Hai !
Man and Woman. Pria dan Wanita. Apa yang terlintas dipikiran kamu kalau mendengar atau membaca dua kata ini??
Sejak awal, pria dan wanita diciptakan berbeda dengan laki-laki. Kata John Gray, pria itu dari Mars dan wanita itu dari Venus. Secara fisik serta mental, pria dan wanita berbeda. FYI, pria memerlukan testosterone (hormone yang berkaitan dengan kekuatan tubuh) ketika menghadapi persoalan, dan wanita lebih memerlukan oxytocin (hormone yang berkaitan dengan kekuatan social) saat menghadapi masalah. Mungkin inilah penyebab wanita lebih suka untuk ‘curhat’ kepada orang-orang kepercayaan; sahabat, pacar, bahkan keluarga. Dan hal ini juga menyebabkan wanita lebih peka jika sedang menghadapi masalah. Ataupun bisa berempati terhadap sesama wanita, apalagi jika pernah mengalami persoalan yang sama. Hmmmm…
Lalu apa lagi perbedaan pria dan wanita?? Topic pembicaraan.
Hahaaha..kenapa topik pembicaraan?
Mungkin diantara kita pernah mendengar istilah “boys talk” or “girls talk”..lalu apa bedanya? Tentu saja berbeda. “boys talk” adalah pembicaraan diantara kaum Adam, yang isinya seputar dunia pria. Olahraga, film, otomotif, ataupun hobi lain yang identik dengan pria. Gak seru yah? mungkin topik ini akan seru kalau mereka membicarakan tentang wanita.
Begitu pula dengan wanita. Ketika dua orang wanita sedang berbicara, topik yang dibahas biasanya tak jauh dari kehidupan sehari-hari. Wanita lebih tertarik berbicara mengenai penampilan (cara make up, diet, acara shopping, dan lain-lain), keluarga (orang tua dan saudara-saudaranya), pernikahan dan anak-anak (bagi yang sudah menikah), pria mana yang sedang menarik perhatian saat ini (bagi yang masih single), pacar (bagi yang sudah berpacaran), hubungannya dengan orang lain (dengan sahabat, rekan sekerja, tetangga, dan lain-lain), sampai urusan-urusan pribadi orang lain yang mereka kenal ataupun yang tidak mereka kenal (bisa membahas berita dari artis A, B, C, yang baru mereka tonton di televisi).
Semasa kecil, saya sering menghadapi banyak masalah..salah satunya orang tua saya bercerai..sejak saat itu saya sering merasa sendiri.. Tapi ternyata Tuhan masih memberikan yang terbaik untuk saya. Siapa mereka? Sahabat. Mereka adalah teman-teman perempuan saya. Kami berteman sejak kami masih si taman kanak-kanak.
Mereka selalu memberikan waktu untuk mendengarkan cerita saya, memberikan dukungan, sampai-sampai mereka selalu mengingatkan saya lewat telepon kalau ada PR atau tugas sekolah lainnya, bahkan mengajak saya untuk belajar bersama. Karena mereka mengerti saat-saat seperti itu agak mustahil bagi anak kecil sepert saya waktu itu untuk berkonsentrasi belajar. Mereka selalu berusaha untuk selalu ada dan berbagi kisah mereka yang dapat membuat saya lupa akan berbagai masalah yang sedang saya hadapi. “That’s what friends are for..”
Satu kenangan indah yang pernah kami lakukan adalah kami berkumpul di rumah salah satu dari kami, lalu di sana mereka sudah menyiapkan rencana yang seru. Pasang lagu “Spice Girls”; cukup terkenal saat itu, lalu kami berjoget sama-sama, mencoba beberapa “girly stuffs” yang sebenarnya tidak pantas untuk anak-anak seusia kami saat itu. Mau tahu hal apa itu? Nail polishing and hair coloring! Hahaha …Yang kami lakukan semua sendiri, secara manual, dan hasilnya…lumayan. Sore itu sangat ceria. Sahabat-sahabat saya membuat saya selalu ceria dan merasa bahwa seberat apapun beban yang sedang kita hadapi, akan terasa ringan jika kita bagi ke sahabat kita. Apalagi jika sesama wanita. Saya bisa mengatakan, lebih bebas bercerita, karena… woman understand woman!
“ Do you know what friendship is... it is to be brother and sister; two souls which touch without mingling, two fingers on one hand.” Victor Hugo (1802 - 1885), The Hunchback of Notre Dame, Chapter 13
Bagaimana dengan kisahmu???
Let’s share!
Man and Woman. Pria dan Wanita. Apa yang terlintas dipikiran kamu kalau mendengar atau membaca dua kata ini??

Sejak awal, pria dan wanita diciptakan berbeda dengan laki-laki. Kata John Gray, pria itu dari Mars dan wanita itu dari Venus. Secara fisik serta mental, pria dan wanita berbeda. FYI, pria memerlukan testosterone (hormone yang berkaitan dengan kekuatan tubuh) ketika menghadapi persoalan, dan wanita lebih memerlukan oxytocin (hormone yang berkaitan dengan kekuatan social) saat menghadapi masalah. Mungkin inilah penyebab wanita lebih suka untuk ‘curhat’ kepada orang-orang kepercayaan; sahabat, pacar, bahkan keluarga. Dan hal ini juga menyebabkan wanita lebih peka jika sedang menghadapi masalah. Ataupun bisa berempati terhadap sesama wanita, apalagi jika pernah mengalami persoalan yang sama. Hmmmm…
Lalu apa lagi perbedaan pria dan wanita?? Topic pembicaraan.

Mungkin diantara kita pernah mendengar istilah “boys talk” or “girls talk”..lalu apa bedanya? Tentu saja berbeda. “boys talk” adalah pembicaraan diantara kaum Adam, yang isinya seputar dunia pria. Olahraga, film, otomotif, ataupun hobi lain yang identik dengan pria. Gak seru yah? mungkin topik ini akan seru kalau mereka membicarakan tentang wanita.
Begitu pula dengan wanita. Ketika dua orang wanita sedang berbicara, topik yang dibahas biasanya tak jauh dari kehidupan sehari-hari. Wanita lebih tertarik berbicara mengenai penampilan (cara make up, diet, acara shopping, dan lain-lain), keluarga (orang tua dan saudara-saudaranya), pernikahan dan anak-anak (bagi yang sudah menikah), pria mana yang sedang menarik perhatian saat ini (bagi yang masih single), pacar (bagi yang sudah berpacaran), hubungannya dengan orang lain (dengan sahabat, rekan sekerja, tetangga, dan lain-lain), sampai urusan-urusan pribadi orang lain yang mereka kenal ataupun yang tidak mereka kenal (bisa membahas berita dari artis A, B, C, yang baru mereka tonton di televisi).
Semasa kecil, saya sering menghadapi banyak masalah..salah satunya orang tua saya bercerai..sejak saat itu saya sering merasa sendiri.. Tapi ternyata Tuhan masih memberikan yang terbaik untuk saya. Siapa mereka? Sahabat. Mereka adalah teman-teman perempuan saya. Kami berteman sejak kami masih si taman kanak-kanak.
Mereka selalu memberikan waktu untuk mendengarkan cerita saya, memberikan dukungan, sampai-sampai mereka selalu mengingatkan saya lewat telepon kalau ada PR atau tugas sekolah lainnya, bahkan mengajak saya untuk belajar bersama. Karena mereka mengerti saat-saat seperti itu agak mustahil bagi anak kecil sepert saya waktu itu untuk berkonsentrasi belajar. Mereka selalu berusaha untuk selalu ada dan berbagi kisah mereka yang dapat membuat saya lupa akan berbagai masalah yang sedang saya hadapi. “That’s what friends are for..”
Satu kenangan indah yang pernah kami lakukan adalah kami berkumpul di rumah salah satu dari kami, lalu di sana mereka sudah menyiapkan rencana yang seru. Pasang lagu “Spice Girls”; cukup terkenal saat itu, lalu kami berjoget sama-sama, mencoba beberapa “girly stuffs” yang sebenarnya tidak pantas untuk anak-anak seusia kami saat itu. Mau tahu hal apa itu? Nail polishing and hair coloring! Hahaha …Yang kami lakukan semua sendiri, secara manual, dan hasilnya…lumayan. Sore itu sangat ceria. Sahabat-sahabat saya membuat saya selalu ceria dan merasa bahwa seberat apapun beban yang sedang kita hadapi, akan terasa ringan jika kita bagi ke sahabat kita. Apalagi jika sesama wanita. Saya bisa mengatakan, lebih bebas bercerita, karena… woman understand woman!
“ Do you know what friendship is... it is to be brother and sister; two souls which touch without mingling, two fingers on one hand.” Victor Hugo (1802 - 1885), The Hunchback of Notre Dame, Chapter 13
Bagaimana dengan kisahmu???
Let’s share!