byakuya
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 46894
- Sejak
- 25 Jun 2008
- Pesan
- 14.460
- Nilai reaksi
- 288
- Poin
- 83
Seorang turis yang tertidur di pantai Selandia Baru setelah berenang telanjang harus dibawa ke rumah sakit, karena digigit laba-laba yang sangat berbisa di p*nisnya.
Pria asal Kanada yang berusia 22 tahun ini sebelumnya menanggalkan pakaian di atas pasir saat ia ingin berenang tanpa busana. Tak diduga, ia selanjutnya menghabiskan 16 hari di rumah sakit, karena menderita peradangan jantung yang fatal.
“Dia terbangun dan menemukan bahwa p*nisnya terasa sakit dan membengkak dengan tanda merah yang diperkirakan merupakan bekas gigitan,” kata Dr. Nigel Harrison yang merawat pria ini dan menulisnya di jurnal medis Selandia Baru.
Turis tersebut kemudian mengalami sakit yang berkembang di otot, demam, sakit kepala, sensitif kepada cahaya dan muntah.
“Ini merupakan gigitan yang buruk dan menyebabkan rasa sakit,” kata Dr. Harrison.
Saat itu juga, turis ini dibawa ke rumah sakit terdekat di sebelah utara kota Dargaville, dengan p*nis yang sangat membengkak dan tekanan darah yang tinggi serta debar jantung yang cepat.
Pagi selanjutnya, dada terasa sakit dan gejala lain berkembang sehingga dokter mendiagnosa ia digigit oleh katipo yaitu laba-laba mematikan lokal yang berhubungan dengan laba-laba punggung merah Amerika dan laba-laba hitam Amerika Utara.
Pria ini dirawat dengan obat antiracun di rumah sakit lokal di Whangarei. Namun kondisi terus berkembang dan masalah jantung terus ada. Kemudian ia dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar di Auckland Hospital sebelum pulang ke rumah di Kanada.
Ini adalah kasus yang dikenal sebagai myocarditis atau peradangan jantung yang terjadi setelah gigitan laba-laba katipo.
Katipo yang merupakan nama Maori yang berarti ‘penyengat malam’ masuk daftar spesies yang terancam punah di Selandia Baru.
Laba-laba biasanya menggigit hanya dalam pembelaan diri. Hanya dua kematian akibat gigitan katipo telah dicatat dan terjadi pada abad ke-19
Pria asal Kanada yang berusia 22 tahun ini sebelumnya menanggalkan pakaian di atas pasir saat ia ingin berenang tanpa busana. Tak diduga, ia selanjutnya menghabiskan 16 hari di rumah sakit, karena menderita peradangan jantung yang fatal.
“Dia terbangun dan menemukan bahwa p*nisnya terasa sakit dan membengkak dengan tanda merah yang diperkirakan merupakan bekas gigitan,” kata Dr. Nigel Harrison yang merawat pria ini dan menulisnya di jurnal medis Selandia Baru.
Turis tersebut kemudian mengalami sakit yang berkembang di otot, demam, sakit kepala, sensitif kepada cahaya dan muntah.
“Ini merupakan gigitan yang buruk dan menyebabkan rasa sakit,” kata Dr. Harrison.
Saat itu juga, turis ini dibawa ke rumah sakit terdekat di sebelah utara kota Dargaville, dengan p*nis yang sangat membengkak dan tekanan darah yang tinggi serta debar jantung yang cepat.
Pagi selanjutnya, dada terasa sakit dan gejala lain berkembang sehingga dokter mendiagnosa ia digigit oleh katipo yaitu laba-laba mematikan lokal yang berhubungan dengan laba-laba punggung merah Amerika dan laba-laba hitam Amerika Utara.
Pria ini dirawat dengan obat antiracun di rumah sakit lokal di Whangarei. Namun kondisi terus berkembang dan masalah jantung terus ada. Kemudian ia dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar di Auckland Hospital sebelum pulang ke rumah di Kanada.
Ini adalah kasus yang dikenal sebagai myocarditis atau peradangan jantung yang terjadi setelah gigitan laba-laba katipo.
Katipo yang merupakan nama Maori yang berarti ‘penyengat malam’ masuk daftar spesies yang terancam punah di Selandia Baru.
Laba-laba biasanya menggigit hanya dalam pembelaan diri. Hanya dua kematian akibat gigitan katipo telah dicatat dan terjadi pada abad ke-19