• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

All Basketball NBA News

24652large.jpg


[ Rabu, 17 September 2008 ]
Boros Uang, Hemat LeBron
Strategi Cavaliers Kejar Juara NBA 2008-2009

Bagi Cleveland Cavaliers, LeBron James adalah segalanya. Untuk meraih gelar juara NBA 2008-2009, mereka hanya punya satu pilihan strategi: Boros uang sambil menghemat badan sang superstar. Kalau tidak, dua tahun lagi James terancam pergi dan tim ini kembali ke titik nol.

Cleveland Cavaliers dulu termasuk tim paling dicemooh di NBA. Beruntung mereka menjadi tim terburuk pada 2003 lalu. Sebab, mereka mendapat hak pilih nomor satu dalam NBA Draft tahun itu, yang mendatangkan seorang penyelemat bernama LeBron James.

Sejak 2003, prestasi Cavaliers terus merangkak. Pada 2006-2007 lalu, tim ini sukses masuk final. Disapu bersih oleh San Antonio Spurs, tapi masuk final.

Sejak saat itu, tim ini hanya punya satu target: Menjadi juara NBA. Dan mereka sadar hanya punya waktu hingga 2010. Saat itu, kalau tidak puas dengan Cavaliers, LeBron James punya opsi untuk membatalkan kontrak dan hengkang ke tim lain. Kalau itu sampai terjadi, maka Cavaliers terancam harus mengulangi lagi segalanya dari nol.

Sadar hanya punya waktu dua musim, Danny Ferry sebagai general manager tak punya banyak pilihan. Cavaliers harus berani gambling, mencurahkan segala sumber daya untuk dua musim ke depan. Mengeluarkan berapa pun uang untuk memberi James pasukan pembantu yang mumpuni.

Belakangan, James memang mulai mengomel. Dia merasa timnya tak kunjung mampu menemukan barisan pembantu yang kuat. Sejak bergabung di Cavaliers, James harus bermain lebih dari 40 menit di setiap pertandingan (dari total 48 menit). Padahal, pada satu musim NBA setiap tim harus bertanding 82 kali. Belum termasuk preseason dan playoff.

Pemain 206 cm itu memang masih muda (23 tahun) dan perkasa. Tapi lama kelamaan jatah menit berlebihan itu akan "menghabiskannya." Membuatnya kelelahan ketika masuk playoff, membuat Cavaliers gembos di saat paling menentukan.

Musim 2007-2008 lalu adalah buktinya. Cavaliers tidak melakukan perubahan signifikan dari musim sebelumnya. Hanya pertukaran pada bulan-bulan akhir yang mendatangkan center garang Ben Wallace. Akibatnya, untuk meraih hasil lebih baik, James harus berbuat lebih. Tidak tanggung-tanggung, James mencatat rata-rata 30 poin, 7,9 rebound, dan 7,2 assist per pertandingan! Dia yang mencetak poin, dia yang berebut bola, dan dia pula yang harus membagi bola!

Hasilnya? Tidak lebih baik. Bukannya kembali ke final, Cavaliers malah rontok di ronde kedua playoff. Sebab, para pesaing telah melakukan upgrade signifikan.

Menghadapi musim 2008-2009 ini, Cavaliers pun mengeluarkan banyak uang untuk meng-upgrade barisan di sekeliling James. Pemain yang dia suka dinaikkan bayarannya (Daniel Gibson, Delonte West). Plus mendatangkan pemain-pemain mahal untuk mengurangi beban James dalam berbagai hal. Yang paling signifikan adalah Mo Williams, point guard dari Milwaukee Bucks yang mampu mencetak 17 poin per game.

Memang, buntut dari pengeluaran ekstra ini, Cavaliers meroket ke barisan atas tim bergaji tertinggi. Pengeluaran mereka untuk gaji musim depan mencapai USD 90 juta, nomor dua tertinggi setelah New York Knicks. Karena batas maksimal gaji tanpa pajak (salary cap) di NBA sekitar USD 70 juta, maka Cavaliers pun membayar pajak gila-gilaan.

Di NBA, kalau total gaji melebihi batas, maka tim itu dikenai pajak dolar per dolar. Kelebihan USD 20 juta berarti ketambahan pajak USD 20 juta. Berarti, total uang untuk gaji Cavaliers mencapai USD 110 juta atau lebih dari Rp 1 triliun!

Apakah ini bakal berbuah gelar juara? Memang belum tentu. Tapi peluang Cavaliers memang membaik. Datangnya Mo Williams bisa berdampak berkurangnya menit permainan LeBron James. Dan itu bisa berlanjut membuat James lebih segar saat lebih dibutuhkan di babak playoff.

Bukan hanya itu upaya Cavaliers untuk "menghemat badan" James. Usai mengikuti Olimpiade Beijing akhir Agustus lalu. Cavaliers memaksa pemain berjulukan "King James" itu untuk istirahat total. Mereka melarang James masuk ke dalam ruang latihan selama beberapa minggu.

Ferry sendiri mengaku senang dengan barisan timnya saat ini. "Kami punya barisan pemain yang antusias dan kompetitif. Kami punya barisan komplet di semua lini, dan kami punya barisan yang seimbang dalam hal usia muda dan pengalaman," ucapnya.

Tapi, seandainya barisan "komplet" ini masih gagal menghasilkan titel, jangan heran kalau Ferry dan Cavaliers lebih boros lagi pada 2009 nanti. Sebab, suka atau tidak suka, musim 2009-2010 itu adalah kesempatan terakhir mereka menjadi juara bersama LeBron James.

Sekali lagi harus diingatkan: Kalau gagal juara pada 2010, James hampir pasti akan pindah ke tim lain. Dan itu berarti Cavaliers harus mengulangi lagi segalanya dari nol. Dan LeBron James baru belum tentu lahir seratus tahun lagi...

alah... pertahanin ajah terus..... EGP!
 
[ Rabu, 17 September 2008 ]
Lebih Garang dari Jordan
Di usia 23 tahun, LeBron James telah mencetak 10.689 poin di NBA (termasuk memasukkan 510 tembakan tiga angka). Plus 2.694 rebound dan 2.572 assist. Dia sudah bertanding 26 kali di babak playoff, termasuk sekali masuk babak final.

Sebagai perbandingan, di usia yang sama, Michael Jordan dulu baru mencetak 5.762 poin (hanya 24 tembakan tiga angka), menyumbang 1.028 rebound, plus membagi 911 assist. Jordan juga baru menang satu pertandingan di babak playoff, dan tak pernah lolos dari ronde pertama.

Memang, James mengawali karir di NBA lebih dini, langsung jadi profesional setelah lulus SMA. Michael Jordan harus dua tahun dulu kuliah di University of Carolina. Tapi, dengan laju seperti ini, James punya potensi menjadi lebih legendaris dari Jordan.

ya... karena LeBrondong kan kerjanya sendirian...... kalo Michael Jordan kan nggakk.. so, gak adil, kalo dibilang garangan LeBrondong....
 
[ Kamis, 18 September 2008 ]
Granger Terus Terkenang Indonesia
Ranking 19 Daftar Pemain NBA Paling Berharga

INDIANAPOLIS - Hampir sebulan setelah kunjungannya di Indonesia, bintang Indiana Pacers Danny Granger masih terus membicarakannya di Amerika Serikat. Dalam Indianapolis Star edisi 16 September lalu, Granger bercerita tentang pengalamannya menjadi bintang di even resmi pertama NBA di Indonesia tersebut.

Kepada reporter koran itu, Mike Wells, Granger mengungkapkan bahwa pengalaman paling berkesan dia dapat saat mengunjungi Panti Asuhan Darrul Mushthofa di kawasan perkampungan Surabaya Barat.

"Pengalaman itu membuat saya sadar diri. Saya mendapat bayaran besar. Ketika di sana, apa yang saya lihat benar-benar sulit saya percaya. Ketika memasuki panti asuhan itu, dalam hati saya bilang 'Ya Tuhan.' Saya tak pernah menyangka bakal seperti itu," tutur pemain 25 tahun tersebut.

Top scorer Indiana Pacers itu juga terkejut dengan besarnya perhatian yang dia dapatkan. "Asyik rasanya diberi perhatian seperti itu. Ke mana pun kami pergi selalu ada banyak kamera mengikuti. Ini menunjukkan betapa basket telah berkembang. Semua orang tahu saya. Mereka benar-benar mengikuti NBA di sana," tuturnya.

Situs Indianapolis Star juga memuat beberapa foto Granger selama di Indonesia. Misalnya saat dia tampil di NBA Basketball Clinic, berlatih bersama pemain-pemain SMA pilihan DetEksi Basketball League (DBL), di DBL Arena Surabaya.

Situs dan koran itu juga memuat foto harian Jawa Pos edisi Minggu, 24 Agustus 2008, yang memang memasang foto besar Granger di halaman depan. Edisi hari itu memang dilabeli sebagai "Danny Granger Edition."

Kedatangan Danny Granger di Indonesia itu adalah kegiatan pembuka dari kerja sama multiyear (jangka panjang) antara NBA dan DBL, liga basket pelajar terbesar di Indonesia.

Tahun depan, kerja sama ditingkatkan lagi. Bersama, NBA dan DBL akan menyelenggarakan Indonesia Development Camp di Surabaya. Para pemain muda dan pelatih pilihan DBL akan mendapat materi selama beberapa hari. Bukan hanya dari seorang pemain NBA, juga dari dua orang asisten pelatih NBA.

Tahu tahun depan ada even lagi di Indonesia, Granger mengaku siap untuk kembali. Sebab, dia pribadi merasa telah mendapat banyak pelajaran berharga. "Perjalanan itu mengajari saya untuk lebih apresiatif terhadap hidup. Saya pikir kami (di Amerika) sangatlah beruntung. Itu perjalanan yang tak akan pernah saya lupakan," ujarnya.

Sementara itu, menjelang musim NBA 2008-2009 akhir Oktober nanti, nama Granger semakin banyak diperbincangkan. Selain soal perpanjangan kontraknya yang bisa bernilai sampai USD 70 juta (untuk lima tahun), juga tentang peluangnya masuk NBA All-Star 2009.

ESPN, media olahraga paling top di AS, telah mengeluarkan daftar nama 190 pemain NBA paling berharga untuk musim baru nanti. Dalam ESPN 2009 Fantasy Basketball Draft Kit, sejumlah pengamat top memberi ranking untuk pemain NBA yang mereka anggap layak masuk tim fantasi penggemar. Dari nilai totalnya, nama Granger masuk peringkat cukup tinggi.

Granger ada di peringkat 19, hanya satu di bawah superstar San Antonio Spurs, Tim Duncan. Granger ditempatkan lebih tinggi dari sejumlah nama besar, termasuk andalan Boston Celtics Paul Pierce (peringkat 24) dan bintang New Jersey Nets Vince Carter (27). Bintang Houston Rockets asal Tiongkok, Yao Ming, ada di urutan 29.

Dalam daftar itu, peringkat pertama diberikan kepada LeBron James (Cleveland Cavaliers). Diiikuti Chris Paul (New Orleans Hornets) dan Kobe Bryant (Los Angeles Lakers).

gw bosen sama berita ini..
 
24941large.jpg


[ Jum'at, 19 September 2008 ]
Aduh, Arenas Operasi Lagi
Lutut Kiri Dibersihkan, Absen hingga Desember

WASHINGTON DC - Superstar Washington Wizards, Gilbert Arenas, kembali mengalami masalah dengan lutut kirinya. Untuk kali ketiga dalam dua tahun, pemain berjulukan "Agent Zero" itu harus menjalani operasi. Akibatnya, dia baru boleh main basket awal Desember nanti. Berarti, dia harus absen pada bulan pertama musim NBA 2008-2009.

Operasi ini bisa dianggap sebagai pukulan berat bagi Wizards. Sebab, baru-baru ini, mereka telah memperpanjang kontrak Arenas selama enam tahun. Nilainya spektakuler, USD 111 juta alias rata-rata sekitar USD 18,5 per tahun.

Pada musim 2008-2009 nanti misalnya, Arenas dijadwalkan mendapat bayaran USD 177 ribu (sekitar Rp 1,5 miliar) per pertandingan!

Arenas kali pertama mengalami cedera lutut itu pada April 2007, saat melawan Charlotte Bobcats di penghujung musim 2006-2007. Lutut kirinya tertimpa pemain lawan, mengalami cedera pada meniscus (bantalan).

Setelah operasi, Arenas memaksakan diri untuk kembali cepat. Pertengahan tahun itu, dia sudah menjajal latihan basket. Dampaknya justru negatif. Bulan Novembernya, saat musim 2007-2008 baru dimulai, dia harus operasi lagi pada lutut yang sama. Dia pun harus absen total 69 pertandingan, hanya turun 13 kali pada musim reguler itu.

Untuk memastikan lutut itu pulih, Arenas pun tertib istirahat dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan, dia baru latihan aktif Agustus lalu. Tapi ternyata, lutut kiri itu belum seratus persen. Kata Wizards, secara struktural oke. Tapi masih sakit dan gampang bengkak kalau dipaksa.

Tidak ada jalan lain, Arenas Rabu lalu (kemarin WIB) menjalani operasi ketiga. Hanya saja, ini bukan operasi besar. Hanya membersihkan lutut itu dari partikel-partikel lepas.

Arenas, yang terkenal suka bicara blakblakan, mencoba positive thinking. "Operasi ini seharusnya membantu saya sehat lebih cepat," tuturnya seperti dilansir Washington Post.

Dengan operasi ini, kalau semuanya lancar, Arenas baru bisa kembali turun ke lapangan pada awal Desember. Padahal, musim 2008-2009 sudah dimulai pada 29 Oktober nanti. Selama Oktober dan November, Wizards dijadwalkan bertanding 14 kali.

Sekali lagi, Arenas hanya bisa ber-positive thinking. Lebih baik seperti ini dan mengamankan masa depan daripada memaksakan diri. Washington Wizards juga berusaha positif. Ernie Grunfeld, presiden tim, tidak merasa ini sebagai suatu kemunduran.

Grunfeld menegaskan, Arenas penting untuk jangka panjang. "Bagi kami dia bukan hanya untuk satu atau dua bulan. Gilbert baru berumur 26 tahun. Kami mencoba melihat garis besarnya. Kami akan memilikinya untuk jangka panjang, dan dia bakal menjadi pemain dahsyat bagi kami," tuturnya seperti dilansir Associated Press.

Tanpa Arenas, Grunfeld yakin Wizards tidak akan berantakan. Buktinya, musim lalu mereka tetap berhasil masuk babak playoff. Ini adalah kesempatan bagi pemain lain untuk menunjukkan kemampuan. Seperti tahun lalu, saat Antawn Jamison dan Caron Butler mampu menjaga status Wizards sebagai salah satu tim kuat di wilayah timur.

"Kami merasa nyaman dengan situasi sekarang. Saya pikir kami punya tim yang sangat kompetitif," tegas Grunfeld.

Semalem, gw kan maen PS NBA Live EA Sports, yang seasons 2003. Ada si Arenas ini.. Duhhh kalah mulu gw!! kebobolan terus.. padahal, gw pegang San Antonio Spurs, loh...
 
25376large.jpg


[ Minggu, 21 September 2008 ]
Tanpa Perubahan, Detroit Pistons Kembali Kejar Gelar Juara NBA
Modal Peringatan dan Latihan Back to Basic

Boston Celtics boleh menjadi champion. Namun, di wilayah timur NBA, Detroit Pistons masih menjadi momok menakutkan. Tanpa perombakan pemain, tim itu akan mencoba kembali ke puncak. Caranya, belajar lagi hal-hal mendasar.

Juara NBA boleh berganti-ganti. Bintangnya boleh terang-redup. Soal konsistensi, tak ada yang mengalahkan Detroit Pistons. Sejak 2002 hingga 2008, tim itu SELALU meraih rekor baik, SELALU berlaga sampai final wilayah timur.

Dua kali pula mereka masuk final NBA, pada 2004 dan 2005. Pada 2004, Chauncey Billups dkk meraih gelar juara.

Selama enam tahun itu, Pistons melaju menggunakan nukleus tim yang hampir sama. Billups sebagai point guard, Richard ''Rip'' Hamilton sebagai shooter, Tayshaun Prince jangkar bertahan, Rasheed Wallace menjadi penghancur, dan Antonio McDyess sebagai penyemangat. Dari tim juara 2004, hanya center Ben Wallace yang telah pindah.

Menghadapi musim 2008-2009 nanti, Pistons akan mencoba melaju lagi tanpa melakukan perubahan. Mungkin untuk kali terakhir.

Begitu musim 2007-2008 berakhir, tim itu benar-benar down. Lagi-lagi masuk final wilayah, tapi kandas di tangan Boston Celtics yang sedang naik daun.

Saat itu, banyak teriakan yang meminta tim tersebut dirombak. Tim itu terus menua, ada kekhawatiran terlambat untuk regenerasi. Lagipula, wilayah timur makin lama makin garang. Celtics masih perkasa, Cleveland Cavaliers makin dahsyat, Orlando Magic makin kuat, dan beberapa tim lain siap menjadi kejutan.

Ketika itu, Joe Dumars, presiden basketball operations Pistons, ikut teriak. Langkah pertama dia adalah memecat pelatih Flip Saunders. Lalu, dia mengancam akan merombak barisan tim. Dia bahkan menempatkan semua bintangnya di trading block, siap menerima tawaran pertukaran dari semua tim.

Tapi, sekarang, hanya sekitar sebulan dari awal musim baru, barisan Pistons nyaris tak berubah. Hanya ada satu dua penambahan pemain cadangan. Yang paling beda hanya pelatih, sekarang di tangan Michael Curry.

Dumars mengatakan, pihaknya memutuskan untuk tidak merombak karena tidak mendapat tawaran yang baik. ''Tidak ada tawaran yang bisa membuat kami lebih baik daripada yang sudah ada. Bagaimanapun, tim kami masih bisa berada di barisan elite yang mengejar gelar juara,'' tuturnya kepada Associated Press.

Dumars menambahkan, apa yang dilakukan hingga kini bisa dianggap sebagai peringatan bagi para pemainnya. Sikapnya masih sama. Kalau perlu, para bintang itu akan dia tukar ke tim lain. ''Mereka tahu posisi saya dulu, mereka tahu posisi saya sekarang. Saya masih tak senang dengan bagaimana musim lalu berakhir,'' tegasnya.

Sekarang, tugas Michael Curry ''meluruskan'' bintang-bintang Pistons. Dumars menjelaskan, tugas Curry adalah mengobarkan lagi semangat kompetisi dan menegakkan lagi disiplin. ''Itu dua hal yang sempat hilang tahun lalu,'' tandasnya.

Curry pun menjalankan perintah dengan berani. Menjelang dimulainya training camp 29 September nanti, dia sudah mengkritik secara publik Rasheed Wallace, yang selama ini memang dikenal keras kepala. Menurut Curry, Wallace tidak disiplin dalam menjaga kondisi dan itu memengaruhi performanya sepanjang musim lalu.

Sebelum training camp, Curry meminta Wallace memperbaiki kondisi. Lalu, harus mengikuti program khusus sepanjang musim.

Kepada pemain yang lain, Curry akan menekankan lagi fundamental. ''Going back to the basics,'' katanya. Dia menjelaskan, semua itu kedengarannya sederhana. Tapi, belakangan ini mulai terlupakan. Pistons mulai tak disiplin bertahan, namun terus menang karena menutupinya dengan bakat. Sekarang bakat saja tidak cukup. Harus dibarengi lagi disiplin.

Curry berharap, dengan disiplin baru, Pistons kembali tampil menyeramkan. ''Apa pun aturan permainannya, basket adalah permainan untuk tim dan pemain yang paling agresif. Kami ingin menjadi tim yang selalu attack. Baik dalam hal defense maupun offense,'' paparnya.

Kalau program Curry itu berhasil, Celtics mungkin tak akan mampu mempertahankan gelar, LeBron James dan Cavaliers belum bisa meraih gelar pertamanya, plus Kobe Bryant dan Los Angeles Lakers juga belum tentu menjadi juara lagi.

Kalau program itu berhasil, Pistons-lah yang menjadi juara lagi. Dengan barisan pemain senior yang bermain back to basic....
 
25913large.jpg


[ Rabu, 24 September 2008 ]
Shareef Abdur-Rahim; Pemain Muslim All-Star di NBA Itu Terpaksa
Lutut Tak Kunjung Pulih, Bersiap Jadi Asisten Pelatih

Hakeem Olajuwon dan Kareem Abdul-Jabbar adalah dua pemain muslim paling legendaris di NBA. Setelah mereka, Shareef Abdur-Rahim adalah yang paling top. Sayang, setelah 12 tahun, "Reef" terpaksa pensiun karena cedera lutut yang tak kunjung pulih.

Penggemar berat NBA pasti tahu siapa itu Shareef Abdur-Rahim. Pemain 31 tahun itu sudah 12 tahun malang melintang di liga paling bergengsi. Dia adalah bagian dari angkatan 1996, salah satu angkatan terbaik dalam sejarah NBA.

Reef, julukan Shareef, terpilih di urutan tiga NBA Draft 1996, di belakang Allen Iverson dan Marcus Camby. Anggota lain kelas itu adalah Stephon Marbury.

Sebelum masuk NBA, Reef sempat menjadi bintang di level NCAA. Membela sekolah papan atas University of California Berkeley, Reef menunjukkan kemampuan otak. Meski hanya setahun kuliah sebelum loncat ke NBA, Reef punya IP 3,5!

Mengawali karir sebagai top scorer Vancouver Grizzlies, dia kembali jadi andalan di Atlanta Hawks dan Portland Trail Blazers. Puncak karirnya dicapai begitu masuk tahun 2000. Tahun itu, dia terpilih masuk Dream Team, membela Amerika Serikat di Olimpiade Sydney. Bersama Jason Kidd dkk, Reef sukses meraih medali emas.

Kemudian, bersama Atlanta Hawks pada musim 2001-2002, power forward bertinggi badan 206 cm itu makin merajalela. Saking garangnya, dia sempat mencetak 50 poin dalam satu pertandingan. Sebagai hadiah, dia terpilih masuk NBA All-Star 2002.

Dalam tiga tahun terakhir, Reef membela Sacramento Kings. Meski performanya mulai menurun (seiring dengan memburuknya kondisi lutut kanan), dia tetap mencatat perolehan 18,1 poin dan 7,5 rebound per game selama karirnya. Dia juga menjadi pemain termuda keenam dalam sejarah yang mampu mencetak 10 ribu poin (sekarang total 15 ribu lebih).

Sayang, perjalanan karirnya berakhir tidak sesuai harapan. Kemarin WIB, setelah 18 bulan berkutat dengan masalah lutut, Reef memutuskan untuk pensiun. Padahal, kontraknya dengan Kings masih dua tahun lagi, bernilai di kisaran USD 6 juta per musim.

Setelah dua kali operasi lutut, kondisinya tak kunjung membaik. Dalam beberapa bulan terakhir dia berusaha untuk memulihkan kondisi. Hasilnya tidak maksimal. Dia pun tak punya pilihan lain.

"Saya telah mencoba memulihkan diri dalam 1,5 tahun terakhir. Sekarang, saya telah bisa menerima bahwa saya tidak mungkin lagi kembali ke kondisi dan level yang dibutuhkan untuk bermain di NBA," ucapnya lewat pernyataan resmi tim. "Seberat apa pun kenyataan yang harus saya hadapi, itulah realitanya," tegas Reef.

Meski pensiun dari bermain, Reef tidak akan meninggalkan Kings dan NBA begitu saja. Geoff Petrie, manajer Kings, mengatakan bahwa Reef akan dipertahankan. Mungkin sebagai asisten pelatih.

"Mewakili tim, saya ingin berterima kasih kepada Shareef atas segala kontribusinya untuk Kings dan NBA, baik di dalam maupun luar lapangan. Dia punya karir yang patut dicontoh, baik sebagai pemain maupun anggota masyarakat," kata Petrie.

"Sayang karirnya harus diakhiri dengan cedera. Meski demikian, tidak ada yang pernah meragukan upayanya, komitmennya, dan keinginannya untuk meraih yang terbaik. Tujuan kami sekarang adalah menemukan peran baru untuk Shareef, supaya dia bisa memulai babak baru dalam karir profesionalnya," lanjutnya.

Sebagai manusia, Reef memang patut menjadi contoh. Anak kedua dari 12 bersaudara pasangan Aminah dan William Abdur-Rahim itu dikenal sebagai seseorang yang selalu rendah diri. Dia dikenal tak pernah merokok dan minum, taat menjalani agama. Mengikuti ajaran ayahnya, seorang imam di Atlanta, negara bagian Georgia.

"Anda tidak akan pernah menemukan orang yang lebih rendah hati dan menghargai orang lain dari Shareef," puji Stu Jackson, mantan general manager Vancouver Grizzlies yang sekarang bekerja di NBA, lewat St. Louis Post Dispatch.
 
26275large.jpg


[ Jum'at, 26 September 2008 ]
Stephon Marbury; Di Ambang Terdepak dari New York Knicks
Masih Ikut Training Camp, setelah Itu Entah Ke Mana

Stephon Marbury lahir dan besar di New York. Karena itu, dia bangga luar biasa ketika pada musim 2003-2004 lalu mendapat kesempatan menjadi pilar di New York Knicks. Sekarang, keduanya segera berpisah, diwarnai dengan kebencian.

Di atas kertas, tidak ada pemain yang lebih pantas menjadi anggota New York Knicks selain Stephon Marbury. Dia itu New York se-New York-New York-nya. Setelah pindah-pindah dari Minnesota Timberwolves, New Jersey Nets, dan Phoenix Suns, pada musim 2003-2004 lalu dia akhirnya dapat kesempatan membela tim kampung halaman.

Starbury, julukan Marbury, menjanjikan banyak untuk Knicks. Memproklamasikan diri sebagai point guard terbaik di NBA, kemenangan demi kemenangan mestinya diraih tim tersebut.

Apalagi, gajinya tidaklah kecil. Marbury punya kontrak panjang dan bernilai maksimal menurut aturan NBA. Untuk musim 2008-2009 ini, musim terakhir kontraknya, Marbury bakal dibayar lebih dari USD 21 juta. Itu sama dengan Allen Iverson (Denver Nuggets), tertinggi kedua di NBA setelah Kevin Garnett (Boston Celtics, lebih dari USD 24 juta).

Sayang, makin lama Knicks makin tak karuan. Hanya pada musim pertamanya di New York, Marbury membantu Knicks masuk playoff. Itu pun dengan rekor pas-pasan. Hanya menang 39 kali dalam 82 game.

Dalam empat musim terakhir Knicks tak kunjung tampil baik. Menang hanya 33 kali pada 2004-2005. Lalu anjlok 23 kali pada 2005-2006, hanya 33 kali pada musim 2006-2007, dan kembali hanya menang 23 kali pada musim 2007-2008 lalu. Gaji tinggi Marbury tidak banyak membantu.

Bukan hanya itu, masalah demi masalah juga muncul di luar lapangan. Pelatih legendaris Larry Brown dipecat pada 2006. Manajer sekaligus pelatih pengganti, Isiah Thomas, terus membuat error demi error. Mulai pemilihan pemain yang buruk, pertukaran yang ngawur, hingga dinyatakan bersalah melakukan pelecehan seksual di kantor.

Thomas tidak dipecat, karena punya kontrak jangka panjang. Tapi dia diberi tugas di luar lapangan. Jabatan manajer diberikan kepada Donnie Walsh, sedangkan pelatih diberikan kepada pelatih bintang Phoenix Suns, Mike D'Antoni.

Marbury sendiri bukan tipe leader sejati. Dia berantem dengan Brown, dan musim lalu berantem dengan Thomas. Sampai-sampai ngambek tak mau ikut tim terbang bertanding. Marbury lantas memilih operasi engkel (meski tidak wajib) supaya tidak harus bertanding lagi hingga akhir musim.

Kabarnya, keputusan Marbury itu membuatnya tak disuka pemain-pemain lain. Sejak musim lalu hingga sekarang, terus muncul kabar Marbury bakal ditukar ke tim lain. Kalau tidak ada yang mau, maka Knicks siap membayarnya supaya pergi (putus kontrak).

Walsh dan D'Antoni sendiri tak mau banyak bicara soal masa depan Marbury. Yang pasti, mereka telah merekrut Chris Duhon sebagai point guard utama baru. Kabar terbaru, menurut laporan Newsday di New York, Marbury akan didepak akhir pekan ini. Sebab, Senin minggu depan training camp sudah dimulai, dan Knicks tak mau status Marbury mengganggu situasi tim yang sudah rawan pecah.

Beberapa hari lalu, situasi sudah terlihat tidak nyaman saat Marbury berlatih bersama yang lain di New York. "Kita bisa merasakan aroma kebencian," kata seorang pengamat seperti dilansir Newsday.

Soal gosip itu, Walsh sendiri belum membenarkan. Dia bahkan bilang Marbury masih akan bersama tim saat training camp dimulai. Apakah dia akan terus bersama tim setelah training camp, masih tanda tanya.

Seandainya Marbury sampai terdepak, apa yang akan terjadi? Dalam hati, Walsh (dan pemilik tim James Dolan) mungkin tak mau membayar Marbury untuk pergi. Apalagi pemain 31 tahun itu disebut dalam kondisi istimewa, berkah dari operasi dan masa istirahat panjang musim lalu. Dan karena musim 2008-2009 adalah "musim mencari kontrak baru," Knicks tahu Marbury akan tampil habis-habisan.

Tapi, kalau harus didepak, ya sudah. Yang diuntungkan adalah tim lain, yang boleh merekrut Marbury. Mereka boleh mengambil Marbury dan memberi gaji minimal. Toh, Marbury juga sudah tidak butuh kontrak besar, karena Knicks masih akan menggajinya.

Berdasarkan aturan NBA, Knicks harus mengganti bayaran Marbury secara penuh. Kalau ada tim lain yang mengontrak, maka nilai yang wajib dibayar Knicks bisa dikurangi dengan nilai yang didapat Marbury dari tim barunya (jadi total gaji tetap sama).

Kandidat utama penampung Marbury adalah Miami Heat. Sebagai tim dengan rekor terburuk musim lalu, Heat punya hak pertama mencomot Marbury. Kebetulan, Heat sedang butuh point guard handal untuk mengurangi beban Dwyane Wade.

Bayangkan, Starbury bersama Wade, didukung rookie dahsyat Michael Beasley dan forward serbabisa Shawn Marion. Bukan tidak mungkin, Heat kembali menjadi raksasa di wilayah timur!
 
26371large.jpg


[ Sabtu, 27 September 2008 ]
Sun Yue Terserang Mononucleosis
Virus yang Bikin Federer Menurun

LOS ANGELES - Langkah pemain baru Los Angeles Lakers Sun Yue untuk merasakan atmosfer NBA menghadapi masalah. Bintang asal Tiongkok itu diindikasi menderita penyakit mononucleosis atau kissing disease. Akibatnya, dia terpaksa absen di awal training camp Lakers.

Los Angeles Times melaporkan, Sun meninggalkan salah satu latihan tak resmi yang dilakukannya bersama beberapa rekan barunya Rabu pagi waktu setempat (24/9). Saat itu diungkapkan, dia masih menderita kelelahan. Alasan yang dikemukakan adalah faktor jet lag karena baru tiba di Los Angeles dari Tiongkok hanya beberapa hari sebelumnya.

Namun, penyakitnya makin tampak sehari berikutnya. Pada hari yang sama, secara resmi dia diperkenalkan sebagai pemain baru Lakers. Dilaporkan, beberapa jam setelah acara perkenalan, Sun harus dilarikan ke rumah sakit.

Belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak Lakers perihal penyakit pebasket yang sempat dijuluki Magic Johnson dari Tiongkok itu. "Banyak kesimpangsiuran akan hal itu, kami benar-benar tak tahu,'' ungkap John Black, juru bicara Lakers, kepada Los Angeles Times.

Sun mendapat kontrak selama dua tahun dengan Lakers bulan lalu. Dia menciptakan rata-rata 6,8 poin dan 2,5 assist tiap game bersama tim nasional Tiongkok di Olimpiade 2008 Beijing.

Virus mononucleosis menyerang kelenjar getah bening penderitanya. Penularannya bisa melalui air liur sehingga disebut kissing disease. Penderita akan mudah terasa lelah dengan gejala umum seperti demam, sakit tenggorokan, atau kelenjar getah bening yang bengkak.

Penyakit itu juga diderita petenis Swiss Roger Federer awal tahun ini. Akibatnya, Federer harus berjuang keras untuk memulihkan penampilannya di delapan bulan pertama pada 2008.
 
26619large.jpg


[ Minggu, 28 September 2008 ]
Jason Williams Putuskan Pensiun
LOS ANGELES - Kabar mengejutkan datang dari markas salah satu tim NBA, Los Angeles Clippers. Tak banyak mendapat perhatian, point guard Jason Williams menyatakan pensiun dari NBA. Pengumuman itu dirilis kubu Clippers pada Jumat waktu setempat (26/9).

Keputusan yang diambil oleh Williams terkesan mengejutkan. Sebab, sejauh ini dia tak menghadapi masalah besar dalam kondisi fisik atau permainannya. Hal itu sekaligus mengakhiri karir sepuluh tahunnya di ajang NBA.

Tak disebutkan alasan pengunduran diri tersebut. Hingga kemarin, kubu Williams dan Clippers belum bersedia menjawab pertanyaan seputar hal itu.

Dalam sepuluh tahun karirnya di NBA, Williams sudah berlabuh ke empat tim berbeda. Yakni, Sacramento Kings (1998-2001), Memphis Grizzlies (2001-2005), Miami Heat (2005-2008), serta Clippers. Bersama Clippers, dia terhitung masih belum menjalani laga resmi. Dia baru menandatangani kontrak sebagai seorang free agent pada 7 Agustus lalu.

Williams masuk NBA dengan status pilihan nomor tujuh di draft pick 1998 bersama Kings. Dia dikenal sebagai salah seorang pemain yang menonjol di masanya. Kemampuannya yang komplet membuatnya banyak dilirik tim besar. Dia dikenal dengan umpan-umpan akrobatiknya. Di tahun debutnya, dia menerima anugerah NBA All-Rookie Team.

Musim terbaik Williams terjadi pada 2005-2006 bersama Heat. Dia bermain dalam keseluruhan 23 laga playoff musim itu serta mencetak rata-rata 9,3 poin dan 3,9 assist. Hasilnya, dia mengantarkan Heat menjadi jawara NBA kali pertama setelah menundukkan Dallas Mavericks di final.

Selain mengantarkan Heat menjadi juara, Williams menikmati musim terbaiknya pada 2001-2002 bersama Grizzlies. Statistik yang dibuatnya mencapai angka tertinggi dalam karirnya, yaitu 14,8 poin; 8,0 assist; dan 3,0 rebound. Dalam empat tahun karir bersama Grizzlies, Williams menjadi penyumbang assist terbanyak sepanjang sejarah tim tersebut. Selain itu, dia menerima gelar Most Improved Player di musim 2002-2003 yang diberikan Sport Illustrated ketika mengakhiri musim sebagai penyumbang rata-rata assist terbanyak di musim itu.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.