Salam Damai
Dalam topik Jadwal Bacaan Alkitab Dalam 1 Tahun ada sebuah pertanyaan menarik dari saya dan Catholic:
Otoritas mana yg lebih tinggi, Gereja atau alkitab?
Dalam topik ini kita akan coba membahas jawaban pertanyaan di atas.
Saya mencoba mulai lebih dulu.
Gereja Katolik adalah penerus Apostolik
Gereja Katolik adalah penerus Para Rasul. Hal ini ditandai dengan suksesi Apostolik dari St. Petrus, sebagai Paus I, hingga Paus Benedictus XVI, sekarang ini.
Walaupun istilah "Gereja Katolik" baru dicetuskan oleh murid St. Yohanes Rasul dan penginjil yaitu St. Ignatius dari Antiokia, namun mau tidak mau, suka tidak suka, istilah Gereja Katolik adalah menunjuk kepada Gereja dalam kesatuan dengan St. Petrus sebagai Paus dan Uskup Roma. Dan sejak saat itulah Gereja ini dinamakan Gereja Katolik, yg biasanya cukup disebut Gereja!
Para Rasullah yg diberi tugas oleh Yesus sebagai pewarta Injil dan secara tidak dapat salah mengajarkan Injil kepada semua bangsa.
Oleh karenanya, hanya Gereja Katoliklah yg secara tidak dapat salah mengajarkan ajaran iman Para rasul dan ajaran moral yg diterima dari Para Rasul.
Banyak orang, mengatas namakan berdasarkan Alkitab, menentang ajaran Gereja yg adalah penerus ajaran Para Rasul. Namun mereka lupa bahwa Alkitab sendiri dibuat, ditulis dan dikanonkan oleh Gereja yg menjadi penerus Para Rasul tersebut.
Gereja adalah Pengkanon Kitab Suci
Pengkanonan alkitab dilakukan oleh Gereja pada Sinoda Nikea th 350 M, sekali lagi pada sinoda Hippo th 381 M. Pengkanonnan dilakukan dengan menguji naskah2 yg ada, bahkan ada sumber yg menyatakan ribuan naskah, dengan Ajaran Para Rasul yg diwarisi oleh Gereja!
Berbeda dengan naskah2 Perjanjian Baru yg ditulis pada zaman kanonisasi (iztilah zaman kanonisasi untuk menyebut tahun 33 M-381 M), naskah2 Septuaginta yg menjadi dasar kanon Perjanjian Lama, yg kemudian diterjemahkan oleh St. Hieronimus dalam bahasa latin disebut vulgata, sudah tertulis dan dipakai oleh umat Yahudi diaspora sejak abad 3 SM. Dalam beberapa sabdaNya, Yesus merujuk kepada Septuaginta ini.
Jadi jelaslah bahwa pada zaman Para Rasul (33 M) sampai Sinoda Nikea (350 M) masih banyak (ribuan) beredar naskah2 ajaran yg harus diuji oleh Gereja untuk menentukan sebuah kanon alkitab! Secara tertulis, pernyataan bahwa saat itu banyak terdapat ajaran-ajaran lain baik berupa naskah maupun lesan ditulis dalam surat kepada umat di Galatia:
Gal 1:6-8
6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu terkutuklah dia.
Injil: Pewartaan akan Yesus kristus
Injil adalah pewartaan akan segala hal yg dilakukan dan disabdakan oleh Yesus Kristus
101 Untuk mewahyukan Diri kepada manusia, Allah berbicara dalam kebaikan-Nya kepada manusia dengan bahasa manusiawi: "Sabda Allah yang diungkapkan dengan bahasa manusia, telah menyerupai pembicaraan manusiawi, seperti dahulu Sabda Bapa yang kekal, dengan mengenakan daging kelemahan manusiawi, telah menjadi serupa dengan manusia" (DV 13).
Ajaran Para Rasul adalah Pewartaan akan Yesus Kristus!
Para Rasul mengajarkan apa yg dilakukan dan dikatakan oleh Yesus kristus.
Dalam karyaNya, Yesus memilih 12 orang Rasul untuk mewartakan apa yg telah diperbuat dan dikatakanNya. Kepada Para Rasul pula oleh Yesus diberikan otoritas2 khusus yg menyertai tugas pewartaan tersebut.
Kepada St. Petrus Yesus memberikan otoritas khusus, selain otoritas yg diberikan kepada Para Rasul lainnya.
Maka seharusnyalah ajaran2 yg beredar zaman kanonisasi baik yg tertulis maupun lesan harus diuji oleh ajaran Para Rasul akan kebenarannya.
Secara tertulis, ajaran untuk berpegang kepada ajaran Para Rasul salah satunya ada dalam:
2 Tesalonika 3:6
Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
Gereja adalah Pembuat dan Penulis Kitab Suci
Ada tiga tahap sebelum kita kenal Injil dalam bentuknya seperti sekarang ini, yaitu 1. Kehidupan dan pengajaran Kristus, 2. Tradisi lisan yg dilakukan oleh Para Rasul dan 3. Penulisan atas tradisi lisan tersebut.
126 Dalam penyusunan Injil-injil dapat kita bedakan tiga tahap:
1. Kehidupan dan kegiatan mengajar Yesus. Bunda Gereja kudus tetap mempertahankan dengan teguh dan sangat kokoh, bahwa keempat Injil "yang sifat historisnya diakui tanpa ragu-ragu, dengan setia meneruskan apa yang oleh Yesus Putera Allah selama hidup-Nya di antara manusia sungguh telah dikerjakan dan diajarkan demi keselamatan kekal mereka, sampai hari Ia diangkat (lih. Kis 1:1-2)" (DV 19).
2. Tradisi lisan. "Sesudah kenaikan Tuhan para Rasul meneruskan kepada para pendengar mereka apa yang dikatakan dan dijalankan oleh Yesus sendiri, dengan pengertian yang lebih penuh, yang mereka peroleh karena dididik oleh peristiwa-peristiwa mulia Kristus dan oleh terang Roh kebenaran" (DV 19).
3. Penulisan Injil-Injil. "Adapun penulis suci mengarang keempat Injil dengan memilih berbagai dari sekian banyak hal yang telah diturunkan secara lisan atau tertulis; beberapa hal mereka susun secara agak sintetis, atau mereka uraikan dengan memperhatikan keadaan Gereja-Gereja; akhirnya dengan tetap mempertahankan bentuk pewartaan, namun sedemikian rupa, sehingga mereka selalu menyampaikan kepada kita kebenaran yang murni tentang Yesus" (DV 19).
Oleh Allah, manusia yg disebut sebagai auclor Kitab Suci bukan hanya sebgai seorang penulis semata, tetapi juga diperkenankan disebut sebgai pengarang Kitab Suci
106 Allah memberi inspirasi kepada manusia penulis [auclor] Kitab Suci. "Tetapi dalam mengarang kitab-kitab suci itu Allah memilih orang-orang, yang digunakan-Nya sementara mereka memakai kecakapan dan kemampuan mereka sendiri, supaya - sementara Dia berkarya dalam dan melalui mereka - semua itu dan hanya itu yang dikehendaki-Nya sendiri dituliskan oleh mereka sebagai pengarang yang sungguh-sungguh" (DV 11).
Dengan demikian, Gereja dimana didalamnya ditunjuk orang2 yg menulis Kitab Suci, adalah Pengarang (pembuat) dan Penulis Kitab Suci itu sendiri.
Salah satu ajaran tertulis tentang ajaran Gereja yg berupa ajaran lesan dan tertulis tersebut dalam:
2 Tesalonika 2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
Ajaran tertulis adalah bagian dari Pewartaan
Ajaran tertulis yg ada, bahkan setelah ajaran itu dikanonkan menjadi Kitab Suc, adalah bagian dari selueuh pewartaan akan Yesus Kristus! Karenanya Kitab Suci tidak bisa berdiri sendiri.
Sebagai ajaran yg ditulis Gereja untuk menyampaikan pewartaan, naskah2 suci (untuk menyebut ajaran tertulis sebelum kanon KS) memerlukan penjelasan oleh Gereja sebagai Pengarang dan Penulis Kitab Suci.
Kis 8:30-31 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" 8:31 Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya.
Karena diakui sendiri, bahwa apa yg dilakukan dan diajarkan Yesus tidak dapat ditampung dalam seluruh tulisan/naskah (KS) yg ada:
Yohanes 20:30
Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini,
Yohanes 21:25
Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
Sekilas sejarah KItab Suci
Secara sekilas pula, sudah saya sampaikan pengkanonan Perjanjian Lama pada penjelasan di atas.
Untuk melengkapi itu, ada baiknya kita bahas pengkanonan Perjanjian Baru.
Sebagian besar naskah Perjanjian Baru ditulis pada Abad I. Hampir semua sejarawan Kristen telah mencapai konsensus bahwa Injil ditulis oleh para rasul pada abad pertama. Tiga bukti kuat mengenai hal tersebut adalah:
1. Dokumen-dokumen ajaran sesat seperti pengikut Marsion dan Valentinus yang mengutip dari Perjanjian Baru.
2. Dokumen-dokumen yang ditulis oleh sumber sejarah mulal-mula, seperti St. Klementinus dari Roma, St. Ignatius dari Antiokia, dan St. Polikarpus dari Smyrna.
3. fragmen Injil yang ditemukan dan dengan penanggalan-karbon diperkirakan berasal dari paling akhir tahun 117
m
Maka para rasul yang pada saat itu masih hidup dapat membuktikan kebenarannya dan segala kesalahan sejarah akan segera tampak baik oleh para saksi mata maupun penentang orang Kristen.
Pada abad 2 dan seterusnya bermunculanlah ajaran2 lain yg beredar salah satunya dimulai pada tahun 125 M adalah penyebaran ajaran Gnostikisme, suatu kombinasi dari ajaran filosofi Plato dan agama-agama misterius dari Timur. Para pengikutnya mengaku bahwa prinsip-prinsip pengetahuan yang rahasia memberikan pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan dengan wahyu Ilahi dan iman.
Ajaran2 yg bersifat Gnostik ini banyak sekali, kemungkinan besar Injil Maria (Magdalena) yg bersifat Gnostik ditulis sekitar akhir abad II atau awal abad III.
Diuji dengan Ajaran Para RAsul yg diwariskan kepada Gereja maka pada Sinoda Nikea th 350 M di tetapkanlah kanon Kitab Suci yg terdiri dari: 73 kitab yaitu, 27 kitab Perjanjian Baru dan 46 kitab Perjanjian Lama termasuk kitab-kitab 1 dan 2 Makabe, Tobit, Sirakh, Yudith, Kebijaksanaan Solomo, Barukh dan tambahan-tambahan dalam kitab Daniel dan juga Ester.
Otoritas Gereja lebih tinggi daripada Kitab Suci
Dari uraian saya diatas, jelas sekali bahwa Gereja adalah pengarang, penulis dan pengkanon Kitab Suci yg dipakai oleh Gereja Katolik dan Kekristenan pada umumnya. Bahkan dalam proses kanonisasi, naskah2 yg akan dikanonkan, yg terdiri dari ribuan naskah, diuji oleh Ajaran Gereja Katolik untuk menegaskan kembali naskah yg benar2 memuat ajaran dari Para Rasul.
Oleh karena itu, Kitab Suci tidak dapat berdiri sendiri dan diartikan sesuai keinginan sendiri, keluar dari konteks dan maksud penulisan serta ajaran Para Rasul!
Kitab Suci menjadi bermakna apabila diajarkan dalam terang Gereja (sebagai pengarang, penulis, penguji dan pengkanon Kitab Suci).
Bahwa sekarang banyak orang lebih silau melihat Kitab Suci debandingkan Gereja Katolik adalah perbuatan yg sangat sesat dan salah.
Sebagaimana Gereja didirikan oleh Yesus, sehingga Gereja mengakui kelebihan otoritas Yesus dibandingkan Gereja (dalam beberapa ajarannya Gereja menempatkan diri sebagi Pelayan Sabda Allah selain sebagai Tubuh dan Mempelai Kristus), maka sama dengan Kitab Suci yg dibuat, ditulis, diuji dan dikanonkan oleh Gereja Katolik, maka Otoritas Gereja Katolik lebih tinggi daripada Kitab Suci.
Beberapa pertanyaan dan tanggapan
Di topik yg saya sebut diatas, sangtlah baik kalau ada beberepa pertanyaan di sana kita bahas juga di sini.
Pertanyaan I:
Adalah sangat tidak tepat apabila perkataan "kitab-kitab suci" di atas menunjuk kepada Kitab Suci yg sudah dikanonisasi!
Penjelasan paling logis dan benar adalah perkataan "kitab-kitab suci" di 1Tim 4:13 adalah menunjuk kepada beberapa kemungkinan, diantaranya:
1. Surat kepada Timotius dan mungkin surat2 Paulus yg lain yg berisi ajaran iman dan moral, yg pada waktu itu sudah terbit. Surat2 inipun secara definitif belum disebut bagian dari Kitab Suci, karena perlu diuji dengan Ajaran lesan Para Rasul dan dikanonkan terlebih dahulu.
2. Ajaran-ajaran tertulis tentang Ajaran Iman dan Moral Para rasul yg banyak jumlahnya, mungkin juga termasuk didalamnya ke 4 Injil yg kemudian dikanonikkan oleh Gereja.
3. Kitab2 Septuaginta.
4. Perkataan "kitab-kitab suci" merupakan hasil dari proses pengeditan yg dilakukan Gereja (Gereja mempunyai otoritas untuk itu, sebagaimana Gereja mengarang dan menulis KS) setelah dilakukan kanon Kitab Suci untuk menunjuk kepada "Ajaran Para Rasul".
Jadi tuduhan atas saya dan catholic jelas tidak berdasar sama sekali!
Pertanyaan II
2. Dalam sejarah Gereja, ada masa dimana Kitab Suci hanya boleh dibaca oleh kaum Imam, dan Kitab Suci hanya tersedia dalam bahasa Latin. Hal ini untuk menghindari salah tafsir akan KS, karena kesalahan mengartikan sabda2 Allah yg ada dalam KS akan membawa umat kepada kesesatan!
Tetapi, kemudian kebijakan ini dicabut, dengan maksud yg baik, yaitu agar Umat dapat membaca dan mengerti isi KS, tentu saja dalam bimbingan Gereja.
Resikonya memang sangat tinggi, terbukti sejak abad 16 hingga sekarang ribuan denominasi muncul di permukaan bumi membawa penafsiran masing2,tanpa mau melihat sejarah dan wewenang mengajar Gereja yg diwariskan dari Para Rasul!
Pertanyaan III
Untuk selanjutnya, saya berharap, agar para penafsir KS yg selalu menafsirkan KS sesuai dengan keinginan sendiri dapat dengan jernih memahami kembali Sejarah Kitab Suci. Jangan sampai mempergunakan produk Gereja Katolik untuk menentang Gereja Katolik...
Salam
Jebling
Dalam topik Jadwal Bacaan Alkitab Dalam 1 Tahun ada sebuah pertanyaan menarik dari saya dan Catholic:
Otoritas mana yg lebih tinggi, Gereja atau alkitab?
Dalam topik ini kita akan coba membahas jawaban pertanyaan di atas.
Saya mencoba mulai lebih dulu.
Gereja Katolik adalah penerus Apostolik
Gereja Katolik adalah penerus Para Rasul. Hal ini ditandai dengan suksesi Apostolik dari St. Petrus, sebagai Paus I, hingga Paus Benedictus XVI, sekarang ini.
Walaupun istilah "Gereja Katolik" baru dicetuskan oleh murid St. Yohanes Rasul dan penginjil yaitu St. Ignatius dari Antiokia, namun mau tidak mau, suka tidak suka, istilah Gereja Katolik adalah menunjuk kepada Gereja dalam kesatuan dengan St. Petrus sebagai Paus dan Uskup Roma. Dan sejak saat itulah Gereja ini dinamakan Gereja Katolik, yg biasanya cukup disebut Gereja!
Para Rasullah yg diberi tugas oleh Yesus sebagai pewarta Injil dan secara tidak dapat salah mengajarkan Injil kepada semua bangsa.
Oleh karenanya, hanya Gereja Katoliklah yg secara tidak dapat salah mengajarkan ajaran iman Para rasul dan ajaran moral yg diterima dari Para Rasul.
Banyak orang, mengatas namakan berdasarkan Alkitab, menentang ajaran Gereja yg adalah penerus ajaran Para Rasul. Namun mereka lupa bahwa Alkitab sendiri dibuat, ditulis dan dikanonkan oleh Gereja yg menjadi penerus Para Rasul tersebut.
Gereja adalah Pengkanon Kitab Suci
Pengkanonan alkitab dilakukan oleh Gereja pada Sinoda Nikea th 350 M, sekali lagi pada sinoda Hippo th 381 M. Pengkanonnan dilakukan dengan menguji naskah2 yg ada, bahkan ada sumber yg menyatakan ribuan naskah, dengan Ajaran Para Rasul yg diwarisi oleh Gereja!
Berbeda dengan naskah2 Perjanjian Baru yg ditulis pada zaman kanonisasi (iztilah zaman kanonisasi untuk menyebut tahun 33 M-381 M), naskah2 Septuaginta yg menjadi dasar kanon Perjanjian Lama, yg kemudian diterjemahkan oleh St. Hieronimus dalam bahasa latin disebut vulgata, sudah tertulis dan dipakai oleh umat Yahudi diaspora sejak abad 3 SM. Dalam beberapa sabdaNya, Yesus merujuk kepada Septuaginta ini.
Jadi jelaslah bahwa pada zaman Para Rasul (33 M) sampai Sinoda Nikea (350 M) masih banyak (ribuan) beredar naskah2 ajaran yg harus diuji oleh Gereja untuk menentukan sebuah kanon alkitab! Secara tertulis, pernyataan bahwa saat itu banyak terdapat ajaran-ajaran lain baik berupa naskah maupun lesan ditulis dalam surat kepada umat di Galatia:
Gal 1:6-8
6 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
7 yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu terkutuklah dia.
Injil: Pewartaan akan Yesus kristus
Injil adalah pewartaan akan segala hal yg dilakukan dan disabdakan oleh Yesus Kristus
101 Untuk mewahyukan Diri kepada manusia, Allah berbicara dalam kebaikan-Nya kepada manusia dengan bahasa manusiawi: "Sabda Allah yang diungkapkan dengan bahasa manusia, telah menyerupai pembicaraan manusiawi, seperti dahulu Sabda Bapa yang kekal, dengan mengenakan daging kelemahan manusiawi, telah menjadi serupa dengan manusia" (DV 13).
Ajaran Para Rasul adalah Pewartaan akan Yesus Kristus!
Para Rasul mengajarkan apa yg dilakukan dan dikatakan oleh Yesus kristus.
Dalam karyaNya, Yesus memilih 12 orang Rasul untuk mewartakan apa yg telah diperbuat dan dikatakanNya. Kepada Para Rasul pula oleh Yesus diberikan otoritas2 khusus yg menyertai tugas pewartaan tersebut.
Kepada St. Petrus Yesus memberikan otoritas khusus, selain otoritas yg diberikan kepada Para Rasul lainnya.
Maka seharusnyalah ajaran2 yg beredar zaman kanonisasi baik yg tertulis maupun lesan harus diuji oleh ajaran Para Rasul akan kebenarannya.
Secara tertulis, ajaran untuk berpegang kepada ajaran Para Rasul salah satunya ada dalam:
2 Tesalonika 3:6
Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
Gereja adalah Pembuat dan Penulis Kitab Suci
Ada tiga tahap sebelum kita kenal Injil dalam bentuknya seperti sekarang ini, yaitu 1. Kehidupan dan pengajaran Kristus, 2. Tradisi lisan yg dilakukan oleh Para Rasul dan 3. Penulisan atas tradisi lisan tersebut.
126 Dalam penyusunan Injil-injil dapat kita bedakan tiga tahap:
1. Kehidupan dan kegiatan mengajar Yesus. Bunda Gereja kudus tetap mempertahankan dengan teguh dan sangat kokoh, bahwa keempat Injil "yang sifat historisnya diakui tanpa ragu-ragu, dengan setia meneruskan apa yang oleh Yesus Putera Allah selama hidup-Nya di antara manusia sungguh telah dikerjakan dan diajarkan demi keselamatan kekal mereka, sampai hari Ia diangkat (lih. Kis 1:1-2)" (DV 19).
2. Tradisi lisan. "Sesudah kenaikan Tuhan para Rasul meneruskan kepada para pendengar mereka apa yang dikatakan dan dijalankan oleh Yesus sendiri, dengan pengertian yang lebih penuh, yang mereka peroleh karena dididik oleh peristiwa-peristiwa mulia Kristus dan oleh terang Roh kebenaran" (DV 19).
3. Penulisan Injil-Injil. "Adapun penulis suci mengarang keempat Injil dengan memilih berbagai dari sekian banyak hal yang telah diturunkan secara lisan atau tertulis; beberapa hal mereka susun secara agak sintetis, atau mereka uraikan dengan memperhatikan keadaan Gereja-Gereja; akhirnya dengan tetap mempertahankan bentuk pewartaan, namun sedemikian rupa, sehingga mereka selalu menyampaikan kepada kita kebenaran yang murni tentang Yesus" (DV 19).
Oleh Allah, manusia yg disebut sebagai auclor Kitab Suci bukan hanya sebgai seorang penulis semata, tetapi juga diperkenankan disebut sebgai pengarang Kitab Suci
106 Allah memberi inspirasi kepada manusia penulis [auclor] Kitab Suci. "Tetapi dalam mengarang kitab-kitab suci itu Allah memilih orang-orang, yang digunakan-Nya sementara mereka memakai kecakapan dan kemampuan mereka sendiri, supaya - sementara Dia berkarya dalam dan melalui mereka - semua itu dan hanya itu yang dikehendaki-Nya sendiri dituliskan oleh mereka sebagai pengarang yang sungguh-sungguh" (DV 11).
Dengan demikian, Gereja dimana didalamnya ditunjuk orang2 yg menulis Kitab Suci, adalah Pengarang (pembuat) dan Penulis Kitab Suci itu sendiri.
Salah satu ajaran tertulis tentang ajaran Gereja yg berupa ajaran lesan dan tertulis tersebut dalam:
2 Tesalonika 2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
Ajaran tertulis adalah bagian dari Pewartaan
Ajaran tertulis yg ada, bahkan setelah ajaran itu dikanonkan menjadi Kitab Suc, adalah bagian dari selueuh pewartaan akan Yesus Kristus! Karenanya Kitab Suci tidak bisa berdiri sendiri.
Sebagai ajaran yg ditulis Gereja untuk menyampaikan pewartaan, naskah2 suci (untuk menyebut ajaran tertulis sebelum kanon KS) memerlukan penjelasan oleh Gereja sebagai Pengarang dan Penulis Kitab Suci.
Kis 8:30-31 Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" 8:31 Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya.
Karena diakui sendiri, bahwa apa yg dilakukan dan diajarkan Yesus tidak dapat ditampung dalam seluruh tulisan/naskah (KS) yg ada:
Yohanes 20:30
Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini,
Yohanes 21:25
Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
Sekilas sejarah KItab Suci
Secara sekilas pula, sudah saya sampaikan pengkanonan Perjanjian Lama pada penjelasan di atas.
Untuk melengkapi itu, ada baiknya kita bahas pengkanonan Perjanjian Baru.
Sebagian besar naskah Perjanjian Baru ditulis pada Abad I. Hampir semua sejarawan Kristen telah mencapai konsensus bahwa Injil ditulis oleh para rasul pada abad pertama. Tiga bukti kuat mengenai hal tersebut adalah:
1. Dokumen-dokumen ajaran sesat seperti pengikut Marsion dan Valentinus yang mengutip dari Perjanjian Baru.
2. Dokumen-dokumen yang ditulis oleh sumber sejarah mulal-mula, seperti St. Klementinus dari Roma, St. Ignatius dari Antiokia, dan St. Polikarpus dari Smyrna.
3. fragmen Injil yang ditemukan dan dengan penanggalan-karbon diperkirakan berasal dari paling akhir tahun 117
m
Maka para rasul yang pada saat itu masih hidup dapat membuktikan kebenarannya dan segala kesalahan sejarah akan segera tampak baik oleh para saksi mata maupun penentang orang Kristen.
Pada abad 2 dan seterusnya bermunculanlah ajaran2 lain yg beredar salah satunya dimulai pada tahun 125 M adalah penyebaran ajaran Gnostikisme, suatu kombinasi dari ajaran filosofi Plato dan agama-agama misterius dari Timur. Para pengikutnya mengaku bahwa prinsip-prinsip pengetahuan yang rahasia memberikan pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan dengan wahyu Ilahi dan iman.
Ajaran2 yg bersifat Gnostik ini banyak sekali, kemungkinan besar Injil Maria (Magdalena) yg bersifat Gnostik ditulis sekitar akhir abad II atau awal abad III.
Diuji dengan Ajaran Para RAsul yg diwariskan kepada Gereja maka pada Sinoda Nikea th 350 M di tetapkanlah kanon Kitab Suci yg terdiri dari: 73 kitab yaitu, 27 kitab Perjanjian Baru dan 46 kitab Perjanjian Lama termasuk kitab-kitab 1 dan 2 Makabe, Tobit, Sirakh, Yudith, Kebijaksanaan Solomo, Barukh dan tambahan-tambahan dalam kitab Daniel dan juga Ester.
Otoritas Gereja lebih tinggi daripada Kitab Suci
Dari uraian saya diatas, jelas sekali bahwa Gereja adalah pengarang, penulis dan pengkanon Kitab Suci yg dipakai oleh Gereja Katolik dan Kekristenan pada umumnya. Bahkan dalam proses kanonisasi, naskah2 yg akan dikanonkan, yg terdiri dari ribuan naskah, diuji oleh Ajaran Gereja Katolik untuk menegaskan kembali naskah yg benar2 memuat ajaran dari Para Rasul.
Oleh karena itu, Kitab Suci tidak dapat berdiri sendiri dan diartikan sesuai keinginan sendiri, keluar dari konteks dan maksud penulisan serta ajaran Para Rasul!
Kitab Suci menjadi bermakna apabila diajarkan dalam terang Gereja (sebagai pengarang, penulis, penguji dan pengkanon Kitab Suci).
Bahwa sekarang banyak orang lebih silau melihat Kitab Suci debandingkan Gereja Katolik adalah perbuatan yg sangat sesat dan salah.
Sebagaimana Gereja didirikan oleh Yesus, sehingga Gereja mengakui kelebihan otoritas Yesus dibandingkan Gereja (dalam beberapa ajarannya Gereja menempatkan diri sebagi Pelayan Sabda Allah selain sebagai Tubuh dan Mempelai Kristus), maka sama dengan Kitab Suci yg dibuat, ditulis, diuji dan dikanonkan oleh Gereja Katolik, maka Otoritas Gereja Katolik lebih tinggi daripada Kitab Suci.
Beberapa pertanyaan dan tanggapan
Di topik yg saya sebut diatas, sangtlah baik kalau ada beberepa pertanyaan di sana kita bahas juga di sini.
Pertanyaan I:
Apa yg dimaksud dengan membaca kitab-kitab suci di 1Tim4:13 di atas?1 Timotius 4:13 > "Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar."
Chatolik dan Jebling yang sesattttttt
Adalah sangat tidak tepat apabila perkataan "kitab-kitab suci" di atas menunjuk kepada Kitab Suci yg sudah dikanonisasi!
Penjelasan paling logis dan benar adalah perkataan "kitab-kitab suci" di 1Tim 4:13 adalah menunjuk kepada beberapa kemungkinan, diantaranya:
1. Surat kepada Timotius dan mungkin surat2 Paulus yg lain yg berisi ajaran iman dan moral, yg pada waktu itu sudah terbit. Surat2 inipun secara definitif belum disebut bagian dari Kitab Suci, karena perlu diuji dengan Ajaran lesan Para Rasul dan dikanonkan terlebih dahulu.
2. Ajaran-ajaran tertulis tentang Ajaran Iman dan Moral Para rasul yg banyak jumlahnya, mungkin juga termasuk didalamnya ke 4 Injil yg kemudian dikanonikkan oleh Gereja.
3. Kitab2 Septuaginta.
4. Perkataan "kitab-kitab suci" merupakan hasil dari proses pengeditan yg dilakukan Gereja (Gereja mempunyai otoritas untuk itu, sebagaimana Gereja mengarang dan menulis KS) setelah dilakukan kanon Kitab Suci untuk menunjuk kepada "Ajaran Para Rasul".
Jadi tuduhan atas saya dan catholic jelas tidak berdasar sama sekali!
Pertanyaan II
1. Saya dan Catholic tidak yg menambah apapun.wew mana yang bilang orang awam ga boleh baca kitab
jangan nambah2hin ayat dong, nanti kamu ditambahin kutuk , celaka
2. Dalam sejarah Gereja, ada masa dimana Kitab Suci hanya boleh dibaca oleh kaum Imam, dan Kitab Suci hanya tersedia dalam bahasa Latin. Hal ini untuk menghindari salah tafsir akan KS, karena kesalahan mengartikan sabda2 Allah yg ada dalam KS akan membawa umat kepada kesesatan!
Tetapi, kemudian kebijakan ini dicabut, dengan maksud yg baik, yaitu agar Umat dapat membaca dan mengerti isi KS, tentu saja dalam bimbingan Gereja.
Resikonya memang sangat tinggi, terbukti sejak abad 16 hingga sekarang ribuan denominasi muncul di permukaan bumi membawa penafsiran masing2,tanpa mau melihat sejarah dan wewenang mengajar Gereja yg diwariskan dari Para Rasul!
Pertanyaan III
Inti jawabannya sama dengan jawaban di pertanyaan I.Wahyu 22:19 Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
wah Jebling dan Chatolik berani menentang Allah loh, hebat dah
Untuk selanjutnya, saya berharap, agar para penafsir KS yg selalu menafsirkan KS sesuai dengan keinginan sendiri dapat dengan jernih memahami kembali Sejarah Kitab Suci. Jangan sampai mempergunakan produk Gereja Katolik untuk menentang Gereja Katolik...
Salam
Jebling