microgroup
IndoForum Newbie E
- No. Urut
- 11566
- Sejak
- 15 Feb 2007
- Pesan
- 55
- Nilai reaksi
- 0
- Poin
- 6
Seringkali aku berkata,
ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini
HANYA TITIPAN…….
bahwa mobilku hanya titipanNya…
bahwa rumahku hanyalah titipanNya…
bahwa hartaku hanyalah titipanNya…
bahwa putra putriku hanyalah titipanNya…
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
Mengapa Dia menitipkan padaku ?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?
Dan kalau bukan milikku…..
Apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu
yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
Ketika titipan itu diminta kembali
oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
Kusebut itu sebagai musibah…
Kusebut itu sebagai ujian…
Kusebut itu sebagai petaka…
Kusebut itu dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah DERITA ……
Ketika aku berdo'a…..
Kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku…..
Aku ingin lebih banyak harta…..
Aku ingin lebih banyak mobil…..
Aku ingin lebih banyak popularitas…..
Dan kutolak sakit…..
Kutolak kemiskinan,
seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku…..
Seolah keadilan dan kasihNya harus
berjalan seperti matematika:
Aku rajin beribadah, maka selayaknya
derita menjauh dariku,
dan nikmat kerap menghampiriku…..
Kuperlakukan dia seolah mitra dagang,
dan bukanlah kekasih…..
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya yang tak
sesuai keinginanku………
Gusti………………….
Padahal tiap hari kuucapkan,
Hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah.....
"Ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja"
Adalah ANUGERAH……………………
(WS Rendra)
Bagaimana menurut Kk" semuanya/?
ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini
HANYA TITIPAN…….
bahwa mobilku hanya titipanNya…
bahwa rumahku hanyalah titipanNya…
bahwa hartaku hanyalah titipanNya…
bahwa putra putriku hanyalah titipanNya…
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
Mengapa Dia menitipkan padaku ?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ?
Dan kalau bukan milikku…..
Apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu
yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
Ketika titipan itu diminta kembali
oleh-Nya?
Ketika diminta kembali,
Kusebut itu sebagai musibah…
Kusebut itu sebagai ujian…
Kusebut itu sebagai petaka…
Kusebut itu dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah DERITA ……
Ketika aku berdo'a…..
Kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku…..
Aku ingin lebih banyak harta…..
Aku ingin lebih banyak mobil…..
Aku ingin lebih banyak popularitas…..
Dan kutolak sakit…..
Kutolak kemiskinan,
seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku…..
Seolah keadilan dan kasihNya harus
berjalan seperti matematika:
Aku rajin beribadah, maka selayaknya
derita menjauh dariku,
dan nikmat kerap menghampiriku…..
Kuperlakukan dia seolah mitra dagang,
dan bukanlah kekasih…..
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya yang tak
sesuai keinginanku………
Gusti………………….
Padahal tiap hari kuucapkan,
Hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah.....
"Ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja"
Adalah ANUGERAH……………………
(WS Rendra)
Bagaimana menurut Kk" semuanya/?