• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Usai Kampanye Antinarkoba, Roy Marten Tertangkap Nyabu

Ajido-Marujido

IndoForum VIP: The Special One
No. Urut
10016
Sejak
31 Des 2006
Pesan
4.809
Nilai reaksi
144
Poin
63
sm1roymarten214epssg1.jpg

DITANGKAP POLISI: Aktor Roy Marten digiring anggota Reserse Narkoba menuju ruang penyidikan di Mapolwiltabes Surabaya. Roy Marten bersama empat rekannya ditangkap di sebuah kamar Hotel Novotel Surabaya, Selasa (13/11) dini hari.(30)

SURABAYA - Sangat ironis yang terjadi pada bintang film senior Indonesia, Roy Marten. Datang ke Surabaya untuk kampanye antinarkoba, ternyata dia tertangkap polisi saat pesta sabu-sabu (SS) di Hotel Novotel, Jalan Ngagel Surabaya, Selasa (13/11).

Kini, suami Anna Maria itu berada di Polwiltabes Surabaya untuk menjalani proses hukum. Bersama Roy Marten, diamankan 4 tersangka lainnya yang dikenal sebagai bandar dan pengedar SS kelas kakap di Surabaya dan kota lainnya di Indonesia.

Keempat tersangka lain itu adalah Freddy Mattatula (51) warga Jalan Penci Surabaya, Hartanto alias A Hong (48) warga Jalan Kapasari Surabaya, Didit Kesit Cahyadi (42) warga Tempel Sukorejo Surabaya, dan Winda (37) seorang purel freelance, warga Perumahan Rewwin Sidoarjo.

Sejumlah barang bukti yang diamankan polisi antara lain sabu-sabu (SS) sebanyak 150 gram, 8 korek api, bong, pipet, 5 handphone, aluminium foil, plastik yang dipakai untuk membungkus SS, timbangan elektrik, dan lainnya.

Semua barang bukti itu diamankan dari kamar 364 dan 465 Hotel Novotel yang dipakai untuk pesta SS.

"Setelah kami lakukan tes darah dan air seni, diperoleh data bahwa kelimanya positif menggunakan SS," ujar Kapolwiltabes Surabaya, Kombes Anang Iskandar kepada wartawan, Selasa petang.

Roy Marten saat ditangkap berada di kamar 465 bersama Freddy Mattatula dan Winda. "Saya memang pakai (SS) Mas. Nggak tahu dengan Roy Marten," ujar Freddy saat ditanya wartawan sambil menutup wajahnya.

Roy Marten dan 4 tersangka lainnya diketahui menggelar pesta SS polisi mendapatkan informasi dari masyarakat. Informasinya, pesta SS akan digelar A Hong, yang selama ini dikenal sebagai bandar gede wilayah Surabaya dan sekitarnya.

Untuk membuktikan kebenaran informasi itu, kata Anang Iskandar, polisi menyanggong selama 2 hari 2 malam. Berdasarkan informasi, yang membuka kamar di Hotel Novotel adalah A Hong. "Kami dapat informasi A Hong akan menggelar pesta SS dengan teman-temannya," jelas Anang Iskandar.

Setelah sasarannya dinilai benar-benar menggelar pesta SS, sejumlah petugas menggerebek kamar 364. Dari kamar itu dibekuk A Hong dan Didit. Barang bukti yang berhasil diamankan sebanyak 100 gram SS di tas yang dibawa A Hong, sedangkan 50 gram lainnya di tangan Didit.

Selama ini, Didit berperan sebagai kurir pengiriman SS dari bandar gede di Jakarta kepada A Hong di Surabaya. Pengiriman itu melalui jalur darat.

Setelah diinterogasi petugas, A Hong mengungkapkan bahwa 3 temannya juga menggelar pesta SS di kamar 465. Di kamar 465 itulah Roy Marten bersama Freddy dan Winda dibekuk.

Tertangkapnya Roy Marten dalam kasus pesta SS ini sungguh ironis. Sebab, sebelumnya polisi menangkap Roy dan seorang temannya, Ilyas Yacob (56) saat sedang menggunakan SS di rumah Ilyas, Jalan H Buang II No1, Ulujami, Kecamatan Pisangan, Jakarta Selatan, pada 2 Februari 2006 lalu.

Roy kemudian menjalani proses hukum dan diganjar sembilan bulan penjara. Dia mendekam di LP Cipinang Jakarta dan baru bebas 1 Oktober 2006.

Di samping itu, kehadiran Roy Marten di Surabaya untuk berkampanye antinarkoba. Pada Sabtu (10/11), Roy bersama dengan Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen I Made Mangku Pastika dan Kapolri Jenderal Sutanto mengampanyekan bahaya narkoba.

Karena itu, Roy yang mengaku hidupnya terselamatkan setelah lepas dari LP Cipinang Jakarta mengusulkan kepada Kapolri agar mengeluarkan kebijakan tak mengenakan hukuman pidana kepada pengguna narkoba di kalangan anak-anak dan pemula. Sebab mereka itu hakikatnya korban, sehingga tak selayaknya menerima hukuman badan dengan mendekam di balik terali besi, melainkan perlu pembinaan.

"Jika tidak (ditangkap dan masuk penjara), entah sudah jadi apa (saya) sekarang," ungkap Roy Marten saat itu.

Sementara itu, narkoba jenis SS sebanyak 150 gram milik A Hong diperkirakan dari seorang bandar besar di Jakarta berinisial Q. Bandar besar itu sekarang masih mendekam di LP Cipinang. Barang haram itu dibawa Didit ke Surabaya melalui jalur darat untuk diserahkan kepada A Hong, yang selama ini dikenal bandar besar di Surabaya dan pernah mendekam di LP Madiun. "A Hong pernah ditangkap Polda Jatim tahun 2005 lalu," tambah Anang Iskandar.

Di sisi lain, antara Roy Marten dengan tersangka Freddy dan Didit memang saling kenal. Perkenalan itu terajut saat keduanya mendekam di LP Cipinang karena kasus narkoba. Untuk tersangka Winda dikenal sebagai purel freelance.

"Kami tak bertindak gegabah mengenakan pasal hukum terhadap kelima tersangka," katanya.

Langkah cermat harus dilakukan polisi dalam menangani kasus itu. Kelima tersangka bukan hanya pemakai SS. Besar kemungkinan kelimanya terlibat jaringan perdagangan barang haram itu. Sebab, saat ditangkap, ada timbangan elektrik dan sejumlah plastik ukuran kecil yang biasa dipakai untuk membungkus SS.

Tebar Senyum

Bagaimana kondisi Roy Marten setelah ditangkap polisi? Aktor kelahiran Kota Salatiga itu terlihat tenang-tenang saja. Kemarin siang hingga petang, Roy berada di ruang kerja Kasat Reskoba Polwiltabes Surabaya, AKBP Abi Darrin.

Dengan mengenakan celana panjang hitam dan berkemeja putih bergaris-garis hijau dan biru, suami Anna Maria itu terlihat rileks. Roy Marten terus menebar senyum. Tak tahu apakah senyuman itu dipaksakan atau realita psikis sebenarnya Roy Marten.

Roy Marten juga terus-menerus merokok. Sesekali dia terlibat perbincangan dengan sejumlah petugas Polwiltabes Surabaya yang mendampinginya. Ayah Gading Marten itu juga sempat menyeruput segelas susu cokelat dan sejumlah minuman berenergi. Bahkan, paginya saat pertama digelandang ke Polwiltabes di Jalan Sikatan, Roy Marten sempat diberi sarapan nasi pecel.

Apa komentar Roy Marten atas kasus baru yang melilitnya? Bintang film kawakan ini tak mau memberikan komentar apapun kepada wartawan. Saat sejumlah wartawan foto diberi kesempatan polisi mengambil gambar, Roy Marten tetap diam. Dia terus menebar senyum seolah tak melakukan kesalahan apa pun.

Informasinya, istri Roy Marten, Anna Maria telah berangkat ke Surabaya untuk membesuk suaminya. Namun hingga kemarin petang, Anna belum tiba di Mapolwiltabes Surabaya. (G14-62)

sumber: http://www.suaramerdeka.com/harian/0711/14/nas01.htm
 
waduh ternyata belum kapok juga nih si Roy Martin /wah
 
katanya dia lagi tidur pas ditangkep cuaoppeee dee
 
humm?? kalo uda lekat ma narkoba susah lepasnya si /wah
 
Di Cipinang, Roy Marten Juga Nyabu

47440032fr2.jpg

MASIH SAJA TERSENYUM: Roy Marten usai diperiksa marathon di ruang penyidik Satuan Reserse Narkoba Polwiltabes Surabaya kemarin.

Kapolri Dukung Penuh Razia Lapas
SURABAYA - Seberapa berat aktor Roy Marten menjadi pecandu narkoba? Mengapa dia terlibat lagi dengan barang haram itu? Kemarin Didit Kesit Cahyadi, teman Roy yang sama-sama ditangkap aparat Polwiltabes Surabaya di Apartemen Novotel, Selasa lalu (13/11), memberikan pengakuan menarik.

Kepada Jawa Pos Didit bercerita, dia kenal Roy ketika sama-sama mendekam di Lapas Cipinang. Saat di tahanan itulah, Didit mengaku pernah nyabu (mengonsumsi sabu-sabu) bareng aktor yang pernah menjadi idola remaja pada 70-an itu.

"Setidaknya dua kali saya nyabu bareng Roy saat di Lapas Cipinang. Kami lakukan di sel saya di blok E," kata Didit.

Residivis kasus perampokan yang juga mata rantai jaringan narkoba tersebut mengatakan, dia berusaha dekat dengan Roy karena ingin mendapat pekerjaan. "Supaya keluar nanti saya dapat kerjaan. Teman Roy kan banyak. Siapa tahu ada yang bisa memberi pekerjaan," ucap ayah tiga anak itu.

"Jika memang benar pengakuan Didit itu, berarti Roy bisa dikategorikan dalam kelompok pecandu berat. Di Lapas Cipinang saja bisa nyabu, apalagi di luar," kata salah seorang penyidik ketika dimintai tanggapan soal pengakuan Didit.

Penangkapan Roy Marten di Apartemen Novotel Selasa lalu memang menjadi perhatian luas media massa. Sebab, begitu keluar dari Lapas Cipinang pada Oktober tahun lalu, pria 55 tahun itu digandeng BNN (Badan Narkotika Nasional) untuk diajak kampanye memerangi narkoba. Sejak itulah, Roy kerap diajak pergi ke sejumlah tempat untuk mengimbau warga agar menjauhi narkoba.

Bahkan, saat memberikan testimoni pada acara teken MoU BNN dengan Jawa Pos di Graha Pena pada Sabtu pekan lalu (10/11), Roy kembali mengajak seluruh pihak menjauhi narkoba. Juru bicara Persatuan Narapidana Indonesia (Napi) itu menyebut keterlibatannya dalam narkoba telah menggergaji karirnya sendiri.

Ternyata, ironi terjadi tiga hari setelah Roy memberikan testimoni. Suami Anna Maria itu kembali digerebek polisi. Dia ditangkap bersama empat temannya. Mereka adalah Freddy Mattatula, 52, beralamat di Jalan Peneleh, tapi sehari-hari tinggal di Jakarta; Haryanto alias Hong A Khi, 46, warga Jalan Kapasari; Didit Kesit Cahyadi, 43, ber-KTP di Jalan Tempel; dan Winda, 31, seorang purel freelance beralamat di Jalan Merak Gg III, Rewwin, Sidoarjo.

Dari mereka, polisi menyita empat poket sabu-sabu (SS) seberat 1,5 ons, seperangkat alat isap sabu-sabu, enam ponsel, dan dua aluminium foil yang berisi sisa-sisa SS. Barang bukti itu kiriman dari Lapas Cipinang, penjara yang dulu dihuni Roy. "Dalam tes urine, semuanya positif," kata Kapolwiltabes Surabaya Kombespol Anang, beberapa jam setelah Roy ditangkap Selasa lalu.

Soal SS yang dipasok dari Lapas Cipinang, hingga sampai dikonsumsi bareng oleh Roy Marten, Freddy, dan Haryanto alias Hong, Didit menyebut nama Qamir. "Barang tersebut milik Qamir, yang hingga kini masih mendekam di Cipinang," katanya. "Saat saya bebas Agustus lalu, dia (Qamir) menitipkan sabu-sabu dua ons kepada saya," cerita Didit.

"Barang ini segera kau berikan kepada seseorang yang telah menunggumu di Stasiun Pasar Turi (Surabaya)," kata Didit, menirukan pesan si Qamir.

Setelah keluar dari Lapas Cipinang, Didit punya rencana lain terhadap SS senilai lebih dari Rp 200 juta itu. "Begitu bebas, saya menghubungi Warisau, seorang kurir Qamir yang juga teman baik saya," papar Didit.

Kepada Warisau, Didit memberikan 50 gram SS. Setelah itu, Didit pulang naik KA Sembrani. "Saya pulang ke Jawa Timur September lalu. Saya lupa tanggalnya, namun saat itu masih bulan puasa," paparnya.

Begitu sampai di Pasar Turi, Didit menghindar dari kurir Qamir yang telah menunggu. "Saya lari ke Malang. Sebelumnya, SS 1,5 ons itu saya sembunyikan di rumah saya di Tempel Sukorejo," katanya.

Didit mengaku, saat itu dirinya sempat dikejar sejumlah orang yang menjadi suruhan Qamir.

Dalam kondisi seperti itu, Didit mengaku tetap menjalin kontak dengan Roy Marten yang bebas lebih dulu. Awal November lalu, Didit diberi tahu Roy akan ada acara pada 10 November. "Saya akan ke Surabaya tanggal 10, kontak-kontak ya," begitu ucapan Roy, seperti ditirukan Didit.

Pada 10 November itu (Sabtu pekan lalu), Roy kemudian bertemu Didit. Saat itu Roy bersama Haryanto alias Hong dan Freddy. "Saya dikenalkan pula dengan Hong. Saya tidak tahu nama aslinya, tapi panggilannya Hong," paparnya. "Freddy sendiri sudah saya kenal saat di Cipinang," imbuhnya.

Saat itulah Didit menawarkan satu ons SS. Setelah tawar-menawar, terjadi kesepakatan bahwa Hong bakal membeli barang haram itu seharga Rp 60 juta. Meski uang belum dibayar, Didit menyerahkan SS itu keesokan harinya. SS inilah yang kemudian dipakai pesta.

Keesokan harinya, Didit kembali menawarkan sisa setengah ons SS yang dimilikinya. Hong menyanggupi, dan Senin (12/11) malam, Didit kirim SMS ke Roy Marten mengenai kunci masuk kamar ke 465 (Apartemen Novotel, tempat Roy ditangkap). Roy ganti mengirim pesan pendek ke Hong yang intinya memberitahukan bahwa Didit bakal datang lagi. Belakangan, SMS Roy ke Hong itulah yang diketahui polisi dan menjadi kunci pembuka keterlibatan Roy dalam kasus tersebut.

"Saya apes, uang belum dibayar, malah ketangkap polisi lagi," kata Didit pasrah. Didit menegaskan bahwa hampir tiap malam dirinya bersama Freddy, Winda, Hong, dan Roy pesta sabu-sabu.

Menurut Kasatnarkoba Polwiltabes Surabaya AKBP Abi Darrin, pengakuan serupa diungkapkan Freddy, Winda, Hong, dan Roy sendiri. "Intinya, kelima orang yang kami tangkap mengaku malam sebelumnya mereka pesta sabu-sabu," kata Abi Darrin.

Selain itu, Kapolwiltabes Surabaya Kombespol Anang Iskandar membantah tudingan keluarga Roy yang mengaku dijebak. "Tidak ada jebak-jebakan dalam kasus ini. Lihat saja, saat dijebak, sama sekali tidak ada transaksi apa pun. Sasaran kami pun sebenarnya juga bukan Roy, tetapi Haryanto alias Hong," tandas orang nomor satu di jajaran kepolisian Surabaya tersebut.

Di bagian lain, setelah dinyatakan sebagai tersangka, Roy kemarin resmi mempunyai kuasa hukum. Dia adalah Guntur P. Daulai dari Kantor Andar Situmorang and Associates. "Saya adalah Guntur dari Kantor Andar Situmorang, kuasa hukum yang telah ditunjuk pihak Roy Marten," ucapnya singkat, sebelum memasuki ruang penyidik.

Roy dan keempat tersangka diperiksa secara marathon hingga pukul 03.00 kemarin. Pemeriksaan itu difokuskan pada asal barang dan peran setiap tersangka. Setelah beristirahat cukup lama, Roy kembali diperiksa sekitar pukul 16.45. Saat pemeriksaan kemarin sore, Roy dikonfrontasi dengan Hong.

Lapas Cipinang Akan Dirazia

Kapolri Jenderal Pol Sutanto kemarin memerintahkan jajarannya mendukung penuh razia narkoba di seluruh lapas di Indonesia. Itu sekaligus merespons kasus yang dialami Roy Marten bahwa barang bukti SS yang dikonsumsi aktor itu ternyata dari Lapas Cipinang.

"Penjaga lapas kan sangat terbatas, maka kita akan dukung (razia)," katanya saat ditemui usai HUT Ke-62 Brimob di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, kemarin (14/11).

Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (Kalakhar BNN) Komjen Pol I Made Mangku Pastika di tempat yang sama mengatakan, operasi dimulai dari Lapas Cipinang. "Teknisnya nanti," sambungnya.

Direktur IV Narkoba/Bareskrim Polri Brigjen Pol Indradi Thanos yang ditemui di Mabes Polri mengatakan, pihaknya belum bisa langsung masuk ke dalam Cipinang.

"Kita minta Dirjen Pemasyarakatan untuk melakukan penertiban. Ikut di dalamnya satgas yang sudah dibentuk BNN," kata mantan Kasatserse Polwiltabes Surabaya itu.

Namun, untuk efektivitas program lapas bersih dari narkoba, menurut Thanos, setidaknya dua jurus kilat bisa dilakukan. Yang pertama melarang penggunaan alat komunikasi (HP) di lapas. Kedua, mengetati penjagaan terhadap barang-barang milik pembesuk terpidana kasus narkotika. "Terutama di lapas yang ada bandar," imbuhnya.

Thanos juga optimistis majelis hakim akan memvonis lebih berat untuk kasus kedua yang menjerat Roy. "Ada ketentuan untuk residivis seperti itu (ancaman hukuman maksimalnya, Red) ditambah sepertiga," ingat Thanos. (ano/naz)

sumber: http://www.jawapos.com/index.php?act=detail&id=9553
 
waktu di tangkap nyabu lagi?
hukum seumur hidup aja...
biar kapok
 
Onm Roy...~~~ kok gk kapok sih ama barang bgituan.. udah deh om Roy tante Anna Maria buat saya aja /gg wkwkwkw
 
Harus di rehabilitasi ini mah... jangan dipenjara lage percuma...ke panti rehabilitasi aja..sambil diawasi oleh kepolisian (kalo bole :D)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.