Dog^LiKe
IndoForum Newbie A
- No. Urut
- 1250
- Sejak
- 24 Mei 2006
- Pesan
- 329
- Nilai reaksi
- 1
- Poin
- 18
Di samping menyiapkan diri dengan tidur panjang di siang hari, upaya lain yang biasa dijalankan agar kuat melek dan konsentrasi tetap tinggi adalah dengan minum kopi. Bijian yang awalnya disebut-sebut ditemukan secara tidak sengaja oleh penggembala Etiopia, kemudian dijadikan minuman “wajib” dalam upacara religius dengan maksud supaya orang yang terlibat bisa tetap terjaga sepanjang malam, dipercaya mampu mewujudkan harapan itu.
Kafein (C8H10N4O2), pertama kali diekstrasi dari kopi pada tahun 1821, adalah alkaloid, merupakan senyawa trimethylxanthine, bekerja mirip amphetamines dengan efek sedang yang menurut Linder, penulis buku Nutritional Biochemistry and Metabolism, berperan melalui penghambatan fosdodistere, menyebabkan peningkatan level cyclic-nucleotida, yang selanjutnya memengaruhi sistem saraf pusat. Selain kopi, bahan lain yang memilikinya dapat dilihat pada tabel.
Kandungan Kafein dalam Beberapa Minuman
Minuman Kandungan Kafein
(dalam setiap cangkir/sajian)
Selain dapat “disulap” jadi obat-dosis kafein dalam resep obat migren biasanya sekitar 30 hingga 40 mg per tablet-stimulan dan penghilang rasa sakit, senyawa ini pun bisa diandalkan sebagai alternatif penurun berat badan. Itu lantaran senyawa ini pintar membakar lemak dengan cara meningkatkan laju metabolisme.
Laporan sebuah studi menyebutkan, 100 miligram kafein (sekitar secangkir kopi) dapat meningkatkan laju metabolisme 3-4 persen. Pada beberapa relawan dengan berat badan normal didapati, efek tersebut terlihatnyata 2,5 jam setelah mereka mengonsumsinya.
Meski demikian, para peneliti menyatakan bahwa pembakaran kalori yang distimulasi oleh kafein akan lebih baik jika disertai olahraga. Hal lain, ini pun bukan berarti dengan banyak minum kopi berarti bebas efek samping.
Dalam dosis berlebihan (antara 250-750 mg atau 2-7 cangkir kopi) dapat menimbulkan kegelisahan, mual, sakit kepala, otot tegang, gangguan tidur, dan palpitasi jantung (jantung berdebar), terkadang juga anoreksia. Sementara jika dosisnya lebih tinggi lagi (di atas 750 mg), akan muncul berbagai gangguan emosi dan indra, utamanya pendengaran dan penglihatan (http://www.caryacademy.org)
Namun, sisi negatif kafein tak hanya bakal terasa sesegera itu saja. Serangkaian penelitian telah mengintip efek jangka panjangnya. Dalam Reader’s Digest edisi Desember 1994, yang mengutip laporan penelitian yang dibiayai The US National Institute of Child Health and Human Development and The US National Institute on Drug Abuse, memberitakan bahwa wanita yang mengonsumsi 300 mg kafein setiap harinya memiliki kesempatan 27 persen lebih rendah untuk hamil dibandingkan mereka yang terbebas darinya. Meski mekanismenya belum diketahui pasti, sebuah hipotesis mengatakan, kemungkinan substansi ini dapat menurunkan level hormon, semisal estrogen hingga memengaruhi ovulasi.
Situasi lainnya diungkap oleh Physicians Medicine dalam Healhty Eating for Life to Prevent and treat Cancer. Walau kaitan antara kopi dan risiko terkena kanker belum jelas, beberapa studi memperkirakan kemungkinan kopi memengaruhi DNA dan meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih dan ovarian. Selain itu, minum kopi yang sangat panas dapat memberi efek kerusakan pada sel dalam mulut dan kerongkongan, yang jika dilakukan berulang kali dapat mencetuskan kanker pada bagian tersebut.
Demikian halnya laporan para peneliti dari Harvard School of Public Helath, sebagaimana dicatat Balch dan Stengler dalam Presciption for Natural Cures. Walau menyisakan tanda tanya ihwal kejadiannya, mereka menemukan, wanita yang mengonsumsi 5-7 gr kafein per bulan (setara dengan dua cangkir kopi per hari) memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena endometriosis daripada yang tidak mengonsumsi kafein.
Begitu pun dalam hal kepiawaian kafein “menendang” kalsium melalui urine, yang selanjutnya memerosotkan kekuatan tulang, menjadikannya gampang patah. Studi Harvard mendapati, pada wanita pascamenopause yang mengonsumsi banyak kafein (lebih dari enam cangkir kopi per hari), risiko menderita patah tunggal pinggul tiga kali lebih tinggi daripada yang tidak.
Meski demikian, studi pada hampir 1.000 wanita pascamenopause di California memperlihatkan pula, pada pengonsumsi sedang (dengan meminum paling sedikit segelas susu per hari) dapat menolong mengimbangi kehilangan kalsium yang disebabkan oleh kafein yang terdapat dalam dua cangkir kopi. Maka, supaya kejadian tersebut dapat dihindari, berbijaksanalah dengannya. Artinya, kita tentunya tidak serta merta menghentikannya sebab kafein dapat membuat “ketagihan”. Manakala dosis asupannya dikurangi, banyak “pecandunya” yang melaporkan terjadinya ketidakmampuan bekerja dengan baik, gelisah, dan mengantuk, selain sakit kepala, karenanya. Dalam kasus yang ekstrem, terjadilah situasi mual dan muntah. Namun, melalui pengaturan, jangan sampai berlebihan minum kopi.
Kafein (C8H10N4O2), pertama kali diekstrasi dari kopi pada tahun 1821, adalah alkaloid, merupakan senyawa trimethylxanthine, bekerja mirip amphetamines dengan efek sedang yang menurut Linder, penulis buku Nutritional Biochemistry and Metabolism, berperan melalui penghambatan fosdodistere, menyebabkan peningkatan level cyclic-nucleotida, yang selanjutnya memengaruhi sistem saraf pusat. Selain kopi, bahan lain yang memilikinya dapat dilihat pada tabel.
Kandungan Kafein dalam Beberapa Minuman
Minuman Kandungan Kafein
(dalam setiap cangkir/sajian)
• Kopi kental • 125-150 mg
• Teh tubruk • 80-125 mg
• Teh (dalam sajian biasa) • 50-80 mg
• Teh (sajian encer) • 20-50 mg
• Kopi instant • 35-75 mg
• Kopi dekafein • 3 mg
• Cola, diet atau reguler • 30-46 mg/354 ml
• Cokelat kue • 25-35 mg/28,3 gr
• Gula-gula susu coklat • 6 mg/28,3 gr
• Cocoa (minuman cokelat) • 5/177 ml
• Teh tubruk • 80-125 mg
• Teh (dalam sajian biasa) • 50-80 mg
• Teh (sajian encer) • 20-50 mg
• Kopi instant • 35-75 mg
• Kopi dekafein • 3 mg
• Cola, diet atau reguler • 30-46 mg/354 ml
• Cokelat kue • 25-35 mg/28,3 gr
• Gula-gula susu coklat • 6 mg/28,3 gr
• Cocoa (minuman cokelat) • 5/177 ml
Selain dapat “disulap” jadi obat-dosis kafein dalam resep obat migren biasanya sekitar 30 hingga 40 mg per tablet-stimulan dan penghilang rasa sakit, senyawa ini pun bisa diandalkan sebagai alternatif penurun berat badan. Itu lantaran senyawa ini pintar membakar lemak dengan cara meningkatkan laju metabolisme.
Laporan sebuah studi menyebutkan, 100 miligram kafein (sekitar secangkir kopi) dapat meningkatkan laju metabolisme 3-4 persen. Pada beberapa relawan dengan berat badan normal didapati, efek tersebut terlihatnyata 2,5 jam setelah mereka mengonsumsinya.
Meski demikian, para peneliti menyatakan bahwa pembakaran kalori yang distimulasi oleh kafein akan lebih baik jika disertai olahraga. Hal lain, ini pun bukan berarti dengan banyak minum kopi berarti bebas efek samping.
Dalam dosis berlebihan (antara 250-750 mg atau 2-7 cangkir kopi) dapat menimbulkan kegelisahan, mual, sakit kepala, otot tegang, gangguan tidur, dan palpitasi jantung (jantung berdebar), terkadang juga anoreksia. Sementara jika dosisnya lebih tinggi lagi (di atas 750 mg), akan muncul berbagai gangguan emosi dan indra, utamanya pendengaran dan penglihatan (http://www.caryacademy.org)
Namun, sisi negatif kafein tak hanya bakal terasa sesegera itu saja. Serangkaian penelitian telah mengintip efek jangka panjangnya. Dalam Reader’s Digest edisi Desember 1994, yang mengutip laporan penelitian yang dibiayai The US National Institute of Child Health and Human Development and The US National Institute on Drug Abuse, memberitakan bahwa wanita yang mengonsumsi 300 mg kafein setiap harinya memiliki kesempatan 27 persen lebih rendah untuk hamil dibandingkan mereka yang terbebas darinya. Meski mekanismenya belum diketahui pasti, sebuah hipotesis mengatakan, kemungkinan substansi ini dapat menurunkan level hormon, semisal estrogen hingga memengaruhi ovulasi.
Situasi lainnya diungkap oleh Physicians Medicine dalam Healhty Eating for Life to Prevent and treat Cancer. Walau kaitan antara kopi dan risiko terkena kanker belum jelas, beberapa studi memperkirakan kemungkinan kopi memengaruhi DNA dan meningkatkan risiko terkena kanker kandung kemih dan ovarian. Selain itu, minum kopi yang sangat panas dapat memberi efek kerusakan pada sel dalam mulut dan kerongkongan, yang jika dilakukan berulang kali dapat mencetuskan kanker pada bagian tersebut.
Demikian halnya laporan para peneliti dari Harvard School of Public Helath, sebagaimana dicatat Balch dan Stengler dalam Presciption for Natural Cures. Walau menyisakan tanda tanya ihwal kejadiannya, mereka menemukan, wanita yang mengonsumsi 5-7 gr kafein per bulan (setara dengan dua cangkir kopi per hari) memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena endometriosis daripada yang tidak mengonsumsi kafein.
Begitu pun dalam hal kepiawaian kafein “menendang” kalsium melalui urine, yang selanjutnya memerosotkan kekuatan tulang, menjadikannya gampang patah. Studi Harvard mendapati, pada wanita pascamenopause yang mengonsumsi banyak kafein (lebih dari enam cangkir kopi per hari), risiko menderita patah tunggal pinggul tiga kali lebih tinggi daripada yang tidak.
Meski demikian, studi pada hampir 1.000 wanita pascamenopause di California memperlihatkan pula, pada pengonsumsi sedang (dengan meminum paling sedikit segelas susu per hari) dapat menolong mengimbangi kehilangan kalsium yang disebabkan oleh kafein yang terdapat dalam dua cangkir kopi. Maka, supaya kejadian tersebut dapat dihindari, berbijaksanalah dengannya. Artinya, kita tentunya tidak serta merta menghentikannya sebab kafein dapat membuat “ketagihan”. Manakala dosis asupannya dikurangi, banyak “pecandunya” yang melaporkan terjadinya ketidakmampuan bekerja dengan baik, gelisah, dan mengantuk, selain sakit kepala, karenanya. Dalam kasus yang ekstrem, terjadilah situasi mual dan muntah. Namun, melalui pengaturan, jangan sampai berlebihan minum kopi.