pencaharian Benar, Daya-upaya Benar, Kesadaran Benar, dan Konsentrasi Benar.

Pada suatu sore, duduk di bawah pohon Bodhi, di tepi Sungai Neranjara, Pertapa Siddhattha Gotama mencapai “Penerangan Sempurna” (Bodhi-nana atau Sabbannutanana) pada usia tiga puluh lima tahun. Pada saat malam jaga pertama, Siddhattha mencapai kemampuan batin pengetahuan kelahiran-Nya sendiri yang lampau (Pubbenivasanussati-nana). Pada saat malam jaga kedua, Beliau mencapai kemampuan batin pengetahuan penglihatan tembus (Dibbacakkhu-nana). Kemudian pada malam jaga ketiga, Beliau memahami hukum sebab akibat yang saling bergantungan (Patticcasamuppada) dalam hal kemunculan (Anuloma) demikian pula pengakhiran (Patiloma).

Menjelang fajar, Siddhattha Gotama dengan kemampuan akal-budinya, dan pandangannya yang terang mampu menembus pengetahuan "Empat Kebenaran Mulia". Empat Kebenaran Mulia adalah kebenaran mulia tentang penderitaan (Dukkha Ariya Sacca), kebenaran mulia tentang asal mula penderitaan (Dukkha Samudaya Ariya Sacca), kebenaran mulia tentang akhir penderitaan (Dukkha Nirodha Ariya Sacca), dan kebenaran mulia tentang jalan menuju akhir penderitaan (Dukkha Nirodha Gamini Patipada Ariya Sacca).

Terdapat juga dalam diri Beliau, dengan segala kemurniannya, pengetahuan tentang keberadaan "kebenaran mulia" (Sacca-nana), pengetahuan tentang perlakuan yang diharapkan terhadap "kebenaran mulia" itu (Kicca-nana) dan pengetahuan tentang telah dipenuhinya perlakuan yang diharapkan terhadap "kebenaran mulia" itu (Kata-nana), dengan demikian Beliau mencapai "Sabbannuta-nana" (Bodhi-nana) dari seorang Buddha. Sejak saat ini Beliau dikenal sebagai Buddha Gotama.

Dalam hal ini, perlu dicatat jika "Empat Kebenaran Mulia", dengan tiga aspek tersebut di atas (jadi keseluruhan ada 12 cara) telah benar-benar jelas bagi Beliau, barulah Sang Buddha mengumumkan kepada umat manusia, para dewa, dan para brahma, bahwa Beliau telah mencapai "Penerangan Sempurna", dan menjadi seorang "Buddha".

Pada saat pencapaian tingkat ke-Buddha-an, Beliau membabarkan syair 153 dan 154 berikut ini:

"Dengan melalui banyak kelahiran aku telah mengembara dalam samsara (siklus kehidupan).
Terus mencari, namun tidak kutemukan pembuat rumah ini.
Sungguh menyakitkan kelahiran yang berulang-ulang ini.

O, pembuat rumah, engkau telah ku lihat,
engkau tak dapat membangun rumah lagi.
Seluruh atapmu telah runtuh dan tiangmu belandarmu telah patah.
Sekarang batinku telah mencapai "Keadaan Tak Berkondisi"(Nibbana).
Pencapaian ini merupakan akhir daripada nafsu keinginan."
 
Yang saya tangkap dari post di atas adalah
"Sekarang batinku telah mencapai "Keadaan Tak Berkondisi"(Nibbana)."
Di mana tujuan yang diingin dicapai telah didapat dan membuat Sang Buddha bahagia.
:-bd
 
Yang saya tangkap dari post di atas adalah
"Sekarang batinku telah mencapai "Keadaan Tak Berkondisi"(Nibbana)."

Di mana tujuan yang diingin dicapai telah didapat dan membuat Sang Buddha bahagia.
:-bd

kok membuat Sang Buddha Bahagia? apa ga salah neh? hihihihih......


bener loh.......kok bisa ya?
 
saya suka kata2 ini /no1
"Dengan melalui banyak kelahiran aku telah mengembara dalam samsara (siklus kehidupan).
Terus mencari, namun tidak kutemukan pembuat rumah ini.
Sungguh menyakitkan kelahiran yang berulang-ulang ini.

O, pembuat rumah, engkau telah ku lihat,
Engkau tak dapat membangun rumah lagi.
Seluruh atapmu telah runtuh dan tiangmu belandarmu telah patah.
Sekarang batinku telah mencapai "Keadaan Tak Berkondisi" (Nibbana).
Pencapaian ini merupakan akhir daripada nafsu keinginan."
 
saya suka kata2 ini /no1

wkwkwkwkwkwk......kalo ga salah itu syair lagu dari pekik kemenangan cuma kok di tambah2in ya cantikkkk......

dan ga ada tuh kata keadaan tak berkondisi, memang gue tulisnya sih begitu.....hihihihihi........

pinter juga ya kamu hihihihihihi......

thx ya cantikkkk.....
 
Hs dah pinter blom...BHANTE PLONTOS ???/?
Masih gong-gong phai neh...../sob
mohon pencerahannya...pls
 
gimana supaya bisa pinter..../heh

banyak2 baca buku, berlatih, berusaha, an jangan lupa meditasi karena dengan meditasi berarti melati otak untuk dapat berkonsentrasi jika otak sudah kuat akan konsentrasi segalanya yang kau lihat dapat terekam dengan jelas di otak mu hiihihihi..........
 
kok membuat Sang Buddha Bahagia? apa ga salah neh? hihihihih......


bener loh.......kok bisa ya?

Itu persepsi saya to,
kalau emang salah tolong kasih arahan donk.
Kadang saya masih bingung kalau dah baca kebanyakan :(
 
Itu persepsi saya to,
kalau emang salah tolong kasih arahan donk.
Kadang saya masih bingung kalau dah baca kebanyakan :(

dan jika batin telah mencapai keadaan tak berkondisi itu tidak bedah jauh dari Sang Buddha........., kalo kita2 masih jauh dari itu bosssss.....hihihih.......

Sang Buddha sudah mencapai keadaan di mana sudah tidak lagi terikat akan kebahagiaan atau tidak bahagia....kalo membuat kita bahagia itu mungkin bos hihihih......
 
Wah,
berarti gw masih blom banyak mengenal Sang Buddha.
Nice info to.
Ntar ane cari bacaan lagi. :D
 
indah pada awalnya
indah pada pertengahan
indah pada akhirnya...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.