• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Terimakasih Untuk Kehangatan itu Om

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.612
Nilai reaksi
23
Poin
0
Terimakasih Untuk Kehangatan itu Om


Saat itu tahun 2012, umurku yg masih 17 tahun adalah masa yg sangat sulit untukku.

Hari-hariku dilewati dengan bekerja secara freelance sebagai fotografer. Tolong jangan bayangkan fotografer yg sering mendapatkan job, ini adalah fotografer keliling yg ku lakukan secara acak, & dengan taruhan orang yg kufoto mau membawa pulang fotonya. Jika tidak maka saya harus merelakan satu lembar kertas cetak fotoku.

Tahun ini adalah tahunku untuk masuk ke dalam jenjang perkuliahan, & saya merasakan kegundahan untuk melanjutkan apa tidak. Bukanlah biaya yg jadi suatu permasalah dalam pertimbanganku, namun adalah kenyamanan, apakah saya yakin dapat mengerjakannya dengan baik atau saya cuma membuang waktuku saja nantinya.

Beberapa bulan lagi pendaftaran kuliah akan segera berakhir, & saya masih belum dapat menentukan dengan baik. Orang tuaku sudah memberikan kebebasan sejak saya diputuskan lulus dari SMA. Dan apapun yg kuputuskan sekarang semuanya harus saya pertangggung jawabkan sendiri.

Seringkali saya bermain ke tempat temanku, dengan rencana cuma untuk bersenang-senang, berbicara tentang segala hal yg tidak ada ujungnya, tentu dengan asa akan ada petunjuk yg dapat saya temukan secara tiba-tiba.

Disuatu sore yg seperti biasa kami berdua duduk di sebuah warung dalam lingkungan komplek rumah kawanku, di depannya ada sebuah rumah dengan tubuh ikan akbar digantung di atap teras. Aku tidak yakin ikan tipe apa itu.

Seorang pria akbar dengan bobot otot yg terlihat tertutup lemak tubuhnya. Dirinya menyapa temanku & memanggil untuk datang kepadanya, ternyata temanku sudah mengenal orang tersebut dengan cukup baik.

Kami berdua berada di teras rumahnya, dengan keadaan bapak pria akbar tersebut sedang mengangkat barbel akbar disamping kami.

Beberapa hari ini saya perhatikan kalian berdua di warung tersebut terus, tidak ada kerjaan atau lagi nyari kerjaan kalian? Dengan ketenangan yg sangat baik intonasi suara pria akbar tersebut menyerang pikiran kita berdua.

Sebenarnya kawanku ini juga punya masalah, dirinya tidak mendapatkan tempat magang sudah dua bulan ini, & itu semua karena dirinya juga ragu dalam memilih tempat untuk magang.

Hampir bersamaan kami berdua menjawab paertanyaannya.

Iya om balasku.
Heehe, iya temanku menimpali.

Saat itu kami berdua ditatap dengan cukup serius, & tentu kami berdua secara reflek tertunduk tak sanggup membalas tatapannya.

Setelah mendengar permasalahan kami berdua pria akbar tersebut mengenalkan dirinya kepada kami, tapatnya kepadaku. Dengan nama Budi, dirinya tidak keberatan kalau dipanggil sebagai om Budi.

Menurutnya kami berdua memiliki suatu masalah yg sama, kami berdua bimbang dalam mencari rumah.

Mendengar kesmpulan dari maslah kami tersebut tiba-tiba saja jantungku terasa berdegup, & saya merasakan ini bukanlah degupan biasa yg biasanya saya alami dalam kesaharianku.

Sejenak saya coba melirik kearah temanku, yg kulihat kepalanya menunduk kebawah menatap tanah, seperti melihat cermin yg menampilkan paras & seluruh masalah hidupnya.

Saat itu kami berdua mendengar om budi bercerita tentang perjalanan hidupnya pada saat remaja dulu. Pada masanya dirinya tidak memiliki siapapun untuk diajak berbicara masalah, orang tuanya adalah orang yg melepaskan anaknya mencari segala jawaban dari hidup dengan cara sendiri. Dari segala macam percobaan dirinya akhirnya kini berada di titik ini sekarang, & katanya perjalanan hidupnya ini sudah digariskan untuk diturunkan kepada kami berdua saat ini.

Jangan pernah ragu dalam mengambil keputusan, rasakan dengan hatimu, kalau sudah terasa hangat, maka apapun keputusanmu itu adalah yg terbaik untuk anda jalani. Dengan lembut om budi bicara, & kami berdua yg masih tertunduk, tiba-tiba saja merasakan ada suatu getaran di kepala kami.

Secara bersamaan kami berdua mengangkat kepala kami, & menatap mata om budi, kami ucapkan terima kasih kepadanya.

Sore itu kami ditraktir kopi dari warung di depan rumahnya (tempat nongkrong kami biasa itu) & dialog kami terus berlanjut hingga jam tidur malam.

Keesokan harinya saya berjalan menuju kampus pendaftaran & merasakan dengan hatiku setiap moment langkahku mendaftarkan diri di kampus, & kurasakan kehangatan itu.

Terimakasih Untuk Kehangatan itu Om


Spoiler for Sumber Gambar:

Sumber
Hari ini 19:47
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.