• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Tragedi Zakat Pasuruan, Penguasa Bertaubatlah !

Da_VivoS

IndoForum Beginner A
No. Urut
11231
Sejak
8 Feb 2007
Pesan
1.054
Nilai reaksi
31
Poin
48
Tragedi Zakat Pasuruan, Penguasa Bertaubatlah !
“Lenyapnya dunia adalah ringan di sisi Allah Swt. Daripada pembunuhan seorang muslim”. (Hadist Rosulullah). Menyedihkan dan menusuk hati, saat kita mendengar saudara-saudara kita di Pasuruan harus meregang nyawa, 21 orang terbunuh. Mereka meninggal berebut 30 ribu rupiah, pembagian zakat H. Syaichon. Sebagian besar diantaranya adalah ibu-ibu tua yang tewas setelah kehabisan nafas.

Kita yakin H. Syaicon tidak menyangka peristiwa ini terjadi. Biasanya pembagian zakat yang dilakukan H Syaichon sejak 1975 ini lancar-lancar saja. Namun pembagian zakat Ramadhan di rumah H Syaichon tahun ini berbuah petaka. Gang yang sempit dan tanpa bantuan pihak keamanan menjadi tempat yang mengerikan saat itu.

H. Syaicon mungkin tidak mengira saat ini rakyat sedang dililit kemiskinan yang sangat. Itulah yang sesungguhnya membuat rakyat miskin berbondong-bondong datang ke rumah H.Syaicon. Tragedi zakat Pasuruan merupakan potret kemiskinan rakyat. Kita yakin rakyat tidak akan berebut 30 ribu, antri dari subuh, berdesak-desakan sampai harus mati, kalau mereka sejahtera. Mereka lakukan ini karena 30 ribu bagi mereka sangat berarti. Buat anak yang kelaparan di rumah, buat istri yang sedang hamil, buat ibu yang sedang sakit, buat sahur dan berbuka di bulan ramadhan.

Kebijakan pemerintah yang pro liberal secara sistematis telah memiskinkan rakyat . Mulai dari kenaikan BBM akibat liberalisasi sektor migas, naiknya biaya kesehatan dan pendidikan akibat privatisasi, sampai tingginya pengangguran dan PHK akibat sektor riil yang tidak jalan, telah membuat beban hidup rakyat semakin berat.

Penguasa, anda boleh bermain dengan angka statistik dengan mengatakan kemiskinan menurun, pengangguran menurun, dan angka-angka lain yang bisa diotak-atik. Realitanya, lihatlah ke bawah rakyat yang semakin susah hidupnya.

Penguasalah yang paling bertanggung jawab dalam tragedi Pasuruan ini. Mereka lebih memilih fatwa IMF dan Bank Dunia untuk meniadakan subsidi bagi rakyat, membiarkan kekayaan alam yang milik rakyat di jual kepada asing. Para penguasa lebih mengabdi pada Tuan Besar Kapitalis mereka, dibanding memikirkan nasib rakyat. Penguasa saat ini telah menjadi mesin pembunuh bagi rakyatnya sendiri.

Ironisnya, disaat rakyat hidup dengan kesusahan para penguasa hidup bergelimpang dengan kemewahan. Menteri yang tugasnya mensejahterakan masyarakat, malah bertambah kekayaannya menjadi salah satu orang terkaya di Asia. Sementara rakyatnya terlantar. Perusahaan keluarga sang menteri kesejahteraan kekayaannya meningkat menjadi 5,4 milyar dolar AS (sekitar 50 trilyun rupiah). Bahkan saat keluarga dekatnya melangsungkan pernikahan, biaya dekorasinya saja mencapai 2 milyar rupiah.

Para politisi pun sibuk dengan dunianya sendiri. Menghambur-hamburkan uang rakyat demi demokrasi. Tidak terhitung berapa ratus trilyun rupiah uang rakyat habis untuk pesta demokrasi yang tidak memihak kepada rakyat. Untuk pelantikan gubernur di salah satu provinsi di Sumatera saja menganggarkan dana satu milyar. Para wakil rakyat sibuk jalan-jalan keluar negeri dengan alasan studi banding. Contohnya, 13 Anggota DRR Pansus RUU Wilayah Negara , studi banding ke Rumania dan Turki selama 6 hari menguras harta rakyat.

Perlu kita mengingatkan para penguasa ini dengan hadist Rosulullah , tentang berharganya nyawa manusia dalam pandangan Allah SWT. Sampai-sampai Rosulullah saw mengatakan bagi Allah SWT lenyapnya dunia ini beserta isinya adalah lebih ringan daripada terbunuhnya seorang, sekali lagi seorang rakyat. Dan saat ini berapa juta rakyat yang terbunuh dan akan terbunuh akibat kebijakan penguasa yang pro liberal ini ?

Mereka terbunuh karena harus menahan lapar akibat kebutuhan pokok yang mahal. Rakyat harus terbunuh karena menanggung sakit parah sendiri akibat biaya kesehatan yang mahal. Anak-anak terbunuh karena busung lapar dan kurang gizi karena sang orang tua tidak sanggup membeli makanan yang layak dan susu yang semakin mahal. Belum lagi rakyat yang bunuh diri akibat stress berat menghadapi kehidupan ini.

Untuk para penguasa dan politisi bertaubatlah kepada Allah SWT . Taubat anda tidak cukup dengan memperbanyak saum sunnah, tidak cukup dengan memperbanyak shodaqoh, memperbanyak zikir, atau membangun masjid yang bagus. Meskipun hal itu bagus dilakukan. Namun yang lebih penting, tobat hakiki anda sebagai penguasa adalah dengan menerapkan syariah Islam yang menyeluruh dan meninggalkan bahkan mencampakkan jauh-jauh sistem sekuler-kapitalisme yang mensengsarakan rakyat ini. Menerapkan syariah Islam adalah bentuk tobat penguasa yang hakiki.

Dengan menerapkan syariah Islam anda akan menjadi Kholifah Umar bin Khotthob ra. Sang Kholifah tahu, dia akan ditanya dan mempertanggungjawabkan setiap urasan rakyatnya kepada Allah SWT di hari akhir. Tampak dari pernyataannya:” Andaikan ada seekor hewan melata di wilayah Irak yang kakinya terperosok di jalan, Aku takut Allah SWT akan meminta pertanggungjawabanku karena tidak memperbaiki jalan tersebut”. Subhanalloh, hewan yang terporosok saja sangat dikhawatirkan oleh Kholifah, apalagi kalau rakyat yang mati kelaparan.

Dalam buku “Tarikhul Islam as Siyasi” diceritakan bahwa Sayyidina Umar ra telah memberikan sesuatu dari Baitul Maal untuk membantu suatu kaum yang terserang penyakit lepra di jalan menuju Syam, ketika melewati daerah tersebut.Hal yang sama juga pernah dilakukan oleh para Khalifah dan wali-wali (para pemimpin wilayah). Bahkan, Khalifah Walid bin Abdul Malik telah khusus memberikan bantuan kepada orang-orang yang terserang penyakit lepra.

Renungilah nasehat Kholifah Al Makmun , saat mengangkat anaknya Abdullah menjadi Wali di negeri Riqqah dan Mesir , memberikan surat politik yang antara lain isinya : “ Bismillahirrahmanirrahim. Amma ba’du! Hendaklah engkau taqwa kepada Allah , tiada syarikat bagi-Nya…Allah telah berbuat ihsan (baik) kepada engkau lantaran jabatan ini. Sebab itu berbuat ihsan pulalah engkau kepada hamba Allah yang diserahkan-Nya menjaganya kepada engkau. Lazimilah keadilan , berdirilah membela haknya, dan jagalah batas larangan dan suruhan Allah SWT. Pertahankanlah hak milik mereka, bela kepentingan dan kehormatan mereka, jaga darah mereka jangan tertumpah, tentramkan kehidupan mereka sehari-hari dan masukkanlah rasa senang kepada mereka. Engkau akan bertanggung jawab dihadapan Allah SWT,engkau akan ditanyai, kebaikanmu akan diganjari (dibalas) , kejahatanmu sedemikian pula,…” (Buya Hamka, Lembaga Budi). Karena itu bertaubatlah wahai penguasa. (Farid Wadjdi)
~hizbut-tahrir.or.id~
 
turut berduka cita deh ya kita semua, mudah2an ini terakhir kalinya ada tragedi kayak gni...

dari berita pertama kali turun, mata gw berkaca-kaca nontonnya T____T

ksian bgt, demi 30rb mereka pada desek2an, keinjek2 ampe matiT___T
semoga Allah SWT memberi tempat yang layak disisi-Nya... amin ya rabal alaminn [-O<
 
pagi ini terus terang saya geram banget..lihat berita..DPR mengkritik pemerintah..yang katanya ga becus ngurus rakyat...sementara wakil rakyat bagi2 400 lembar cek yg masing2 senilai 50juta...(kalo ga salah)

ah..innalillahi wainnalillahi rajiun...
 
Innalillahi....turut berduka cita atas peristiwa Pasuruan
klo kayak gini siapa yang salah?
Pak Haji?Yang lalai memperhitungkan keamanan dan keselamatan?
Pemerintah?Akibat kebijakan yang bikin orang miskin bertambah2?
Orang tsb sendiri?Hanya 30ribu, rela berdesak2-an padahal tahu resikonya?
 
Wallahu A'lam.

Semoga kejadian serupa tidak terulang kembali...
 
untuk 30 ribu mereka harus mati, semiskin itu kah kita, innalillahi wa ina ilahi rajiun, penguasa dan wakil rakyat bangsa ini memang sudah "mati" mati hati, mati pikiran mati segalanya yg mereka pikirkan hanya memperkaya diri
 
Itulah gambaran bangsa kita saat ini. Kelihatannya semua hanya kesalahan para pemimpin dan poilitisi negeri ini yang menjadi penyebab segala kerusakan ini. Padahal kalau kita mau lebih arif, kita akan melihat bahwa kerusakan itu sudah sampai pada masyarakat terbawah.

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, hingga kaum itu berusaha mengubahnya sendiri.

Untuk bisa keluar dari masalah ini marilah kita semua melakukan perbaikan. Mulai dari diri kita sendiri, keluarga kita, tetangga kita dan sebagainya.

Mulailah berhenti melakukan korupsi.

Bagi karyawan, mulailah berhenti menggunakan waktu kerja untuk keperluan selain urusan kantor dan ibadah. Berhentilah me-mark up biaya-biaya dari yang terkecil seperti uang taxi dan sebagainya.

Bagi siswa dan mahasiswa, berhentilah me-mark up biaya acara-acara, dan sebisa mungkin mengembalikan kelebihan dari biaya acara-acara yang diselenggarakan. Kebiasaan yang sekarang terjadi sebaliknya, biaya di-mark up supaya cukup, dan kelebihannya digunakan untuk pembubaran panitia.

Bagi para pengusaha-pengusaha tetaplah adil dan tidak memainkan timbangan, serta tetap membayarkan zakat.

Dan seterusnya hingga perbaikan bisa mencakup seluruh lapisan masyarakat.
 
semoga bisa jadi pelajaran bagi mereka yg hendak beramal...
 
Tewasnya 21 Warga Rebutan Zakat Akibat Pemerintah Tak Lagi Peduli Tugas Utamanya
Insiden berebutnya zakat yang berujung dengan kematian 21 warga di Pasuruan pada Senin (15/9) merupakan imbas dari ketidakpedulian pemerintah terhadap tugas utamanya, yaitu mengurusi dan menjamin kebutuhan pokok rakyat. Hal ini disampaikan oleh Hendri Saparini, ekonom dari Tim Indonesia Bangkit pada Suara Islam, Selasa (16/9).

Hendri Saparini mengatakan akibat sistem ekonomi neo-liberal yang diterapkan saat ini, pemerintah lebih memprioritaskan kepentingan para pemodal daripada masyarakat secara umum. “Pemerintah berpihak bukan pada masyarakat banyak, tapi pada kelompok kapitalis dan pemilik modal serta kelompok elite,” ujarnya.

Ia juga menyatakan pemerintah hanya menempatkan kebutuhan-kebutuhan dasar rakyatnya sebagai kebijakan residual. Artinya, hanya akan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat itu jika masih ada sisa anggaran di kas negara. “Pada saat menetapkan anggaran ini pemerintah akan bertanya, sisa uang ada berapa?” lanjut Hendri.

Sebaliknya, pilihan kebijakan pemerintah lebih memprioritaskan soal pembayaran utang dan pembangunan infrastruktur untuk mendukung investasi padat modal. Seperti misalnya lebih memilih membangun jalan tol, bukannya membangun irigasi yang telah 10 tahun diabaikan pemerintah.

“Kalau pemerintah betul-betul ingin memprioritaskan kebutuhan masyarakat dan tugas utamanya maka seharusnya dana APBN yang meningkat dari Rp. 380 triliun menjadi Rp. 1.120 triliun digunakan dengan prioritas utama untuk pendidikan, lapangan kerja, dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya,” kata Hendri.

Hendri Saparini kemudian mempertanyakan laporan pemerintah yang menyatakan bahwa kesejahteraaan rakyat meningkat dan angka kemiskinan menurun. Hal ini sangat bertentangan, khususnya jika dilihat pada fakta lapangan kejadian di Pasuruan tersebut.

“Nah, pertanyaannya sekarang, mana yang benar fakta di lapangan atau laporan pemerintah yang menyatakan bahwa kesejahteraan masyarakat meningkat dengan indikator angka pengangguran menurun dan kemiskinan menurun?” lanjutnya.

Hendri Saparini pun menyimpulkan, “Jelaslah bahwa pilihan-pilihan kebijakan pemerintah menjadi tidak cocok dengan laporan yang mereka buat sendiri.”

Sikap pemerintah yang tak ingin disalahkan dalam kasus rebutan zakat di Pasuruan menurut Hendri merupakan hal yang wajar. Walaupun telah melupakan tugas utamanya, namun pemerintah telah merasa melakukan hal yang benar karena dibenarkan oleh konstitusi.

“Memang terjadi pergeseran luar biasa dari penafsiran isi UUD 1945. Pendidikan kan menjadi tanggung jawab negara, tapi negara di sini diterjemahkan sebagai pemerintah pusat, daerah, masyarakat dan swasta. Jadi, semua kena tanggung jawab,” jelas Direktur Econit ini.

Sementara itu, pada sisi masyarakat miskin, mereka merasa tertekan dengan daya beli yang rendah dan dihadapkan dengan harga-harga yang terus melonjak. Sehingga, saat ada yang berniat ingin membagikan zakatnya walaupun hanya Rp.30 ribu per orang, hal ini diperebutkan dengan taruhan nyawa sekalipun. [ihsan/www.suara-islam.com]
 
Nice posting. Merinding bulu kudukku membacanya.. Masya Allah..X(
 
mungkin ini adalah teguran bagi kita yang kurang ikhlas menerima kebaikan yang kita sudah terima,
* rakyat miskin lupa bersyukur untuk karena sudah dijauhkan dari fitnah harta,
* Sikaya sudah lupa memberikan kasih sayang pada si miskin, terlalu tinggi singgahsana mereka sehingga mereka takut turun memberikan hak kaum miskin dengan tangan mereka sendiri
* penguasa yang lupa bahwa rakyat adalah amanah......
* dan mungkin juga kita, yang harus belajar untuk memberi kerpecayaan kepada amil zakat,
 
gimana y pahala-nya H. Syaikon tsb?
di satu sisi dia ber-pahala karena menyantuni orang2 miskin
di satu sisi dia jg mempunyai peran atas meninggalnya orang2 tsb
50-50 ? lebih berat mana menurut kalian?
 
diterima atau tidak wallahu alam yah..
amalan manusia kan ada 2 syarat diterima.
1. Ikhlas karena Allah, hanya mengharap ridhoNya
2. Sesuai Syariat Islam

badan amil zakat mustinya dipegang oleh pemerintah.. dan semua bentuk shodaqoh dsb. semuanya diserahkan ke badan amil.
jd kl mw bilang penyaluran zakat secara langsung adalah salah jg gk sepenuhnya betul..
tapi disisi lain pemerintah yang seharusnya memegang badan amil, namun nyatanya nihil.

tapi ya yang namanya musibah.. siapa aja gk perna tahu kapan datangnya.
 
betul akhi, musibah tidak tahu kapan datengnya.....
salah satu misteri Ilahi y?
 
ini dya yg salah

yg bagi2 zakat bodoh semua

bukankah lebih baik diantar langsung ke rumah orang2 yg berhak dapat zakat

sama juga dengan sistem pembagian daging saat idul adha

kenapa ga langsung dikirim ke rumah masing2 orang yg berhak

biar lebih rapih, ga da kerusuhan, ga da yg pingsan, ga da yg meninggal

Allah sudah memberikan otak yg luar biasa kepada manusia, kenapa ga digunakan dengan sebaik2nya?
 
inna lillahi

semoga para amil membaginya lebih berhati2
 
Emang sebaiknya zakat itu diantarkan ke orang-orang yang membutuhkan.
 
niatnya bagus, cuma caranya kurang bagus, seharusnya pemerintah dan yang ngasih jakat, ada kerjasama yang baik, jadi hal seperti ini tidak terjadi....
 
Seandainya pemerintah mewajibkan zakat seperti mereka mewajibkan pajak.... :)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.