• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Surat untuk kekasihku disana

Mizz Sunshine

IndoForum Newbie F
No. Urut
75244
Sejak
9 Jul 2009
Pesan
1
Nilai reaksi
0
Poin
1
Balikpapan, 9 juli 2009


Assalamualaikum wr. Wb.

Mas yang ku sayang? Apa kabarmu? Sedang apakah kau disana? Resahkah engkau memikirkan ku? Seperti diriku yang gelisah menekan kerinduan ini. Adakah kau disana memikirkan diriku seperti yang terjadi padaku, memikirkan dirimu setelah ku terbangun dari tidurku. Ataukah kau sendiri disana, masih dapat tertawa, masih dapat bersenandung, dan tak setitikpun ada diriku disana?

Mas, maafkan aku karena tidak dapat memberikan apa-apa agar mas dapat mencintaiku. Mencintaiku cukup dalam hingga cinta kecil ku ini pantas untuk di pertahankan. Mas, maafkan aku karena memiliki cinta padamu lebih besar daripada cintamu padaku. Aku sungguh tak punya apa-apa yang dapat aku berikan padamu. Hanya ketulusan, dan menerimamu apa adanya yang dapat kuberikan. Selain itu, tak ada lagi. Aku tidak seperti dirimu yang telah memberikan aku banyak hal. Hal-hal kecil sederhana yang dahulu tak pernah ku perhatikan, hal-hal sepele yang dulu tak kuhargai. Kau mengajarkan aku tentang sebuah kesederhanaan. Kau mengajarkan aku tentang tawa. Kau mengajarkan aku tentang menerima. Kau mengajarkanku untuk tersenyum.

Mas, mungkin terlambat jika aku buka hal ini. Dulu saat kau ingin membawaku pada orang tuamu, bukannya kedua orang tua ku tidak mengijinkannya. Hanya saja mereka ingin agar engkau sendirilah yang menyampaikannya pada orang tuaku. Izin yang hingga kini tidak pernah kau ucapkan pada mereka. Mereka ingin kita membuka komunikasi dengan kedua orangtuamu, agar aku tidak mendapatkan penolakan yang menyakitkan. Ingin saat itu kusampaikan keinginan orang tuaku, namun aku tak berani menyampaikannya padamu. Diri ini takut kau akan merasa tertekan. Aku hanya ingin hidupmu tenang mas. Maka kubiarkan hal penting itu terkubur dalam hatiku saja.

Aku akui, itu adalah kesalahanku hingga menjadi salah satu penyebab hal menyakitkan ini terjadi. Aku tidak akan membela diri dari kesalahan itu, karena aku tahu ini kesalahanku. Aku pun tidak memaksa dirimu untuk membukakan pintu hati menuju orang tuamu seperti halnya aku membantumu membukakan pintu menuju hati orang tuaku. Aku tidak tahu kenapa hal itu tidak pernah kulakukan, aku hanya tidak ingin kau merasa tertekan. Ya… mungkin hanya itu alasan yang dapat ku sampaikan.

Maafkan ke egoisanku karena hanya memikirkan diriku sendiri. Aku takut kehilangan senyummu. Kehilangan tawamu. Kehilangan semua ceritamu jika kau di rundung kesedihan. Maafkan keegoisanku ini, mas.

Mungkin saat itu mas hanya menyampaikan apa yang menjadi keputusan orang tua, janganlah itu berarti akhir dari cinta kita. Mas, tak terpikirkankah olehmu, mungkin beliau sedang sakit saat kau tanyakan tentang diriku, membuat emosi beliau meningkat. Tak terpikirkankah olehmu, alasannya mengapa beliau tidak menginginkan diriku menjadi pendampingmu? Mungkin beliau sangat menyayangimu. Sangat mencintaimu karena kaulah satu-satunya anak lelaki bagi beliau. Beliau ingin kau selalu mengingat beliau. Beliau takut kau tak akan datang padanya saat beliau sakit atau saat membutuhkanmu jika ada aku disisimu.

Aku tahu betapa engkau mencintai beliau. Sama seperti diriku yang mencintai kedua orang tuaku, sama seperti cinta mu pada orangtuamu. Namun, ini cinta kita, mas. Cinta yang berbeda dari cinta kita pada kedua orang tua kita. Berbeda sekali. Aku mengerti kau tak ingin kehilangan ridho dari orang tuamu, sama sepertiku. Aku tahu kau beranggapan bahwa ridho Allah adalah ridho orang tua. Namun tahu kah kau bahwa pada dasarnya orang tua hanya ingin melihat kita bahagia. Saat melihat kita bahagia, ridho mereka akan melimpah ruah pada kita. Yang kita butuhkan hanya sedikit perjuangan, mas.

Mas yang kusayang. Demi Dzat Yang Menguasai Cinta, tak pernah sedikitpun terlintas dalam kepalaku ingin menjauhkan dirimu dengan beliau. Tidak terbersit setitikpun ingin mengambil dirimu dari beliau. Tidak sejengkalpun langkahku untuk menarikmu pergi dari beliau. Diriku juga memiliki dua orang tua yang begitu aku sayangi. Mas, yakinkanlah mereka bahwa aku mencintai dirimu berarti aku juga harus mencintai mereka. Perjuangkanlah sedikit saja cinta kecil kita ini. Sesungguhnya, tak ada sedikitpun kata hati ini ingin engkau menentang beliau. Diriku hanya ingin kita memberikan pengertian pada beliau. Hanya ingin kita memperjuangkan sedikit cinta ini, hingga titik kepasrahan ini membentur dinding takdirNya yang tak kan pernah retak. Dan yang tersisa hanya ketawakalan kita terhadapNya. Saat Dia menakdirkan cinta kita benar-benar harus berhenti bernafas.

Tidakkah kau ingat perjalananmu ke kota ini. Beliau tidak mengijinkanmu, bukan? Namun akhirnya beliau sadar bahwa ini adalah jalanmu, kebahagiaanmu, hingga akhirnya beliau merelakan kau pergi darinya untuk meraih kebahagiaanmu. Kebahagiaanmu yang berarti kebahagiaan beliau juga.

Mas, betapa ingin diri ini kau dan aku, kita, bersama membuka pintu hati beliau. Bersama berjuang demi mempertahankan sedikit cinta ini. Tidak sama sekali diri ini ingin melihat hubunganmu dan beliau menjadi buruk, peganglah janjiku ini, mas. Kita lakukan ini bersama, kita berbicara dengan hati kita pada beliau, katakan pada beliau bahwa kau mencintai beliau, namun kau juga memiliki cinta padaku. Cinta yang kita dirikan karena ingin menyempurnakan keislaman kita. Cinta yang muncul karena ingin melaksanakan sunnah kekasih-Nya.

Maafkan aku yang telah membiarkanmu berjuang sendiri. Membiarkanmu menelan tekanan itu sendiri. Maafkan diri ini mas. Berilah aku satu kesempatan untuk memperjuangkan ini juga. Beri kesempatan padaku untuk memperbaiki segala kesalahan yang telah ku lakukan. Beri aku kesempatan untuk menyambung komunikasi yang ternyata tidak berjalan dengan baik seperti yang telah kita komitmenkan dahulu.

Mas yang kusayang. Aku pun tak tahu apa yang akan terjadi pada takdir kita kelak. Namun satu yang ku tahu betapa menanti takdir dengan perjuangan yang kita lakukan bersama akan lebih indah, apapun hasilnya. Kumohon janganlah dulu menyerah tanpa melihatku turut berjuang denganmu. Hingga akhirnya Yang Maha Agung memutuskan sendiri kita harus berhenti berjuang dan menyisakan doa dan tawakal kita demi akhir yang tidak akan menyakitiku namun juga tidak menyakiti beliau.

Salam sayang dari diriku yang mencintaimu

Wassalamualaikum wr. Wb.
Duhai takdir…. Sampaikanlah ini padanya. Sampaikan suratku ini pada dia yang disana. Karena ku tak tahu bagaimana caranya agar ia tahu.
 
duh kasian...semoga masmu dapat melihat surat ini.../no1
 
sweet bgt deh..
smoga dia baca suratmu...
aku turut bahagia jika kau bahagia..
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.