• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Islamic Economy Corner

Da_VivoS

IndoForum Beginner A
No. Urut
11231
Sejak
8 Feb 2007
Pesan
1.054
Nilai reaksi
31
Poin
48
Assalamualaikum

Udah lama ndak bikin thread jadi kagok. Hehe. :D
OKe langsung aja.
Seperti yang kita tau kalo ekonomi dunia lagi carut marut, dimana kapitalistik purpose mengakibatkan kesenjangan yang tidak bisa di kira-kira lagi dengan akal sehat. Ketika bintang sepak bola dengan gajinya yang mencapai jutaan dolar per minggu tidak ada 1%nya jika dibandingkan dengan penghasilan orang-orang miskin yang memiliki penghasilan hanya mencapai Rp 10 ribu saja dalam sehari.

Pemimpin-pemimpin negara dan para menteri ekonominya selalu mencanangkan pertumbuhan ekonomi dan bualannya yang berbusa mengatakan target pertumbuhan ekonomi telah mencapai target. Namun dilain sisi mereka tidak memperhitungkan bagaimana nasib mereka yang terlindas dengan kata-kata semu sebuah generalisasi pertumbuhan ekonomi. Yang nyata-nyatanya pertumbuhan itu hanyalah angka dari segelintir korporasi-korporasi. Apakah pertumbuhan ekonomi yang seperti ini berbanding lurus dengan kesejahteraan?

Amerika sebagai kiblat dari sistem ekonomi raksasa. Berbagai buku literatur, jurnal ekonomi untuk pemuda bangsa diimpor dari negeri paman sam tersebut. Pada kenyataannya pula negeri tersebut ambruk tahun 2008 karena kredit macet dan transaksi non-riil. Namun mereka tetap berdalih bahwa mereka memiliki sistem recovery untuk itu. Ichsanudin noorsy mengatakan bahwa kecenderungan pendekatan sistem ekonomi kapitalis adalah pendekatan biologis dimana dalam sistem biologi terdapat sistem auto recovery yakni sistem metabolisme dan bukan pendekatan fisika (2010). Malcolm X juga mengatakan bahwa ekonomi kapitalis membutuhkan darah dan jajahan dalam mempertahankan eksistensinya.

Cina pun tampil sebagai kekuatan baru yang menandingi Amerika. Memberikan bentuk lain dari sistem ekonominya. Ekonomi sosialis terbuka. Terbukti membuat negaranya maju dan berkembang. Namun dibalik itu semua, terdapat fakta yang menarik. Cina, dengan penduduk terpadat didunia hanya memberlakukan gaji standar yang murah, teknologi rendah dan kotor. Pembajakan dan prostitusi menjadi lumrah. Produk dengan durability rendah menjadi andalannya. Hal itu dikarenakan pendidikan yang mahal dan sangat terbatas yang menghasilkan non skilled labour. Bencana keruntuhan tambang selalu meminta korban, hanya karena untuk menopang struktur ekonomi dari segi energi dan banyak kecelakaan kerja lainnya yang terjadi. Hal tersebut belum termasuk produk-produk berbahaya bagi konsumen.

Suatu fakta yang miris untuk suatu negara yang digadang-gadang akan memimpin ekonomi dunia. Oleh karena itu suatu pertanyaan besar pasti akan muncul, sistem ekonomi yang mana yang dapat menyelesaikan ini semua. Akankah kita memberlakukan sistem ekonomi yang fiktif dan berdarah sebagai penunjang kesejahteraan? ataukah sistem ekonomi yang hanya memperhatikan output namun tidak memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan kualitas produk serta keamanan konsumen? Namun dari keduanya tetap saja menyalahi peraturan dari smua agama Samawi yang ada. Dimana keduanya menerapkan suatu bentuk sistem dari ekonomi Ribawi.

So, apa alternatifnya? Ekonomi Islam bisa jadi menjadi alternatif. Atau bahkan menjadi solusi. Maka dari itu mari diskusikan ekonomi Islam disini >:D<
 
Problem Mata Uang Kertas (Fiat Money)

Oleh Taufik Hidayat, SEI
Kehancuran kapitalisme di Amerika, Eropa dan dunia Internasional tinggal tunggu waktu. Terlebih lagi bila triliunan US Dollar dana penyelamatan itu tak kunjung membuahkan hasil. Inflasi, resesi dan depresi terus mengancam seolah membuktikan bahwa teori-toeri ekonomi sekarang ini mulai terbukti kerusakannya dan tumbang satu-persatu.

Kehancuran perekonomian ini merupakan harga yang sangat mahal dari sebuah transaksi keserakahan terhadap mata uang kertas (fiat money) ala Amerika dan dunia Eropa. Rakus, tamak, serakah, loba yang dibungkus dalam sebuah sistem ekonomi dengan mengandalkan kekuatan US Dollar sebagai Tuhannya. Padahal secara fakta telah terbukti bahwa sistem ekonomi (berdasarkan fiat money) tersebut mengandung banyak permasalahan didalamnya. Berikut beberapa problem mata uang kertas (fiat money).

Ajang Bisnis Menggiurkan

Dikarenakan ada selisih nilai didalam mata uang kertas (fiat money) antara nilai instrinsik dan nilai nominalnya, maka pastilah ada pihak yang akan diuntungkan. Dalam konteks bisnis, pencetakan mata uang kertas (fiat money) merupakan bisnis yang sangat menggiurkan. Bayangkan saja dalam sebuah ilustrasi, jika anda membuat sebuah produk A dengan biaya total produksi hanya Rp 400. Kemudian Produk A tersebut dijual seharga Rp 1.000, maka sudah untung Rp 600. Lantas kalau dijual seharga Rp 10.000, maka akan untung Rp 9.600. Atau bahkan kalau dijual seharga Rp 100.000, maka akan untung Rp 99.600. Coba bayangkan jika anda mencetak 1000 lembar uang RP 100.000, berapa keuntungan akan anda peroleh ?. Semakin tinggi anda menjualnya (angka nominalnya) maka keuntungan semakin banyak, karena berapapun anda jual, total biaya produksi tetap sama yaitu Rp 400 perlembar.

Dalam pencetakan mata uang US Dollar, nilai instrinsiknya sekitar 4 sen perlembar. Sedangkan nilai nominalnya bisa bervariasi, dari mulai $1, $ 10, atau bahkan $ 100. Dengan nilai nominal yang bervariasi tersebut, biaya Instrinsiknya tetap sama yaitu 4 sen. Kalau The Fed mencetak dengan nominal US $ 100 per lembarnya, padahal nilai sebenarnya cuma 4 sen, berapa keuntungan perlembarnya ?. Ternyata Amerika telah mencetak uang dengan nominal US $ 100 berlembar-lembar dan disebar ke seluruh penjuru dunia. Maka bisa dibayangkan, dengan pola bisnis seperti ini Amerika meraup keuntungan yang sangat besar. Bentuk keuntungan tersebut, kompensasinya Amerika mendapatkan begitu banyak komoditi barang dari berbagai negara yang menggunakan dollar. Hal ini sungguh bisnis yang sangat menggiurkan.

Amerika menikmati pendapatan yang luar biasa besar dari penciptaan mata uang dollar dengan hanya mengandalkan seignorage (selisih biaya cetak atau biaya produksi dengan nilai yang tertera di mata uang/nilai nominal). Keuntungan tersebut semakin besar didapatkan Amerika, ketika semakin banyak negara mensirkulasikan untuk kebutuhan transaksinya. Inilah bisnis abad ini yang sangat menggiurkan sekali. Cuma berbekal selembar kertas mirip kwarto dan sebotol tinta warna serta sebuah mesin cetak mampu meraup keuntungan yang sangat banyak sekali.

Inflasi

Salah satu virus yang ditakuti para ekonom saat ini adalah inflasi yang tidak terkendali. Lantaran itu, Hayek yang meraih Nobel ekonomi tahun 1974, mengkritik keras penggunaan fiat money. Ia mengajukan proposal radikal untuk menghapuskan peran bank sentral dan pada saat yang sama menawarkan ide untuk menggunakan mata uang yang berbasis komoditi (commodity money) seperti emas…Hayek yakin pengguna mata uang akan bisa memilih mana dari mata uang yang beredar (Apakah fiat money atau commodity money) yang akan terus bertahan, lebih kompetitif, dan memuaskan keinginan para penggunanya.

Statmen yang dilontarkan Hayek tersebut, bisa dijabarkan dalam sebuah percontohan yang lebih gamblang sebagai berikut; seseorang meminjam Rp 13 juta dari kawannya, dan berjanji akan mengembalikan dalam jumlah yang sama 10 tahun kemudian. Tentu saja rekan tersebut akan menolaknya, karena nilai Rp 13 juta sekarang akan lebih berharga dibandingkan 10 tahun kemudian. Jika Rp 13 juta saat ini (tahun 2009) bisa untuk membeli setidaknya dapat 1 motor bebek merk Honda, tapi apa yang terjadi 10 tahun kemudian. Sangat mungkin uang Rp 13 juta tidak bisa untuk membeli 1 buah motor Honda lagi, bisa jadi cuma dapat untuk membeli 1 ban motor saja. Hal ini dikarenakan terkena dampak inflasi.

Bagaimana misal, bila uang Rp 13 juta tadi diganti dengan Dinar (1 Dinar = 1,3 juta rupiah pada tahun 2009, jadi kalau Rp13 juta sebanding dengan 10 Dinar). Pertanyaannya, apakah 10 Dinar sekarang lebih berharga dibandingkan 10 tahun yang akan datang?. Memang tidak ada yang bisa memastikan. Tetapi Dinar mempunyai kecenderungan terapresiasi terhadap mata uang kertas (fiat money) manapun. Dalam perbandingan dengan mata uang rupiah, terlihat pada bulan oktober 2003 nilai tukar 1 Dinar adalah Rp 450.000, tahun 2004 senilai Rp 540.000, tahun 2005 senilai Rp 652.000, 2006 senilai Rp 785.000, 2007 senilai 974.000, dan pada juli 2008 senilai Rp 1.150.000, 2009 bulan ini senilai Rp 1.330.000. Dengan kata lain mata uang kertas (fiat money) akan terus terancam inflasi dan mata uang Dinar terbukti terus terapresiasi.

Spekulasi

Aksi spekulasi dari pendekatan secara historis sudah terjadi semenjak beredarnya mata uang kertas yang tanpa di back up dengan emas. Setelah PD I sistem standar emas berakhir, mata uang dunia diganti oleh US Dollar. Baru setelah PD II, persoalan moneter mengarah menjadi sebuah sistem dunia, dengan dimulainya Sistem Bretton Woods. Ditandai dengan lahirnya IMF dan World Bank sejak 1944.

Sejak saat itu semua mata uang dunia berhubungan satu sama lain, dan dikaitkan dengan nilai US Dollar. Nilainya saat itu secara fixed setara dengan satu ounce emas sebanding dengan 35 Dollar. Baru pada awal 1970-an, ketika Richard Nixon menghentikan sistem fixed rate dollar, muncul fenomena sistem “pasar bebas” untuk uang. Jadi baru awal tahun 1970-an, metamorfosis mata uang kertas terjadi. Semula mata uang kertas difungsikan sebagai alat tukar semata, kemudian dijadikan sebagai alat komoditi yang sangat berharga untuk diperdagangkan. Kondisi seperti inilah yang menumbuh suburkan para spekulan dunia bermain kurs mata uang.

Dengan kejadian tersebut, aksi spekulan semakin menggila dan merobohkan bangunan ekonomi sebuah negara. Bayangkan saja, semenjak tahun 1970-an aksi spekulasi omsetnya sudah mencapai sekitar 15 milliar US Dollar. Pada periode 1980-an, saat kontrol mulai mengendor, omset tersebut meningkat empat kali lipat menjadi 60 milliar US Dollar. Dan sekarang, ketika pasar bebas semakin liberal, omset para spekulan diperkirakan mencapai 1,3 triliun US Dollar, alias melonjak lebih dari 20 kali.

Masih ingat dalam benak kita, krisis tahun1997-1998 yang menghancurkan perekonomian Indonesia. Banyak investor domestik pada panik dan trauma akan kejadian tersebut. Tetapi hal ini beda dengan yang dialami George Soros, pemilik Quantum Fund tersebut, dia justru meraup keuntungan besar sekali dari aksi spekulasi di pasar valas. Seorang spekulan kelas kakap yang meraup keuntungan miliaran dollar dari gerak naik-turunnya kurs mata uang kertas (fiat money).

Perampokan


Biasanya, sebuah negara mendapatkan pendanaan salah satunya dari memungut pajak dari rakyatnya. Namun bagi negara super power mereka memungut pajak dari negara-negara lainnya. Itulah berabad-abad yang lalu dikerjakan oleh Imperium Yunani, Romawi, bahkan Inggris Raya. Umumnya negara-negara lain tersebut menyerahkan upeti dalam bentuk emas dan perak. Dalam perjalannya, praktek ini semakin bermetamorfosis dalam bentuk yang lebih canggih lagi.

Namun, untuk pertama kalinya, Amerika Serikat pada abad ke-20 bisa memajaki negara-negara lain di dunia secara tidak langsung, melalui beban inflasi penciptaan mata uang dollar yang tidak di backed dengan emas. Mata uang dollar yang terdistribusi secara luas menempatkan Amerika pada tempat istimewa. Negara-negara lain harus berkeringat menyerahkan hasil buminya berupa minyak, rotan, kayu, emas, dll. Sementara sang super power cukup menukarkannya dengan uang kertas yang bisa dicetak kapan saja dengan nilai instrinsik yang tidak sebanding.

Resiko terjadinya inflasi karena pencetakan mata uang kertas (fiat money) yang melampaui batas, bisa dialihkan oleh Amerika ke beberapa negara yang lain. Caranya dengan memaksa negara-negara tersebut menggunakan mata uang dollar dalam setiap transaksinya serta menyimpannya dalam bentuk devisa negara. Dengan licik inflasi akan beralih dari Amerika ke negara-negara pengguna dollar Amerika.

Bayangkan saja, misal masyarakat Indonesia dengan susah payah mengelola minyak dan hasil bumi. Tenaga, waktu, pikiran, dibawah terik panasnya matahari, banting tulang semua sudah dicurahkan dalam rangka mengolah hasil bumi tersebut. Ternyata setelah semua berhasil dipanen/diolah, harus ditukarkan dengan beberapa lembar mata uang dollar Amerika. Apakah sebanding ? mata uang US $1000 yang sebenarnya harganya cuma 4 sen (mungkin cuma sekitar 400 rupiah) ditukar dengan beras ber ton-ton, minyak berjuta-juta barel, hasil hutan beberapa hektar, gas alam yang sangat banyak sekali.

Minyak bumi, gas alam, kerajinan, hasil hutan, ikan, bahan-bahan mentah di ekspor ke Amerika, dan ditukar oleh Amerika cuma dengan beberapa lembar kertas bertuliskan US $. Apakah sebanding ?, Apakah adil ?. Fenomena tersebut, bukannya berbicara sebanding atau tidak sebanding tukar-menukarnya, tetapi hal ini sudah merupakan perampokan besar-besaran abad ini. Perampokan yang dilakukan negara super power terhadap negara lain yang mengatasnamakan sistem mata uang kertas (fiat money). Jadi semakin banyak bangsa ini memegang dan menyimpan dollar Amerika, maka perampokan juga semakin merajalela di negeri ini.

Kepercayaan Semu

Ketika muncul sebuah pertanyaaan, “Apa bedanya mata uang Rupiah dengan mata uang pada permainan monopoli ?”. Secara fisik tidak ada bedanya, mata uang rupiah ada gambarnya, ada angka nominalnya, ada warnanya. Sedangkan mata uang pada permainan monopoli juga sama, ada gambarnya, ada angka nominalnya, ada warnanya. Kalau memang secara fisik sama dan hampir serupa, lantas kenapa mata uang rupiah berharga dan bisa digunakan untuk transaksi jual beli, sedangkan mata uang monopoli tidak berharga sama sekali . Apa yang sebenarnya terjadi ?.

Jika dikaji lebih mendalam lagi, sebenarnya semua mata uang kertas (fiat money) tidak ada harganya, tidak jauh berbeda dengan uang-uangan pada permainan monopoli. Cuma pada kasus mata uang kertas (fiat money), setiap masyarakat dipaksa oleh kebijakan pemerintah melalui sebuah undang-undang untuk mau menerima mata uang kertas (fiat money).

Agar selembar mata uang kertas (fiat money) tersebut seolah-olah berharga, anda selaku masyarakat dipaksa untuk menerimanya. Pemerintah melarang siapa pun untuk menerbitkan dan mencetak uang kertas. Siapa saja yang berani mencetak uang kertas (selain bank sentral) maka akan diancam penjara bahkan dihukum mati. Sebagai masyarakat harus menerima kebijakan ini taken for granted, tidak boleh ada protes, demo, dan perlawanan dalam bentuk apapun. Pokoknya masyarakat harus menerima mata uang kertas (fiat money) ini. Titik !.

Inilah paksaan dari setiap Bank sentral di setiap negara kepada rakyatnya. Dikemudian hari menimbulkan kebodohan warganya untuk mau menerima mata uang kertas (fiat money) yang sebenarnya adalah mata uang bohong-bohongan. Inilah gambaran betapa arogannya dan otoriternya pemerintah melalui Bank sentral kepada rakyatnya dengan mengatasnamakan “kepercayaan kepada mata uang kertas” [].

Taufik Hidayat, SEI adalah pengajar pada Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Hamfara.

Referensi

1. Muhaimin Iqbal, Dinar The Real Money, Gema Insani, Jakarta, 2009
2. Nofie Iman, Investasi Emas Investasi Bijak di Masa Krisis, Daras Books, Jakarta, 2009
3. Indra Ismawan, Warren Buffet Takutlah Saat Orang Lain Serakah, Serakahlah Saat Orang Lain Takut, Media Pressindo, Yogyakarta, 2009
4. Dinar Emas Solusi Krisis Moneter, Pirac, SEM Institute, INFID, Jakarta, 2001
5. M Luthfi Hamidi, Gold Dinar Sistem Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan, Senayan Abadi Publishing, Jakarta, 2007
6. Muhammad Ma’ruf, Tsunami Finansial, Hikmah, Jakarta, 2009
7. Anonim, Uang Kertas VS Dinar dan Dirham Islam, PTI, Jakarta, 2009

 
Wa'alaikumsalam....

Oke, dari atas saya dapat melihat nilai intrinsik, nilai nominal dan yang lebih penting barangkali "nilai jual".

Namun, apabila melihat dari segi untung rugi, apakah ada pengganti fiat money?Apakah barter dengan emas dsb?
 
Dulu, tahun 900-1900 Inggris yg jadi negara super power dimana mata uang acuannya kpd Pundsterling. (One day like a year), abis itu negara superpower berpindah ke amrik.

skrg, amrik yg jadi negara superpower, sehingga uang yg dijadikan acuan dunia yakni Dollar AS (One day like a month), setelah itu Armik akan dilanda krisis ekonomi besar2an menyebabkan nilai mata uang dollar benar2 merosot

abis itu Negara Super power pindah yakni di tanah sucinya Dajjal, Israel.
dengan tanpa uang kertas. menggunakan Chip salah satunya untuk dijadikan sistem transaksi elektronik.



chip ini memang berguna sebagai alat transaksi pembayaran, mendeteksi keberadaan manusia.

disamping itu, dampak negatifnya semua aktifitas manusia bisa diketahui, dan lagi bisa mengontrol manusia, weew. jangan sampai ditanam, penjelasan lengkapnya cari di google.





rfid_chip.jpg

rfid-chip.jpg

image002.jpg
 
^ Buset....

Era dajjal datang ya...

Era dimana anjing mengigit tuannya... :D
 
hais pideo gw di bawa2
hahaha..
btw
soal gold standart.
dalam hal bentuk uang. memang ndak bisa dipungkiri teknologi semakin maju.
namun hal terpenting yang harus disadari adalah, fiat money saat ini tidak dijamin pada apapun. hanya dijamin oleh UU. oleh karena itu mencetak uang berapapun tetaplah sah. pertimbangannya hanyalah sebuah keseimbangan peredaran uang di masyarakat (inflasi). Bahkan mencetak uang untuk menutup hutang itu adalah boleh. Padahal jika diterapkan gold standar, mencetak uang harus dijamin dengan jumlah emas yang dimiliki negara. dengan begitu ketika negara berhutang (pada rakyat/asing) terdapat jaminan berupa emas. berutang dalam hal ini adalah surat hutang atau uang itu sendiri (uang adalah hutang negara pada rakyatnya).
Nah untuk uang masa depan. uang tersebut adalah besar kemungkinan uang digital. namun permasalahan tetap sama. jika uang tersebut tidak memiliki jaminan yang jelas seperti yang sekarang, yakni hanya sebuah trust. Maka permasalahan yang sama akan sama. Bahkan semakin rumit. karena uang digital sangat sulit untuk dimusnahkan nilainya dan fisiknya.
 
hais pideo gw di bawa2
hahaha..
btw
soal gold standart.
dalam hal bentuk uang. memang ndak bisa dipungkiri teknologi semakin maju.
namun hal terpenting yang harus disadari adalah, fiat money saat ini tidak dijamin pada apapun. hanya dijamin oleh UU. oleh karena itu mencetak uang berapapun tetaplah sah. pertimbangannya hanyalah sebuah keseimbangan peredaran uang di masyarakat (inflasi). Bahkan mencetak uang untuk menutup hutang itu adalah boleh. Padahal jika diterapkan gold standar, mencetak uang harus dijamin dengan jumlah emas yang dimiliki negara. dengan begitu ketika negara berhutang (pada rakyat/asing) terdapat jaminan berupa emas. berutang dalam hal ini adalah surat hutang atau uang itu sendiri (uang adalah hutang negara pada rakyatnya).
Nah untuk uang masa depan. uang tersebut adalah besar kemungkinan uang digital. namun permasalahan tetap sama. jika uang tersebut tidak memiliki jaminan yang jelas seperti yang sekarang, yakni hanya sebuah trust. Maka permasalahan yang sama akan sama. Bahkan semakin rumit. karena uang digital sangat sulit untuk dimusnahkan nilainya dan fisiknya.

dengan kata lain

emas dinegara itu adalah nilai mata uangnya :D (Devisa)

namun timbul permasalahan ketika adanya pasar bebas, gmn ngatasinya :-/
 
Kalau memang menentukan dari nilai emas, maka negara dengan penghasil emas terbesar akan mempunyai kendali atas ekonomi dunia dong :D

Selamatkan papua dari freeport tuh...

Lagian kalau digital apa tidak memungkinkan untuk memperbesar kesempatan money laundry? karena sampai saat ini hal itu sering digunakan penjahat kelas kakap untuk menutupi kejahatannya.
 
Kalau memang menentukan dari nilai emas, maka negara dengan penghasil emas terbesar akan mempunyai kendali atas ekonomi dunia dong :D

Selamatkan papua dari freeport tuh...

Lagian kalau digital apa tidak memungkinkan untuk memperbesar kesempatan money laundry? karena sampai saat ini hal itu sering digunakan penjahat kelas kakap untuk menutupi kejahatannya.

yup, ente tahu lah faktor2 dollar yg jadi acuan :D
krn emas kita dirampok ama US al-bejat X(

sumberdaya khususnya di Indonesia dieksploitasi, jadi nilai dollar pada saat itu emg stabil, dan negara yang memiliki hutang (Negara Debitur) kepada AS ya, mau ga mau gr menuruti si kreditur. ya jadi dollar yg jadi mata uang yg dijadian acuan X(

___
Tambah, kalau khilafah yah, sudah gak ada lagi negara2 lain karena sudah ekspansi dgn negara2 lain, maka dari itu nilainya stabil dan emaspun bisa dikumpulkan, untuk dijadikan nilai mata uang. :D
 
yup, ente tahu lah faktor2 dollar yg jadi acuan :D
krn emas kita dirampok ama US al-bejat X(

sumberdaya khususnya di Indonesia dieksploitasi, jadi nilai dollar pada saat itu emg stabil, dan negara yang memiliki hutang (Negara Debitur) kepada AS ya, mau ga mau gr menuruti si kreditur. ya jadi dollar yg jadi mata uang yg dijadian acuan X(

___
Tambah, kalau khilafah yah, sudah gak ada lagi negara2 lain karena sudah ekspansi dgn negara2 lain, maka dari itu nilainya stabil dan emaspun bisa dikumpulkan, untuk dijadikan nilai mata uang. :D

yap... ai siii ai siii :-bd
 
persoalan dolar menjadi acuan itu masalah politis.. dan bukan secara ekonomi :)
jadi ane ndak bisa bahas disini.
mungkin kalo ada bang asoy bisa jelasin dari segi politis kenapa dolar menjadi standar dunia.
dan 1 catatan juga. hutang-hutang indonesia paling banyak justru bukan ke US. tapi ke IMF dan kroni2nya
selain itu juga US bukan lembaga keuangan dunia, jadi hutang menghutang tetap berada di tangan bankir dunia. Termasuk IMF dan the fed didalamnya.
 
persoalan dolar menjadi acuan itu masalah politis.. dan bukan secara ekonomi :)
jadi ane ndak bisa bahas disini.
mungkin kalo ada bang asoy bisa jelasin dari segi politis kenapa dolar menjadi standar dunia.
dan 1 catatan juga. hutang-hutang indonesia paling banyak justru bukan ke US. tapi ke IMF dan kroni2nya
selain itu juga US bukan lembaga keuangan dunia, jadi hutang menghutang tetap berada di tangan bankir dunia. Termasuk IMF dan the fed didalamnya.

emg secara politik, tapi dari politik tsb juga berdampak ke Perekonomian juga, coba saja, itu faktor2 pendukung politik mereka sehingga Dollar jadi mata uang dunia :D
 
emg secara politik, tapi dari politik tsb juga berdampak ke Perekonomian juga, coba saja, itu faktor2 pendukung politik mereka sehingga Dollar jadi mata uang dunia :D

yah memang politik ndak bisa dilepaskan dari ekonomi. Maka dari ada sebagian orang yang menyebutkan politik-ekonomi. Persis seperti ideologi yang ada saat ini. Demokrasi-kapitalisme dan Komunis-sosialis. Hanya saja untuk islam ndak ada terminologi pemisahan ala sekuler kek gt :)

okeh lanjut bahas ekonominyah

Emas Cukup Untuk Seluruh Umat Manusia, Tetapi…
Oleh Muhaimin Iqbal
Senin, 01 December 2008 07:32
Gold Use

Diciptakannya emas dan perak oleh Allah menurut Imam Ghazali adalah agar emas dan perak ini digunakan sebagai hakim atau timbangan yang adil untuk menilai barang-barang dalam bermuamalah. Hal ini sejalan dengan banyaknya ayat-ayat al-Quran yang memerintahkan kita untuk menegakkan timbangan atau neraca yang berarti juga menegakkan keadilan.

Kalau kita diperintahkan untuk menegakkan timbangan atau bermuamalah secara adil, dan untuk ini dibutuhkan emas atau perak – maka pastilah Allah menyediakannya secara cukup di muka bumi.

Berdasarkan data dari World Gold Council (WGC), sampai akhir tahun lalu tersedia sekitar 170,000 ton emas di seluruh permukaan bumi (cadangan di dalam bumi belum dihitung). Lebih dari separuhnya untuk perhiasan (51%), sedangkan yang dipakai sebagai cadangan di bank-bank sentral seluruh dunia hanya 18 % hampir sama dengan jumlah emas untuk investasi yang sampai 17%.

stock emas

Data lain dari Gold Sheet Link menunjukkan bahwa selama sekitar 170 tahun terakhir trend ketersediaan emas di permukaan bumi meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk bumi. Bahkan ketersediaan emas per kapita dunia cenderung naik dari 0.50 ounces/ kapita pertengahan abad 19 ; menjadi sekitar 0.75 ounces/kapita dasawarsa ini.

Data-data tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa emas sangatlah cukup untuk digunakan sebagai alat bermuamalah atau uang yang adil bagi seluruh penduduk bumi kapanpun dan dimanapun. Hanya keserakahan manusia yang membuatnya seolah emas tidak pernah cukup.

Emas hanya akan cukup digunakan sebagai uang yang adil apabila kondisi masyarakatnya mematuhi aturan penggunaan emas ini secara menyeluruh. Dimana aturan ini adanya ?. Hanya syariat Islam-lah yang memiliki aturan sangat rinci mengenai penggunaan emas ini; coba perhatikan contoh-contoh berikut :


1. Kaum lelaki dalam Islam dilarang menggunakan perhiasan emas; dari grafik diatas menujukkan bahwa emas yang digunakan sebagai perhiasan saat ini sudah 51 % dari seluruh emas yang ada. Pelarangan laki-laki menggunakan emas sebagi perhiasan akan berdampak berkurangnya proporsi emas perhiasan, dan menyisakan lebih banyak emas untuk uang.

2. Pelarangan emas digunakan untuk tempat makan minum, juga akan membuat emas lebih banyak tersedia sebagai uang.

3. Larangan disertai ancaman yang sangat berat adalah menimbun emas dan perak. Karena kalau emas ditimbun, maka berapapun adanya di permukaan bumi tidak akan pernah cukup.

4. Larangan terberat adalah Riba – sampai sampai Allah dan Rasulnya mendeklarasikan perang terhadap pelakunya. Iming-iming riba akan menghilangkan emas yang digunakan sebagai alat muamalah yang adil yang dibutuhkan masyarakat.

5. Perintah agar harta selalu berputar (Al Hasyr :7) adalah kuncinya; kalau emas ini bisa benar-benar berputar (karena tidak ditimbun dan tidak juga di-riba-kan) -maka jumlah tidaklah menjadi masyalah. Sedikit yang berputar akan cukup, sebaliknya sebanyak apapun yang ditimbun atau di-riba-kan tidak akan pernah cukup.

Inilah mengapa rezim emas paska Kekhalifahan seperti Bretton Woods gagal dan akan selalu gagal karena hanya menggunakan emas sebagai standar tidak akan pernah cukup memenuhi keserakahan manusia.

Emas hanya cukup apabila syariat yang mengaturnya ditegakkan; dan hanya Islam yang memiliki syariat ini. Jadi sesungguhnya hanya Islam yang memiliki solusi komprehensif untuk mengatasi gunjang-ganjingnya keuangan dunia saat ini.

Ini pekerjaan besar sekali dan bisa jadi akan memakan waktu yang panjang – diluar batas usia kita; namun pekerjaan ini harus dimulai. Mulai dari diri kita, dengan apa yang kita bisa. Wallahu A’lam.

sumber
 
yah memang politik ndak bisa dilepaskan dari ekonomi. Maka dari ada sebagian orang yang menyebutkan politik-ekonomi. Persis seperti ideologi yang ada saat ini. Demokrasi-kapitalisme dan Komunis-sosialis. Hanya saja untuk islam ndak ada terminologi pemisahan ala sekuler kek gt :)

okeh lanjut bahas ekonominyah

Emas Cukup Untuk Seluruh Umat Manusia, Tetapi…
Oleh Muhaimin Iqbal
Senin, 01 December 2008 07:32
Gold Use

Diciptakannya emas dan perak oleh Allah menurut Imam Ghazali adalah agar emas dan perak ini digunakan sebagai hakim atau timbangan yang adil untuk menilai barang-barang dalam bermuamalah. Hal ini sejalan dengan banyaknya ayat-ayat al-Quran yang memerintahkan kita untuk menegakkan timbangan atau neraca yang berarti juga menegakkan keadilan.

Kalau kita diperintahkan untuk menegakkan timbangan atau bermuamalah secara adil, dan untuk ini dibutuhkan emas atau perak – maka pastilah Allah menyediakannya secara cukup di muka bumi.

Berdasarkan data dari World Gold Council (WGC), sampai akhir tahun lalu tersedia sekitar 170,000 ton emas di seluruh permukaan bumi (cadangan di dalam bumi belum dihitung). Lebih dari separuhnya untuk perhiasan (51%), sedangkan yang dipakai sebagai cadangan di bank-bank sentral seluruh dunia hanya 18 % hampir sama dengan jumlah emas untuk investasi yang sampai 17%.

stock emas

Data lain dari Gold Sheet Link menunjukkan bahwa selama sekitar 170 tahun terakhir trend ketersediaan emas di permukaan bumi meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk bumi. Bahkan ketersediaan emas per kapita dunia cenderung naik dari 0.50 ounces/ kapita pertengahan abad 19 ; menjadi sekitar 0.75 ounces/kapita dasawarsa ini.

Data-data tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa emas sangatlah cukup untuk digunakan sebagai alat bermuamalah atau uang yang adil bagi seluruh penduduk bumi kapanpun dan dimanapun. Hanya keserakahan manusia yang membuatnya seolah emas tidak pernah cukup.

persis yg ente sampaikan, tapi, ane masih bingung, yg dimaksudkan meningkat bagaimana yah :-/

bukankah jumlah emas sebenarnya dimuka bumi ini tetap? tapi jelas, Emas > Manusia dari segi kuantitas

mungkinkah yg dimaksud meningkat itu

1. Apa baru ditemukannya emas yg lain di suatu pertambangan? namun jumlah emas di muka bumi ini masih tetap

2. Adanya perkembangan Transmutasi? (ilmu kimia), mengubah suatu dzat apapun termasuk logam apapun menjadi emas (dengan menyamakan jumlah proton, elektron dan neutron) tapi ini sudah diuji dahulu, namun gagal karena emas benar2 logam mulia, dan tegangan dari proton, elektron dan neutron stabil, untuk emas hasil transmutasi gak karena gak stabil :D. kalo skrg gw ga tau)

3. Apa karena meteor yg baru2 ini jatuh kebumi? kan dasarnya meteor mengandung unsur2 logam yg sama dgn bumi, bahkan pas bumi terbentuk sebagian logam2 yg tertimbun di bumi ini dari meteor pula.

Emas hanya akan cukup digunakan sebagai uang yang adil apabila kondisi masyarakatnya mematuhi aturan penggunaan emas ini secara menyeluruh. Dimana aturan ini adanya ?. Hanya syariat Islam-lah yang memiliki aturan sangat rinci mengenai penggunaan emas ini;

Nice!! jelas sekali, di ideologi/ajaran lain mana ada sesempurna Islam :D
makanya karena keserakahan manusia ingin mengeksploitasi demi kekayaan pribadi dan kelompoknya. Islam selalu dipojokan dgn cara difitnah, dilecehkan, dibantai dsb. :D

coba perhatikan contoh-contoh berikut :

1. Kaum lelaki dalam Islam dilarang menggunakan perhiasan emas; dari grafik diatas menujukkan bahwa emas yang digunakan sebagai perhiasan saat ini sudah 51 % dari seluruh emas yang ada. Pelarangan laki-laki menggunakan emas sebagi perhiasan akan berdampak berkurangnya proporsi emas perhiasan, dan menyisakan lebih banyak emas untuk uang.

dampak ekonominya bener2 terlihat jika dihitung secara cermat :)
dan, dampak utamanya pada dampak moralitas jg :)

2. Pelarangan emas digunakan untuk tempat makan minum, juga akan membuat emas lebih banyak tersedia sebagai uang.

ane masih blom paham, tolong dijelaskan scr rinci bro :D

3. Larangan disertai ancaman yang sangat berat adalah menimbun emas dan perak. Karena kalau emas ditimbun, maka berapapun adanya di permukaan bumi tidak akan pernah cukup.

persis seperti kelakuan anggota DPR, koruptor, pejabat2 AS-Zionis dalam mengeksploitasi tambang emas, khususnya di Papua yg emasnya sedang dikeruk abis2an.

ane heran, zionispunya duid banyak amat, kalau dgn hasil usaha yg halal gak akan cukup tuh untuk mendanai pembentukan, pembangunan dan pertumbuhan untuk negara Zionis. belom lagi membiayai antek2 mereka termasuk JIL, ahmadiyyah, dll, Eksploitasi suatu badan usaha dengan Investasinya terutama saham dan obligasi. dsb

4. Larangan terberat adalah Riba – sampai sampai Allah dan Rasulnya mendeklarasikan perang terhadap pelakunya. Iming-iming riba akan menghilangkan emas yang digunakan sebagai alat muamalah yang adil yang dibutuhkan masyarakat.

Jelas ini bikin kecemburuan sosial dan dampak negatif pada individual, skrg Riba merajalela, tapi heran yah, kalo sesama yahudi/bangsa Israel bunga atau riba gak dipake malah :D.

5. Perintah agar harta selalu berputar (Al Hasyr :7) adalah kuncinya; kalau emas ini bisa benar-benar berputar (karena tidak ditimbun dan tidak juga di-riba-kan) -maka jumlah tidaklah menjadi masyalah. Sedikit yang berputar akan cukup, sebaliknya sebanyak apapun yang ditimbun atau di-riba-kan tidak akan pernah cukup.

Supawi mode : ON
"Harta harus selalu berputar (di dalam istilah akuntansi, yaitu harta lancar/aktiva lancar/asset lancar)

, pada dasarnya harta adalah "public goods". dan Harta adalah darahnya perekonomian, gak boleh tertimbun di bagian organ tertentu, kalau itu terjadi, itu akan membuat perekonomian di suatu negara sakit."

maka dari itu diperlukan Kebijakan Moneter yang Islami untuk mengedarkan harta tersebut. Kebijakan diskonto buang ke laut aja tuh :D, itu malah berpegang teguh ama bunga /swt

kalau "capital" berbeda (Harta tetap/Aktiva tetap/Asset tetap), itu barang untuk keperluan pribadi dan tidak menyendat perekonomian negara :D (tapi ane masih belom bgt paham dgn yg ini) /hmm

Inilah mengapa rezim emas paska Kekhalifahan seperti Bretton Woods gagal dan akan selalu gagal karena hanya menggunakan emas sebagai standar tidak akan pernah cukup memenuhi keserakahan manusia.

Emas hanya cukup apabila syariat yang mengaturnya ditegakkan; dan hanya Islam yang memiliki syariat ini. Jadi sesungguhnya hanya Islam yang memiliki solusi komprehensif untuk mengatasi gunjang-ganjingnya keuangan dunia saat ini.

Ini pekerjaan besar sekali dan bisa jadi akan memakan waktu yang panjang – diluar batas usia kita; namun pekerjaan ini harus dimulai. Mulai dari diri kita, dengan apa yang kita bisa. Wallahu A’lam.

sumber

makanya, kita harus berjuang mendirikan Khilafah Islamiyah, untuk kesejahteraan seluruh umat manusia, boh yg sejahtera itu itu muslim, nasrani, hinduist, buddhis, dsb. semua harus sejahtera!!

/go
 
Ane absen dan baca2x aja bos...

Kalau ada yang ga ngerti, ntar ane tanyain ya..
 
hiks... bikin reply panjang2 lenyap..
redup deh nulis lg :(
besok deh ane coba reply lg
 
1. Apa baru ditemukannya emas yg lain di suatu pertambangan? namun jumlah emas di muka bumi ini masih tetap

2. Adanya perkembangan Transmutasi? (ilmu kimia), mengubah suatu dzat apapun termasuk logam apapun menjadi emas (dengan menyamakan jumlah proton, elektron dan neutron) tapi ini sudah diuji dahulu, namun gagal karena emas benar2 logam mulia, dan tegangan dari proton, elektron dan neutron stabil, untuk emas hasil transmutasi gak karena gak stabil . kalo skrg gw ga tau)

3. Apa karena meteor yg baru2 ini jatuh kebumi? kan dasarnya meteor mengandung unsur2 logam yg sama dgn bumi, bahkan pas bumi terbentuk sebagian logam2 yg tertimbun di bumi ini dari meteor pula.
1. poin ini yg paling posible menurut gw pribadi walopun ane blm dapet britanya yang valid. tapi gw pernah dengar/baca di pertambangan yang sudah ditinggalkan pada beberapa wakt kemudian bisa muncul pertambangan serupa di tempat yg sama (resource kembali muncul) entah dalam bentuk yg sama atau berbeda.
2. this is alchemy, coal into gold. ada yg mengatakan itu bisa dilakukan. tpi entahlah belum pernah ada yg bisa melakukannya. :)
3.kalo meteor gw rasa paling imposible karna setiap harinya bumi dihujani meteor dan orang2 terdahulu juga merasakan hal yang sama namun apa yang dilakukan hanya mengambil batunya sebagai metal forging resource (keris, pedang) kalo emang uda ada goldnya pasti uda ketauan dari dulu :D

ane masih blom paham, tolong dijelaskan scr rinci bro
ini tren latah yg sangat buruk dilakukan oleh kaum muslim saat ini.
kebudayaan/kebiasaan membuat perabotan yang dilapisi atau terbuat dari 100% emas pada dasarnya diawali oleh orang2 mesir kuno, babylon, aztec, dan kemudian oleh orang-orang eropa dibuat lebih detail lagi menjadi perabotan rumah tangga. Faktanya pada saat ini kaum muslim berlomba-lomba membuat masjid berlapis emas dll.
padahal Imam Al Ghazali pernah mengatakan bahwa ketika seseorang mengubah fungsi emas untuk tidak menjadi alat tukar, itu berarti telah mendzalimi fungsi emas itu sendiri.
so, hindari bikin perabotan dari emas :p
toh apa sih gunanya coba? sendok dari emas dgn sendok plastik/aluminium. tetap aja itu sendok bukan :)

Jelas ini bikin kecemburuan sosial dan dampak negatif pada individual, skrg Riba merajalela, tapi heran yah, kalo sesama yahudi/bangsa Israel bunga atau riba gak dipake malah .
hehe kliatan kan kaum munafik.. :D
dibible dan di taurat perintah untuk selalu menjauhi riba itu selalu ada..
jadi wajar kalau mereka menghindari riba. masalahnya kenapa mereka menerapkannya pada kaum diluar mereka?
ya karena mereka selalu menganggap kaum lain adalah kaum rendah. tau kan pemikiran ini dari mana? :) clue: kitabnya talmud
 
Solusi Islam Mengatasi PHK dan Pengangguran

[Al-Islam 433] Seperti telah diperkirakan oleh banyak kalangan, krisis keuangan dunia yang menimpa Amerika akan diikuti gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) besar-besaran di berbagai belahan dunia. Setelah AS, Jepang terhempas ke jurang krisis ekonomi, disusul Jerman dan negara-negara pengguna mata uang Euro. Krisis ini berpeluang melahirkan krisis multidimensi, di antaranya gejolak sosial di tengah-tengah masyarakat.

Gelombang PHK semakin meluas; mulai dari sektor perbankan dan keuangan hingga sektor perindustrian, manufaktur, insfrastruktur, jasa, dsb. Di Amerika gelombang pengangguran telah mencapai titik tertinggi sejak 5 tahun terakhir, yaitu 6.7%. Menurut Ian Shepherdson di High Frequency Economics, hanya dalam waktu 6 bulan AS telah kehilangan 1.55 juta lapangan kerja, hampir sama besarnya dengan resesi pada 2001 lalu. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat mengingat masih belum adanya tanda-tanda perbaikan ekonomi yang telah dicanangkan pemerintah Amerika.

Juru bicara raksasa perbankan Citigroup, Richard Tesvich, mengatakan kepada AFP (18/11), pihaknya akan mem-PHK 52,000 karyawannya di seluruh dunia, hal ini dilakukan demi menekan kerugian besar akibat krisis subprime mortgage. Lembaga keuangan lainnya juga ikut ambil bagian untuk melakukan PHK. Juni lalu, Bank of America Corp memperkirakan akan mengurangi pegawai sebanyak 7,500 orang dalam dua tahun ke depan. Barclays Plc, yang bermarkas di Inggris, akan mem-PHK 3,000. Commerzbank AG, bank terbesar Jerman, pada 1 September lalu mengumumkan akan memberhentikan 9,000 tenaga kerja. Sejumlah perusahaan lain seperti Credit Suisse Group, Fidelity National Financial Inc, First American Group, Goldman Sach Group Inc dan HSBC Holding juga telah atau berencana mem-PHK sebagian karyawannya.

Selain itu, Industri otomotif di AS juga akan merumahkan karyawan karena terancam bangkrut. Para eksekutif General Motors, Ford, dan Chrysler dijadwalkan memberikan keterangan di depan Kongres untuk menyelamatkan nasib mereka dan industri otomotif umumnya. Jika PHK massal di sektor otomotif terjadi maka angka pengangguran di AS akan semakin melonjak. Industri manufaktur kehilangan 61,000 pekerja. Bidang konstruksi kehilangan 8,000 pekerja dan kemungkinan akan bertambah. Retail kehilangan 20,000 pekerja. Akuntan, konsultan dan jasa hukum kehilangan 53,000 pekerja (CNN, 5/12/2008).

Di sisi lain, banyak warga AS yang menggantungkan hidupnya dari pembiayaan kartu kredit. Seiring dengan PHK besar-besaran itu, akhirnya banyak warga AS yang kesulitan membayar tagihan kartu kreditnya. Kini, utang kartu kredit mencapai US$ 1 triliun, sementara kredit macet di sektor perumahan mencapai US$ 14 triliun.

PHK masal tidak hanya terjadi di Amerika, tetapi juga di seluruh dunia. Jumlah pengangguran di Inggris diramalkan menembus 2,9 juta orang pada pertengahan 2010. Saat ini rasio pengangguran di Inggris mencapai 5,8 persen. Di Rusia, beberapa perusahaan yang beroperasi di wilayah Rusia sepakat untuk melakukan PHK dan merumahkan sedikitnya 200.000 pegawai tahu depan. Di Cina, pabrik pembuat mainan di Cina yang mengekspor produknya ke Amerika Serikat, seperti Mattel dan Disney, harus menutup pabriknya akibat krisis keuangan global. Akibatnya, 6000 orang karyawan di PHK. Di Hongkong pengangguran melonjak menjadi 3,5 persen. Adapun rasio pengangguran di negara yang meggunakan Euro mencapai 7.5%, Jerman 7.5%, Jepang 4% dan Tiongkok 4% dan negara-negara lainnya di barat ataupun di timur tengah ramai melakukan PHK masal.

International Labour Organization (ILO) memperkirakan, jumlah pengangguran di seluruh dunia akan mencapai 210 juta pada akhir 2009. Jumlah itu meningkat sekitar 20 juta orang jika dibandingkan dengan pengangguran pada 2007, yang mencapai 190 juta orang. Peningkatan itu disebabkan maraknya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda banyak industri besar di seluruh dunia.

Di dalam negeri, ekspor barang-barang dari Indonesia menurun karena permintaan dari negara-negara maju yang juga menurun. Bahkan ada yang menghentikan kontrak pembelian produk-produk industri garmen-tekstil, kayu dan produk perkebunan dari Indonesia. Akibatnya, pabrik harus menurunkan kapasitas produksinya, ada yang sampai 40%. Pukulan lain adalah kemungkinan suku bunga pinjaman dalam negeri juga bergerak naik. Akibatnya, cicilan pokok dan bunga kredit perusahaan akan semakin membebani dan perusahaan pun tak mampu untuk bertahan. Buntutnya adalah rasionalisasi dalam bentuk PHK ratusan ribu karyawan industri padat karya di berbagai wilayah pertekstilan Pulau Jawa serta perkayuan Riau dan Kalimantan.

Pemerintah Indonesia, melalui Menkeu/Pejabat Menko Perekonomian Sri Mulyani, menyatakan bahwa dampak krisis ekonomi dunia terhadap perekonomian Indonesia akan berlanjut hingga satu tahun mendatang. Saat ini krisis ekonomi global sudah mulai berdampak pada sektor riil. Data dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukkan saat ini 1.396 pekerja sudah di-PHK dan rencananya sekitar 20.930 pekerja juga akan di-PHK. Selain itu, sekitar 1.025 pekerja sudah dirumahkan dan 18.891 pekerja lagi akan mengalami nasib yang sama. Konsekuensinya, tentu jumlah penganggur di Indonesia akan terus bertambah.

Menurut Sofyan Wanadi, ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), puncak PHK massal diperkirakan akan terjadi pada pertengahan 2009. Setidaknya, 500 ribu hingga 1 juta orang akan kehilangan pekerjaannya hingga pertengahan tahun depan. Menurutnya, saat ini beberapa perusahaan sudah mulai merumahkan beberapa pekerjanya. Namun, PHK massal akan mulai terasa mulai Januari atau Februari 2009. Sektor industri yang paling terkena dampaknya adalah industri yang padat karya seperti industri tekstil, sepatu, UKM, dan industri makanan-minuman. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) bersama industri sepatu, misalnya, sudah mengalkulasi pengurangan tenaga kerja sekitar 10% dari total sekitar 2,5 juta pekerja saat ini. Industri lain, seperti industri makanan dan minuman, industri elektronik, juga industri otomotif kurang lebih sudah punya hitungan serupa.
Akar Persoalan PHK

Gelombang PHK yang terjadi saat ini tidak lain merupakan dampak dari penerapan sistem ekonomi kapitalis karena lemahnya struktur ekonomi pasar yang dianut. Akibatnya, ia tidak mampu menahan gejolak negatif di berbagai sektor hanya gara-gara krisis kredit perumahan. Akhirnya, perekonomian dunia melemah, perusahaan mengalami kerugian triliunan dolar dan kas negara pun habis terkuras. Dalam sistem ekonomi pasar Kapitalisme, lembaga perbankan dan keuangan merupakan pintu utama arus permodalan ke berbagai sektor perekonomian. Namun, dana tersebut lenyap begitu saja di sektor non-riil. Lembaga perbankan dan keuangan pun akhirnya lumpuh. Kelumpuhan tersebut mengakibatkan terhentinya proses produksi dan sekaligus mematikan daya beli perusahaan-perusahaan, khususnya di negara maju, termasuk terhadap barang-barang impor. Pertumbuhan ekonomi pun terus merosot sampai ke titik nol. Perusahaan-perusahaan di negara-negara pengekspor, termasuk Indonesia, yang men-supply berbagai kebutuhan ke negara-negara maju—seperti tekstil dan produk tekstil—akhirnya menurunkan kapasitas produksinya sekaligus mengurangi/merumahkan tenaga kerjanya.

Yang lebih mengerikan lagi adalah efek samping dari gelombang PHK massal ini seperti yang dikatakan oleh Harvey Brenner. Menurutnya, setiap 10 persen kenaikan penganggur, kematian naik 1,2 persen, serangan jantung 1,7 persen, bunuh diri 1,7 persen, dan harapan hidup berkurang 7 tahun.
Solusi Islam

Dalam sistem ekonomi Islam yang diterapkan oleh negara (Khilafah), PHK sangat kecil sekali kemungkinannya bakal terjadi. Sebab, prinsip ekonomi Islam yang dianut adalah penyerapan pasar domestik yang sangat didukung oleh negara dalam rangka memenuhi kebutuhan individu masyarakatnya. Ekspor bukan lagi tujuan utama hasil produksi. Sebab, sistem mata uangnya juga sudah sangat stabil, yaitu dengan menggunakan standar emas (dinar dan dirham). Dengan demikian, negara tidak membutuhkan cadangan devisa mata uang negara lain karena semua transaksi akan menggunakan dinar/dirham atau dikaitkan dengan emas.

Negara juga akan menerapkan sistem transaksi hanya di sektor riil dan menghentikan segala bentuk transaksi ribawi dan non riil lainnya. Dengan begitu, perputaran barang dari sektor riil akan sangat cepat dan tidak akan mengalami penumpukkan stok. Penawaran dan permintaan bukanlah indikator untuk menaikkan/menurunkan harga ataupun inflasi, karena jumlah uang yang beredar stabil sehingga harga akan stabil. Negara pun tidak perlu repot-repot mengatur jumlah uang beredar dengan menaikkan/menurunkan suku bunga acuan seperti yang dilakukan negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis. Negara hanya akan memantau dan memastikan kelancaran proses distribusi barang dan jasa agar segala kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.

Selain itu, dalam sistem ekonomi Islam, negaralah yang mengelola sumber kekayaan yang menjadi milik rakyat. Hasilnya dikembalikan lagi kepada rakyat. Dengan demikian, jaminan sosial bagi masyarakat, seperti pendidikan dan kesehatan, akan terpenuhi. Dalam kondisi seperti ini, daya beli masyarakat akan sangat kuat dan stabil. Harga tinggi bukan merupakan persoalan dalam sistem ekonomi Islam. Dengan terpenuhinya kebutuhan individu, pola hidup masyarakat pun menjadi lebih terarah. Mereka tidak lagi terperangkap dalam pola hidup individualis, dengan bersaing dan harus menang, dengan menghalakan segala cara.

Pemerintah saat ini sepertinya telah kehabisan akal sehingga tidak bisa berbuat apa-apa untuk menanggulangi masalah PHK massal tersebut, kecuali hanya wait and see saja. Padahal banyak hal yang bisa dilakukan oleh Pemerintah untuk menghadapi krisis global ini.

Sudah waktunya bagi Pemerintah dan masyarakat untuk memilih jalan keluar terbaik dari permasalahan ini. Caranya adalah dengan mengambil jalan yang ditawarkan Islam, yakni dengan menerapkan sistem ekonomi Islam sekaligus menerapkan sistem pemerintahan Islam. Tanpa itu, kita akan terus menderita akibat berbagai persoalan hidup yang tidak pernah berakhir.

Apakah sisem Jahiliah yang mereka kehendaki? Siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS al-Maidah [5]: 50).

 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.