• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berita Soal Koalisi, Pidato SBY Tak Tegas

Closed

IndoForum Newbie A
No. Urut
110753
Sejak
11 Des 2010
Pesan
296
Nilai reaksi
3
Poin
18
1740033620X310.JPG


Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait keberlanjutan koalisi dinilai tidak tegas. Pasalnya, Presiden tak menunjuk langsung partai politik anggota Sekretariat Gabungan Parpol Pendukung Pemerintah yang dikatakan melanggar kesepakatan koalisi.

Demikian disampaikan secara terpisah oleh pengamat politik Ikrar Nusa Bakti dan Burhanuddin Muhtadi kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (2/3/2011).

"Seharusnya Presiden mengatakan, 'Kalau Anda tetap membandel, membangkang, ya jangan salahkan saya jika Anda saya keluarkan dari kabinet'," kata Ikrar.

"(Pidato Presiden) tidak menunjuk secara tegas partai mana yang melanggar. Selain itu, sanksinya juga tidak disebutkan, apakah dalam bentuk reshuffle secara keseluruhan atau pengurangan jatah menteri. Deadline sanksi juga tidak disebutkan. Presiden hanya mengatakan akan berkomunikasi dengan pimpinan parpol," kata Burhanuddin.

Bagi Ikrar, Presiden terlihat senang menggunakan media massa untuk mengancam pimpinan parpol yang dinilai membangkang. Alih-alih menggunakan media, kata Ikrar, jauh lebih efektif jika Presiden memanggil para pimpinan parpol pendukung pemerintah.

"Sebagai pimpinan Setgab, Presiden seharusnya dapat duduk bersama dengan pimpinan parpol anggota koalisi. Ini jauh lebih elegan dan lebih direct ketimbang ancaman di media massa," katanya.

Sementara itu, bagi Burhan, Presiden ingin menyampaikan pesan tertentu melalui pidatonya yang disiarkan langsung televisi.

"Presiden ingin mencoba mengesankan di depan publik, kalaupun terjadi reshuffle, itu bukan tekanan dari berbagai macam pihak, melainkan inisiatif yang diambil sendiri dengan melihat kondisi koalisi yang tidak solid," katanya.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.