akiong
IndoForum Junior A
- No. Urut
- 41745
- Sejak
- 25 Apr 2008
- Pesan
- 2.971
- Nilai reaksi
- 47
- Poin
- 48

DEPOK - Para orangtua kini sudah harus mulai cepat menyadari perubahan sikap anak mereka terutama dalam hal masalah keyakinan agama. Hal itu harus dilakukan jika tak mau mengalami nasib yang sama seperti pasangan, Bagio dan Saliah, warga Kampung Perigi, Bedahan, Sawangan, Depok.
Sejak awal, Saliah sebenarnya sudah yakin bahwa anaknya, Ati Surjani, yang juga mahasiswa Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI terdoktrin ajaran lain di luar agama Islam. Dari mulai prilaku, cara berpakaian, hingga komunitas bergaul.
Namun, Saliah mengaku Ati tidak seperti pemberitaan seputar doktrin Negara Islam Indonesia (NII) yang mengharuskan membayar sejumlah uang. Bahkan, tiga bulan setelah hilang, Ati justru mengirimkan uang kepadanya.
“Tiga bulan putus kontak dan hilang, melalui temannya Ati kirim uang, tapi temannya tak mau menyebutkan di mana Ati berada. Ati katanya buka butik muslim bersama teman-teman komunitasnya itu, mungkin uangnya dari situ,” ujarnya kepada wartawan, Senin (09/05/11).
Keanehan Ati juga terjadi dengan obrolan bersama teman-temannya secara eksklusif. Bahkan Saliah pernah sekali mendengar bahwa anaknya berbicara dengan menggunakan kode sandi.
“Jadi misalnya temannya tanya lagi di mana, terus Ati jawab pakai kode sandi lagi di SD-01 misalnya, itu berarti lagi di rumah. Kalau di jalan beda lagi, ada sandi yang lain,” tuturnya.
Saliah tak menyangka anaknya hilang dan belum kembali sejak akhir 2009. Namun insting seorang ibu, Saliah yakin bahwa Ati masih hidup dan berada di Depok.
“Sempat tiga kali kontak tiga bulan setelah hilang, tapi hanya singkat, setelah itu nggak pernah lagi, saya yakin anak saya ada di Kampung Poncol dekat Gunadarma Kelapa Dua, karena di sana pusat pengajian anggota NII, tapi saya maunya polisi yang bertindak cepat,” tegasnya.
(ful)sumber