*LuCiFer*
IndoForum Junior B
- No. Urut
- 43036
- Sejak
- 9 Mei 2008
- Pesan
- 2.677
- Nilai reaksi
- 92
- Poin
- 48
Penduduk Amerika Serikat banyak yang menderita kelaparan? Agaknya, hal itu sulit dipercaya. Tapi, memang demikian kenyataannya. Hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya penduduk yang memanfaatkan program anti- kelaparan lewat kupon makan.
Data pemerintah pada September yang dikutip Reuters kemarin menyebutkan, jumlah penduduk yang memanfaatkan kupon makan mencapai 31,5 juta jiwa. Jumlah itu meningkat 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai-sampai, kata Jean Daniel dari USDA's Food and Nutrition Service, jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan saat Amerika dihantam badai Katrina, Rita, dan Wilma pada 2005. Angka itu sama dengan yang terjadi pada awal dekade 1980-an.
Kelompok-kelompok yang memperjuangkan program anti-kelaparan mengakui adanya ancaman tersebut. Apalagi bila mengingat terjadinya krisis perekonomian yang menjadi alasan utama di belakang meningkatnya angka kelaparan tersebut.
''Ini adalah tren yang mengkhawatirkan,'' ujar Ellen Vollinger, legal director Food Research and Action Center. Vollinger memprediksi lebih banyak orang lagi yang akan memanfaatkan kupon makan. Sebab, angka pengangguran pun meningkat seiring dengan lemahnya perekonomian.
Kondisi itu tak luput dari pengamatan analis. Dottie Rosenbaum dari Center on Budget and Policy Priorities mengatakan bahwa satu di antara sepuluh warga AS memanfaatkan program kupon makan tersebut.
Negara bagian yang penduduknya banyak kena PHK, antara lain, Florida dan Nevada. Menurut Rosenbaum, masalah kehilangan pekerjaan itu makin berat karena jumlah rumah yang disita juga cukup tinggi.
Pada September, mereka yang menerima kupon makan bisa memperoleh USD 100 (sekitar Rp 1,2 juta) per bulan. Untuk Oktober, jumlah yang diterima bisa lebih tinggi, mengikuti harga barang-barang yang meningkat. Kelompok-kelompok tadi juga berharap besar Kongres dan pemerintah baru di bawah kepemimpinan Barack Obama akan menaikkan jumlah tersebut, selambat-lambatnya pada awal 2009.
Nah, dampak meningkatnya peminat kupon makan itu tentu dirasakan langsung oleh kantong-kantong pusat makanan. Maura Daly dari jaringan tempat-tempat pengambilan makanan Feeding America mengakui kesulitan tersebut. Daly mengakui bahwa meski AS sedang mengalami kesulitan perekonomian seperti sekarang ini, program pemberian bantuan pangan di seluruh negeri harus terus berjalan.
Kondisi krisis ekonomi di Amerika Serikat itu menjadi batu ujian bagi David Snyder dengan Nancy Partridge, mantan istrinya. Sebagaimana dilaporkan Associated Press, mereka bisa ''dekat'' lagi karena terpaksa tinggal bersama lagi di rumah mereka di Denver, Colorado. Keduanya belum bisa menjual rumah mereka yang hasilnya dibagi berdua. Selain itu, masing-masing juga belum bisa mendapatkan tempat tinggal baru.
Namun, meski seatap, ternyata mereka tak mau seranjang lagi. Snyder memilih ruang tidur utama, sementara Partridge mendapatkan kamar tidur yang lebih kecil. ''Situasi ini benar-benar tak menguntungkan. Tapi, kami tak berdaya. Apalagi, situasi krisis ekonomi rasanya makin buruk,'' ujar Partridge.
Data pemerintah pada September yang dikutip Reuters kemarin menyebutkan, jumlah penduduk yang memanfaatkan kupon makan mencapai 31,5 juta jiwa. Jumlah itu meningkat 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai-sampai, kata Jean Daniel dari USDA's Food and Nutrition Service, jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan saat Amerika dihantam badai Katrina, Rita, dan Wilma pada 2005. Angka itu sama dengan yang terjadi pada awal dekade 1980-an.
Kelompok-kelompok yang memperjuangkan program anti-kelaparan mengakui adanya ancaman tersebut. Apalagi bila mengingat terjadinya krisis perekonomian yang menjadi alasan utama di belakang meningkatnya angka kelaparan tersebut.
''Ini adalah tren yang mengkhawatirkan,'' ujar Ellen Vollinger, legal director Food Research and Action Center. Vollinger memprediksi lebih banyak orang lagi yang akan memanfaatkan kupon makan. Sebab, angka pengangguran pun meningkat seiring dengan lemahnya perekonomian.
Kondisi itu tak luput dari pengamatan analis. Dottie Rosenbaum dari Center on Budget and Policy Priorities mengatakan bahwa satu di antara sepuluh warga AS memanfaatkan program kupon makan tersebut.
Negara bagian yang penduduknya banyak kena PHK, antara lain, Florida dan Nevada. Menurut Rosenbaum, masalah kehilangan pekerjaan itu makin berat karena jumlah rumah yang disita juga cukup tinggi.
Pada September, mereka yang menerima kupon makan bisa memperoleh USD 100 (sekitar Rp 1,2 juta) per bulan. Untuk Oktober, jumlah yang diterima bisa lebih tinggi, mengikuti harga barang-barang yang meningkat. Kelompok-kelompok tadi juga berharap besar Kongres dan pemerintah baru di bawah kepemimpinan Barack Obama akan menaikkan jumlah tersebut, selambat-lambatnya pada awal 2009.
Nah, dampak meningkatnya peminat kupon makan itu tentu dirasakan langsung oleh kantong-kantong pusat makanan. Maura Daly dari jaringan tempat-tempat pengambilan makanan Feeding America mengakui kesulitan tersebut. Daly mengakui bahwa meski AS sedang mengalami kesulitan perekonomian seperti sekarang ini, program pemberian bantuan pangan di seluruh negeri harus terus berjalan.
Kondisi krisis ekonomi di Amerika Serikat itu menjadi batu ujian bagi David Snyder dengan Nancy Partridge, mantan istrinya. Sebagaimana dilaporkan Associated Press, mereka bisa ''dekat'' lagi karena terpaksa tinggal bersama lagi di rumah mereka di Denver, Colorado. Keduanya belum bisa menjual rumah mereka yang hasilnya dibagi berdua. Selain itu, masing-masing juga belum bisa mendapatkan tempat tinggal baru.
Namun, meski seatap, ternyata mereka tak mau seranjang lagi. Snyder memilih ruang tidur utama, sementara Partridge mendapatkan kamar tidur yang lebih kecil. ''Situasi ini benar-benar tak menguntungkan. Tapi, kami tak berdaya. Apalagi, situasi krisis ekonomi rasanya makin buruk,'' ujar Partridge.