Aisyah ra ia berkata, “Sejak berpindah ke Madinah, keluarga Nabi Muhammad saw. tidak pernah mera¬sa kenyang karena makan gandum sela¬ma tiga malam berturut-turut sampai beliau wafat,” (HR Bukhari-Muslim). da¬lam ri¬wayat lain Aisyah ra berkata, “Kami, ke¬luar¬ga Muhammad Saw sering hidup sela¬ma satu bulan tidak menya¬la¬kan api (me¬masak), karena makananan¬nya hanya kurma dan air,” (HR Bu¬khari-Muslim).
Saat Rasulullah Saw meninggal dunia, be¬liau tidak meninggalkan apa-apa ke¬cua¬li sepotong roti gandum. Aisyah ra ia berkata, “Ketika Rasulullah Saw wafat di lemariku tidak ada sesuatu yang da¬pat dimakan manusia, kecuali setengah roti gandum yang berada dalam sebuah lemari milikku lalu aku memakan seba¬gian untuk beberapa lama, kemudian aku timbang ternyata telah habis,” (HR Bu¬khari-Muslim).
Dalam sebuah hadits Rasulullah ber¬sab¬da, “Dunia adalah perhiasan dan se¬baik-baik per¬hiasan dunia adalah wani¬ta salehah. Dan perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat kelak, ada¬lah menge¬nai shalat lima waktu dan ke¬taatan kepa¬da suaminya,” (HR.Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).
*****
Ada 10 wasiat Rasulullah kepada put¬ri¬¬nya Fathimah binti Rasulillah. Sepuluh wa¬siat yang beliau sampaikan meru¬pa¬kan mu¬tiara yang termahal nilainya se¬hin¬gga se¬layaknya dimiliki oleh setiap istri salehah. Wasiat tersebut adalah seba¬gai berikut:
¬Pertama, Ya Fathimah, kepada wani¬ta yang membuat roti bagi suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan mene¬tap¬kan ke¬baikan baginya dari setiap biji gandum, dan Allah melebur kejelekan¬nya serta meng¬ang¬kat derajatnya.
Kedua, Ya Fathimah, kepada wanita yan¬g berkeringat ketika menumbuk te¬pung untuk suami dan anak-anaknya, nis¬caya Allah menjadikan baginya tujuh tabir pe¬misah dari neraka.
¬Ketiga, Ya Fathimah, tiadalah se¬orang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu me¬nyisirnya dan mencuci pakaiannya, me¬lainkan Allah akan me¬ne¬tapkan pahala ba¬ginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kela¬par¬an dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
¬Keempat, Ya Fathimah, tiadalah wa¬ni¬ta yang menahan kebutuhan tetang¬ga¬nya, me¬lainkan Allah akan menahannya dari mi¬num air Telaga Kautsar pada hari kiamat kelak.
¬Kelima, Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan adalah keri¬dhaan suami terhadap istri. Andai¬ka¬ta suamimu tidak ridha kepadamu, maka aku pun tidak akan men¬doa¬kan¬mu. Ketahuilah wahai Fa¬thi-mah, kema¬rahan suami adalah ke¬mur¬ka¬an Allah.
¬Keenam, Ya Fathimah, apabila wani¬ta meng¬andung, maka malaikat memo¬hon¬kan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan mela¬hir¬kan, Allah mene¬tapkan pahala bagi¬nya sama dengan pahala para mujahid di jalan Allah. Jika dia me¬lahirkan kan¬dung¬annya, maka bersihlah do¬sa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kan¬dungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan mem¬bawa dosa sedikitpun. Di dalam kubur ia akan mendapat pertamanan indah yang meru¬pakan bagian dari taman sur¬ga. Dan Allah memberikan pahala kepa¬da-nya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan um¬rah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
Ketujuh, Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari se¬ma¬lam dengan rasa senang serta ikh¬las, me¬lain¬kan Allah mengampuni dosa-dosanya serta ¬memakaikan pakaian pada¬nya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu ke¬baikan. Dan Allah memberikan kepa¬danya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.
Kedelapan, Ya Fathimah, tiadalah wani¬ta yang tersenyum di hadapan sua¬mi, me¬lain¬kan Allah memandangnya dengan pan¬dangan penuh kasih.
Kesembilan, Ya Fathimah, tiadalah wa¬nita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memang¬gil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pa¬ha¬la amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
Kesepuluh, Ya Fathimah, tiadalah wa¬ni¬ta yang meminyaki rambut kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jeng¬¬got dan memotong kumisnya, serta memotong ku¬kunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang lezat yang dikemas indah kepa¬danya yang dida¬tang¬kan dari sungai-sungai sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari ta¬man sorga. Dan Allah menetapkan bagi¬nya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan se¬la¬mat.
¬Itulah wasiat Rasulullah kepada Fa¬thi¬mah. Tentu saja, wasiat tersebut juga di-peruntukkan bagi seluruh wanita mus¬limah tanpa kecuali. Alangkah indahnya hidup seorang wanita muslimah, khu¬sus¬nya me¬reka yang menjadi isteri salehah bagi sua¬mi-nya. Rumah tangga menjadi ladang sangat subur yang menghasilkan pahala melimpah-limpah. Bisa diba¬yang¬kan betapa keindahan hidup akan ber¬sinar dari isteri yang salehah. Bisa diba¬yangkan pula apa yang terjadi bila ke¬in¬dahan hidup seperti itu terjadi merata di mana-mana. Seluruh negeri menjadi indah, karena wanita salehah menjadi tiang negeri. Begitu indah menjadi wani¬ta, dengan ketulusan, kelembutan dan kasihnya dapat mengubah dunia.
Saat Rasulullah Saw meninggal dunia, be¬liau tidak meninggalkan apa-apa ke¬cua¬li sepotong roti gandum. Aisyah ra ia berkata, “Ketika Rasulullah Saw wafat di lemariku tidak ada sesuatu yang da¬pat dimakan manusia, kecuali setengah roti gandum yang berada dalam sebuah lemari milikku lalu aku memakan seba¬gian untuk beberapa lama, kemudian aku timbang ternyata telah habis,” (HR Bu¬khari-Muslim).
Dalam sebuah hadits Rasulullah ber¬sab¬da, “Dunia adalah perhiasan dan se¬baik-baik per¬hiasan dunia adalah wani¬ta salehah. Dan perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat kelak, ada¬lah menge¬nai shalat lima waktu dan ke¬taatan kepa¬da suaminya,” (HR.Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).
*****
Ada 10 wasiat Rasulullah kepada put¬ri¬¬nya Fathimah binti Rasulillah. Sepuluh wa¬siat yang beliau sampaikan meru¬pa¬kan mu¬tiara yang termahal nilainya se¬hin¬gga se¬layaknya dimiliki oleh setiap istri salehah. Wasiat tersebut adalah seba¬gai berikut:
¬Pertama, Ya Fathimah, kepada wani¬ta yang membuat roti bagi suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan mene¬tap¬kan ke¬baikan baginya dari setiap biji gandum, dan Allah melebur kejelekan¬nya serta meng¬ang¬kat derajatnya.
Kedua, Ya Fathimah, kepada wanita yan¬g berkeringat ketika menumbuk te¬pung untuk suami dan anak-anaknya, nis¬caya Allah menjadikan baginya tujuh tabir pe¬misah dari neraka.
¬Ketiga, Ya Fathimah, tiadalah se¬orang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu me¬nyisirnya dan mencuci pakaiannya, me¬lainkan Allah akan me¬ne¬tapkan pahala ba¬ginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kela¬par¬an dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
¬Keempat, Ya Fathimah, tiadalah wa¬ni¬ta yang menahan kebutuhan tetang¬ga¬nya, me¬lainkan Allah akan menahannya dari mi¬num air Telaga Kautsar pada hari kiamat kelak.
¬Kelima, Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan adalah keri¬dhaan suami terhadap istri. Andai¬ka¬ta suamimu tidak ridha kepadamu, maka aku pun tidak akan men¬doa¬kan¬mu. Ketahuilah wahai Fa¬thi-mah, kema¬rahan suami adalah ke¬mur¬ka¬an Allah.
¬Keenam, Ya Fathimah, apabila wani¬ta meng¬andung, maka malaikat memo¬hon¬kan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan mela¬hir¬kan, Allah mene¬tapkan pahala bagi¬nya sama dengan pahala para mujahid di jalan Allah. Jika dia me¬lahirkan kan¬dung¬annya, maka bersihlah do¬sa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kan¬dungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan mem¬bawa dosa sedikitpun. Di dalam kubur ia akan mendapat pertamanan indah yang meru¬pakan bagian dari taman sur¬ga. Dan Allah memberikan pahala kepa¬da-nya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan um¬rah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
Ketujuh, Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari se¬ma¬lam dengan rasa senang serta ikh¬las, me¬lain¬kan Allah mengampuni dosa-dosanya serta ¬memakaikan pakaian pada¬nya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu ke¬baikan. Dan Allah memberikan kepa¬danya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.
Kedelapan, Ya Fathimah, tiadalah wani¬ta yang tersenyum di hadapan sua¬mi, me¬lain¬kan Allah memandangnya dengan pan¬dangan penuh kasih.
Kesembilan, Ya Fathimah, tiadalah wa¬nita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memang¬gil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pa¬ha¬la amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
Kesepuluh, Ya Fathimah, tiadalah wa¬ni¬ta yang meminyaki rambut kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jeng¬¬got dan memotong kumisnya, serta memotong ku¬kunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang lezat yang dikemas indah kepa¬danya yang dida¬tang¬kan dari sungai-sungai sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari ta¬man sorga. Dan Allah menetapkan bagi¬nya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan se¬la¬mat.
¬Itulah wasiat Rasulullah kepada Fa¬thi¬mah. Tentu saja, wasiat tersebut juga di-peruntukkan bagi seluruh wanita mus¬limah tanpa kecuali. Alangkah indahnya hidup seorang wanita muslimah, khu¬sus¬nya me¬reka yang menjadi isteri salehah bagi sua¬mi-nya. Rumah tangga menjadi ladang sangat subur yang menghasilkan pahala melimpah-limpah. Bisa diba¬yang¬kan betapa keindahan hidup akan ber¬sinar dari isteri yang salehah. Bisa diba¬yangkan pula apa yang terjadi bila ke¬in¬dahan hidup seperti itu terjadi merata di mana-mana. Seluruh negeri menjadi indah, karena wanita salehah menjadi tiang negeri. Begitu indah menjadi wani¬ta, dengan ketulusan, kelembutan dan kasihnya dapat mengubah dunia.