Handyplast
IndoForum Beginner D
- No. Urut
- 10814
- Sejak
- 29 Jan 2007
- Pesan
- 608
- Nilai reaksi
- 219
- Poin
- 43
Steven Tari, Kanibal Bergelar 'Black Jesus' Ditangkap
Kanibal yang menyebut dirinya sebagai “Black Jesus” dan telah memerkosa serta membunuh sedikitnya tiga remaja putri, telah ditangkap. Steven Tari (35 tahun) ditangkap dan dipukuli sekelompok warga yang marah, sebelum akhirnya diserahkan ke polisi di Papua Nugini baru-baru ini.
Para penduduk melukai Tari hingga berdarah-darah setelah dipukuli dan diikat. Ribuan orang berkumpul mencerca Tari, bekas murid seminari yang mengaku sebagai Yesus saat dibawa ke kantor polisi di Kota Madang.
Tari yang hanya mengenakan cawat, berdiri di hadapan kerumunan tanpa jubah yang biasa ia kenakan. “Saat itu, ia mengira ia dipermalukan layaknya Kristus sebelum disalib,” kata seorang saksi mata.
Meski Papua Nugini memiliki hukuman mati dengan cara digantung, namun belum ada seorang pun yang dikirim ke tiang gantungan sejak 1950-an.
Tari telah mengumpulkan lebih dari enam ribu pengikut selama ia melakukan perjalanan melalui desa-desa di pegunungan dan menjanjikan kepada pengikutnya bahwa mereka “akan menerima hadiah dari surga” jika mereka mengikutinya.
Namun para penduduk terkejut saat mengetahui Tari mengorbankan tiga gadis, meminum darah dan memakan daging mereka sebagai bagian dari upacara anehnya. Saat itu, seorang ibu bersedia meminum darah putrinya sendiri, karena berada dalam pengaruh Tari, ungkap para kerabat korban.
Tari akhirnya ditangkap di sebuah desa kecil bernama Matepi, yang dapat dicapai dengan berjalan kaki selama tujuh jam dari jalan terdekat.
Seorang pastor gereja, Paul Makura, mengatakan, polisi kesulitan menangkap Tari, karena ia tidak pernah menetap lama di satu tempat. Ia juga selalu waspada terhadap polisi.
Makura mengungkapkan: “Ia datang ke Desa Matepi sekitar dua pekan lalu dan warga sekitar yang mengetahui ia telah membunuh sejumlah wanita muda, membujuknya untuk tinggal lebih lama. Ketika ia pergi ke sebuah pondok untuk beristirahat, delapan penduduk setempat masuk ke pondok itu, menerkam dan mengikatnya, setelah terlebih dahulu memastikan bahwa ia tidak bersenjata,” ujarnya.
Komandan kepolisian Madang Anthony Wagambie memuji penduduk Matepi atas keberanian mereka.
Kanibal yang menyebut dirinya sebagai “Black Jesus” dan telah memerkosa serta membunuh sedikitnya tiga remaja putri, telah ditangkap. Steven Tari (35 tahun) ditangkap dan dipukuli sekelompok warga yang marah, sebelum akhirnya diserahkan ke polisi di Papua Nugini baru-baru ini.
Para penduduk melukai Tari hingga berdarah-darah setelah dipukuli dan diikat. Ribuan orang berkumpul mencerca Tari, bekas murid seminari yang mengaku sebagai Yesus saat dibawa ke kantor polisi di Kota Madang.
Tari yang hanya mengenakan cawat, berdiri di hadapan kerumunan tanpa jubah yang biasa ia kenakan. “Saat itu, ia mengira ia dipermalukan layaknya Kristus sebelum disalib,” kata seorang saksi mata.
Meski Papua Nugini memiliki hukuman mati dengan cara digantung, namun belum ada seorang pun yang dikirim ke tiang gantungan sejak 1950-an.
Tari telah mengumpulkan lebih dari enam ribu pengikut selama ia melakukan perjalanan melalui desa-desa di pegunungan dan menjanjikan kepada pengikutnya bahwa mereka “akan menerima hadiah dari surga” jika mereka mengikutinya.
Namun para penduduk terkejut saat mengetahui Tari mengorbankan tiga gadis, meminum darah dan memakan daging mereka sebagai bagian dari upacara anehnya. Saat itu, seorang ibu bersedia meminum darah putrinya sendiri, karena berada dalam pengaruh Tari, ungkap para kerabat korban.
Tari akhirnya ditangkap di sebuah desa kecil bernama Matepi, yang dapat dicapai dengan berjalan kaki selama tujuh jam dari jalan terdekat.
Seorang pastor gereja, Paul Makura, mengatakan, polisi kesulitan menangkap Tari, karena ia tidak pernah menetap lama di satu tempat. Ia juga selalu waspada terhadap polisi.
Makura mengungkapkan: “Ia datang ke Desa Matepi sekitar dua pekan lalu dan warga sekitar yang mengetahui ia telah membunuh sejumlah wanita muda, membujuknya untuk tinggal lebih lama. Ketika ia pergi ke sebuah pondok untuk beristirahat, delapan penduduk setempat masuk ke pondok itu, menerkam dan mengikatnya, setelah terlebih dahulu memastikan bahwa ia tidak bersenjata,” ujarnya.
Komandan kepolisian Madang Anthony Wagambie memuji penduduk Matepi atas keberanian mereka.