• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Bagaimana hidup benar tanpa embel-embel agama ?

Dalam hidup ini , apa yang berharga dari hidup mu ? Ada orang mengatakan , menjadi kaya adalah sangat berharga. Ada yg mengatakan , cinta , dan sebagainya tetapi ada yg lain mengatakan mencapai surga adalah yg paling berarti dari hidup ini.

Surga , adalah sebuah ide , ini merupakan keyakinan. Apakah keyakinan itu berharga ?
Tahukah anda apa itu keyakinan ? Keyakinan itu sebenarnya illusi. Tidak lebih dari sebuah alat/tool dari batin. Alat ini berfungsi membuat tindakan anda memiliki alasan. Jadi dengan keyakinan , tindakan kita menjadi memiliki alasan untuk dilakukan. Jika anda yakin , anda ada alasan bertindak dan anda akan memiliki energi/kekuatan batin untuk melakukannya.

Keyakinan menghasilkan energi /batin, inner power. Itulah sebabnya , keyakinan bisa menyembuhkan diri sendiri. Ketika seseorang itu sembuh , dia mengira itu bantuan dari surga.

Keyakinan hanya sebuah alat permainan. Anda yakin ada surga karena seseorang mengaku datang dari surga memberitahu anda. Tetapi anda tidak akan pernah tahu bahwa yg katanya datang dari surga itu benar datang dari surga. Anda hanya bisa bermain di wilayah keyakinan saja. Tidak lebih dari itu.

Hidup ini berharga , terletak pada menyadari dan menikmati momen ke momen hidup ini. Kita lepas perhatian pada momen saat ke saat berlangsungnya hidup ini. Kita melewatkan hampir semua momen karena kita sibuk dengan pikiran apa yg kita pikir, sibuk dengan ambisi kita, sibuk dengan keyakinan kita. Karenanya kita kehilangan saat ke saat yg sesungguhnya adalah inti sari dari kehidupan. Kita malah masuk kedalam keyakinan kita yg sebenarnya hanya sebuah fenomena illusi.

Kekayaan hanya sebuah illusi. Walaupun ada satu juta trilliun rupiah di bank anda. Apa yg bisa anda nikmati. Kecuali anda hanya mendapat keamanan psikologi bahwa anda akan aman dalam hal finansial. Seluruh dunia menjadi milik mu juga tidak memiliki arti apa apa. Karena anda tetap anda sebagaimana original anda. Kekayaan dan keyakinan tidak akan mengubah kwalitas anda. KAMU tetap seperti kamu yang sesugguhnya. Jadi sentral dari semua itu terletak pada diri mu, menemukan arti sesungguhnya dari seluruh waktu hidup mu yg tidak seberapa lama di dunia ini. Menyadari momen ke momen dan menikmati apa yg hadir dalam hidup mu saat ke saat adalah awal dari semua kebenaran. Bukan keyakinan anda.
 
Ehipassiko

EHIPASSIKO

2161765416_25b351a7af.jpg


Kata ehipassiko berasal dari kata ehipassika yang terdiri dari 3 suku kata yaitu ehi, passa dan ika. Secara harafiah ”ehipassika” berarti datang dan lihat. Ehipassikadhamma merupakan sebuah undangan kepada siapa saja untuk datang, melihat serta membuktikan sendiri kebenaran yang ada dalam Dhamma.
Istilah ehipassiko ini tercantum dalam Dhammanussati (Perenungan Terhadap Dhamma) yang berisi tentang sifat-sifat Dhamma.

Guru Buddha mengajarkan untuk menerapkan sikap ehipassiko di dalam menerima ajaranNya. Guru Buddha mengajarkan untuk ”datang dan buktikan” ajaranNya, bukan ”datang dan percaya”. Ajaran mengenai ehipassiko ini adalah salah satu ajaran yang penting dan yang membedakan ajaran Buddha dengan ajaran lainnya.

Salah satu sikap dari Guru Buddha yang mengajarkan ehipassiko dan memberikan kebebasan berpikir dalam menerima suatu ajaran terdapat dalam perbincangan antara Guru Buddha dengan suku Kalama berikut ini:

"Wahai, suku Kalama. Jangan begitu saja mengikuti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kata orang, koleksi kitab suci, penalaran logis, penalaran lewat kesimpulan, perenungan tentang alasan, penerimaan pandangan setelah mempertimbangkannya, pembicara yang kelihatannya meyakinkan, atau karena kalian berpikir, `Petapa itu adalah guru kami. `Tetapi setelah kalian mengetahui sendiri, `Hal-hal ini adalah bermanfaat, hal-hal ini tidak tercela; hal-hal ini dipuji oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan`, maka sudah selayaknya kalian menerimanya.” (Kalama Sutta; Anguttara Nikaya 3.65)

Sikap awal untuk tidak percaya begitu saja dengan mempertanyakan apakah suatu ajaran itu adalah bermanfaat atau tidak, tercela atau tidak tecela; dipuji oleh para bijaksana atau tidak, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, menuju kesejahteraan dan kebahagiaan atau tidak, adalah suatu sikap yang akan menepis kepercayaan yang membuta terhadap suatu ajaran. Dengan memiliki sikap ini maka nantinya seseorang diharapkan dapat memiliki keyakinan yang berdasarkan pada kebenaran.

Ajaran ehipassiko yang diajarkan oleh Guru Buddha juga harus diterapkan secara bijaksana. Meskipun ehipassiko berarti ”datang dan buktikan” bukanlah berarti selamanya seseorang menjadikan dirinya objek percobaan. Sebagai contoh, ketika seseorang ingin membuktikan bahwa menggunakan narkoba itu merugikan, merusak, bukan berarti orang tersebut harus terlebih dulu menggunakan narkoba tersebut. Sikap ini adalah sikap yang salah dalam menerapkan ajaran ehipassiko. Untuk membuktikan bahwa menggunakan narkoba itu merugikan, merusak, seseorang cukup melihat orang lain yang menjadi korban karena menggunakan narkoba. Melihat dan menyaksikan sendiri orang lain mengalami penderitaan karena penggunaan narkoba, itu pun suatu pengalaman, suatu pembuktian.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ada 31 alam kehidupan terdiri dari:

A. 11 Kamma Bhumi yaitu 11 alam kehidupan dimana makhluk2nya masih senang dengan nafsu2 indera dan terikat dengan panca indera

B. 16 Rupa Bhumi yaitu 16 alam kehidupan yg makhluk2nya mempunyai Rupa Jhana

C. 4 Arupa Bhumi yaitu 4 alam kehidupan yg makhluk2nya mempunyai Arupa Jhana


A. 11 Kamma Bhumi terdiri dari:

1. Apaya-Bhumi 4 (4 alam kehidupan yg menyedihkan) yaitu:

a. Niraya Bhumi (alam neraka) terbagi menjadi beberapa kelompok di antaranya ada yg disebut kelompok Maha Neraka 8 (sanjiva neraka, kalasutta neraka, sanghata neraka, roruva neraka, maharoruva neraka, tapana neraka, mahatapana neraka, avici neraka).

b. Tiracchana Bhumi (alam binatang). Binatang berkaki terbagi menjadi 4 kelompok yaitu:
1) Apadatiracchana yaitu kelompok binatang yg tidak mempunyai kaki
2) Dvipadatiracchana yaitu kelompok binatang yg berkaki 2
3) Catupadatiracchana yaitu kelompok binatang yg berkaki 4
4) Bahuppadatiracchana yaitu kelompok binatang yg berkaki banyak

c. Peta Bhumi (alam setan) terdiri dari beberapa kelompok yg disebut peta 4, peta 12 dan peta 21(Dibahas tersendiri)

d. Asurakaya Bhumi (alam raksasa) terdiri dari:
1) Deva asura yaitu kelompok dewa yg disebut asura
2) Peta asura yaitu kelompok setan yg disebut asura
3) Niraya asura yaitu kelompok makhluk neraka yg disebut asura

2. Kamasugati Bhumi 7 (7 alam kehidupan nafsu yg menyenangkan) yaitu:

a. Manussa Bhumi (alam manusia)

b. Catummaharajika Bhumi (alam 4 raja dewa: Dhatarattha, Virulaka, Virupakkha & Kuvera) terbagi dalam 3 kelompok yaitu:

1) Bhumamattha Devata yaitu para dewa yg berdiam di atas tanah (di gunung, sungai, laut, rumah, vihara,dll)

2) Rukakkhattha Devata yaitu para dewa yg berdiam di atas pohon

3) Akasattha Devata yaitu para dewa yg berdiam di angkasa (di bulan, bintang,dll)

c. Tavatimsa Bhumi (alam 33 dewa). Disebut alam 33 dewa karena dahulu kala ada sekelompok pria yg berjumlah 33 orang yg selalu bekerja sama dalam berbuat kebaikan. Sewaktu mereka meninggal dunia semuanya terlahir dalam satu alam dewa.

d. Yama Bhumi (alam dewa Yama). Para dewa di alam ini terbebas dari kesulitan, yg ada hanya kesenangan.

e. Tusita Bhumi (alam kenikmatan). Para dewa di alam ini terbebas dari "kepanasan hati", yg ada hanya kesenangan dan kenikmatan

f. Nimmanarati Bhumi (alam yg menikmati ciptaannya). Para dewa di alam ini menikmati kesenangan panca inderanya dari hasil ciptaannya sendiri.

g. Paranimmitavasavatti Bhumi (alam dewa yg menyempurnakan ciptaan dewa lain). Para dewa di alam ini di samping menikmati kesenangan panca indera juga mampu membantu menyempurnakan ciptaan dewa2 lainnya.


B. 16 Rupa Bhumi terdiri dari:

1. Pathama Jhana Bhumi 3 (3 alam kehidupan Jhana pertama) yaitu:

a. Brahma Parissaja Bhumi (alam pengikut2nya Brahma)
b. Brahma Purohita Bhumi (alam para menterinya Brahma)
c. Maha Brahma Bhumi (alam Brahma yg besar)

2. Dutiya Jhana Bhumi 3 (3 alam kehidupan Jhana kedua) yaitu:

a. Brahma Parittabha Bhumi (alam para brahma yg kurang cahaya)
b. Brahma Appamanabha Bhumi (alam para Brahma yg tak terbatas cahayanya)
c. Brahma Abhassara Bhumi (alam para Brahma yg gemerlap cahayanya)

3. Tatiya Jhana Bhumi 3 (3 alam kehidupan Jhana ketiga) yaitu:

a. Brahma Parittasubha Bhumi (alam para Brahma yg kurang auranya)
b. Brahma Appamanasubha Bhumi (alam para Brahma yg tak terbatas auranya)
c. Brahma Sibhakinha Bhumi (alam para Brahma yg auranya penuh & tetap)

4. Catuttha Jhana Bhumi 7 (7 alam kehidupan Jhana keempat) yaitu:

a. Brahma Vehapphala Bhumi (alam para Brahma yg besar pahalanya)

b. Brahma Asannasatta Bhumi (alam para Brahma yg kosong dari kesadaran)

c. Alam Suddhavasa 5 (5 alam kediaman yg murni) terdiri dari:

1) Brahma Aviha Bhumi (alam para Brahma yg tidak bergerak atau alam bagi Anagami yg kuat dalam keyakinan/saddhindriya)

2) Brahma Atappa Bhumi (alam para Brahma yg suci atau alam bagi Anagami yg kuat dalam usaha/viriyindriya)

3) Brahma Sudassa Bhumi (alam para Brahma yg indah atau alam bagi Anagami yg kuat dalamkesadaran/satindriya)

4) Brahma Sudassi Bhumi (alam para Brahma yg berpandangan terang atau alam bagi Anagami yg kuat dalam konsentrasi/samadindriya)

5) Brahma Akanittha Bhumi (alam para Brahma yg luhur atau alam bagi Anagami yg kuat dalam kebijaksanaan/pannindriya)


C. 4 Arupa Bhumi terdiri dari:

1. Akasanancayatana Bhumi (keadaan dari konsepsi ruangan tanpa batas)
2. Vinnanancayatana Bhumi (keadaan dari konsepsi kesadaran tanpa batas)
3. Akincannayatana Bhumi (keadaan dari konsepsi kekosongan)
4. Nevasannanasannayatana Bhumi (keadaan dari konsepsi bukan pencerapan maupun bukan tidak pencerapan)

Tambahan:
Rupa Brahma berarti Brahma bermateri yaitu Brahma yg mempunyai pancakhanda. Sedangkan Arupa Brahma berarti Brahma tak bermateri yaitu Brahma yg hanya mempunyai Nama Khanda (batin), tidak mempunyai Rupa Khanda (jasmani).


Makhluk Setan ini terbagi dalam beberapa kelompok, diantaranya terdapat kelompok-kelompok setan yang disebut PETA 4, PETA 12 dan PETA 21 sebagai tertulis di bawah ini :



PETA 4 (terdapat dalam Kitab Petavatthu-Atthakatha)

1. Paradattupajivika-Peta :
Setan yang memelihara hidupnya dengan memakan makanan yang disuguhkan orang dalam upacara sembahyang.

2. Khupapipasika-Peta:
Setan yang selalu lapar dan haus.

3. Nijjhamatanhika-Peta:
Setan yang selalu kepanasan.

4. Kalakancika-Peta:
Setan yang sejenis Asura.

Penjelasan :

Hanya Paradattupajivika-Peta saja yang dapat menerima makanan yang diberikan orang dalam upacara sembahyang serta kiriman jasa dari keluarga. Para Bodhisattva, jika terlahir menjadi setan, akan menjadi Paradattupajivika-Peta, dan tidak akan menjadi setan (peta) yang lain.



PETA 12 (terdapat dalam Kitab Gambhilokapannatti).

1. Vantasa-Peta: Setan yang makan air ludah, dahak dan muntah.

2. Kunapasa-Peta : Setan yang makan mayat manusia dan binatang.

3. Guthakhadaka-Peta: Setan yang makan berbagai kotoran.

4. Aggijalamukha-Peta : Setan yang dimulutnya selalu ada api.

5. Sucimuja-Peta : Setan yang mulutnya sekecil lobang jarum.

6. Tanhattika-Peta: Setan yang dikendalikan oleh napsu keinginan rendah sehingga lapar dan haus.

7. Sunijjhamaka-Peta : Setan yang berbulu hitam seperti arang.

8. Suttanga-Peta : Setan yang mempunyai kuku tangan kaki yang panjang dan tajam seperti pisau.

9. Pabbatanga-Peta: Setan yang bertubuh setinggi gunung.

10. Ajagaranga-Peta : Setan yang bertubuh seperti ular.

11. Vemanika-Peta : Setan yang menderita pada waktu siang, dan senang pada waktu malam dalam kahyangan.

12. Mahidadhika-Peta: Setan yang mempunyai ilmu gaib.

PETA 21 (terdapat dalam Kitab Suci Vinaya dan Lakkhanasanyutta).

1. Attisankhasika-Peta : Setan yang mempunyai tulang bersambungan, tetapi tidak mempunyai daging.

2. Mansapesika-Peta : Setan yang mempunyai daging terpecah-pecah, tetapi tidak mempunyai tulang.

3. Mansapinada-Peta : Setan yang mempunyai daging berkeping-keping.

4. Nicachaviparisa-Peta : Setan yang tidak mempunyai kulit.

5. Asiloma-Peta: Setan yang berbulu tajam.

6. Sattiloma-Peta : Setan yang berbulu seperti tombak.

7. Usuloma-Peta : Setan yang berbulu panjang seperti anak panah.

8. Suciloma-Peta: Setan yang berbulu sepertijarum.

9. Dutiyasuciloma-Peta: Setan yang berbulu seperti jarum kedua (lebih tajam).

10. Kumabhanda-Peta : Setan yang mempunyai kemaluan sangat besar.

11. Guthakupanimugga-Peta : Setan yang bergelimangan dengan kotoran.

12. Guthakhadaka-Peta: Setan yang makan berbagai macam kotoran.

13. Nicachavitaka-Peta: Setan perempuan yang tidak mempunyai kulit.

14. Dugagandha-Peta : Setan yang baunya sangat busuk.

15. Ogilini-Peta: Setan yang badannya seperti bara api.

16. Asisa-Peta: Setan yang tidak mempunyai kepala.

17.Bhikkhu-Peta : Setan yang berbadan seperti bhikkhu. .

18. Bhikkhuni-Peta : Setan yang berbadan seperti bhikkhuni.

19. Sikkhamana-Peta: Setan yang berbadan seperti Setan yang berbulu seperti pelajar wanita atau calon bhikkhuni.

20. Samanera-Peta : Setan yang berbadan seperti samanera.

21. Samaneri-Peta : Setan yang berbadan seperti samaneri.


Alam Neraka

Sang Buddha bersabda : "DOSE NAHICANDAJATATAYA DOSA SA DISAMNIRYAM UPPAJJANTI : Semua makhluk dilahirkan di alam neraka (niraya) dengan kekuatan dosa (kebencian) "
.


Suatu saat berceritalah si A, kepada teman-temannya bahwa dia akan lebih senang kalau nantinya, setelah meninggal dunia, sebaiknya dilahirkan di alam neraka. Mengapa…? Karena, menurutnya di alam neraka bakalan ketemu aktris / aktor yang cakep. Apakah pendapat ini benar atau salah? Sungguh sulit sekali diketemukan jawabannya, karena hingga saat dan detik ini, walaupun katanya dunia sudah sedemikian canggih, biro perjalanan dengan jurusan kesana belum terbentuk mungkin karena peminatnya belum ada, atau ketidakmampuan mendata daerah pariwisata (siapa tahu ada !) yang terdapat disana.

Kalau kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang sederhana, neraka (niraya) berarti tiada kebahagiaan dan di dalam agama Buddha, alam ini merupakan salah satu dari empat alam derita (duggati bhumi). Di alam neraka ini, boleh dikatakan tiada dijumpai kebahagiaan sama sekali, di mana-mana yang dijumpai adalah jeritan, tangisan dan rintihan yang memilukan, sebagai akibat dari pembayaran hutang-hutang akusala karma (perbuatan perbuatan jahat), yang pernah diperbuat sebelumnya. Pembayaran hutang-hutang akusala karma (perbuatan-perbuatan jahat) ini, bisa saja dalam bentuk siksaan/deraan sebagai alat bayanya. Ibarat orang yang menderita kesakitan, mis : kanker maka disaat saat yang kritis ini, akan merintih-rintih menahan sakit, dan bagaimanapun cantik atau gantengnya seseorang, PASTI refleksi pancaran wajahnya akan menimbulkan gambaran yang jelek. Kalau tak percaya, cobalah dibuat mimik wajah bagaikan jeruk purut (jeruk yang asamnya luar biasa), apakah akan timbul kepermukaan, wujud yang cantik/ganteng ? Kita pasti akan kelihatan cantik/ganteng, kalau berada dalam kondisi yang sehat ! Demikian juga halnya, walaupun memiliki cantik bagaikan dewi tapi kalau sudah berada di alam neraka, maka kecantikannya akan amburadul (ngak karuan) atau pudar sebagai akibat dari, menahan siksaan/deraan yang dialami.

Alam neraka bukanlah merupakan alam yang final, dalam arti kata kekal mengalami siksaan/deraan. Terlahirkan di alam ini sifatnya adalah transien (sementara) dan hanya untuk melunasi, akusala karma (perbuatan-perbuatan jahat) yg telah disemai, di kehidupan sebelumnya. Setelah hutang-hutang akusala karma (perbuatan-perbuatan jahat) ini terlunasi, maka akan ditumimbal lahirkan lagi, di salah satu dari 31 alam kehidupan, yang disesuaikan dengan kekuatan karma (perbuatan), yang dimiliki. Jika kekuatan karma (perbuatan) baik lebih dominan, dibandingkan kekuatan karma (perbuatan) jahat, maka akan ditumimbal lahirkan di alam Manusia, Dewa atau Brahma TAPI jika kekuatan perbuatan jahat lebih dominan, maka akan ditumimbal lahirkan di alam duggati (alam derita) mis : alam setan, binatang, jin atau neraka. Didalam agama Buddha dijelaskan bahwa terdapat 8 Maha Niraya (neraka besar) terdiri dari :




1. Sanjiva : makhluk apapun juga yang terlahirkan di alam neraka ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk yang dimilikinya. Di alam ini, makhluk makhluknya dipotong-potong menjadi kepingan-kepingan yang tiada akhirnya. Apakah akan mengalami kematian setelah menerima siksaan ini…? Ya, pasti ! Tapi setelah mati ia akan hidup dan hidup lagi, sampai kekuatan akusala karmanya habis, dan setelah itu dia akan terlepaskan dari alam siksaan ini dan ditumimbal lahirkan, di salah satu dari 31 alam kehidupan, yang disesuaikan dengan kekuatan karma, yang dimiliki. Sanjiva bisa juga berarti hidup dan hidup lagi.

2. Kalasuta : benang hitam. Makhluk apapun juga yang terlahirkan di alam neraka ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk yg terlahirkan di alam ini, tubuhnya dijelujuri (dijahit) dengan benang hitam dan dipukuli, dengan beliung sampai sisa-sisa akusala karma (perbuatan-perbuatan jahat) nya HABIS, barulah terbebaskan dari derita ini.

3. Sanghata : neraka penghancur. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam neraka ini, akan merasakan pernderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk yg terlahirkan di alam ini, akan merasakan terpaan/terjangan benda-benda keras, mis : batu karang dari empat penjuru angin, ke arah tubuhnya tanpa henti-hentinya. Semuanya ini akan berakhir, jika akusala karmanya telah terlunasi.

4. Roruva : daerah tertarus. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam neraka ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk yg terlahirkan di alam ini, akan merasakan masuknya nyala api dan asap ke tubuh, melalui sembilan lubang mis : telinga, hidung, mulut dan lain lain serta membakar di dalamnya. Dan pada akhirnya akan menimbulkan keperihan yang luar biasa. Derita ini akan berakhir, jika sisa-sisa akusala karmanya telah habis.

5. Maha roruva : daerah tertarus yang besar. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam neraka ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk yang dilahirkan di alam neraka ini, juga akan merasakan penderitaan yang luar biasa, ia dipanggang bagaikan sate di atas bara yang menyala. Ratapan dan tangisan yang menderu-deru, terdengar keras sekali di alam ini. Siksaan di alam ini juga akan berakhir, jika hutang-hutang akusala karma (perbuatan jahat) telah terlunasi.

6. Tapana : pembakar. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk yang dimilikinya. Makhluk makhluk yang terlahirkan di alam ini, tubuhnya akan dibakar dengan tangan terikat di tiang besi yang panas dan lantainya menyala-nyala, diiringi dengan adanya api yang besar sekali. Sungguh derita yang menyakitkan sekali dan akan berakhir, jika sisa-sisa akusala karmanya habis.

7. Patapa : pembakaran yang hebat. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam neraka ini akan merasakan penderitaan yang luar biasa akibat dari karma buruk yang dimilikinya. Makhluk makhluk yg terlahirkan di alam ini, akan di dera penderitaan yang luar biasa dan juga akan berakhir, jika sisa-sisa akusala karmanya habis.

8. Avici : tanpa penghentian. Makhluk apapun juga yang ditumimbal lahirkan di alam neraka ini, akan merasakan penderitaan yang luar biasa, sebagai akibat dari karma buruk, yang dimilikinya. Makhluk makhluk yg terlahirkan di alam ini, akan selalu merasakan serangan api dari segala sisi, yang tanpa hentinya. Diantara ke delapan alam neraka ini, maka neraka Avici adalah yang paling lama masa hukumannya dan juga merupakan neraka yang paling menderita serta berat siksaannya. Terlahirkan di neraka Avici adalah sebagai akibat dari melakukan 5 perbuatan durhaka (panca nantariya karma) yang terdiri dari : membunuh ibu, membunuh ayah, melukai Sang Buddha, membunuh arahat dan memecah belah Sangha (persaudaraan para Bhikkhu/Bhikkhuni).

Di neraka Avici disaat ini, berdiam Devadatta yang mana di masa kehidupan Sang Buddha Gautama, sering berusaha mencelakakan Sang Buddha dan memecah belah Sangha. Setelah mengetahui kondisi dan keadaan yang menyedihkan di alam neraka, apakah masih ada terpikirkan di akall logika kita, untuk mau terlahirkan di alam neraka, hanya untuk menjumpai aktris dan aktor idola? Adalah suatu hal yang mustahil, memikirkan sesuatu yang indah, jika kondisi pikiran kita lagi kacau atau berada dalam kesakitan. Hamburger yang bagai-manapun nikmatnya, akan jadi hambar jika kondisi badan sakit-sakitan ! Agar terhindari dari jeratan alam neraka, marilah kita menjauhi/ mengharamkan :

a) Tindakan-tindakan yang bisa mencelakakan/membunuh makhluk hidup, misalnya para Bhikkhu/ni, umat yang taat pada agamanya, baik dia beragama Buddha, Islam, Kristen, Katholik maupun Hindu.

b) Penggunaan kekuasaan untuk memeras, menganiaya dan menyiksa ataupun membunuh makhluk lainnya.

c) Korupsi atau mengambil sesuatu yang bukan-lah merupakan HAK, mencari keuntungan berupa materi (uang, benda-benda berharga dan lain lain), yang bertentangan dengan kebenaran, sehingga menimbulkan penderitaan bagi makhluk lain. SUKHA VAGGA XV : 204 "KESEHATAN : anugerah yang utama. KEPUASAN : kekayaan yang terbesar. KEPERCAYAAN : keluarga yang terbaik. NIRWANA : berkah yang tertinggi".

d) Perbuatan-perbuatan yang merugikan masyarakat, mis : membakar kota, rumah tempat ibadah (Vihara, Mesjid, Gereja maupun Puri), kantor atau merusak candi-candi dan tempat tempat suci peninggalan sejarah agama, apapun juga.

e) Pandangan hidup yang sempit, mis : anti agama (selalu memuji-muji agama yang dianutnya lah, yang terbaik sedangkan agama orang lain dicela habis-habisan), tidak percaya akan hukum karma(siapa yang menabur/menyemai maka dialah yang akan selalu memetik) dan selalu menyalahkan orang lain atas kemalangan/kekurangan yang dimilikinya, tidak meyakini akan adanya proses tumimbal lahir sehingga memiliki pandangan hidup yang salah, yang menyatakan hidup hanya sekali dan oleh karena itu, hidup ini dinikmati sepuas-puasnya, dengan menghalalkan segala macam cara, untuk mencapai tujuan yang didambakan. Perbuatan durhaka yang tidak terampuni adalah membunuh orang tua (ayah dan ibu), membunuh arahat (orang suci setingkat Buddha), melukai Sang Buddha dan menyebabkan terjadinya perpecahan di dalam Sangha (persaudaraan para bhikkhu-/bhik-khuni).

f) Perbuatan asusila (perzinahan) dan melakukan pengguguran kandungan.

g) Pelanggaran sila mis : melakukan hubungan intim, dengan suami/istri orang lain, merebut suami/istri orang lain, untuk dijadikan teman hidup ataupun keisengan belaka dan merusak kerukunan hidup rumah tangga orang lain. Di dalam sabdaNYA, Sang Buddha menekankan bahwa ada empat ganjaran bagi orang yang suka berzina yaitu :

1. kehilangan rezeki
2.terganggu tidurnya
3.dikutuk oleh orang dan
4.akan masuk neraka.

Hanya orang-orang yang diliputi oleh kebodohanlah, akan melakukan tindakan tercela yaitu perzinahan. Kenikmatan yang sekejab, dibayar dengan penderitaan sepanjang masa!
 
DHAMMA = INTI AJARAN BUDDHA dibawah ini adalah garis besar Buddha Dhamma yang pasti kita alami sendiri baik dulu, sekarang & dimasa depan. Dhamma akan tetap ADA meski anda beragama atau tidak beragama sekalipun, meski anda percaya atau tidak, meski bumi ini ada atau tidak.

budha_enlightment.jpg


HUKUM TILAKKHANA (TIGA CORAK UMUM)

Hukum Tilakkhana ini termasuk Hukum Kesunyataan ; berarti bahwa Hukum ini berlaku di mana-mana dan pada setiap waktu. Jadi tidak terikat oleh waktu dan tempat.

Sabbe sankhärä aniccä
Segala sesuatu dalam alam semesta ini yang terdiri dari paduan unsur-unsur adalah tidak kekal. Umat Buddha melihat segala sesuatu dalam alam semesta ini sebagai suatu proses yang selalu dalam keadaan bergerak, yaitu :
Uppada (timbul)
Thiti (berlangsung)
Bhanga (berakhir/lenyap)

Sabbe sankhärä dukkha
Apa yang tidak kekal sebenarnya tidak memuaskan dan oleh karena itu adalah penderitaan.

Sabbe Dhammä Anattä
Segala sesuatu yang tercipta dan tidak tercipta adalah tanpa inti yang kekal/abadi.
Contoh dari sesuatu yang tidak tercipta adalah Nibbana.

Di samping paham anattä yang khas Buddhis terdapat juga dua paham lain yaitu :

Attaväda
Paham bahwa atma (roh) adalah kekal-abadi dan akan berlangsung sepanjang masa (tidak dibenarkan oleh Sang Buddha).

Ucchedaväda
Paham bahwa setelah mati atma (roh) itu pun akan turut lenyap (tidak dibenarkan oleh Sang Buddha).

Contoh konkrit tentang paham anattä, misalnya kalau kita membuat roti. Roti dibuat dengan memakai tepung, ragi, gula, garam, mentega, susu, air, api, tenaga kerja dll.. Tetapi setelah menjadi roti tidak mungkin kita akan menunjuk satu bagian tertentu dan mengatakan : ini adalah tepungnya, ini garamnya, ini menteganya, ini airnya, ini apinya, ini tenaga kerjanya dst. Karena setelah bahan-bahan itu diaduk menjadi satu dan dibakar di oven, maka bahan-bahan itu telah berubah sama sekali.

Kesimpulan : Meskipun roti itu terdiri dari bahan-bahan yang tersebut di atas, namun setelah melalui proses pembuatan dan pembakaran di oven telah menjadi sesuatu yang baru sama sekali dan tidak mungkin lagi untuk mengembalikannya dalam bentuknya yang semula.


LIMA KHANDHA

Dalam Agama Buddha diajarkan bahwa seorang manusia terdiri dari lima kelompok kehidupan/kegemaran (Khandha) yang saling bekerja-sama dengan erat sekali. Kelima kelompok kehidupan/kegemaran tersebut adalah :

Rupa = Bentuk, tubuh, badan jasmani.

Sañña = Pencerapan.

Sankhära = Pikiran, bentuk-bentuk mental.

Vedanä = Perasaan.

Viññana = Kesadaran.

Gabungan dari No. 2, 3, 4 dan 5 dapat juga dinamakan nama (bathin), sehingga seorang manusia dapat dikatakan terdiri dari rupa dan nama. Dalam menangkap rangsangan dari luar, maka bekerja-samanya lima khandha ini adalah sbb. :

Rupa
Kita menangkap suatu rangsangan melalui mata, telinga, hidung, lidah, tubuh yang merupakan bagian dari badan jasmani kita.

Viññana (citta)
Kita lalu akan menyadari bahwa bathin kita telah menangkap suatu rangsangan.

Sañña
Rangsangan tersebut mencerap ke dalam bathin kita melalui suatu bagian dari otak kita, mengenal obyek.

Sankhära
Rangsangan ini kita akan banding-bandingkan dengan pengalaman kita yang dulu-dulu melalui gambaran-gambaran pikiran yang tersimpan dalam bathin kita.

Vedanä
Dengan membanding-bandingkan ini lalu timbul suatu perasaan senang (suka) atau tidak senang (tidak suka) terhadap rangsangan yang telah tertangkap melalui panca indera kita.

Proses mental ini berlangsung sbb. : Kesadaran Pencerapan Pikiran Perasaan.

Menurut Ajaran Sang Buddha, di dalam diri seorang manusia hanya terdapat lima khandha ini dan tidak dapat ditemukan suatu atma atau roh yang kekal dan abadi. Dengan cara ini, maka anattä diterangkan melalui analisa.

HUKUM PATICCA-SAMUPPADA
Paham anattä dapat pula diterangkan melalui cara sinthesa, yaitu melalui Hukum Paticca-Samuppada (Hukum Sebab-musabab Yang Saling Bergantungan). Prinsip dari Hukum ini diberikan dalam empat formula pendek, yaitu :


Imasming Sati Idang Hoti
Dengan adanya ini, maka terjadilah itu.

Imassuppädä Idang Uppajjati
Dengan timbulnya ini, maka timbullah itu.

Imasming Asati Idang Na Hoti
Dengan tidak adanya ini, maka tidak adalah itu.

Imassa Nirodhä Idang Nirujjati
Dengan terhentinya ini, maka terhentilah juga itu.

Berdasarkan prinsip dari saling menjadikan, relatifitas dan saling bergantungan ini, maka seluruh kelangsungan dan kelanjutan hidup dan juga berhentinya hidup dapat diterangkan dalam formula dari duabelas nidana (sebab-musabab) :

Avijjä Paccayä Sankhära
Dengan adanya kebodohan (ketidak-tahuan), maka terjadilah bentuk-bentuk karma.

Sankhära Paccayä Viññänang
Dengan adanya bentuk-bentuk karma, maka terjadilah kesadaran.

Viññäna Paccayä Namarupang
Dengan adanya kesadaran, maka terjadilah bathin dan badan jasmani.

Namarupang Paccayä Saläyatanang.
Dengan adanya bathin dan badan jasmani, maka terjadilah enam indriya

Saläyatana Paccayä Phassa.
Dengan adanya enam indriya, maka terjadilah kesan-kesan.

Phassa Paccayä Vedanä.
Dengan adanya kesan-kesan, maka terjadilah perasaan.

Vedanä Paccayä Tanhä.
Dengan adanya perasaan, maka terjadilah tanhä (keinginan).

Tanhä Paccayä Upädänang.
Dengan adanya tanhä (keinginan), maka terjadilah kemelekatan.

Upädäna Paccayä Bhavo.
Dengan adanya kemelekatan, maka terjadilah proses tumimbal lahir.

Bhava Paccayä Jati.
Dengan adanya proses tumimbal lahir, maka terjadilah kelahiran kembali.

Jati Paccayä Jaramaranang.
Dengan adanya kelahiran kembali, maka terjadilah kelapukan, kematian, keluh-kesah, sakit dll.

Jaramarana.
Kelapukan, kematian, keluh-kesah, sakit dll. adalah akibat dari kelahiran kembali.


Demikianlah kehidupan itu timbul, berlangsung dan bersambung terus. Kalau kita mengambil rumus tersebut dalam arti yang sebaliknya, maka kita akan sampai kepada penghentian dari proses itu. Dengan terhenti seluruhnya dari kebodohan, maka terhenti pula bentuk-bentuk karma; dengan terhentinya bentuk-bentuk karma, maka terhenti pulalah kesadaran; ..... dengan terhentinya kelahiran kembali, maka terhenti pulalah kelapukan, kematian, kesedihan dll.

HUKUM KAMMA

Kamma adalah kata bahasa Pali yang berarti "perbuatan", yang dalam arti umum meliputi semua jenis kehendak dan maksud perbuatan, yang baik maupun yang buruk, lahir atau bathin dengan pikiran kata-kata atau tindakan. Makna yang luas dan sebenarnya dari Kamma, ialah semua kehendak atau keinginan dengan tidak membeda-bedakan apakah kehendak atau keinginan itu baik (bermoral) atau buruk (tidak bermoral), mengenai hal ini Sang Buddha pernah bersabda :

"O, bhikkhu, kehendak untuk berbuat (Pali : Cetana) itulah yang Kami namakan Kamma. Sesudah berkehendak orang lantas berbuat dengan badan, perkataan atau pikiran."

Kamma bukanlah satu ajaran yang membuat manusia menjadi orang yang lekas berputus-asa, juga bukan ajaran tentang adanya satu nasib yang sudah ditakdirkan. Memang segala sesuatu yang lampau mempengaruhi keadaan sekarang atau pada saat ini, akan tetapi tidak menentukan seluruhnya, oleh karena kamma itu meliputi apa yang telah lampau dan keadaan pada saat ini, dan apa yang telah lampau bersama-sama dengan apa yang terjadi pada saat sekarang mempengaruhi pula hal-hal yang akan datang. Apa yang telah lampau sebenarnya merupakan dasar di mana hidup yang sekarang ini berlangsung dari satu saat ke lain saat dan apa yang akan datang masih akan dijalankan. Oleh karena itu, saat sekarang inilah yang nyata dan ada "di tangan kita" sendiri untuk digunakan dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu kita harus hati-hati sekali dengan perbuatan kita, supaya akibatnya senantiasa akan bersifat baik.

Kita hendaknya selalu berbuat baik, yang bermaksud menolong mahluk-mahluk lain, membuat mahluk-mahluk lain bahagia, sehingga perbuatan ini akan membawa satu kamma-vipaka (akibat) yang baik dan memberi kekuatan kepada kita untuk melakukan kamma yang lebih baik lagi. Satu contoh yang klasik adalah sbb. :

Lemparkanlah batu ke dalam sebuah kolam yang tenang. Pertama-tama akan terdengar percikan air dan kemudian akan terlihat lingkaran-lingkaran gelombang. Perhatikanlah bagaimana lingkaran ini makin lama makin melebar, sehingga menjadi begitu lebar dan halus yang tidak dapat lagi dilihat oleh mata kita. Ini bukan berarti bahwa gerak tadi telah selesai, sebab bilamana gerak gelombang yang halus itu mencapai tepi kolam, ia akan dipantulkan kembali sampai mencapai tempat bekas di mana batu tadi dijatuhkan.

Begitulah semua akibat dari perbuatan kita akan kembali kepada kita seperti halnya dengan gelombang di kolam yang kembali ke tempat dimana batu itu dijatuhkan.

Sang Buddha pernah bersabda (Samyutta Nikaya I, hal. 227) sbb :

"Sesuai dengan benih yang telah ditaburkan begitulah buah yang akan dipetiknya, pembuat kebaikan akan mendapat kebaikan, pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula. Tertaburlah olehmu biji-biji benih dan engkau pulalah yang akan merasakan buah-buah dari padanya".

Segala sesuatu yang datang pada kita, yang menimpa diri kita, sesungguhnya benar adanya. Bilamana kita mengalami sesuatu yang membahagiakan, yakinlah bahwa kamma yang telah kita perbuat adalah benar. Sebaliknya bila ada sesuatu yang menimpa kita dan membuat kita tidak senang, kamma-vipaka itu menunjukkan bahwa kita telah berbuat suatu kesalahan. janganlah sekali-kali dilupakan hendaknya bahwa kamma-vipaka itu senantiasa benar. Ia tidak mencintai maupun membenci, pun tidak marah dan juga tidak memihak. Ia adalah hukum alam, yang dipercaya atau tidak dipercaya akan berlangsung terus.

Terdapat dua belas jenis bentuk-bentuk kamma yang tidak diperinci di sini.
Bentuk kamma yang lebih berat (bermutu) dapat menekan -- bahkan menggugurkan -- bentuk-bentuk kamma yang lain. Ada orang yang menderita hebat karena perbuatan kecil, tetapi ada juga yang hampir tidak merasakan akibat apapun juga untuk perbuatan yang sama. Mengapa? Orang yang telah menimbun banyak kamma baik, tidak akan banyak menderita karena perbuatan itu, sebaliknya orang yang tidak banyak melakukan kamma-kamma baik akan menderita hebat.

Singkatnya : Kamma Vipaka dapat diperlunak, dibelokkan, ditekan, bahkan digugurkan.

Kamma dapat dibagi dalam tiga golongan :


Kamma Pikiran (mano-kamma).

Kamma Ucapan (vaci-kamma).

Kamma Perbuatan (kaya-kamma).



10 (sepuluh) jenis kamma baik

Beramal dan bermurah hati
akan berakibat dengan diperolehnya kekayaan dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan datang.

Hidup bersusila
mengakibatkan terlahir kembali dalam keluarga luhur yang keadaannya berbahagia.

Bermeditasi
berakibat dengan terlahir kembali di alam-alam sorga.

Berendah hati dan hormat
menyebabkan terlahir kembali dalam keluarga luhur.

Berbakti
berbuah dengan diperolehnya penghargaan dari masyarakat.

Cenderung untuk membagi kebahagiaan kepada orang lain
berbuah dengan terlahir kembali dalam keadaan berlebih-lebihan dalam banyak hal.

Bersimpati terhadap kebahagiaan orang lain
menyebabkan terlahir dalam lingkungan yang menggembirakan.

Sering mendengarkan Dhamma
berbuah dengan bertambahnya kebijaksanaan.

Menyebarkan Dhamma
berbuah dengan bertambahnya kebijaksanaan (sama dengan No. 8).

Meluruskan pandangan orang lain
berbuah dengan diperkuatnya keyakinan.


10 (sepuluh) jenis kamma buruk

Pembunuhan
akibatnya pendek umur, berpenyakitan, senantiasa dalam kesedihan karena terpisah dari keadaan atau orang yang dicintai, dalam hidupnya senantiasa berada dalam ketakutan

Pencurian
akibatnya kemiskinan, dinista dan dihina, dirangsang oleh keinginan yang senantiasa tak tercapai, penghidupannya senantiasa tergantung pada orang lain.

Perbuatan a-susila
akibatnya mempunyai banyak musuh, beristeri atau bersuami yang tidak disenangi, terlahir sebagai pria atau wanita yang tidak normal perasaan seksnya.

Berdusta
akibatnya menjadi sasaran penghinaan, tidak dipercaya khalayak ramai.

Bergunjing
akibatnya kehilangan sahabat-sahabat tanpa sebab yang berarti.

Kata-kata kasar dan kotor
akibatnya sering didakwa yang bukan-bukan oleh orang lain.

Omong kosong
akibatnya bertubuh cacad, berbicara tidak tegas, tidak dipercaya oleh khalayak ramai.

Keserakahan
akibatnya tidak tercapai keinginan yang sangat diharap-harapkan.

Dendam, kemauan jahat / niat untuk mencelakakan mahluk lain
akibatnya buruk rupa, macam-macam penyakit, watak tercela.

Pandangan salah
akibatnya tidak melihat keadaan yang sewajarnya, kurang bijaksana, kurang cerdas, penyakit yang lama sembuhnya, pendapat yang tercela.


Lima bentuk kamma celaka

Lima perbuatan durhaka di bawah ini mempunyai akibat yang sangat berat ialah kelahiran di alam neraka :

Membunuh ibu.

Membunuh ayah.

Membunuh seorang Arahat.

Melukai seorang Buddha.

Menyebabkan perpecahan dalam Sangha.


8.HIRI DAN OTAPPA
Dua ciri khas yang dianggap dua sifat yang membantu melindungi dunia dari kekacauan :

Hiri
Perasaan malu, yaitu malu melakukan hal-hal yang tidak baik.

Otappa
Perasaan takut, yaitu takut akan akibat yang timbul dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik.


9. ATTHALOKA-DHAMMA
Dalam penghidupan seorang manusia tidak dapat terlepas dari 8 (delapan) keadaan, yaitu :

läbha - aläbha
untung - rugi

yasa - ayasa
terkenal - tak terkenal

nindä - pasamsä
dicela - dipuji

sukha - dukkha
gembira, bahagia - sedih, menderita dll.

KESUNYATAAN DAN KENYATAAN

Paramatha-sacca : Kebenaran mutlak (absolute truth), dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

*Harus benar.

*Tidak terikat oleh waktu ; waktu dulu, sekarang dan waktu yang akan datang sama saja.

*Tidak terikat oleh tempat ; di sini, di Amerika ataupun di bulan sama saja.

Sammuti-sacca : Kebenaran relatif ; berarti bahwa sesuatu itu benar, tetapi
masih terikat oleh waktu dan tempat.



EMPAT KESUNYATAAN MULIA

I. Kesunyataan Mulia tentang Dukkha

Hidup dalam bentuk apa pun adalah dukkha (penderitaan) :

a. dilahirkan, usia tua, sakit, mati adalah penderitaan.
b. berhubungan dengan orang yang tidak disukai adalah penderitaan.
c. ditinggalkan oleh orang yang dicintai adalah penderitaan.
d. tidak memperoleh yang dicita-citakan adalah penderitaan.
e. masih memiliki lima khanda adalah penderitaan.


Dukkha dapat juga dibagi sbb. :

a. dukkha-dukkha - ialah penderitaan yang nyata, yang benar dirasakan sebagai penderitaan tubuh dan bathin, misalnya sakit kepala, sakit gigi, susah hati dll.
b. viparinäma-dukkha - merupakan fakta bahwa semua perasaan senang dan bahagia --berdasarkan sifat ketidak-kekalan-- di dalamnya mengandung benih-benih kekecewaan, kekesalan dll.
c. sankhärä-dukkha - lima khanda adalah penderitaan ; selama masih ada lima khanda tak mungkin terbebas dari sakit fisik.

II. Kesunyataan Mulia tentang asal mula Dukkha

Sumber dari penderitaan adalah tanhä, yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya. Semakin diumbar semakin keras ia mencengkeram. Orang yang pasrah kepada tanhä sama saja dengan orang minum air asin untuk menghilangkan rasa hausnya. Rasa haus itu bukannya hilang, bahkan menjadi bertambah, karena air asin itu yang mengandung garam. Demikianlah, semakin orang pasrah kepada tanhä semakin keras tanhä itu mencengkeramnya.

Dikenal tiga macam tanhä, yaitu :

1. Kämatanhä : kehausan akan kesenangan indriya, ialah kehausan akan :
a. bentuk-bentuk (indah)
b. suara-suara (merdu)
c. wangi-wangian
d. rasa-rasa (nikmat)
e. sentuhan-sentuhan (lembut)
f. bentuk-bentuk pikiran

2. Bhavatanhä : kehausan untuk lahir kembali sebagai manusia berdasarkan kepercayaan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" (attavada).

3. Vibhavatanhä : kehausan untuk memusnahkan diri, berdasarkan kepercayaan, bahwa setelah mati tamatlah riwayat tiap-tiap manusia (ucchedaväda).


III. Kesunyataan Mulia tentang lenyapnya Dukkha

Kalau tanhä dapat disingkirkan, maka kita akan berada dalam keadaan yang bahagia sekali, karena terbebas dari semua penderitaan (bathin). Keadaan ini dinamakan Nibbana.

a. Sa-upadisesa-Nibbana = Nibbana masih bersisa. Dengan 'sisa' dimaksud bahwa lima khanda itu masih ada.
b. An-upadisesa-Nibbana = Setelah meninggal dunia, seorang Arahat akan mencapai anupadisesa-nibbana, ialah Nibbana tanpa sisa atau juga dinamakan Pari-Nibbana. Sang Arahat telah beralih ke dalam keadaan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.
Misalnya, kalau api padam, kejurusan mana api itu pergi? jawaban yang tepat : 'tidak tahu' Sebab api itu padam karena kehabisan bahan bakar.


IV. Kesunyataan Mulia tentang Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha

Delapan Jalan Utama (Jalan Utama Beruas Delapan) yang akan membawa kita ke Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha, yaitu :

Pañña
1. Pengertian Benar (sammä-ditthi)
2. Pikiran Benar (sammä-sankappa)
Sila
3. Ucapan Benar (sammä-väcä)
4. Perbuatan Benar (sammä-kammanta)
5. Pencaharian Benar (sammä-ajiva)
Samädhi
6. Daya-upaya Benar (sammä-väyäma)
7. Perhatian Benar (sammä-sati)
8. Konsentrasi Benar (sammä-samädhi)


Delapan Jalan Utama ini dapat lebih lanjut diperinci sbb. :

1. Pengertian Benar (sammä-ditthi)
menembus arti dari :
a. Empat Kesunyataan Mulia
b. Hukum Tilakkhana (Tiga Corak Umum)
c. Hukum Paticca-Samuppäda
d. Hukum Kamma

2. Pikiran Benar (sammä-sankappa)
a. Pikiran yang bebas dari nafsu-nafsu keduniawian
(nekkhamma-sankappa).
b. Pikiran yang bebas dari kebencian
(avyäpäda-sankappa)
c. Pikiran yang bebas dari kekejaman
(avihimsä-sankappa)

3. Ucapan Benar (sammä-väcä)
Dapat dinamakan Ucapan Benar, jika dapat memenuhi empat syarat di bawah ini :
a. Ucapan itu benar
b. Ucapan itu beralasan
c. Ucapan itu berfaedah
d. Ucapan itu tepat pada waktunya

4. Perbuatan Benar (sammä-kammanta)
a. Menghindari pembunuhan
b. Menghindari pencurian
c. Menghindari perbuatan a-susila

5. Pencaharian Benar (sammä-ajiva)
Lima pencaharian salah harus dihindari (M. 117), yaitu :
a. Penipuan
b. Ketidak-setiaan
c. Penujuman
d. Kecurangan
e. Memungut bunga yang tinggi (praktek lintah darat)

Di samping itu seorang siswa harus pula menghindari lima macam perdagangan , yaitu :
a. Berdagang alat senjata
b. Berdagang mahluk hidup
c. Berdagang daging (atau segala sesuatu yang berasal dari penganiayaan mahluk-mahluk hidup)
d. Berdagang minum-minuman yang memabukkan atau yang dapat menimbulkan ketagihan
e. Berdagang racun.

6. Daya-upaya Benar (sammä-väyäma)

a. Dengan sekuat tenaga mencegah munculnya unsur-unsur jahat dan tidak baik di dalam bathin.
b. Dengan sekuat tenaga berusaha untuk memusnahkan unsur-unsur jahat dan tidak baik, yang sudah ada di dalam bathin.
c. Dengan sekuat tenaga berusaha untuk membangkitkan unsur-unsur baik dan sehat di dalam bathin.
d. Berusaha keras untuk mempernyata, mengembangkan dan memperkuat unsur-unsur baik dan sehat yang sudah ada di dalam bathin.

7. Perhatian Benar (sammä-sati)
Sammä-sati ini terdiri dari latihan-latihan Vipassanä-Bhävanä (meditasi untuk memperoleh pandangan terang tentang hidup), yaitu :
a. Käyä-nupassanä = Perenungan terhadap tubuh
b. Vedanä-nupassanä = Perenungan terhadap perasaan.
c. Cittä-nupassanä = Perenungan terhadap kesadaran.
d. Dhammä-nupassanä = Perenungan terhadap bentuk-bentuk pikiran.


8. Konsentrasi Benar (sammä-samädhi)

Latihan meditasi untuk mencapai Jhäna-Jhäna.

Siswa yang telah berhasil melaksanakan Delapan Jalan Utama memperoleh :

1. Sila-visuddhi - Kesucian Sila sebagai hasil dari pelaksanaan Sila dan terkikis habisnya Kilesa.
2. Citta-visuddhi - Kesucian Bathin sebagai hasil dari pelaksanaan Samadhi dan terkikis habisnya Nivarana.
3. Ditthi-visuddhi - Kesucian Pandangan sebagai hasil dari pelaksanaan Pañña dan terkikis habisnya Anusaya.


Tiga Akar Perbuatan

Tiga hal yang di bawah ini dapat disebut sebagai tiga akar atau sumber untuk melakukan perbuatan, yaitu :

1. Lobha = Kemelekatan yang sangat terhadap sesuatu sehingga menimbulkan keserakahan.
2. Dosa = Penolakan yang sangat terhadap sesuatu sehingga menimbulkan kebencian.
3. Moha = Kebodohan ; tidak dapat menbeda-bedakan mana yang buruk dan mana yang baik.
 
re: hidup benar tanpa embel-embel 'agama'
agama atau lebih tepatnya a-gama dalam bahasa sansekerta berarti a:tidak, gama: kacau
tidak kacau = teratur, harmonis
secara bahasa maksud anda adalah: hidup benar tanpa embel-embel keteraturan

secara istilah sansekerta agama berarti tradisi
dengan demikian maksud anda adalah: hidup benar tanpa embel-embel tradisi

agama versi KBBI: prinsip kepercayaan kepada Tuhan
dengan demikian maksud anda adalah: hidup benar tanpa percaya kepada Tuhan (percaya ≠ mengakui)

dan pengertian agama yang paling pas adalah Dien(arab)

Dien(arabic) bila diterjemahkan kedalam bahasa indonesia berarti agama, namun Dien akan kehilangan banyak makna bila ditranslate menjadi agama. seperti yang terpapar diatas.

pengertian Dien:
1.
56:86 maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?
2.
1:4 Yang menguasai hari pembalasan
3.
12:76 Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya.
4.
16:52 dan untuk-Nya-lah ketaatan itu selama-lamanya.

pertanyaan saya:
bagaimana gambaran hidup manusia tanpa 4 hal tersebut?

tanpa adanya kuasa....

tanpa ada balasan....

tanpa adanya undang-undang dan hukum....

dan tidak ada yang perlu ditaati....
pernah baca buku sufi Cina? saya tidak akan membahas kandungan buku tersebut disini, tapi dalam buku tersebut diceritakan tentang penganut Tao yang kehilangan makna
no offense
 
Sebaiknya pembahasan ini kita lihat dari sisi logika (pakai akal) dan juga dari sisi empiris/fakta (pakai panca indera)(dalam bahasa hukum disebut bukti fisik). Komentar-komentar sebelumnya semua melihat menggunakan akal semua, padahal kebenaran menurut akal itu bercabang (debatable)(saling bantah). Coba kita lihat dari sisi fakta sekarang, banyak negara-negara kecil di eropa yang sebagian besar manusianya tdk memeluk agama justru bisa menciptakan keharmonisan hidup di dunia, negara tenang damai tenteram makmur sejahtera berkeadilan tdk ada teroris dsbnya. Sekarang lihat fakta dari negara-negara yang manusianya mengaku memeluk agama yg paling benar dan telah melaksanakan perintah agama dengan sangat taat dan mengaku telah menjauhi larangan-larangan agama. Tidakkah anda bisa melihat apa saja yang terjadi di negara-negara itu?

Biasakan selalu berpikir dengan melihat fakta, jangan hanya berdebat pakai akal saja. Dlm bahasa hukum, pengakuan/kesaksian/testimoni sebanyak dan sehebat apapun tdk berguna jika faktanya tdk mendukung atau malah bertentangan.
 
Wah kalo dilanjutin bisa2 ni thread pindah alamat /wah
gmn nih om/ tante momod /?
dilihat dari pengertian "dien" yg telah saya paparkan sebelumnya, dapat saya katakan bahwa tidak ada manusia yang tidak beragama. karena mereka selamanya akan berada dalam 4 konsep tersebut (kekuasaan, pembalasan, undang-undang/peraturan, ketaatan)
bahkan mereka yang mengaku tidak beragama sebenarnya berada dalam agama mereka masing2:
1. kekuasaan/kepemimpinan: selama ada yang memimpin diri anda, maka anda beragama. "anda adalah pemimpin diri anda sendiri"
2. pembalasan: karma, aksi-reaksi, sebab-akibat.
3: undang-undang/peraturan: tentunya anda punya aturan main tersendiri bukan?
4. ketaatan: siapa yang anda taati saat ini? (logika/hati/nafs/orang lain/etc)

untuk menghindari jalur FLAME, sebelumnya saya ingin menyamakan persepsi tentang apa itu agama pada post sebelumnya
bila kita telah dapat menyamakan persepti tentang pengertian agama, tentu miskomunikasi tidak akan terjadi.

atau anda punya pengertian tersendiri tentang agama yang ingin anda sumbangkan di forum Filosofi ini? saya akan tertarik untuk mendengarkannya.
 
dapet artikel menarik. dan cocok untuk thread ini..

Orang Beragama Cenderung Lebih Bahagia

Kedekatan manusia dengan Tuhannya ternyata membawa banyak keuntungan di dunia. Termasuk menjadikan hidup terasa lebih bahagia.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Illinois, Amerika Serikat, menemukan orang yang beragama akan menjalani hidup dengan bahagia, Kamis (18/8).

Penelitian ini berdasarkan data dari orang-orang di 150 negara yang berbicara tentang agama, kepuasan hidup, dan dukungan sosial. Hasilnya, ketika menghadapi konflik atau situasi sulit, orang-orang yang religius lebih mampu bertahan dan merasa bahagia dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki agama.

Secara umum, peneliti menemukan bahwa agama memberikan dukungan emosional ketika kebutuhan dasar seperti makanan, pekerjaan, keamanan, dan pendidikan tidak terpenuhi. Orang beragama cenderung merasa lebih dihargai dan memiliki sedikit perasaan negatif daripada orang yang atheis. (mymagsinfo/MEL)

bisa disimpulkan untuk sementara.. ts nya orang yang kurang bahkan mungkin gak bahagia -_-a
kasian..
 
eman bener kl yg ngaku orang Indonesia asli mesti tersulut sama yang namanya sentimen agama...habis ni muncul konflik horizontal balik deh jadi manusia gua yang ga punya peradaban...
 
agama itu border buat menuntun hidup lo, pilih aja agama yang sesuai, dan benar, kalau udah percaya diri sendiri ya monggo, pilihan masing - masing cooy.
 
maksud dari agama di sini adalah agama bertuhan. Di mana mereka selalu mengatakan , Ini perintah Tuhan , ini kehendak Tuhan, ini yang ditetapkan Tuhan. Ini perkataan Tuhan dan sebagainya.

Tujuan judul ini adalah bahwa kita bisa hidup dengan benar tanpa perlu perintah Tuhan , tanpa perlu semua perkataan Tuhan. Manusia bisa mengurus dirinya sendiri. Karena sesungguhnya semua yang dikatakan itu perkataan Tuhan atau Firman Tuhan atau apapun dari pencatutan nama Tuhan untuk legalisasi sebuah perintah, semua itu perlu diteliti lebih seksma. Perlu dikaji motivenya.

Apapun itu, manusia bisa hidup benar dengan petuah2 bijaksana dari orang2 suci yang disebut diatas tanpa perlu embel2 agama -agama bertuhan yang menjajah wilayah keyakinan manusia.
 
Kebenaran dan kebenaran selalu mengikuti model sebuah tujuan yg ingin dicapai dalam satu agama tertentu. Setiap agama memiliki model yg berbeda. Dengan demikian kebenaran inti nya juga berbeda walaupun kebenaran umum nya bisa sama.

Kebenaran kami adalah jalan kemanusiaan. Memerdekakan manusia dari jajahan agama bertuhan. Tujuan akhir kami adalah membawa manusia menuju sifat illahi diri nya sendiri. Kami memotivasi manusia untuk menggali kemuliaan yg ada di dalam diri nya. Mendorong manusia mengembangkan sifat illahi nya dan akhirnya semua manusia atau mahluk hidup kembali menyatu pada Sang Sumber di akhir perjalanan rohani nya.

Kami tidak memiliki nabi , tetapi dalam sejarah manusia ada beberapa orang yang bisa diambil teladan. Misalnya Sidharta Gautama, KongHuCu , Lao Tze , J.J Krisnamurti , Carl Gustav Jung , dan para ilmuan sejati. Begitu juga ada Orang2 suci seperti Yesus dan beberapa sufi dari islamic dan Hindu.

Tidak ada rumah ibadah yang diperlukan. Tidak ada Tuhan atau Allah untuk di sembah. Walaupun kita membuat padepokan-padepokan untuk pertemua para angggota , untuk meditasi , untuk diskusi dan sharing pengetahuan. Tidak ada penyembahan kepada entity mana pun. Jika ada entity dimensi lain yang membantu , itu adalah sukarelawan.

Kami tetap menggunakan dan mengikuti semua produk hukum , alat Demokrasi dan Hak Azasi manusia dalam menjalankan kehidupan. Semua produk manusia ini akan terus berkembang dan disempurnakan dari waktu ke waktu. Bukan saja, kita manusia pun terus berevolusi menuju kesempurnaan dalam pemikiran dan kesadaran. Kami ingin semua manusia menuju sifat illahi tertinggi dirinya sendiri, demikian juga kami ingin semua teori ilmu pengetahuan, produk hukum dan sistem ciptaan manusia terus berkembang berevolusi menuju kesempurnaan.

Kita akan membangun the new world without religion. Di mana semua dagelan agama mencatut nama Tuhan di zaman dulu berakhir . Dagelan itu telah dianggap sejati oleh manusia hingga ribuan tahun lamanya.

Sudah waktunya kita ciptakan dunia tanpa peperangan , di mana tidak ada lagi peperangan atas nama agama atau diskriminasi ras atau perbedaan budaya budaya. Karenanya kita harus berhenti ke rumah ibadah , berhenti mendengar ceramah yg menginjeksi alam bawah sadar kita.

Kita harus berhenti menyumbang uang di rumah ibadah. Berhenti berkoar-koar tentang Allah atau Tuhan. Kita harus mulailah pelajari ajaran KongHuCu dan Pokok2 pikiran Sang Budha Gautama dan Karya Tao Tek Cing dari Lao Tze sebagai awal perjalanan menuju the new world without religion.


 
kk.jpg


Origin of life berarti asal mula kehidupan. Pemikiran kita pasti terpengaruh oleh cerita penciptaan / ayat2 penciptaan di agama kita. Itulah aku selalu berkata bahwa agama wahyu telah meracuni pikiran kita. Walaupun kita menemukan banyak hal2 yg baik yg dibutuhkan oleh kita dalam agama bertuhan / wahyu. Agama wahyu memberi kontribusi terbanyak pada pembodohan manusia dan menghambat perkembangan evolusi ruh manusia.

Kehidupan berasal dari Sang Sumber. Sang Sumber ini tidak ada seorang pun yg bisa tahu keberadaannya. Bahkan entity dimensi tertinggi pun tidak bisa tahu. Karena kesadaran / ruh kita berada di dalam sistem penciptaan. Jika kita ingin mengetahui Sang Sumber Pencipta, kita harus menyelesaikan blue print penciptaan ini dan keluar dari sistem penciptaan dan kembali menyatu ke rahim Sang Sumber Pencipta. Blue print....blue print penciptaan ini tersimpan di dalam Hati Nurani mu berupa sifat illahi / watak illahi anda.

Sang Sumber tidak ada nama. Anda bisa memberi Nya nama apapun anda mau. Agar tidak ada kerancuan maka kita sebut itu Sang Sumber. Karena DIA lah sumber segala sumber semua yg ada.

Kita tidak akan bisa bertemu dengan Sang Sumber dalam sistem penciptaan. Anda mengerti ini ? Oleh karena segala wahyu yg katanya berasal dari Sang Pencipta itu tidak mungkin terjadi.

Kita tidak bisa tahu Sang Sumber, tetapi kita bisa tahu bahwa kehidupan ini muncul dari sistem. Kehidupan ini muncul dari sistem penciptaan. Semua evolusi dari awal sampai akhir telah ditetapkan. Artinya sejak muncul tanda2 kehidupan sampai semua kehidupan berevolusi menuju tahapan akhir, semua sudah ditetapkan oleh Sang Sumber.

Jadi ada kekuatan kesadaran awal yg berasal dari Sang Sumber yang menggerakan semua ini. Itulah penciptaan. Dari hal yg tak ada menuju ada. Dan dari ada menuju tak ada. Semua karena ada kekuatan awal kesadaran dari Sang Sumber. Kekuatan kesadaran awal inilah berevolusi menjadi sebuah ruh. Evolusi yg paling dinamis adalah evolusi ruh manusia. Ada milliaran jenis ruh. Ada dimensi yg entah berapa akan terus berkembang dan bertambah dari waktu ke waktu.

Ruh manusia adalah yg paling mengesankan. Untuk mencapai level ruh tertinggi haruslah dicapai melalui ruh manusia. Oleh karena itu manusia adalah pintu gerbangnya kehidupan kembali ke Sang Sumber.

Ada banyak jenis ruh. Dari para jin , setan , iblis , malaikat , dewa- dewi , semuanya adalah jenis ruh bukan manusia. Mereka itu tetap ruh hanya berbeda jenis saja . Istilah panggilannya boleh berbeda untuk mereka. Jika tidak ada badan jasmani seperti manusia maka evolusi menjadi terhenti, atau berjalan sangat lambat sekali. Oleh karena itu semua ruh di atas itu menunggu giliran terlahir sebagai manusia agar bisa berevolusi menuju puncak sempurna illahi dirinya.

Sebelum terlahir, beberapa ruh/ spirit yang merupakan mantan manusia, ingin mewariskan pengetahuannya di bumi agar nantinya ketika waktu dia terlahir kembali ke bumi , dia bisa meneruskan ilmunya. Mereka itu mantan2 manusia , sekarang kita menyebutnya malaikat , dewa atau entity2.

Jadi ada banyak jenis ilmu. Semua ruh mantan manusia berpikir itu ilmunya adalah yg terbaik dan ingin melanjutkan evolusi dengan ilmu tersebut ketika dia dapat giliran lahir ke bumi.

Giliran lahir itu membutuhkan waktu yg lama sekali. Sehingga mereka punya waktu mengembangkan ilmu nya di bumi dengan membentuk agama. Ini tujuanya agar dia bisa mendapatkan ilmu itu ketika dia dilahirkan jadi manusia.

Ilmu sangat beragam. Tetapi ilmu kembali ke Sang Pencipta sangat sulit. Banyak yg salah sasaran dan walaupun telah bisa berbentuk agama2 di bumi ini atau telah terbentuk ajaran belum tentu ilmu nya bisa membuatnya berevolusi menuju penyatuan kembali pada Sang Pencipta Sejati.

Salah sasaran , karena satu2 jalan adalah mengembangkan sifat illahi dan setelah berada di puncak keillahian, ruh baru bisa melepas identitas diri. Inilah tujuan manusia yang tercatat sebagai blue print penciptaan di hati nurani setiap orang. Anda bisa mengetahuinya jika anda cukup peka. Tidak perlu ada wahyu2 di sini. Semua ini adalah Fakta.

Jadi ada level pelepasan identity ruh sebelum bisa keluar dari sistem penciptaan, Begitu ruh keluar maka padamlah semua bentuk2 kehidupan dan lenyaplah semua yang ada ini. dengan begitu selesailah anda bermain di alam semesta penciptaan Sang Sumber. Tanpa melepas indentitas diri , tidak bisa ada penyatuan kembali ke Sang Sumber.. Anda harus melepas siapa diri anda ini. anda harus capai sifat illahi tertinggi anda agar bisa mampu melepas identity. Jadi anda harus capai level , You are nobody. setelah itu anda telah sempurna. Ilmu ini tidak akan anda temukan di agama2 yg salah sasaran.


Sumber: Origin of Life - Halaman 6 - IndoForum https://www.forum.or.id/t167203-6/#ixzz1d1K3TDKn
Hak Cipta: Forum IF - Komunitas Online Indonesia - IndoForum

inspiratif blog tentang evolusi
 
" ♪♫ She's everythings u want..
She's everythings u need...
She's everythings inside of u that u wish u could be... ♪♫"

ana gk tw klo di agama lain kyk gmn tp klo di Islam seperti ini:
50:16 "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,"

13:2"Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu"

32:5 "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu"

17:85 "Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit"."

12:21 "..Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya."

Kesimpulan: manusia tidak dapat hidup tanpa adanya aturan Illaahi, namun manusia bisa hidup tanpa mengetahui aturan2 tersebut.
apakah mereka akan taat atau mendustakan setelah mengetahui aturan tersebut, mereka sama sekali tidak dapat mendatangkan keburukan terhadapNYA.
af1 yg ini ana lupa dalilnya, syukron kalau ada yg dapat mengingatkan
 
Memang yang kayak gini mengundang perdebatan. Tapi ingat hormati keyakinan orang lain...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.