• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

dewa dewi

@LomX
waks.. tapi.. kalo bagi kk 666 dewa2 itu ada kk, dan membantu kita kalau kita kesusahan.
Mana yang bener nih..cerita2 kk 666 ato pendapat LomX tentang ketidakadanya dewa/i 2 yang seperti di sebuatkan di atas? :D

Umm.. mungkin kk LomX salah pemahaman tentang dewa/i 2..
Sang Buddha aja mengatakan adanya dewa2 dan Sang Buddha tidak mengatakan dewa/i 2 itu tidak bisa melindungi kita. Tapi,kenapa kk tidak percaya bahwa dewa2/i China itu tidak ada?? Mana ada dewa/i 2 itu kalau tidak ada yang melihat langsung dan dibantu oleh dewa/i ?? Pastinya itu ada kk :)

Cerita2 dewa2 dan dewi2 diatas tidak bisa dikatakan hanya buatan orang2 dan orang itu tidak pernah hidup.
 
@LomX
waks.. tapi.. kalo bagi kk 666 dewa2 itu ada kk, dan membantu kita kalau kita kesusahan.
Mana yang bener nih..cerita2 kk 666 ato pendapat LomX tentang ketidakadanya dewa/i 2 yang seperti di sebuatkan di atas? :D

Umm.. mungkin kk LomX salah pemahaman tentang dewa/i 2..
Sang Buddha aja mengatakan adanya dewa2 dan Sang Buddha tidak mengatakan dewa/i 2 itu tidak bisa melindungi kita. Tapi,kenapa kk tidak percaya bahwa dewa2/i China itu tidak ada?? Mana ada dewa/i 2 itu kalau tidak ada yang melihat langsung dan dibantu oleh dewa/i ?? Pastinya itu ada kk :)

Cerita2 dewa2 dan dewi2 diatas tidak bisa dikatakan hanya buatan orang2 dan orang itu tidak pernah hidup.


Tidak semua dewa dapat membantu manusia,ada batasnya(jangan terlalu berhadap). Menjadi dewa-dewi juga tidak kekal. semua tergantung pada karma kita masing-masing.


SABBE SATTA
KAMMASSAKA
KAMMADAYADA
KAMMAYONI
KAMMABANDHU
KAMMAPATISARANA
YAM KAMMAM KARISSANTI
KALYANAM VA PAPAKAM VA
TASSA DAYADA BHAVISSANTI

Semua makhluk:
Memiliki karmanya sendiri
Mewarisi karmanya sendiri
Lahir dan karmanya sendiri
Berhubungan dengan karmanya sendiri
Terlindung oleh karmanya sendiri.
Apa pun karma yang diperbuatnya
Baik atau buruk,
Itulah yang akan diwarisinya.
 
Wiuh gw percaya adanya dewa dewi tapi gw ga percaya dewa dewi china
 
Tidak semua dewa dapat membantu manusia,ada batasnya(jangan terlalu berhadap). Menjadi dewa-dewi juga tidak kekal. semua tergantung pada karma kita masing-masing.


SABBE SATTA
KAMMASSAKA
KAMMADAYADA
KAMMAYONI
KAMMABANDHU
KAMMAPATISARANA
YAM KAMMAM KARISSANTI
KALYANAM VA PAPAKAM VA
TASSA DAYADA BHAVISSANTI

Semua makhluk:
Memiliki karmanya sendiri
Mewarisi karmanya sendiri
Lahir dan karmanya sendiri
Berhubungan dengan karmanya sendiri
Terlindung oleh karmanya sendiri.
Apa pun karma yang diperbuatnya
Baik atau buruk,
Itulah yang akan diwarisinya.

@singthung
Bagaimana dengan aliran Mahayana?? aq pernah dengar tentang berdoa kepada Boddhisatva akan menghilangi karma buruk.. dimanakah peran Citta(Pikiran) yang diajarkan dalam aliran Buddhist selain Theravada??

Dewa2 n dewi2 China kebanyakan ditujukan untuk membantu manusia, dan banyak orang percaya.. itu juga termasuk Citta kan??
 
sangat menarik.. hehehe...
bagi kita Buddhis teravada.. murni Buddhist tentu tidak mengenal adanya para deva.. lain hal dengan taouisme.. tridarma.. dan mahayana.. yang kebanyakan berasal dari china.. adanya deva devi itu merupakan hal yang yang tak kalah pentingnya.. bahkan sangat penting keberadaannya..

seperti sang Buddha dalam teravada...
penjelasannya mungkin sama.. mereka disembayangi, dihormati, dan dipuja..
juga karena sifat2 luhur.. dan perbuatan bijak yang pernah mereka lakukan..
sama halnya Sang Buddha Gaotama.. di puja. di puji.. dihormati.. dan diikuti banyak penganut.. bukan karena Buddha sebuah agama.. tapi juga karena sifat sifat luhur beliau.. serta pencerahan yang beliau dapatkan.. yang menjadi Dhamma.. buat para deva dan manusia...

jadi ya.. istilahnya cin-cai-cin-cai aja lah... mau teravada.. bagus.. murni Buddhist.. hehehe... mau tridarma... bagus... mau mahayana.. bagus.. hehehe..
toh sama intinya.. dalam hidup ini.. jangan berbuat jahat.. tambah kebaikan.. sucikan hati dan pikiran.. ^^'

sekeder menambahkan saja.. mohon maaf bila ada salah kata.. ^^'
mettacithena
 
@singthung
Bagaimana dengan aliran Mahayana?? aq pernah dengar tentang berdoa kepada Boddhisatva akan menghilangi karma buruk.. dimanakah peran Citta(Pikiran) yang diajarkan dalam aliran Buddhist selain Theravada??

Dewa2 n dewi2 China kebanyakan ditujukan untuk membantu manusia, dan banyak orang percaya.. itu juga termasuk Citta kan??



Dengan membaca paritta-paritta,pikiran kita akan menjadi tenang,merenung sifat-sifat keagungan Sang Buddha,mengembangkan pikiran cinta kasih dsbnya,kan membawa pikiran melakukan hal-hal yang baik tentu menambah karma baik kita.

Kalau kita berbuat jahat terus,jangankan dewa ,makhluk peta pun tidak mau menolong kita. yang penting kita selalu berbuat kebajikan terus secara otomatis,"Terlindung oleh karmanya sendiri". Tidak semua dewa dapat menolong manusia,apa batasnya. Kalau kita sedikit-sedikit minta pertolongan dewa,maka kita akan menjadi pasif,kita harus berusaha sendiri. Seperti yang disabdakan oleh Sang Buddha :

"Utthanena' ppamadena
samyamena damena ca
dipam kayiratha medhavi
yam ogho nabhikirati."

Dengan usaha yang tekun, semangat, disiplin, dan pengendalian diri,
hendaklah orang bijaksana,
membuat pulau bagi dirinya sendiri,
yang tidak dapat ditenggelamkan oleh banjir.


"Manopubbangama dhamma
manosettha manomaya
manasa ce padutthena
bhasati va karoti va
tato nam dukkhamanveti
cakkamva vahato padam."

Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu,
pikiran adalah pemimpin,
pikiran adalah pembentuk.
Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat,
maka penderitaan akan mengikutinya,
bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.



 
a

@singthung
memang benar dewa dikatakan tidak bisa menolong terus, pastinya karena orang yang memohon kepada dewa tidak mau berusaha,memohon dengan keinginan jahat, dll (pokoknya yang pasif dan jelek2).

Tapi kalau dengan memohon untuk selamat, tambah pintar, dll?? Pastinya itu mempengaruhi citta kita,kita yakin bahwa kita dibantu(ini citta nya) dan itu bisa membuat kita berkembang.

Seperti halnya membaca paritta, kenapa hanya membaca itu bisa melatih citta?? Berdoa, membaca paritta, berbuat baik, dll, semuanya berhubungan dengan citta kita.

jadi kalau LomX mengatakan bahwa Dewa-dewi China adalah karangan orang2, pastinya tidak akan ada sampai sekarang. Kan mayoritas China beragama Buddha, kenapa masih ada??

Cerita-cerita itu menceritakan orang yang benar2 ada dan lalu orang2 disekitarnya mengagungkannya, dan mengangkat orang yang diagungkan itu menjadi dewa/i, lalu mereka berharap agar orang yang di dewakan itu untuk membantu mereka/membimbing mereka terus.
 
jadi kalau LomX mengatakan bahwa Dewa-dewi China adalah karangan orang2, pastinya tidak akan ada sampai sekarang. Kan mayoritas China beragama Buddha, kenapa masih ada??

Cerita-cerita itu menceritakan orang yang benar2 ada dan lalu orang2 disekitarnya mengagungkannya, dan mengangkat orang yang diagungkan itu menjadi dewa/i, lalu mereka berharap agar orang yang di dewakan itu untuk membantu mereka/membimbing mereka terus.

Salah besar kalau di Negara Cina mayoritas beragama Buddha. Sampai sekarang masih mayoritas KongHuCu,Toisme sedangkan Agama Buddha sudah berbaur dengan kebudayaan setempat yang kita kenal TriDharma.

jangan karena suatu tradisi kita langsung percaya,tetapi Sang Buddha mengajarkan seperti yang terdapat di Kalama Sutta sbb:

1. Janganlah Menerima Apapun Berdasarkan Pada Berita Semata

Nasihat Sang Buddha seperti yang disebutkan dalam Kalama Sutta adalah untuk tidak menerima apapun berdasarkan pada berita, tradisi, kabar angin semata. Biasanya orang mengembangkan keyakinan mereka setelah mendengarkan perkataan orang lain. Tanpa berpikir mereka menerima apa yang orang lain katakan mengenai agama mereka atau apa yang telah tercatat dalam buku-buku keagamaan mereka. Kebanyakan orang jarang sekali mengambil resiko untuk menyelidiki, untuk menemukan apakah yang dikatakannya benar atau tidak. Sikap umum seperti ini sukar untuk dipahami, khususnya di dalam era modern saat ini ketika pendidikan sains mengajarkan orang untuk tidak menerima sama sekali apapun yang tidak bisa dijelaskan secara rasional. Bahkan sekarang ini banyak yang disebut sebagai pemuda berpendidikan hanya menggunakan emosi atau ketaatan mereka tanpa menggunakan pikiran naralnya.

Dalam Kalama Sutta, Sang Buddha memberikan nasihat yang sangat liberal (bebas) kepada sekelompok pemuda dalam menerima suatu agama secara rasional. Ketika orang-orang muda ini tidak dapat memutuskan bagaimana memilih agama yang sesuai, mereka menghadap kepada Sang Buddha untuk mendapatkan nasihatNya. Mereka mengatakan kepadaNya bahwa semenjak berbagai kelompok agama memperkenalkan agamanya dalam berbagai cara, mereka mengalami kebingungan dan tidak bisa memahami cara keagamaan mana yang benar. Para pemuda ini bisa diibaratkan dalam istilah modern sebagai para pemikir bebas (free thinkers), atau para pencari kebenaran (truth seekers). Inilah mengapa mereka memutuskan untuk mendiskusikan hal ini dengan Sang Buddha. Mereka memohon kepada Sang Buddha untuk memberikan beberapa garis pedoman untuk membantu mereka menemukan suatu agama yang sesuai dimana dengannya mereka dapat menemukan kebenaran.

Dalam menjawab pertanyaan mereka, Sang Buddha tidak mengklaim bahwa Dhamma (ajaranNya) merupakan satu-satunya ajaran yang bernilai dan siapapun yang mempercayai hal lain akan masuk ke neraka. Justru Beliau memberikan beberapa nasihat yang penting untuk mereka pertimbangkan. Sang Buddha tidak pernah menganjurkan orang untuk menerima suatu agama hanya melalui iman (faith) semata tetapi Beliau menganjurkan mereka untuk mempertimbangkan dan memahami segala sesuatunya tanpa bias (praduga/menyimpang). Beliau juga tidak menganjurkan orang untuk menggunakan emosi atau ketaatan semata yang berdasarkan pada kepercayaan yang membuta di dalam menerima suatu agama. Inilah mengapa agama yang berdasarkan pada ajaranNya sering digambarkan sebagai agama rasional. Agama ini juga dikenal sebagai agama merdeka dan beralasan (religion of freedom and reason). Kita seharusnya tidak menerima apapun melalui iman atau emosi untuk mempraktikkan suatu agama. Kita seharusnya tidak menerima suatu agama begitu saja dikarenakan agama itu menghilangkan ketakutan bodoh kita mengenai apa yang akan terjadi pada diri kita, kapan kita mati ataupun ketakutan kita ketika diancam oleh api neraka jika kita tidak menerima beberapa ajaran atau yang lainnya. Agama harus diterima melalui pilihan bebas. Setiap pribadi harus menerima suatu agama karena pemahaman dan bukan karena agama itu merupakan hukum yang diberikan oleh suatu penguasa atau kekuatan-kekuatan supernatural. Menerima suatu agama haruslah bersifat pribadi dan berdasarkan pada kepastian rasional akan agama yang akan diterima.

Orang dapat membuat berbagai macam klaiman mengenai agama mereka dengan membesar-besarkan berbagai macam peristiwa untuk mempengaruhi orang lain. Kemudian, mereka dapat memperkenalkannya sebagai pesan surgawi untuk menumbuhkan iman atau rasa percaya. Tetapi kita harus membaca apa yang tertulis secara analitis dengan menggunakan akal sehat dan kekuatan pikiran. Itulah mengapa Sang Buddha menasihatkan kita untuk tidak menerima secara tergesa-gesa apapun yang tercatat, tradisi, atau kabar angin semata. Orang mempraktikkan tradisi-tradisi tertentu yang berdasarkan pada kepercayaan, kebiasaan atau cara hidup komunitas dimana mereka berada. Namun, beberapa tradisi sangatlah penting dan berarti. Oleh karena itu, Sang Buddha tidak mengecam semua tradisi adalah salah tetapi menasihatkan kita untuk mempertimbangkannya dengan sangat berhati-hati praktik mana yang penuh arti dan mana yang tidak. Kita harus mengetahui bahwa beberapa tradisi tertentu tersebut menjadi ketinggalan jaman dan tidak berarti lagi setelah beberapa periode waktu. Hal ini mungkin disebabkan karena kebanyakan di antaranya diperkenalkan dan dipraktikkan oleh orang-orang primitif dan pemahaman mereka tentang kehidupan manusia dan alam sangatlah terbatas pada masa itu. Jadi, pada masa sekarang ini ketika kita menggunakan pendidikan sains modern kita dan pengetahuan akan alam semesta, kita dapat melihat sifat sesungguhnya dari kepercayaan mereka. Kepercayaan yang dimiliki orang-orang primitif mengenai matahari, bulan, dan bintang-bintang, bumi, angin, halilintar, guntur dan halilintar, hujan dan gempa bumi, berdasarkan pada usaha mereka untuk menjelaskan fenomena alam yang nampaknya sangat mengerikan. Mereka memperkenalkan fenomena alam tersebut sebagai tuhan-tuhan (dewa) atau perbuatan-perbuatan tuhan dan kekuatan-kekuatan supernatural.


2. Janganlah Menerima Apapun Berdasarkan Pada Tradisi Semata

Dengan pengetahun kita yang telah maju, kita dapat menjelaskan fenomena alam yang nampaknya mengerikan ini sebagaimana apa adaya. Itulah mengapa Sang Buddha mengatakan, “Janganlah menerima dengan segera apa yang kau dengar. Janganlah mencoba untuk membenarkan perilaku tidak rasionalmu dengan mengatakan ini adalah tradisi-tradisi kami dan kita harus menerimanya.” Kita seharusnya tidak percaya begitu saja kepada takhayul ataupun dogma agama karena orang yang dituakan melakukan hal yang sama. Ini bukan berarti kita tidak menghormati para sesepuh kita, tetapi kita harus melaju bersama waktu. Kita seharusnya memelihara kepercayaan-kepercayaan yang sesuai dengan pandangan dan nilai-nilai modern dan menolak apapun yang tidak diperlukan atau yang tidak sesuai karena waktu telah berubah. Dengan cara ini kita akan dapat hidup dengan lebih baik.

Satu generasi yang lalu, seorang pendeta Anglikan, Uskup dari Woolich menyatakan sebuah kalimat, “Tuhan dari celah“ (God of the gaps) untuk menjelaskan bahwa apapun yang tidak kita pahami merupakan atribut tuhan. Karena pengetahuan kita terhadap dunia telah berkembang, kekuatan tuhan pun berkurang secara bersamaan.


3. Janganlah Menerima Apapun Berdasarkan Pada Kabar Angin Semata

Semua orang suka mendengarkan cerita. Mungkin itulah mengapa orang mempercayai kabar angin. Anggaplah ada seratus orang yang telah melihat sebuah peristiwa tertentu dan ketika setiap orang menceritakannya kembali kepada yang lain, ia akan menghubungkannya dengan cara yang berbeda dengan menambahkan lebih banyak hal lainnya dan membesar-besarkan hal yang kecilnya. Ia akan menambahkan “garam dan bumbu” untuk membuat ceritanya lebih seru dan menarik dan untuk memperindahnya. Umumnya setiap orang akan menceritakan suatu kisah seolah-olah dialah satu-satunya yang dapat menceritakan kepada orang lain apa yang benar-benar terjadi. Inilah sifat sesungguhnya dari cerita yang dibuat dan disebarkan oleh orang. Ketika Anda membaca beberapa kisah dalam agama apapun, cobalah untuk ingat bahwa kebanyakan dari interpretasinya adalah hanya untuk menghias peristiwa kecil untuk menarik perhatian orang. Jika tidak demikian, maka tidak akan ada apapun bagi mereka untuk diceritakan kepada orang lain dan tak seorang pun akan menaruh perhatian pada kisah itu.

Di sisi lain cerita dapat sangat bermanfaat. Cerita merupakan cara yang menarik untuk menyampaikan pelajaran moral. Literatur Buddhis merupakan gudang yang besar dari beragam kisah cerita. Tetapi itu hanyalah cerita. Kita harus tidak mempercayainya seperti seolah-olah cerita itu adalah kebenaran mutlak. Kita seharusnya tidak seperti anak kecil yang percaya bahwa seekor serigala dapat menelan hidup-hidup seorang nenek dan berbicara kepada manusia! Orang dapat berbicara mengenai berbagai macam keajaiban, tuhan-tuhan/dewa, dewi, bidadari-bidadari dan kekuatan mereka berdasarkan pada kepercayaan mereka. Kebanyakan orang cenderung untuk menerima dengan segera hal-hal tersebut tanpa penyelidikan apapun, tetapi menurut Sang Buddha, kita seharusnya tidak mempercayai dengan segera apapun karena mereka yang menceritakannya kepada kita akan hal itu pun terpedaya olehnya. Kebanyakan orang di dunia ini masih berada dalam kegelapan dan kemampuan mereka untuk memahami kebenaran sangatlah miskin. Hanya beberapa orang yang memhami segala sesuatu secara sewajarnya. Bagaimana mungkin seorang buta menuntun seorang buta lainnya? Kemudian ada perkataan lain, ”Jack si mata satu dapat menjadi raja dikerajaan orang buta.” Beberapa orang mungkin hanya mengetahui sebagian dari kebenaran. Kita perlu berhati-hati dalam menjelaskan kebenaran mutlak ini kepada mereka.



dstnya...
 
/heh LomX percaya ama dewa2 nah trus dewa2 yg mana neh selain dewa2 china /?
percaya sih bleh2 aja ambil aja yg benernya aja jgn ampe terjerumus ke yg nga2
 
yang nga2 tuh seperti apa kk kodok tersayang...:D (jk..bkn homo gw..:D:D)

dewa ada yang sesat juga yah?
bukannya untuk jadi seorang dewa, dia telh mengumpulkan banyak kebaikan, trus dewanya pasti baik donk??

Bukan begitu yah??
Mohon penjelasannya :x

Thankssss
 
mungkin maksud sesat adalah karna manusianya terlalu berharap kepada dewa/dewi jadinya manusia itu sendiri jadi malas2an :D
sory aja kl salah :D
 
@singthung
Iya kk singthung, yang diatas itu benar.. Tapi kalau Dewa yang bijak seperti 3 dewa yang dituakan di Taoisme, dewa erlang, dewa Kwante,dewa Na Cha? Apakah itu kabar angin??g khan??kenapa dewa2 itu di bicarakan?? kenapa mereka dipuja-puja banyak orang?? Kenapa ada orang yang mau meninggikannya dan menyebarkan kebaikan yang diajarkan dewa itu kepada orang itu?? Padahal mereka seharusnya bisa juga mengaku sebagai dewa, atau utusan dewa dengan ajaran2nya.

Tapi benar sih.. ada yang salah mempergunakan nama dewa/dewi

Dewa2 China kebanyakan dulunya saat masih dianggap manusia pernah menolong banyak orang/menyelamatkan desa/menyelamatkan negara/mempunyai sikap yang bermakna/menyebarkan kebaikan/selalu bijak/tahan nafsu. Karena itu mereka dianggap sebagai dewa, ada juga yang menganggap guru.

Hmm.. kalau China itu.. kebanyakan Atheis ternyata.. saudaraq yang di China aja, baru tadi bilang kalau vihara, kelenteng, dan tempat-tempat ibadah di China itu sedikit. kebnyakan nggak bersembhayang..
 
yg dikatakan kk singthung dan bung silfa mang bener..
menurut gw orang itu cuma buat buang buangin waktu aja bikin bikin tahayul sepeti itu...

dewa erlang, dewa Kwante,dewa Na Cha
kalo yg ini gw ga isa jawab....
 
/heh nah menurut gw itu yg di ungkapkan oleh om silfadrive....
makana akibat ikut2an kepercayaan orang tua dolo jadi salah kapra soal kepercayaan..
emank sih itu juga akar budaya suku.... kan nda mungkin dah tau klo itu tahayul eh mala kita yg ikut turun temurun lagi... mending klo mao siutao kudu pahami dolo siutao yg sebenarnya jgn asal2 siutao nga guna juga sama aja boong and membodohi diri kita sendiri....

namaste /heh
 
siutao apa ne?? ga perna denger..
kalo masalah dewa erlang dll gw sih ga tau soalnya gw ga pelajarin konghucu dan tao..
jadi gw cuma ikutin apa yg diajarain Sang Buddha aja...
 
oh ya, paman saya pendeta tai san lau jun, kalau menulis 1 buah jimat/talisman, butuh sampai waktu 3 jam, nulisnya pun cm pada 1 titik lingkaran diameter 3 cm, di diameter 3cm itu diisi mantera2 dengan waktu 3 jam sampe menjadi bulatan hitam. Bahaya juga kalau taoism, di medan sering disebut aliran "Mao San" ada yg tau?
 
mao san hanya suatu cabang ilmu dari aliran tao yg mengajarkan ilmu batin dan spiritualis
terkadang orang menyalahgunakannya demi kepentingan pribadi nga guna samasekali
dahulu maosan di pakai untuk upacara2 ritual adat dan di gunakan juga dalam pengobatan semua cabang ilmu memiliki tujuan yg sama cuman tergantung bagaimana cara mengunakan dan mengembangkanya dengan benar sesuai ajaran yg benar
 
Tao banyak berhubungan dengan yg namanya spiritual...
saya pun ga mengerti dengan inti ajarannya...
 
dewa sesat bkn berarti dewa/dewi lairan sasat tetapi karena mereka menikmati kebahagiaan yang sangat lama sekali dan perlahan-lahan melupakan buddha dharma, begitu juga mahabrahma, bukan berarti beliau sesat karena berbuat jahat, tetapi pandangannya yang salah.
 
belum tentu berbuat baik itu adalah baik
belum tentu berbuat jahat itu adalah jahat
bisa saja berbuat baik itu adalah dosa
bisa saja berbuat jahat itu adalah kebaikan.
namaster
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.