yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Warga mengeluhkan polusi udara dan polusi suara yang dihasilkan pabrik semen di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Selain asap hasil pembakaran batu bara, warga mengaku sempat mendegar suara dentuman beberapa kali dari dalam pabrik.
"Suaranya menyerupai meriam. Ada tiga kali kejadian. Ada getaran juga. Tapi tidak tahu ledakannya dari mana. Kayaknya dari tempat pembakaran," kata Ai Rohayati, warga RT 2/9 Kampung Kubangjaya, kepada Tribun di Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro No 27, Kota Bandung, Senin (14/12/2015).
Ai yang merupakan anak Ketua RT 2 ini mengaku sangat khawatir dengan adanya ledakan itu.
Pasalnya dentuman yang begitu keras itu cukup mengagetkanwarga terutama ketika terlelap pada malam hari.
"Kasihan kalau ada warga yang lemah jantung. Sebab kejadiannya juga sudah beberapa kali. Takutnya ada kejadian lagi," ujar Ai.
Semenjak beroperasinya pabrik itu, Ai menilai, banyak wargayang mengeluhkan dampak dari polusi udara dan polusi suara yang dihasilkan pabrik semen tersebut.
Menurutnya, warga pun mempertanyakan proses perizinan pabrik itu.
Sejauh ini ia sebagai warga yang tinggal hanya berjarak 100 meter dari pabrik tidak pernah merasa ada pembicaraan mengenai permohonan izin.
"Tidak tahu izinya di mana nyangkutnya. Kalau keinginan kami jelas warga dulu tinggal nyaman di kampung. Kami ingin nyaman lagi," kata Ai.
Sejumlah warga Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mendatangi Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Dipenogoro No 27, Kota Bandung, Senin (14/12/2015).
Mereka datang bersama Walhi Jabar untuk meminta pemerintah provinsi menutup pabrik semen yang berdiri di tengah permukiman penduduk Desa Sirnaresmi.
Informasi yang dihimpun Tribun dari Walhi Jabar, pabrik semenyang berdiri sekitar Agustus 2015 itu menghasilkan polusi udara dan polusi suara sehingga mengganggu masyarakat.
Selain asap hasil pembakaran batu bara, warga mengaku sempat mendegar suara dentuman beberapa kali dari dalam pabrik.
"Suaranya menyerupai meriam. Ada tiga kali kejadian. Ada getaran juga. Tapi tidak tahu ledakannya dari mana. Kayaknya dari tempat pembakaran," kata Ai Rohayati, warga RT 2/9 Kampung Kubangjaya, kepada Tribun di Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro No 27, Kota Bandung, Senin (14/12/2015).
Ai yang merupakan anak Ketua RT 2 ini mengaku sangat khawatir dengan adanya ledakan itu.
Pasalnya dentuman yang begitu keras itu cukup mengagetkanwarga terutama ketika terlelap pada malam hari.
"Kasihan kalau ada warga yang lemah jantung. Sebab kejadiannya juga sudah beberapa kali. Takutnya ada kejadian lagi," ujar Ai.
Semenjak beroperasinya pabrik itu, Ai menilai, banyak wargayang mengeluhkan dampak dari polusi udara dan polusi suara yang dihasilkan pabrik semen tersebut.
Menurutnya, warga pun mempertanyakan proses perizinan pabrik itu.
Sejauh ini ia sebagai warga yang tinggal hanya berjarak 100 meter dari pabrik tidak pernah merasa ada pembicaraan mengenai permohonan izin.
"Tidak tahu izinya di mana nyangkutnya. Kalau keinginan kami jelas warga dulu tinggal nyaman di kampung. Kami ingin nyaman lagi," kata Ai.
Sejumlah warga Desa Sirnaresmi, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mendatangi Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Dipenogoro No 27, Kota Bandung, Senin (14/12/2015).
Mereka datang bersama Walhi Jabar untuk meminta pemerintah provinsi menutup pabrik semen yang berdiri di tengah permukiman penduduk Desa Sirnaresmi.
Informasi yang dihimpun Tribun dari Walhi Jabar, pabrik semenyang berdiri sekitar Agustus 2015 itu menghasilkan polusi udara dan polusi suara sehingga mengganggu masyarakat.