miracle
IndoForum Beginner A
- No. Urut
- 6
- Sejak
- 22 Mar 2006
- Pesan
- 1.362
- Nilai reaksi
- 50
- Poin
- 48
Ini memang bukan isu baru; sudah kelewat basi bahkan. Tapi bagi publik Indonesia, mudahan-mudahan masih layak baca dan bisa dipetik hikmahnya.
Pada mulanya adalah hasil survai online dari sebuah media web Jepang Januari 2011 lalu yang menyatakan bahwa seragam mahasiswi Thailand dipandang sebagai paling sexy sedunia. Seragam yang dimaksud adalah blus putih lengan pendek ketat, dan rok ketat hitam yang harusnya seperti ini:
Seragam Mahasiswa Thailand Seharusnya
Tapi yang terjadi, seragam sekolah mahasiswi Thailand menjadi makin ketat dan makin pendek seperti ini:
Seragam mahasiswi yang sering terlihat adalah seperti ini
Tentu saja isu ini menimbulkan gelombang kekuatiran sejumlah orang, terutama yang berpandangan konservatif. Mereka bilang seragam itu kurang pantas karena memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh, sementara kulit tubuh bagian dalam bisa terlihat dari celah-celah kain yang terbuka. Otoritas pendidikan Thailand tentu saja segera bergerak. Tak kurang dari Wakil Menteri Pendidikan Thailand, Chaiyos Jiramethakorn, mengatakan bahwa pengurus universitas dan perguruan tinggi harus segera bertemu untuk membahas permasalahan tersebut dan mulai memikirkan kebijakan-kebijakan baru terkait dress code bagi seragam mahasiswi di Thailand. Pembantu Rektor Bidang Mahasiswa, Universitas Thammasat, Bangkok, Parinya Thewanaruemitkul menyebutkan saat itu pihak universitas melakukan pengawasan keras terhadap aturan berseragam dan menghimbau pemerintah untuk memastikan agar institusi-institusi pendidikan lain juga memperketat aturan serupa.
Lalu bagaimanakah asalnya seragam yang harusnya biasa itu berubah menjadi sexy? Sebenarnya aturan seragam itu mensyaratkan garis rok bagian bawah harus segaris dengan lutut seperti yang ada pada gambar di atas plus blus yang tentu saja tidak terlalu ketat. Tapi, seperti yang ditulis pada kolom Kuan Nam Hai Saim koran Naew Na, 28 Januari 2011, banyak mahasiswa yang sengaja memendekkan rok itu melebihi ketinggian lutut, dan mengetatkan blus melebihi yang diijinkan, karena mereka ingin kelihatan lebih ‘fashionable’, lebih muda, lebih modis dan supaya mereka terlihat lebih menarik di mata lawan jenis, yang merupakan hal biasa bagi para wanita menjelang dewasa. Ada pula yang menyebutkan ini karena pengaruh gaya selebritis yang mereka lihat di film dan televisi.
Mahasiswi Thailand di ruang kuliah
Tak heran bila ketika berada di Thailand (di jalan, di dalam bis, di kereta bawah tanah), Anda bisa melihat seragam-seragam seksi ini. Sebuah laporan online lain menyebutkan seragam mahasiswi ini biasanya ketat sekali di bagian dada sehingga kain dan kancing saling betot untuk menyembunyikan dua sembulan di baliknya. Pendapat lain lebih detail lagi. Mereka bilang, kalau dipakai berdiri saja rok itu sudah pendek, bagaimana jadinya kalau sedang duduk di kursi kuliah? Tidakkah ini menganggu dosen laki-laki yang tengah mengajar, atau terlalu menarik perhatian mahasiswa laki-laki?
Mahasiswi Thailand duduk di bangku kantin
Masih kata koran Naew Na, merebaknya si seragam sexy inipun tak lepas dari kesalahan institusi pendidikan yang membiarkan para mahasiswinya tampil cantik menarik untuk menarik mahasiswa lain mendaftar ke perguruan tinggi itu, terutama di kalangan perguruan tinggi swasta. Dan yang disayangkan, bagi sejumlah perguruan tinggi, kualitas akademis tidak lagi menjadi fokus daya tarik bagi mahasiswi baru. Dan dengan demikian, kontrol institusi terhadap peraturan semacam ini tidak terlalu ketat.
Lalu timbullah wacana untuk meniadakan keharusan memakai seragam. Dan inipun menimbulkan pro dan kontra. Mereka yang pro pemakaian seragam mengatakan bahwa seragam bisa mengingatkan para siswa mengenai status mereka sebagai mahasiswa yang tugasnya adalah belajar dan mencari ilmu dan oleh karenanya mereka akan tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Mereka juga minta agar orang tidak menyalahkan seragam, karena pada dasarnya, pakai pakaian apapun perempuan Thailand akan tetap cantik dan dicap seksi. Kalau tanpa seragam, pakaian bebas akan makin membuka peluang tampilan-tampilan yang lebih seronok dan tidak terkontrol.
Mereka yang kontra pemakaian seragam menyebutkan seragam yang ketat dan seksi membuka peluang kejahatan bagi mahasiswa yang jelas-jelas berstatus pelajar. Bayangkan bila banyak pria melotot terus pada postur mahasiswi di hadapannya karena seragam sexy-nya. Tidak risihkah bila mahasiswi mendapatkan citra buruk di mata para lelaki hidung belang? Dengan demikian, lebih baik seragam ditiadakan saja sekalian.
Namun demikian, banyak orangtua masih mempertahankan seragam dengan alasan sederhana : mudah penyiapannya (cuci-setrika), tidak menimbulkan persaingan tampilan busana di kalangan mahasiswa, harga pakaian lebih murah, dan lebih rapi.
Sayangnya sampai saat ini pro dan kontra soal seragam seksi ini belum menemukan titik terang. Jika Anda ke Thailand, seragam seksi masih bisa terlihat di mana-mana.
Pada mulanya adalah hasil survai online dari sebuah media web Jepang Januari 2011 lalu yang menyatakan bahwa seragam mahasiswi Thailand dipandang sebagai paling sexy sedunia. Seragam yang dimaksud adalah blus putih lengan pendek ketat, dan rok ketat hitam yang harusnya seperti ini:

Seragam Mahasiswa Thailand Seharusnya
Tapi yang terjadi, seragam sekolah mahasiswi Thailand menjadi makin ketat dan makin pendek seperti ini:

Seragam mahasiswi yang sering terlihat adalah seperti ini
Tentu saja isu ini menimbulkan gelombang kekuatiran sejumlah orang, terutama yang berpandangan konservatif. Mereka bilang seragam itu kurang pantas karena memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh, sementara kulit tubuh bagian dalam bisa terlihat dari celah-celah kain yang terbuka. Otoritas pendidikan Thailand tentu saja segera bergerak. Tak kurang dari Wakil Menteri Pendidikan Thailand, Chaiyos Jiramethakorn, mengatakan bahwa pengurus universitas dan perguruan tinggi harus segera bertemu untuk membahas permasalahan tersebut dan mulai memikirkan kebijakan-kebijakan baru terkait dress code bagi seragam mahasiswi di Thailand. Pembantu Rektor Bidang Mahasiswa, Universitas Thammasat, Bangkok, Parinya Thewanaruemitkul menyebutkan saat itu pihak universitas melakukan pengawasan keras terhadap aturan berseragam dan menghimbau pemerintah untuk memastikan agar institusi-institusi pendidikan lain juga memperketat aturan serupa.
Lalu bagaimanakah asalnya seragam yang harusnya biasa itu berubah menjadi sexy? Sebenarnya aturan seragam itu mensyaratkan garis rok bagian bawah harus segaris dengan lutut seperti yang ada pada gambar di atas plus blus yang tentu saja tidak terlalu ketat. Tapi, seperti yang ditulis pada kolom Kuan Nam Hai Saim koran Naew Na, 28 Januari 2011, banyak mahasiswa yang sengaja memendekkan rok itu melebihi ketinggian lutut, dan mengetatkan blus melebihi yang diijinkan, karena mereka ingin kelihatan lebih ‘fashionable’, lebih muda, lebih modis dan supaya mereka terlihat lebih menarik di mata lawan jenis, yang merupakan hal biasa bagi para wanita menjelang dewasa. Ada pula yang menyebutkan ini karena pengaruh gaya selebritis yang mereka lihat di film dan televisi.

Mahasiswi Thailand di ruang kuliah
Tak heran bila ketika berada di Thailand (di jalan, di dalam bis, di kereta bawah tanah), Anda bisa melihat seragam-seragam seksi ini. Sebuah laporan online lain menyebutkan seragam mahasiswi ini biasanya ketat sekali di bagian dada sehingga kain dan kancing saling betot untuk menyembunyikan dua sembulan di baliknya. Pendapat lain lebih detail lagi. Mereka bilang, kalau dipakai berdiri saja rok itu sudah pendek, bagaimana jadinya kalau sedang duduk di kursi kuliah? Tidakkah ini menganggu dosen laki-laki yang tengah mengajar, atau terlalu menarik perhatian mahasiswa laki-laki?

Mahasiswi Thailand duduk di bangku kantin
Masih kata koran Naew Na, merebaknya si seragam sexy inipun tak lepas dari kesalahan institusi pendidikan yang membiarkan para mahasiswinya tampil cantik menarik untuk menarik mahasiswa lain mendaftar ke perguruan tinggi itu, terutama di kalangan perguruan tinggi swasta. Dan yang disayangkan, bagi sejumlah perguruan tinggi, kualitas akademis tidak lagi menjadi fokus daya tarik bagi mahasiswi baru. Dan dengan demikian, kontrol institusi terhadap peraturan semacam ini tidak terlalu ketat.
Lalu timbullah wacana untuk meniadakan keharusan memakai seragam. Dan inipun menimbulkan pro dan kontra. Mereka yang pro pemakaian seragam mengatakan bahwa seragam bisa mengingatkan para siswa mengenai status mereka sebagai mahasiswa yang tugasnya adalah belajar dan mencari ilmu dan oleh karenanya mereka akan tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Mereka juga minta agar orang tidak menyalahkan seragam, karena pada dasarnya, pakai pakaian apapun perempuan Thailand akan tetap cantik dan dicap seksi. Kalau tanpa seragam, pakaian bebas akan makin membuka peluang tampilan-tampilan yang lebih seronok dan tidak terkontrol.
Mereka yang kontra pemakaian seragam menyebutkan seragam yang ketat dan seksi membuka peluang kejahatan bagi mahasiswa yang jelas-jelas berstatus pelajar. Bayangkan bila banyak pria melotot terus pada postur mahasiswi di hadapannya karena seragam sexy-nya. Tidak risihkah bila mahasiswi mendapatkan citra buruk di mata para lelaki hidung belang? Dengan demikian, lebih baik seragam ditiadakan saja sekalian.
Namun demikian, banyak orangtua masih mempertahankan seragam dengan alasan sederhana : mudah penyiapannya (cuci-setrika), tidak menimbulkan persaingan tampilan busana di kalangan mahasiswa, harga pakaian lebih murah, dan lebih rapi.
Sayangnya sampai saat ini pro dan kontra soal seragam seksi ini belum menemukan titik terang. Jika Anda ke Thailand, seragam seksi masih bisa terlihat di mana-mana.