Cloud_Leonhart
IndoForum Beginner A
- No. Urut
- 176
- Sejak
- 30 Mar 2006
- Pesan
- 1.125
- Nilai reaksi
- 66
- Poin
- 48
Menurut penelitian mutakhir, monyet-monyet penghibur yang berkeliaran di Jakarta ternyata mengendong banyak jenis virus yang saban waktu bisa menulari manusia. Lisa Jones Engel dan kawan-kawan dari Pusat Penelitian Primata, University of Washington, Amerika Serikat, telah meneliti sample darah dari 20 monyet penghibur di Jakarta. Hasil penelitiannya dimuat di
Jurnal Tropical Medicine and International Health, edisi 8 Desember 2005.
Kesimpulan awal studi itu, monyet-monyet positif membawa banyak jenis virus, misalnya simian foamy virus (SFV), simian retrovirus (SRV), simian T-cell lymphotropic virus (STLV), dan virus herpes B (CHV-1). Sejauh ini, SFV dan SRV memang belum terbukti bisa menulari manusia. Tapi menurut tim peneliti, kedua jenis virus ini termasuk retrovirus yang lamban beraksi dalam
tubuh korban yang dihinggapinya. "Mungkin dokter saja perlu waktu bertahun-tahun untuk mengetahui efek virus ini," ujar Engel. Yang paling berbahaya adalah STLV. Maklum, viru ini merupakan leluhur HTLV, penyebab penyakit leukemia kanker darah) yang banyak menyerang manusia.
Bagaimana dengan virus herpes B (CHV-1)? Varian virus herpes pada monyet ini memang jarang menulari manusia. Tapi, sekali manusia terjangkit virus ini, risiko kematiannya hampir 80 persen. Belajar dari banyak penelitian di kawasan Afrika, Engel juga mencurigai kemungkinan monyet penghibur menjadi perantara HIV-penyebab AIDS pada manusia.
Di kantong-kantong rawan AIDS di Afrika, misalnya, silsilah HIV terlacak hingga monyet-monyet yang diburu warga setempat untuk dimakan dagingnya.
"Kalau monyet di hutan saja bisa menulari manusia, apalagi monyet yang berkeliaran di kota," katanya.
Bagaimana virus-virus itu pindah ke manusia hingga kini memang belum terungkap. Tak urung Michael Schillaci, professor ahli penyakit hewan dari University of Toronto, yang mengungkapkan hal itu.
Namun, untuk tindakan preventif, upayakan agar cairan tubuh monyet jangan sampai terkena bagian tubuh yang terluka sewaktu monyet menggigit atau mencakar kulit Anda.
Dengan begitu, yang paling berisiko tertular tentu para instruktur topeng monyet itu. Maklum, mereka lebih sering berkontak dengan hewan peliharaannya. Namanya juga monyet. Tentu tidak ada jaminan dia tak bakal menyerang induk semangnya. Jadi, mulai sekarang, saat anak merengek
minta menonton topeng monyet, Anda sebaiknya lebih waspada.
Jurnal Tropical Medicine and International Health, edisi 8 Desember 2005.
Kesimpulan awal studi itu, monyet-monyet positif membawa banyak jenis virus, misalnya simian foamy virus (SFV), simian retrovirus (SRV), simian T-cell lymphotropic virus (STLV), dan virus herpes B (CHV-1). Sejauh ini, SFV dan SRV memang belum terbukti bisa menulari manusia. Tapi menurut tim peneliti, kedua jenis virus ini termasuk retrovirus yang lamban beraksi dalam
tubuh korban yang dihinggapinya. "Mungkin dokter saja perlu waktu bertahun-tahun untuk mengetahui efek virus ini," ujar Engel. Yang paling berbahaya adalah STLV. Maklum, viru ini merupakan leluhur HTLV, penyebab penyakit leukemia kanker darah) yang banyak menyerang manusia.
Bagaimana dengan virus herpes B (CHV-1)? Varian virus herpes pada monyet ini memang jarang menulari manusia. Tapi, sekali manusia terjangkit virus ini, risiko kematiannya hampir 80 persen. Belajar dari banyak penelitian di kawasan Afrika, Engel juga mencurigai kemungkinan monyet penghibur menjadi perantara HIV-penyebab AIDS pada manusia.
Di kantong-kantong rawan AIDS di Afrika, misalnya, silsilah HIV terlacak hingga monyet-monyet yang diburu warga setempat untuk dimakan dagingnya.
"Kalau monyet di hutan saja bisa menulari manusia, apalagi monyet yang berkeliaran di kota," katanya.
Bagaimana virus-virus itu pindah ke manusia hingga kini memang belum terungkap. Tak urung Michael Schillaci, professor ahli penyakit hewan dari University of Toronto, yang mengungkapkan hal itu.
Namun, untuk tindakan preventif, upayakan agar cairan tubuh monyet jangan sampai terkena bagian tubuh yang terluka sewaktu monyet menggigit atau mencakar kulit Anda.
Dengan begitu, yang paling berisiko tertular tentu para instruktur topeng monyet itu. Maklum, mereka lebih sering berkontak dengan hewan peliharaannya. Namanya juga monyet. Tentu tidak ada jaminan dia tak bakal menyerang induk semangnya. Jadi, mulai sekarang, saat anak merengek
minta menonton topeng monyet, Anda sebaiknya lebih waspada.