• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Benarkah Yesus itu Allah ?

effie

IndoForum Staff Personnel
No. Urut
601
Sejak
17 Apr 2006
Pesan
8.576
Nilai reaksi
353
Poin
83
Hampir 2000 tahun yang lalu Yesus masuk kedalam kumpulan manusia dalam sebuah masyarakat Yahudi yang kecil. Ia anggota dari sebuah anggota keluarga yang miskin, sebuah kelompok minoritas, dan tinggal di salah satu dari negeri-negeri yang terkecil di dunia ini. Ia hidup selama lebih kurang 33 tahun. Dan dari masa itu hanya 3 tahun terakhir di pergunakanNya untuk pelayanan umumNya.

Namun demikian hampir dimana-mana orang masih ingat kepadaNya. Tanggal surat kabar kita atau tanggal hak cipta sebuah buku teks universitas, memberikan kesaksian bahwa Yesus menjalani salah satu dari semua kehidupan terbesar yang pernah ada.

H.G Wells, Ahli sejarah terkemuka pernah di tanyakan, siapakan orang yang meninggalkan kesan yang paling menetap dalam sejarah. Ia menjawab bahwa kalau kebesaran seseorang diukur oleh standar-standar sejarah, maka "berdasar pengujian ini Yesus lah yang no 1"

Kenneth Scott Latourette, juga seorang ahli sejarah berkata, "sementara jaman demi jaman berlalu, bukti-bukti nya semakin bertambah sehingga, bila diukur melalui akibatNya dalam sejarah maka Yesus lah tokoh yang paling berpengaruh yang pernah hidup di planet ini. Pengaruh itu tampak nya terus bertambah."

Dari Ernest Renan kita memperoleh pengamatan ini: "Yesus adalah bidang agama terbesar yang pernah hidup. KeindahanNya, kekal dan pemerintahanNya tak akan pernah berakhir. Dalam segala segi, Yesus itu unik dan tak suatupun dapat dibandingkan dengan Nya. Seluruh sejarah tak dapat di fahami tanpa Kristus."

Apa Yang Membuat Yesus Berbeda ?
Baru-baru ini saya berbicara kepada sekelompok orang diLos Angelos. saya tanyakan mereka, "siapa Yesus Kristus itu menurut anda sekalian ? " Jawab mereka, Yesus adalah seorang pemimpin agama yang besar. saya setuju dengan pernyataan itu. Yesus Kristus memang seorang pemimpin agama yang besar, tetapi saya yakin, Ia lebih dari sekedar itu.

Para pria dan wanita di segala jaman telah berbeda pendapat mengenai pertanyaan ini, "siapakah Yesus itu ?" Mengapa ada begitu banyak pertikaian mengenai satu orang individu ? Mengapa namaNya lebih dari nama pemimpin agama manapun ? menyebabkan orang terganggu ? Mengapa kita bisa berbicara mengenai Allah dan tak seorangpun merasa terganggu, tetapi segera kita menyebutkan Yesus orang begitu sering ingin menghentikan percakapan ? Atau mereka bersikap membela diri. Saya menyebutkan sesuatu tentang Yesus kepada seorang sopir taksi di London dan dengan segera ia berkata "saya tak mau berbicara tentang agama, khusus nya tentang Yesus."

Mengapa Yesus berbeda dengan para pemimpin agama lainnya ? Mengapa nama Budha, Mohammad, Confusius tidak membuat orang merasa terganggu ? Alasannya ialah, bahwa orang-orang tersebut tidak menyatakan dirinya sebagai Allah, seperti yang dilakukan Yesus, inilah yang membuat Dia begitu berbeda dengan pemimpin agama lainnya.

Para orang yang mengenal Yesus ketika Dia tinggal didunia ini dengan segera menyadari bahwa Dia sedang membuat pernyataaan-pernyataan yang mengejutkan mengenai diriNya. Jelas bahwa pernyataan-pernyataanNya sendiri mengidentifikasikan Dia sebagai seorang yang lebih dari pada sekedar nabi atau guru. Jelas bahwa Dia menyatakan diriNya sebagai illahi. Dia menyatakan bahwa Dialah yang dapat berhubungan dengan Allah, sumber satu-satunya bagi pengampunan dosa.

Untuk banyak orang pertanyaan-pertanyaan ini terlalu tertutup, terlalu sempit untuk bisa mereka percayai. Namun masalahnya bukanlah apa yang kita ingin pikirkan atau percaya, melainkan siapa Dia sebenarnya menurut Yesus sendiri ?

Apa yang dikatakan dokumen-dokumen perjanjian baru mengenai hal ini ? Kita sering mendengar ungkapan tentang "Keillahian Kristus"

A.H Strong dalam bukunya sytimatic theologi mendifinisikan Allah sebagai "Roh yang tak terbatas dan sempurna yang menjadi sumber pendukung dan akhir dari segala sesuatu."1(definisi tentang Allah ini memadahi untuk semua theis (orang yang percaya akan Allah) termasuk orang Islam dan Yahudi. theisme mengajarkan bahwa Allah itu pribadi dan bahwa alam sementa ini direncanakan dan diciptakan oleh Dia. Allah memelihara dan memerintah alam semesta ini dalam masa kini. Theisme Kristen memberikan sebuah catatan tambahan kepada difinisi diatas: dan yang menjadi daging sebagai Yesus dari Nazaret.

Yesus Kristus sesungguhnya merupakan nama dan gelar. Nama Yesus diambil dari bentuk Yunani dari nama Yesua atau Yosua yang berarti "Yahweh-Juru Selamat" atau "Tuhan menyelamatkan." Gelar Kristus diambil dari terjemahan kata Yunani untuk Mesias atau Masiah dalam bahasa Ibrani (Daniel 9 : 26) yang berarti "Yang diurapi" Dua jabatan Raja dan Imam terlibat dalam penggunaan gelar "Kristus" GelarNya menegaskan Yesus sebagai Imam dan raja yang dijanjikan oleh nubuat-nubuat perjanjian lama. Penegasan ini adalah salah satu bidang penting untuk bisa mengerti Yesus dan agama Kristen secara tepat.

Perjanjian Baru dengan jelas memperkenalkan Kristus sebagai Allah. Nama-nama yang dipakai untuk Kristus dalam Perjanjian Baru adalah begitu rupa sehingga nama-nama itu hanya bisa dengan tepat dipakai untuk Allah. Misalnya, Yesus disebut Allah dalam ungkapan, "dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang Maha Besar dan Juruselamat kita Yesus Kristus" ( Titus 2:13;bdn., Yohanes 1:1; Ibrani 1:8; Roma 9:5; 1 Yohanes 5 : 20-21). Alkitab mengenakan kepada Yesus ciri-ciri yang hanya bisa berlaku untuk Allah. Yesus diperkenalkan sebagai Oknum yang ada dengan sendirinya. (Yohanes 1:4; 14:6); berada dimana-mana (Matius 28:20; 18:20); Mahatahu (Yohanes 4:16; 6:64; Matius 17:22-27); Mahakuasa ( Wahyu 1: 8; Lukas 4:39-55; 7:14,15; Matius 8: 26,27); dan memiliki hidup kekal (1 Yohanes 5 : 11, 12,20; Yohanes 1:4).


Yesus menerima penghormatan dan penyembahan yang hanya boleh diterima Allah saja. Dalam suatu konfrontasi dengan Iblis, Yesus berkata, "Ada tertulis, 'Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"" (Matius 4:10). Namun demikian Yesus menerima penyembahan sebagai Allah (Matius 14:33, 28:9) dan terkadang bahkan menuntut supaya disembah sebagai Allah (Yohanes 5: 23; bdn Ibrani 1:6; Wahyu 5 : 8-14)

Kebanyakan pengikut Yesus adalah orang Yahudi yang saleh, yang percaya akan Allah yang Esa, mereka penganut monotheisme yang kukuh namun demikian mereka mengakui Yesus sebagai Allah yang menjelma manusia.

Karena pendidikan kenabiannnya yang mendalam, Paulus lebih enggan lagi dalam mengakui keillahian Yesus menyembah manusia dari Nasaret itu dan memanggilNya Tuhan. Tetapi inilah yang justru ia lakukan. Ia mengakui domba Allah (Yesus) sebagai Allah ketika dia berkata "karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah anakNya sendiri" (Kis 20:28)

Setelah Kristus bertanya kepadanya, siapakah Dia ? Petrus mengakui "Engkau adalah Mesias, anak Allah yang hidup" ( Matius 16:16) Yesus menjawab pengakuan Petrus bukan saja dengan memperbaiki kesimpulannya melainkan dengan mengakui validitas dan sumberNya "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di Surga" (Mat 16:17).

Marta, seorang sahabat dekat Yesus, berkata padaNya, "Ya Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah" (Yohanes 11:27). Kemudian ada Natanael, yang percaya bahwa tak suatupun yang baik akan muncul dari Nazaret. Ia mengakui bahwa Yesus adalah "Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"(Yohanes 1:49).

Ketika Stefanus dirajam, :ia berseru dengan suara nyaring, "Ya Tuhan Yesus , terimalah rohku!" (Kis 7:59). Penulis surat Ibrani menyebutkan Kristus sebagai Allah ketika dia menulis, "Tetapi tentang Anak Ia berkata, "TahtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya'" (Ibrani 1:8). Yohanes Pembabtis memberitakan kedatangan Yesus dengan berkata bahwa "turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati keatasNya. Dan terdengarlah suara dari langit, "Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan'"(Lukas 3:22)

Kemudian sudah tentu kita mempunyai pengakuan Tomas, yang lebih dikenal sebagai "Si Peragu" Barangkali dia seorang sarjana. Ia berkata, :Aku tak akan percaya sebelum aku mencucukkan jariku kedalam luka bekas paku itu" (Lukas 20:25). Saya dapat mengidentikkan diri saya dengan Tomas. Ia berkata, "Begini, ini bukan peristiwa sehari-hari, karena tidak setiap hari orang bangkit dari kematian atau menyatakan dirinya sebagai Allah yang menjelma. Aku perlu bukti." Delapan hari kemudian, setelah Tomas mengatakan rasa sangsinya mengenai Yesus dihadapan para murid lainnya, " Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata, 'damai sejagtera bagi kamu!' Kemudian Ia berkata kepada Tomas, "taruhlah jarimu dan cucukkan kedalam lambungKu, ulurkanlah tangan mu dan cucukkan kedalam lambung Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.' Tomas menjawab Dia, Ya Tuihanku dan Allahku!' Kata Yesus kepadanya, 'Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya'"(Yohanes 20:26-29). Yesus menerima pengakuan Tomas akan Dia sebagai Allah. Ia mengecam Tomas karena ketidakpercayaannya, tetapi bukan karena penyembahannya.

Pada titik ini seorang kritikus barangkali mau mengatakan bahwa semua pengakuan dibuat oleh orang lain mengenai Kristus, dan berasal dari Kristus sendiri mengenai dirinya sendiri. Biasanya tuduhan yang muncul didalam kelas para mahasiswa ialah bahwa orang-orang dimasa Kristus itu salah faham tentang Dia, sama halnya dengan kita sekarang ini. Dengan kata lain, Yesus tidak sungguh-sungguh menyatakan diriNya sebagai Allah.

Saya kira tidak demikian, dan saya yakin bahwa keilahian Kristus itu terdapat langsung dari halaman-halaman Perjanjian Baru. Nats-nats tersebut berlimpah dan maknanya jelas. seorang pengusaha yang memeriksa Alkitab untuk memastikan apakah Kristus benar-benar menyatakan diriNya sebagai Allah, berkata, "Bila ada seseorang yang membaca Perjanjian Baru, tetapi tidak menyimpulkan bahwa Yesus menyatakan diriNya sebagai illahi, maka dia sama halnya dengan seorang buta yang berdiri diluar ruangan pada suatu hari yang cerah dan berkata bahwa dia tak bisa melihat matahari."

Dalam Injil Yohans ada konfrontasi antara Yesus dan sejumlah orang Yahudi. Konfrontasi itu dimulai ketika Yesus menyembuhkan seorang lumpuh pada hari sabat dan kemudian memerintahkannya untuk mengangkat tilamnya dan berjalan. "Dan karena alasan inilah maka orang-orang Yahudi menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal tersebut pada hari sabat. tetapi ia menjawab mereka, 'BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga' Sebab itu orang-orangYahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah"(Yohanes 5: 16-18).

Anda mungkin berkata, "Hei sayapun dapat berkata, "Bapaku bekerja sampai sekarang, karena itu aku pun bekerja juga' Apa artrinya ? Itu tidak membuktikan apapun." Bila kita mempelajari suatu dokumen , kita harus memperhitungkan bahasa, budaya dan khususnya orang atau orang-orang yang menjadi pendengar kata-kata yang sedang diucapkan. Dalam hal ini budayanya adalah budaya Yahudi dan orang-orang yang dijadikan pendengar adalah pemimpin-peminpin agama yahudi. baiklah kita melihat bagaimana orang Yahudi memahami pernyataaan Yesus 2000 tahun lalu dalam budaya mereka sendiri." Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah" (Yohanes 5 :18). Mengapa timbulk reaksi yang begitu drastis?

Alasannya ialah bahwa Tuhan Yesus berkata, "BapaKu," bukan Bapa kita," dan kemudian menambahkan, "masih bekerja sampai sekarang ini." Bila Yesus menggunakan kedua ungkapan itu dalam cara ini, Dia membuat diriNya sama dengan Allah, sejajar dengan kegiatan Allah. Orang-orang Yahudi itu tidak menyebut Allah sebagai "bapaku." Atau kalaupun mereka mengatakan demikian, mereka akan menambah pada pernyataan itu kata-kata "didakam sorga." Tetapi Yesus tidak melakukan hal itu. Dia membuat suatu pernyataan bahwa orang-orang Yahudi tak mungkin dapat menafsirkan ketika Dia menyebut Allah sebagai "BapaKu." Yesus juga memberi implikasi bahwa sementara Allah sedang bekerja, Dia, AnakNya sedang bekerja juga. Sekali lagi orang-orang Yahudi mengerti implikasi dari pernyataan itu, yaitu bahwa Dia adalah Anak Allah. Sebagau pernyataan ini, kebencian orang-orang Yahudi semakin bertambah terhadap Yesus. Kendatipun mereka berusaha secara khususnya untuk menganiaya Dia, mereka pun mulai ingin membunuhNya.
 
Yesus bukan saja menyatakan diriNya sama derajat dengan Allah bila Dia menyebut Allah sebagai BapaNya. Melainkan juga dia mengklaim bahwa Dia, adalah satu dengan Allah Bapa. Pada hari raya pentahbisan Bait Allah di Yerusalem, Yesus didekati oleh sejumlah pemimpin Yahudi yang menanyakan apakah Ia memang Mesias itu. Yesus mengakhiri komentarNya kepada mereka dengan mengatakan, "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10 :30)" sekali lagi orang orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka 'Banyak pekerjaaan baik yang berasal dari bapaKu yang kuperlihatkan kepadamu; pekerjaaan manakah yang menyebabkan kamu mau lempari aku ?' Jawab orang-orang Yahudi ini, ' bukan karena suatu pekerjaan baik, maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena engkau menghujat Allah dan karena Engkau sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah'
(Yohanes 10:31-33)

Kita boleh jadi bertanya-tanya mengapa orang Yahudi memberikan reaksi yang begitu kuat terhadap apa yang Yesus katakan tentang kesatuanNya dengan Allah Bapa. Suatu hal menarik yang tersirat dalam ungkapan ini muncul bila kita mempelajarinya dalam bahasa Yunani. A.T Robertson, ahli bahasa Yunani menulis bahwa kata "1" dalam bahasa Yunani itu netral, bukan maskulin dan tidak menunjukkan kepada seseorang atau suatu maksud melainkan lebih kepada "sifat atau watak" Robertson kemudian menamahkan "pernyataan yang tegas ini menyatakan puncak dari pernyataan-pernyataan Kristus mengenai hubungan antara Allah Bapa dengan diriNya (Anak Allah) pernyataan-pernyataan itu menyebabkan kemarahan orang-orang farisi tak terkendali lagi "2)

Jelaslah bahwa dalam pikiran orang-orang yang mendengarkan pernyataan ini tak ada lagi keraguan bahwa Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Allah. dengan demikian Leon Morris, rektor Ridley Collage Mailborne Australia menulis bahwa "orang-orang Yahudi tidak dapat menganggap kata-kata Yesus itu lain dari pada hujatan, dan mereka sendiri mulai melaksanakan hukum. Dalam hukum Taurat dinyatakan bahwa hujat harus dihukum dengan rajam (Imamat 22:16). Tetapi orang-orang ini tidak membiarkan berlangsungnya proses hukum seperti seharusnya. Mereka tidak mempersiapkan tuduhan sehingga para penguasa dapat mengambil tindakan-tindakan yang perlu. Dalam kemarahannya, mereka mempersiapkan diri mereka sendiri untuk menjadikan Hakin-hakin dan sekaligus algojo-algojo "3)

Yesus diancam rajam karena "menghujat". Tetapi kita dapat bertanya, apakah orang-orang Yahudi yang jelas mengerti ajaranNya berusaha mempertimbangkan apakah pernyataan-pernytaaan Nya itu benar atau salah.

Yesus terus menerus menyatakan bahwa Dia sehakekat dan tabiat dengan Allah. Ia dengan berani menegaskan, "jika sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga BapaKu" ( Yohanes 8:19). Barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku ( Yohanes 12:45) "Barang siapa membenci Aku , ia juga membenci BapaKu" (Yohanes 15:23) "Supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barang siapa tidka menhormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia" (Yohanes 5:23) dll. Ayat-ayat ini jelas menunjukkan bahwa Yesus memandang diriNya lebih dari pada sekedar manusia saja. Sebaiknya Dia sama dengan Allah. Mereka yang mengatakan bahwa Yesus hanya sekedar lebih dekat atau akrab dengan Allah dari pada orang lain harus mempertimbangkan pernyataanNya. "Barang siapa tidak menghormati Aku, sama seperti Dia menghormati Bapa, maka ia tidak menghormati Kami berdua.

Ketika saya memberikan kuliah disebuah kelas sastra pada Universitas Virginia Barat, seorang profesor menyela saya dan mengatakan bahwa satu-satunya injil dimana Yesus menyatakan diriNya sebagai Allah adalah Injil Yohanes. sedangkan itu adalah kitab terlahir yang ditulis. Ia kemudian menegaskan, bahwa kitab Markus Injil yang paling tua tak pernah sekalipun menyebutkan pernyataan Yesus sebagai Allah. Jelas bahwa orang ini belum pernah membaca kitab Markus, atau bahwa dia tak banyak memperhatikan apa yang dibacanya jika ia sudah membacanya.

Sebagai jawaban saya membuka kitab injil Markus, disitu Yesus menyatakan diriNya mampu mangampuni dosa. "Ketika Yesus melihat Iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, Hai anakKu, dosamu sudah diampuni! (Markus 2:5; Lihat pula Lukas 7:48-50). Menurut orang Yahudi, hal ini hanya dapat dilakukan Allah saja. Yesaya 43:25 membatasi hal istimewa ini kepada Allah saja. Para ahli Taurat bertanya," mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah sendiri ?" (Markus 2:7). Yesus kemudian bertanya, "Manakah lebih mudah mengatakan kepada orang lumpuh ini, dosamu sudah diampunkan atau mengatakan, Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?"

Menurut tafsiran Wycliffe, comentary. Ini merupakan "pertanyaan yang tak dapat dijawab. pertanyaan-pertanyaan itu memang mudah diucapkan. Tetapi mengatakannya dengan tindakan tentu membutuhkan suatu kuasa Illahi. Seorang penipu sudah tentu, dalam berusaha menghindari kebohongannya diketahui orang akan merasa lebih mudah menyatakan 'Dosamu diampunkan.' Yesus tetap menyembuhkan penyakit supaya orang akan tahu bahwa Ia mempunyai wewenang untuk menangani penyebabnya."4) Karena tindakan ini Yesus dituduh menghujat oleh para pemimpin agama. Lewis Sperry Chaver menulis bahwa " tak seorangpun dibumi ini memiliki wewenang atau hak untuk mengampunkan dosa. Tak seorangpun dapat mengampunkan Dosa kecuali Dia terhadap siapa semua orang telah berdosa". Bila Kristus mengampunkan dosa, seperti yang memang dilakukanNya Dia tidak menjalankan hak istimewa seorang manusia. Karena tak seorangpun melainkan hanya Allah sajalah yang mengampunkan dosa, maka dengan terang dibuktikan bahwa Kristus karena Ia mengampunkan dosa adalah Allah:5)

Dalam konsep pengampunan ini mengganggu saya selama beberapa waktu karena saya tidak memahaminya. Suatu hari dalam sebuah kelas filsafat, dalam menjawab pertanyaan tentang ke Illahian Kristus saya mengutip ayat-ayat diatas dari injil Markus. Seorang asisten pasca sarjana menantang kesimpulan saya bahwa pengampunan Kristus itu mambuktikan ke IllahianNya dia berkata bahwa dia pun dapat mengampuni seseorang, namun itu tak akan membuktikan bahwa dia menyatakan dirinya sebagai Allah.

Sementara saya berpikir tentang apa yang dikatakan oleh asisten itu, terlintas dalam pikiran saya mengapa para pemimpin agama itu bereaksi begitu terhadap Kristus. Memang, kita dapat mengatakan "saya mengampuni anda" tetapi hal itu hanya bisa dilakukan oelh orang-orang terhadap siapa kita berdosa. Dengan kata lain, kalau anda bersalah terhadap saya maka saya dapat mengatakan bahwa, saya mengampuni anda" Tetapi bukan itu yang dilakukan oelh Kristus, orang lumpuh itu telah berdoasa terhadap Allah Bapa dan kemudian Yesus dengan wewenangnya sendiri berkata "Dosa-dosa mu telah diampunkan" Memang, kita dapat memaafkan pelanggaran yang dilakukan terhadap kita, tetapi sama sekali tak ada orang yang bisa mengampunkan dosa yang dilakukan oelh Allah kecuali oleh Allah sendiri, itulah yang dilakukan Yesus.

Tidaklah heran bila orang-orang Yahudi bereaksi ketika seorang tukang kayu dari Nazaret mengucapkan, pernyataan yang demikian berani. Kuasa Yesus ini untuk mengampuni dosa adalah contoh yang amat tegas bahwa Dia melakukan sesuatu yang merupakan hak istimewa Allah saja.

Juga dalam injil Markus ada catatan tentang waktu, Yesus diadili (14:60-64) Tata cara peradilan itu adalah, salah satu acuan paling jelas terhadap pernyataan-pernyataan Yesus tentang ke IllahianNya. Maka Imam Besar bangkit berdiri ditengah-tengah sidang dan bertanya kepada Yesus katanya, "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam besar itu bertanya kepadaNya sekali lagi, katanya "Apakah Engkau Mesias, Anak dari yang terpuji ? Jawab Yesus, Akulah Dia dan kamu akan melihat Anak Manusia yang duduk disebelah kanan yang Maha Kuasa dan datang ditengah awan-awan dilangit. Maka Imam besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata, untuk apa kita perlu saksi lagi, kamu sudah mendengar hujatNya terhadap Allah. bagaimana pendapat kamu ? Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan bahwa Dia harus dihukum mati.

Mulanya Yesus tak bersedia menjawab sehingga Imam besarpun menyuruh Yesus bersumpah dan karena berada dibawah sumpah, Yesus terpaksa menjawab (dan saya bersyukur sekali karena Dia menjawab). Ia menjawab pertanyaan "Apakah Engkau Mesias anak dari yang Terpuji ? Dengan mengatakan, "Akulah Dia"

Suatu analisa terhadap kesaksian Kristus membuktikan bahwa Dia menyatakan diriNya sebagai (1) Anak dari yang terpuji (Allah). (2) Dialah yang akan duduk disebelah kanan yang Maha Kuasa dan (3) Dialah Anak Manusia yang akan datang ditengah awan-awan dilangit, masing-masing penegasan ini nyata sekali menunjukkan bahwa Yesus sang Mesias. Dampak yang bertambah-tambah dari ketiga pernyataan ini mencolok sekali. Sanhedrin yaitu pengadilan Yahudi menangkap ketiga pernyataan tersebut, dan Imam Besar menanggapinya dengan mengkoyakkan pakaiannya serta berkata " Untuk apa kita perlu saksi lagi ?" Akhirnya mereka sudah mendengarnya dari mulutNya sendiri.

Robert Anderson menunjukkan, " tak ada bukti yang lebih meyakinkan dari pada bukti dari para saksi yang menaruh benci. Dan kenyataan bahwa Yesus menyatakan ke IllahianNya terbukti jelas melalui tindakan musuh-musuhNya. Kita harus ingat bahwa orang-orang Yahudi bukanlah bangsa biadap yang bodoh melainkan berbudaya tinggi serta amat saleh beribadah. Dan justru berdasarkan tuduhan itu tanpa satu carapun yang tidak disetujui, hukuman matinya dijatuhkan oleh Sanhedrin yaitu dewan nasional tertinggi mereka yang terdiri dari pemimpin keagamaan yang paling terkemuka, termasuk orang-orang segolongan dengan Gamaliel dan murid-murid nya yang hebat Saulus dan Tarsus "6).

Karena itu jelaslah bahwa Yesus ingin memberikan kesaksian itu mengenai diriNya. Kita pun dapat melihat bahwa orang-orang Yahudi itu memahami jawabanNya sebagai pernyataanNya bahwa Dia adalah Allah. Karena itu ada 2 alternatif yang harus kita hadapi yaitu bahwa pernyataan-pernyataannya itu memang hujatan, atau bahwa Dia memang Allah. Hakim-hakimNya melihat masallahnya dengan jelas, malah dengan begitu jelas sehingga mereka menyalibkan Dia dan kemudian mengejekNya karena "Ia menaruh harapanNya pada Allah ... karena Ia telah berkata : Aku adalah Anak Allah (Matius 27:43).

H.B Swete menjelaskan makna tindakan imam agung yang mengoyakkan pakaiannya itu : " Taurat melarang Imam Agung mengoyakkan pakainnya kalau itu cuma masalah-masalah pribadinya (Imamat 10:6; 21:10). Tetapi bila dia bertindak sebagai hakim, kebiasaan masyarakatnya memaksanya untuk memperlihatkan dengan cara ini kengeriannya akan hujatan apapun yang diucapkan dalam kehadirannya. Kelegaan yang dirasakan oelh hakim yang sebelum Yesus berbicara merasa dirinya dipermalukan itu memang jelas. Kalau bukti yang dapat dipercaya itu tidak kunjung muncul, maka kini bukti itu tak lagi diperlukan : Sang Tahanan telah membuat diriNya terhukum ." 7)

Kita mulai melihat bahwa pengadilan ini bukan pengadilan biasa, seperti yang diungkapkan oelh pengacara Irwin Linton : "Ini adalah pengadilan yang unik diantara berbagai pengadilan kejahatan dimana yang menjadi masalah bukanlah perbuatan-perbuatan melainkan identitas sitertuduh. Tuduhan kejahatan yang dikenakan kepada Kristus, pengakuan atau kesaksian atau, lebih tepatnya tindakan didepan pengadilan, berdasar mana Dia dinyatakan bersalah, interogasi oleh gubernur Romawi serta tulisan dan pernyataan pada salibNya diwaktu pelaksaan hukuman, semuanya berkaitan dengan satu masalah yaitu identitas kehormatan Kristus yang sebenarnya. 'Siapakah Kristus itu menurut anda ? Anak siapakah Dia.' "8)

Hakim Gaynor, ahli hukum terkemuka dari pengadilan New York dalam pidato nya mengenai pengadilan Yesus, menyatakan bahwa hujatan merupakan tuduhan satu-satunya yang dilontarkan kepada Yesus dihadapan Sanhedrin. Katanya, "dari masing-masing kisah Injil tampak jelas bahwa tuduhan yang dikenakan dan dipersalahkan kepada Yesus dalam pengadilanNya adalah hujatan:... Yesus telah menyatakan diri memiliki kuasa supra alami yang dalam diri manusia biasa merupakan hujatan " 9) (mengutip dari Yohanes 10:33). (Gaynor mengacu terhadap Yesus yang "menjadikan diriNya Allah " dan bukan tentang apa yang Ia katakan tentang Bait Allah ).

Pada kebanyakan pengadilan, orang diadili karena perbuatan mereka, tetapi bukan demikianlah halnya pada pengadilan Kristus. Yesus diadili karena siapa diriNya.

Pengadilan Yesus ini seharusnya cukup untuk membuktikan kepada manusia dengan pasti bahwa Dia mengakui keIllahianNya. Hakim-hakim nya memberikan kesaksian terhadap hal itu. Tetapi juga, pada hari penyalibanNya musuh-musuh Nya mengakui bahwa Yesus menyatakan diriNya sebagai Allah yang menjelma dalam daging " Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata, ' Orang lain Ia selamatkan , tetapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan ! Ia raja Israel ? Baiklah Ia turun dari salib itu, dan kami akan percaya kepadaNya. ia menaruh harapanNya kepada Allah , baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepadanya ! Karena Ia telah berkata : " Aku adalah Anak Allah """ (Matius 27 :41-43)

Catatan untuk Bab 1

1. A.H Strong Systematic Theology. (Philadelphia : Judson 1907) jilid 1 hal 52
2. Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New testtament (Nashville:Broadman, 1932), jilid 5 hal 186.
3. Leon Morris, "The Gospel According to John," The New International Commentary on the testament (Grand Rapids: Eerdmans, 1971), hal 524
4. Charles F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison (editor), The Wyeliffe Bible Commentary (Chicago : Moody, 1962), hal 943, 944
5. Lewis Sperry Chafer, Systematic Theology (Dallas: Dallas Theological Seminary, 1947), jilid 5 hal 21.
6. Robert Anderson, The Lord from Heaven ( London : James Nisbet, 1910), hal 5.
7. Henry Barcley Swete, The Gospel According to St Mark (London: Macmillan, 1898) hal 339.
8. Irwin H. Linton, The Sanhedrin Verdict (New York: Loizeaux Brother, Bible Truth Depot, 1943)hal 7.
9. Charles Edmund Deland, The Mis-trials of Jesus (Boston :Richard G. Badger. 1914), hal 118, 119.
 
2 Tuhan Penipu atau Orang Gila ?

Pernyataan-pernyataan Yesus, dalam mana Dia dengan jelas menyatakan diriNya sebagai Allah. Menghapuskan taktik populer tahun skeptis yang menganggap Yesus sebagai hanya seorang manusia baik dengan moral tinggi atau seorang nabi yang mengucapkan banyak hal yang luar biasa hebat dan bersifat dalam. Demikian sering kesimpulan itu diterima sebagai satu-satunya kesimpulan yang bisa diterima para sarjana atau sebagai hasil yang jelas dari proses intelektual. Masalah nya, banyak orang menganggukkan kepalanya tanda setuju dan tak pernah melihat kesalahan dalam pertimbangan yang demikian.

Bagi Yesus, apa yang dipercayai orang-orang laki dan perempuan tentang siapa diriNya sangat penting. Bila seorang mendengar apa yang Yesus katakan dan nyatakan mengenai diriNya sendiri, maka orang itu tak bisa menyimpulkan bahwa Yesus cuma seorang baik dengan moral tinggi atau seorang nabi. Alternatif itu tidak ada bagi seeorang, dan Yesus tidak pernah bermaksud memberi alternatif itu.

C.S Lewis almarhum di Universitas Cambrige dan dulunya seorang agnostik (orang yang tak mengakui adanya Tuhan), memahami masalah ini dengan jelas. Ia menulis, "disini saya mencoba mencegah siapapun untuk mengatakan hal yang sungguh2 bodoh yang sering dikatakan orang tentang Dia, yaitu saya siapa menerima Yesus sebagai guru moral yang agung tetapi saya tidak dapat menerima pernyataanNya bahwa Dia adalah Allah. Justru itulah satu-satunya hal yang tak boleh kita katakan. Seseorang yang cuma manusia saja yang mengatakan hal-hal yang seperti Yesus katakan, tak mungkin seorang guru moral yang agung pastilah Dia seorang gila--- setingkat dengan orang yang mengatakan bahwa dia sebuah telur goreng --- atau tentulah dia iblis sendiri yang berasal dari neraka. Anda harus menentukan pilihan anda, entah orang ini Anak Allah atau orang gila atau sesuatu yang lebih buruk lagi.|

Kemudian Lwis menambahkan, " anda dapat menyuruhnya menutup mulut Nya dengan menyebutkannya seorang tolol, anda dapat meludahiNya dan membunuhNya dengan menyebutkan Nya setan. Atau anda dapat jatuh berlutut dikakiNya atau menyebutkanNya Tuhan dan Allah. Tetapi jangan kita mengatakan hal-hal yang omong kosong saja dengan menyebutkannya sebagai seorang manusia yang adalah guru agung. Ia tak pernah memberikan pilihan itu kepada kita. Dia tak bermaksud demikian." 1) F.J.H Hort, yang menghabiskan waktu 28 tahun dengan meneliti teks perjanjian baru secara kritis, menulis demikian :" kata-kataNya sebegitu merupakan bagian2 dan ucapan2 dari diriNya sendiri, sehingga kata-kata itu tak mempunyai arti sebagai pernyataan-pernyataan kebenaran yang abstrak. Seandainya kita berusaha menyingkirkan Dia sebagai pokok utama (kendatipun bukan pokok terakhir) dari setiap pernyataannya tersebut, maka pernyataan2 itupun akan gugur. "2)

Kenneth Scott Latourette, ahli sejarah agama Kristen pada Universitas Yale, "bukanlah ajaran2Nya yang membuat Yesus begitu luar biasa, kendatipun semuanya sudah cukup dengan sendirinya untuk memberikan Dia kehormatan. Melainkan gabungan dari ajaran2 itu dengan orang nya sendiri yang membuatNya begitu. Kedua hal tersebut tak bisa dipisahkan." "Jelaslah," demikianlah kesimpulan Latourette, "bagi setiap pembaca catatan2 injil yang bersedia berpikir secara dalam bahwa Yesus mengganggap diriNya tak terpisahkan dari beritaNya. Dia seorang guru yang agung tetapi Dia lebih dari pada itu. Ajaran2Nya mengenai ajaran Allah, mengenai tingkah laku manusia, dan mengenai Allah, semuanya penting. Tetapi, menurut pendirian Yesus sendiri, semua ajaran itu tak bisa dipisahkan dari diriNya tanpa menjadi rusak "3)

Yesus menyatakan diriNya sebagai Allah. Ia tidak membiarkan pilihan2 lain terbuka bagi manusia. Maka karena itu pernyataannya haruslah salah atau benar. Karena itu kita harus mempertimbangkannya secara sungguh2. Pernyataan Yesus kepada murid2Nya, tetapi menurut kamu siapakah Aku ? " (Matius 16:15), mempunyai beberapa alternatif.

Pertama-tama, marilah kita mempertimbangkan kemungkinan bahwa pernyataannya sebagai Allah itu salah. Kalau pernyataan itu salah, maka kita hanya mempunyai 2 alternatif saja. Entah Yesus tahu, bahwa pernyataan itu salah, atau Dia tidak mengetahuiNya. Kita akan membahas masing-masing alternatif secara terpisah dan menguji bukti2nya.

Apakah Ia seorang Penipu ?

Kalau, pada waktu Yesus menyatakan pernyataan2Nya mengenai diriNya, Dia tahu bahwa Dia bukan Allah, maka itu berarti bahwa Dia berdusta dan dengan sengaja menipu pengikut2Nya. Tetapi jika Dia seorang pembohong, maka Diapun juga seorang munafik karena Dia mengajarkan orang lain untuk bersikap jujur apapun juga akibatnya, sementara Dia sndiri mengajarkan dan menjalankan hidupNya sebagai suatu kebohongan besar2an. Lebih dari pada itu, tentulah Ia itu setan, karena Dia mengatakan kepada orang lain, supaya mereka percaya kepadaNya demi memperoleh kehidupan kekal mereka. Kalau Dia tidak bisa menopang pernyataan2nya ini, dan Dia mengetahui hal itu maka jelas sekali bahwa Dia adalah seorang yang luar biasa jahat. Yang terakhir pastilah Dia juga seorang yang tolol karena justru pernyataan2Nya bahwa Dia adalah Allah yang menyebabkan penyalibanNya.

Banyak orang akan mengatakan bahwa Yesus adalah seorang guru moral yang baik. Marilah kita bersikap realistik. Bagaimana mungkin Ia bisa menjadi seorang guru moral yang agung dan dengan penuh kesadaran menyesatkan orang mengenai pokok terpenting dari ajaranNya yaitu identitas diriNya sendiri ?

Dengan demikian secara logis kita terpaksa menyimpulkan bahwa dengan sadar Yesus seorang pembohong. Namun demikian pandangan ini mengenai Yesus tidak cocok dengan apa yang kita tahu baik tentang diriNya, maupun tentang hasil2 dari kehidupan dan ajaran2Nya. Dimanapun juga Yesus diberitakan ternyata kehidupan manusia telah berubah menjadi baik. Ada pencuri2 yang telah diubah menjadi orang2 jujur. Pecandu2 alkohol di sembuhkan, orang2 pendengki menjadi saluran kasih, dan mereka yang tidak adil menjadi adil.

William Lecky, salah seorang dari ahli2 sejarah Inggris yang paling terkemuka dah seorang lawan gigih terhadap agama Kristen yang terorganisasi, menulis, "sudah ditetapkan bagi agama Kristen untuk memberikan kepada dunia ini seorang tokoh ideal yang, selama seluruh perubahan yang terjadi dalam 18 abad, telah memberikan inspirasi kepada hati orang2 dengan kasih yang sangat dalam. Agama Kristen telah membuktikan dirinya mampu berfungsi dalam manusia segala usia, dalam semua bangsa, dalam segala macam temperamen manusia, dan semua keadaan. Agama inipun terbukti bukan saja merupakan satu2nya pola kebajikan yang tertinggi melainkan pula dorongan yang paling kuat pada prakteknya.... catatan sederhana dari kehdupan aktif (Yesus) selama 3 tahun yang singkat ini telah berjasa lebih banyak untuk mengubah serta melunakkan manusia dari pada semua pencarian para ahli filsafat dan semua desakan dari kaum moralis."4)

Phillip Schaff, seorang ahli sejarah, mengatakan, "kesaksian (Yesus) ini, kalau tidak benar maka tentunya suatu hujatan atau kegilaan yang terang2an hipotesa yang disebutkan pertama diatas tak bisa bertahan sejenakpun dihadapan kemurnian moral dan martabat Yesus, yang diungkapkan dalam setiap kata dan perbuatannya, dan yang diakui oleh bangsa2 di seluruh dunia. Penipuan diri Yesus dalam masalah yang demikian menentukan dan dengan otak yang dalam segala hal begitu jelas dan sehatpun tak mungkin. Bagaimana mungkin Ia dapat menjadi seorang yang penuh semangat ataupun seorang gila yang tak pernah kehilangan kewarasan pikirannya, yang dengan tenang menempuh segala kesusahan dan penganiayaan, bagaikan matahari diatas awan2 yang selalu mengembalikan jawaban yang paling bijaksana terhadap pertanyaan2 yang penuh jebakan2 yang dengan tenang dan penuh pertimbangan meramalkan kematiannya dikayu salib, kebangkitannya pada hari yang ke 3 pencurahan Roh Kudus, pembentukan gerejanya, kehancuran Yerusalem-ramalan2 yang kesemuanya secara harafiah telah dipenuhi ? Seorang tokoh yang begitu original begitu lengkap dan begitu konsisten, begitu sempurna begitu manusiawi dan pada saat yang sama begitu tinggi melampaui segala kebesaran umat manusia tak mungkin menjadi seorang penipu atau tokoh khayalan belaka. Dalam hal ini si penyair, seperti telah dikatakan, tentunya lebih hebat daripada si pahlawan. Diperlukan lebih dari pada sekedar seorang Yesus untuk mengkhayalkan seorang Yesus." 5)

Pada kesempatan lain, Schaff mengemukakan argumen yang meyakinkan dalam melawan anggapan bahwa Kristus adalah seorang pembohong :"bila ditinjau dari sudut2 logika akal sehat dan pengalaman, bagaimana mungkin seorang penipu, yaitu seorang yang penuh tipu daya, egois dan rusak ahlak telah menciptakan tabiat yang paling murni dan mulia yang pernah di kenal dalam sejarah, yang begitu sempurna dalam hal kebenaran dan realitas, serta berhasil mempertahankannya sejak semula sampai akhir secara konsisten ? Bagaimana mungkin Ia dapat menciptakan dan berhasil melaksanakan suatu rencana yang tak terbandingkan manfaat kebaikannya, kebesaran moral nya dan keagunganNya serta mengorbankan diriNya sendiri untuk hal itu, sementara menghadapi prasangka2 yang paling kuat dari bangsaNya sendiri dan jamanNya ? "6)

Jika Yesus ingin supaya banyak orang mengikut Dia dan percaya kepadaNya sebagai Allah mengapa Dia pergi kepada bangsa Yahudi, mengapa Dia tampil sebagai seorang tukang kayu dari Nazaret kepada sebuah negeri yang begitu kecil ukurannya serta sedikit penduduknya serta begitu kuat keyakinannya akan keesaan Allah yang tak mungkin terpisahkan? Mengapa Dia tidak pergi ke Mesir atau, terlebih lagi, ke Yunani, dimana semua orang itu percaya akan berbagai dewa dan perwujudannya ?

Seseorang yang menjalankan hidupnya sebagaimana yang dilakukan Yesus, yang mengajar seperti Yesus mengajar, dan mati seperti Yesus, mati, tak mungkin adalah seorang penipu. Lalu apakah alternatif2 yang lain ?
 
Apakah Ia seorang gila ?

Jika sama sekali tak masuk akal memikirkan Yesus sebagai seorang pembohong, lalu mungkinkah Yesus sendiri keliru dalam hal mengira bahwa diriNya adalah Allah. Bagaimanapun juga, adalah mungkin bagi seseorang untuk bersifat tulus hati namun toh keliru. Tetapi kita harus ingat bahwa jika, seseorang menganggap dirinya Allah khusus nya dalam suatu kebudayaan monotheistis yang amat kuat dan kemudian mengatakan kepada orang lain bahwa masa depan mereka yang kekal tergantung kepada kepercayaannya pada Dia, maka orang tersebut bukanlah sekedar mengalami khayalan yang sedikit menyeleweng melainkan pemikirannya adalah pemikiran seorang gila dalam arti yang sepenuhnya. Apakah Yesus Kristus orang yang demikian ?

Seseorang pada jaman itu menganggap diriNya Allah, kedengarannya pada masa kini seperti seseorang yang menganggap dirinya Napoleon. Dia akan terkecoh dan menipu dirinya sendiri, dan mungkin dia akan ditahan disebuah tempat khusus supaya dia tidak dapat menyakiti dirinya sendiri maupun orang lain. Namun demikian didalam Yesus kita tidak menemukan tanda-tanda ketidaknormalan dan ketidakwarasan yang biasanya kelihatan pada orang yang gila. Sikap tenangnya dan tingkah lakunya yang meyakinkkan itu tentu akan amat mengherankan seandainya Dia memang gila.

2 dokter Arhur P. Noyes dan Laurance C. Kolb, dalam sebuah buku kedokteran, 7) menggambarkan seorang yang menderita penyakit jiwa schizophrenia sebagai orang yang sifatnya lebih terpusat pada pikiran tentang dirinya sendiri dan dunia khayalan dari pada bersifat realistis. Keinginan seseorang sudah melarikan diri dari dunia realitas. Baiklah kita menghadapi kenyataan ini. Menyatakan diri sebagai Allah tentunya berarti melarikan diri dari kenyataan.

Berdasarkan hal-hal lain yang kita tahu tentang Yesus, sulit untuk kita bayangkan bahwa Dia adalah orang yang tidak waras pikirannya. Dia adalah seorang laki-laki yang mengatakan sebagian dari ucapan-ucapan yang artinya paling dalam yang pernah dicatat oleh manusia. Ajaran-ajarannya telah membebaskan banyak orang yang sebelumnya terikat secara mental Clark H Pinnock bertanya, " apakah ia terkecoh oleh kebesarannya itu ? Apakah ia seorang penderita paranoia, seorang yang tak sengaja menipu, seorang schizophrenis ? Sekali lagi, kecakapan dan kedalamannya ajaran-ajarannya mendukung kesehatan mentalnya secara menyeluruh. Kalau saja kita bisa sewaras Dia ! "8)

Seorang mahasiswa pada sebuah universitas California mengatakan kepada saya bahwa profesor phisologinya pernah berkata dikelas bahwa " dia cuma perlu mengambil alkitab dan membacakan bagian-bagian dari ajaran Kristus kepada banyak pasiennya. Cuma itu konseling yang mereka butuhkan.

J. T. Fisher, seorang phiskiater mengatakan, " seandainya kita mengumpulkan keseluruhan artikel bermutu yang pernah ditulis oleh para psikolog dan psikiater yang paling berbibot tentang kesehatan mental - seandainya kita mengkombinasikan nya serta memperbaikinya dan membuang semua perkataan yang tak perlu - seandainya kita mengambil keseluruhan hal yang bermutu sementara membuang segala kata yang hanya merupakan hiasan dan seandainya kita mengumpulkan setiap bagian dari pengetahuan ilmiah yang murni dan tidak menyeleweng ini yang secara tepat dan padat diungkapkan oleh para penyair paling pandai yang hidup sekarang ini, kita akan memiliki suatu ringkasan yang janggal dan tidak lengkap dari kotbah di bukit. Dan bila diperbandingkan dengan kotbah tersebut, maka ringkasa itu akan sangat tidak memadai. selama hampir 2000 tahun dunia telah memegang dengan tangannya jawaban yang lengkap terhadap keinginan-keinginan nya yang penuh kegelisahan dan kesia-siaan. Disini... terdapat rancangan bagi kehidupan manusia yang dapat berhasil dengan optimisme, kesehatan mental dan kepuasan. " 9).

C. S Lewis menulis, " Kesulitan historis dalam memberikan penjelasan apapun bagi kehidupan, ucapan-ucapan dan pengaruh Yesus yang tidak lebih sulit dari pada penjelasan Kristen amatlah besar. Kesenjangan antara kedalaman dan kesehatan ... dari ajaran-ajaran moralnya dan megalomania yang merajalela yang harus terletak dibalik tindakan teologisnya kecuali kalau Dia benar-benar Allah. Tak pernah dijelaskan dengan cara yang sungguh-sungguh memuaskan. Karena itu hipotesa-hipotesa menggantikan yang satu dengan yang lain dengan kebingungan yang terus menerus penuh dengan kegelisahan. "10)

Philip Schaff berargumentasi, " Apakah pemikiran yang demikian- yang jelas bagaikan langit yang menyegarkan bagaikan udara dingin di pegunungan yang tajam dan mampu menembus bagaikan pedang yang secara keseluruhan sehat dan kuat, yang selalu siap dan penuh penguasaan diri - dapat dikenakan oleh pengecohan yang radikal ? Sungguh suatu khayalan yang konyol "! 11)

Apakah Dia Tuhan ?

Secara pribadi saya tak bisa menyimpulkan bahwa Yesus adalah pembohong atau orang gila. Alternatif lainnya yang tinggal adalah bahwa Dia adalah Kristus, Anak Allah, seperti yang dinyatakanya.

Bila saya membicarakan hal ini dengan kebanyakan orang Yahudi, saya tertarik dengan tanggapan mereka. Umum nya mereka mengatakan bahwa Yesus adalah seorang pemimpin keagamaan yang jujur, seorang yang baik, atau sejenis nabi. Kemudian saya menceritakan kepada mereka, pernyataan-pernyataan yang Yesus buat tentang diriNya serta dalam pembicaraan dalam bab ini mengenai ketiga pilihan tersebut ( pembohong, orang gila, Tuhan. ) Ketika saya tanyakan apakah mereka percaya bahwa Yesus seorang pemmbohong, dengan tajam mereka menjawab, " Tidak !" Lalu saya bertanya, " Apakah anda percaya bahwa Dia orang gila ? " Jawabannya, sudah tentu tidak. Apakah anda percaya Dia Allah ? Sebelum saya sempat menarik nafas, terdengar suara yang menggema, " Sama sekali tidak ". Namun demikian terbataslah pilihan-pilihan yang ada.

Masalah dengan ketiga pilihan ini bukanlah pilihan mana yang mungkin, karena jelas sekali bahwa ketiga-tiga nya itu mungkin. Melainkan, pertanyaannya adalah, " Pilihan mana yang paling mungkin ? " Siapakah Yesus Kristus menurut anda ? Tidak boleh menjadi suatu latihan intelktual yang iseng-iseng saja. Anda tak dapat mengesampingkannya sebagai seorang guru moral yang agung. Itu bukanlah pilihan yang sah. Atau bahwa Dia seorang pembohong, seorang gila atau Tuhan dan Allah. Anda harus menentukan suatu pilihan " Tetapi, " demikian tulis rasul Yohanes " Semua yang tercantum disini telah di catat supaya kau percaya bahwa Yesus lah Mesias, Anak Allah, dan " --- yang lebih penting lagi --- " supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namanya " (Yohanes 20 : 31 )

Bukti dengan jelas menunjukjkan bahwa Yesus adalah Tuhan. Tetapi sejumlah orang tertentu menolak bukti yang jelas ini karena implikasi-implikasi moral yang terlihat dengan nya. Mereka tak mau menghadapi tanggung jawab atau implikasi-implikasi dari menyebut Yesus sebagai Tuhan.

Catatan untuk Bab 2.

1. C.S Lewis, Mere Christiaity (New York; MacMilan, 1960) hal 40-41
2. F. J. A Hort, Way, Truth, and the Life ( New York:MacMilan, 1894) hal 207.
3. Kenneth Scott Latourette, A History of Christianity ( New York; Harper & Row, 1953), hal 44, 48
4. William E. Lecky, History of European Morals from Augustus to Charlemagne ( New York: D Appleton, 1903) jidlid 2 hal 8,9
5. Philip Schaff, History of the Christian of Church ( Grand Rapids: Earmans, 1962) (Cetak ulang dari aslinya tahun 1910) hal 109
6. Philip Schaff, the person og Christ ( New York : American tract Socioty, 1913) hal 94, 95.
7. Arthur P. Noyes dan Lawrence C. Kolb, Modern Clinical Psychiatri ( Philadelphia : Saunders, 1858) edisi ke 5.
8. Clark H Pinnock, Set Fourt Your Case ( New Jersey, Craig. 1967) hal 62.
9. J. T Fisher dan L. S Hawley, A Few Buttons Missing (Philadelphia : Lippincott, 1951), hal 273.
10. C.S Lewis, Miracles: A preliminary Study (New York: Mac Millan, 1947) hal 113.
11. Schaff, Ther person of Christ, hal 97).
 
3 Bagaimana dengan ilmu pengetahuan ?

Banyak orang mencoba menghindari penyerahan dan komitmen pribadi untuk mengikut Kristus dengan mengutarakan anggapan bahwa kalau sesuatu tak bisa di buktikan secara ilmiah, mak ahal itu tidakkah benar atau tidak patut diterima. Karena tak seorangpun dapat secara ilmiah membuktikan keilahian Yesus ataupun kebangkitanNya, maka manusia abad ke 20 tentunya seharusnya lebioh pandai daripada menerima Kristus sebagai Juruselamat atau percaya akan kebangkitanNya.

Dalam kelas filsafat atau sejarah saya sering diperhadapkan dengan tantangan, " Dapatkah anda membuktikannya secara ilmiah ?" Biasanya saya mengatakan, "Tidak, saya bukan seorang ilmuwan." Kemudian akan terdengar suara tertawa kecil dari semua orang dalam kelas itu, dan coba-coba membicarakannya hal itu pada saya, " atau "Nah kita cuma harus percaya saja, kan?" (artinya percaya secara buta).

Baru-baru ini dalam suatu penerbangan ke Boston saya berbicara dengan seorang penumpang disebelah saya tentang apa sebabnya saya secara pribadi percaya bahwa Kristus adalah Tuhan sebagaimana yang dinyatakanNya Sang Penerbang, yang sedang berkeliling untuk menyalami para penumpang dengan maksud menciptakan hubungan yang baik, mendengar dari pembicaraan kami. "Anda punya masalah," katanya kepada saya. "Apakah masalah saya ?" tanya saya.
"Anda tak bisa membuktikannya secara ilmiah," sahutnya.

Kemerosotan mentalitas kemanusiaan modern sungguh mengejutkan. Entah bagaimana, dalam abad ke 20 ini ada begtu banyak orang yang berpendapat bahwa kalau orang tidak dapat membuktikan sesuatu secara ilmiah, maka hal itu tidak benar. Nah, justru itu yang salah! Ada suatu masalah dalam membuktikan apapun tentang seseorang atau suatu peristiwa dalam sejarah. Kita perlu mengerti perbedaan anatara bukti ilmiah dan apa yang saya sebut sebagai bukti historis legal. Baiklah saya menjelaskan keduanya.

Bukti ilmiah berdasarkan usaha untuk memperlihatkan sesuatu sebagai fakta dengan jalan mengulangi peristiwa itu dihadapan orang yang mempertanyakan apakah hal itu memang suatu fakta. Ada suatu lingkungan yang terkendali dimana pengamatan dapat dilakukan, data ditarik dan hipotese secara empiris dibuktikan.

"Betapapun metode ilmiah ini didefinisikan, ia berkaitan dengan pengukuran gejala dan percobaan ataupun pengamatan berulang-ulang."1) Dr. James B. Conant, bekas presiden Univerditas Harvard, menulis, "Ilmu pengetahuan adalah rangkaian konsep dan kerangka konseptual yang saling berkaitan yang telah berkembang sebagai hasil dari percobaan-percobaan dan pengamatan-pengamatan yang lebih lanjut."2)

Pengujian kebenaran dari suatu hipotesa dengan menggunakan percobaan-percoban yang terkendali adalah salah satu teknik kunci dalam metode ilmiah modern. Misalnya seseorang mengatakan, "Sabun putih itu tidak bisa terapung." Maka saya membawa orang itu kedapur, mengisi wastafel dengan air sedalam 20 cm dengan panas 27 derajat, dan sabun pun dimasukkan. Pengamatan dilakukan, data ditarik dan suatu hipotesa secara empiris dibuktikan. Ternyata sabun tersebut bisa terapung.

Kalau metode ilmiah itu merupakan satu-satunya metode untuk membuktikan sesuatu, anda tida bisa membuktikan bahwa anda sudah pergi kekelas pertama anda pagi tadi atau bahwa anda telah makan siang hari ini. Tak mungkin anda mengulangi peristiwa-peristiwa tersebut dalam suatu situasi yang terkendali.

Kini kita akan membicarakan apa yang disebut sebagai bukti historis- legal, yang didasarkan pada pembuktian bahwa sesuatu merupakan fakta yang tak dapat disangsikan lagi dengan cara yang masuk akal. Dengan kata lain keputusan diambil berdasarkan bukti-bukti yang dikemukakan. Artinya, tak ada dasar yang masuk akal untuk menyangsikan keputusannya. Keputusan ini tergantung pada tiga jenis kesaksian : kesaksian lisan, kesaksian tertulis, dan barang-barang bukti (misalnya sebuah senapan, peluru, buku catatan). Dengan menggunakan metode legal untuk menentukan apa yang telah terjadi, anda dapat membuktikan dengan kuat tanpa bisa disangsikan bahwa anda berada dikelas tadi pagi: teman-teman anda melihat anda disana, anda mempunyai catatan-catatan anda sendiri dan kuliah yang diberikan dosen kelas itu, dan dosen anda ingat bahwa anda memang hadir disitu.

Metode ilmiah hanya dapat digunakan untuk membuktikan hal-hal yang bisa diulangi. metode itu tidak memadai untuk membuktikan seseorang ataupun suatu peristiwa dalam sejarah. Metode ilmiah tidaklah tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti " Apakah Geroge Washington pernah hidup !" Apakah Martin Luther King itu seorang pemimpin hal-hak sipil ?" Siapakah Yesus dari Nazaret itu ?" "Apakah Robert Kennedy pernah menjadi jaksa agung Amerika serikat?" Apakah Yesus Kristus dibangkitkan dari kematian " Semua itu berada diluar bidang pembuktian ilmiah, dan kita harus menempatkannya pada bidang pembuktian legal.

Dengan kata lain, metode ilmiah yang didasarkan pada pengamatan, pengumpulan hipotesa, pengambilan kesimpulan, dan pembuktian melalui percobaan untuk menemukan dan menjelaskan keteraturan empiris dalam alam, tidak memiliki kawaban terakhir terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti "Dapatkah anda membuktikan bahwa Yesus itu Anak Allah ?" Bila orang mengandalkan metode historis -sejarah, maka harus memeriksa apakah kesaksian-kesaksian itu dapat dipercayai.

Satu hal yang khusus menarik bagi saya ialah bahwa iman Kristen bukanlah suatu keyakinan yang bura dan bodoh, melainkan dalam Alkitab seseorang disuruh untuk melakukan sesuatu berdasarkan imannya, maka iman itu adalah iman yang intelegen. Yesus berkata dalam Yohanes 8 : 32, "Kamu akan mengetahui kebenaran." Kristus ditanyai, " Hukum manakah yang terutama dalam hukun taurat ?" ia menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu" (matius 22 : 36, 37). Masalahnya dengan kebanyakan orang ialah bahwa tampaknya mereka berhenti dengan hati mereka saja. Kenyataan-kenyataan tentang Kristus tak pernah sampai ke otak mereka. Kita telah diberikan otak yang digerakkan oleh Roh Kudus untuk mengenal Allah, serta hati untuk mengasihi Dia dan kemauan untuk memilih Dia. Kita perlu berfungsi dalam ketiga bidang itu untuk memiliki hubungan yang maksimal dengan Allah serta memuliakan Dia. Saya tidak tahu tentang anda, tetapi hati saya tak bisa bersukaria akan apa yang telah di tolak otak saya. Hati dan pikiran saya diciptakan sedemikian rupa untuk bekerja sama secara selaras. tak pernah ada orang yang disuruh untuk membunuh inteleknya dengan mempercayai Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.

Dalam empat bab berikut ini kita akan memeriksa bukti dari dokumen-dokumen Alkitab yang tertulis, serta apakah kesaksian lisan dan kisah-kisah saksi mata mengenal Yesus,d apat dipercayai.

Catatan untuk bab 3

1. The New Encyclopaedia britannica, Micropaedia, jilid VIII hal 985.

2. James B. Conant, Science and Common Sense (New Haveb Yale University, 1951) hal 25.
 
APAKAH CATATAN2 ALKITAB DAPAT DIPERCAYA ?

Perjanjian Baru merupakan sumber sejarah utama bagi informasi mengenai Yesus. Karena itu, banyak kritikus dalam abad ke 19 dan 20 sudah menyerang realibilitas dokumen2 alkitab. Tampaknya ada tuduhan terus menerus yang tak mempunyai dasar sejarah ataupun yang kini telah ketinggalan jaman karena hasil penemuan2 dan penelitian archeologis.

Ketika saya memberi ceramah2 di Universitas Arizona State, seorang profesor yang membawa mahasiswa2 nya jurusan sastranya bersama nya mendekati saya setelah suatu kuliah "bebas" diruangan terbuka. Katanya " Tuan Mc Dowell, anda mendasarkan pernyataan2 anda mengenai Kristus dengan menggunakan dokumen abad ke 2 yang kini sudah kuno. Saya membuktikan dikelas saya hari ini bagaimana perjanjian baru di tulis pada waktu yang begitu lama setelah Kristus hidup sehingga catatan2 itu tak mungkin tepat."

Saya menjawab, "pandangan2 atau kesimpulan 2 anda mengenai perjanjian baru sudah 25 thn ketinggalan jaman."

Pandangan2 profesor tersebut, mengenai catatan2 tentang Yesus didasarkan pada kesimpulan2 dari seorang kritikus Jerman, F.C. Baur. menyimpulkan bahwa kebanyakan kitab2 perjanjian baru ditulis baru pada bagian akhir dari abad ke 2 Masehi. Ia menyimpulkan bahwa tulisan2 tsb pada dasarnya berasal dari mitos2 atau legenda2 yang telah berkembang pada masa panjang antara waktu kehidupan Yesus sampai waktu laporan2 tsb ditulis.

Namun pada abad ke 20, penemuan2 archeologis telah membuktikan ketepatan naskah2 perjanjian baru. penemuan2 naskah2 papirus tua (manuskrip John Ryland, tahun 130 M, Papirus Chester Beatty, 155 M., dan Papirus Bodmer II, 200 M ) Menjembatani jurang antara masa Yesus dan naskah2 yang ada yang berasal dari masa yang kemudian.

Millar Burrow dari Universitas Yale mengatakan, "Hasil lain dari perbandingan bahasa Yunani yang dipakai pada naskah perjanjian baru dengan bahasa yang dipake pada Papirus (yaitu, penemnuan2 itu ) merupakan peningkatan keyakinan akan ketepatan penyampaian teks perjanjian baru itu sendiri. "1) Penemuan2 seperti itu telah meningkatkan keyakinan para sarjana bahwa alkitab bisa dipercayai.

William Albright, yang dulu archeolog alkitab paling terkemuka didunia menulis, "kita dapat mengatakan dengan sungguh2 bahwa tak ada lagi alasan kuat untuk memperkirakan tanggal kitab manapun dari perjanjian baru itu setelah tahun 80 M., 2 generasi penuh sebelum tanggal yang diberikan yaitu 130 dan 150, oleh para Kritikus perjanjian baru yang lebih radikal dimasa kini. "2) Ia mengungkapkan pandangan ini dalam suatu wawancara dalam majalah Christianity today, " saya berpendapat, setial kitab dari perjanjian baru, ditulis oleh seorang Yahudi yang telah (menjadi Kristen ) dan dibabtiskan antara tahun 40 sampai 80 dari abad pertama Masehi (kemungkinan sekali antara tahun 50 sampai 75). 3)

Sir Willian Ramsay dipandang sebagai salah satu dari archeolog2 terbesar yang pernah hidup. Ia seorang pengikut aliran sejarah Jerman yang mengajarkan bahwa Kisah Para rasul merupakan produk dari pertengahan abad ke II Masehi, dan bukan abad pertama seperti yang dikemukakan buku itu sendiri. Setelah membaca kritik modern mengenai Kirah Para Rasul, ia menjadi yakin bahwa kitab itu tidak memuat catatan yang akurat yang bisa dipercayai mengenai fakta2 waktu itu (th 50 M) Dan karena itu tidak patut dipertimbangkan oleh seorang ahli sejarah karena itu dalam penelitiannya mengenai sejarah asia kecil, Ramsay memberikan sedikit saja perhatian2 terhadap perjanjian baru, namun penelitiannya akhirnya memaksa dia untuk memepertimbangkan tulisan2 Lukas. Ia mengamati keakuratan secara terinci dari catatan2 historis penulis Lukas dan pelan2 sikapnya terhadap Kisah Para rasul mulai berubah. Ia terpaksa menyimpulkan " Lukas adalah seorang ahli sejarah klas I ... penulis ini seharusnya ditempatkan bersama-sama dengan para ahli sejarah terbesar. "4) Karena keakuratan Lukas sampai pada hal2 yang paling terinci itulah Ramsay akhirnya mengakui, bahwa Kisah Para rasul tidak mungkin merupakan dokumen abad ke II melainkan adalah laporan pertengahan abad I.

Banyak sarjana liberal kini terpaksa mempertimbangkan tanggal2 yang lebih awal untuk perjanjian baru. Kesimpuan2 doktor John A.T. Robinson dalam bukunya yang baru Redating The New Testament ternyata amatlah radikal. Penelitian nya membawa dia kepada keyakinan bahwa seluruh perjanjian baru ditulis sebelum runtuhnya Yerusalem pada tahun 70 Masehi. 5)

Dimasa sekarang ini kritik bentuk mengatakan bahwa bahan2 itu disampaikan dari mulut ke mulut sampai kemudian ditulis dalam bentuk alkitab Injil. Meskipun periodenya jauh lebih pendek dari ada yang sebelumnya dipercayai, mereka menyimpulkan bahwa Kisah2 dalam ke 4 Kitab Injil mengambil bentuk sastra rakyat dalam bentuk sastra rakyat ( legenda2, cerita2, mitos, dan perumpamaan2).

Salah satu dari Kritik2 utama terhadap gagasan kritik bentuk mengenai perkembangan tradisilisan ialah bahwa periode tradisilisan itu, (seperti yang didefinikan oleh para kritikus) Tidak cukup panjang untuk memungkinkan terjadinya perubahan2 dalam tradisi seperti yang telah dilontarkan oleh para kritikus tersebut. Berbicara megenai singkatnya unsur waktu yang terlibat dalam penyusunan perjanjian baru, Simon Kistemaker, profesor alkitab pada Dordt College, menulis, " biasanya, pengumpulan kisah2 rakyat diantara masyarakat berbudaya primitif berlangsung dalam banyak generasi. Ini merupakan Pross bertahap yang berlangsung selama berabad-abad. Tetapi sesuai dengan pemikiran kritik bentuk, kita harus menyimpulkan bahwa kisal2 Injil dihasilkan dan dikumpulkan dalam waktu sedikit, lebih dari 1 generasi. Berdasarkan pemikiran dari pendekatan Kritik bentuk penyusunan masing2 Kitab Injil harus dipahami sebagai suatu proyek yang terjadi sebagai akibat percepatan yang dipaksakan. "6)

A.H. McNeile, bekas profesor regius dalam bidang Theologia pada Universitas Dubblin menantang konsep kritik bentuk mengenai tradisi lisannya. Ia menunjukkan bahwa kritik2 bentuk tidak menangani tradisi dari kata2 Yesus secermat yang seharusnya yang mereka lakukan. Suatu pemeriksaan yang teliti terhadap 1 Korintus 7 : 10, 12, 25 memperlihatkan pelestarian yang dilakukan secara hati2 serta adanya tradisi tulen dalam mencatat kata2 ini. Dalam agama Yahudi terdapat kebiasaan diantara siswanya untuk menghafalkan ajaran seorang rabi. Seorang murid yang baik itu bagaikan "sebuat waduk air yang dinding2 nya dibuat dari plester sehingga tak mungkin kehilangan 1 tetespun air yang termuat didalam nya) (Mishna, Aboth, ii, 8) Kalau kita mengandalkan teori C.F. Burney (dalam The Poetry of Our Lord 1925) Kita dapat menyimpulkan bahwa banyak ajaran Tuhan mengambil bentuk puisi Aram sehingga mudah dihafal. 7)

Paul L. Maier, Profesor dalam bidang sejarah purba pada Universitas Michigan Barat menulis, "argumen bahwa agama Kristen melahirkan mitos Paskah nya pada periode waktu yang panjang, atau bahwa sumber2nya ditulis banyak tahun setelah peristiwa tersebut sama sekali tidaklah berdasar fakta. "8) Sambil menganalisa kritik bentuk, Albright menulis, "hanya para sarjana modern yang tidak memiliki metode dan perspektif sejarah dapat menjalin jaringan spekulasi begitu rupa seperti yang digunakan oleh kritik2 bentuk untuk menyelubungi tradisi Injil" Kesimpulan Allbright sendiri ialah "bahwa suatu periode antara 20-50 tahun itu terlalu sempit untuk memungkinkan terjadinya perubahan2 seperti terhadap isinya yang mendasar dan bahwa terhadap perkataan2 spesifik dari ungkapan2 Yesus. "9)

Sering bila saya sedang berbicara dengan orang lain mengenai Alkitab, mereka menjawab dengan cemohan bahwa kita tidak bisa mempercayai apa yang dikatakan alkitab karena alkitab ditulis hampir 2000 tahun yang lalu. Katanya, Alkitab itup enuh dengan sesalahan dan kesenjangan.

Saya menjawab bahwa saya yakin saya bisa mempercayai Alkitab. Lalu saya menggambarkan suatu peristiwa yang sedang terjadi pada suatu kuliah di kepas sejarah. saya membuat pernyataan bahwa saya yakin akan lebih banyak bukti untuk mempercayai perjanjian baru dari pada hampir sepuluh sastra klasik manapun yang dikumpulkan bersama.

Profesor dari kelas itu duduk disudut sambil terkekeh se olah2 berkata, " Oh jangan membadut."
Saya berkata, "mengapa anda terkekeh ?" Ia berkata, atas keberanian anda untuk membuat pernyataan didalam kelas sejarag bahwa perjanjian baru itu bisa dipercaya. Itu konyol."

Saya menghargai orang yang membuat pernyataan demikian, karena sayapun selalu ingin melontarkan yang berikut. (saya tak pernah mendapatkan jawaban yang positif). Saya berkata, tolong anda katakan, sebagai seorang ahli sejarah, pengujuan2 apa yang anda terapkan pada karya sejarah yang manapun untuk menentukan apakah karya itu akurat atau patut dipercaya ?"

Hal yang mengejutkan ialah, bahwa ternyata dia tak punya pengujian apapun.

Saya meneruskan, "saya mempunyai pengujian2 tertentu." saya yakin bahwa reabilitas historis alkitab seharusnya diuji oleh ukuran yang sama seperti yang digunakan kepada semua dokumen sejarah. Ahli sejarag militer C. Sander, mendaftarkan serta menjelaskan 3 prinsip dari perjanjian2 terhadap penulisan sejarah (historia grafi) yaitu oengujian bibbliografi, menguji bukti internal ( dalam ) dan pengujian bukti eksternal (luar)
 
Pengujian bibliografi

Pengujian Bibliografi adalah pengujian tentang penyampaian teks tentang penyampaian dokumen2 tersebut sampai ditangan kita. Dengan kata lain, tanpa adanya dokumen2 asli, seberapa jauhkan kita bisa mempercayai salinan2 yang kita miliki sehubungan dengan jumlah manuskrip serta waktu yang berlangsung antara salinan yang asli dengan salinan yang ada ? Kita dapat menghargai kekayaan luar biasa akan kewibawan manuskrip dari perjanjian baru dibandingkan dengan bahan2 teks dari sumber2 kuno yang penting lainnya.

Sejarah mengenai Thucydides (460-400 Seb M) kita peroleh hanya dari 8 manuskrip yang berasal dari sekitar tahun 900 Masehi hampir 1300 tahun setelah ia menulis naskah itu. Manuskrip dari sejarah Herodotus pun berasal dari masa yang belakangan serta sedikit jumlahnya. Namun demikian, seperti yang disimpulkan F.F Bruce "tak ada sarjana klasik yang akan mendengarkan argumen yang menyatakan bahwa keaslian Herodotus ataupun Thucydides itu diragukan karena manuskrip2 yang tertua dari karya2 mereka yang kita miliki masa kini berasal dari 1300 thn lebih sejak karya2 asli mereka" 11)

Aristoteles menulis puisi2nya sekitar tahun 343 sebelum Masehi. Namun demikian salinan tertua yang kita miliki berasal dari tahun 1100 M. Terdapat 1400 tahun jarak diantaranya, dan hanya ada 5 manuskrip yang tinggal.

Caecar menulis sejarahnya mengenai perang2 Galia diantara tahun 58 dan 59 SM dan kewibawaan manuskripnya didasarkan pada 9 atau 10 salinan yang ditulis 1000 thn setelah kematiannya.

Mengenai kewibawaan naskah dari Perjanjian Baru, jumlah bahan nya ternyata amat luar biasa dibandingkan yang lainnya. Setelah penemuan2 Papirus tua yang menjembatani jurang antara Kristus waktu hidup didunia, dan abad ke 2, muncul ber tumpuk2 mmanuskrip lainnya. Kini terdapat lebih dari 20.000 salinan naskah Perjanjian Baru. Illiad memiliki 643 manuskrip dan merupakan naskah berwenang ke 2 setelah Perjanjian Baru.

Sir Fredderick Kenyon, bekas direktur dan ahli perpustakaan utama pada musium Inggris dan yang tak tersaingin kewenangannya dalam mengeluarkan pernyataan mengenai Manuskrip, menyimpulkan, "dengan demikian jarak waktu antara tanggal penulis asli dengan bukti2 tertua yang ada menjadi begitu kecil sehingga malah bisa diabaikan, dan dasar terakhir bagi keraguan manapun bahwa alkitab telah sampai ketangan kita pada dasarnya seperti yang tertulis sekarang. Kini telah disingkirkan. Baik keaslian maupun intergritas keseluruhan dari kitab2 Perjanjian Baru akhirnya dapat dianggap terbukti."12)

Ahli bahasa Yunani Perjanjian Baru J.Harrol Greanlee menambahkan, "karena para sarjana para umumnya menyatakan bahwa tulisan2 klasik kuno itu dapat dipercaya, kendatipun manuskrip2 tertuanya ditulis begitu lama semenjak tulisan2 yang asli dan jumlah manuskrip2 yang ada dalam banyak hal begitu sedikit, jelaslah bahwa teks perjanjian barupun dapat dipercayai. "13)

Penerapan pengujian Bibliografis ini kepada perjanjian baru meyakinlah kita bahwa perjanjianbaru memiliki lebih banyak kewenangan manuskrip dari pada tulisan sastra manapun dari jaman purba. Sambil menambahkan kepada wewenang itu kritik teks yang intensif terdapap Perjanjian Baru selama lebih dari 100 tahun, kita dapat menyimpulkan bahwa teks perjanjian baru yang otentik telah dibuktikan.

Pengujian bukti internal
Pengujian Bibliografi telah menentukan bahwa hanya teks yang kita miliki itulah yang asli ditulis. Kita harus menentukan apakah catatan tertulis tersebut patut dipercaya dan seberapa jauh kita bisa mempercayainya. Itulah masalah dengan kritik internal, yang merupakan pengujian kedua mengenai historisitas seperti yang didaftar oleh C.Sander S

Pada titik ini seorang kritikus sastra masih mengikuti perkataan Aristoteles, "Keuntungan dari keraguan harus diberikan kepada Dokumen itu sendiri, dan tak boleh diambil oleh kritikus itu sendiri." Dengan kata lain, seperti yang diringkaskan oleh John W. Montgomery, " kita harus mendengarkan pernyataan-pernyataan dari dokumen yang sedang dianalisa itu, dan tidak menganggap bahwa ada apa-apa yang palsu / keliru kecuali penulis itu sendiri membatalkan tulisannya dengan memuat kontradiksi-kontradiksi ataupun kekeliruan-kekeliruan tentang fakta-fakta yang sudah di ketahui oleh orang laen"14)

Dr. Louis Gottschalk, bekas professor sejarah pada Universitas Chicago, menguraikan metode saejarahnya dalam suatu buku pedoman yang dipergunakan oleh banyak orang untuk melakukan penelitian sejarah. Gottschalk menunjukan bahwa kemampuan penulis ataupun saksi untuk menyatakan kebenaran akan menolong ahli sejarah dalam menentukan apakah tulisa nitu bisa dipercaya atau tidak, "bahkan kalupun bahan itu termuat dalam suatu dokumen yang diperoleh dengan paksa ataupun penipuan, ataupun dalam cara lain yang dapat dicurigai, atau didasarkan pada bukti-bukti kabar angin, ataupun diberikan oleh seorang saksi yang berminat."15)

"Kemampuan untuk menyampaikan kebenaran" ini erat hubungannya dengan kedekatan saksi baik secara geografis maupun kronologis kepada peristiwa-peristiwa yang dicatat. Kisah-kisah Perjanjian Baru mengenai kehidupan dan pengajaran Yesus dicatat oleh orang-orang yang merupakan saksi matanya sendiri ataupun mereka yang menceritakan laporan-laporan yang telah mereka dengar dari para saksi mata peristiwa tersebut ataupun ajaran-ajaran dari Kristus

Lukas 1:1-3 - "Teofilus yang mulia, banyak orang tleah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peirstiwa yang tleah terjadi diantara kita, seprti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayana nFirman. Karena itu setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dan asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukakannya dengan teratur bagimu."

2 Pe 1:16 Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.

1Jo 1:3 Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.

Joh 19:35 Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya.

Luk 3:1 Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene,

Kedekatan dari kisah-kisah yang tercatat ini merupakan sarana yang amat efektif dalam memastikan ketepatan dari apa yang diingat oleh seorang saksi. Namun seorang ahli sejarah juga harus menghadapi saksi mata yang secara sadar ataupun tidak sadar mengisahkan kisah-kisah palsu kendatipun ia dulu dekat dengan peristiwa itu dan mampu menyampaikan kebenarannya

Bila kisah-kisah perjanjian baru mengenai Kristus beredar sesudah keangkatannya ke Sorga masih ada orang-orang yang hidup yang sedang hidup sebelumnya pada waktu Kristus berada di dunia. Orang-orang ini tentunya dapat memastikan ataupun membantah ketepatan kisah-kisah itu. Dalam pemberitaan injil mereka, para rasul (bahwa ketika mereka dihadapkan dengan lawan-lawannya yang paling keras sekalipun) telah menghimbau kepada pengetahuan yang umum mengetahui Yesus mereka tidak saja mengatakan "Kami telah melihat itu" atau "Kami telah mendengar bahwa..." melainkan mereka juga berkata, tepat dihadapan para pengkritik mereka yang keras, "kalian sudah tau pula mengenai hal ini.... kalian sudah melihatnya. Kalian sendiri sudah mengetahuinya." Seseorang harus berhati-hati bila ia berkata kepada lawannya engkaupun mengetahui hal ini, karena bila dia keliru mengenai rinciannya, maka semua yang dikatakannya akan di tolak mentah-mentah.

Act 2:22 Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.

Act 26:24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: "Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila."
Act 26:25 Tetapi Paulus menjawab: "Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!
Act 26:26 Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil.
Act 26:27 Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka."
Act 26:28 Jawab Agripa: "Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!"


Act -> Kisah Para Rasul

Mengenai nilai sumber pertama dari catatan-catatan perjanjian baru F.F.Bruce, Professor Rilen mengenai kritik dan eksedese alkitab di universitas Manchester, berkata "dan bukan hanya para saksi mata yang bersifat ramah tamah yang harus diperhiutngkan para pengkotbah purba. Adapula yang lainnya yang kurang simpatik yang juga tau bener tnetang fakta-fakta utama mengenai pelayanan dan kematian Yesus. Para murid tak dapat mengambil resiko dengan menyampaikan berita yang tidak tepat yang akan segera ditelanjangi oleh orang-orang yang dengan gembira akan melakukannya. Sebaiknya salah satu dari hal-hal yuang kuat dalam pemberitaan injil yang sdilakukan oleh para rasul itu adalah himbauan mereka yang penuh keyakinan terhadap pengetahuan para pendengarnya. Mereka tidak saja berkata, "Kami adalah saksi dari peristiwa-peristiwa ini," Tetapi juga, seperti yang kamu tau (Kis 2:22) seandainya ada kecenderungan untuk penyelewengan dari fakta dalam segi bahan yang manapun yang dikemukakan, kemungkinana akan kehadiran saksi-saksi yang menaruh kebencian terhadapnya diantara para pendengarnya akan berlanjut sebagai alat untuk mengoreksi bahannya lebih lanjut."16)

Lawrence J.McGinley, dosen dari Saint Peters College memberikan komentarnnya mengenai nilai para saksi yang menaruh kebencian sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tercatat itu, "Pertama-tama para saksi mata terhadap peristiwa-peristiwa yang dibicarakan itu masih hidup ketika tradisi itu telah sepenuhnya terbentuk. Diantara para saksi mata itu terdapat musuh-musuh besar terhadap gerakan keagamaan yang baru itu. Namun demikian tradisi itu mengatakan bahwa berita yang sedang disampaikan adalah serangkaian perbuatan yang terkenal luas dan doktrin-doktrin yang diajarkan secara terbuka di depan orang umum pada waktu dimana pernyataan-pertanyaan yang keliru dapat dan pasti akan, ditantang."17)

Robert Grant seorang sarjana perjanjian baru dari universitas Chicago, menyimpulkan, "Pada waktu (Kitab-kitab injil sinopsis, ditulis atau barangkali diperkirakan sudah ditulis, terdapat saksi-sakti mata dan kesaksian mereka tidak semata-mata diabaikan..." Ini berarti bahwa kitab-kitab injil itu harus dianggap sebagai kesaksian yang pada umumnya dapat dipercayai mengenai kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus."18)

Will Duran yang terlatih dalam bidang penelitian sejarah dan menggunakan waktu hidupnya untuk menganalisa catatan-catatan kuno menulis, "Kendati pun adanya prangsangka-prasangka dan pra konseksi-pra konsepsi Teologis pada para penulis injil, mereka mencatat banyak peristiwa yang akan disembunyikan oleh orang-orang yang mereka-reka cerita-cerita palsu - Persaingan para rasul untuk tempat - tempat yang mulia didlaam kerajaan Allah. Pelarian mereka setelah Yesus ditangkap penyangkalan Petrus, kegagalan Kristus untuk melakukan mukzijat-mukzijat di Galilea acuan2 mengenai sejumlah pendengarnya yang menduga bahwa Yesus gila keraguannya mula2 akan misinya, pengakuan ketidaktauan mengenai masa depan saat2 pahit, seruan penuh keputus asaan di kayu salib.Tak seorangpun yang membaca adegan-adegan ini dapat meragukan kenyataan si tokoh dibalik semua itu. Bahwa hanya beberapa orang laki2 sederhana dalam satu generasi dapat menciptakan kepribadian yang begitu kuat dan menarik, etika yang begitu tinggi dan visi yang begitu mencengkam mengenai persaudaraan diantara umat manusia, akan merupakan suatu mukzijat yang jauh lebih sulit dipercaya daripada mukzijat manapun yang tercatat dalam kitab-kitab injil. Setelah 2 abad kritik tinggi kerangka kehidupan, tabiat dan pengajaran Kristus tetap masih jelas dan dapat diterima akal, serta membentuk segi yang paling memikat dalam sejarah manuysia barat. "19)

Pengujian bukti eksternal
Pengujian sejarah yang ketiga adalah Pengujian bukti-bukti luar. masalah disini ialah apakah bahan2 sejarah lainnya menegaskan atau membantah kesaksian dokumen2 itu sendiri. dengan kata lain sumber2 apakah disamping tulisan2 yang dianalisa yang mendukung ketepatannya. Realibilitsanya serta keasliannya ?

Gottschalk berdebat bahwa "Kesesuaian atau persetujuan dengan fakta2 sejarah atau ilmiah lainnya yang dikenal seringkali merupakan pengujian yang menentukan bagi buktinya, apakah itu berasal dari 1 atau lebih saksi. "20)

2 Sahabat dari Rasul Yohanes menegaskan bukti internal dari Kisah Yohanes. Eussebius, seorang ahli sejarah menyimpan tulisan2 papias, uskup dari hierapolis (130 masehi) yang berbunyi demikian, "Tua2 (Rasul Yohanes) serign mengatakan hal inipula Markus, yang merupakan penerjemah Petrus, menuliskan dengan tepat semua yang ia (Petrus) katakan, entah kata2 maupun perbuatan Kristus, kendatipun tidak berurut2an karena dia bukanlah pendengar ataupun pendamping Tuhan. Tetapi kemudian seperti yang saya katakan diatas, ia menemani Petrus yang menyesuaikan ajaran2nya sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Dan bukannya seolah2 ia menyusun kumpulan semua ucapan Tuhan. Dengan demikian Markus tidak membuat kesalahan apapun dengan menulis menurut cara ini hal2 yang disebutkannya. Karena ia hanya memperhatikan 1 hal ini yaitu agar tidak menghilangkan apapun yang telah didengarnya dan tidak memasukan pernyataan keliru manapun dimananya."21)
Iereneus, Uskup Lyons (180M Ireneus adalah murid polikarpus, uskup semirna yang menjadi Kristen selama 86 tahun adalah murid Rasul Yohanes ). Menulis "Matius menerbitkan injilnya diantara orang2 Ibrani (orang2 yahudi) dalam bahasa mereka sendiri, ketika Petrus dan Paulus sedang memberitakan Injil di Roma, dan mendirikan gereja disana. Setelah kepergian mereka (maksudnya, kematiannya, yang menurut tradiis yang kuat tejradi pada waktu penindasan kaisar Nero ditahun 64) Markus, murid dan penerjemah Kristus menyerahkan sendiri pada kami inti sari pemberitaan Kristus dalam bentuk tulisan. Lukas pengikut Paulus, menguraikan dalam sebuah buku injil yang diberitakan oleh guurnya. Lalu Yohanes, murid Tuhan, yang juga bersandar di dadanya (ini meurpakan acuan kepada Yohanes 13:25 dan 21:20) menghasilkan injilnya sendiri ketika ia sedang tinggal di Efesus di Asia. "22)

Arkeologi sering memberikan bukti Eksternal yang kuat. Ilmu ini memberikan sumbangan kepada kritik alkitabiah bukan pada bidang pengilhaman, bukan pengwahyuan melainkan dengan memberikan bukti-bukti ketetapan tentang peristiwa2 yang di catat. Joseph Free, seorang arkeolog, menulis "Arkeologi telah menegaskan berbagai2 perikop yang telah ditolak para kritikus karena dianggap tidak historis ataupun bertentangan dengan fakta-fakta yang diketahui."23)

Kita telah melihat bagaimana Arkeologi menyebarkan Sir William Ramsey mengambil keyakinan negatifnya yang mula2 mengenai kebeneran sejarah dari tulisan Lukas yang tiba pada kesimpulan bahwa Kitab Kisah Para Rasul memang tepat dalam uraiannya mengenai Geografi keadaan masa purbakala dan masyarakat di Asia Kecil.

F.F. Bruce mencatat bahwa " dimana Lukas dicurigai karena tidak tepat lalu kemudian ketepatannya telah dibuktikan oleh sejumlah buku tertulis (Eksternal) boleh jadi kita secara sah berkata bahwa Arkeologi telah menegaskan catatan perjanjian baru. "24)

A.N. Sherwin-WHite, seorang ahli sejarah klasik, menulis bahwa "Untuk kisah para rasul, pembuktian mengenai kebenaran sejarah luar biasa banyaknya" ia melanjutkan dengan berkata bahwa "usaha manapun untuk menolak kebeneran sejarahnya yang besar bahkan dalam hal2 yang terincipun kini tentu tampak konyol. Para hali sejarah romawi telah lama menganggapnya patut diakui."25)

Setelah saya secara pribadi mencoba menghancurkan kebenaran sejarah dan keabsahan alkitab, saya telah tiba pada kesimpulan bahwa secara sejarah alkitab dapat dipercayai penuh. Kalau seseorang menganggap alkitab tidak dapat dipercayai dalam arti ini maka ia harus membuang hampir semua karya sastra pada jaman2 dahulu. Suatu masalah yang terus menerus saya hadapi ialah keinginan banyak orang untuk menerapkan suatu tolak ukur ataupun pengujian yang berbeda untuk karya sastra sekular dan untuk Alkitab. Kita pelru menerapkan pengujian yang sama, apakah karya sastra yang diselidiki itu sekular ataupun keagamaan.Setleah melakukan hal2 ini saya yakin kita dapat mengatakan, "Alkitab dapat dipercayai dan dapat diandalkan scara sejarah dalam kesaksiannya mengenai Yesus."

Dr. CLarck H. Pinnock, professor teologia sistematika di Regent College, mengatakan bahwa "tidak ada satu dokumen purbakalapun yang dipersaksikan oleh serangkaian kesaksian teks maupun sejarah yang begitu sempurna (seperti hal nya alkitab) dan memberikan rangkaian data sejarah yang begitu hebat yang dapat digunakan untuk pengambilan suatu keputusan yang cerdas. Seorang yang jujur tak dapat mengabaikan sumber serupa ini, keraguan yang mengatakan bahwa dari segi ajaran agama Kristen dtak dapat dipercayai didasarkan pada prasangka yang tidak rasional(maksudnya anti supraalami)."26)

CATATAN UNTuk BAB 4

1. Millar Burrows, What Mean THese Stones? (New York : Meridian Books, 1956) hlm 52

2. William F. Albright, Recent Discoveries in Bible Lands (New York: Funk and Wagnalls, 1955), hlm 136

3. Willaim F. Albright, Christianity Today, jilid 7,18 Januari 1963, hlm 3

4. Sir William Ramsay, The Bearing of Recent Discovery on the Trutworthiness of the New Testament (London: Hodder & Stoughton, 1915), hlm 222

5. John A.T. Robinson, Redating the NEw Testament (London: SCM, 1976)

6. Simon Kistenmaker, The Gospels in Current Study (Grand Rapids : Baker, 1972), hlm 48,49

7. A.H. Mc Neile, An Introduktion to the Study of the New Testament (London : Oxford University, 1953) hlm 54

8. Paul L Maier. First Easter: The True and Unfamiliar story (New York : Harper & Ro, 1973) hlm 122

9. WIlliam F. ALbright, From the Stone Age to Christianity edisi 2 (Baltimore :John Hopkins, 1946), hlm 297,298

10. C. Sanders, Introduktion to Research in English Literary History (New York: MacMillan, 1952) hlm 143 dyb

11. F.F. Bruce, The New Testament Documents : Are They Reliable? (Downers Grove, H:Intervarsiaty, 1964) hlm 16,17

12. Si r Frederic Kenyon, The Bible and Archeology. (New York : Harper & Row, 1940), hlm 288, 289

13. J. Harold Greenlee; Introduktion to the New Testament Textual CHriticism (Grand Rapids : Eerdmans, 1964) hlm 16

14. John Warwick Montgomery, History and Christianity (Downers Grove, II:Inter Vasity, 1971) hlm 29

15. Louis R. Gottschalk, Understanding History (New York Knopf, 1969) edisi 2, hlm 150, 161

16. F.F. Bruce, THe New Testament Documents: Are They Reliable? , hlm 33

17. Lawrence J. Mc Ginley, From Criticism of the Synoptic Healing Narratives (Woodstock, MD : Woodstock College, 1944) hlm 25.

18. Robert Grant, Historical Introduction to the New Testament (New York : Harper & Row, 1963) hlm 302

19. Will Durant, Caesar and CHrist, dalam The Story of Civillization jilid 3 (New York : Simon * Schuster, 1944) hlm 557

20. Louis R. Gottschalk, Understanding History hlm 168

21. Eusebius, Ecclesiastical History, buku 3, bab 39

22. Irenaeus. Against Heresies. 3.1.1

23. Joseph Free, Archeology and Bible History (Wheaton, II Scripture Press, 1969) hlm 1

24. F.F. Bruce "Achaelogical Confirmation of the New Testament, " dalam revelation and the Bible. Diedit oleh Carl Henry (Grand Rapids: Baker, 1969) hlm 331

25. A.N. Sherwin White, Roman Society and Roman Law in the New Testament (Oxford: Clarendon. 1963) hlm 189

26. Clark Pinnock, Set Forth Your Case (New Jersey : NJ: Craig, 1968). hlm 58
 
5 SIAPA YANG RELA MATI UNTUK SUATU DUSTA ?

Suatu bidang yang sering diabaikan dalam tantangan2 terhadap agama Krsten adalah, perubahan dalam diri para murid Yesus. Hidup mereka yang telah berubah itu memberikan kesaksian yang kuat bagi kebenaran dari pernyataan2 Nya. Karena kepercayaan Kristen berdasarkan fakta2 sejarah untuk meneliti kepercayaan tersebut kita harus banyak mengandalkan pada kesaksian tertulis maupun lisan.

Ada banyak difinisi yang diberikan untuk istilah "sejarah." Namun, yang saya paling sukai adalah "!suatu pengetahuan tentang masa lalu yang didasarkan pada kesaksian". Kalau orang yang berkata "saya tak yakin bahwa itu, adalah difinisi yang baik." Maka saya akan bertanya "apakah anda percaya bahwa Napoleon pernah hidup ?" Hampir selalu mereka menjawab "ya". "Pernahkah anda melihat dia ?" Tanya saya, dan mereka mengakui belum. "Kalau begitu, bagaimana anda bisa mengetahui nya ?" Nah, sudah tentu karena mereka mengandalkan kesaksian.

Difinisi istilah sejarah ini mempunyai suatu masalah yang dikandung dalam difinisi itu sendiri. Kesaksian itu harus dapat dipercaya, kalau tidak maka pendengarnya akan mendapat informasi yang keliru. Agama Kristen mencakup pengetahuan tentang masa lampau yang didasarkan pada kesaksian, jadi kini kita harus bertanya " Apakah kesaksian2 lisan yang asli mengenai Yesus benar2 dapat dipercayai ?" Dapatkah kita percaya bahwa kesaksian itu dengan tepat menyampaikan apa yang dikatakan dan dilakukan Yesus ? " Saya yakin demikianlah hal nya. Saya dapat mempercayai kesaksian2 para rasul karena 10 dari 11 orang itu (yang masih hidup sesudah Yudas membunuh dirinya ) mati syahid berdasarkan 2 hal : Kebangkitan Kristus, dan kepercayaaan mereka akan Dia sebagai anak Allah,mereka, disamping banyak hamba Tuhan lainnya, disiksa dan dianiaya dan akhirnya mereka menghadapi kematian dengan cara-cara paling kejam yang dikenal pada jaman itu :
1. Petrus - disalibkan.
2. Andreas - disalibkan
3. Matius - dibunuh dengan pedang
4. Yohanes - mati secara biasa
5. Yakobus - anak Alfeus disalibkan
6. Philipus - disalibkan
7. Simon - disalibkan
8. Tadius - dibunuh dengan panah
9. Thomas - ditusuk tombak
10. Bartolomeus - disalibkan
11 Yakobus -anak Zebedeus dibunuh dengan pedang

Tanggapan yang umumya digemakan kembali terhadap saya adalah begini, "Nah, banyak orang yang telah mati karena mempercayau suatu dusta. Jadi, apa yang dibuktikan oleh kenyataan ini ?"

Ya, memang ada banyak orang yang telah mati karena mereka mempercayai suatu dusta, tetapi ketika mereka mati, mereka menyangkal bahwa dusta itu adalah kebenaran. Nah, apabila kebangkitan Yesus itu tidak terjadi (dengan kata lain, adalah kebohongan, maka para muridnya tentu mengetahuinya. Saya yakin tak ada caranya untuk membuktikan bahwa mereka telah diperdaya. Karena itu, sepuluh orang ini tidak hanya mati karena mempercayai suatu dusta, tetapi dengan demikian mereka sudah tahu bahwa hal itu adalah suatu dusta. Sulit sekali bagi kita untuk mencari 10 orang dalam sejarah yang sudah mati untuk suatu dusta, meskipun mereka sudah mengetahui pada waktu kematian mereka bahwa hal yang mereka percayai itu adalah suatu dusta.

Agar kita bisa menghargai apa yang sudah mereka lakukan, ada sejumlah faktor yang harus kita ketahui. Pertama-tama, apabila para rasul menulis atau berbicara, maka mereka melakukan hal2 itu sebagai saksi mata terhadap peristiwa2 yang mereka gambarkan.

Pertsu berkata, " Sebab kami tidak mengikuti dongeng2 isapan jempol manusia ketika kami memberitahukan kepadamu, kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai Raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaranNya" (2 Petrus 1 : 16).
Para rasul jelas mengetahui perbedaan antara mitos atau legenda dengan kemyataan.

Yohanes menekankan aspek saksi mata dari pengetahuan para orang Yahudi, apa yang telah ada sejak semua yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman Hidup. Itulah yang kami tuliskan kepadamu. Hidup ini telah dinyatakan dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kami, tentang hidup kekal yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami.. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anaknya Yesus Kristus" ( 1 Yohanes 1 :1-3)


Lukas mengatakan " banyak orang telah menyusun suatu berita tentang peristiwa2 yang telah terjadi diantara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu" ( Lukas 1 :3 )

Kemudian dalam kitab Para Rasul, Lukas menggambarkan periode 40 hari setelah kebangkitan itu ketika para pengikut Yesus mengamatinya dari dekat "Dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai pada hari Ia terangkat sebelum itu Ia telah memberi perintahNya oleh Roh Kudus kepada rasul2 yang dipilihNya. Kepada mereka Ia menunjukkan diriNya setelah penderiataannya selesai dan dengan banyak tanda Ia membuktikan bahwa Ia hidup. Sebab selama 40 hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang kerajaan Allah". (Kis 1 : 1-3)

Yohanes memulai bagian terakhir dari Injilnya dengan mengatakan bahwa, masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus didepan para murid2Nya yang tidak tercatat dalam kitab ini (Yoh 20 : 30)

Kesaksian2 para saksi mata ini terutama menceritakan kebangkitan Kristus. Para Rasul itu adalah saksi mata dari kehidupannya setelah kebangkitannya :

Lukas 24 : 48
Yohanes 15 : 27
Kis 1 : 8; 2 : 24,32; 3 : 15; 4 : 33; 5 : 32; 10:39; 10:41; 13:32; 22:15; 23:11; 26:16
1 Kor 15 : 4-9, 15
1 Yoh 1 : 2

Kedua, para rasul itu sendiri harus diyakinkan bahwa Yesus telah dibangkitkan dari kematian. Mula-mula mereka tidak percaya malah, mereka bersembunyi (Mrk 14 : 50) Mereka tidak segan2 mengungkapkan keragu-raguan mereka. Baru setelah ada bukti2 yang cukup banyak yang mampu meyakinkan mereka, maka mereka percaya. Lalu ada Thomas yang mengatakan bahwa ia tak akan percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan dari kematian sebelum dia meletakkan jarinya pada bekas2 paku itu. Belakangan Thomas mati syahid bagi Kristus. Apakah dia tertipu ? Dia pertaruhkan hidupnya karena dia yakin bahwa dia tidak diperdaya.

Lalu ada Petrus, ia menyangkali petrus beberapa kali pada pengadilannya. Akhirnya ia menginggalkan Yesus, tetapi ada sesuatu yang terjadi atas diri sipengecut ini. Tak lama setelah Kristus disalibkan dan dikuburkan, Petrus muncul di Yerussalem dan berkotbah dengan berani, meskipun ia diancam akan dibunuh, bahwa Yesus adalah Kristus dan ia telah bangkit. Akhirnya Petrus disalibkan dengan kepalanya di bawah, apakah ia tertipu ?? apa yang telah terjadi pada dia, apa yang telah mengubah dirinya secara begitu dramatis hingga dia menjadi berani seperti seekor singa bagi Yesus ? apa sebabnya dia bersedia mati bagi Yesus ? satu2 nya penejlasan yang memuaskan saya terdapat dalam 1 Korintus 15:5, "Ia (Kristus) telah menampakan diri kepada Kefas" yaitu Petrus (Yohanes 1:42)

Contoh terbaik mengenai seorang laki2 yang menjadi percaya kendatipun sama sekali ia tak mau adalah Yakobus, saudara Yesus (Mat 13:55;Mrk 6:3). Walaupun Yakobus bukanlah salah seorang dari ke-12 murid yang asli (Mar 10:2-4), belakangan ia diakui sebagai seorang rasul (Gal 1:19) seperti juga halnya Paulus dan Barnabas (Kis 14:14). Pada waktu Yesus masih hidup, Yakobus tak percaya bahwa Yesus saudaranya itu, adalah Anak Allah (Yoh 7:5). Barangkali dia pula, serta saudara2 laki2 dan perempuan Yesus yang lain, telah mengolok2an Dia, "Pergilah ke tempat dimana lebih banyak orang dapat melihat mujizat2Mu." 'ejek mereka (yaitu, saudara Yesus). Engkau tidak akan mashyur kalau menyembunyikan diri seprti ini. Kalau Engkau memang hebat, bukikanlah kepada dunia!' Karena saudara2 nya juga tidak percaya kepadaNya" (Yoh 7:3-5, terj. Firman Allah yang hidup). Yakobus pasti merasa malu bila Yesus berkeliling di negeri mereka sambil berkhotban. Mungkin Yakobus menganggap bahwa pernyataan2 Yesus tentang diriNya, yang dia anggap gila itu menyebabkan orang mencemoohkan nama baik keluarga mereka. ("Akulah jalan, dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui aku." Yoh 14:6; "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya, "(Yoh 15:5;"Akulah gembala yang baik . . . dan domba2Ku mengenal Aku" Yoh 10:14). Bagaimana pendapat anda seandainya saudara anda sendiri yang mengatakan hal2 yang demikian.

Tetapi ada sesuatu yang terjadi atas diri Yakobus. Setelah Yesus disalibkan dan dikuburkan, Yakobus sedang berkhotbah di Yerusalem. Beritanya ialah bahwa Yesus telah mati untuk dosa manusia dan bahwa Dia telah dibangkitkan dan hidup kembali. Akhirnya Yakobus menjadi salah satu dari pemimpin2 gereja Yerusalem dan menulis sebuah kitab, yaitu Surat Yakobus. Ia memulainya dengan menuliskan, "Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus." (Yak 1:1). Ia adalah saudara laki2 Yesus. AKhirnya Yakobus mati sebagai syahid karena dirajam batu oleh tangan Ananias, sang Imam Agung (menurut penulis sejarah (Yosefus). Apakah Yakobus ertipu? Tidak, satu2 nya penjelasan yang dapat diterima adalah apa yang tertulis dalam 1 Korintus 15:7, " Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus."
Kalah kebangkitan Yesus adalah sautu dusta, para rasul tentu mengetahuinya. Apakah mereka meneruskan suatu penipuan besar-besaran? Kemungkinan itu tidak sesuai dengan apa yang kita ketahui tentang mutu moral kehidupan mereka. Mereka secara pribadi mengutuk pembohongan dan menekankan kejujuran. Mereka mendorong orang untuk mengetahui kebenaran. Ahli sejarah Edward Gibbon dalam karyanya yang terkenal, The History of the Decline and Fall of the Roman Empire, memberikan sebagai satu dari lima alasan bagi keberhasilan agama Kristen yang cepat, "moralitas yang lebih murni namun kukuh dari orang2 Kristen pertama."

Michales Green, rektor St John's College, Nottingham, mengamati bahwa kebangkitan Yesus "adalah kepercayaan yang mengubah para pengikut yang telah patah semangat dari seorang rabi yang disalibkan menjadi saksi-saksi pemberani dan syahid2 dai gereja purba. Iniulah satu2 nya keyakinan yang memisahgkan para pengikut Yesus dari orang2 Yahudi dan mengubah mereka menjadi masyarakat yang mempercayai kebangkitan Yesus. Orang lain bisa memenjarakan, menganiaya, membunuh mereka, tetapi mereka tak dapat dipaksa untuk menyangkali keyakinan mereka bahwa 'pada hari yang ketiga Ia bangkit pula,'''1)

Ketiga, tingkau laku yang berani dari para rasul sendiri segera setelah mereka yakin akan kebangkitan Yesus itu membuat kita tak mungkin menerima semuanya itu sebagai kebohongan. Mereka menjadi pemberani hampir dalam waktu satu malam saja. Petrus yang telah menyangkali Kristus, kini berdiri teguh bahkan ketika diancam akan dibunuh dan menyatakan bahwa Yesus hiduyp setelah kebangkitanNya. Para penguasa menangkap pengikut-pengikut Kristus dan memukuli mereka. Namun demikian mereka dengan segera kembali ke jalan-jalan kota Yerusalem dan berbicara dengan berani mengenai Yesus (Kis 5:40-42). Teman-teman mereka menyadari semagat dan sukacita besar mereka, dan lawan-lawan mereka menyadari keberanian mereka. Mereka pun tidak berkhotbah di sebuah kota terpencil, melainkan di kota besar Yerusalem.

Para pengikut Yesus tentu tak mungkin dapat menghadapi penyiksaan dan kematian kecuali mereka benar2 yakin akan kebangkitanNya. Kesepakatan berita yang mereka sampaikan serta tingkah laku mereka sungguh mencengangkan. Memang besar sekali kemungkinan bahwa suatu kelompok yang sebegitu besar tidak bisa sepakat namun, mereka semua setuju mengenai kebenaran kebangkitan Yesus. Kalau mereka semua menipu sulit sekali bagi kita untuk menjelaskan mengapa tak ada salah seorang dari mereka yang menyerah akibat penekanan yang dialaminya.

Pascal, seorang filsuf Perancis yang terkenal menulis, "Tuduhan yang menyatakan bahwa para rasul itu adalah pembohongan dan penipu adalah sangat konyol. Marilah kita mengikuti tuduhan itu sampai pada kesimpulan logisnya. Baiklah kita membayangkan keduabelas orang itu yang berkumpul setelah kematian Yesus Kristus dan bersekongkol mengatakan bahwa Dia telah bangkit. Hal itu akan merupakan serangan terhadap para penguasa sipil maupun keagamaan. Hati manusia secara aneh cenderung menjadi tidak stabil dan berubah. Ia di ombang-ambing kan oleh janji dan dicobai oleh keingingan untuk memiliki benda2 materi. Seandainya salah seorang dari antara mereka telah menyerah kepada cobaan2 yang begitu memikat ataupun tunduk kepada ancaman2 bahwa mereka akan di pernjarakan dan di siksa, hal-hal mana yang pasti lebih menggoda mereka daripada keinginginan untuk memiliki materi, maka tentunya mereka semua sudah kalah."2)

Bagaimana mungkin, "Tanya Michael Green," dalam waktu yang hampir cuma semalam saja mereka telah berubah menjadi kelompok orang yang penuh semangat dan tak dapat dikalahkan yang dengan berani menantang oposisi, sinisme, cemooh, kesusahan fisik, penjara dan kematian di tiga benua, semenatara mereka berkhotbah dimana-mana tentang Yesus dan kebangkitannya itu?"3)

Seorang penulis yang namanya tak diketahui menggambarkan dengan baik sekalik perubahan2 yang terjadi dalam hidup para rasul. "Pada hari penyaliban itu mereka dilanda dengan kesedihan penuh tetapi pada hari pertama minggu itu mereka mengalami sukacita penuh. Pada hari penyaliban itu mereka kehilangan segala harapan, tetapi pada hari pertama minggu itu hati mereka berkobar dengan kepastian dan harapan penuh, ketika berita kebangkitan itu mula-mula sampai kepada mereka, maka mereka heran, tidak percaya dan sulit diyakinkan, tetapi sekali mereka menjadi yakin, mereka tak pernah sangsi lagi. Apakah yang mungkin telah menyebabkan perubahan yang menakjubkan itu dalam diri orang2 ini dalam waktu yang begitu singkat hanya menyingkirkan mayat Yesus dari kubur itu semata2 tak akan pernah mengubah jiwa dan tabiat mereka, tiga hari tidaklah cukup untuk membangkitkan sebauh legenda yang dapat mempengaruhi mereka dalam cara yan gbegitu besar. Proses suatu legenda membutuhkan waktu cukup banyak untuk bertumbuh. Apa yang terjadi pada mereka adalah kenyataan Psikologis yang menuntut suatu penjelasan lengkap. Pikirkanlah tabiat para saksi, yaitu orang2 laki2 dan perempuan yang telah memberikan kepada dunia ajaran etis tertinggi yang pernah diketahui dunia ini dan yang bahkan menurut kesaksian para musuh mereka dijalankan mereka dalam kehidupan mereka. Pikirkanlah betapa konyol secara psikologis jika kita bayangkan sekelompok kecil pengecut yang denganb ketakukan besar bersembunyi pada suatu hari dalam sebuah loteng rumah, dan beberapa hari kemudian berubah menjadi sekelompok orang yang tak dapat dibungkam oleh keaniyayan yang manapun- dan kemudian berusaha menerangkan bahwa perubahan dramatis ini disebbakan oleh sekedar suatu dusta konyol yang mereka berusaha paksakan untuk mempercayainya. Hal itu jelas tak mungkin masuk akal. Kenneth Scott Latourette menulis, "dampak kebangkitan Yesus dan kedatangan Roh Kudus pada para murid... adalah amad penting. Orang2 laki2 dan perempuan itu yang sudah tawar hati, kecewa, dan mengingat dengan sedih pada hari2 yang telah lewat ketika mereka berharap bahwa Yesus "Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel." (Lukas 24:21) semata-mata diubah menjadi sekumpulan saksi yang penuh semangat "4)

Paul Little bertanya, "Apakah orang2 laki2 ini, yang membantu mengubah struktur moral masyarakat, semata2 pembohong2 atau orang2 gila yang terkecoh ? Alternatif2 ini lebih sukar dipercaya daripada kenyataan kebangkitan, dan tak ada sepotong bukti pun untuk menopangnya."5)

Keteguhan para Rasul bahkan sampai mati sekalipun tak dapat diterangkan oleh argumen2 lainnya. Menurut Encyclopedia berita nika, origenes mencatat bahwa Petrus disalibkan dengan kepalanya dibawah. Herbert Walkman menggambarkan kematian Petrus "dengan dmeikian tangan Petrus seperti yang dinubuakan Tuhan kita diikat oleh orang laen dan dia dibawa keluar kota (Lihat Yoh 21:18). Ketempat dimana dia akan mati dijalan Aurelius, yaitu kesebuah tempat yang dekat pada taman2 Nero dibukit Vatikan tempat dimana begitu banyak saudara seimannya telah menderita kematian yang kejam. Atas permintaatnya sendiri dia disalibkan dengan kepalanya dibawah karena merasa tak pantas dia menderita sama seperti Tuhannya"6)

Harold Mattingly dalam buku sejarahnya menulis, Rasul Petrus dan Paulus memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka."7) Tertulianus menulis bahwa " Tak seorangpun bersedia mati kecuali bila dia tau bahwa dia memiliki kebenaran."

Simon Geenleaf, seorang Professor bidang hukum univrsitas di Harfard orang yang telah bertahun2 memberikan kuliah tentang bagaimana caranya mematahkan seorang saksi dan menentukan apakah seorang saksi berdusta atau tidak, menyimpulan, "Catatan2 peperangan militer hampir tak memberikan suatu contoh pun yang dapat dibandingkan dengan keteguhan yang Heroid, sabar dan penuh keberanian yang teguh( yang dimiliki para murid Yesus itu). Mereka mempunyai semua alasan yang mungkin untuk meninjau ulang dengan teliti dasar iman mereka, dan bukti2 dari semua kenyataan serta kebenaran besar yang mereka tegaskan."9)

Para Rasul menjalani pengujian kematian untuk mendukung kebenaran dari apa yang mereka beritakan. Saya yakin saya bisa percaya pada kesaksian mereka lebih banyak daripada saya mempercayai kesaksian kebanyakan orang yang saya jumpai saat ini yaitu orang2 itu yang tak bersedia melakukan apa2 malah hal2 yang segampang menyeberangi suatu jalan pun untuk membela dan mempertahankan kepercayaan mereka, apalagi mati untuknya

CATATAN UNTUK BAB 5

1. Michael Green, "Editor's Preface" dalam buku George Eldon Ladd, I Believe in the Resurrection of Jesus (Grand Rapids: Eerdmans, 1975)

2. Robert W Gleason, editor, The Essential Pascal diterj. oleh G.F.Pullen (New York : Mentor-Omega Books, 1966) hlm 187

3. Michael Green, Man Alive! (Downers Grove, II: InterVarsity, 1968) hlm 23,24

4. Kenneth Scott Latourette, A History of Christianity (New York : Harper & Brothers, 1937) jilid 1, hlm 59

5. Paul Little, Know Why You Believe (Wheaton, II:Scriptum Press, 1971) hlm 63.

6. Hebert B. Workman, The Martyrs of the Early Church (London Charles H.Kelly, 1913) hlm 18,19

7. Harold MAttingly, Roman Imperial Civilization (London Edward Arnold, 1967), hlm 226

8. Gaston Foote, The Transformation of the Twelve (Nashville Abingdon, 1958) hlm 12

9. Simon Greenleaf, An Examination of the Testimony of the four Evangelists by the Rules of Evidence Administered in the Courts of Justice (Grand Rapids : Baker, 1965. Dicetak ulang dari edisi 1874. New York : J. Cockroft), hlm 29
 
6 APA GUNANYA SEORANG MESIAS YANG MATI ?

Banyak orang yang sudah meninggal karena suatu usaha yang baik dan mulia. Tengoklah mahasiswa di San Diego yang membakar dirinya sampai mati untuk memprotes perang di Vietnam. Di tahun 60 an banyak penganut Budha membakar dirinya sampai mati untuk menarik perhatian dunia kepada Asia Tenggara.

Masalahnya dengan para rasul ialah bahwa usaha baik mereka adalah Yesus sendiri, yang sudah mati dikayu salib. Sebelumnya kematianNya, mereka yakin bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka tidak berpikir bahwa Dia bisa mati. Mereka yakin bahwa, Dialah yang akan mendirikan Kerajaan Allah dan memerintah atas umat Israel.

Guna memahami hubungan para rasul dengan Kristus dan mengerti mengapa kematianNya disalib itu begitu tak bisa dipahami mereka, kita harus memahami sikap para orang Yahudi tentang Mesias itu pada zaman Kristus.

Kehidupan dan pengajaran Yesus amat bertentangan dengan spekulasi Mesianis kaum Yahudi pada masa itu. Sejak masa kecilnya setiap orang Yahudi diajarkan bahwa bila Mesias itu datang, maka Dia akan menjadi pemimpin politik yang akan memerintah dan mengalahkan segala musuhNya. Dia akan membebaskan orang-orang Yahudi dari penjajahan pemerintah Romawi dan mengembalikan bangsa dan negara Israel kepada tempatnya yang tepat. Seorang Mesias yang akan menderita siksaan "sama sekali" asing bagi konsep Mesias Yahudi."1)

E.F Scott memberikan laporannya megenai zaman Kristus:" ... periode itu penuh dengan kegairahan yang intensif. Para pemimpin agama merasa bahwa mereka hampir tak mungkin dapat mengendalikan semangat rakyat banyak, yang dimana-mana menantikan kemunculan si Pembebas yang dijanjikan. Suasana hati rakyat yang penuh semangat mengenai pengharapan ini tak pelak lagi makin ditinggikan oleh peristiwa2 dari sejarah yang baru saja terjadi."

"Selama lebih dari satu generasi yang baru lewat orang-orang Romawi telah semakin banyak mengambil alih kemerdeaan bangsa Yahudi, dan tindakan2 penindasan mereka telah membangkitkan semangat patriotisme dalam diri orang-orang Yahudi itu untuk menjalankan kehidupan yang lebih keras agar melawan musuh-musuh mereka itu. Impian akan pembebasan yang ajaib dan akan seorang raja Mesianis yang akan melaksanakannya, sudah mengambil makna yang baru dalam masa kritis itu. Tetapi harapan itu sendiri bukanlah hal yang baru. Dibalik keadaan yang bergejolak pada masa itu, tentang mana kita mempunyai bukti dalam keempat kitab Injil, kita dapat mempunyai bukti dalam keempat kitab Injil, kita dapat melihat suatu periode panjang dalam mana kaum Yahudi itu memiliki antisipasi yang semakin bertambah."

"Bagi rakyat Yahudi pada umumnya, Sang Mesias itu tetap dipandang sama seperti Dia dipandang oleh Yesaya dan rekan-rekan sejamannya, yaitu sebagai Anak Daud yang akan membawa kemenangan dan kemakmuran kepada bangsa Yahudi. Berdasarkan keterangan dalam keempat kitab Injil itu, tak mungkin kita dapat ragukan bahwa pemikiran populer rakyat banyak tentang Mesias itu pada umumnya bersifat nasional dan politis."2)

Joseph Kalusner, seorang sarjana Yahudi, menulis, " Mesias itu kian lama bukan saja menjadi penguasa politis yang menonjol, melainkan juga orang laki-laki yang memiliki kualitas-kualitas moral yang meninjol."3)

Jacob Gartenhaus merefleksikan keyakinan Yahudi yang umumnya berlaku pada masa Kristus:" Orang-orang Yahudi menantikan Mesias sebagai orang yang akan membebaskan mereka dari penindasan Romawi ... pengharapan Mesianis pada dasarnya adalah demi kebebasan nasional."4)

Jewish Encyclopedia menyatakan bahwa orang-orang Yahudi "merindukan pembebas yang dijanjikan akan datang dari keturunan daud, yang akan membebaskan mereka dari kuk perampasan2 asing yang dibenci itu, mengakhiri pemerinatahan Romawi yang kafir itu, dan menggantikannya dengan mendirikan pemerintahanNya sendiri yang penuh dengan damai dan keadilan."5)

Pada waktu itu orang-orang Yahudi menaruh segala harapan mereka pada Mesias yang dijanjikan itu. Seperti semua orang disekitar mereka, para rasul pun memegang keyakinan-keyakinan yang sama. Seperti dikatakan Millar Burrows, " Yesus begitu berbeda dengan apa yang diharapkan orang-orang Yahudi mengenai anak daud sehingga murid-muridNya pun hampir tak mampu mengaitkan gagasan tentang Mesias itu dengan Dia."6) Pemberitaan Yesus yang berat tentang penyalibanNya sama sekali tak diterima dengan baik oleh murid2Nya ( Luk 9: 22).
"Tampaknya ada pengharapan," demikian A.B. Bruce mengamati, "bahwa Dia telah mempunyai padangan yang terlalu suram terhadap situasiNya, dan bahwa ketakutan2Nya mengenai apa yang akan terjadi kelak akan dibuktikan tidak berdasarkan kenyataan.... seorangf Kristus yang disalibkan dianggap sebagai suatu skandal dan kontradiksi bagi para rasul, sama banyaknya seperti kepercayaan tersebut tetap berlangsung bagi kebanyakaan orang Yahudi setelah Tuhan naik kepada kemuliaan."7)
 
Alfred Edersheim, bekas dosen Grinfield yang memberi ceramah2 mengenai septuagenta di Universitas Oxford dengan tepat menyimpulkan bahwa "hal yang paling berbeda dengan Kristus adalah masanya"8)

Dalam Perjanjian Baru kita dapat menemukan sikap para rasul kepada Kristus, yaitu pengharapan mereka bahwa mesias itu akan memerintah. Setelah Yesus mengatakan pada murid2nya bahwa Yesus akan pergi ke Yerusalem dan menderita, Yakobus dan Yohanes memintanya untuk menjanjikan bahwa didalam kerajaanNya mereka kelak akan diijinkan duduk di sebelah sisi kiri dan kanannya.(Markus 10:32-38). Mesias macam apakah yang mereka pikirkan ? Mesias yang akan menderita dan disalibkan ? Bukan, melakinkan seorang penguasa politik. Yesus menunjukkan bahwa mereka salah mengerti tentang apa yang harus ia lakukan. KarenaNya mereka tidak tahu apa yang mereka minta. Ketika Yesus meramalkan penderitaan dan penyalipanNya, keduabelas rasul itu tak dapat mengerti apa yang dimaksudkannya (Roma 18 : 31-34). Karena latar belakang dan latihan mereka, maka mereka yakin, bahwa mereka berhubungan dengan seorang yang akan membawa keuntungan bagi diri mereka. Kemudian terjadilah penyaliban2 dan kematian Yesus diGolgota. Semua pengharapan mereka tentang Yesus sebagai Mesias, lenyap. Dengan rasa sangat tawar hati dan kecewa mereka kembalik kerumah mereka masing2. Rasany sia2lah semua tahun yang telah lewat itu.

Dr George Eldon Ladd, profesor bidang perjanjian baru oada seminary theology Fuller., menulis "ini pulalah yang menyebabkan para murid meninggalkannya ketika Dia ditangkap. Pikiran mereka begitu dipenuhi dengan gagasan tentang seorang Mesias yang berkuasa yang akan menaklukkan musuh2Nya sehingga ketika melihat Dia sebagai seorang yang tak berdaya lagi yang luka-lukaNya berdarah sebagai akibat siksaanNya seorang tawanan tanpa kuasa ditangan Pilatus, dan ketika mereka melihat Dia dibawa pergi dipakukan disalib seperti seorang penjahat biasa, maka semua pengharapan Mesianis mereka yang berada dalam Yesus pun hancur. Adalah suatu kenyataan psikologis yang tepat bahwa kita manusia hanya mendengar apa yang kita disiapkan sebelumnya untuk dengar. Ramalam2 Yesus tentang penderitaan dan kematianNya tiba pada telinga2 tuli pada murid Nya. Murid2 itu kendatipun sudha sering diperingatkanNya tak siap untuk menerimanya... "9)

Tetapi beberapa minggu setelah penyalibannya itu meskipun pada mulanya mereka sangsi, para murid tersebut berada diYerusalem sedang memberitakan Yesus sebagai juruselamat dan Tuhan, Mesias orang2 Yahudi. Menurut saya, penejlasan satu2nya yang masuk akal bagi perubahan ini ialah ap ayang tertulis dalam 1 Koritus 15 : 5, "Ia telah menampakkan diri,.. kemudian kepada ke 12 murid." apalagi yang dapat membuat murid2 itu yang murung dan kehilangan harapan mereka untuk keluar dari tempat persembunyian mereka dan menderita serta mati untuk seorang Mesias yang sudah disalibkan ? Pastilah " kepada mereka Ia menunjukkan dirinya setelah penderitaannya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama 40 hari Ia berulang-ulang menampakkan diri " (Kis 1 : 3 )

Ya, banyak orang yang telah mati karena usaha yang baik, tetapi Yesus, usaha yang baik bagi para rasul itu, telah mati dikayu salib hanya kebangkitan Yesus dan kontak mereka kemudian dengan Dia yang meyakinkan pengikut2Nya bahwa Dialah sang |Mesias. Mengenai ini mereka bersaksi, bukan saja dengan bibir dan kehidupan mereka, melainkan juga dengan kematian mereka.

CATATAN UNTUK BAB 6

1. Encyclopedia International, 1972, jilid 4, hlm 407.
2. Ernest Findlay Scott, Kingdom and the Messiah (Edinburgh: T & T. Clarck, 1911), hal 55.
3. Joseph Klausmer, The Messianic Idea in Israel (New York:mac Millan, 1955), hal 23.
4. Jacob Gartenhaus, "The Jewish Conception of the Messiah," Christianity Today, 13 Maret, 1970, hal 8-10.
5. The Jewish Encyclopedia (New York: Funk & Wagnalis, 1906), jilid 8, hal 508.
6. Milar Burrows, More Light on the Dead Sea Scroll (London; Secker & Warburg, 1958), hal 68.
7. A.B. Bruce, The Training of the Twelve (aslinya tahun 1894; Grand Rapids: Kregel, 1971) hal 177
8. Alfred Edersheim, Sketches of Jewish Social Life in the Days of Christ (edisi cetak ulang: Grand Rapids: Eerdmans, 1960), hal 20
9. George Eldon Ladd, I Believe in the Resurrection of Jesus (Grand Rapids: Eerdmans, 1975), hal 38
 
7 ANDA PERNAH DENGAR APA YANG TERJADI PADA SAULUS ?

Jack seorang teman saya yang telah berceramah di banyak universitas, suatu hari dikejutkan ketika dia tiba di sebuah kampus. Ternyata malam itu para mahasiswa telah mengatur suatu diskusi terbuka antara dia dengan tokoh atheis terkemuka dikampus itu. Lawannya adalah seorang profesor Filsafat yang fasih, yang sangat menentang agaka Kristen. Jack mendapatkan kesempatan pertama. Ia membicarakan berbagai bukti tentang kebangkitan Yesus, pertobatan Rasul Paulus, kemudian memberikan kesaksian pribadinya tentang bagaimana Kristus telah mengubah hidupnya ketika dia masih mahasiswa.

Ketika tiba kesempatan bagi sang profesor berbicara, dia menjadi amat gugup. Dia tak dapat membantah bukti2 kebangkitan Yesus ataupun kesaksian pribadi Jack, maka karena itu dia beralih kepada pembicaraan tentang rasul Paulus yang secara radikal bertobat menjadi Kristen. Ia menggunakan argumentasi bahwa " sering orang bisa menjadi begitu terlibat secara psikologis dalam hal apa yang mereka sedang lawan hingga akhirnya mereka akhirnya berbalik dan malah menerimanya."

Pada saat itu teman saya tersenyum lembut dan menyahut, "sebaiknya anda hati2, atau andapun bisa menjadi seorang Kristen."

Salah satu dari kesaksian2 yang paling berpengaruh untuk agak Kristen terjadi bisa Saulus dari Tarsus menjadi Kristen dan menjadi Rasul Paulus. Barangkali dialah lawan agama Kristen yang paling gila. Saulus adalah seorang Ibrani yang gigih, seorang pemimpin agama karena dia dilahirkan di Tarsus, sebelumnya dia diberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan tertinggi di jamannya. Tarsus adalah sebuah kota universitas yang terkenal karena filsuf2 dan kebudayaan stoa nya. Starbo seorang ahli geografi Yunani, memuji Tarsus karena para penduduknya begitu banyak memperhatikan pendidikan dan filsafat.1)

Paulus seperti ayahnya, memiliki kewarganegaraan Romawi, suatu hak yang sangat istimewa. Tampak nya dia amat menguasai kebudayaan dan pemikiran Helenis. Dia amat fasih dalam bahas Yunani dan menunjukkan kemampuan dialektisnya. Ia mngutip dari para penyair dan filsuf yang kurang terkenal :

Kis 17: 28 ---- Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.

1 Kor 15 : 33 --- Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.

Titus 1 : 12 --- Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas."


Paulus dididik menurut cara Yahudi dan pendidikan itu berlangsung berdasarkan doktrin2 Farisi yang ketat. Ketika dia kira2 berusia 14 thn dia dikirim untuk belajar sebagai murid Gamaliel salah satu dari rabi2 yang paling besar pada jaman itu. Gamaliel adalah cucu laki2 dari Hillel. Paul menegaskan bahwa dia bukan saja seorang Farisi, melainkan juga keturunan dari orang2 Farisi (Kis 23 : 6 ). Ia dapat menyombongkan diri, " Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku."
Agar seseorang dapat memahami pertobatan Paulus, ia perlu mengerti mengapa Paulus begitu kukuh anti Kristen. Alasannya ialah ketaatannya pada hukun Taurat Yahudi, yang menyebabkan ketidakpuasannya yang pantang menyerah kepada Kristus dan gereja purba.

" Bagian dari berita Kristen yang mengganggu Paulus, " menurut penulisan Jacques Dupont, "bukanlah penegasan kemesiasan Yesus (tetapi)...pernyataan bahwa Yesus memainkan peranan yang menyelamatkan, yang mengambil semua nilai dari hukum Taurat dalam peranan penyelamatannya .... Paulus melawan agama Kristen dengan cara yang amat keras karena kepentingan yang ditekankannya pada hukun Taurat sebagai jalan keselamatan."2)

Encyclopedia Britannica menyatakan bahwa ada suatu sekte baru agama Yahudi yang menyebut dirinya Kristen, yang menyerang intisari dari latihan Yahudi Paulus serta pendidikannya yang telah diterimanya dari para rabi. 3) Tekatnya adalah untuk memusnahkan sekte ini (Gal 1 : 13). Karena itu Paulus mulai pengejaran pembunuhannya terhadap "sekte orang Nasaret itu ( Kis 26 : 9-11). Ia benar2 "membinasakan jemaat" (Kis 8 : 3 ). Dia berangkat ke Damsyik dengan dokumen2 yang memberikan dia hak untuk menangkap para pengikut Yesus dan membawa mereka untuk diadili.

Kemudian terjadi sesuatu atas dirinya, (sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid2 Tuhan. ia menghadap imam besar dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kemajelis2 Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti jalan Tuhan ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem."

"Dalam perjalanannya ke Damsyik ketika ia sudah dekat kota itu, tiba2 cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ketanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya : 'Saulus, Saulus, mengapa engakau menganiaya Aku ?' jawab saulus : ' Siapakah Engkau, Tuhan ?' kataNya : Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah kedalam kota disana akan dikatakan kepadamu apa yang harus kau perbuat, " maka termangu-mangulah teman2nya seperjalanan karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juapun Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya tetapi ia tidak dpt melihat apa2; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 3 hari lamanya ia tidak dapat melihat dan 3 hari lamanya ia tidak makan dan minum".

"Di Damsyik ada seorang murid Tuhan yang bernama Ananias, firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan : " Ananias !:" Jawablah : ' Ini aku, Tuhan' firman Tuhan. ' Mari, pergilah kejalan yang bernama jalan lurus, dan carilah dirumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk kedalam dan menumpangkan tangannya keatasnya, supaya ia dapat melihat lagi. " (Kis 9 : 1-12)

Pada titik ini orang dapat melihat mengapa orang2 Kristen takut pada Paulus. Ananias menjawab : " Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyak nya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang2 KudusMu di Yerusalem. Dan ia datang kemari dengan kuasa penuh dari imam2 kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil namaMu." Tetapi firman Tuhan kepadanya, ' pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagiku untuk memberitakan namaKu kepada bangsa2 lain serta raja2 dan orang2 Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya bahwa, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena namaMu. Lalu pergilah Ananias kesitu dan masuk kerumah itu. Ia menumpangkan tangannnya ketangan Saulus, katanya, ' Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri dijalan yang engkau lalui telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagu. Ia bangun lalu dibabtis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya (Kis 9 : 13-18a)

Paulus berkata, "bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita ?" (1 Kor 9 : 1 ) Ia membandingkan penampakan Kristus kepadanya dengan penampakan2 Kristus pada para rasul setelah kebangiktanNya." Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku" ( 1 Kor 15 : 8 )

Paulus bukan saja bertemu Yesusm tetapi dia melihatNya dalam cara yang tak dapat ditolaknya. Pemberitaan injil itu bukan dilakukannya karena pilihan pribadinya, melakinkan karena dia didesak oelh suatu kebutuhan. "Karena jika aku memberitakan injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri, sebab itu adalah keharusan bagiku." (1 Kor 9 : 16)

Perhatikan bahwa perjumpaan Paulus dengan Yesus dan pertobatannya, kemudian terjadi dengan mendadak dan tak disangka-sangka " tiba2 memancarlah cahaya yang menyilaukan dari angit mengelilingi aku " (Kis 2 : 6) Paulus sama sekali tak tahu siapakah manusia surgawi itu. Pernyataan bahwa Dia adalah Yesus dari Nasaret membuatnya gemetar dan tercengang.

Kita tak mungkin mengetahui semua rinciannya, ataupun hal2 kronologis maupun psikologis, tentang apa yang terjadi atas Paulus pada perjalanannya ke Damsyik. Tetapi kita tahu hal ini dengan pasti : peristiwa itu secara luar biasa hebat mempengaruhi setiap bidang kehidupannya.

Pertama, tabiat Paulus secara drastis diubah. The Encyclopedia Britanica menggambarkan Paulus sebelum pertobatannya sebagai seorang fanatik agama yang menganiaya orang lain, penuh kebencian, kepahitan dan tidak toleran - sombong dan cepat marah. Setelah pertobatannya di gambarkan sebagai orang yang sabar, baik hati, tahan uji dan penuh pengorbanan diri. 4) Kenneth Scott Latouurette berkata : Tetapi pengalamana keagamaan yang dalam revosulusioner ini telah mengubah kehidupan Paulus menjadi utuh, dan mengangkat temperamennya yang begitu emosiional dari kegelapan."5)

Kedua, hubungan Paulus dengan para pengikut Yesus pun diubah secara radikal. "Saulus tinggal beberapa hari besama-sama dengan murid2 di Damsyik". (Kis 9:19) Dan ketika Paulus pergi kepada para rasul , ia mendapatkan sambutan persekutuan yang hangat (lihat Gal 2: 9).

Ketiga pesan Paulus diubah secara radikal, kendati dia masih sangat menghargai asal-usul Yahudi nya, dia telah berubah dari seorang pelawan yang penuh dengan kebencian dan kepahitan, menjadi seorang pendukung iman Kristen yang bertekat bulat. :"Ketika itu juga ia memberitakan Yesus dirumah-rumah ibadat dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah" (Kis 9 : 20) Keyakinan2 intelektual Paulus telah berubah, pengalamannya memaksanya untuk mengakui, bahwa Yesus adalah Sang Mesias yang bertentangan langusng dengan gagasan Mesianis orang2 Farisi. Konsep yang baru tentang Kristus berarti suatu revolusi total dalam pemikirannya. 6) Jaccuest Dupont dengan tepat mengamati bahwa setelah Paulus dengan kuat membantah bahwa orang yang disalibkan itu memang Sang Mesias, dia malah berbalik dan yakin bahwa Yesus memang Sang Mesias dan akibatnya dia meninjau ulang seluruh gagasan mesianisnya."7)

Keempat, Misi Paulus diubah secara radikal. Ia diubah dari seorang pembenci orang2 yang bukan orang2 Yahudi menjadi seorang penginjil kepada orang2 tsb. Ia diubah dari seorang Yahudi yang fanatik menajdi seorang pemberita kabar kesukaan kepada orang2 bukan Yahudi. Sebagai seorang Yahudi dan orang Farisi, Paulus memandang sangat rendah orang2 bukan Yahudi sebagai orang2 yang mutunya jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan orang2 Yahudi, umat pilihan Tuhan. Pengalaman Damsyik itu mengubahnya menjadi seorang rasul yang penuh dedikasi, dengan misi kehidupannya yang diarahkan untuk menolong orang2 yang bukan Yahudi didalam Kristus yang menampakkan diriNya kepadanya. Paulus melihat Juruselamat bagi segala bangsa. Dari seorang Farisi Ortodoks yang misi hidupnya adalah mencoba mempertahankan agama Yahudi yang keras Paulus berubah menjadi seorang pemberita dari sekte radikal baru yang disebut Kristen yang sebelumnya telah dilawannya mati2an. Dalam dirinya terjadi perubahan yang begitu besar, sehingga "semua orang yang mendengar hak itu heran dan berkata, bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barang siapa yang memanggil nama Yesus ini ? dan bukankah ia datang kesini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka kehadapan imam2 besar ?" (Kis 9 : 21 )

Philip Schaff seorang ahki sejarah menyatakan " pertobatan Paulus menandakan bukan saja suatu titik balik dalam sejarah dirinya pribadi, tetapi juga suatu jaman penting dalam sejarah gereja purba dan sebagai akibat dalam sejarah umat manusia. Ini merupakan peristiwa yang paling bermanfaat semenjak mujijat pada hari Pentakosta dan menjamin kemenangan agaka Kristen secara universal."8)

Pada waktu makan siang di universitas Houston saya duduk disebelah seorang mahasiswa. sementara kami memberitakan agama Kristen, ia membuat pernyataan bahwa tak ada bukti historis apapun untuk agama Kristen maupun Kristus. Ia mahasiswa jurusan sejarah, dan saya mengamati bahwa salah satu bukunnya adalah teks sejarah Romawi. Ia mengakui bahwa ada satu bab yang berbicara tentang rasul Paulus dan agama Kristen. Setelah membaca Bab itu, mahasiswa itu jadi tertarik karena bagian tentang Paulus itu dimulai dengan menggambarkan kehidupan saulus dari Tarsus dan berakhir dengan lukisan kehidupan Rasul Paulus. Dalam alinia ke 2 yang terakhir buku itu menyatakan bahwa apa yang terjadi diantara kedua bagian dari hidup orang ini tidaklah jelas.

Setelah saya membuka kitab Kisah Para Rasul dan menjelaskan penampakan Kristus setelah kebangkitannya kepada Saulus, mahasiswa ini menyadari bahwa itu adalah penjelasan yang paling logis untuk perubahan yang terjadi pada Paulus. Belakangan inipun percaya kepada Kristus sebagai juruselamatnya.

Elias Andrews berkomentar " banyak orang yang telah menemukan pada perubahan radikal dalam diri ' orang Farisi ini yang paling terkemuka dari segala Farisi '. Bukti yang paling meyakinkan akan kebenaran dan kuasa agama itu yang ia baru terima, serta nilai dan kedudukan yang terutama dari diri Kristus. "9)

Achibald MacBride, profesor pada universitas Aberdenn, menulis tentang Paulus, "disamping keberhasian2nya ... semua keberhasilan Iskandar yang agung dan Napoleon tampak menjadi pucat dan tak berarti."10) Clement berkata, bahwa Paulus : memikul rantai 7 kali memberitakan Injil di timur dan barat, sampai keujung barat (dari dunia ) dan mati sebagai syahid di bawah para penguasa "11)

Paulus menyatakan berulah-ulang bahwa Yesus yang bangkit dan hidup itu telah mengubah hidupnya. Dia begitu yakin akan kebangkitan Yesus dari kematian, sehingga ia pun mati sebagai syahid demi keyakinan2nya.

2 Profesor dari Universitas Oxford, Gilbert West dan Lord Lytteton, bertekat keras untuk menghancurkan dasar dari iman Kristen. West berniat membuktikan kebohongan dari kebangkitan, dan Lytteton bermaksud membuktikan bahwa Saulus dari Tarsus tak pernah bertobat menjadi Kristen. Kedua orang itu, tiba pada kesimpulan yang berlawanan dengan pendapat2 mereka semula, dan mereka menjadi pengikut2 Yesus yang setia.

Lord Lytteton menulis, pertobatan dan jabatan kerasulan Paulus itu sendiri, kalau dipertimbangkan baik-baik, merupakan bukti yang cukup unyuk menunjukkan bahwa agama Kristen itu adalah wahyu Illahi."12) Ia menyimpulkan bahwa kalau penderitaan dan pelayanan Paulus selama 25 tahun untuk Kristen itu, emmang suatu kemyataan, maka pertobatannya mastilah benar. Karena semua yang ia lakukan dimulai dengan perubahan yang mendaadak itu. Dan apabila pertobatannya itu benar, maka Yesus Kristus memang benar bangkit dari kematian, karena segala sesuatu yang terjadi atas diri Paulus dan dilakukannya dia bersaksiakan sebagai akibat dari perjumpaanya dari Kristus yang bangkit itu.

CATATAN UNTUK BAB VII

1. The Encyclopaedia Britannica, William Benton, Penerbit (Chicago: Encyclopaedia Britannica, 1970), jilid 17, hal 469.
2. Jacquest Dupont, "The Conversion of Paul, and Its Influence on His Understanding of salvation of Faith, " Apostolic History and the Gospel. Diedit oleh W. Ward Gasque dan Ralph P. Martis (Grand Rapids: Eerdmans, 1970), hal 177.
3. The Encyclopaedia Britannica, jilid 17, hal 476.
4. Ibid, hal 473.
5. Kenneth Scott Latourette, A History of Christianity (New York: Harper & Row, 1953), hal 76.
6. W.J. Sparrow-Simpson, The Resurrection and the Chistian Faith (Grand Rapids: Zondervan, 1968). hal 185, 186.
7. Dupont, hal 76.
8. Philip Schaff, History of the Christian Church, jilid 1. Apostolic Christianity, A.D. 1-100 (Grand Rapids, Eerdmans, 1910), hal 296.
9. The Encyclopaedia Brittanica, jilid 17 hal 469.
10. Chamber's Encyclopedia (London Pergamon, 1966), jilid 10, hal 516.
11. Philip Schaff, History of the Apostolic Church (New York : Charles Scribner, 1857), hal 340.
12. George Lyttleton, The Convertion of St Paul (New York: American Tract Society, 1929), hal 467.
 
luar biasa cc effie...
sy habiskan waktu 30 mnt buat baca artikel ini..
memang tepat sekali..sbg seorang kristen, sy katakan klo Yesus itu adalah ALLAH..
Yesus itu manusia, Yesus itu sahabat saya, Yesus itu.....banyak sekali sebutan utk Dia bagi sy pribadi...
thread ini bisa di jadikan acuan klo ada pribadi yg menanyakan spt judul thread ini.
so.....siap kah kita menjawabnya...??
dan sbg jawaban yg sangat2 nyata adalah melalui kehidupan kita sehari2 tentunya...

GBU cc effie..

regards,

novert.
 
seluruh alkitab menggambarkan bahwa Yesus itu Allah, dah luh gak usah rewel nanya beginian, kristen adalah yesus itu allah, gak usah didebatin lagi tiap agama punya prinsip masing2.

maaf, kan cuma nanya ??
karena saya pernah membaca injil juga, tapi tidak pernah membaca pengakuan yesus yang menyatakan dia adalah Tuhan
 
Saya ambilkan 2 ayat di dalam Alkitab seperti yang anda perlukan, semoga bisa membantu.

Kis 2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

Fil 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Fil 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Fil 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
 
maaf, kan cuma nanya ??
karena saya pernah membaca injil juga, tapi tidak pernah membaca pengakuan yesus yang menyatakan dia adalah Tuhan

berarti andatidak membaca dengan sungguh2, pemeluk kristen terbanyak didunia, sejarah kristen tertua setelah hindu merupakan pemikiran kegamaan tertua....gak mungkin mereka salah berpikir bahwa Yesus itu bukan Tuhan.
 
Saya ambilkan 2 ayat di dalam Alkitab seperti yang anda perlukan, semoga bisa membantu.

Kis 2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

Fil 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Fil 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Fil 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

sisingamangaraja bilang dia sudah baca seluruh isi alkitab, tapi ayat2 ini tidak ada bagi dia sehingga dia masih bertanya dimana ayat yang bilang Yesus itu Tuhan....berarti ALKITAB yang mana yang dia baca????
 
Saya ambilkan 2 ayat di dalam Alkitab seperti yang anda perlukan, semoga bisa membantu.

Kis 2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

Fil 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
Fil 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
Fil 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

lalu bagaimana dengan ayat berikut :
Yohanes" pasal 17 ayat 3 : Inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal Engkau, Allah yang Esa dan Yesus Kristus yang telah Engkau suruhkan itu."

ayat tersebut menyatakan bahwa yesus hanya sebagai utusan...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.