Samantha
IndoForum Senior B
- No. Urut
- 43737
- Sejak
- 17 Mei 2008
- Pesan
- 6.450
- Nilai reaksi
- 157
- Poin
- 63

[ Rabu, 17 September 2008 ]
Boros Uang, Hemat LeBron
Strategi Cavaliers Kejar Juara NBA 2008-2009
Bagi Cleveland Cavaliers, LeBron James adalah segalanya. Untuk meraih gelar juara NBA 2008-2009, mereka hanya punya satu pilihan strategi: Boros uang sambil menghemat badan sang superstar. Kalau tidak, dua tahun lagi James terancam pergi dan tim ini kembali ke titik nol.
Cleveland Cavaliers dulu termasuk tim paling dicemooh di NBA. Beruntung mereka menjadi tim terburuk pada 2003 lalu. Sebab, mereka mendapat hak pilih nomor satu dalam NBA Draft tahun itu, yang mendatangkan seorang penyelemat bernama LeBron James.
Sejak 2003, prestasi Cavaliers terus merangkak. Pada 2006-2007 lalu, tim ini sukses masuk final. Disapu bersih oleh San Antonio Spurs, tapi masuk final.
Sejak saat itu, tim ini hanya punya satu target: Menjadi juara NBA. Dan mereka sadar hanya punya waktu hingga 2010. Saat itu, kalau tidak puas dengan Cavaliers, LeBron James punya opsi untuk membatalkan kontrak dan hengkang ke tim lain. Kalau itu sampai terjadi, maka Cavaliers terancam harus mengulangi lagi segalanya dari nol.
Sadar hanya punya waktu dua musim, Danny Ferry sebagai general manager tak punya banyak pilihan. Cavaliers harus berani gambling, mencurahkan segala sumber daya untuk dua musim ke depan. Mengeluarkan berapa pun uang untuk memberi James pasukan pembantu yang mumpuni.
Belakangan, James memang mulai mengomel. Dia merasa timnya tak kunjung mampu menemukan barisan pembantu yang kuat. Sejak bergabung di Cavaliers, James harus bermain lebih dari 40 menit di setiap pertandingan (dari total 48 menit). Padahal, pada satu musim NBA setiap tim harus bertanding 82 kali. Belum termasuk preseason dan playoff.
Pemain 206 cm itu memang masih muda (23 tahun) dan perkasa. Tapi lama kelamaan jatah menit berlebihan itu akan "menghabiskannya." Membuatnya kelelahan ketika masuk playoff, membuat Cavaliers gembos di saat paling menentukan.
Musim 2007-2008 lalu adalah buktinya. Cavaliers tidak melakukan perubahan signifikan dari musim sebelumnya. Hanya pertukaran pada bulan-bulan akhir yang mendatangkan center garang Ben Wallace. Akibatnya, untuk meraih hasil lebih baik, James harus berbuat lebih. Tidak tanggung-tanggung, James mencatat rata-rata 30 poin, 7,9 rebound, dan 7,2 assist per pertandingan! Dia yang mencetak poin, dia yang berebut bola, dan dia pula yang harus membagi bola!
Hasilnya? Tidak lebih baik. Bukannya kembali ke final, Cavaliers malah rontok di ronde kedua playoff. Sebab, para pesaing telah melakukan upgrade signifikan.
Menghadapi musim 2008-2009 ini, Cavaliers pun mengeluarkan banyak uang untuk meng-upgrade barisan di sekeliling James. Pemain yang dia suka dinaikkan bayarannya (Daniel Gibson, Delonte West). Plus mendatangkan pemain-pemain mahal untuk mengurangi beban James dalam berbagai hal. Yang paling signifikan adalah Mo Williams, point guard dari Milwaukee Bucks yang mampu mencetak 17 poin per game.
Memang, buntut dari pengeluaran ekstra ini, Cavaliers meroket ke barisan atas tim bergaji tertinggi. Pengeluaran mereka untuk gaji musim depan mencapai USD 90 juta, nomor dua tertinggi setelah New York Knicks. Karena batas maksimal gaji tanpa pajak (salary cap) di NBA sekitar USD 70 juta, maka Cavaliers pun membayar pajak gila-gilaan.
Di NBA, kalau total gaji melebihi batas, maka tim itu dikenai pajak dolar per dolar. Kelebihan USD 20 juta berarti ketambahan pajak USD 20 juta. Berarti, total uang untuk gaji Cavaliers mencapai USD 110 juta atau lebih dari Rp 1 triliun!
Apakah ini bakal berbuah gelar juara? Memang belum tentu. Tapi peluang Cavaliers memang membaik. Datangnya Mo Williams bisa berdampak berkurangnya menit permainan LeBron James. Dan itu bisa berlanjut membuat James lebih segar saat lebih dibutuhkan di babak playoff.
Bukan hanya itu upaya Cavaliers untuk "menghemat badan" James. Usai mengikuti Olimpiade Beijing akhir Agustus lalu. Cavaliers memaksa pemain berjulukan "King James" itu untuk istirahat total. Mereka melarang James masuk ke dalam ruang latihan selama beberapa minggu.
Ferry sendiri mengaku senang dengan barisan timnya saat ini. "Kami punya barisan pemain yang antusias dan kompetitif. Kami punya barisan komplet di semua lini, dan kami punya barisan yang seimbang dalam hal usia muda dan pengalaman," ucapnya.
Tapi, seandainya barisan "komplet" ini masih gagal menghasilkan titel, jangan heran kalau Ferry dan Cavaliers lebih boros lagi pada 2009 nanti. Sebab, suka atau tidak suka, musim 2009-2010 itu adalah kesempatan terakhir mereka menjadi juara bersama LeBron James.
Sekali lagi harus diingatkan: Kalau gagal juara pada 2010, James hampir pasti akan pindah ke tim lain. Dan itu berarti Cavaliers harus mengulangi lagi segalanya dari nol. Dan LeBron James baru belum tentu lahir seratus tahun lagi...
alah... pertahanin ajah terus..... EGP!