gusrus
IndoForum Newbie D
- No. Urut
- 31782
- Sejak
- 29 Jan 2008
- Pesan
- 109
- Nilai reaksi
- 10
- Poin
- 18
CIREBON – Istana Surga Adn pimpinan Ahmad Tantowi yang terletak di Desa Pamengkang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon dianggap tempat paling nyaman bagi pengikutnya. Tetapi mungkin tidak bagi anggota kepolisian dan wartawan yang selama ini memberitakan mereka.
Sedikitnya 8 wartawan, anggota kepolisian, ormas Islam dan anggota MUI Jabar “ramai-ramai” terjerembab masuk ke septic tank saat melakukan olah TKP di Istana Surga Adn. Sekujur tubuh mereka langsung basah kuyup dan tentu saja bau. Tetapi kerugian yang lebih parah menimpa para wartawan karena alat-alat kerja jurnalistiknya seperti handycam, laptop, tape recorder, handphone langsung tak berfungsi karena ikut basah.
Kejadian menggelikan ini berawal saat para wartawan mewawancarai Ketua Fatwa MUI Jabar, H Salim Umar yang saat itu didampingi Ayu, salah satu pengikut Surga Adn di depan pintu Istana Surga Adn. “Saya sudah bersaksi di hadapan penyidik Polda Jabar jika pemimpin Surga Adn, Ahmad Tantowi tidak bersalah,” ujar Ayu yang juga anak angkat dari Ahmad Tantowi.
Setelah dua menit wawancara selesai, para wartawan, ormas Islam berebut ingin ambil posisi agar lebih dahulu masuk Istana Surga Adn. Ketika itu di depan pintu istana, Kanit Identifikasi Polres Cirebon, Aiptu Ebo memberikan informasi bahwa untuk wartawan tidak diperbolehkan alias dilarang masuk Istana Surga Adn, dengan alasan agar tim Polda dan MUI Jabar lebih fokus melakukan olah TKP.
“Saat wartawan ingin masuk Istana Surga Adn, tepat di atas panggung, saya diperintahkan oleh orang Polda agar wartawan tidak usah ikut masuk dulu, dan saya umumkan. Tiba-tiba saja susunan bambu yang mirip jembatan itu ambruk, dan kami semua masuk ke dalamnya (septic tank),” kata Ebo.
Uyi, wartawan Indosiar, mengaku dirinya tertimpa lemari dan terinjak-injak oleh wartawan lain. “Saat itu kondisi handycam on, dan membawa laptop di ransel. Tiba-tiba bambu yang kami injak roboh. Sontak saya ingin menyelamatkan, namun justru lemari yang ada di sebelah saya ambruk dan mengena badan saya,” ujarnya. Kerugian akibat kejadian tersebut ditaksir puluhan juta rupiah. Sedikitnya ada 2 kamera SLR, 5 handycam, 3 laptop, 5 handphone. Radar yang “selamat” tidak ikut terperosok sempat memotret saat mereka terjerembab dalam kubangan air setinggi pinggang orang dewasa itu. Lalu menolong menarik mereka keluar dari kubangan itu satu-persatu.
Rochmat warga sekitar, menjelaskan, ada kemungkinan alas bambu-bamu itu dipasang sebagai jebakan agar tidak sembarang bisa masuk Istana Surga Adn. “Karena memang di dalam rumah berisi barang-barang antik yang mahal,” ungkapnya. Kemungkinan kedua, lanjut Rochmat adalah karena memang usia dari bambu yang sudah tua dan menopang beban terlalu berat sehingga tidak bisa menahan.
Ahmad Tantowi dan tiga pengikutnya saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan Polda Jabar. Tim Polda Jabar selanjutnya melakukan olah TKP dengan mengundang MUI Jabar ke Istana Surga Adn.
SESAT
MUI dan Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat (GAPAS) Wilayah III Cirebon, melakukan presentasi di hadapan anggota DPRD Kota Cirebon. Mereka menjelaskan duduk perkara sekaligus kronologis dari penyimpangan Surga Adn yang menggemparkan ini.
Dalam sidang hearing, dipimpin oleh perwakilan dari anggota Komisi C, Djoko Poerwanto, ikut hadir, Agus Thalik SAg, Drs Yayan Sopian, Andi Riyanto Lie. perwakilan dari Depag Kota Cirebon, Drs Muslim Muchlas, Perwakilan dari MUI Kota Cirebon, KH Mahfudz Bakrie, H Uzer, dan perwakilan dari GAPAS Andi Mulya serta pengacara Gapas, Bambang Wirawan SH,
Dalam kesempatan itu, anggota Komisi C, Djoko Poerwanto lebih banyak mendengarkan keterangandari MUI dan Gapas terkait indikasi Surga Adn masuk dalam kategori sesat.
Ketua MUI Kota Cirebon, KH Mahfudz Bakrie membeberkan, Surga Adn dalam buku pedoman tulisan dari Ahmad Tantowi baik fotokopi maupun catatan pengikutnya, yang sekarang masih di Polda menperjelas bagaimana arus dakwah yang mereka lakukan. “Salah satu kesesatan adalah adanya Alfikri (Tuhan), Ahmad Tantowi,” ujarnya.
Andi Mulya selaku Ketua Gapas didampingi kuasa hukum, Bambang Wirawan SH, mempresentasikan hasil kajian dan temuan di lapangan dengan media presentasi power poin. Dirinya membeberkan pertama adalah adanya penyimpangan sex yang diduga dilakukan oleh Ahmad Tantowi, terbukti salah satu bidan yang siap bersaksi. “Saat melahirkan, dibantu dengan bidan, Ahmad Tantowi sengaja melihat dan menonton proses persalinan, diduga ini sex yang menyimpang, karena memang ini bukan istrinya,” ujarnya.
GAPAS juga sudah mulai diadu domba dengan selebaran pamflet kosong, namun sejauh ini GAPAS tidak akan terpancing oleh hasutan atau pamflet yang menyudutkan atau memfitnah gerakan GAPAS. “Inti gerakan kami adalah Lilahi Taala, siapa saja yang mencoba mengacaukan gerakan kami, maka bukan dengan kami saja berhadapan, namun dengan aparat kepolisian dan saat ini kami sudah melaporkannya,” pungkasnya.
Sumber : Radar Cirebon