• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Teroris Mulai Incar Objek Milik Pemerintah

roughtorer

IndoForum Senior A
No. Urut
44416
Sejak
24 Mei 2008
Pesan
6.755
Nilai reaksi
174
Poin
63
085827p.JPG


Jumat, 24 Oktober 2008 | 15:27 WIB

JAKARTA, JUMAT - Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri menyatakan, sasaran teroris saat ini tidak lagi fokus pada masalah perlawanan terkait dengan perbedaan aqidah dan simbul-simbul barat seperti Amerika Serikat (AS). Menurut Kapolri, saat ini fokus kelompok teroris sudah mulai bergeser pada pemerintah yang memerangi terorisme. Sasarannya adalah objek-objek vital milik pemerintah.

Pernyataan ini disampaikan Kapolri di Mabes Polri, Jumat (24/10), seusai melantik Kapolda Jawa Barat Irjen Susno Duaji sebagai Kabareskrim Mabes Polri menggantikan dirinya. Pernyataan Bambang Hendarso ini untuk menjawab keraguan masyarakat terkait dengan klaim Densus 88 Antiteror yang menyatakan kelompok teroris Wahyu Cs yang digulung di Kelapa Gading akan meledakkan Depo Pertamina Plumpang.

Sementara selama ini kelompok teroris yang terkait dengan jaringan Jamaah Islamiyah (JI) sasarannya bukan milik pemerintah seperti Depo Pertamina. Mereka selalu memilih sasaran gedung yang menjadi simbol AS atau tempat yang banyak dikunjungi oleh orang barat. Sehingga klaim akan meledakkan Depo Pertamina diragukan oleh berbagai pihak.

Menurut Kapolri, dengan bergesernya fokus perlawanan ini, tidak mengada-ada bila kelompok Kelapa Gading yang digulung beberapa waktu lalu membidik Depo Pertamina Plumpang untuk diledakkan.

"Mereka tidak lagi hanya fokus pada kelompok yang berbeda aqidah atau yang mereka sebut sebagai orang kafir. Tapi sekarang juga sudah mulai mengalihkan sasaran pada pejabat atau pemerintah yang memerangi teroris," jelas Bambang Hendarso Danuri.

Menurut Kapolri, jaringan teroris di Indonesia sangat banyak dan terorganisir dengan baik. Keberadaan mereka seperti gunung es, kelihatannya di permukaan hanya sedikit, tapi sesungguhnya di dalamnya sangat besar.

Secara struktural, kelompok- kelompok teroris itu satu sama lainya saling terkait. Seperti kelompok yang digulung di Kelapa Gading terkait dengan kelompok teroris di Poso dan kelompok Dr Azahari yang sudah ditembak mati. Begitu juga dengan kelompok teroris lainya, termasuk dengan Abdulha Sonata, penyandang dana teroris yang sudah divonis 7 tahun.

"Semua terstruktur. Satu sama lain saling terkait. Semua tidak pernah terhenti, dan polisi juga tidak boleh berhenti untuk mengantisipasi dan mencegah aksi mereka," katanya. (Sugiyarto)



Teroris Justru di Permukiman Padat Penduduk

JAKARTA, JUMAT — Kepala Polri Jenderal (Pol) Drs Bambang Hendarso Danuri mengatakan, Jumat (24/10) di Mabes Polri, Badan Reserse Kriminal Mabel Polri dan Densus 88 akan terus melakukan upaya-upaya dalam mengungkap jaringan teroris di Indonesia.

Menurutnya, jaringan teroris di Indonesia cukup banyak dan terorganisasi. Ia mensinyalir kemungkinan kelompok-kelompok tersebut justru tinggal di tengah-tengah permukiman padat penduduk.

Bambang juga mengimbau agar semua elemen masyarakat berperan aktif dalam memberikan informasi mengenai kemungkinan keberadaan kelompok teroris. "Apa pun informasi yang diberikan kami sangat menghargainya. Kami selalu berupaya untuk bertindak lebih awal dibandingkan dengan mereka," ujar Bambang.

Istri Wahyu, Tersangka Teroris Ditahan Mabes Polri

Jumat, 24 Oktober 2008 | 00:25 WIB

JAKARTA,KAMIS - Rohyatun, istri Wahyu Ramadhan alias Uci alias Faid alias Zulfikar, tersangka teroris yang ditangkap di Kelapa Gading, Jakarta Utara, dikabarkan menghilang. Tiga hari sejak rumah kontrakannya Jalan Gading Sengon VII RT 05/14, Kelapa Gading, Jakarta, digrebek dan digeledah Densus 88 Antiteror, ia tidak balik lagi.

Padahal pagi sebelum ada penggrebekan ke rumah kontrakannya, Rohyatun masih terlihat diantar suaminya ke tempat kerja di kawasan Industri, Cakung, Jakarta Utara. Sementara anaknya, Wafa (9 bulan) dititipkan kepada tentangganya.

Kemana selama tiga hari Rohyatun pergi meninggalkan anaknya yang masih bayi? Ternyata Rohyatun ikut ditahan di Mabes Polri. Ia masih menjalani pemeriksaan secara intensif di Bareskrim Mabes Polri. Kepastian keberadaan Rohyatun ini disampaikan oleh Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Sulityo Ishaq, Kamis (23/11).

"Iya, dia masih diperiksa penyidik terkait dengan kegiatan teror suaminya. Kita masih memerlukan keterangannya untuk pengembangan penyidikan," jelas Sulistyo. Menurut Sulistyo, status Rohyatun hanya sebagai saksi. Belum ada penetapan sebagai tersangka.

Ketika ditanya kenapa kalau hanya sebagai saksi sampai sekian hari belum juga dikembalikan, apalagi di rumah masih meninggalkan seorang bayi, Sulistyo menyatakan, karena itu terkait teroris, polisi memiliki kewenangan menahan tanpa status seeorang sampai 7X24 jam.

Sampai Kamis (23/10), jumlah tersangka teroris yang ditangkap masih lima orang. Dua orang tersangka lagi yang buron, sampai sekarang belum tertangkap." Belum ada perkembangan. Kita masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap tersangka yang sudah ditangkap. Tersangka yang buron juga belum tertangkap," ujarnya.

Kelompok teroris yang disebut-sebut bakal meledakkan Depo Pertamina Plumpang, Jakarta, merupakan gabungan dari berbagai kelompok garis keras yang tersebar di berbagai daerah, termasuk diantaranya Jamaah Islamiyah (JI) Singapura. Namun ketika ditanya apakah aksi teroris yang di rancang bakal diledakan di Jakarta ini melibatkan teroris Internasional, Sulistyo menyatakan tidak ada.

Menurut Sulistyo, indikasi gabungan dari berbagai kelompok garis keras, termasuk JI Singapura, itu hanya dari pola-pola perakitan bom yang dibuat kelompok ini. "Kita belum melihat adanya keterlibatan dengan teroris jaringan internasional. Kita belum dapat memastikan. Bisa saja kan, WNA tapi menggunakan nama-nama WNI atau sebaliknya," katanya.




Teroris Kelapa Gading Eks Poso dan Ambon


Kamis, 23 Oktober 2008 | 07:26 WIB

JAKARTA, KAMIS - Rusli Mardhani alias Wahyu (26), tersangka teroris yang ditangkap polisi di kawasan Kelapa Gading, adalah anggota Kompak asal Kaya Maya, Poso, Sulawesi Tengah. Wahyu juga pernah terlibat dalam penembakan anggota Brimob di Loki, Seram Bagian Barat (2005), serta terlibat dalam kekerasan di Ambon sejak tahun 2002-2003.

Hal itu diungkapkan Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Sulistyo Ishak, Rabu (22/10). Seperti diberitakan, selain Wahyu, polisi juga menangkap empat orang lainnya yaitu Nurhasani alias Hasan (28), Imam Basori alias Basar (36), Muntasir (34), dan Budiman, yang kini masih dirawat inap di rumah sakit karena sakit tifus dan anemia. Selain itu, masih ada dua orang yang buron, yaitu SBRH dan ABH. Mereka ditangkap di Jakarta dan Bogor.

Depo pengisian bahan bakar minyak milik PT Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, merupakan target peledakan. Mereka diduga murid Azahari.

”Dari pemeriksaan terhadap para tersangka, obyek vital depo di Plumpang jadi target, tetapi belum jelas jadwalnya. Tersangka Wahyu sendiri sudah tinggal di Plumpang sejak setahun lalu,” kata Sulistyo.

Sulistyo mengatakan, mencermati barang bukti rangkaian elektronik, tampak kesamaan dengan rangkaian elektronik hasil kerja (alm) Azahari, perakit bom, seperti rangkaian elektronik yang pernah ditemukan di Cicurug, Sukabumi (2003); Lewiliang, Bogor (2003); Malang (2005); Semarang (2005); Wonosobo (2006); Yogyakarta dan Solo (2007); serta Palembang (2008).

Semua barang bukti yang ditemukan polisi adalah 2.675 gram serbuk coklat dalam jeriken putih yang diduga TNT, aluminium sulfat, satu rangkaian switching, pistol, magasin, 27 butir peluru kaliber 9 milimeter, laras dan peredam, serta printed circuid board yang garapannya rapi.

Sulistyo menambahkan, kelompok di Kelapa Gading tersebut berkolaborasi dengan sejumlah kelompok lainnya, yaitu Jundullah, Kompak, Fakta (Palembang), NII (Negara Islam Indonesia), dan Al-Jamaah Al-Islamiyah Singapura (Fajar Taslim yang ditangkap di Palembang).
 
koq mesti ada istilah teroris di dunia ini.... sob dah....
 
Tapi sukurlah, kemarin diberita polisi menagkap 2 orang teroris, 2 lagi dalam pengejaran...
 
ape untunge seh ngebom2 fas milik pemerintah toh nti rakyat indo jg yg bkl pening puyeng susah sengsara.. dsr odoy.. X(
 
Sekarang gini deh kalau udah nyerang Pertamina, tujuannya apa sih?
 
uda mulai gak jelas....

mungkin mereka pengen bunuh diri dengan mati sahid di keroyok massa orang Indonesia....

wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwwkwkwkwkwk...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.