• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

The true power of water

JakaLoco

IndoForum Beginner A
No. Urut
32015
Sejak
31 Jan 2008
Pesan
1.188
Nilai reaksi
19
Poin
38
THE TRUE POWER OF WATER

Seorang profesor di Jepang bernama Masaru Imoto dan rekannya berhasil mengabadikan gambar kristal pd air dengan teknologi yg sangat canggih.Air ternyata bukanlah sekedar 'benda mati' belaka yang tidak akan bereaksi terhadap situasi dan kondisi sekelilingnya. Air memiliki kemampuan menyimpan dan merespon pesan atau informasi. Respon ini dapat diketahui dari pola kristal yang terbentuk setelah sebuah perlakuan diberikan terhadap air. Kristal air terbentuk pada suhu tertentu dan dapat diamati melalui mikroskop, bahkan sekarang sudah bisa didokumentasikan dalam bentuk foto. Konon, durasi waktu dari mulai terbentuk, mengembang, hingga menghilangnya kembali kristal sekitar dua menit. Pola kristal yang terjadi ternyata akan berbeda tergantung kepada 'pesan'disampaikan.Air yg diberi ucapan-ucapan yg positif,santun,baik misalnya "aku sayang kamu","kamu cantik",dll menunjukkan kristal yg sangat indah berbentuk hexagonal sempurna sedangkan air yg diberi ucapan-ucapan negatif seperti "Kamu jelek","Keparat","Biadab",dll menunjukkan kristal air tsb hancur tdk berbentuk.Begitu juga dengan air yg diberi doa ternyata kristal airnya sangat indah berbentuk hexagonal sempurna yg berisi ukiran-ukiran yg unik.Ingat,bukankah tubuh manusia 70-80% adl air?Jadi dengan kita senantiasa berkata-kata yg positif baik kpd diri sendiri maupun kpd orang lain akan membentuk kristal dlm tubuh kita menjadi indah dan akan berimbas kpd penampilan kita yg menarik,penuh percaya diri,dan bercahaya.Lalu apa hubungan antara Hindu dengan "The True Power Of Water"?Wow wow wow,tidak ingatkah kalian ketika kita habis bersembahyang (Panca sembah) di pura maupun di merajan kita selalu minum tirta(air suci)?Inilah kehebatan agama kita!Kita diwariskan ajaran luhur tentang air..dengan rajin-rajin tangkil ke pura dan minum tirta dahat mautama maka kristal-kristal indah berbentuk "Padma Asta Dala" yg ada pd tirta tersebut akan masuk ke tubuh kita dan memberikan efek positif kpd diri kita, ditambah lagi kita rajin berjapa dan senantiasa mengucapkan nama-nama Tuhan maka tidak terbayangkan keindahan kristal dlm tubuh kita!
Semakin negatif kata-kata yg kita ucapkan melalui mulut ataupun yg diucapkan dlm hati dan pikiran maka semakin cepat juga kita akan membusuk.

afterdoa.jpg

Kristal Positif

lovethanks.jpg

Kristal Positif Juga

kamubodoh.jpg

Bad Crystal​

Dan saya akan menyampaikan piteket Sesuhunan tentang tirta yg kita lungsur di pura (maaf sebelumnya bagi anda yg jengkel kpd saya karena selalu mengaitkan segala sesuatu dengan "piteket Sesuhunan",anda boleh percaya ataupun tidak tetapi yang jelas saya berani mempertaruhkan jiwa dan raga bahwa apa yg sampaikan ini berasal dari Sesuhunan ring Luhurin Dalem), tirta yg kita lungsur di pura wajib diminum 3 kali,tidak boleh diminum kurang atau lebih dari 3 kali.Kami yg ngiring Sesuhunan ngelungsur tirta sebanyak 4 kali yaitu 3 kali diminum dan 1 kali dibasuh di wajah atau di rambut/kepala.Mengapa harus diminum 3 kali?Tirta yg kita minum dan masuk ke tubuh kita melalui mulut ini akan memberi kekuatan kepada 3 unsur yg ada pd diri kita dan setiap unsur tersebut ada Dewa penguasanya, yaitu:
1.Pawakan/Tubuh dewania mulihnia ring sajeroning Dewa Brahma,minum tirta yg pertama akan memberi kekuatan kepada tubuh kita.
2.Rah/Bayu/Darah/Tenaga dewania mulihnia ring sajeroning Dewa Wisnu,minum tirta yg kedua memberi kekuatan pada tenaga yg ada di tubuh kita.
3.Idep/Pikiran dewania mulihnia ring sajeroning Dewa Siwa,minum tirta yg ketiga memberi kekuatan kepada pikiran kita.

3 Aspek tersebut harus seimbang, bayangkan saja jika salah satunya tidak seimbang?Jika orang punya otak super tapi fisiknya kurang mantap maka menjalankan hidup kurang menyenangkan misalnya Stephen Hawking,Gus dur,dll begitu juga ada orang yg fisiknya prima dan tenaganya kuat tapi otaknya kosong misalnya orang gila yg mengamuk,dll.
 
Tirtha (air suci) hadir disegala jenis yadnya, karena sebagai media utama dalam melaksanakan semua jenis ritual, mulai dari rangkaian ritual sehari-hari yang kecil hingga upacara besar yang luar biasa besar dan untuk semua jenis upacara.

Tirtha sebagai dasar dalam setiap upacara penyucian dapat diperoleh dari sumber tertentu (Tirtha Wangsupade) atau yang dilakukan Pedanda itu sangat penting.

Untuk melakukan Yadnya Sesa/Mesaiban sebagai rituap sehari-hari atau setiap lima hari (Kliwon) yaitu rituap mesegeh harus menggunakan Tirtha Pengelukatan.

Dalam fungsinya sebagai permurni, medium penebusan, dan sumber kehidupan, Tirtha selalu ada pada rangkaian upacara Panca Yadnya terdiri dari : Tirtha pengelukatan, pebersihan,, prayascita dan byokaon, pemelaspas, penembak, pengentas dan pecaruan.

Tirtha / Petirthaan dilakuka tergantung pada tujuan ritual atau upacara seperti:

  1. Tirtha Pengelukatan dan Pembersihan, ini jenis Tirtha digunakan dalam setiap ritual, adalah memercikkan tiga kali kepada sarana upakara, juga untuk lingkungan setiap rumah/bangunan.
  2. Tirta Prayascita dan Byokaoan, tirta jenis ini dilakukan oleh pendeta di mana dipergunakan sebagai penetralisir dari suatu tempat, atau untuk penyucian diri sebelum melakukan persembahyangan bersama atau setelah menghadiri pemakaman / ngaben (cremation), atau bagi yanga baru saja dari berkunjung ke kuburan. Hal ini wajib dilakukan guna membersihkan diri dari kotoran atau perasaan berkabung dan rasa tidak nyaman dan kembali ke kegiatan normal.
  3. Tirtha Pemelaspas, untuk rangkaian rituap pemelaspasan bangunan baru, atau peresmian bisnis baru, bertujuan untuk memohon berkat dari Tuhan, sebagai harapan harapan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan bangunan baru dan bisnis akan berjalan lancar.
  4. Tirtha Pengentas adalah tirta yang digunakan dalam rituap upacara Pitra Yadnya /kremasi sebagai harapan bahwa kematian akan mengarah pada jalur yang benar menuju alam Bethara.
  5. Tirtha Pemanah sebagai tirta dalam prosese Pigra Yadnya/Ngaben sebagai harapan agar Pitara akan menemukan jalan mulus menuju Surga.
  6. Tirtha Pecaruan digunakan dalam rituap Bhuta Yadnya. Terlebih saat Tawur Agung Kesanga tiap-tiap rumah pada hari yang sama wajib melakukan pecaruan dan menggunakan Tirtha Pecaruan.
Tirtha secara sprifitual dan filosofis adalah sama sebagai penetralisir guna pemurnian dan sebagai sumber kehidupan dari Tuhan.
 
Tirtha (air suci) hadir disegala jenis yadnya, karena sebagai media utama dalam melaksanakan semua jenis ritual, mulai dari rangkaian ritual sehari-hari yang kecil hingga upacara besar yang luar biasa besar dan untuk semua jenis upacara.

Tirtha sebagai dasar dalam setiap upacara penyucian dapat diperoleh dari sumber tertentu (Tirtha Wangsupade) atau yang dilakukan Pedanda itu sangat penting.

Untuk melakukan Yadnya Sesa/Mesaiban sebagai rituap sehari-hari atau setiap lima hari (Kliwon) yaitu rituap mesegeh harus menggunakan Tirtha Pengelukatan.

Dalam fungsinya sebagai permurni, medium penebusan, dan sumber kehidupan, Tirtha selalu ada pada rangkaian upacara Panca Yadnya terdiri dari : Tirtha pengelukatan, pebersihan,, prayascita dan byokaon, pemelaspas, penembak, pengentas dan pecaruan.

Tirtha / Petirthaan dilakuka tergantung pada tujuan ritual atau upacara seperti:

  1. Tirtha Pengelukatan dan Pembersihan, ini jenis Tirtha digunakan dalam setiap ritual, adalah memercikkan tiga kali kepada sarana upakara, juga untuk lingkungan setiap rumah/bangunan.
  2. Tirta Prayascita dan Byokaoan, tirta jenis ini dilakukan oleh pendeta di mana dipergunakan sebagai penetralisir dari suatu tempat, atau untuk penyucian diri sebelum melakukan persembahyangan bersama atau setelah menghadiri pemakaman / ngaben (cremation), atau bagi yanga baru saja dari berkunjung ke kuburan. Hal ini wajib dilakukan guna membersihkan diri dari kotoran atau perasaan berkabung dan rasa tidak nyaman dan kembali ke kegiatan normal.
  3. Tirtha Pemelaspas, untuk rangkaian rituap pemelaspasan bangunan baru, atau peresmian bisnis baru, bertujuan untuk memohon berkat dari Tuhan, sebagai harapan harapan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan bangunan baru dan bisnis akan berjalan lancar.
  4. Tirtha Pengentas adalah tirta yang digunakan dalam rituap upacara Pitra Yadnya /kremasi sebagai harapan bahwa kematian akan mengarah pada jalur yang benar menuju alam Bethara.
  5. Tirtha Pemanah sebagai tirta dalam prosese Pigra Yadnya/Ngaben sebagai harapan agar Pitara akan menemukan jalan mulus menuju Surga.
  6. Tirtha Pecaruan digunakan dalam rituap Bhuta Yadnya. Terlebih saat Tawur Agung Kesanga tiap-tiap rumah pada hari yang sama wajib melakukan pecaruan dan menggunakan Tirtha Pecaruan.
Tirtha secara sprifitual dan filosofis adalah sama sebagai penetralisir guna pemurnian dan sebagai sumber kehidupan dari Tuhan.

Saya baru ingat skrg, bahkan dulu agama kita (Hindu Bali) pernah disebut agama Tirta(air) karena dlm ritualnya selalu melibatkan air..
 
Cara membuat Tirta Penglukatan

Bli Goesdun dan Jaka Loco,

gmn cara membuat tirta panglukatan?

Saya tinggal di luar bali, kalo sembayang kramaning sembah di dpn padmasari (sanggah mini) di rmh, saya tidak pernah pake tirta panglukatan, tapi saya menghaturkan tirta dlm botol aqua yang saya tunas dari pura-pura dekat rumah yang kemudian saya tunas sebagai tirta wangsuhpada ketika selesai sembayang. Dimana saya bisa mendapatkan tirta panglukatan? atau bagaimana cara membuatnya?:)

Buat Bli Goesdun dan Jaka Loco dan juga rekan-rekan lain, tolong mampir juga ke sini (tentang definisi moksa):
http://indoforum.org/showthread.php?t=128890
 
Bli Goesdun dan Jaka Loco,

gmn cara membuat tirta panglukatan?

Saya tinggal di luar bali, kalo sembayang kramaning sembah di dpn padmasari (sanggah mini) di rmh, saya tidak pernah pake tirta panglukatan, tapi saya menghaturkan tirta dlm botol aqua yang saya tunas dari pura-pura dekat rumah yang kemudian saya tunas sebagai tirta wangsuhpada ketika selesai sembayang. Dimana saya bisa mendapatkan tirta panglukatan? atau bagaimana cara membuatnya?:)

Buat Bli Goesdun dan Jaka Loco dan juga rekan-rekan lain, tolong mampir juga ke sini (tentang definisi moksa):
http://indoforum.org/showthread.php?t=128890

kalo cara pembuatan tirta panglukatan sebaiknya anda bertanya kpd Sulinggih atau pemangku..

Tapi kalo anda maw melukat paling baik adl melukat di Laut atau di lokasi yg ada Tukad Campuhan (pertemuan air sungai dan air laut)..
Kalo misalnya anda ingin melukat tetapi tidak ada tirta panglukatan kemudian lokasi rumah anda jauh dr laut atau tukad campuhan anda bisa melukat dengan air bungkak nyuh gading..bungkak nyuh gading ini sejak di pohon sudah diberkati oleh Ida Sang Hyang Widhi sebagai pelebur kekotoran jasmani maupun rohani bagi umat manusia dengan kata lain berfungsi sbg panglukatan jg..

Nunggu bantuan dr Master @goesdun nich ttg cara pembuatan tirta panglukatan ;;)
 
^^ semoga membantu dan mohon dilengkapi

Beberapa hari lalu berturut-turut mulai Saraswati hingga Pagerwesi hari-hari dilalui dengan kegiatan permohonan kepada Tuhan guna mengubah diri bagaikan air menjadi tirtha amrta atau air suci.

Perubahan air biasa menjadi tirtha melalui proses ritual dengan pujastawa dengan mantra-mantra tertentu oleh pandita atau pinandita berdasarkan satya dan dharma dan merupakan kebajikan dalam kewajiban suci masing-masing. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh keberadaan pancatirta, lima mahaempu suci keturunan Hyang Gnijaya, yaitu Empu Kuturan yang bersaudara kandung dengan Empu Gana, Empu Sumeru, Empu Gnijaya, dan terbungsu Empu Baradah. Benar sekali hingga Hindu di Bali awalnya dikenal sebagai Agama Tirtha.

Tirta amrta dapat dimohon pada tempat patirtan baik yang bertempat di pegunungan atau di tepi pantai.

Pembersihan diri secara niskala dapat dilakukan langsung dari sumgber Tirta seperti pada tepat untuk melukat di Tirta Solas yang mengalir bening di sepanjang Sungai Pakerisan.
‘Melukat’ berarti proses penyucian diri guna memperoleh kebaikan, kerahayuan dan diyakini secara niskala mampu membersihkan diri dari ‘sarwa mala’ artinya dapat menghilangkan bermacam penyakit.
Kalau ada yang sedang menderita saya anjurkan untuk mencoba membersihkan diri secara niskala melalui proses melukat.
Tapi umat Hindu di Bali bila sakit maka jalan kesembuhan dapat melalui parallel medis atau terapi niskala yaitu ‘melukat’.

Dalam adhiparwa dikisahkan Dewi Winata dapat diruwat sang Garuda dengan cara memohon "tirta amerta" (air kehidupan) kepada para dewa.
Demikian juga prosesi melasti sebagai maksud ‘nganyudang malaning gumi ngamet Tirta Amerta’,

Dan prosesi ritual untuk memohon Tirtha sebaiknya dilakukan oleh Sulinggih (Pinandita atau Pemangku) berdasarkan satya dan dharmanya masing-masing.
Tentu prosesnya melalui ritual dengan pujastawa serta menghaturkan banten tertentu. Sederhanyanya sembahyang, melukat (tirta palukatan/pebersihan), mewangsuh pada dan mabija.

Berikut Doa permohonan Tirtha Penglukatan dan Pebersihan yang merupakan Tirtha dasar dalam ritual upacara dan persembahyangan.

A. Memohon tirta dasar (penglukatan dan pebersihan).
Perhatian ada pada sangku/stoples atau 'bungkak nyuh gading' tentu yang berisi air/toya anyar dan sekar.
Berikut Doa untuk tirta dasar pamujaan/pabresihan.

1. Astra Mantra : (Ngambil Sekar)
OM UNG RAH PHAT ASTRA YA NAMAH.
OM ATMA TATWATMA SUDHAMAM SWAHA
OM OM KSAMA SAMPURNA YA NAMAH
OM SRI PASUPATI UNG PHAT.
OM SRIAM BHAWANTU YA NAMAH`
OM SUKHAM BHAWANTU YA NAMAH
OM PURNAM BHAWANTU YA NAMAH SWAHA

Padma Siwa:
OM ANTASANA PADMASANA YA NAMAH SWAHA
Dewa Prasitha:
OM ANG DEWA PRASISTA YA NAMAH SWAHA

Kuta Merta:
OM RANG RING SAH PARAMASIWA ADITYA YA NAMAH SWAHA
Utpati stithi:
OM I BA SA TA A, YA NA MA, SI,WA, MANG,UNG, ANG
OM SA BA TA I, NA MA SI WA YA, ANG, UNG, MANG.

2. Mohon tirta pebersihan, mantra:
OM HRANG RING SAH PRAMA SIVA GANGGA AMRTHA YA NAMAH SWAHA
OM SIVA AMRTHA
OM SADHA SIVA AMRTHA
OM PARAMA SIVA AMRTHA YA NAMAH SWAHA.
OM KSAMA SVAMAM MA HADEWA,
SARVA PRANI HITANG KARA,
MAM MOCA SARVA PAPEBHYAH,
PALAYA SVA SADA SIVA
OM PAPOHAM PAPA KARMAHAM,
PAPA TMA PAPA SAMBHAWAH,
TRAHINAM SARVA PAPEBHYAH,
KANACINAM CA RAKSANTU.
OM KSANTA VYA KAYIKA DOSAH,
KSANTA VYA VACIKA MAMA,
KSANTA VYA MANASA DOSAH,
TAT PRASIDA KSAMA SVAMAM.
OM APSU DEVA PAVITRANI,
GANGGA DEVI MAHA STUTE,
SARVA KLESA VINASANAM,
TOYANE PARISUDDHA YATE.
OM SARVA PAPA VINACINI,
SARVA ROGA VIMOCANE,
SARVA KLESA VINASANAM,
SARWA BHOGA AVAPNUYAT.
OM PACAKSARAM MAHA TIRTAM,
PAVITRAM PAPA NASANAM,
PAPA KOTI SAHA SRANAM,
AGADAM BHAVET SAGARAM.
OM PRANAMYA BHASKARAM DEVAM,
SARVA KLESA VINASANAM,
PRENAMYA DITYA SIRVATHAM,
BHUKTI MUKTHI VARA PRADAM.

OM GANGGA SARASVATI SINDHU,
VIPACA KAUCIKI NADI,
YANUMA MAHA TISRESTA,
SARA YUSCA MAHA NADI.

Memercikkan tirta pembersihan :
OM BUDDHA MAHA PAVITRA
OM DHARMA MAHA TIRTHA
OM SHANG HYANG MAHA TOYA.

Tirta dasar pamujaan/pabresihan dituangkan sedikit-sediki sebanyak 3 kali pada payuk (kendil) anyar (baru) yang telah diisi toya anyar dan sekar untuk tirta panglukatan.

3. Mohon tirta penglukatan
(magenta ngagem sekar), mantra :
OM SANG BANG TANG ANG ING
OM NANG MANG SING WANG YANG
OM HRANG HRING SAH PARAMA SIWA GANGGA AMRTHA YA NAMAH
OM SARWA BELIKAM PRTHIVI,
BRAHMA WISNU MAHESVARA,
ANAKING DEWA PUTRA SARVADA,
SARVA NASTU YA NAMAH SVAHA.
OM SAM PRAJANAM SARVEDA SUDDHA MALA,
SUDDHA ROGAH SUDDHA DANDA PATAKAH,
SUDDHA VIGNAM SUDDHA SAKALA,
DASA MALA SUDDHA DANDA UPATA.
OM VASUPUTRA TUBYAM NAMAH SVAHA
OM SIDDHI GURU SRONG SARASAT
SARVA VIGHNAM YA NAMAH,
SARVA KLESA SARVA ROGA SARVA SATRU,
SARVA PAPA VINASAYA NAMAH SVAHA.
OM GANGGA SINDHU SARASVATI SUYAMUNA,
GODAVARI NARMADA KAVERI,
SERAYU MAHENDRA TENAYA,
CARMANVATI VENUKA,
BHADRA NETRAVATI MAHA SURENADI,
KHYANTAN CA YA GANDAKI,
PUNYA PURNA JALAH SAMUDRA,
SAHITAH KURVANTU TE MANGGALAM.


Tirta dasar ini juga sebagai usaha untuk menjaga kesucian pelaksanaan upacara sebelum memulai persiapan upacara di Pura Besakih atau menjelang Tawur Kesanga/Hari Raya Nyepi, diimbau agar umat yang masih memiliki jenazah yang belum diabenkan hendaknya melaksanakan upacara pengabenan.
Bilamana tidak mampu melaksanakan hingga batas waktu yaitu menjelang mulainya persiapan upacara di Pura Besakih, hendaknya melaksanakan upacara di kuburan dengan menggunakan tirtha Pemarisudha (Penglukatan serta pembersihan) yang akan dimohon di Pura Dalem Puri Besakih.
Adapun tata cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Tirtha dimohon di Pura Dalem Puri Besakih, dengan menghaturkan upakara berupa : daksina pejati, canang sari, serta segehan cacahan satu soroh. Tempat tirtha agar disiapkan dua buah terbuat dari sujang (bambu yang dihias secukupnya) lengkap dengan kain, serta tedung. Khusus bagi umat Hindu di luar daerah Bali pelaksanaan mohon tirtha tersebut dapat dilakukan melalui Pura yang ada di daerah masing-masing.
2. Setibanya di desa/wilayah masing-masing, tirtha tersebut disambut dengan upakara penyambutan terdiri dari : canang sari, serta segehan, kemudian ditempatkan di Pura Dalem serta dipersembahkan saji-sajian menurut kemampuan masing-masing.
3. Setelah selesai menghaturkan persembahyangan tersebut diatas, selanjutnya dapat dibagikan kepada seluruh umat di wilayah tersebut agar dipercikkan pada tempat suci, anggota keluarga serta pekarangan masing-masing.
4. Di tempat suci keluarga masing-masing (merajan) menghaturkan upakara berupa : sodaan putih kuning dan canang sari.
5. Bagi mereka yang masih memiliki jenazah yang dikubur (belum diaben) hendaknya juga memercikkan tirtha tersebut di setra (kuburan)
6. Sebelum memercikkannya terlebih dahulu menghaturkan persembahan di Pura Dalam serta Pura Prajapati berupa : peras daksina, ajengan putih kuning, ketipat kelanan serta segehan.
Diiringi doa kehadapan Ida Sang Hyang Widhi agar diberikan kesucian dalam pelaksanaan upacara nanti dan roh yang belum mendapat upacara pengabenan tidak mengganggu pelaksanaan upacara.
7. Di Setra (kuburan) menghaturkan : tipat pesor, nasi angkeb, pangkonan putih kuning asagi, dengan doa agar sang pitara berkenan ikut menjaga kesucian dan tidak mengganggu pelaksanaan upacara. Setelah itu diakhiri dengan pemercikan tirtha tersebut.


Catatan : khusus bagi umat Hindu di luar daerah Bali pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan setempat.
"ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta, mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahutama, ong rang sah, prete namah.." sambil membawa kelapa gading untuk dipercikkan sebagai tirta.

1. Memperbanyak Tirta
a. Tirta Panglukatan dibagi dua
Sebagian tirta panglukatan dalam kendil (sangku /stoples) ditaruh agak ke hulu berdampingan dengan tirta dasar pamujaan.
b. Sebagian tirta panglukatan yang lainnya dituangi sedikit-sedikit sebanyak 3 kali tirta prayascitta cengkir gading, sehingga tirta panglukatan ini berubah menjadi tirta prayascitta.
Sebaliknya tirta prayascitta cengkir gading dituangi kembali tirta prayascitta tadi. jadi saling tuang-menuangi,
Sehingga kita memiliki 2 tirta prayascitta, yaitu ;
- Tirta prayascitta dalam cengkir gading
- Tirta prayascitta dalam sangku/ stoples

2. Kita sekarang telah memiliki beberapa jenis Tirta yang masing masing berfungsi berbeda:
a. Tirta dasar pamujaan
Tirta ini bernama tirta anustana yang penuh dengan prana tetapi belum dapat dipakai sarana penunjang penyucian ke luhur (banten, pelinggih, pratima, dsb). Tirta ini diakhir persembahyangan akan dfcampur dengan tirta wasuhpada.
b. Tirta panglukatan (dalam kendil /sangku)
c. Tirta abhayakala
d. Tirta prayascitta / pabresihan dalam cengkir gading, yang berfungsi sebagai pabresihan ke luhur (banten, pelinggih, pratima, dsb)
e. Tirta prayascitta / pabresihan dalam sangku / stoples untuk ngalukat umat dan untuk persediaan.

Tirta Penglukatan merupakan sumber kehidupan dapat di mohon langsung ke pinandita, pura tertentu atau mencari langsung di pusat sumber mata air (kelebutan/mumbul), pantai, pancuran, termasuk dapat menggunakan dari air ‘klungah’ Kelapa Gading.
 
kok ga ada yang nanya gimana cara bikin Toya Penembak atau Tirtha Pengentas ya:D
 
Mohon maaf saya mau bertanya tentang tirta pengelukatan
Sebelum sembahyang secara bersama-sama pemimpin umat di daerah kami memercikkan tirta;
Caranya tirta itu dituangkan kedalam ikatan janur yang sangat banyak(maaf saya tidak tau namanya) kemudian diperciki tetapi kalau saya perhatikan mungkin (menurut pikiran saya) karena banyak yang umat tangkil jadi seperti (Maaf) menyiram tanaman tidak ada prosesi minum air tirta pengelukatan
Pertanyaan
Bagaimanakah sebenarnya prosesi pemercikan yang baik dan benar ketika menghadapi situasi seperti itu yaitu umat yang tangkil lumayan banyak
 
Mohon maaf saya mau bertanya tentang tirta pengelukatan
Sebelum sembahyang secara bersama-sama pemimpin umat di daerah kami memercikkan tirta;
Caranya tirta itu dituangkan kedalam ikatan janur yang sangat banyak(maaf saya tidak tau namanya)
Namanya Lis amu-amuan (yang lebih lengkap) bila dibandingkan dengan lis prayascitta.

kemudian diperciki tetapi kalau saya perhatikan mungkin
(menurut pikiran saya) karena banyak yang umat tangkil jadi seperti (Maaf) menyiram tanaman tidak ada prosesi minum air tirta pengelukatan
Memang tirta pengelukatan ataupun tirta prayascitta tidak diminum hanya dipercikan saja karena fungsinya sebagai tirta pembersihan lahir dan batin, kalau situasi dan kondisi memungkinkan ada yang melakukan setelah memercikan tirta pengelukatan kemudian diminum untuk dikumur didalam mulut beberapa kali, namun berbeda dengan tirta wangsupada yang dipercikan selanjutan diminum, dengan tata cara yang sudah biasa dan umum dilakukan.

Pertanyaan Bagaimanakah sebenarnya prosesi pemercikan yang baik dan benar ketika menghadapi situasi seperti itu yaitu umat yang tangkil lumayan banyak
tentang tata cara memercikan tirta penglukatan hanya dipercikan saja dan itu sudah benar.
 
air bungkak nyuh gading..bungkak nyuh gading ini sejak di pohon sudah diberkati oleh Ida Sang Hyang Widhi sebagai pelebur kekotoran jasmani maupun rohani bagi umat manusia dengan kata lain berfungsi sbg panglukatan
Pertanyaan saya
kenapa nyuh gading mendapat berkat adakah cerita atau mitologinya
kalo sudah pakai nyuh gading tinggal dipercikkan aja atau masih perlu rapal mantra
kalo membikin tirta pengelukatan seperti goesdun bolehkah memakai contekan atau membaca tulisan diatas kertas soalnya mantranya panjang sekali
 
Pertanyaan saya
kenapa nyuh gading mendapat berkat adakah cerita atau mitologinya
nak mule keto
kalo sudah pakai nyuh gading tinggal dipercikkan aja atau masih perlu rapal mantra
bisa dipakai mantra bisa tidak
kalo membikin tirta pengelukatan seperti goesdun bolehkah memakai contekan atau membaca tulisan diatas kertas soalnya mantranya panjang sekali
Boleh asal tahu fungsi dan tujuan mantranya (mantra itu khusus dipakai pemangku saat ngarga tirta)
 
kemarin waktu sembahyang saya melihat orang mau bikin tirta memakai kelapa gading banyak sambil merapal mantra memakai bunga tunjung putih
1.Pertanyaan Tunjung Putih Simbul Apa Fungsi nya apa
2.kenapa memakai kelapa gading lebih dari satu
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.