• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Surga Mutiara di Jepang

Axl Enoch

IndoForum Newbie B
No. Urut
77255
Sejak
7 Agt 2009
Pesan
204
Nilai reaksi
9
Poin
18
KOMPAS.com-Selasa (14/4) sekitar pukul 15.15, tampak tiga perempuan berusia sekitar 20 tahun berada dalam sebuah perahu yang dikemudikan seorang pria. Mereka mengenakan pakaian serba putih yang menutupi tubuh, mulai dari kaki hingga kepala. Tidak lama kemudian satu demi satu perempuan itu terjun ke dasar laut yang memiliki kedalaman enam meter.

Selang beberapa menit berikutnya mereka muncul di permukaan sambil menunjukkan mutiara yang baru saja mereka ambil dari dasar laut. Mutiara tersebut lalu mereka masukkan ke dalam kotak khusus dari kulit kayu. Aktivitas itu mereka lakukan beberapa kali selama lebih kurang 30 menit.

Itulah demo yang diperlihatkan perempuan di Mikimoto, Jepang, tentang cara mengambil mutiara. Mikimoto berada di Prefektur (setingkat provinsi di Indonesia) Mie, yang terletak pada 150 kilometer arah barat Nagoya.

Mikimoto merupakan salah satu basis industri mutiara terbesar di Jepang, mulai dari proses produksi bahan baku dalam laut hingga pengolahan menjadi barang perhiasan bernilai tinggi. Semua pengerjaannya dilakukan secara manual. Kegiatan itu sudah berkembang selama lebih dari 100 tahun, mulai awal tahun 1890-an dan terus berlangsung hingga saat ini.

Perhiasan mutiara yang dihasilkan berkualitas tinggi dan sangat beragam.

Mutiara dari Mikimoto mulai mendunia sejak tahun 1937. Saat itu para pengusaha dari daerah tersebut mengikuti sebuah pameran yang digelar di Paris, Perancis. Penampilan perdana itu langsung memukau peserta sehingga sejak itu pula permintaan terus meningkat.

”Hingga saat ini mutiara Mikimoto selalu diburu penggemar dari seluruh penjuru dunia. Selain memesan melalui distributor, tidak sedikit pula yang langsung datang ke sentra produksi dan pengolahan di Mikimoto,” kata Noboru Shibahara, Manajer Mikimoto Pearl Island.

Jumlah pengunjung di Mikimoto Pearl Island berkisar 300.000 orang per tahun. Sekitar 30.000 orang di antaranya berasal dari luar Jepang, yakni Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Khusus pada musim liburan, seperti Agustus, pengunjung bisa mencapai 3.000 orang per hari. ”Sekitar 70 persen pengunjung pasti membeli perhiasan mutiara,” ujar Noboru.

Mikimoto Pearl Island berada di sebuah pulau kecil yang luasnya sekitar satu hektar. Di sana khusus dibangun ruang pameran, museum, toko, restoran, dan pusat pertunjukan teknik pengambilan mutiara dari dasar laut.

Di kawasan itu terdapat banyak pulau kecil dengan laut yang sangat jernih. Mutiara yang diolah diperoleh dari pencarian di dasar laut, dan sebagian lagi merupakan hasil budidaya masyarakat setempat.

Untuk menghubungkan pulau sentra industri mutiara Mikimoto dengan pulau terdekat yang merupakan pusat kota Toba dibangun sebuah jembatan penyeberangan mewah dilengkapi dengan tangga berjalan. Jembatan ini hanya untuk pejalan kaki.

Garap Indonesia

Pengambilan mutiara dari dasar laut hanya dilakukan kaum perempuan. Alasannya, perempuan dinilai mempunyai kadar lemak lebih rendah daripada laki-laki sehingga memiliki napas yang cukup panjang serta mampu bertahan lebih lama di dasar laut saat mencari mutiara yang terbaik.

”Ini keyakinan masyarakat kami dan sudah terbukti selama puluhan tahun dalam usaha budidaya dan pencarian mutiara di dalam laut di sini,” jelas Yuya Iwasaki, staf senior pada kantor pemerintahan Provinsi Mie.

Namun, dia juga mengakui pilihan menggunakan tenaga kerja perempuan dalam pencarian mutiara juga tidak terlepas dari tradisi yang berkembang di Jepang sejak ribuan tahun silam. ”Dalam tradisi masyarakat Jepang yang berkembang sejak dulu kaum perempuan yang lebih dominan bekerja. Tradisi ini masih berkembang dalam sejumlah aktivitas, seperti pencarian mutiara,” ujar Yuya.

Seiring permintaan perhiasan mutiara Mikimoto yang semakin mendunia, pasokan bahan baku lokal dirasakan tidak cukup memenuhi kebutuhan itu. Maka, sejak belasan tahun silam industri setempat mulai mengimpor bahan baku dari sejumlah negara, seperti Australia dan Thailand.

Tanpa menyebutkan jumlahnya, menurut Noboru, volume impor cenderung meningkat. ”Kami harus konsisten memenuhi permintaan pasar. Jadi, tidak ada pilihan lain bagi kami selain mengimpor bahan baku. Indonesia adalah salah satu wilayah potensial mutiara yang ingin digarap optimal,” ujar Noboru.

Akuarium Toba

Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Mikimoto tak akan dibuat jenuh dan bosan. Tak jauh dari lokasi itu berdiri Akuarium Toba, sebuah gedung besar yang mengoleksi 850-900 jenis ikan air laut dan air tawar yang tergolong langka di dunia.

Dalam gedung yang beroperasi sejak 15 Mei 1955 itu dibangun 850-950 unit akuarium dalam berbagai bentuk dan ukuran mengoleksi hingga 30.000 ekor ikan. Semua ikan itu rata-rata berusia lebih dari 25 tahun. Ikan duyung, misalnya, sudah berusia 35 tahun.

”Banyak masyarakat Jepang dan dunia hanya mengetahui nama ikan tertentu, tetapi belum melihat dari dekat bentuk dan modelnya. Akuarium Toba menawarkan peluang untuk melihat langsung ikan-ikan langka,” kata Yukiyasu Nakaseko dari Departemen Pelayanan Akuarium Toba.

Selama ini Akuarium Toba dan Mutiara Mikimoto selalu dijadikan satu paket dalam promosi wisata. Kedua obyek itu didukung pula sejumlah hotel yang menawarkan spa air panas alam serta suasana alam pegunungan, seperti Misugi Resort Hotel. Dengan demikian, wisatawan menikmati banyak suasana menarik selama berkunjung ke wilayah Mie.

”Mutiara Mikimoto, Akuarium Toba, serta Misugi Resort Hotel dan Spa berbeda pemiliknya. Tetapi, kami selalu bersinergi dalam melakukan promosi dan menjaring wisatawan. Itulah sebabnya, bisnis-bisnis kami selalu tetap eksis,” kata Noboru Shibahara.
 
ternyata indonesia jadi salah satu wilayah potensial mutiara yang digarap sama jepang...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.