• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Wisata Sejarah di Laweyan

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
Laweyan dengan batik memang sulit dipisahkan. Namun, jika Anda ada waktu mengunjungi kampung di kota Surakarta, Jawa Tengah ini, tak ada ruginya mencoba kegiatan lain yang tak kalah seru, yakni menyusuri tempat-tempat bersejarah di kawasan yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Pajang di tahun 1500-an ini.
lzMNR.jpg
Sebutan Laweyan berasal dari kata "lawe", yang artinya benang dari pilinan kapas. Saat itu lawe banyak dihasilkan petani di daerah Pedan, Juwiring, dan Gawok. Daerah-daerah itu terletak di selatan Kerajaan Pajang.

Lahirnya Laweyan juga tidak lepas dari peran seorang tokoh bernama Ki Ageng Henis. Tak hanya mengajarkan ilmu agama, dia juga mengajarkan seni batik kepada santri-santrinya. Kini kita bisa mengunjungi makam Ki Ageng Henis yang masih terpelihara di Laweyan.

Tempat bersejarah lain yang bisa kita kunjungi antara lain makam Ki Ageng Beluk, makam kerabat Kerajaan Pajang, makam KH Samanhoedi serta situs rumah dan museum Samanhoedi yang juga merupakan pencipta metode batik cap yang pertama.

Beberapa tempat ibadah di kawasan ini juga sudah berusia tua. Sebut saja Masjid Laweyan dan Langgar Merdeka yang sudah dibangun sejak tahun 1942.
Menurut Yulvikar Husein, Ketua Yayasan Langgar Merdeka, masjid ini pada awalnya adalah gudang candu yang kemudian dibeli oleh saudagar batik H Imam Mashadi. Gudang ini kemudian beralih fungsi menjadi tempat ibadah yang dibangun dengan arsitektur perpaduan Hindu dan bangunan gereja.

Di bagian dalam masjid seluas 187 meter persegi ini kita masih bisa melihat peninggalan kuno masjid, antara lain kentongan kayu setinggi sekitar dua meter, lantai kayu, partisi ruang, serta detail bangunan yang merupakan pencampuran berbagai unsur budaya.

Anda yang ingin lebih puas menelusuri jejak sejarah di kawasan ini bisa melihat peta wisata Kampung Batik Laweya yang terpasang di perempatan Jalan Sidoluhur, Laweyan. Selain tempat bersejarah, di peta itu kita juga bisa mendapat informasi tempat-tempat pembuatan batik.
Daya tarik lain dari Laweyan adalah keindahan bangunan fisik rumah-rumah bergaya arsitektur art deco atau pencampuran arsitektur Eropa dan Jawa yang masih dipertahankan keasliannya. Sebagian besar rumah-rumah itu telah dilengkapi ruang pamer untuk koleksi batik sehingga mereka membuka pintu seluas-luasnya bagi pengunjung toko batik, termasuk jika Anda ingin mengintip proses pembuatan batik.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.