• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Informasi Tentang Dunia Islam

Propaganda Israel Di Balik Kunjungan AS Ke MUI
Oleh : Redaksi 18 Sep 2008 - 2:30 am

Campur tangan AS di Indonesia bak matahari di siang bolong.Kini, giliran Utusan Khusus Deplu AS menyambangi MUI.Anehnya, kunjungan ini tak tercium pers.

Tak ada angin tak ada hujan. Siang itu, sekitar jam 15.00 Wib, dua orang bule berkebangsaan Amerika Serikat (AS) dan seorang berkebangsaan Pakistan menyambangi kantor MUI di Jl Proklamasi 5 Jakarta Pusat, Selasa (29/7). Tamu yang dipimpin oleh Gregg J Rickman, Utusan Khusus Departemen Luar Negeri AS untuk Mengawasi dan Melawan Gerakan Anti Yahudi ini, diterima Ketua MUI Drs H Amidhan, Drs HA Nazri Adlani, Ketua Komisi Luar Negeri MUI Junaedi dan Staf Sekretariat MUI Anwar Abas.

Dalam pertemuan yang berlangsung singkat ini, Gregg meyakinkan MUI bahwa Yahudi itu terpisah menjadi dua yakni, Yahudi sebagai agama dan Yahudi sebagai kekuatan politik (Zinosme). Mereka mengklaim, misi yang dibawa adalah Yahudi sebagai agama bukan politik apalagi gerakan Zionis.

Karenanya, Gregg menawarkan sebuah hubungan harmonis sebagai sesama pemeluk agama. Apalagi, Yahudi, Kristen dan Islam merupakan satu rumpun agama yang dibawa Nabi Ibrahim as.

Menjawab ajakan ini, Ketua MUI Drs H Amidhan menegaskan, umat Islam Indonesia tidak bisa memisahkan Yahudi sebagai agama dengan Yahudi sebagai Zionisme. “Semua Yahudi adalah Zionis,” ujarnya. Apalagi, pemerintah RI memiliki komitmen mewujudkan terbentuknya negara Palestina merdeka, sebagai amanat Pembukaan UUD 45, konstitusi tertinggi negeri ini. “Selama Israel menghambat terbentuknya negara Palestina merdeka, pemerintah dan umat Islam Indonesia tidak akan menjalin hubungan dengan Israel,” tegasnya

Ketua Komisi Luar Negeri MUI Junaedi menambahkan, jika ingin meningkatkan hubungan AS dengan Indonesia, keliru jika mereka membawa Yahudi di Indonesia. Pasalnya, di Indonesia tidak ada lagi komunitas Yahudi. Ketika, Junaedi menyinggung soal Taurat yang tidak asli lagi karena banyak diubah manusia, mereka tersinggung dan balik mengatakan bahwa al-Qur’an juga tidak otentik lagi. Akhirnya, Junaedi pun menjelaskan panjang lebar bahwa keaslian al-Qur’an tetap terjaga hingga akhir zaman.

Karena MUI tak merespon ajakan mereka, akhirnya dua utusan Pemerintah AS dan seorang diplomat yang menjabat Sekretaris Bidang Kebudayaan Kedutaan Besar AS di Jakarta ini, cepat-cepat berpamitan. Uniknya, ketiganya tak sempat menikmati teh hangat dan makanan kecil yang sudah disediakan. Bahkan, ketiganya pun tidak lagi bersalaman dengan tuan rumah sebagaimana saat mereka datang.

Meski begitu, Gregg masih sempat meninggalkan sebuah CD di meja tamu yang berisi Laporan Departemen Luar Negeri AS tentang Contemporary Global Anti-Semitism; A Report Provided to the United Statet Congres (Laporan Gerakan Global Anti Yahudi Kontemporer; yang Dikeluarkan Kantor Utusan Khusus untuk Mengawasi dan Melawan Gerakan Anti Yahudi).

Dalam laporan setebal 81 halaman yang diperoleh Sabili ini, Indonesia disebutkan sebagai salah satu negara yang memiliki lembaga independen anti Yahudi. Hal ini terdapat pada Bagian 6 yang membahas tentang Anti-Semitism in Private Media (Anti Yahudi dalam Media Independen), hal 55–59. Di sini tertulis, Majalah Sabili menjadi bagian dari media independen yang sering menyuarakan gerakan anti Yahudi.

Berikut kutipan pernyataan dalam laporan tentang Sabili ini. “Sabili adalah majalah yang dibaca secara luas, sering mempublikasikan artikel dengan banyak pendapat yang mengusung semangat anti Yahudi dan topik serupa untuk melakukan himbauan. Contohnya, tentang eksistensi aktivitas konspirasi Zionis di Indonesia.”

Anehnya, kedatangan dua orang utusan khusus Pemerintah AS dan seorang pejabat diplomat Kedubes AS di Jakarta menyambangi MUI ini, sama sekali tak diketahui media. Padahal, pada saat yang sama, isu intervensi dan campur tangan AS terhadap Indonesia sedang mancapai klimaks. Pasalnya, pada hari itu juga, Selasa (29/7), 40 anggota Kongres AS mengirimkan surat kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Surat yang dikirim melalui Duta Besar RI di AS Sudjadnan Parnohadiningrat ini berisi, permintaan agar pemerintah Indonesia segera membebaskan tanpa syarat dua anggota Organisasi Papua Perdeka (OPM), Filep Karma dan Yusak Pakage. Keduanya dijatuhui hukuman masing-masing 15 dan 10 tahun penjara, April 2005, karena aktivitas separatisnya, mengibarkan bendera Bintang Kejora di Abepura, 1 Desember 2004.

Sebelumnya, Division Head Public Relation PT Indosat, Adita Irawati menyatakan, staf Kedubes AS juga menyambangi kantornya. Mereka meminta, agar Indosat memutuskan kontrak dengan TV Al-Manar, karena televisi ini milik Hizbullah. Pemerintah AS menyatakan, pejuang Hizbullah dan TV Al-Manar yang berbasis di Libanon merupakan organisasi teroris. Memang, agar diterima pemirsa di kawasan Asia Tenggara, Cina, Taiwan dan Australia, Al-Manar menyewa satelit C2 milik Pt Indosat. Kontrak diteken selama tiga tahun, sejak April 2008 sampai April 2011.

Anehnya lagi, pada saat isu-isu ini muncul ke publik, tiba-tiba pada acara peringatan Hari Pribumi Internasional di Wamena, Papua, Sabtu (9/8), terjadi pengibaran bendera Bintang Kejora. Akibatnya, kerusuhan pun pecah, yang mengakibatkan tewasnya Otinus Tabuni (41).

Meski sulit menemukan benang merah keterkaitan kasus ini, tapi kita bisa membaca kecenderungannya. Salah satunya, Gregg J Rickman, Utusan Khusus Deplu AS ini mengaku, kunjungannya demi misi Yahudi sebagai agama bukan gerakan zionis. Jika atas nama agama kenapa yang datang bukan Rabi Yahudi? Apa urusannya Deplu AS dengan misi agama? Aneh? (Dwi H, Diyah K, Citra S/sabili)
sumber: swaramuslim.com
 
Ahmadinejad: Dominasi Amerika Segera Berakhir
Wednesday, 24 September 2008
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, dominasi Amerika Serikat akan segera selesai. Oleh karena itu, seharusnya AS segera mengakhiri aksi militernya di berbagai negara.


Ahmadinejad yang hadir di AS untuk mengikuti Sidang Umum PBB juga berkomentar, aksi teror yang berkembang luas di Afghanistan dan Irak, merupakan buah dari ulahnya sendiri.

"Kerajaan Amerika di seluruh dunia sudah mendekati ujung jalan. Dan AS harus membatasi intervensinya militernya di luar kewenanangannya," kata Ahmadinejad seperti dikutip Associated Press, Rabu (24/9/2008).

Menurutnya, AS mengawali perang di Irak dan Afghanistan untuk menggeretak program nuklir Irak. Dan saat ini usaha yang sama akan dilakukan terhadap Iran.

Menanggapi program nuklir Iran, Ahmadinejad berkomentar akan terus berusaha berkompromi dengan PBB jika putaran baru perundingan nuklir menemui jalan buntu. Ahmadinejad juga menadaskan, tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan program nuklirnya karena dikembangkan untuk tujuan damai. Ini menjawab kekhawatiran AS dan sekutunya, jika program nulir Iran diarahkan untuk membuat senjata pemusnah.

Saat ini PBB sudah memberikan sangsi ketiga kepada Iran karena menolak penghentian pengayaan uranium. AS dan sekutunya mendesak PBB agar memberikan sangsi keempat. Namun sangsi tersebut mendapat tentangan dari Rusia.

"Beberapa kekuatan dunia terus mencoba menghalangi kami untuk mengembangkan nuklir secara damai," katanya.

Ahmadinejad juga mengkritik kehadiran AS dan Nato di Afghanistan yang hanya menyuburkan teror dan memicu produksi obat terlarang. Dia memprediksi, perang akan segera usia dan sekutu segera dikalahkan. "Berdasarkan sejarah, setiap negara yang mengintervensi Afghanistan akan pulang dengan membawa kekalahan," katanya.

Pernyataan Ahmadinejad dilontarkan hanya beberapa jam setelah presiden George W Bush berpidato mengenai program pengembangan nuklir Iran dan Korea Utara. Bush mengatakan, beberapa negara, seperti Syria dan Iran akan melanjutkan usahanya untuk mensponsori aksi teror. (okezone/www.suara-islam.com)
 
Open House Masjid di Jerman
Minggu, 05 Okt 2008 07:19

Hari ini memang hari yang istimewa bagi kaum muslimin di Jerman. Selain masih dalam suasana perayaan Idul Fitri, hari ini adalah pelaksanaan yang ke-12 kalinya "Tag der offenen Moscheen" atau secara harfiah "Hari Masjid-masjid Membuka Pintu" bagi para non-muslim warga Jerman lainnya.

Jum'at ini (3/10) ada yang tidak biasa di masjid kami, Masjid Al Falah Berlin. Ada 2 baris kursi ditata di depan layar TV di salah satu ruangan masjid. Sementara di ruang lain dekat pintu masuk sebuah meja telah teralasi dengan kain lengkap dengan sajian kue dan minuman di atasnya. Tak berapa lama menjelang sholat Jum'at dimulai, beberapa wajah 'asing' tampak memasuki masjid dan beberapa di antara mereka dipersilahkan menempatkan diri pada deretan kursi-kursi tersebut. Sementara beberapa yang lain tampak langsung berbincang dengan jamaah dan pengurus masjid.

Hari ini memang hari yang istimewa bagi kaum muslimin di Jerman. Selain masih dalam suasana perayaan Idul Fitri, hari ini adalah pelaksanaan yang ke-12 kalinya "Tag der offenen Moscheen" atau secara harfiah "Hari Masjid-masjid Membuka Pintu" bagi para non-muslim warga Jerman lainnya. Kegiatan ini pada awalnya dipelopori oleh Zentralrat der Muslime in Deutschland (semacam Dewan Syuro kaum muslimin Jerman) dan sekarang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan antar-agama di Jerman. Ribuan masjid dan perkumpulan Islam di Jerman pada tanggal ini, setiap tahun mengundang warga lain untuk mengunjungi masjid, mendengarkan pidato, berdiskusi atau sekedar belajar dan mengenal kehidupan serta ritual ibadah kaum muslimin.

Jum'at ini, masjid Al Falah pun menyiapkan acara khusus bagi para tamu yang datang. Khutbah yang biasanya disampaikan dalam bahasa indonesia, hari ini disampaikan pula intisarinya dalam bahasa jerman. Selepas sholat Jum'at diadakan presentasi 1.) tentang Indonesia, keanekaragamannya, termasuk dalam hal agama, 2.) tentang yayasan yang membawahi kegiatan masjid kami, sekilas sejarah dan kegiatan-kegiatannya, serta 3.) tentang Islam, ajaran-ajaran pokoknya, rukun islam dan rukun iman. Untuk kegiatan ini Kedutaan Besar RI di Berlin, melalui Atase Bidang Pendidikan dan Kebudayaan membantu kami memberikan gambaran tentang Indonesia kepada pengunjung.

Sementara itu, sahabat-sahabat kami dari Deutschsprachige Muslim Kreis (Ikatan Muslimin Berbahasa Jerman) dan M-Jot (baca: em-yot, Muslimische Jugend in Deutschland atau Pemuda Muslim di Jerman) menyiapkan presentasi tentang Islam dan melayani pertanyaan atau diskusi tentang Islam dalam bahasa Jerman. Di akhir acara, pengunjung berkesempatan untuk melihat-lihat ruangan masjid. Dan dengan berkumandangnya adzan waktu Ashar serta sholatnya, maka berakhirlah acara open house masjid kami.

Acara serupa dilakukan juga oleh lebih dari 2500 masjid dan 1000 organisasi Islam di seluruh pelosok Jerman. Menurut perkiraan, tamu pada tahun ini berkisar 50 ribu orang. Bahkan di kota-kota besar seperti Cologne, Mannheim, dan Berlin, pengunjung mencapai 2000-an orang. Mereka memanfaatkan kegiatan ini untuk lebih mengenal islam dan kaum muslimin secara lebih pribadi. Para pencetus kegiatan ini sengaja memilih tanggal 3 Oktober bukan tanpa alasan. Tanggal tersebut di Jerman diperingati sebagai hari Penyatuan Jerman dan merupakan hari libur nasional. Dengan memilih tanggal ini diharapkan masjid menjadi sarana pertemuan antar warga jerman yang berbeda agama dan terjalinnya saling pengertian yang lebih baik. Sebagai informasi, saat ini sekitar 3,3 juta orang warga muslim tinggal di Jerman.

Masih ada beberapa orang berwajah 'bule' yang bertahan di masjid kami hingga usainya sholat Ashar. Bahkan salah seorang di antara mereka tampak duduk bersimpuh di samping saya sepanjang pelaksanaan sholat. Ia tampak dengan tenang dan seksama memperhatikan sholat dan dzikir kami. Tampaknya tema open house masjid tahun ini yang berbunyi: Moscheen - Orte der Besinnung und des Feierns (Masjid – Tempat Bertafakur dan Berlebaran) telah tertangkap dengan baik oleh satu pengunjung ini. Semoga acara semacam ini menjadi jalan masuknya hidayah Allah ke lebih banyak orang lagi. (Habib Rijzaani/rd)

Sumber: Eramuslim.com
 
Dihadapan sekitar 400 orang, khutbah idhul fitri yang disampaikan oleh iman masjid dalam bahasa inggris, antara lain berisi ajakan untuk terus meningkatkan amal ibadah meskipun ramadhan tahun ini telah lewat.

Berbeda dari sholat ied tahun sebelumnya, kali ini yang jatuh pada hari Rabu tanggal 1 Oktober 2008, warga muslim di Gifu melaksanakan sholat Ied di masjid baru yang diresmikan 2 bulan lalu dimana pembangunannya menelan biaya 137Juta Yen (1.3 Juta US Dollar). Lokasi masjid sangat strategis, di area depan Kampus Gifu University. Kaum muslimin di Gifu berasal dari berbagai berbagai negara mencakup mahasiswa, businessman, industrial trainee, serta mualaf orang Jepang.
Sholat Ied di Gifu Jepang
Jumat, 03 Okt 2008 07:09

Dihadapan sekitar 400 orang, khutbah idhul fitri yang disampaikan oleh iman masjid dalam bahasa inggris, antara lain berisi ajakan untuk terus meningkatkan amal ibadah meskipun ramadhan tahun ini telah lewat, diharapkan untuk sering mendatangi masjid. Di sisi lain, khatib menyampaikan bahwa kajian terhadap Alqur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW sangat penting karena berisi solusi integral terhadap masalah kemiskinan dan keterbelakangan yang saat ini terjadi di berbagai belahan bumi.

Banyak dari jamaah yang membawa buah tangan berupa makanan khas masing-masing negara, setelah sholat ied, dilanjutkan dengan acara makan-makan bersama bertempat di halaman masjid, sedangkan yang wanita dan anak-anak tetap di dalam masjid.

(Dirilis oleh Working Group for Technology Transfer ( http://wgtt.org/ )

Sumber: Eramuslim.com
 
kompas promosikan israel


pemuatan advertorial tentang pariwisata israel pada rubrik perjalanan (klasifikasi iklan) harian kompas dinilai sarat kepentingan mendukung negara zionis itu.

"halaman 44 yang paling tidak saya catat pada tiga edisi kompas (6 september 07, 13 sept 07 tentang eilat, dan satu lagi tentang kibbutz) bersama ini saya mengajukan protes keras atas pemuatan advertorial tersebut, " ujar pengamat hukum universitas indonesia (ui) heru susetyo. Menurutnya, kebebasan berpendapat boleh, tapi, hak mayoritas umat islam jangan diabaikan. "saya menghargai hak setiap orang atas kebebasan berekspresi (freedom of expression) melalui media massa, sayapun menghargai hak setiap orang untuk berpergian ke manapun ia suka (freedom of movement), namun saya harap kompas juga menghargai sikap politik, politik luar negeri, dan hak bangsa dan negara indonesia untuk tidak mengakui eksistensi negara israel, " paparnya.

Sejak berdirinya negara israel sejak tahun 1948, tegasnya, indonesia tidak pernah mengakui eksistensi negara israel secara yuridis, formal, maupun politis, pun kini pada pemerintahan presiden sby.

"dasar utama penolakan ini adalah berdirinya negara israel terjadi melalui penjajahan dan kekerasan yang menyejarah dan melegenda dengan mengorbankan hak bangsa palestina untuk hidup bebas dari penjajahan dan kekerasan., "

sikap anti penjajahan bangsa dan negara indonesia terefleksi secara jelas dalam alinea pertama pembukaan uud 45, juga dalam politik luar negeri bebas aktif negara indonesia. Salah satu implementasi sikap tersebut adalah dengan tidak membuka hubungan diplomatik dengan israel, negara yang berdiri di atas darah dan air mata bangsa palestina (dan juga lebanon).

Pemuatan advertorial pariwisata israel pada tiga edisi kompas adalah suatu ‘pengakuan diam-diam’ terhadap israel. Secara diplomatik dan praktek konsuler, inipun mengherankan, karena bagaimana bisa masyarakat indonesia mengunjungi israel ketika israel tidak memiliki perwakilan di indonesia? Bagaimana calon turis indonesia mendapatkan visa israel? Apakah mereka harus ke negara ketiga dahulu yang memiliki perwakilan israel? Maka secara tidak langsung advertorial tersebut mengajarkan turis indonesia untuk menjadi ‘penyelundup visa. ”

"saya berharap, kompas lebih sensitif dan lebih tanggap terhadap isu ini. Janganlah membuat cedera hati sebagian rakyat indonesia yang anti kekerasan dan penjajahan di asia barat dan di semua penjuru bumi. Apalagi kompas adalah media publik yang selama ini cukup terpercaya dan dikenal cukup hati-hati dalam pemberitaan, " tandas heru. (rz/dina/eramuslim)

kompas_israel-b.jpg

redaksi kompas kan didominasi orang2 kristen ya jelaslah pro barat apalagi israel!!!
 
Salam kenal Rekan2 semuanya,

Saya Irene, mahasiswa ilmu komputer. Saat ini sedang menulis sebuah makalah mengenai hubungan antara cybercrime & Syariat Islam.

Sehinggal sangat membutuhkan pertolongan & partisipasi teman2 untuk mengisi survey yang diperlukan dalam makalah ini.

Survey tsb telah saya post ke :

http://www.freesurveysonline.com/fso/AskSurvey.fso?Survey=17717&CheckID=15218

Atas dukungan & partisipasi teman2, saya ucapkan banyak terima kasih :)

-Irene
 
Seorang bloger dari Arab Saudi telah membuat film dengan judul "Schism" untuk merespon diedarkannya film "Fitna".
"Film ini saya buat kurang dari 24 jam sebagai jawaban atas film Anti Islam Geert Wilders Fitna" demikian kata Raed al-Saeed si-pembuat film.

Film berdurasi 6 menit ini menggabungkan ayat-ayat Injil dan gambar perang Irak, termasuk pasukan Inggris yang sedang memukul penduduk sipil.
Gambar lain menunjukkan seorang wanita radikal kristen Amerika sedang berpidato berapi-api mengajak "war for Jesus".

Film ini di posted dan beredar di internet bulan lalu (termasuk di YouTube), tetapi kemudian ditarik oleh YouTube dengan alasan "tidak proporsional". Saeed komplain atas hal tersebut dan saat ini YouTube telah menampilkan kembali dalam site-nya.

Saeed berkata bahwa filmnya tidak bermaksud memprovokasi, tapi lebih bermaksud memberi ilustrasi bahwa bagaimanapun semua agama diluar kontek dapat digambarkan telah memberi ajaran kekerasan. "Pada film Schism ini saya menggunakan metodologi yang sama seperti yang dipakai Wilders, yaitu melibatkan teks kitab suci diluar context" demikian kata Saeed.

Untuk membaca beritanya, disini :
http://www.telegraph.co.uk/news/main.jhtml?xml=/news/2008/04/12/wmuslim112.xml
Untuk melihat video-nya, disini : http://europenews.dk/en/node/9272

like this!!

menurut gw harun yahya pantas mendapatkan nobel, ><
 
Finkelstein: Invasi Israel ke Gaza Bukan Perang Tapi Pembantaian Massal
Kamis, 08/04/2010 16:30 WIB

thistime.jpg

Seorang penulis dan ilmuwan politik AS, Norman G. Finkelstein menyebut serangan brutal rezim Zionis Israel selama 22 hari ke Jalur Gaza beberap waktu yang lalu bukanlah sebuah perang, namun itu adalah pembantaian massal.

Norman Finkelstein kemarin (Rabu,7/4) di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York, mengatakan, serangan Israel ke Jalur Gaza bukan perang tapi pembantaian massal terhadap warga tertindas Palestina.

Pernyataan itu disampaikan Finkelstein pada acara peluncuran buku barunya yang berjudul "This Time We Went Too Far, Truth & Consequences of the Gaza Invasion" di Markas PBB.

Buku itu memuat kesaksian tentara Israel yang ikut dalam serangan militer ke Gaza. Menurut keterangan para tentara Israel, "Tak ada pertempuran di Gaza dan tak ada musuh di lapangan".

"Laporan Hakim Richard Goldstone memuat sejumlah peringatan yang berdasar realita dan barang siapa yang menggunakan kata "kontroversial" dalam laporan itu, maka secara sadar atau tidak, ia telah berkampanye untuk Israel, tegas Finkelstein."

Lebih dari 1.400 warga Palestina gugur syahid dalam serangan militer Israel ke Jalur Gaza pada Desember 2008 lalu
 
Militer Belanda Akomodasi Hukum Islam

DEN HAAG--Dalam waktu singkat angkatan bersenjata Belanda belajar dan mulai menerapkan hukum-hukum Islam. Dua imam, yakni Ali Eddaoudi 36 tahun dan Suat Aydin 39 tahun yang diangkat Departemen Pertahanan Belanda tahun lalu untuk membantu soal-soal kerohanian tentara Belanda yang beragama Islam, berhasil memperkenalkan hukum Islam di lingkungan angkatan udara, laut, dan darat Belanda.

'Angkatan Bersenjata Belanda Merangkul Islam' begitu judul artikel di koran setempat de Telegraaf untuk menggambarkan fenomena tersebut. Imam Eddaoudi dan Aydin misalnya memberi kursus memasak di berbagai tangsi dan asrama tentara. Para koki diajarkan bagaimana menyediakan masakan halal. Di kantin tentara misalnya juga disajikan makanan kecil yang tidak mengandung daging babi.

Imam dari Marokko dan Turki itu juga membicarakan dengan kepala urusan kepegawaian Departemen Pertahanan Belanda, tentang cara membebastugaskan, sebagian atau sepenuhnya tentara Belanda yang beragama Islam di bulan puasa. "Pembicaraan ini baru mencapai tahap awal, juga mengenai perkecualian bagi mereka yang bertugas di luar negeri di bulan puasa", tutur juru bicara Kementerian Pertahanan Belanda.

Tidak ada data resmi, porsi tentara Muslim dari total personel tentara Belanda yang berjumlah 49 ribu orang. Informasi mengenai agama seorang tentara dilindungi hukum. Namun diperkirakan jumlah mereka terus meningkat.

Imam Eddaoudi dan Aydin juga membicarakan isu moral yang dihadapi tentara Belanda yang beragama Islam, misalnya kalau mereka ditugaskan ke Afghanistan. "Mereka merasakan seperti adanya keragu-raguan, sekalipun mereka sepenuhnya mendukung kebijakan pemerintah Belanda yang mengirim tentara ke daerah-daerah konflik seperti Afghanistan", demikian imam Eddaoudi dan Aydin seperti dikutip koran de Telegraaf.

Kondisi ini menjadi kontradiktif dengan situasi politik yang kini berlangsung di negara tersebut. Belakangan, masyarakat politik memberikan kepercayaan yang lebih besar kepada tokoh penentang Islam Geert Wilders untuk berkiprah.
 
Waspada, Filter Rokok Terbuat dari Sel Darah Babi

SYDNEY--Seorang profesor di Australia memperingatkan kelompok agama tertentu terkait dugaan adanya kandungan sel darah babi pada filter rokok. Profesor Simon Chapman menyatakan, peneliti dari Belanda mengungkap, 185 produsen rokok di negara itu menggunakan hemoglobin babi sebagai bahan pembuat filter rokok.

Profesor asal Universitas Sydney itu berpendapat sebaiknya industri rokok diberbagai belahan dunia untuk memperhatikan kepercayaan yang dianut suatu agama. "Saya pikir hal itu bisa berbahaya bagi kelompok agama tertentu bahwa terdapat rokok yang diproduksi mengandung babi," tukasnya seperti dikutip dari Dailymail.co.uk, Rabu (31/3).

Menurutnya, komunitas muslim dan yahudi mungkin menjadi pihak yang keras menentang hal itu. Fakta tersebut bakal memunculkan persoalan berat lantaran terkait dengan keyakinan. Sementara industri rokok tidak perlu mengumumkan ramuan apa saja yang terdapat dalam rokok."Itu rahasia industri dan menjadi semacam perdagangan rahasia," ujarnya.

Sebelumnya, hasil riset menemukan kandungan hemoglobin babi yang digunakan sebagai filter untuk memblok racun kima sebelum masuk ke dalam paru-paru perokok. Dia mengatakan sejumlah perusahaan rokok mungkin secara sukarela menampilkan kandungan rokok. Selain itu, mereka juga mencatatkan adanya proses kimiawi didalamnya secara terbuka.

Sejauh ini, katanya, hanya produk rokok yang dijual di Yunani saja yang telah mengonfirmasi produknya menggunakan hemoglobin babi saat proses pembuatan. "Jika Anda perokok dan Anda seorang muslim atau Yahudi kemudian Anda mungkin ingin mengetahui tapi sangat sulit untuk membedakannya," pungkasnya. (cr2)
 
wah kok udah ndak update..
kan penting nih

ane mulai lagi deh :)
MUI : Jangan Terulang Kasus Tari Bugil

MUI meminta pemerintah dan penegak hukum tidak "lembek" dalam menegakan UU tentang pornografi, siapapun yang melanggarnya ditindak tegas

Hidayatullah.com--Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat KH Hafidz Utsman meminta aparat penegak hukum jeli dan tidak kecolongan munculnya kasus tarian bugil pada perayaan malam Tahun Baru.

"Jangan sampai kasus itu terulang lagi, semua pihak harus sadar. Bila pada Tahun Baru 2011 terulang lagi, saya minta sikap tegas pemerintah dan penegak hukum karena itu jelas penodaan," kata KH Hafidz Utsman di Bandung, Jumat.

Ia menyebutkan, saat ini aksi pornografi sudah jelas UU yang akan menjeratnya dan jelas-jelas perbuatan pidana.

MUI meminta pemerintah dan penegak hukum tidak "lembek" dalam menegakan UU tentang pornografi, siapapun yang melanggarnya ditindak tegas.

"Jangan sesekali hal jelek itu menjadi seperti hal biasa, itu berbahaya bagi generasi. Siapapun boleh merayakan kegiatan apapun tapi jangan berlebihan dan tidak melanggar batas," katanya.

Imbauan itu disampaikan Ketua MUI Jabar menyusul masih adanya kecenderungan sikap hura-hura sejumlah masyarakat yang melanggar aturan maupun etika.

Setahun lalu, jajaran Kepolisian Bandung mengungkap kegiatan tarian erotis pada Malam Tahun Baru 2010 di sebuah kafe di Bandung. Kasus itu akhirnya bergulir ke meja hijau.

Hafidz Utsman mengingatkan agar masyarakat lebih arif dalam menyikapi sebuah kegiatan atau peristiwa agar segala hal perayaan dilakukan secara wajar dan tidak berlebihan.

Terlebih dalam kondisi negeri yang tahun 2010 ini dilanda sejumlah bencana alam, sebaiknya kata dia, masyarakat menyalurkan rejekinya untuk kegiatan amal untuk membantu korban bencana di sejumlah daerah di Indonesia.

"Boleh saja merayakan sesuatu dengan meriah, namun alangkah baiknya bila diarahkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat seperti membantu korban bencana dan menjauhi hura-hura," kata Ketua MUI Jabar itu menambahkan. [ant/hidayatullah.com]
 
Muslim AS Sudah Ada Sebelum 9/11

Anti-Muslim begitu ganas hingga identitas "Amerika" dan "Muslim" saling bertentangan.


Saya tinggal di Harlem di sebuah jalan di mana tiga gereja dan sebuah masjid berada. Masjid ini bersebelahan dengan salah satu gereja. Ketika para jamaah lelaki berbaur di trotoar, siapa yang baru dari gereja dan siapa yang baru dari masjid, tidak bisa dibedakan. Hanya kerudung yang dikenakan sebagian para perempuan yang bisa membuat Anda tahu siapa yang baru saja dari masjid atau gereja. Muslim Amerika tidak ditemukan pada 11 September 2001. Sejarah mereka di New York, dan juga di seluruh Amerika, jauh mendahului peristiwa itu. Beberapa kedatangan Muslim di Amerika yang paling awal bersamaan dengan datangnya kapal-kapal budak yang melintasi Atlantik.
Namun, “kanker” kebencian anti-Muslim yang menjangkiti seantero Amerika Serikat dewasa ini sangatlah ganas sampai-sampai membuat identitas “Amerika” dan “Muslim” saling bertentangan.
Hanya dalam sepekan, seorang pengemudi taksi ditikam di New York oleh seorang penumpang yang bertanya apakah ia Muslim; seorang yang mabuk memaksa masuk ke sebuah masjid di New York dan mengencingi karpetnya; sebuah batu bata dilemparkan ke sebuah pusat kegiatan Islam di Madera, California; dan kebakaran di suatu bangunan masjid di Tennessee sedang diinvestigasi oleh FBI.
“Apa yang akan terjadi pada saya, ibu, saudari ipar, dan semua perempuan di Amerika yang mengenakan jilbab dan tak perlu ditanya lagi apakah mereka benar Muslim?” tanya saudari saya, Nora, seorang mahasiswa pascasarjana.
Ini tidak hanya soal Park51, sebuah pusat kegiatan Islam dan masjid di pinggiran Manhattan, yang berjarak dua blok dari Ground Zero. Setidaknya ada empat rencana pembangunan masjid yang lain di Amerika, yang bermil-mil jauhnya dari “tanah keramat” itu, tengah menghadapi penentangan anti-Muslim.
Sebagian orang mencoba menyalahkan Imam Feisal Abdul Rauf, pemimpin Park51, lantaran memancing perasaan yang masih terluka akibat 11 September. Tapi menggambarkannya sebagai imam masjid yang mengail di air keruh cuma akan memperlihatkan amnesia tak termaafkan dimana sebutan “Muslim” dibuat sebagai suatu hinaan di negara ini.
Meski Presiden George W. Bush muncul di sebuah masjid setelah peristiwa 11 September untuk menunjukkan bahwa ia tidak menganggap semua Muslim bertanggung jawab, toh pemerintahannya terus saja menunjukkan yang sebaliknya: pengadilan militer untuk orang-orang sipil, penjara-penjara rahasia, penahanan ratusan Muslim tanpa dakwan, penyiksaan dan interogasi kasar para tahanan, serta invasi atas dua negara mayoritas Muslim.
Ketika kalangan Partai Republik “menuding” Presiden Barack Obama sebagai Muslim dalam kampanye presiden 2008, kalangan Partai Demokrat juga tidak sekali pun mengatakan, “Terus kenapa?”
Seseorang yang pernah menjadi penasihat strategi Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, menyarankannya agar mengekspos kelemahan Obama pada 2007 ketika berkampanye untuk pemilihan kandidat presiden – dengan menggambarkan Obama terlalu asing dan eksotik untuk memimpin Amerika dalam situasi perang. Ia tidak menghiraukan nasihat itu tapi tetap saja dalam kampanyenya menyebarkan foto-foto Obama yang mengenakan busana tradisional Somalia.
Kejadian-kejadian itu, juga yang lainnya, adalah langkah-langkah meniti tangga sikap fanatik yang sekarang dilakukan melalui pesona para tokoh politik. Ketika mantan kandidat wakil presiden sekaligus mantan gubernur (Sarah Palin), mantan ketua parlemen (Newt Gingrich), dan sejumlah anggota parlemen menjajakan gambaran Muslim yang paling seram, tidak sulit untuk mengerti kenapa muncul kekerasan yang semakin kencang belakangan ini.
Saya tidak lupa aksi-aksi kekerasan atau upaya terorisme oleh orang-orang Muslim Amerika tahun lalu. Komunitas Muslim Amerika tidak mendiamkan ini. Mereka mengeluarkan sejumlah kecaman tapi juga menolak dianggap bersalah hanya karena seagama.
Dan kami menolak untuk cari aman. Kami tidak akan membiarkan orang-orang fanatik merusak tatanan Amerika. Orang-orang Muslim yang berbaur di luar masjid di tempat saya adalah miniatur Amerika. Kami memilih dalam pemilu – dan suara kami berarti, khususnya di negara-negara-bagian yang sulit diprediksi siapa pemenangnya. Pengemudi taksi yang ditikam di New York adalah satu dari ribuan Muslim yang merupakan 50 persen sopir taksi di New York City.
Orang-orang Muslim menjadi guru, komedian dan bahkan ratu kecantikan Amerika sekarang, Rima Fakih.
Dan kami adalah juga para dokter Amerika. Saya dan ipar saya, yang seorang dokter melahirkan/ginekolog, tengah menyaksikan salah satu sinetron bertema kedokteran ketika ia menceritakan kepada saya sebuah kisah yang dengan apik merangkum semua fakta di atas: “Belum lama ini saya mengurus persalinan dengan disaksikan oleh ayah dari sang bayi lewat kamera Skype. Dia seorang prajurit di Afghanistan. Saya pun berpikir, nah inilah saya: seorang dokter Muslimah berjilbab yang mengurus kelahiran seorang bayi yang ayahnya seorang tentara Amerika di Afghanistan, sebuah negara Muslim.”

Mona Eltahawy adalah seorang komentator dan jurnalis terkemuka yang tinggal di New York, sekaligus seorang dosen internasional tentang isu-isu Arab dan Muslim. Artikel ini dimuat berdasarkan izin Common Ground News.
 
^ semakin banyak kebencian terhadap Muslim semenjak 9/11 semakin banyak pula mualaf di AS...

Allahuakbar...
 
itulah bentuk dan bukti bahwa Allah Maha Adil :)
 
Pendeta Jones Ditolak Masuk Inggris
Dia berencana ikut pawai untuk menentang penyebaran Islam dan pembangunan masjid di Inggris

95985_terry-jones--pendeta-penghasut-pembakaran-qur-an_300_225.jpg

Terry Jones, pendeta penghasut pembakaran Quran (AP Photo/Phil Sandlin)

Kementerian Dalam Negeri Inggris menolak permohonan visa yang diajukan pendeta fundamentalis asal Florida, Terry Jones, untuk mengunjungi negara itu. Jones dianggap sebagai seorang ekstrimis yang hanya akan mengacaukan situasi di Inggris.

Diberitakan CNN.com, larangan itu disampaikan dalam pernyataan resmi Kementerian Dalam Negeri Inggris, Kamis, 20 Januari 2011. Pemerintah Inggris menyatakan mereka telah mempelajari dengan cermat rencana sinting Jones beberapa waktu lalu untuk membakar Kitab Suci Alquran.

“Pemerintah Inggris menolak segala macam tindakan ekstrimisme, karena itu kami menolak Terry Jones mengunjungi Inggris,” demikian bunyi pernyataan itu. “Komentar-komentar Pendeta Jones adalah bukti dari kelakuannya yang tidak bisa diterima. Mengunjungi Inggris adalah sebuah keistimewaan, bukan hak, dan kami tidak akan memberikan izin masuk bagi mereka yang akan membuat situasi di masyarakat menjadi tidak kondusif.”

Nama Terry Jones terkenal ke seantero jagat setelah dia mengungkapkan rencananya untuk membakar Alquran pada peringatan tragedi serangan teror Al Qaidah 11 September di New York. Rencana ini dikutuk di seluruh dunia. Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga turut mengecam rencana gila. Jones akhirnya mengurungkan niatnya.

Namun, Jones bergeming dengan keyakinannya. Dia tetap menjadi penentang Islam nomor satu dan mendukung berbagai gerakan anti Islam di berbagai negara. Pada 9 Februari nanti, Jones berencana turut serta dalam pawai sebuah kelompok kanan militan di Inggris, England Is Ours. Aksi ini digelar untuk menentang penyebaran Islam dan pembangunan masjid di Inggris. Selain itu, dia juga dijadwalkan menjadi pembicara di sejumlah forum.

Jones mengaku kecewa atas penangkalan tersebut. Dia mendesak pemerintah Inggris untuk mencabutnya. “Saya telah banyak melakukan wawancara dan saya memastikan kepada media dan pemerintah Inggris bahwa kami tidak punya niat untuk melakukan tindakan apapun yang melanggar hukum Inggris,” ujar Jones.

Jones mengatakan larangan itu adalah pelanggaran hak asasi untuk menyatakan pendapat dan bepergian. Dia menyatakan akan melakukan tindakan hukum untuk melawannya. “Sebagai manusia, saya percaya ini adalah pengekangan terhadap hak saya untuk bepergian, terhadap hak saya untuk menyatakan pendapat, terhadap hak dasar saya untuk memeluk agama dan bebas berbicara,” kata Jones. “Kami tidak melawan Muslim, kami tidak melawan Islam. Kami menyambut umat Muslim dan hanya menentang unsur-unsur radikal dalam Islam.”


Viva News
 
Izin Berjilbab Dijegal Otorita Hukum Adminstrasi Turki​

Kamis, 20 Januari 2011

Hidayatullah.com--Komisi ke-8 Danıştay (dewan negara Turki pemegang kewenangan dalam hukum administrasi), Rabu (19/1), menjegal ketentuan pembolehan penggunaan kerudung bagi para peserta ujian masuk perguruan tinggi.

Belum lama ini Pusat Seleksi dan Penempatan Mahasiswa Turki (ÖSYM) mengeluarkan ketentuan yang tidak lagi mewajibkan para peserta ujian masuk perguruan tinggi (ALES) untuk menampakkan rambut dan telinganya. Dan pada ujian bulan Nopember silam kerudung peserta ALES sudah tidak dipermasalahkan.

Komisi ke-8 di Danıştay secara anonim memutuskan bahwa kebijakan ÖSYM yang memperbolehkan jilbab tersebut melanggar ketetapan yang telah dibuat Mahkamah Konstitusi, Pengadilan HAM Eropa dan Danıştay. Dan terutama melanggar prinsip sekuler negara Turki.

Terkait keputusan Danıştay itu, Dewan Pendidikan Tinggi (YÖK) menyatakan tidak bisa menerimanya. Menurut Yusuf Ziya Ozcan, presiden (YÖK), mereka akan mendiskusikannya dengan para ahli hukum.

Wakil Ketua Partai AK Salih Kapusuz juga menentang keputusan Danıştay yang menurutnya akan memicu ketegangan dalam masyarakat.

"Lembaga yudisial seharusnya berkontribusi memecahkan masalah negara. Mereka seharusnya membuat keputusan yang tidak menyebabkan rakyat kehilangan keyakinan pada peradilan ... Tapi lembaga yudisial di Turki (malah) membuat keputusan yang sesuai dengan ideologi mereka," katanya.

Larangan jilbab di Turki menguat pascakudeta tahun 1997, ketika militer memaksa politisi Muslim, Necmettin Erbakan, turun dari jabatan perdana menteri dengan tudingan akan mengganti sistem sekuler Turki dengan Islam. Kelompok sekuler Turki yang didukung militer memandang kerudung sebagai simbol politik dan agama Islam, sehingga harus dilarang. *
Rep. Cholis Akbar
Red. Syaiful Irwan
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.