akatsukigold
IndoForum Junior D
- No. Urut
- 52840
- Sejak
- 16 Sep 2008
- Pesan
- 2.000
- Nilai reaksi
- 47
- Poin
- 48
Serangan demam berdarah dengue (DBD) semakin meningkat di Kabupaten Grobogan dan Jepara, Jawa Tengah, sedikitnya empat orang telah meninggal dunia di dua daerah tersebut selama bulan Oktober 2008 ini, sedangkan puluhan lainnya masih dalam perawatan di Puskesmas dan rumah sakit setempat.
Serangan DBD akibat gigitan nyamuk tersebut selama bulan Oktober di Grobogan terdapat tujuh orang meninggal dunia setelah mendapat perawatan di puskesmas, sedangkan di Jepara satu orang meninggal dunia setelah dirawat di balai pengobatan setempat.
Selain itu hingga kini masih terdapat puluhan orang yang dirawat di beberapa piskesmas dan rumah sakit kedua daerah akibat serangan DBD yang meningkat selama bulan Oktober ini, sebagian besar adalah anak-anak dibawah usia 10 tahun dengan kondisi panas tinggi, mual-mual dan muntah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Pelti Siregar mengatakan jumlah korban serangan DBD di Grobogan dari Januari-Oktober terdapat 345 kasus DBD, dengan tujuh orang meninggal dunia yaitu pada Januari dua orang, Februari dua orang dan pada Oktober tiga orang.
"Kita perlu mewaspadai serangan DBD pada musim penghujan, saat ini terdapat 48 desa di Grobogan endemis DBD dan kini masih terdapat puluhan pasien yang dirawat di puskesmas dan rumah sakit," kata Pelti.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Agus Salim mengatakan selama Januari-Oktober di daerahnya terdapat 2.213 penderita DBD, angka tersebut mendekati serangan yang sama pada tahun 2007 lalu yaitu 2.358 kasus. "Pada Oktober ini saja 20 orang terserang DBD dan seorang di antaranya meninggal dunia," katanya.
Serangan DBD diperkirakan akan semakin meluas, demikian Agus, hal ini karena mulainya musim, pengujan dan banyaknya sekali genangan yang memungkinkan semakin berkembangnya nyamuk, sehingga dari 194 desa yang ada 74 desa di antaranya telah ditetapkan menjadi daerah endemis yang rawan serangan DBD.
Serangan DBD akibat gigitan nyamuk tersebut selama bulan Oktober di Grobogan terdapat tujuh orang meninggal dunia setelah mendapat perawatan di puskesmas, sedangkan di Jepara satu orang meninggal dunia setelah dirawat di balai pengobatan setempat.
Selain itu hingga kini masih terdapat puluhan orang yang dirawat di beberapa piskesmas dan rumah sakit kedua daerah akibat serangan DBD yang meningkat selama bulan Oktober ini, sebagian besar adalah anak-anak dibawah usia 10 tahun dengan kondisi panas tinggi, mual-mual dan muntah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan Pelti Siregar mengatakan jumlah korban serangan DBD di Grobogan dari Januari-Oktober terdapat 345 kasus DBD, dengan tujuh orang meninggal dunia yaitu pada Januari dua orang, Februari dua orang dan pada Oktober tiga orang.
"Kita perlu mewaspadai serangan DBD pada musim penghujan, saat ini terdapat 48 desa di Grobogan endemis DBD dan kini masih terdapat puluhan pasien yang dirawat di puskesmas dan rumah sakit," kata Pelti.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara Agus Salim mengatakan selama Januari-Oktober di daerahnya terdapat 2.213 penderita DBD, angka tersebut mendekati serangan yang sama pada tahun 2007 lalu yaitu 2.358 kasus. "Pada Oktober ini saja 20 orang terserang DBD dan seorang di antaranya meninggal dunia," katanya.
Serangan DBD diperkirakan akan semakin meluas, demikian Agus, hal ini karena mulainya musim, pengujan dan banyaknya sekali genangan yang memungkinkan semakin berkembangnya nyamuk, sehingga dari 194 desa yang ada 74 desa di antaranya telah ditetapkan menjadi daerah endemis yang rawan serangan DBD.