• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Tanda Kasih Sayang Allah Swt

laruku

IndoForum Newbie E
No. Urut
11643
Sejak
16 Feb 2007
Pesan
46
Nilai reaksi
0
Poin
6
Fase pertama Bulan Ramadhan yang penuh rahmat telah kita lalui dan sekarang mulai memasuki fase kedua yang penuh maghfiroh (ampunan).
Semakin tinggi derajat seseorang, maka akan semakin berat ujian yang akan dihadapinya. Dan setiap akan dinaikkan derajat seseorang, maka diuji terlebih dahulu. Dalam ayat Al-Qur’an surat Al-Baqarah 183 tentang perintah puasa. Allah menyuruh dengan perkataan “Amanu” (orang-orang yang beriman), dimana perintah puasa dikhususkan bagi orang-orang beriman bukan untuk setiap orang. Ini bukan dikarenakan ayat itu turun di Medinah, akan tetapi ada maksud tertentu dibalik perintah tersebut.

Persoalannya adalah apakah kita merasa dipanggil atau diseru oleh Allah dengan seruan “Yaa ayyuhalladzina Amanu” atau tidak? Menurut Sayyidina Ali ra. Seruan diatas bukan ditujukan kepada telinganya tetapi kepada hatinya. Maka tatkala seruan itu didengungkan maka maksudnya adalah :
Wahai hati orang-orang beriman !

Mampukah panggilan ini menggetarkan atau menggelegarkan hati kita karena ada sesuatu yang wigent dan perlu diperhatikan serta diamalkan.
Wahai orang-orang yang telah tertanam kalimat iman (Laa Ilaaha Illalloh) di hatinya !

Sudahkan hati kita ditanami kalimat iman? kalimat iman yang akan menyelamatkan kita bukan yang tertulis di buku, tembok atau dinding. Akan tetapi yang tertanam dalam hati dan selalu dibawa kemana-mana.
Panggilan “Amanu” merupakan panggilan kasih sayang dari Allah kepada kita. Karena Hidayah dan Iman itu merupakan anugerah terbesar dari Allah kepada manusia.


Sampai Baginda Rasulullah Saw pun pernah hampir putus asa menginginkan paman tersayangnya yang selalu membela dalam perjuangan untuk beriman kepada Allah. Sehingga Beliaupun ditegur oleh Allah : “Hai Muhammad Kau hanya sekedar penyeru saja tidak mampu untuk memberi hidayah iman kepada orang yang sangat kau cintai. Hanya Allah saja yang akan memberi hidayah iman kepada orang yang dikehendakinya”. Ada sikap aneh dari sebagian orang dengan mengatakan : “Mengapa orang yang belum betul sholat atau syariatnya sudak diajak ke Tasawwuf? Seharusnya syariat dulu yang betul,lalu Tarekat dan Hakekat”.

Bagaimana cara mengomentarinya yang bijak ? Perlu dijelaskan bahwa kita ini rupanya diberi terlebih dahulu alat oleh Guru Mursyid untuk membersihkan hati. Sehingga apabila hati bersih akan mudahlah hidayah Allah masuk. Karena walaupun ilmu bertambah tanpa hidayah dari Allah tidak akan menjadikan dekat kepada Allah, malah semakin bertambah jauhlah dari Allah. Dan ingatlah bahwa ilmu itu cahaya serta cahaya Allah itu tidak akan masuk kepada orang yang hatinya kotor.
Ketika kita ditalqin oleh Guru Mursyid, yang berbicara tatkala itu adalah bahasa hati (qolbu) bukan bahasa lisan saja. Maka jangan aneh kalau Pangersa mentalqin orang Barat karena yang berbicara adalah bahasa hati. Fungsinya tidak lain agar hati kita yang bagaikan raja dan selalu menyuruh anggota tubuh kita yang lainnya itu bersih, sehingga hanya menyuruh kepada apa saja yang memang diridhoi Allah.

Puasa pun ditujukan kepada orang yang sudah ditanam kalimat iman. Ini sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang beriman sebelum umat Nabi Muhammad Saw, tujuannya tidak lain agar lebih membersihkan hati sehingga mendapatkan pencerahan serta rahasia-rahasia Allah.
Mengapa kita belum ? Mungkin kita belum sampai karena masih ada amaliah yang bolong dan harus lebih disempurnakan. Maka tatkala mendengar isi Manqobah ke-32 yang mengatakan bahwa Tuan Syaikh berbuka puasa di 70 rumah muridnya secara bersamaan, kita menjadi heran dan kurang percaya.
Padahal semuanya itu bisa terjadi, apabila seseorang telah mampu mengubah energi ruh dirinya. Dalam Tasawwuf jika kita sudah mampu meruhanikan jasmani kita, sudah pasti kita bisa seperti itu. Persoalannya sekarang apakah sudah sampai kita itu kesana atau belum ? Walaupun bukan hal prerogratif Syeikh Mursyid, untuk sampai ke tingkat diatas sangat berat sekali. Jadi dalam menanggapi persoalan seperti ini jangan hanya hati yang penuh iman.

Maka ada sebagian orang yang ragu, sehingga mencari guru lain. Akhirnya setelah kemana-mana tidak pernah ketemu yang dicari. Apalagi kalau hanya mengandalkan dialog dengan TV atau radio, malah bisa menjadi buyar lagi apa yang didapat.
Insya Allah apabila kita mempunyai modal iman yang tertanam dalam hati, pasti kita melaksanakan puasa Ramadhan sebaik mungkin agar menjadi orang bertaqwa. Kita tidak mungkin menjadi orang bertaqwa tanpa adanya iman kuat yang tertanam dalam hati, dan inilah jalan terdekat dan termudah yang diajarkan Baginda Rasulullah Saw.

Siapakah orang yang bertaqwa itu? Yaitu orang yang mampu menjaga hatinya agar supaya tidak ingat kepada selain Allah. Apabila ketika melaksanakan shalat, hati kita ingat kepada pakaian, pekerjaan, makanan dan lainnya. Maka setiap Sufi selalu berdo’a : “Ya Tuhanku ! Jadikanlah dunia ditanganku dan janganlah Kau jadikan dihatiku”.
Allah menyuruh kita jika kita lupa kepada Allah, maka cepatlah ingat kepada-Nya (Dzikrullah). Jika lupa, ingatkan lagi dan terus begitu. Alhamdulillah kita sudah mempunyai alat untuk mengingat Allah, justru yang celaka adalah orang yang selalu lupa kepada Allah tetapi tidak mempunyai alatnya.

Apabila seseorang sudah menjadi orang bertaqwa, maka dia akan cepat-cepat meminta ampun kepada Allah (taubat Nasuha) yang bukan sekedar dimulut. Tetapi tembus ke hati dan bertekad untuk meninggalkan selamanya (perbuatan dosa itu).
Ampunan bagaimana yang mendapat rahmat Allah SWT? Yaitu apa yang telah diberikan dan dituntun Guru Mursyid (Talqin dzikrullah) dengan gerakan dan petunjuk tertentu dari Guru, sehingga apabila kita mengerjakannya akan diampuni 4000 dosa besar dan kecil. Disamping ampunan seperti diatas, juga akan mendapat surga yang dikhususkan bagi orang-orang bertaqwa.

Bagaimana ciri-ciri orang bertaqwa itu ? Allah menerangkan bahwa diantara ciri-cirinya adalah :
Mampu bersodaqoh di jalan Allah, baik diwaktu lapang ataupun sempit. Ini sebagaimana dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Saw sendiri tatkala datang yang ingin menikah, “Ya Rasulullah ! Saya akan melaksanakan anjuran sunnahmu yaitu menikah”, kata sang pemuda. Mendengar berita demikian Rasulpun sangat gembira. “Tetapi sampai hari inipun saya tidak mempunyai sebutir gandum pun untuk dimasak”, sang pemuda dengan nekat. Maka Rasul memanggil istrinya :”Ya Humairoh ! apakah kita mempunyai gandum?” istrinya menjawab : “Ada, untuk makan besok, kenapa ?”, “Berikan saja ! ini ada pemuda yang ingin menikah tetapi tidak mempunyai apa-apa”. Demikian contoh Rasul kepada kita. Sesuai dengan perintah Allah bahwa tidaklah dikatakan kebaikan kecuali mampu mensodaqohkan apa yang dia cintai.
Mampu menahan marah tatkala datang kemarahan. Rasul Saw bersabda : “Tidaklah dikatakan yang gagah itu yang kuat jasadnya, tetapi seseorang dikatakan gagah itu apabila dia mampu menahan marahnya”. Diantara fungsi dzikir itu adalah agar kita mampu menahan amarah dikala marah.
Mampu memaafkan (mengampuni) sesama manusia. Sebagaimana dalam TANBIH dikatakan : “Harus menyayangi orang yang membenci kita”, karena kalau kita bersikap keras, pasti akan lari setiap orang disekeliling kita. Dengan sikap pemaaf ini kita akan menjadi tenang dan tentram.


Apabila dia berbuat dholim atau aniaya, baik kepada orang lain atau dirinya, dia akan cepat-cepat meminta ampun kepada Allah SWT. Allah menganjurkan agar meminta tolong dengan kesabaran dan sholat. Hanya kepada Allah saja kita meminta ampun dan pertolongan. Sehingga apabila mendapatkan berbagai kesulitan dalam hidupnya, dia akan cepat-cepat kembali kepada Allah saja sebagai tempat bersandarnya.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.