• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Sharing Dhamma ala Buddhis

Karma

Karma (Sanskerta: karma) berarti perbuatan. Karma merujuk pada perbuatan berkehendak yang kita lakukan dengan tubuh, ucapan, dan pikiran kita melalui berbuat, berkata, dan berpikir. Karma adalah kaidah bahwa setiap perbuatan yang dilakukan, jika kondisinya sesuai, akan menghasilkan akibat tertentu.
Bagaimana Karma Bekerja?

Semua perbuatan meninggalkan jejak atau benih pada kesadaran kita, yang akan masak menjadi pengalaman-pengalaman kita ketika kondisi yang sesuai muncul. Sebagai contoh, jika kita menolong seseorang dengan hati yang tulus, perbuatan ini akan meninggalkan jejak-jejak positif dalam arus pikiran kita. Ketika kondisinya memadai, jejak ini akan masak dalam bentuk kita menerima pertolongan tatkala kita membutuhkannya.

Benih-benih Karma terus mengikuti kita dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Bagaimanapun juga, jika kita tidak menciptakan sebab-sebab atau Karma untuk terjadinya sesuatu, kita tidak akan mengalami hasilnya. Jika kita tidak menanam benih tertentu, tanaman tidak akan tumbuh. Buddha mengajarkan:

Sesuai benih yang ditabur,
begitulah buah yang dituai.
Pelaku kebaikan akan meraih hasil yang baik,
Pelaku keburukan akan memetik hasil yang buruk.
Jika engkau menanam benih yang baik,
engkau akan menikmati buah yang baik.
Apakah Pengaruh Karma?

Karma mempengaruhi kelahiran kita yang akan datang dan mempengaruhi apa yang kita alami selama hidup ini: bagaimana orang lain memperlakukan kita, kekayaan kita, status sosial kita, dan sebagainya. Karma juga mempengaruhi kepribadian dan watak kita, bakat kita, perilaku kita, dan kebiasaan kita. Jenis lingkungan tempat kita dilahirkan juga dipengaruhi oleh Karma.

Kita yang sekarang ini sesuai dengan apa yang telah kita lakukan. Kita yang akan datang sesuai dengan apa yang tengah kita lakukan.
Ada Jenis Karma Apa Saja?

Jika suatu perbuatan membawa derita dan sengsara dalam jangka panjang bagi diri sendiri dan makhluk lain, itu adalah Karma yang buruk atau negatif. Sebaliknya, jika suatu perbuatan membawa kebahagiaan, itu adalah Karma yang baik atau positif. Perbuatan pada hakikatnya bukanlah baik atau buruk-mereka hanya sedemikian tergantung pada motivasi dan konsekuensi yang dihasilkannya. Kebahagiaan dan keberuntungan apa pun yang kita alami dalam hidup kita berasal dari tindakan-tindakan positif kita sendiri, sementara masalah-masalah kita datang dari tindakan-tindakan negatif kita sendiri.
 
Bagaimana Terjadinya Karma Buruk?

Ada sepuluh perbuatan negatif yang seharusnya dihindari jika kita tidak ingin menciptakan Karma buruk, yaitu:

1. Membunuh
2. Mencuri
3. Berzinah
4. Berbohong
5. Memfitnah
6. Berkata kasar
7. Berbicara yang tak berguna
8. Serakah
9. Marah/Membenci
10. Berpandangan salah

Bagaimana Terjadinya Karma Baik?

Ada sepuluh perbuatan bermanfaat yang seharusnya kita perjuangkan untuk menciptakan Karma baik. Kesepuluh perbuatan baik ini juga termasuk menghindari sepuluh perbuatan buruk. Adapun sepuluh perbuatan baik itu antara lain:

1. Bermurah hati
2. Mengendalikan diri
3. Bermeditasi
4. Menghormat
5. Melayani
6. Melimpahkan jasa
7. Berbahagia atas jasa pihak lain
8. Mendengarkan Dharma
9. Mengajarkan Dharma
10. Meluruskan pandangan
 
Dapatkah Karma Diciptakan Secara Bersamaan?

Karma bisa kolektif maupun individual. Karma kolektif adalah perbuatan yang dilakukan bersama-sama dalam sebuah kelompok. Contohnya, sepasukan tentara bersama-sama membunuh. Hasil perbuatan ini dapat dialami bersama-sama sebagai satu kelompok, seringnya dalam kehidupan yang akan datang. Namun setiap anggota kelompok berpikir, berbicara, dan bertindak secara berbeda-beda, hal ini juga menghasilkan karma individual, yang akibatnya akan dialami oleh masing-masing pribadi.
Siapakah yang Mengendalikan Karma?

Tidak ada siapa pun yang menentukan "imbalan dan hukuman" untuk apa yang kita lakukan. Kita menciptakan penyebab-penyebab dari tindakan kita, dan kita akan mengalami akibat-akibatnya. Kitalah yang bertanggung jawab atas pengalaman kita sendiri. Buddha menemukan hukum Karma-Ia tidak menciptakannya (tidak ada satu makhluk pun yang menciptakannya). Dengan mengajarkan hukum Karma kepada kita, Buddha menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya kita bertindak di dalam fungsi sebab dan akibat agar kita mencapai Kebahagiaan Sejati dan terhindar dari penderitaan.
Apakah Segala Sesuatu Terjadi Karena Karma?

Hukum Karma tidak berlaku untuk perbuatan-perbuatan "tanpa kesadaran" seperti berjalan, duduk, atau tidur. Perbuatan-perbuatan seperti itu tidak menghasilkan akibat-akibat selain dari perbuatan itu sendiri (bagaimanapun juga, Karma berlaku pada gagasan-gagasan kita yang didasari kehendak). Begitu juga, kecelakaan dianggap Karma netral karena hal itu tidak disengaja. Bagaimanapun, kita seharusnya selalu berusaha meningkatkan kewaspadaan kita agar kecelakaan tidak terjadi.
 
Dapatkah Karma Berubah?

Karma bukanlah kartu mati-karma bukan berarti nasib atau takdir. Perbuatan-perbuatan berkehendak pada suatu waktu tertentu akan menghasilkan akibatnya ketika berada dalam kondisi yang sesuai. Walaupun pada kehidupan sekarang kita mengalami akibat-akibat dari perbuatan (Karma) yang silam, kita masih mungkin untuk mengubah, mengurangi atau menambah akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan lampau ini melalui perbuatan-perbuatan saat ini, yang akan mempengaruhi masa depan maupun kehidupan yang akan datang. Memahami hukum Karma membantu kita menyadari bahwa kita sendirilah yang menentukan kita akan menjadi seperti apa. Kita sepenuhnya bertanggung jawab atas nasib kita sendiri.
Bagaimana Kita Mengetahui Karma Kita?

Buddha memberikan kepada kita panduan umum mengenai akibat dari berbagai jenis perbuatan. Sebagai contoh, Buddha mengajarkan kepada kita bahwa membunuh akan mengakibatkan umur pendek dan kemurahan hati akan membawa kekayaan. Bagaimanapun juga, hanya pikiran mahatahu Buddha-lah yang mampu memahami bekerjanya Karma secara lengkap.

Ada kelenturan dalam berfungsinya perbuatan dan akibatnya. Sekalipun kita tahu bahwa jika kita terus-menerus menyakiti makhluk lain, contohnya, akan membawa kita pada kelahiran kembali yang kurang menguntungkan, tetap saja kita tidak tahu secara pasti dalam bentuk apakah nantinya kita dilahirkan. Jika tindakan kita sangat berat-misalnya, dengan kemurkaan besar kita terus-menerus menganiaya banyak orang dan merasa puas bahwa kita telah menyakiti orang itu, akibat yang akan kita terima tentu akan lebih tidak menyenangkan dibandingkan jika kita sekadar sembrono mengejek orang lain lalu menyesali kekurangpekaan kita. Berbagai keadaan yang hadir pada saat buah Karma masak, juga mempengaruhi akibat spesifik apakah yang akan terjadi.
Apakah Karma Selalu Adil?

Ketika kita melihat orang yang tidak jujur hidup kaya, atau orang kejam yang penuh kuasa, atau orang baik yang mati muda, kita mungkin jadi meragukan hukum Karma. Namun, banyak sekali akibat yang kita alami pada kehidupan ini merupakan akibat dari tindakan-tindakan kita pada kehidupan lampau kita; dan banyak tindakan-tindakan yang kita lakukan dalam kehidupan sekarang ini hanya akan masak dalam kelahiran yang akan datang-inilah yang disebut Karma jangka panjang (Karma jangka pendek adalah Karma yang berbuah dalam waktu yang relatif singkat). Kekayaan orang yang tidak jujur mungkin saja akibat kedermawanan orang itu dalam kehidupan lampaunya. Bagaimanapun juga, ketidakjujuran orang itu saat ini, meninggalkan benih-benih Karma bagi mereka untuk mengalami kemiskinan dalam kehidupan mendatang. Demikian pula, penghargaan dan kewenangan yang dimiliki oleh orang-orang yang kejam merupakan hasil perbuatan positif yang mereka lakukan pada kehidupan lampau. Pada kehidupan sekarang, mereka menyalahgunakan kekuasaan untuk hal-hal yang tidak baik, hal ini menciptakan sebab bagi penderitaan masa depan. Mereka yang mati muda sedang mengalami akibat perbuatan-perbuatan negatif seperti pembunuhan yang dilakukannya pada kehidupan lampau. Bagaimanapun, kebaikan mereka pada kehidupan saat ini akan menanamkan benih-benih atau jejak-jejak dalam arus kesadaran mereka untuk mengalami kebahagiaan pada masa yang akan datang.
 
Pastikah Kita Akan Mengalami Karma Buruk?

Ketika benih sekecil apa pun ditanam di tanah, pada akhirnya mereka akan berkembang-kecuali mereka tidak mendapatkan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan, seperti air, sinar matahari, dan pupuk. Jalan pamungkas untuk mencabut jejak atau benih Karma adalah dengan bermeditasi pada Kesunyaan (kekosongan) keberadaan. Inilah jalan untuk memurnikan kecenderungan dan jejak-jejak Karma yang merugikan. Pada tataran spiritual seperti kita, hal ini mungkin cukup sulit, tetapi kita tetap dapat menghentikan masaknya jejak-jejak merugikan dengan cara memurnikan mereka. Hal ini seperti mencegah benih untuk menerima air, sinar matahari, dan pupuk. Banyak melakukan kebajikan juga dapat "melarutkan" dampak merugikan dari Karma buruk.
Bagaimanakah Kita Memurnikan Karma Buruk?

Pemurnian sangatlah penting karena hal ini mencegah penderitaan pada masa mendatang dan meredakan perasaan bersalah. Dengan memurnikan pikiran, kita akan mampu untuk menjadi lebih tenang dan memahami Dharma dengan lebih baik. Empat kekuatan penangkal yang digunakan untuk memurnikan jejak atau benih negatif adalah:

1. Penyesalan.
2. Tekad untuk tidak mengulangi tindakan merugikan itu lagi.
3. Mengambil Tiga Pernaungan dan membangkitkan Welas Asih kepada semua makhluk.
4. Melakukan latihan-latihan penyembuhan sebenarnya (perbuatan baik apa pun-termasuk meditasi dan menguncar Sutta/Mantra).

Keempat kekuatan ini harus dilakukan berulang-ulang. Karena kita telah melakukan banyak sekali perbuatan negatif, kita tidak bisa berharap dapat memurnikan Karma-Karma buruk itu sekaligus. Semakin besar kekuatan empat komponen itu, semakin kuat tekad kita untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi, semakin kuatlah pemurnian kita.
 
Apakah Karma Mempengaruhi Siapa yang Kita Jumpai?

Ya, tetapi ini bukan berarti bahwa semua hubungan telah ditakdirkan. Kita mungkin punya kecenderungan Karma tertentu untuk merasa dekat atau merasa kurang pas dengan orang-orang tertentu. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa hubungan kita dengan mereka harus berlanjut terus seperti itu. Jika kita berbaik hati kepada mereka yang menyakiti kita dan mencoba untuk berkomunikasi dengan mereka, hubungan ini akan berubah, menciptakan Karma positif yang akan membawa kebahagiaan pada masa yang akan datang.

Kita tidak terikat kepada orang lain secara Karma-tidak ada orang tertentu yang khusus hanya untuk kita. Karena kita memiliki banyak kehidupan lampau, kita telah berhubungan dengan semua makhluk pada suatu waktu sebelumnya. Hubungan kita dengan orang tertentu juga terus berubah-ubah. Bagaimanapun juga, hubungan Karma lampau dapat mempengaruhi hubungan kita sekarang. Contohnya, jika seseorang telah menjadi guru spiritual kita pada suatu kehidupan lampau, kita mungkin akan bersua kembali dengan orang itu dalam kehidupan sekarang, dan ketika orang tersebut mengajarkan Dharma kepada kita, hal itu mungkin berpengaruh kuat bagi kita.
Jika Makhluk Lain Menderita Akibat Karma Buruknya, Dapatkah Kita Menolongnya?

Kita semua tahu bagaimana rasanya menderita, dan itu pulalah yang dirasakan makhluk lain ketika mereka mengalami akibat perbuatan buruk mereka. Didasarkan empati dan Welas Asih, sudah semestinya kita menolong mereka! Walaupun mereka menciptakan sendiri sebab-sebab bagi penderitaan mereka, mungkin mereka juga menciptakan sebab-sebab untuk menerima pertolongan dari kita! Kita semua adalah sama dalam hal mengharapkan kebahagiaan dan berusaha menghindari penderitaan. Tanpa pandang penderitaan atau masalah siapakah itu, kita seharusnya mencoba meringankannya. Sebagai contoh, berpikir bahwa "orang miskin itu miskin karena perbuatan lampau mereka sendiri-karena kikir; jika aku menolong mereka, aku akan ketularan miskin", ini merupakan pandangan salah yang kejam. Kita tidak seharusnya merasionalisasi kemalasan, sikap apatis, dan keangkuhan kita dengan salah mengartikan kaidah sebab dan akibat. Welas Asih dan tanggung jawab universal sangatlah penting untuk perkembangan spiritual kita sendiri dan kedamaian dunia.
 
Kelahiran Berulang

Kelahiran berulang atau tumimbal lahir mengacu pada pikiran kita yang mengambil badan baru setelah kematian. Pikiran kita mengacu pada seluruh pengalaman emosi dan rasio kita yang tak berbentuk. Ketika kita hidup, batin dan badan kita saling terkait, tetapi pada saat kematian, keduanya berpisah. Badan menjadi mayat sedangkan batin terus berlanjut untuk bergabung dengan badan yang lain. Untuk menekankan kesinambungan dari kesadaran yang berubah, kita gunakan kata "arus kesadaran" untuk mengacu pada pikiran kita. Setiap orang mempunyai pikiran atau arus kesadaran masing-masing.
Kapankah Kelahiran Kembali Dimulai?

Pikiran kita, yang sinambung dari satu kehidupan ke kehidupan selanjutnya, tidaklah berawal-kesinambungan ini tidak terbatas. Setiap momen pikiran kita adalah kelanjutan dari momen sebelumnya. Siapa kita ini, dan apa yang kita pikir dan rasakan, tergantung dari siapa kita kemarin. Pikiran kita sekarang adalah kelanjutan dari pikiran kita sebelumnya. Suatu momen dalam pikiran kita disebabkan oleh momen pikiran sebelumnya. Kesinambungan ini dapat dilacak kembali sampai masa kecil dan bahkan sampai ketika kita masih berupa janin dalam kandungan ibu. Bahkan sebelum masa pengandungan, arus kesadaran kita telah ada di tubuh yang lain.

Dengan menggunakan contoh garis bilangan, tengoklah ke kiri dari posisi nol, tidak ada angka pertama yang terkecil, dan tengoklah ke kanan, tidak ada angka terakhir yang terbesar, selalu bisa ditambahkan atau dikurangkan satu. Demikian pula, arus kesadaran kita tidak memiliki awal atau akhir. Kita semua sudah memiliki kelahiran lampau yang tak terhitung banyaknya, dan pikiran kita akan terus ada. Dengan memurnikan arus kesadaran, kita dapat membuat keberadaan kita pada masa yang akan datang menjadi semakin baik.
Apa yang Menyebabkan Kelahiran Berulang?

Walaupun semua makhluk hidup memiliki benih ke-Buddha-an (potensi untuk menjadi Buddha), pikiran mereka selalu diliputi oleh ketidaktahuan sejak waktu yang tak berawal. Dari ketidaktahuan atau kegelapan batin, bersemailah ketamakan (keserakahan) dan kemarahan (kebencian), yang menyebabkan kita terus-menerus mendambakan kehidupan dan kenikmatan-kenikmatan semunya, sementara kita membenci atau menolak kematian dan hal-hal yang tidak menyenangkan. Setiap momen ketidaktahuan dihasilkan dari momen-momen pendahulunya yang tanpa awal. Meskipun ketidaktahuan tidaklah berawal, hal itu dapat diputus melalui pencapaian Kebijaksanaan dalam Pencerahan.
 
Bagaimana Kelahiran Berulang Terjadi?

Indra penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, perabaan, serta kesadaran, berfungsi aktif selama kita hidup. Ketika kita meninggal, indra-indra tersebut berhenti berfungsi dan terserap ke dalam kesadaran halus.

Kesadaran halus merekam jejak-jejak perbuatan yang pernah kita lakukan (Karma) dengan semua kecenderungan, kesukaan, kemampuan, dan karakteristik yang telah dikembangkan dan terkondisi selama kehidupan.

Setelah kematian, kesadaran halus ini meninggalkan tubuh, memasuki keadaan antara, dan terbangkitkan kembali dalam sel telur yang telah dibuahi dalam tubuh yang lain. Setelah kesadaran halus bergabung dengan tubuh baru pada masa pengandungan, kesadaran pengindraan dan kesadaran batin kasar muncul kembali, dan orang "baru" itu kembali melihat, mendengar, berpikir, dan sebagainya.

Kesadaran halus yang berpindah dari kehidupan yang satu ke kehidupan berikutnya adalah sebuah fenomena yang terus-menerus berubah. Hal ini bukanlah jiwa atau kepribadian yang nyata. Demikianlah seseorang terlahir kembali dan mengembangkan kepribadian yang terkondisi baik oleh karakteristik batin yang terbawa sejak sebelum lahir maupun oleh lingkungan yang baru. Kepribadian akan berubah dan termodifikasi oleh usaha sadar dan faktor-faktor pengkondisi seperti pendidikan, pengaruh orang tua, dan masyarakat. Pada saat kematian, kesadaran ini muncul kembali dalam sel telur baru yang sudah terbuahi.

Proses mati dan lahir kembali ini akan terus berlangsung sampai kondisi-kondisi yang menyebabkannya-yaitu keserakahan, kebencian, dan ketidaktahuan-terpadamkan. Ketika keadaan ini tercapai, alih-alih terlahir kembali, kesadaran mencapai suatu keadaan yang disebut Nirwana, terbebas dari segala penderitaan.
Bagaimana Kesadaran Berpindah dari Satu Tubuh ke Tubuh Lainnya?

Arus kesadaran kita ini seperti gelombang radio, yang merupakan energi yang dipancarkan dengan frekuensi yang berbeda-beda. Gelombang radio dipancarkan melalui angkasa, tertarik dan tertangkap oleh pesawat penerima dengan gelombang yang sama, dan disiarkan sebagai musik. Ini mirip dengan kesadaran. Pada saat kematian, energi batin melewati ruang, tertarik dan tertangkap oleh sel telur terbuahi. Sejalan dengan pertumbuhan embrio, energi tadi akan berpusat dalam jaringan otak, yang nantinya akan "menyiarkan" diri sebagai sebuah kepribadian baru.
Apakah Terlahir Kembali Itu Baik?

Gagasan Kelahiran Berulang bisa sangat melegakan karena gagasan ini menawarkan kesempatan untuk memperbaiki kekeliruan-kekeliruan yang telah kita perbuat dalam kehidupan, dan juga waktu untuk lebih jauh mengembangkan keahlian dan kemampuan yang telah kita pupuk dalam kehidupan ini. Jika kita belum berhasil mencapai Pencerahan dalam kehidupan ini, kita akan punya kesempatan untuk mencoba kembali pada kelahiran berikutnya. Jika kita telah melakukan kekeliruan dalam kehidupan ini, kita akan dapat belajar dari kekeliruan kita. Hal-hal yang tidak dapat kita lakukan atau capai pada kehidupan saat ini akan sangat mungkin dapat kita wujudkan dalam kehidupan selanjutnya.

Akhirnya, tujuan akhir dari umat Buddha adalah untuk mengakhiri roda Kelahiran Berulang-untuk terbebas dari siklus kelahiran dan kematian, yang merupakan penderitaan berulang. Atas dasar Welas Asih, seseorang yang telah terbebas juga dapat membantu menunjukkan jalan pembebasan bagi yang lain.
 
Dapatkah Kita Mengingat Kehidupan Lampau Kita?

Pikiran kita sudah terkaburkan oleh ketidaktahuan, sehingga kita sulit untuk mengingat kehidupan sebelumnya. Juga, banyak perubahan yang terjadi pada tubuh dan kesadaran kita pada saat kita mati dan lahir kembali, hal ini menyulitkan kita untuk mengingat. Tidak ingat tidaklah berarti bahwa suatu hal tidak pernah ada-bahkan kita kadang lupa di mana kita memarkir kendaraan kita! Bagaimanapun, sebagian orang mampu mengingat kehidupan lampau mereka melalui meditasi.
Haruskah Kita Mengetahui Kehidupan Lampau Kita?

Yang lebih penting adalah bagaimana kita hidup dalam kehidupan yang sekarang ini. Mengetahui seperti apakah kita ini pada kehidupan lampau hanya berguna jika hal itu membantu membangkitkan tekad kita untuk menghindari perbuatan negatif atau untuk membebaskan diri dari Kelahiran Berulang. Yang penting adalah memurnikan perbuatan-perbuatan negatif kita yang terdahulu, berusaha untuk tidak menciptakan perbuatan negatif yang baru, dan mengerahkan daya upaya untuk mengembangkan potensi-potensi positif dan sifat-sifat baik kita.

Jika kita ingin mengetahui kehidupan kita yang sebelumnya, kita hanya perlu melihat keadaan kita saat ini. Jika kita ingin tahu kehidupan kita yang akan datang, kita hanya perlu melihat apa yang kita lakukan saat ini. Hal ini karena kehidupan kita yang sekarang adalah akibat dari tindakan kita pada masa lampau.

Kelahiran sebagai manusia merupakan suatu berkah, dan kita telah menciptakan sebabnya dengan hidup secara baik pada kehidupan lampau kita. Sebaliknya, kelahiran kita yang akan datang akan ditentukan oleh apa yang kita pikirkan, katakan, dan perbuat pada saat ini-dan batin kita mendorong semua tindakan ini. Jadi, kita bisa mendapat gambaran seperti apa kehidupan kita yang akan datang dengan melihat sikap dan tindakan kita pada saat ini, serta menilai apakah hal itu bersifat membangun atau merusak. Kita tidak perlu pergi ke peramal nasib untuk menanyakan apa yang akan terjadi pada diri kita-dengan mudah kita dapat melihatnya dengan menimbang jejak-jejak yang kita tinggalkan dalam arus kesadaran kita melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan kita saat ini.
Apa yang Menentukan Keadaan Kelahiran Kembali Kita?

Faktor terpenting yang mempengaruhi di mana kita akan terlahir kembali dan kehidupan macam apa yang akan kita dapati adalah Karma-perbuatan-perbuatan batin dan jasmani yang didahului oleh kehendak. Bagaimana kita saat ini sangat ditentukan oleh bagaimana kita berpikir dan bertindak pada masa lampau. Begitu juga, bagaimana kita berpikir dan bertindak saat ini akan mempengaruhi apa jadinya kita pada masa yang akan datang.

Seseorang yang lembut dan penuh kasih cenderung terlahir kembali di alam surga atau sebagai manusia yang akan banyak merasakan pengalaman menyenangkan. Orang yang sangat kejam cenderung terlahir kembali di alam neraka atau sebagai manusia yang akan banyak merasakan pengalaman menyedihkan. Orang yang mengembangkan hawa nafsu, hasrat buruk, dan ambisi membara yang tak pernah terpuaskan cenderung terlahir sebagai hantu kelaparan atau sebagai manusia yang tersiksa oleh rasa tak pernah puas. Kebiasaan-kebiasaan batin apa pun yang dikembangkan saat ini akan berlanjut dalam kehidupan selanjutnya.
 
Dapatkah Kita Menentukan Bagaimana Kita Akan Terlahir Kembali?

Ya, itulah sebabnya satu di antara Jalan Mulia Beruas Delapan adalah Usaha Benar. Hal itu tergantung dari ketulusan kita, seberapa besar daya yang kita kerahkan dan seberapa kuat kebiasaan kita. Sebagian orang menjalani kehidupan ini dengan begitu saja, di bawah pengaruh kebiasaan lampau mereka, tanpa berusaha untuk berubah. Orang seperti itu akan terus menderita apabila ia tidak mengubah kebiasaan negatifnya. Semakin lama kita membiarkan kebiasaan negatif, akan semakin sulit kebiasaan tersebut diubah.

Pengikut Buddha memahami hal ini dan mengambil setiap kesempatan untuk melenyapkan kebiasaan yang berakibat buruk dan untuk mengembangkan kebiasaan yang akan membawa kebahagiaan. Meditasi adalah salah satu teknik yang digunakan untuk mengubah pola kebiasaan batin seperti untuk berbicara atau menahan diri untuk tidak berbicara, bertindak atau menahan diri untuk tidak bertindak dalam cara-cara tertentu. Keseluruhan kehidupan Buddhis merupakan latihan untuk memurnikan dan membebaskan pikiran.
Sebuah Contoh Kelahiran Kembali

Jikalau pada kehidupan lampau Anda adalah orang yang berwatak sabar dan murah hati, kecenderungan tersebut akan bangkit kembali dalam kehidupan yang sekarang. Jika sifat-sifat itu diperkuat dan dikembangkan dalam kehidupan saat ini, mereka akan bangkit lebih kuat dan lebih nampak pada kehidupan selanjutnya. Hal ini berdasarkan pada fakta sederhana yang dapat diamati bahwa kebiasaan yang dibangun sejak lama cenderung sulit untuk ditinggalkan. Jika Anda penyabar dan murah hati, Anda cenderung tidak mudah terusik oleh orang lain, Anda tidak mendendam, orang-orang menyukai Anda, dan oleh kerena itu pengalaman-pengalaman Anda cenderung lebih membahagiakan.

Mungkin Anda datang ke dunia ini dengan kecenderungan untuk menjadi sabar dan murah hati dikarenakan kebiasaan batin Anda pada kehidupan yang lampau. Jika dalam kehidupan sekarang, Anda lalai untuk memperkokoh dan mengembangkan sifat-sifat itu, sifat-sifat tersebut berangsur-angsur akan melemah, luntur, dan bisa jadi akan benar-benar lenyap dalam kehidupan mendatang. Melemahnya kesabaran dan kemurahan hati dalam hal ini, membuka kemungkinan dalam kehidupan sekarang atau yang akan datang untuk bermunculannya sifat-sifat buruk, kemarahan, atau kekejaman yang sekaligus menciptakan pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan.

Bagaimanapun juga, jika Anda datang dalam kehidupan ini dengan kecenderungan mudah marah dan tidak sabar, dan menyadari bahwa kebiasaan seperti itu hanya menimbulkan penderitaan, Anda dapat berusaha untuk menggantikannya dengan sifat-sifat yang positif. Jika Anda telah sepenuhnya menghapus sifat-sifat buruk itu, Anda akan terbebas dari penderitaan yang disebabkan oleh perangai suka marah dan tidak sabar. Jika Anda hanya mampu melemahkan kecenderungan itu, sifat-sifat tersebut akan bangkit kembali pada kehidupan selanjutnya, yang mana dengan usaha yang lebih tekun, sifat-sifat tersebut dapat dihapuskan sama sekali, membebaskan Anda dari akibat-akibat yang tidak menyenangkan.
Apakah Ada Bukti Kasus Kelahiran Kembali?

Bukan cuma ada bukti-bukti ilmiah yang mendukung kepercayaan Buddhis akan Kelahiran Berulang, teori ini adalah satu-satunya teori pasca-kehidupan yang didukung oleh bukti-bukti yang kuat. Selama 30 tahun terakhir, pakar-pakar parapsikologis telah mempelajari laporan-laporan mengenai orang-orang yang memiliki ingatan kuat akan kehidupan lampau mereka.

Sebagai contoh, di Inggris, seorang gadis berusia lima tahun menyatakan bahwa ia mampu mengingat "Ayah dan Ibunya yang lain" dan dia berbicara dengan jelas mengenai sesuatu yang mirip dengan kejadian-kejadian dalam kehidupan orang lain. Pakar parapsikologis diundang dan mereka menanyakan ratusan pertanyaan yang dijawab oleh gadis cilik ini. Dia bercerita bahwa dahulu dia tinggal di sebuah desa yang sepertinya berada di Spanyol. Dia menyebutkan nama desa tersebut, nama jalan tempat ia tinggal, nama para tetangga, dan rincian mengenai kehidupannya sehari-hari di sana. Dia juga menceritakan dengan sendu bahwa ia telah tertabrak mobil dan meninggal karena luka-lukanya dua hari kemudian. Ketika rincian-rincian ini diperiksa, para penyelidik menemukan bahwa hal-hal tersebut adalah persis adanya. Di Spanyol terdapat sebuah desa seperti yang telah disebutkan oleh gadis itu. Di sana juga terdapat rumah yang persis sama dengan yang dia gambarkan, berikut nama jalannya. Lebih lanjut, ditemukan fakta bahwa dahulu ada seorang wanita berumur 23 tahun yang tinggal di rumah tersebut dan meninggal lima tahun yang lalu karena tertabrak mobil. Nah, bagaimana mungkin seorang anak lima tahun yang tinggal di Inggris, yang sebelumnya tidak pernah pergi ke Spanyol, bisa mengetahui semua rincian tersebut? Dan tentu saja, ini bukanlah satu-satunya kasus tentang kelahiran kembali.

Sebagai contoh, Profesor Ian Stevenson dari Fakultas Psikologi Universitas Virginia telah menggambarkan lusinan kasus seperti ini di dalam buku-bukunya. Dia adalah seorang ilmuwan yang telah diakui, yang lebih dari 25 tahun mempelajari orang-orang yang mengingat kehidupan lampau mereka. Hal ini merupakan bukti yang sangat kuat bagi ajaran Buddha mengenai Kelahiran Berulang.
 
Apa yang Dijelaskan Oleh Kelahiran Berulang?

Karma dan Kelahiran Berulang menjelaskan banyak misteri yang "tak terpecahkan":

* Ketidaksetaraan manusia dan berbagai pengalamannya (bahkan saudara kembar pun mempunyai perangai yang berbeda).
* Bakat orang-orang genius dan anak ajaib.
* Pemunculan spontan naluri suka dan tidak suka pada bayi.
* Perbedaan intelektual antara orang tua dengan anak mereka.
* Ledakan emosi yang mendadak dan perubahan kepribadian.
* Kematian mendadak dan perubahan nasib yang tak terduga.

Apakah Para Ilmuwan Percaya Akan Kelahiran Berulang?

Thomas Huxley, yang berjasa atas masuknya ilmu pengetahuan ke dalam kurikulum sekolah di Inggris pada abad ke-19, ilmuwan pertama yang mendukung teori Darwin, percaya bahwa Kelahiran Berulang adalah gagasan yang sangat masuk akal. Dalam bukunya yang terkenal, "Evolution and Ethics and other Essays", ia mengatakan:

"Doktrin transmigrasi, baik menurut Brahmanisme maupun Buddhisme, menawarkan cara untuk menyusun pembuktian yang masuk akal mengenai hubungan alam semesta dengan manusia. Sampai sekarang, doktrin ini tidak kalah masuk akalnya dengan dalil-dalil yang lain. Tak seorang pun kecuali pemikir yang gegabah akan menolak gagasan tersebut karena begitu melekatnya pada kemustahilan. Seperti halnya doktrin evolusi, doktrin transmigrasi juga berakar pada dunia nyata dan didukung argumen yang kuat yang mampu memenuhi tuntutan tersebut."

Profesor Julian Huxley, ilmuwan Inggris ternama lainnya, yang pernah menjabat Direktur Jenderal UNESCO yakin bahwa Kelahiran Berulang selaras dengan pemikiran ilmiah. Ia mengatakan:

"Tak seorang pun menyangkal bahwa ada suatu kekuatan, yang tetap hidup, yang terpancar pada saat kematian, ibarat gelombang berisi pesan yang disiarkan oleh alat pemancar yang bekerja dengan cara tertentu. Namun, harus diingat bahwa gelombang tersebut hanya akan berubah menjadi pesan lagi jika ada kontak dengan susunan materi baru, yaitu alat penerima/mesin radio. Demikian pula halnya dengan kemungkinan asal-usul unsur batin dalam diri kita. Unsur tersebut tidak akan bisa mewujudkan pikiran dan perasaannya, kecuali jika 'terwujud lagi' dengan cara tertentu. Dalam kasus ini, 'kematian', sejauh yang bisa dilihat orang, bukanlah apa-apa, kematian hanyalah pola-pola yang berbeda yang mengembara dalam ruang, sampai... mereka kembali, dengan cara berkontak dengan sesuatu yang bekerja sebagai alat penerima bagi pikiran."
 
Enam Alam Kehidupan

Di Manakah Kita Dapat Terlahir Kembali?

Buddha mengajarkan bahwa ada enam alam kehidupan, di mana kita terus-menerus terlahirkan kembali. Keenam alam kehidupan ini berkenaan dengan enam keadaan pikiran, yang mana kita terus-menerus jatuh ke dalamnya karena ketamakan, kebencian, dan kegelapan batin. Keenam alam kehidupan ini ada secara fisik dalam dunia kita dan dimensi lain-ada yang tampak dan ada yang tidak tampak. Alam-alam ini adalah dunia-dunia yang terwujud melalui kekuatan karma makhluk hidup. Keenam alam kehidupan juga merupakan dunia-dunia psikologis (keadaan pikiran) yang secara berulang-ulang kita lalui keluar-masuk dalam kehidupan ini (atau bahkan dalam satu hari). Tidak satu pun dari keenam alam kehidupan ini yang bersifat kekal-sekalipun surga atau neraka. Ketika karma suatu makhluk dalam suatu alam habis, ia akan terlahir kembali sesuai dengan kekuatan karmanya.
Apa Sajakah Keenam Alam Kehidupan Itu?

Ketiga alam pertama disebut alam rendah-di sini terdapat banyak penderitaan besar. Tiga alam lainnya disebut alam yang lebih tinggi-di sini pada umumnya terdapat lebih banyak kebahagiaan, walaupun penderitaan masih tetap ada. Tidak satu pun dari alam-alam kehidupan ini yang merupakan tempat pernaungan yang aman (bahkan alam dewa sekalipun). Semua Buddha telah terbebas dari rantai Kelahiran Berulang dalam enam alam kehidupan, walaupun atas dasar Welas Asih mereka dapat memilih untuk bermanifestasi dalam segala alam untuk mengajarkan Dharma kepada semua makhluk. Keenam alam kehidupan tersebut adalah:

1. Alam Makhluk Neraka
2. Alam Hantu Kelaparan
3. Alam Binatang
4. Alam Manusia
5. Alam Semidewa
6. Alam Dewa

Apakah Alam Makhluk Neraka Itu?

Neraka adalah dimensi alam yang mengerikan dengan derita dan siksa terus-menerus, di mana penghuninya menjadi bahan siksaan para setan keji dan binatang buas. Panas api neraka setara dengan tingkat kebencian dan ketakutan para makhluk di dalamnya; sementara dingin membeku dari es neraka setara dengan tingkat kekejaman dan ketegaan hati para makhluk di dalamnya. Neraka terdiri dari banyak tingkatan yang masing-masing terkhususkan dalam memberikan hukuman yang sesuai dengan bobot karma dari perbuatan jahat yang dilakukan. Makhluk-makhluk di neraka terbakar oleh amarah atau tersiksa oleh keresahan mereka sendiri. Mereka tidak melihat bahwa siksaan ini diakibatkan oleh pikiran mereka sendiri yang salah. Kehidupan di neraka juga lama sekali, namun tidak abadi selamanya.
 
Neraka Dalam Dunia Kita

Sebuah Perang Dunia dapat disetarakan dengan neraka, di mana kekerasan, kebencian, dan ketakutan ada di mana-mana. Dipaksa untuk menghadapi fobia yang sudah melekat kuat dalam diri kita, seperti naik pesawat atau memasuki tempat yang belum pernah kita kenal, bisa juga menjadi pengalaman yang menyerupai neraka.
Apakah Kita Ini Makhluk Neraka?

"Manusia neraka" hidup dengan kebiasaan memandang dunia ini penuh dengan orang tak dikenal yang berbahaya, setiap orang terus-menerus tampak mengancam. Motivasi utama "manusia neraka" adalah untuk memusnahkan atau melenyapkan ancaman-ancaman mereka, dan mereka pun memusuhi orang-orang yang mereka temui. Mereka sangat menderita karena merasa tidak aman dan mereka merasakan derita dan penghinaan yang disebabkan oleh pandangan salah mereka sendiri. Karena tingkah laku mereka terhadap orang lain, mereka membayangkan setiap orang adalah musuh. Makhluk neraka dikuasai oleh keadaan batin yang penuh dengan kebencian, rasa takut, dan/atau bahkan kekerasan. Mereka seolah-olah hidup di neraka dalam dunia ini karena mereka membuat setiap situasi sebagai tempat siksaan bagi mereka sendiri. Jika seseorang meninggal dunia dalam keadaan batin seperti ini, ia cenderung untuk terlahir kembali di alam neraka.
 
Apakah Alam Hantu Kelaparan Itu?

Dimensi dari hantu kelaparan adalah makhluk seperti hantu yang mewakili bauran antara sifat ketamakan dan kebencian. Mereka tersiksa oleh keinginan yang tidak terpenuhi dan nafsu yang tidak pernah terpuaskan. Mereka adalah makhluk menyedihkan yang penuh kekurangan dalam diri mereka sendiri, yang tidak mampu melihat bahwa sesuatu yang telah berlalu tidak mungkin diperoleh kembali. Keadaan mereka mewakili kemelekatan mereka terhadap masa lalu. Pada saat lapar dan haus, mereka tidak dapat makan atau minum tanpa mengakibatkan mereka sangat tersiksa. Tenggorokan mereka yang kurus panjang sangatlah panas dan sempit, sehingga jika mereka menelan, tenggorokan mereka akan terasa terbakar. Perut buncit mereka pun tidak mampu mencerna makanan.
Hantu Kelaparan Dalam Dunia Kita

"Manusia hantu kelaparan" adalah seorang kikir yang selalu memikirkan uang, uang, dan uang dengan segala cara; berpandangan keliru bahwa uang adalah sumber Kebahagiaan Sejati. Hantu kelaparan yang lain adalah pecandu obat-obatan yang nyaris tidak mampu bertahan hidup dan hanya berpikir bagaimana mendapatkan obat lagi, yang ketika pengaruh obatnya memudar, ia akan kembali ketagihan. Sepasang kekasih yang saling tergantung secara berlebihan juga bisa menjadi hantu kelaparan jika mereka selalu mendambakan sesuatu dari pasangannya, padahal pasangannya juga mungkin tidak mampu memenuhinya.
Apakah Kita Ini Hantu Kelaparan?

Sebagian orang begitu dikuasai oleh nafsu keinginan sampai-sampai mereka hidup hanya untuk mengumpulkan harta benda atau pemuasan nafsu untuk kepentingan mereka sendiri. Sekalipun mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, itu hanya memberikan mereka sedikit kepuasan. Tidak peduli berapa pun banyaknya yang mereka miliki, mereka selalu merasa ada sesuatu yang kurang. Orang-orang seperti ini terus mengejar pengalaman-pengalaman tertentu untuk merasa nyata dan hidup, membutakan diri mereka sendiri dari ketenteraman batin. Mereka dikuasai oleh keadaan batin yang penuh nafsu. Jika seseorang meninggal dalam keadaan batin seperti ini, orang tersebut cenderung terlahir kembali di alam hantu kelaparan.
 
Apakah Alam Binatang Itu?

Alam binatang adalah pemuasan naluriah akan segala dorongan biologis seperti rasa lapar dan birahi. Semua usaha ditujukan untuk pemuasan hasrat badaniah dan kelangsungan diri. Di alam ini, karena ketidaktahuan, mereka tidak mampu melihat hal-hal selain kebutuhan alami dari jasmani.

Binatang Dalam Dunia Kita

Seorang manusia bisa saja terlahir kembali sebagai binatang tertentu jika watak dan kebiasaannya menyerupai binatang. "Manusia Binatang" juga ada dalam dunia kita-seperti "kentang tidur" yang hanya makan, tidur, dan nonton televisi sepanjang hari, semakin hari semakin tak berguna-malas dan tidak berkesadaran. Seseorang yang dengki dan penuh rasa curiga bisa terwujud kecil dan kurus kering, mirip dengan penampakan dan sifat ular beracun.

Apakah Kita Ini Binatang?

"Manusia binatang" adalah seseorang yang menolak untuk melihat arti dan tujuan hidup sebenarnya. Kebutuhan ragawinya akan makanan, tidur, dan seks bisa saja terpenuhi dan ia mendapatkan kepuasan dan kenikmatan di sana. Akan tetapi, pemuasan itu menjadi tujuan akhir dalam hidupnya sendiri. Baginya, hidup tidak memiliki arti yang lebih dari itu. Walaupun dia gelap batin karena tidak mampu melihat tujuan mulia yang lebih tinggi, belum tentu ia bodoh dalam hal intelektual, tetapi ia tidak mempunyai cita-cita luhur dalam hidup dan tidak bisa hidup di luar dirinya. Ia hidup tanpa visi atau budaya, padahal ia dapat memilih untuk mengembangkan batinnya. Orang seperti itu dikuasai oleh keadaan batin yang penuh kegelapan. Seseorang yang meninggal dalam keadaan batin seperti ini cenderung terlahir kembali sebagai binatang.
 
Apakah Alam Manusia Itu?

Alam kehidupan manusia adalah dunia kita sehari-hari seperti ini. Alam manusia juga mengandung alam-alam kehidupan lain yang diciptakan oleh manusia sendiri.

Manusia Dalam Dunia Kita


Inilah alam di mana manusia mencari jati dirinya. Pada dasarnya manusia tidak yakin akan sifat segala sesuatu-termasuk dirinya yang sebenarnya. Di dalam dunia inilah, pandangan cerah transendental terhadap sifat sejati "diri" dapat dicapai. Inilah dunia di mana seseorang dapat cukup sadar untuk menyadari keadaannya yang tidak memuaskan dan berusaha untuk mencari pembebasan, menjadi tercerahkan, melepaskan diri dari roda kelahiran dan kematian.

Apakah Kita Ini Manusia?

Seorang manusia yang benar-benar hidup adalah orang yang menyadari keadaannya yang spesial dan begitu menghargainya, karena tidaklah mudah untuk terlahir kembali sebagai manusia. Kita tidak boleh menganggap remeh kehidupan ini, tidak berusaha menyadari arti kehidupan ini. Alam manusia adalah alam yang paling menguntungkan karena di dalamnya terdapat bauran suka dan duka yang memberikan kita banyak kesempatan untuk menyadari sifat sejati kehidupan. Kelahiran Berulang di alam-alam lainnya kalah menguntungkan, karena penderitaan terus-menerus di alam rendah dapat membuat patah semangat, sementara kesenangan terus-menerus di alam yang lebih tinggi menjadikan kita terbuai secara spiritual. Manusia terjangkit oleh tiga racun: ketamakan, kebencian, dan kegelapan dengan kadar yang berbeda-beda. Dalam kehidupan yang berharga ini, seseorang dapat terlahir kembali ke alam kehidupan yang lain atau membebaskan diri dari siklus Kelahiran Berulang. Oleh karena itu, hidup sebagai manusia sangatlah berharga, karena ini adalah titik tolak bagi keberadaan kita, untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk.
 
Apakah Alam Semidewa Itu?

Alam semidewa (asura) atau surga rendah terdiri dari asura-asura jantan yang ganas, buruk rupa, dan penuh iri, yang selalu bertikai dengan dewa-dewa di alam dewa demi kekuasaan dan kebahagiaan. Mereka berusaha mewujudkan nafsu ego untuk menambah kekuatan. Mereka tidak pernah menang karena para dewa sendiri telah menciptakan karma untuk dapat menikmati posisi mereka. Semidewa betina tidak kalah dengki dan serakahnya, tetapi mereka tidak menggunakan kekuatan melainkan dengan godaan dan rayuan. Semidewa menyerupai dewa dalam hal kekuasaan dan keperkasaan, walaupun mereka sama sekali tidak bahagia. Kesuksesan, kepemilikan, dan kesejahteraan pihak lain membuat mereka sirik. Kepuasan mendalam yang orang lain dapatkan dari karma baik mereka bisa membuat para semidewa ini berjuang keras, bahkan dengan kekerasan, untuk merampasnya.

Semidewa Dalam Dunia Kita

"Manusia semidewa" bukanlah tidak umum dalam dunia politik, bisnis, sindikat bandit, dan berbagai bidang di mana banyak orang yang relatif makmur terus-menerus berusaha untuk saling mengungguli dalam segala aspek kehidupan-baik dalam pangkat karier, kepemilikan harta benda, atau bahkan keluarga. Hal ini sering makan pengorbanan yang besar, bahkan mengorbankan persahabatan sekalipun.

Apakah Kita Ini Semidewa?

Semidewa selalu berusaha untuk menjadi lebih pintar, lebih kuat, lebih kaya, atau lebih berpengalaman dibandingkan dengan yang lain. Masing-masing selalu berharap yang lain melemah supaya ia selalu tetap menjadi yang terkuat. Walaupun selalu ingin membuktikan superioritasnya, mereka sangat sadar akan kepangkatan dan cenderung untuk membentuk struktur kekuatan, bersekutu untuk menjegal pihak lain-yang ujung-ujungnya demi mereka pribadi. Mereka dapat berhubungan dengan yang lain hanya berdasarkan kekuasaan atau ketundukan, tidak ada kesetaraan, dan ketika mereka bisa, mereka akan menguasai. Menikam dari belakang dan bersekongkol adalah hal yang biasa. Seorang manusia dapat terlahir kembali sebagai semidewa jika dia egois dan gila kekuasaan. Bagaimanapun, dia tetap memerlukan karma baik untuk dapat terlahir kembali di suatu surga. Orang seperti itu terkuasai oleh keadaan batin yang penuh dengan ketamakan dan kebencian, karena jasa-jasa kebaikannya dilakukan tanpa Kebijaksanaan. Seseorang yang meninggal dalam keadaan batin seperti ini akan cenderung terlahir kembali sebagai semidewa.
 
Apakah Alam Dewa Itu?

Alam dewa (dalam hal ini, dewa tidak mengacu pada sosok maha pencipta) atau surga terdiri dari berbagai tingkatan kepuasan dan kegembiraan indrawi. Para dewa dapat menikmati keindahan dengan kebaikan mereka sendiri. Mereka adalah makhluk-makhluk dengan tubuh yang lembut dan rupawan, yang menyukai musik dan tarian, karenanya mereka dapat menikmati kesenangan yang menghanyutkan. Pengalaman seperti itu dapat dikembangkan dengan meditasi, tetapi berbahaya karena seseorang akan terbuai, padahal hal ini hanya bersifat sementara. Setelah waktu yang lama, para dewa akan jatuh dari keadaan kebahagiaan mereka. Jika mereka tidak menyadari bahwa mereka tidak kekal adanya dan mulai menjalani kehidupan spiritual, mereka akan terlahir kembali ke alam kehidupan yang lebih rendah tatkala mereka telah menghabiskan karma baiknya di surga.

Dewa Dalam Dunia Kita

"Manusia dewa" adalah seperti para raja dan ratu pada zaman dulu, yang hidup dalam kemewahan dan penuh kekuasaan. Mereka dapat memenuhi semua keinginan mereka hanya dengan memerintah. Pada zaman sekarang, mereka adalah orang-orang kaya, terkenal, dan berkuasa yang tingkat kehidupannya jauh di atas orang biasa, sering kali memanjakan diri dengan pemborosan dan kemewahan.

Apakah Kita Ini Dewa?

Dewa adalah seseorang yang memiliki kekuasaan besar dalam posisinya. Permintaannya akan berbagai benda dengan mudah dapat terkabul. Karena posisinya tercapai lewat pengumpulan banyak karma baik, tentu saja ia dapat menikmati kesejahteraan yang pantas diperolehnya. Namun, ia cenderung terlalu menikmati kegembiraannya dan melupakan gambaran yang lebih besar, lupa bahwa keadaannya yang sekarang tidaklah abadi, dan masih banyak makhluk-makhluk yang kurang beruntung yang dapat ia bantu. Seorang manusia dapat terlahir kembali menjadi dewa jika ia sangat berbudi. Orang seperti itu terselubungi oleh ketidaktahuan karena ia membuat banyak jasa kebajikan tanpa Kebijaksanaan dan kurang menyadari pentingnya kehidupan spiritual. Seseorang yang meninggal dalam keadaan batin seperti ini cenderung untuk terlahir kembali sebagai dewa.
 
Empat Pikiran Luhur

Setiap orang ingin berbahagia, tetapi kebahagiaan tidak dapat dicapai dalam pemisahan diri. Kebahagiaan seseorang bergantung pada kebahagiaan bersama dan kebahagiaan bersama bergantung pada kebahagiaan seseorang. Hal ini dikarenakan semua kehidupan adalah saling bergantung. Untuk menjadi bahagia, kita perlu mengembangkan sikap yang baik kepada orang lain dalam masyarakat dan kepada semua makhluk hidup.

Cara terbaik untuk mengembangkan sikap yang baik kepada semua makhluk hidup adalah melalui meditasi. Di antara banyak topik meditasi yang diajarkan oleh Buddha, ada empat yang secara spesifik berkenaan dengan pengembangan Cinta kasih, Welas Asih, Kegembiraan Simpatik, dan Keseimbangan Batin. Empat hal ini disebut Empat Pikiran Luhur. Keempatnya tertuju kepada makhluk hidup yang tak terhingga banyaknya dan karma baik yang dihasilkan dengan menjalankan keempatnya tidaklah terukur. Empat Pikiran Luhur itu memunculkan "Cinta Sejati", yang membawa sukacita bagi kita dan orang-orang yang kita cintai. Jika cinta kita tidak membawa sukacita bagi diri kita sendiri dan orang-orang yang kita cintai, itu bukan Cinta Sejati. Dalam Cinta Sejati, juga tidak ada perasaan yang terpisah dari yang lain. Aspek-aspek Cinta Sejati, seperti semua aspek dari ajaran Buddha, saling berhubungan; ini berarti bahwa setiap aspek mengandung semua aspek lainnya.

Dengan mengembangkan sikap-sikap luhur Cinta Kasih, Welas Asih, Kegembiraan Simpatik, dan Keseimbangan Batin, kita dapat secara bertahap melenyapkan niat buruk, kekejaman, iri hati, dan nafsu keinginan. Dengan jalan ini, mereka dapat mencapai kebahagiaan bagi diri mereka sendiri dan pihak lain, sekarang dan pada masa yang akan datang.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.