• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berita Jerman Tuduh Vatikan Tutupi Kebusukan Skandal Gereja

ocoy

IndoForum Senior E
No. Urut
24178
Sejak
19 Okt 2007
Pesan
3.792
Nilai reaksi
116
Poin
63
sqpope_200_200.jpg

Menteri Kehakiman Jerman, Sabine Leutheusser-Schnarrenberger, melontarkan kritik kepada Vatikan terkait dengan dugaan pelecehan seksual yang terjadi baru-baru ini.

Leutheusser-Schnarrenberger menuduh Vatikan telah menutupi kasus pelecehan tersebut. Wanita itu merujuk pada peraturan yang dikeluarkan Vatikan pada tahun 2001. Berdasarkan peraturan tersebut, kasus-kasus yang serius harus diselidiki dahulu oleh para pejabat Gereja. Peraturan yang dikeluarkan pada tahun 2001 tersebut mempersulit upaya pihak berwenang untuk mengungkap pelecehan yang mungkin terjadi di sejumlah sekolah terkemuka di Jerman.

“Bahkan kasus pelecehan paling parah sekalipun hanya menjadi subyek kerahasiaan gereja dan tak boleh diungkap di luar gereja,” kata Leutheusser-Schnarrenberger.

Uskup Stephan Ackermann, yang berbicara atas nama Gereja terkait kasus pelecehan seksual, mengatakan bahwa komentar Leutheusser-Schnarrenberger adalah “absurd”. Ackermann menambahkan, “Pedoman kami meneguhkan bahwa kami melibatkan penuntut negeri.”

“Di banyak sekolah, terdapat dinding kebisuan yang memungkinkan terjadinya pelecehan dan kebisuan,” kata Leutheusser-Schnarrenberger. Demikian lapor sebuah stasiun radio Jerman.

Leutheusser-Schnarrenberger dikenal sebagai seorang pejabat pemerintah liberal sekuler yang kritis terhadap gereja.

Di Jerman, terdapat peraturan bahwa sebuah kasus memiliki batasan 20 tahun untuk dapat diselidiki. Dengan demikian, para pelaku tindak pelecehan dapat meloloskan diri dari jerat hukum. Menteri Pendidikan, Annette Schavan, menyatakan bahwa pembatasan tersebut harus ditinjau ulang selama menyangkut kejahatan seksual yang melibatkan anak-anak.

Dugaan pelehan seksual pertama kali mencuat pada bulan Januari lalu. Saat itu, tujuh mantan siswa Canisius-Kolleg, sebuah preparatory school yang dijalankan oleh Jesuit di Berlin, menyatakan bahwa mereka telah dilecehkan.

Dugaan pelecehan seksual bergulir, meliputi Aloisiuskolleg di Bonn; St Blasien, sebuah boarding school yang dikelola oleh Jesuit di Black Forest; serta sekolah-sekolah Katolik di Hamburg, Göttingen dan Hildesheim. Ada pula dugan pelecehan seksual oleh pendeta-pendeta Benedictine di Biara Ettal dan di St Ottilien, sebuah boarding school di Bavaria.

Di Jerman, terdapat 27 diocese Katolik Roma – 18 diantaranya diduga telah menjadi tempat terjadinya pelecehan seksual yang dilakukan sejumlah pengajar terhadap para siswa.

Pada hari Jumat (05/03), muncul berita tentang pelecehan seksual di Regensburg Diocese. Di diocese tersebut, terdapat paduan suara gereja yang dipimpin oleh saudara Paus Benedict XVI, Pendeta Georg Ratzinger selama 1964-1993. Pelecehan itu dilaporkan terjadi pada tahun 1960-an. Paduan suara tersebut, Domspatzen (“Burung Pipit Katedral”) of Regensburg, kini berada di bawah penyelidikan. .

“Saya tak tahu apa-apa,” kata Bapa Ratzinger (86 tahun) kepada harian Italia La Repubblica. “Insiden yang kita bicarakan terjadi 50 atau 60 tahun yang lalu pada tahun 1950-an. Itu adalah generasi lain sebelum saya berada di sana.” Menurut Bapa Ratzinger, ia menyebutkan perihal pelecehan tersebut dalam perjalanan ke Roma untuk mengunjungi saudaranya.

Komposer Franz Wittenbrink, mantan siswa boarding school tempat paduan suara Domspatzen itu berada, mengatakan kepada majalah Der Spiegel bahwa ia tidak mengerti bagaimana mungkin Bapa Ratzinger, yang notabene memimpin kapel di tempat itu, tidak tahu-menahu tentang apa yang sedang terjadi.

Kepala German Bishops Conference, Uskup Robert Zollitsch, meminta maaf atas terjadinya pelecehan tersebut. Zollitsch akan membicarakan perihal dugaan pelecehan itu dengan Paus pada minggu ini.

Ditanya tentang dampak skandal tersebut, Bapa Ratzinger menyatakan kekhawatiran tentang adanya perasaan penolakan dan kebencian terhadap gereja. “Bagi saya, tampak bahwa di balik pernyataan itu terdapat maksud yang jelas untuk berbicara melawan gereja,” kata Bapa Ratzinger. Bapa Ratzinger menambahkan bahwa ia “sepenuhnya siap” untuk muncul di pengadilan sekiranya pihak berwenang menganggap hal itu perlu.

Pada hari Jumat itu pula, Thomas Pfister, seorang pengacara yang menyelidiki tuduhan pelecehan di Ettal, menyatakan bahwa terdapat sejumlah siswa yang dipukuli dan dilecehkan secara seksual pada beberapa dekade yang lalu.

“Ratusan siswa telah dipukuli. Terdapat sejumlah kasus kesalahan penanganan yang sangat ekstrem, yang secara normal akan dikenai hukuman penjara dalam jangka waktu yang sangat lama .... kebisuan telah melanda tuduhan tersebut,” kata Pfister.

Menurut pengacara tersebut, seorang biarawan telah melakukan serangkaian kekerasan seksual dan pelecehan seksual. Biarawan itu kini telah meninggal.

Pendeta Johannes Bauer mengaku telah memukul para siswa selama ia mengajar di Ettal pada periode 1985-1987. “Dengan menanggung malu, saya harus mengatakan secara etrbuka bahwa saya juga secara brutal menganiaya anak-anak secara fisik dan mempermalukan mereka,” kata Bauer. “Saya sangat menyesal dan meminta maaf”.
 
waduh....koq bisa begitu yah....????
 
peraturan tahun 2001 itu mmg dah.............../swt
 
wah, tritnya Sensitif...;))

btw, bentuk Pelecehannya seperti apa Bro?,...

apa di-Grepe grepe, ato gimana,.../e4

well, kasus pelecehan seksual itu sebenernya hal biasa terjadi kan. Tapi berhubung kasus ini terjadi di Lembaga Keagamaan, jadinya lumayan heboh./hmm.

Dan rasanya jadi jadi lebih gimanaaa gitu, pas yg bikin tritnya member yg biasa maen di FA..:-"
 
wah, tritnya Sensitif...;))

btw, bentuk Pelecehannya seperti apa Bro?,...

apa di-Grepe grepe, ato gimana,.../e4

Saya kurang tahu broww :) nanti InsyaAllah saya carikan yach
well, kasus pelecehan seksual itu sebenernya hal biasa terjadi kan. Tapi berhubung kasus ini terjadi di Lembaga Keagamaan, jadinya lumayan heboh./hmm.

Baru tahu kalo pelecehan seksual tsb, hal yang biasa terjadi di lembaga keagamaan,

Dan rasanya jadi jadi lebih gimanaaa gitu, pas yg bikin tritnya member yg biasa maen di FA..:-"

Waduh jadi gak enak,,, member FA kalo buat thread pasti dilihat FA nya, :)

Semoga tidak ada sentimen pribadi ya browww /no1
 
Baru tahu kalo pelecehan seksual tsb, hal yang biasa terjadi di lembaga keagamaan,
tidak ada pernyataan macam itu Bro,../swt/swt

saya cuman bilang, pelecehan itu adalah kasus yang biasa terjadi, tapi,....berhubung kali ini terjadinya di Lembaga Agama, jadinya lebih heboh beritanya.

Waduh jadi gak enak,,, member FA kalo buat thread pasti dilihat FA nya, :)

Semoga tidak ada sentimen pribadi ya browww /no1

wah, tidak ada sentimen juga ;;)

saya si, orang yg tidak sensitif. Cuman rasanya trit-nya yg rada sensitif kan!;;). Dan lebih terasa “sensitivitasnya” karena yg bikin trit adalah member yg biasa maen di FA ;;)

dan klo ngeliat akibatnya, rasanya jadi ada semacam “pertarungan” berita. Sekarang kamu bikin trit ini, dan Invinsible Star alias Bu Kantin juga bikin trit yg isinya menurut saya rada sensitiv juga..;;). Ud baca donk! ;;)Jadi terkesan ada semacam “balas-balasan”..;;)

Yah, pendapat saya saja.....:-"
 
Ok browwww,,,, nanti buatin saya klonengan yach,,,, gak tahu cara buatnya :D
 
Menunggu Update berita selanjutnya,,,,,

@ Ama padahal gw gak ada maksud "balas-balasan" /gawi
 
Hush jangan begitu,,, gw murni ngeshare wat ngeramein sub forum berita,,, /no1

Kl mau wat FA,,, pasti judulnya udah gw dramatisir =)) kayak postingan sikakek
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.